Anda di halaman 1dari 10

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Pada dasarnya manusia adalah makhluk sosial yang secara terus-menerus membutuhkan orang lain disekitarnya. Dengan kata lain, manusia senantiasa memenuhi kebutuhan sosialnya untuk melakukan interaksi dengan orang lain. Kebutuhan sosial yang dimaksud adalah rasa dimiliki oleh orang lain, pengakuan dari orang lain, penghargaan orang lain, serta pernyataan diri. Interaksi yang dilakukan tidak selamanya memberikan hasil yang sesuai dengan apa yang diharapkan oleh individu sehingga mungkin terjadi suatu gangguan terhadap kemampuan individu untuk berinteraksi dengan orang lain. Untuk mengatasi gangguan interaksi pada klien jiwa, Terapi Aktivitas Kelompok (TAK) sering diperlukan dalam praktek keperawatan kesehatan jiwa karena merupakan keterampilan therapeutik. Terapi Aktivitas Kelompok merupakan bagian dari terapi modalitas yang berupaya meningkatkan psikotherapi dengan sejumlah klien dalam waktu yang bersamaan. Banyak jenis dari Terapi Aktivitas Kelompok, salah satunya yaitu Terapi Aktifitas Kelompok Stimulasi Persepsi. Terapi aktivitas kelompok (TAK) stimulasi persepsi adalah terapi yang menggunakan aktivitas sebagai stimulus dan terkait dengan pengalaman dan/atau kehidupan untuk didiskusikan dalam kelompok. Hasil diskusi kelompok dapat berupa kesepakatan persepsi atau alternatif penyelesaian masalah. Dalam Terapi aktivitas kelompok (TAK) stimulasi persepsi, aktivitas dibagi dalam empat bagian diantaranya yaitu mempersepsikan stimulus nyata sehari-hari, stimulus nyata dan respons yang dialami dalam kehidupan, stimulus yang tidak nyata dan respon yang dialami dalam kehidupan, serta stimulus nyata yang mengakibatkan harga diri rendah. Dalam proposal ini pembahasan akan dispesifikasikan pada aktivitas mempersepsikan stimulus nyata yang menyebabkan harga diri rendah. Pada klien dengan diagnosa keperawatan harga diri rendah, sulit menerima diri sendiri dan menjalin hubungan personal dengan orang lain, bahkan klien tersebut menganggap dirinya tidak berguna lagi. Bila situasi ini tidak ditangani dengan baik maka akan muncul harga diri rendah yang sangat kronis. Atas dasar tersebut, maka dapat dipahami bahwa dengan Terapi Aktivitas Kelompok (TAK) stimuasi persepsi, klien dengan diagnosa keperawatan harga diri rendah dapat terbantu dalam mengidentifikasi aspek yang membuat harga diri rendah dan aspek positif kemampuan yang dimiliki selama hidup (dirumah dan dirumah sakit). Selain itu, klien juga dapat mengembangkan aspek positif dan kemampuan yang dimiliki tersebut, tentunya dengan cara melatih kemampuannya yang dapat digunakan di rumah sakit dan dirumah.

B. Tujuan 1. 2. 3. Mengetahui definisi, tujuan, dan aktivitas serta indikasi pada Terapi Aktivitas Kelompok (TAK) Stimulasi Persepsi. Mengetahui setiap sesi pada aktivitas mempersepsikan stimulus nyata yang mengakibatkan harga diri rendah. Mengetahui tujuan, kriteria klien, setting, alat, metode, langkah kegiatan, dan evaluasi serta dokumentasi pada setiap sesi pada aktivitas mempersepsikan stimulus nyata yang mengakibatkan harga diri rendah.

C. Landasan Teori

1.

Definisi TAK Stimulasi Persepsi Terapi aktivitas kelompok (TAK) stimulasi persepsi adalah terapi yang menggunakan aktivitas sebagai stimulus dan terkait dengan pengalaman dan/atau kehidupan untuk didiskusikan dalam kelompok. Hasil diskusi kelompok dapat berupa kesepakatan persepsi atau alternatif penyelesaian masalah.

2.

Tujuan TAK Stimulasi Persepsi Tujuan umum TAK stimulasi persepsi adalah klien mempunyai kemampuan untuk menyelesaikan masalah yang diakibatkan oleh paparan stimulus kepadanya. Sementara, tujuan khususnya: a) Klien dapat mempersepsikan stimulus yang dipaparkan kepadanya dengan tepat. b) Klien dapat menyelesaikan masalah yang timbul dari stimulus yang dialami.

