Anda di halaman 1dari 19

Teknik Pengelasan 1.

Definisi Pengelasan (welding) adalah salah satu teknik penyambungan logam dengan cara mencairkan sebagian logam induk dan logam pengisi dengan atau tanpa tekanan dan dengan atau tanpa logam penambah dan menghasilkan sambungan yang kontinyu. Lingkup penggunaan teknik pengelasan dalam kontruksi sangat luas, meliputi perkapalan, jembatan, rangka baja, bejana tekan, pipa pesat, pipa saluran dan sebagainya. Di samping untuk pembuatan, proses las dapat juga dipergunakan untuk reparasi misalnya untuk mengisi nlubang-lubang pada coran. Membuat lapisan las pada perkakas mempertebal bagian-bagian yang sudah aus, dan macammacam reparasi lainnya. Pengelasan bukan tujuan utama dari kontruksi, tetapi hanya merupakan sarana untuk mencapai ekonomi pembuatan yang lebih baik. Karena itu rancangan las dan cara pengelasan harus betul-betul memperhatikan dan memperlihatkan kesesuaian antara sifat-sifat lasdengan kegunaan kontruksi serta kegunaan di sekitarnya. 2. Macam Proses Las Listrik Ada beberapa macam proses yang dapat digolongkan ke dalam proses Ias Iistrik antara lain yaitu: a. Las Listrik dengan Elektroda Karbon i. Las listrik dengan elektroda karbon tunggal ii. Las listrik dengan elektroda karbon ganda b. Las Listrik Dengan Elektroda Logam i. Las listrik dengan elektroda berselaput ii. Las listrik TIG (Tungsten Inert Gas) iii. Las listrik submerged

3. Prinsip Las Listrik Pada dasarnya las listrik yang menggunakan elektroda karbon maupun logam menggunakan tenaga listrik sebagai sumber panas. Busur listrik yang terjadi antara ujung elektroda dan benda kerja dapat mancapai temperatur tinggi yang dapat melelehkan sebagian bahan merupakan perkalian antara tegangan listrik (E) dangan kuat arus (I) dan waktu (t) yang dinyatakan delam satuan, panas Joule atau Kalori seperti rumus di bawah ini: H=ExIxt dimana : H E I t = panas dalam satuan Joule = tegangan listrik dalam Volt = kuat arus dalam Ampere = waktu dalam detik

1. Las Listrik dengan Elektroda Karbon Busur listrik yang terjadi di antara ujung elektroda karbon dan logam atau di antara dua ujung elektroda karbon akan memanaskan dan mencairkan logam yang akan dilas. Sebagai bahan tambah dapat dipakai elektroda dengan fluksi atau elektroda yang berselaput fluksi. 2. Las Listrik dengan Elektroda Logam i. Las Listrik dengan Elektroda Berselaput Las tistrik ini menggunakan elektroda berselaput sebagai bahan tambah. Busur listrik yang terjadi di antara ujung elektroda dan bahan dasar akan mencairkan ujung elektroda dan sebagian bahan dasar. Selaput elektroda yang turut terbakar akan mencair dan menghasilkan gas yang melindungi ujung

elektroda, kawah Ias, busur Iistrik dan daerah Ias di sekitar busur listrik terhadap pengaruh udara luar. Cairan selaput elektroda yang membeku akan menutupi permukaan Ias yang juga berfungsi sebagai pelindung terhadap pengaruh luar. Di bawah ini adalah sirkuit Ias listrik dengan elektroda berselaput di mana G adalah sumber tenaga arus searah dan elektroda dihubungkan ke terminal negatif sedang bahan ke terminal positif.

Gambar 1. Sirkuit las listrik dengan elektroda berselaput

Dalam gambar di bawah ini ditunjukkan pemindahan cairan logam dari elektroda ke bahan dasar dimana gas dari pembakaran selaput elektroda melindungi daerah ini.

Gambar 2. Proses pemindahan cairan logam

ii.

