Kelainan ini merupakan kelainan terbanyak, yaitu sekitar 25% dari seluruh kelainan jantung. Dinding pemisah antara kedua ventrikel tidak tertutup sempurna. Kelainan ini umumnya congenital, tetapi dapat pula terjadi karena trauma. Kelainan VSD ini sering bersama-sama dengan kelainan lain misalnya trunkus arteriosus, Tetralogi Fallot. 3. Patofisiologi Defek septum ventricular ditandai dengan adanya hubungan septal yang memungkinkan darah mengalir langsung antar ventrikel, biasanya dari kiri ke kanan. Diameter defek ini bervariasi dari 0,5 3,0 cm. Perubahan fisiologi yang terjadi dapat dijelaskan sebagai berikut : 1. Tekanan lebih tinggi pada ventrikel kiri dan meningklatkan aliran darah kaya oksigen melalui defek tersebut ke ventrikel kanan. 2. Volume darah yang meningkat dipompa ke dalam paru, yang akhirnya dipenuhi darah, dan dapat menyebabkan naiknya tahanan vascular pulmoner. 3. Jika tahanan pulmoner ini besar, tekanan ventrikel kanan meningkat, menyebabkan piarau terbalik, mengalirkan darah miskin oksigen dari ventrikel kanan ke kiri, menyebabkan sianosis. Keseriusan gangguan ini tergantung pada ukuran dan derajat hipertensi pulmoner. Jika anak asimptomatik, tidak diperlukan pengobatan; tetapi jika timbul gagal jantung kronik atau anak beresiko mengalami perubahan vascular paru atau menunjukkan adanya pirau yang hebat diindikasikan untuk penutupan defek tersebut. Resiko bedah kira-kira 3% dan usia ideal untuk pembedahan adalah 3 sampai 5 tahun.
4. Tanda dan Gejala Pada VSD kecil: biasanya tidak ada gejala-gajala. Bising pada VSD tipe ini bukan pansistolik,tapi biasanya berupa bising akhir sistolik tepat sebelum S2. Pada VSD sedang: biasanta juga tidak begitu ada gejala-gejala, hanya kadang-kadang penderita mengeluh lekas lelah., sering mendapat infeksi pada paru sehingga sering menderita batuk. Pada VSD besar: sering menyebabkan gagal jantung pada umur antara 1-3 bulan, penderita menderita infeksi paru dan radang paru. Kenaikan berat badan lambat. Kadang-kadang anak kelihatan sedikit sianosis gejala-gejala pada anak yang menderitanya, yaitu; nafas cepat, berkeringat banyak dan tidak kuat menghisap susu. Apabila dibiarkan pertumbuhan anak akan terganggu dan sering menderita batuk disertai demam.
5. Klasifikasi
Klasifikasi VSD berdasarkan pada lokasi lubang, yaitu: a. perimembranous (tipe paling sering, 60%) bila lubang terletak di daerah pars membranaceae septum interventricularis, b. subarterial doubly commited, bial lubang terletak di daerah septum infundibuler dan sebagian dari batas defek dibentuk oleh terusan jaringan ikat katup aorta dan katup pulmonal, c. muskuler, bial lubang terletak di daerah septum muskularis interventrikularis.
6. Gambaran klinis
Menurut ukurannya VSD dapat dibagi menjadi: a. VSD kecil Biasanya asimptomatik Defek kecil 1-5 mm Tidak ada gangguan tumbuh kembang Bunyi jantung normal, kadang ditemukan bising peristaltic yang menjalar ke seluruh tubuh pericardium dan berakhir pada waktu distolik karena terjadi penutupan VSD EKG dalam batas normal atau terdapat sedikit peningkatan aktivitas ventrikel kiri Radiology: ukuran jantung normal, vaskularisasi paru normal atau sedikit meningkat Menutup secara spontan pada umur 3 tahun Tidak diperlukan kateterisasi b. VSD sedang Sering terjadi symptom pada bayi Sesak napas pada waktu aktivitas terutama waktu minum, memerlukan waktu lebih lama untuk makan dan minum, sering tidak mampu menghabiskan makanan dan minumannya Defek 5- 10 mm BB sukar naik sehingga tumbuh kembang terganggu Mudah menderita infeksi biasanya memerlukan waktu lama untuk sembuh tetapi umumnya responsive terhadap pengobatan
Takipneu Retraksi bentuk dada normal EKG: terdapat peningkatan aktivitas ventrikel kiri maupun kanan, tetapi kiri lebih meningkat. Radiology: terdapat pembesaran jantung derajat sedang, conus pulmonalis menonjol, peningkatan vaskularisasi paru dan pemebsaran pembuluh darah di hilus. c. VSD besar Sering timbul gejala pada masa neonatus Dispneu meningkat setelah terjadi peningkatan pirau kiri ke kanan dalam minggu pertama setelah lahir Pada minggu ke2 atau 3 simptom mulai timbul akan tetapi gagal jantung biasanya baru timbul setelah minggu ke 6 dan sering didahului infeksi saluran nafas bagian bawah Bayi tampak sesak nafas pada saat istirahat, kadang tampak sianosis karena kekurangan oksigen akibat gangguan pernafasan Gangguan tumbuh kembang EKG terdapat peningkatan aktivitas ventrikel kanan dan kiri Radiology: pembesaran jantung nyata dengan conus pulmonalis yang tampak menonjol pembuluh darah hilus membesar dan peningkatan vaskularisasi paru perifer
7. Pemeriksaan fisik VSD kecil - Palpasi: Impuls ventrikel kiri jelas pada apeks kordis. Biasanya teraba getaran bising pada SIC III dan IV kiri. - Auskultasi: Bunyi jantung biasanya normal dan untuk defek sedang bunyi jantung II agak keras. Intensitas bising derajat III s/d VI.