3.

Aktivitas dan Indikasi Aktivitas dibagi dalam empat bagian, yaitu mempersepsikan stimulus nyata sehari-hari, stimulus nyata dan respon yang dialami dalam kehidupan, stimulus yang tidak nyata dan respon yang dialami dalam kehidupan, serta stimulus nyata yang mengakibatkan harga diri rendah. a) Aktivitas Mempersepsikan Stimulus Nyata Sehari-hari 1) Terapi Aktivitas Kelompok (TAK) Stimulasi Persepsi: menonton televisi 2) Terapi Aktivitas Kelompok (TAK) Stimulasi Persepsi: membaca majalah/koran/artikel 3) Terapi Aktivitas Kelompok (TAK) Stimulasi Persepsi: melihat gambar Klien yang mempunyai indikasi TAK ini adalah klien perubahan sensoris persepsi dan klien menarik diri yang telah mengikuti TAKS. b) Aktivitas Mempersepsikan Stimulus Nyata dan Respon yang Dialami dalam Kehidupan Aktivitas ini khususnya untuk klien perilaku kekerasan. Aktivitas ini dibagi dalam beberapa sesi yang tidak dapat dipisahkan, yaitu: 1) Terapi Aktivitas Kelompok (TAK) Stimulasi Persepsi: mengenal kekerasan yang biasa dilakukan (penyebab, tanda gejala, perilaku kekerasan, akibat perilaku kekerasan) 2) Terapi Aktivitas Kelompok (TAK) Stimulasi Persepsi: mencegah perilaku kekerasan melalui kegiatan fisik 3) Terapi Aktivitas Kelompok (TAK) Stimulasi Persepsi: mencegah perilaku kekerasan melalui interaksi sosial asertif 4) Terapi Aktivitas Kelompok (TAK) Stimulasi Persepsi: mencegah perilaku kekerasan melalui kepatuhan minum obat 5) Terapi Aktivitas Kelompok (TAK) Stimulasi Persepsi: mencegah perilaku kekerasan melalui kegiatan ibadah Klien yang mempunyai indikasi TAK ini adalah klien perilaku kekerasan yang telah kooperatif. c) Aktivitas Mempersepsikan Stimulus Tidak Nyata dan Respon yang Dialami dalam Kehidupan Aktivitas mempersepsikan stimulus tidak nyata dan respon yang dialami dalam kehidupan, khususnya untuk klien halusinasi. Aktivitas dibagi dalam beberapa sesi yang tidak dapat dipisahkan, yaitu: 1) Terapi Aktivitas Kelompok (TAK) Stimulasi Persepsi: mengenal halusinasi 2) Terapi Aktivitas Kelompok (TAK) Stimulasi Persepsi: mengusir/menghardik halusinasi 3) Terapi Aktivitas Kelompok (TAK) Stimulasi Persepsi: mengontrol halusinasi dengan melakukan kegiatan 4) Terapi Aktivitas Kelompok (TAK) Stimulasi Persepsi: mengontrol halusinasi dengan bercakap-cakap 5) Terapi Aktivitas Kelompok (TAK) Stimulasi Persepsi: mengontrol halusinasi dengan patuh minum obat Klien yang mempunyai indikasi TAK ini adalah klien halusinasi. d) Aktivitas Mempersepsikan Stimulus Nyata yang Menyebabkan Harga Diri Rendah Aktivitas ini dibagi dalam beberapa sesi yang tidak dapat dipisahkan, yaitu: 1) Terapi Aktivitas Kelompok (TAK) Stimulasi Persepsi: mengidentifikasi aspek yang membuat harga diri rendah dan aspek positif kemampuan yang dimiliki selama hidup (di rumah dan di rumah sakit)