Las Listrik TIG Las listrik TIG menggunakan elektroda wolfram yang bukan merupakan bahan tambah. Busur listrik yang terjadi antara ujung elektroda wolfram dan bahan dasar adalah marupakan sumber panas untuk pengelasan. Titik cair dari elektroda wolfram sedemikian tingginya sampai 3410o sehingga tidak ikut mencair pada saat terjadi busur listrik. Tangkai Ias dilengkapi dangan nosel keramik untuk penyembur gas pelindung yang melindungi daerah Ias dari pengaruh luar pada saat pengelasan. Sebagai bahan tambah dipakai elektroda tanpa selaput yang digerakkan dan didekatkan ke busur listrik yang terjadi antara elektroda wolfram dengan bahan dasar. Sebagai gas pelindung dipakai argon, helium ateau campuran dari kedua gas tersebut yang pemekaiannya tergsntung dari jenis logem yang akan dilas. Tangkai las TIG biasanya didinginkan dengan air yang bersirkulasi.

iii.

Las Listrik Submerged Las listrik submerged yang umumnya otamatik atau semi otomatik menggunakan fluksi serbuk untuk pelindung dari pengaruh udara luar. Busur listrik diantara ujung elektroda dan bahan dasar berada didalam timbunan fluksi serbuk sehingga tidak terjadi sinar las keluar separti biasanya pada Ias listrik lainnya. Dalam hal ini operator Ias tidak perlu menggunakan kaca pelindung mata (helm Ias). Pada waktu pengelasan, fluksi serbuk akan mencair dan membeku menutup Iapisan Ias. Sebagian fluksi serbuk yang tidak mencair dapat dipakai lagi setelah dibersihkan dari terak-terak Ias.

Elektroda yang merupakan kawat tanpa selaput berbentuk gulungan (rol) digerakkan maju oleh pasangan roda gigi. pasangan roda gigi yang diputar oleh motor listrik dapat diatur kecepatannya sesuai dengan kebutuhan pengelasan. 4. Arus Las Listrik a. Arus Searah (DC) Pada jenis arus ini, elektron-elektron bergerak sepajang penghantar hanya dalam satu arah.

Gambar 3. Arus Searah (DC) b. Arus bolak-balik (AC)

Arah aliran dari arus bolak-balik adalah merupakan gelombang sinusoida yang memotong garis nol pada interval waktu 1/100 detik untuk mesin dengan frekwensi 50 Hz. Tiap siklus gelombang terdiri dari setengah gelombang positif dan setengah gelombang. Arus bolak-balik dapat diubah menjadi arus searah dengan menggunakan pengubah arus (rectifier).

Gambar 4. Arus bolak-balik (AC)

5. Pengkutuban Elektroda a. Pengkutuban Langsung Pada pengkutuban langsung, kabel elektroda dipasang Pada terminal negatif dan kabel massa pada terminal positif. Pengkutuban langsung sering disebut sebegai sirkuit las listrik dengan elektroda negatif.

Gambar 5. Pengkutuban Langsung

b. Pengkutuban Terbalik Untuk pengkutuban terbalik, kabel elektroda dipasang pada terminal positif dan kabel massa dipasang pada terminal negatif. Pengkutuban terbalik sering disebut sirkuit las listrik dengan elektroda positif.

Gambar 6. Pengkutuban Terbalik

c. Pengaruh Pengkutuban pada Hasil Las Pemilihan jenis arus maupun pengkutuban pada pangelasan bergantung kepada : i. Jenis bahan dasar yang akan dilas ii. Jenis elektroda yang dipergunakan Pengaruh pengkutuban pada hasil las adalah pada penembusan lasnya. Pengkutuban langsung akan menghasilkan penembusan yang dangkal sedangkan Pada pengkutuban terbalik akan terjadi sebeliknya. Pada arus bolak-balik penembusan yang dihasilkan antara keduanya.