VSD besar - Inspeksi: Pertumbuhan badan jelas terhambat,pucat dan banyak kringat
bercucuran. Ujung-ujung jadi hiperemik. Gejala yang menonjol ialah nafas pendek dan retraksi pada jugulum, sela intercostal dan regio epigastrium. - Palpasi: Impuls jantung hiperdinamik kuat. Teraba getaran bising pada dinding dada. - Auskultasi: Bunyi jantung pertama mengeras terutama pada apeks dan sering diikuti click sebagai akibat terbukanya katup pulmonal dengan kekuatan pada pangkal arteria pulmonalis yang melebar. Bunyi jantung kedua mengeras terutama pada sela iga II kiri.
8. Pemeriksaan penunjang dan diagnostik Kateterisasi jantung menunjukkan adanya hubungan abnormal antar ventrikel EKG dan foto toraks menunjukkan hipertropi ventrikel kiri Hitung darah lengkap adalah uji prabedah rutin Uji masa protrombin ( PT ) dan masa trombboplastin parsial ( PTT ) yang dilakukan sebelum pembedahan dapat mengungkapkan kecenderungan perdarahan
9. Komplikasi
a. b. c. d. e.
Gagal jantung kronik Endokarditis infektif Terjadinya insufisiensi aorta atau stenosis pulmonar Penyakit vaskular paru progresif kerusakan sistem konduksi ventrikel
10. Penatalaksanaan
Pada VSD kecil: ditunggu saja, kadang-kadang dapat menutup secara spontan. Diperlukan operasi untuk mencegah endokarditis infektif. Pada VSD sedang: jika tidak ada gejala-gejala gagal jantung, dapat ditunggu sampai umur 4-5 tahun karena kadang-kadang kelainan ini dapat mengecil. Bila terjadi gagal jantung diobati dengan digitalis. Bila pertumbuhan normal, operasi dapat dilakukan pada umur 4-6 tahun atau sampai berat badannya 12 kg. Pada VSD besar dengan hipertensi pulmonal yang belum permanen: biasanya pada keadaan menderita gagal jantung sehingga dalam pengobatannya menggunakan digitalis. Bila ada anemia diberi transfusi eritrosit terpampat selanjutnya diteruskan terapi besi. Operasi dapat ditunda sambil menunggu penutupan spontan atau bila ada gangguan dapat dilakukan setelah berumur 6 bulan. Pada VSD besar dengan hipertensi pulmonal permanen:operasi paliatif atau operasi koreksi total sudah tidak mungkin karena arteri pulmonalis mengalami arteriosklerosis. Bila defek ditutup, ventrikel kanan akan diberi beban yang berat sekali dan akhirnya akan mengalami dekompensasi. Bila defek tidak ditutup, kelebihan tekanan pada ventrikel kanan dapat disalurkan ke ventrikel kiri melalui defek.
a. b. c. d. e. f. g.
Riwayat keperawatan : respon fisiologis terhadap defek (sianosis, aktifitas terbatas) Kaji adanya komplikasi Riwayat kehamilan Riwayat perkawinan Pemeriksaan umum : keadaan umum, berat badan, tanda tanda vital, jantung dan paru Kaji aktivitas anak Kaji adanya tanda-tanda gagal jantung : nafas cepat, sesak nafas, retraksi, bunyi jantung tambahan (mur-mur), edema tungkai, hepatomegali.
h. i.
Kaji adanya tanda hypoxia kronis : clubbing finger Kaji pola makan, pertambahan berat badan.