2) Terapi Aktivitas Kelompok (TAK) Stimulasi Persepsi: melatih kemampuan yang dapat digunakan di rumah sakit dan di rumah Klien yang mempunyai indikasi TAK ini adalah klien gangguan konsep diri harga diri rendah. 4. Tim Terapis 1. Leader Tugas: a. Memimpin jalannnya terapi aktifitas kelompok. b. Merencanakan, mengontrol dan mengatur jalannnya terapi. c. Menyampaikan materi sesuai tujuan TAK. d. Memimpin diskusi kelompok. 2. Co. Leader Tugas: a. Membuka acara b. Mendampingi Leader c. Mengambil alih posisi leader jika leader bloking d. Menyerahkan kembali posisi kepada leader. e. Menutup acara diskusi. 3. Fasilitator a. Ikut serta dalam kegiatan kelompok b. Memberikan stimulus dan motivator pada anggota kelompok untuk aktif mengikuti jalannnya terapi. 4. Observer a. Mencatat serta mengamati respon klien (dicatat pada format yang tersedia). b. Mengevaluasi jalannya aktivitas kelompok dari mulai persiapan, proses, hingga penutupan.

BAB II RENCANA PELAKSANAAN

A. Konsep Harga Diri Rendah 1. Definisi Harga Diri Rendah

Keadaan dimana individu mengalami evaluasi diri yang negatif mengenai diri dan kemampuannya dalam waktu lama dan terus menerus. 2. Penyebab Harga Diri Rendah a. b. c. 3. a. b. c. d. e. f. g. h. i. 4. Sikap keluarga yang tidak mendukung Penolakan Kegagalan Karakteristik Harga Diri Rendah Mengatakan hal yang negatif tentang diri sendiri dalam waktu lama dan terus menerus Mengekspresikan sikap malu/ minder/ rasa bersalah Kontak mata kurang/ tidak ada Selalu mengatakan ketidak mampuan/kesulitan untuk mencoba sesuatu Bergantung pada orang lain Tidak asertif Pasif dan hipoaktif Bimbang dan ragu-ragu Menolak umpan balik positif dan membesarkan umpan balik negatif mengenai dirinya Kriteria Klien Klien sebagai anggota yang mengikuti terapi aktifitas mempersepsikan stimulus nyata yang menyebabkan harga diri rendah adalah: a. Klien dengan riwayat gangguan harga diri rendah b. Klien tidak mengalami perilaku menutup diri atau sulit berinteraksi c. Klien dapat diajak kerjasama (cooperative) d. Klien dapat bicara dan menulis B. Pelaksanaan Aktivitas Mempersepsikan Stimulus Nyata yang Menyebabkan Harga Diri Rendah Sesi I: Identifikasi Hal Positif pada Diri 1. Tujuan a. Klien dapat mengidentifikasi pengalaman yang tidak menyenangkan b. Klien dapat mengidentifikasi hal positif pada dirinya. 2. Kriteria Klien Klien sebagai anggota yang mengikuti terapi aktifitas kelompok ini adalah: a. Klien dengan riwayat gangguan harga diri rendah b. Klien yang mengikuti TAK ini tidak mengalami perilaku menutup diri atau sulit berinteraksi. c. Klien dapat diajak kerjasama (cooperative). d. Klien dapat bicara dan menulis. 3. Pembagian Tugas Terapis Yang bertugas dalam TAK kali ini disesuaikan dengan petugas setiap sesi yang telah disepakati. Sebagai berikut: a. b. c. d. Leader Co. Leader Fasilitator Observer : Ani Aryanti : Afif Nimatul Khoiriyah : Shifa Syahidatul Wafa : Yesi Gustiani

b. Waktu dan Tempat Pelaksanaan Terapi aktifitas kelompok ini dilaksanakan pada:

Hari, tanggal Waktu Tempat 5. Setting

: Senin, 13 Mei 2013 : 11.00 WIB : Ruang Diskusi

a. Terapis dan klien duduk bersama dalam lingkaran b. Ruang tenang dan nyaman. Keterangan: L : leader Co L : co leader Obs F : observer