Gambar 7. Pengaruh Pengkutuban pada Hasil Las

6. Alat las a. Pesawat las Pesawat-pesawat las yang dipakai bermacam-macam, tapi bila ditinjau dari jenis arus yang keluar dapat digolongkan sebagai berikut: i. Pesawat las arus bolak-balik (AC) Macam-macam pesawat las ini seperti Transformator las, pembangkit listrik motor diesel atau motor bensin. Transformator las yang kebanyakan digunakan di industri-industri mempunyai kapasitas 200 sampai 500 amper. Pesawat las ini sangat banyak dipakai karena biaya operasinya yang rendah disamping harganya yang relatif murah. Voltase keluar dari pesawat transformator ini antara 38 sampai 70 volt.

ii. Pesawat las arus searah (DC) Pesawat las arus searah ini dapat berupa pesawat transformator rectifier, pembangkit listrik motor diesel atau motor bensin, maupun pesawat pembangkit listrik yang digerakkan oleh motor listrik. Salah satu jenis dari pesawat las arus searah yaitu pesawat pembangkit listrik yang digerakkan oleh motor listrik (motor generator). iii. Pesawat las gabungan arus bolak-balik dan searah (AC-DC) Pesawat las ini merupakan gabungan dari pesawat las arus bolak-balik dan arus searah. Dengan pesawat ini akan lebih banyak kemungkinan pemakaiannya karena arus yang keluar dapat arus searah maupun arus bolak-balik. Pesawat las jenis ini misalnya transformator-rectifier maupun pembangkit listrik motor diesel.

Gambar 8. Pesawat las AC-DC

b. Alat-alat bantu las i. Kabel las Kabel las biasanya dibuat dari tembaga yang dipilin dan dibungkus dangan karet isolasi yang disebut kabel las ada tiga macam yaitu: Kabel elektroda Kabel massa Kabel tenaga

Kabel elektroda adalah kabel yang menghubungkan pesawat las dengan elektroda. Kabel massa menghubungkan pesawat las dengan benda kerja. Kabel tenaga adalah kabel yang menghubungkan sumber tenaga atau jaringan listrik dengan pesawat las. Kabel ini biasanya terdapat pada pesawat las AC atau AC - DC. ii. Pemegang elektroda Ujung yang tidak berselaput dari elektroda dijepit dengan pemegang elektroda. Pemegang elektroda terdiri dari mulut penjepit dan pegangan yang dibungkus oleh bahan penyekat. Pada waktu berhenti atau selesai mengelas, bagian pegangan yang tidak berhubungan dengan kabel digantungkan pada gantungan dari bahan fiber atau kayu. iii. Palu las Palu Ias digunakan untuk melepaskan dan mengeluarkan terak las pada jalur Ias dengan jalan memukulkan atau menggoreskan pada daerah las. Berhati-hatilah membersihkan terak Ias dengan palu Ias karena kemungkinan akan memercik ke mata atau ke bagian badan lainnya.

iv. Sikat kawat

Dipergunakan untuk: Membersihkan benda kerja yang akan dilas membersihkan terak Ias yang sudah lepas dari jalur las oleh pukulan palu las v. Klem massa Klem massa edalah suatu alat untuk menghubungkan kabel massa ke benda kerja. Biasanya klem massa dibuat dari bahan dengan penghantar listrik yang baik seperti tembaga agar arus listrik dapat mengalir dengan baik, klem massa ini dilengkapi dengan pegas yang kuat yang dapat menjepit benda kerja dengan baik. vi. Tang (penjepit) Penjepit (tang) digunakan untuk memegang atau memindahkan benda kerja yang masih panas. 7. Klasifikasi Cara Pengelasan dan Pemotongan Sampai pada waktu ini banyak sekali cara-cara pengklasifikasian yang digunakan dalam bidang las, ini disebabkan karena perlu adanya kesepakatan dalam hal-hal tersebut. Secara konvensional cara-cara pengklasifikasi tersebut pada waktu ini dapat dibagi dua golongan, yaitu klasifikasi berdasarkan kerja dan klasifikasi berdasarkan energi yang digunakan. Klasifikasi pertama membagi las dalam kelompok las cair, las tekan, las patri dan lainlainnya. Sedangkan klasifikasi yang kedua membedakan adanya kelompok-kelompok seperti las listrik, las kimia, las mekanik dan seterusnya. Bila diadakan pengklasifikasian yang lebih terperinci lagi, maka kedua klasifikasi tersebut di atas dibaur dan akan terbentuk kelompok-