2. Diagnosa Keperawatan
2. Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan kelelahan pada saat makan dan meningkatnya kebutuhan anak. 3. Intoleransi aktivitas berhubungan dengan ketidakseimbangan antara pemakaian oksigen oleh tubuh dan suplai oksigen ke sel. 4. Cemas berhubungan dengan ketidaktahuan terhadap penyakitnya 5. Gangguan pertumbuhan dan perkembangan berhubungan dengan tidak adekuatnya suplai oksigen dan zat nutrisi ke jaringan. 6. Resiko gangguan pertukaran gas berhubungan dengan tidak adekuatnya ventilasi.
Post op 1. Gangguan rasa nyamam nyeri berhubungan dengan luka post op 2. Resiko infeksi berhubungan dengan tindakan pembedahan
3. Rencana Keperawatan
Pre op NO Diagnosa keperawatan 1 Penurunan Tujuan dan kriteria hasil Setelah diberikan 1. Intervensi keperawatan Observasi kualitas dan 1. memberikan data untuk rasional
curah jantung asuhan keperawatan kekuatan yang berhubungan dengan malformasi diharapkan penurunan
jantung , nadi perifer, memungkinkan curah warna dan kehangatan dini terhadap
jantung
mukosa klien serta menentukan intervensi yang tepat. obat obat digitalis memperkuat
4.
Berikan obat obat kontraktilitas otot jantung diuretik sesuai order sehingga cardiak outpun meningkat / sekurang kurangnya beradaptasi keadaannya. 4. mengurangi timbunan cairan tubuh jantung ringan. berlebih sehingga akan dalam kerja lebih klien bisa
dengan
Perubahan
Setelah
diberikan
1. menghindari kelelahan klien 2. klien diharapkan lebih termotivasi untuk melakukan latihan aktifitas 3. jika dapat diminimalkan maka masukan kelelahan terus pada
nutrisi kurang asuhan keperawatan dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan kelelahan pada makan saat diharapkan kebutuhan terpenuhi nutrisi dengan
yang cukup baik. 5. Mengimbangi kebutuhan metabolisme yang meningkat. 6. anak mendapat diuretik yang terapi akan
yang seimbang, tinggi zat nutrisi untuk mencapai pertumbuhan yang adekuat. 6. Jangan minum anak minta karena kehausan batasi bila sering minum
kehilangan cairan cukup sehingga fisiologis merasa haus. banyak secara akan sangat
Setelah
diberikan
melakukan secara
mandiri
dengan
aktifitas sesuai usia, dan kemampuan. 3. Berikan periode istirahat setelah melakukan aktifitas kondisi
Setelah
diberikan
kriteria hasil : Pasien bertanya-tanya. Cemas berkurang. Pasien tidak tampak bingung. tidak
mengurangi cemas klien jika kondisi stabil 3. Jelaskan keadaan fisiologis yang pada sudah
sangat penting. 3. Untuk mempersiapkan klien lebih awal dalam mengenal situasinya. 1. mengetahui perubahan badan berat
klien post op 5 Gangguan pertumbuhan dan Setelah diberikan 1. Monitor tinggi dan berat badan setiap hari
dan
2. tidur
dapat
beristirahat dan hindarkan gangguan pasa saat tidur. 6 Resiko gangguan Setelah diberikan 1. Berikan respirasi support ( 24 jam post op ) 2. Analisa darah 3. Batasi cairan gas 1. Untuk meminimalkan resiko kekurangan oksigen. 2. Untuk mengetahui adanya hipoksemia hiperkapnia. 3. Untuk meringankan kerja jantung. dan
asuhan keperawatan
dengan kriteria hasil : Pertukaran gas tidak terganggu. Pasien tidak sesak.
Post op
NO
Diagnosa keperawatan
rasional
Gangguan
rasa nyaman asuhan nyeri berhubungan dengan post op keperawatan diharapkan nyeri
2. Catat lokasi dan 2. Untuk menilai status nyeri. lamanya nyeri 3. 3. Bedakan insisi angina 4. Kolaborasi Untuk menentukan
luka berkurang dengan kriteria hasil : nyeri dengan skala 0-3 pasien tidak
nyeri intervensi yang tepat. dan 4. Untuk mengatasi nyeri yang tidak tertangani.
dengan dengan
dokter
tampak meringis.
analgetik 2 Resiko infeksi berhubungan dengan tindakan pembedahan Setelah diberikan 1. asuhan keperawatan diharapkan infeksi 2. tidak dengan hasil : Tanda-tanda infeksi berkurang Dorong teknik 1. Mencegah infeksi
mencuci tangan dengan nosokomial saat perawatan. baik Kaji kondisi 2. Mengetahui apakah tanda-tanda
4. Evaluasi
b. c. d. e. f.
Kebutuhan nutrisi terpenuhi Intoleransi aktifitas bisa diatasi Ansietas bisa diatasi dan pasien bisa releks kembali Pertumbuhan dan perkembangan tidak terganggu Tidak terjadi ketidak efektifan pertukaran gas