: fasilitator K : klien

6. Alat a. Spidol sebanyak jumlah klien yang mengikuti TAK. b. Kertas HVS sebanyak dua kali jumlah peserta yang mengikuti TAK. 7. Metode a. Diskusi b. Permainan 8. Langkah Kegiatan a. Persiapan 1) Memilih klien sesuai dengan indikasi, yaitu klien dengan gangguan konsep diri: harga diri rendah. 2) Membuat kontrak dengan klien 3) Mempersiapkan alat dan tempat pertemuan. b. Orientasi 1) Salam terapeutik a) Salam dari terapis kepada klien b) Perkenalkan nama dan panggilan terapis (pakai papan nama) c) Menanyakan nama dan panggilan semua klien (beri papan nama) 2) Evaluasi/Validasi Menanyakan perasaan klien saat ini. 3) Kontrak a) Terapis menjelaskan tujuan kegiatan, yaitu bercakap-cakap tentang hal positif diri sendiri. b) Menjelaskan aturan main berikut: i. Jika ada klien yang ingin meninggalkan kelompok, harus meminta izin kepada terapis. ii. Lama kegiatan 45 menit. iii. Setiap klien mengikuti kegiatan dari awal sampai selesai. c. Tahap Kerja 1) Terapis memperkenalkan diri: nama lengkap dan nama panggilan serta memakai papan nama.

2) Terapis membagikan kertas dan spidol pada klien. 3) Terapis meminta tiap klien menulis pengalaman yang tidak menyenangkan 4) Terapis memberi pujian atas peran serta klien. 5) Terapis membagikan kertas yang kedua. 6) Terapis meminta tiap klien menulis hal positif tentang dirinya sendiri: kemampuan yang dimiliki, kegiatan yang biasa dilakukan di rumah dan di rumah sakit. 7) Terapis meminta klien membacakan hal positif yang sudah ditulis secara bergiliran sampai semua klien mendapatkan giliran. 8) Terapis memberi pujian pada setiap peran serta klien. d. Tahap Terminasi 1) Evaluasi a) Terapis menanyakan perasaan klien setelah mengikuti TAK. b) Terapis memberikan pujian atas keberhasilan kelompok. 2) Tindak lanjut Terapis meminta klien menulis hal positif lain yang belum tertulis. 3) Kontrak yang akan datang a) Menyepakati TAK yang akan datang, yaitu melatih hal positif diri yang dapat diterapkan di rumah sakit dan di rumah. b) Menyepakati waktu dan tempat. 9. Evaluasi Evaluasi dilakukan saat proses TAK berlangsung, khususnya pada tahap kerja. Aspek yang dievaluasi adalah kemampuan klien sesuai dengan tujuan TAK. Untuk stimulasi persepsi: harga diri rendah Sesi I, kemampuan klien yang diharapkan adalah menuliskan pengalaman tidak menyenangkan dan aspek positif (kemampuan) yang dimiliki. Formulir evaluasi sebagai berikut: Sesi I Stimulasi Persepsi: Harga Diri Rendah Kemampuan menulis pengalaman yang tidak menyenangkan dan hal positif diri sendiri No 1 2 3 4 5 Petunjuk: 1. 2. Tulis nama panggilan klien yang ikut TAK pada kolom nama klien Untuk tiap klien, beri penilaian tentang kemampuan menulis pengalaman yang tidak menyenangkan dan aspek positif diri sendiri. Beri tanda ( ) jika klien mampu dan beri tanda ( X) jika klien tidak mampu. Evaluasi Struktur Evaluasi tentang: ketersediaan sarana prasarana saat melakukan TAK, waktu pelaksanaan TAK sesuai dengan pre planning/ tidak, klien atau peserta kooperatif / tidak. Evaluasi Proses Jalan TAK lancar/ tidak, klien dapat mengikuti dari awal hingga akhir penyampaian materi sesuai pre plannning/ tidak. Evaluasi Hasil Nama Klien Menuliskan pengalaman tidak menyenangkan Menulis hal positif diri sendiri