kelompok yang banyak sekali. Di antara kedua cara klasifikasi tersebut di atas kelihatannya klasifikasi cara kerja lebih banyak digunakan karena itu pengklasifikasian yang diterangkan dalam bab ini juga berdasarkan cara kerja. Berdasarkan klasifikasi ini pengelasan dapat dibagi dalam tiga kelas utama yaitu pengelasan cair, pengelasan tekan dan pematrian. a. Pengelasan cair adalah cara pengelasan dimana sambungan dipanaskan sampai mencair dengan sumber panas dari busur listrik atau sumber api gas yang terbakar. b. Pengelasan tekan adalah cara pengelasan dimana sambungan dipanaskan dan kemudian ditekan hingga menjadi satu. c. Pematrian adalah cara pengelasan dimana sambungan diikat dan disatukan dengan menggunakan paduan logam yang mempunyai titik cair rendah. Dalam hal ini logam induk tidak turut mencair. Pemotongan yang dibahas disini adalah cara memotong logam yang didasarkan atas mencairkan logam yang dipotong. Cara yang banyak digunakan dalam pengelasan adalah pemotongan dengan gas oksigen dan pemotongan dengan busur listrik. Pengelasan yang paling banyak digunakan pada waktu ini adalah pengelasan cair dengan busur gas. Karena itu kedua cara tersebut yaitu las busur listrik dan las gas akan dibahas secara terpisah. Sedangkan cara-cara pengelasan yang lain akan dikelompokkan dalam satu pokok bahasan. Pemotongan karena merupakan masalah tersendiri maka pembahasannya juga dilakukan secara terpisah.

Kesehatan dan Keselamatan Kerja

1. Pengertian Kesehatan Dan Keselamatan Kerja memiliki beberapa defenisi, yaitu: a. Secara etimologis Memberikan upaya perlindungan yang ditujukan agar tenaga kerja dan orang lain di tempat kerja selalu dalam keadaan selamat dan sehat dan agar setiap sumber produksi perlu dipakai dan digunakan secara aman dan efisien. b. Secara filosofi Suatu konsep berfikir dan upaya nyata untuk menjamin kelestarian tenaga kerja dan setiap insan pada umumnya beserta hasil karya dan budaya dalam upaya mencapai adil, makmur dan sejahtera. c. Secara kelimuan Suatu cabang ilmu pengetahuan dan penerapan yang mempelajari tentang cara penanggulangan kecelakaan di tempat kerja. Seorang welder harus memperhatikan keselamatan kesehatan kerja dengan baik dan benar agar saat melakukan proses pengelasan las listrik dapat berjalan dengan aman dan benar, apabila dalam melakukan proses pengelasan las listrik seorang welder tidak memperhatikan keselamatan kesehatan kerja baik bagi dirinya sendiri, alat-alat serta mesinmesin yang digunakan maupun bagi orang-orang disekelilingnya akan berdampak buruk bagi pekerjaan dalam proses produksinya, itulah yang menyebabkan begitu pentingnya

keselamatan kesehatan kerja bagi seorang welder pada proses pengelasan las listrik. Ada beberapa tahapan dalam menerapkan kesehatan dan keselamatan kerja, yaitu:

Sub Kompetensi 1. Mempersiapkan tempat kerja

Kriteria untuk Kerja Obat-obatan & peralatan disiapkan

PPPK

Peralatan keselamatan dan kesehatan kerja bagi diri sendiri disiapkan. Peralatan keselamatan dan kesehatan kerja pribadi disiapkan agar tidak mengganggu keselamatan dan kesehatan kerja diri sendiri dan orang lain. Alat pemadam kebakaran sederhana, peralatan perawatan kecelakaan elektris, mekanis dan kimiawi disiapkan. Bahan kimia, bahan bakar dan bahan yang mudah terbakar dimasukkan dalam tempat yang aman, agar tidak berpotensi terjadinya kebakaran. Semua pekerjaan yang berpotensi sebagai sumber kecelakaan kerja, seperti las, alat listrik, tali crane, dll dipastikan beroperasi secara aman. Ruang kerja disiapkan agar cukup sinar, cukup aliran udara, bersih dari segala pencemaran dan tingkat kebisingan rendah. Kendaraan mobil atau kendaraan lain disiapkan untuk membawa korban emergency ke dokter atau rumah sakit terdekat.

2. Memakai peralatan kerja

Sistem pengamanaan alat listrik diperiksa dan dipastikan bekerja dengan baik. Pencabangan listrik dengan stop kontak secara bertingkat harus dihindari. Semua peralatan kerja yang dipakai disesuaikan dengan prosedur SOP dan pemakaian yang aman. Kelengkapan peralatan kerja yang berhubungan dengan K3 diperiksa terlebih dahulu. Semua hubungan peralatan listrik harus dilakukan secara aman terhadap bahaya kebakaran dan hubung pendek. Semua peralatan kerja yang dipakai harus tidak mencemari lingkungan sekitar Peralatan kerja yang dipakai tidak boleh mengganggu keselamatan dan kesehatan kerja orang lain. Pelaksanaan pekerjaan sesuai prosedur SOP yang ditentukan. Pelaksanaan pekerjaan sesuai prosedur SOP yang ditentukan. Selama melaksanakan pekerjaan, harus dihindari dari timbulnya kecelakaan dan penurunan kesehatan kerja Setiap timbul kecelakaan kerja, segera dilakukan Pertolongan Pertama Pada Kecelakaan (PPPK), pengobatan di lingkungan kerja dan tindak lanjut yang diperlukan.

3. Melaksanakan pekerjaan

Setiap adanya kesulitan pelaksanan K-3 korban harus segera dibawa ke dokter atau rumah sakit terdekat Semua kecelakaan yang terjadi dan obat yang diberikan didiagnosis dan dicatat sesuai dengan ketentuan kesehatan. Kebutuhan obat-obatan untuk kecelakaan kerja yang sering terjadi diidentifikasi dan diurutkan dari frekuensi terbanyak. Segala kejadian yang berhubungan dengan K-3 dicatat dan dievaluasi. Semua kejadian yang berhubungan dengan K-3 dilaporkan dalam buku laporan secara bulanan sampai selesainya pekerjaan.

4. Mengevaluasi perawatan

dan

memeriksa

hasil

Keselamatan kesehatan kerja bagi seorang welder pada proses pengelasan las listrik sangat diperlukan karena dalam proses produksi suatu pekerjaan dibutuhkan welder yang produktivitasnya tinggi tanpa merugikan semua pihak yang terkait didalamnya, baik bagi orang lain maupun dirinya sendiri. Pada proses pengelasan las listrik banyak sekali hal-hal yang membahayakan dan perlu diperhatikan baik bagi welder, mesin las listrik, dan orangorang disekitarnya, hal-hal tersebut diantaranya adalah sebagai berikut: Percikan bunga api yang dapat membahayakan welder maupun mesin las listrik yang dapat mengenai kulit, mata welder dan masuk ke dalam perangkat-perangkat dalam mesin las listrik, yang semua itu akan menganggu berjalannya proses produksi. Asap las listrik dan debu beracun, dapat membahayakan welder dan orangorang disekelilingnya, asap tersebut dapat mengganggu proses pernafasan welder.

Efek radiasi sinar ultra violet dan ultra merah las listrik yang dapat membahayakan kesehatan mata dan organ dalam tubuh welder maupun orang-orang disekelilingnya.

Pada proses pengelasan las listrik terdapat hal-hal yang perlu di perhatikan seorang welder dan semua pihak yang terkait didalamnya terutama dalam keselamatan kesehatan kerjanya, hal-hal tersebut diantaranya: Memakai apron yang berbahan dasar kulit hewan/kain yang tebal yang berlapis atau baju dan celana panjang yang berbahan dasar kain levis untuk melindingi tubuhnya dari percikan bunga api dan efek radiasi sinar ultra violet dan ultra merah yang dapat membahayakan keselamatan kesehatan kerjanya. Menggunakan sarung tangan dan sarung lengan tangan, kedua alat ini berfungsi hampir sama dengan apron yaitu melindungi dari percikan bunga api dan efek radiasi sinar ultra violet dan ultra merah yang ditimbulkan oleh las listrik dan untuk memudahkan pemegangan elektroda. Helm las listrik, helm ini dilingkapi dengan dua kaca hitam dan putih atau satu kaca hitam yang berfungsi untuk melindungi kulit muka dan mata dari efek radiasi sinar ultra violet dan ultra merah yang dapat merusak kulit maupun mata, dimana sinar yang ditimbulkan oleh las listrik tidak boleh dilihat langsung dengan mata telanjang sampai dengan jarak minimal 16 meter. Memakai sepatu las, untuk melindungi kaki dari percikan bunga api, hal ini tidak terlalu penting apabila welder telah menggunakan celana panjang yang berbahan dasar kain tebal seperti kain levis serta memakai sepatu safety yang standart untuk pengelasan, tetapi tidak ada salahnya jika digunakan.