Klien dapat menuliskan kemampuannya yang positif serta negatif. Semua untuk memperbaiki hal negatif. 10. Dokumentasi Dokumentasikan kemampuan yang dimiliki klien saat TAK pada catatan proses keperawatan tiap klien. Contoh: klien mengikuti Sesi I, TAK stimulasi persepsi harga diri rendah. Klien mampu menuliskan tiga hal pengalaman yang tidak menyenangkan, mengalami kesulitan menyebutkan hal positif diri. Anjurkan klien menulis kemampuan dan hal positif dirinya dan tingkatkan reinforcement (pujian). Tata Tertib dan Program Antisipasi a. Tata Tertib 1) 2) 3) 4) 5) 6) 7) 8) Peserta bersedia mengikuti kegiatan TAK. Peserta wajib hadir 5 menit sebelum acara dimulai. Peserta berpakaian rapih, bersih dan sudah mandi. Tidak diperkenankan makan, minum, merokok selama kegiatan TAK berlangsung. Jika ingin mengajukan/menjawab pertanyaan, peserta mengangkat tangan kanan dan berbicara setelah dipersilahkan oleh pemimpin. Peserta yang mengacaukan jalannya acara akan dikeluarkan. Peserta dilarang keluar sebelum acara TAK selesai. Apabila waktu TAK sesuai kesepakatan telah habis, namun TAK belum selesai, maka pemimpin akan meminta persetujuan anggota untuk memperpanjang waktu TAK kepada anggota. b. Program Antisipasi Ada beberapa langkah yang dapat diambil dalam mengantisipasi kemungkinan yang akan terjadi pada pelaksanaan TAK. Langkah-langkah yang diambil dalam program antisipasi masalah adalah: 1) Apabila ada klien yang telah bersedia untuk mengikuti TAK, namun pada saat pelaksanaan TAK tidak bersedia, maka langkah yang diambil adalah: mempersiapkan klien cadangan yang telah diseleksi sesuai dengan kriteria dan telah disepakati oleh anggota kelompok lainnya. 2) 3) Apabila dalam pelaksanaan ada anggota kelompok yang tidak menaati tata tertib yang telah disepakati, maka berdasarkan kesepakatan ditegur terlebih dahulu dan bila masih tidak kooperatif maka dikeluarkan dari kegiatan. Bila ada anggota kelompok yang melakukan kekerasan, leader memberitahukan kepada anggota TAK bahwa perilaku kekerasan tidak boleh dilakukan. Sesi II: Melatih Positif pada Diri 1. Tujuan a. Klien dapat menilai hal positif diri yang dapat digunakan b. Klien dapat memilih hal positif diri yang akan dilatih c. Klien dapat melatih hal positif diri yang telah dilatih d. Klien dapat menjadwalkan penggunaan kemampuan yang telah dilatih. 2. Kriteria Klien Klien sebagai anggota yang mengikuti terapi aktivitas kelompok ini adalah: a. Klien dengan riwayat gangguan harga diri rendah b. Klien yang telah mengikuti TAK sesi I c. Klien dapat diajak kerjasama (cooperative) d. Klien dapat berbicara dan menulis. 3. Pembagian Tugas Terapis Yang bertugas dalam TAK kali ini disesuaikan dengan petugas setiap Sesi yang telah disepakati. Sebagai berikut:

a. Leader b. Co. Leader c. Fasilitator d. Observer

: Ani Aryanti : Afif Nimatul Khoiriyah : Shifa Syahidatul Wafa : Yesi Gustiani

4. Waktu dan Tempat Pelaksanaan Terapi aktivitas kelompok ini dilaksanakan pada : Hari, tanggal Waktu Tempat 5. Setting a. Terapis dan Klien duduk bersama dalam lingkaran b. Sesuaikan dengan kemampuan yang akan dilatih c. Ruang tenang dan nyaman 6. Alat a. Spidol dan papan tulis/ whiteboard/ flipchart b. Sesuaikan dengan kemampuan yang akan dilatih c. Kertas daftar kemampuan positif pada Sesi 1 d. Jadwal kegiatan sehari-hari dan pulpen. 7. Metode a. Diskusi b. Permainan 8. Langkah Kegiatan a. Persiapan 1) Mengingatkan kontrak dengan klien yang telah mengikuti sesi I 2) Mempersiapkan alat dan tempat pertemuan. b. Orientasi 1) Salam terapeutik a) Salam dari terapis kepada klien b) Terapis dan klien memakai papan nama 2) Evaluasi / Validasi a) Menanyakan perasaan klien saat ini b) Menanyakan apakah ada tambahan hal positif klien 3) Kontrak a) Terapis menjelaskan tujuan kegiatan, yaitu melatih hal positif pada klien b) Terapis menjelaskan aturan main berikut: i. Jika ada klien yang ingin meninggalkan kelompok, harus meminta izin kepada terapis ii. Lama kegiatan 45 menit iii. Setiap klien mengikuti kegiatan dari awal sampai selesai. c. Tahap Kerja 1) Terapis meminta semua klien membaca ulang daftar kemampuan positif pada Sesi I dan memilih satu untuk dilatih 2) Terapis meminta klien menyebutkan pilihannya dan ditulis di whiteboard. 3) Terapis meminta semua klien untuk memilih satu dari daftar di whiteboard. Kegiatan yang paling banyak dipilih diambil untuk dilatih. 4) Terapis memberikan pujian atas peran serta klien : Senin, 13 Mei 2013 : 11.00 WIB : Ruang Diskusi