Respirator (alat bantu pernafasan), untuk menjaga pernafasan agar tetap stabil pada saat melakukan proses pengelasan las listrik dari asap las, dan untuk melindungi asap dan debu yang beracun masuk ke paru-paru, hal ini boleh tidak dilakukan apabila kamar las telah mempunyai sister pembuangan asap dan debu-debu beracun (blower) yang baik, tetapi tidak ada salahnya jika digunakan, karena pernafasan sangat penting dalam proses metabolisme manusia.

Hal yang perlu lainnya seperti kamar las, agar welder dapat bekerja tanpa gangguan apapun yang mengelilinginya dan dapat berkonsentreasi dengan maksimal, kamar las juga berfungsi agar orang-orang disekelilingnya tidak terganggu oleh yang diakibatkan oleh las listrik.

Berikut di bawah ini merupakan panduan pemilihan jenis filter/lensa untuk perlindungan mata, yaitu:

Dalam hal lain welder juga harus memperhatikan mesin las yang dipakai agar dapat terus digunakan sesuai dengan fungsinya, hal-hal yang harus diperhatikan antara lain adalah: Percikan bunga api sebaiknya tidak mengenai mesin las listrik. Mesin las listrik sebaiknya dimatikan apabila telah selesai digunakan. Kawat elektroda yang masih aktif dijauhkan atau sebaiknya dihindarkan dari mesin las listrik. Tidak menaruh benda apapun diatas atau didekat sekitar mesin las listrik. Mesin las listrik dibersihkan dari kotoran dan debu setelah selesai digunakan agar kotoran dan bebu tidak mengendap didalam mesin las listrik. Melakukan perawatan khusus (shut down) secara berkala agar mesin dapat berfungsi standart. Sebaiknya tidak melakukan penggerindaan disekitar mesin las listrik, karena hal tersebut akan menyebabkan serbuk-serbuk besi masuk ke dalam mesin las listrik. Kebisingan juga mempengaruhi baik buruknya suatu proses produksi dalam pengelasan las listrik, karena kebisingan diartikan sebagai suara yang tidak dikehendaki, misalnya yang merintangi terdengarnya suara-suara, music dan sebagainya atau yang menyebabkan rasa sakit atau yang menghalangi gaya hidup.(JIS Z 8106, IEC 60050-801 kosakata elektro-teknik Internasional Bab 801: Akustikal dan elektroakustikal). Kebisingan yaitu bunyi yang tidak diinginkan dari usaha atau kegiatan dalam tingkat dan waktu tertentu yang dapat menimbulkan gangguan kesehatan manusia dan kenyamanan lingkungan (KepMenLH No.48 Tahun 1996) atau semua suara yang tidak dikehendaki yang bersumber dari alat-alat proses produksi dan atau alat-alat kerja pada tingkat tertentu dapat menimbulkan gangguan pendengaran (KepMenNaker No.51 Tahun 1999).

Di antara pencemaran lingkungan yang lain, pencemaran/polusi kebisingan dianggap istimewa dalam hal : (1) penilaian pribadi dan subjektif sangat menentukan untuk mengenali suara sebagai pencemaran kebisingan atau tidak, (2) kerusakannya setempat dan sporadis dibandingkan dengan pencemaran udara dan pencemaran air dan bising pesawat merupakan pengecualian.

Anda mungkin juga menyukai