5) Terapis melatih cara pelaksanaan kegiatan/ kemampuan yang dipilih dengan cara berikut: a) b) c) Terapis memperagakan Klien memperagakan ulang (semua klien mendapat giliran) Berikan pujian sesuai dengan keberhasilan klien

6) Kegiatan 1 sampai dengan 4, dapat diulang untuk kemampuan atau kegiatan yang berbeda. d. Tahap Terminasi 1) Evaluasi a) Terapis menanyakan perasaan klien setelah mengikuti TAK. b) Terapis memberikan pujian kepada kelompok 2) Tindak Lanjut Terapis meminta klien memasukkan kegiatan yang telah dilatih pada jadwal kegiatan sehari-hari. 3) Kontrak yang akan datang a) Menyepakati TAK yang akan datang untuk hal positif lain. b) Menyepakati waktu dan tempat sampai aspek positif selesai dilatih. 9. Evaluasi Evaluasi dilakukan saat proses TAK berlangsung, khususnya pada tahap kerja. Aspek yang dievaluasi adalah kemampuan klien sesuai dengan tujuan TAK. Untuk TAK stimulasi persepsi: harga diri rendah sesi II, kemampuan klien yang diharapkan adalah memiliki satu hal positif yang akan dilatih dan memperagakannya. Formulir evaluasi sebagai berikut: Sesi II Stimulasi Persepsi: Harga Diri Rendah Kemampuan melatih kegiatan positif No Nama Klien Membaca daftar hal positif 1 2 3 4 5 Petunjuk: 1. Tulis nama panggilan klien yang ikut TAK pada kolom nama klien. 2. Untuk setiap klien, beri penilaian tentang kemampuan membaca ulang daftar hal posistif dirinya, memilih satu hal positif untuk dilatih dan memperagakan kegiatan positif tersebut. Beri tanda ( ) jika klien mampu dan beri tanda (X) jika klien tidak mampu. Evaluasi Struktur Evaluasi tentang : ketersediaan sarana-prasarana saat melakukan TAK, waktu pelaksanaan TAK sesuai dengan pre planning/tidak, klien kooperatif/ tidak. Evaluasi Proses Jalannya TAK lancar/ tidak, klien dapat mengikuti dari awal hingga akhir, penyampaian materi sesuai preplanning/ tidak. Evaluasi Hasil Klien mampu memilih satu kegiatan positif. Klien bersedia dilatih kegiatan positif yang dipilih dan memperagakannya di depan teman-teman. 10. Dokumentasi Memilih satu hal positif yang akan dilatih Memperagakan kegiatan positif

Dokumentasikan kemampuan yang dimiliki klien saat TAK pada catatan proses keperawatan tiap klien. Contoh: klien mengikuti sesi II, TAK stimulasi persepsi: harga diri rendah. Klien telah melatih merapikan tempat tidur. Anjurkan dan jadwalkan agar klien melakukannya serta berikan pujian.

BAB III PENUTUP

A. Kesimpulan Terapi aktivitas kelompok stimulasi persepsi adalah terapi yang menggunakan aktivitas sebagai stimulus dan terkait dengan pengalaman dan/atau kehidupan untuk didiskusikan dalam kelompok. Tujuan TAK stimulasi persepsi ialah klien mempunyai kemampuan untuk menyelesaikan masalah yang diakibatkan oleh paparan stimulus kepadanya. TAK stimulasi persepsi dapat dilakukan sebanyak 2 sesi pada klien harga diri rendah. Sesi 1 yaitu identifikasi hal positif pada diri. Tujuannya yaitu, klien dapat mengidentifikasi pengalaman yang tidak menyenangkan, dan klien dapat mengidentifikasi hal positif pada dirinya. Sedangkan sesi 2 yaitu melatih positif pada diri. Tujuannya yaitu, klien dapat menilai hal positif diri yang dapat digunakan, klien dapat memilih hal positif diri yang akan dilatih, klien dapat melatih hal positif diri yang telah dilatih, dan klien dapat menjadwalkan penggunaan kemampuan yang telah dilatih.

Anda mungkin juga menyukai