Anda di halaman 1dari 29

PUPUK CAIR BIOPESTISIDA DARI LIMBAH CAIR TAHU DAN AIR KELAPA

Ditulis Untuk Mengikuti Lomba Penelitian dan Pengembangan Teknologi Terapan tingkat SMA/sederajat yang akan diadakan oleh Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (BAPPEDA) Kota Bandarlampung

Oleh

Farha Naily Fawzia Findiastuti Rinaldy Mila ulfia

: 21088 : 20826 : 21151

SMA NEGERI 2 BANDAR LAMPUNG DINAS PEDIDIKAN KOTA BANDARLAMPUNG 2011

ABSTRAK

Pupuk Cair Biopestisida dari Limbah Cair Tahu dan Air Kelapa Oleh:

Tahu merupakan makanan populer masyarakat, karena harganya yang terjangkau dan merupakan salah satu sumber protein nabati, sehingga produksi tahu di pasaran tidak ada hentinya. Namun tahu yang dijual di pasaran tidak bisa tahan lama, jika tahu dijual dengan waktu yang lama, maka rasanya menjadi tidak enak bahkan basi. Hal ini sangat merugikan pedagang karena tahu yang tidak laku dalam waku yang lama maka tahu tersebut tidak dapat dikonsumsi lagi. Keadaan tersebut menyebabkan pedagang untuk melakukan tindakan kriminal dengan menambahkan formalin atau bahan pengawet lainnya yang sangat berbahaya bagi kesehatan konsumen. Sudah seharusnya mereka menyadari bahwa masih ada cara lain yang halal untuk mendapatkan keuntungan yang lebih besar seperti mengawetkan tahu dengan bahan alami, salahsatunya dengan larutan daun sirih. Melalui penelitian ini penulis berusaha menjabarkan bagaimana daun sirih menjadi larutan yang dapat mengawetkan tahu. Melalui penelitian dan telaah pustaka yang penulis lakukan, dapat disimpulkan bahwa daun sirih dapat mengawetkan tahu dan tanaman sirih juga memiliki khasiat bagi kesehatan. Untuk itu penulis mengajak masyarakat umum untuk mengetahui dan mensosialisasikan makalah ini sebagai pedoman dalam pengolahan daun sirih sebagai pengawet tahu mengingat banyak dampak positif yang ditimbulkan dan demi mencapai kesejahteraan umum.

Kata kunci: tahu, pengawet tahu, daun sirih

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena atas rahmat-Nya, penulis dapat menyusun karya ilmiah ini. Karya tulis ini disusun untuk mengikuti Lomba Penelitian dan Pengembangan Teknologi Terapan tingkat SMA/sederajat yang akan diadakan oleh Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (BAPPEDA) Kota Bandarlampung. Atas tersusunnya karya ilmiah ini, penulis menyampaikan rasa terima kasih yang sebesar-besarnya kepada: 1. Bapak Drs. Sobirin, selaku kepala sekolah SMAN 2 Bandar Lampung yang telah memberikan dorongan moral dan material dalam penyusunan karya ilmiah ini. 2. Ibu Siti Nursiyah, M.Pd dan Ibu Tuti Rahayu, S.pd, selaku pembina KIR SMAN 2 Bandar Lampung yang telah telah membimbing. 3. Rekan-rekan sesama anggota KIR SMAN 2 Bandar Lampung, yang telah banyak memberikan bantuan dalam penyusunan karya ilmiah ini. 4. Orang tua penulis yang telah memberikan dukungan moral dan material. 5. Dan kepada semua pihak yang telah membantu penulis yang tidak dapat penulis sebutkan Penulis menyadari karya tulis ini masih jauh dari sempurna. Meskipun demikian penulis merasa bersyukur karena dengan kemampuan yang terbatas penulis akhirnya mampu menyelesaikan karya tulis ini. Penulis juga mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun demi kesempurnaan makalah ini. Akhir kata, semoga karya tulis ini dapat menjadi sumber bacaan yang berguna bagi penulis khususnya dan pembaca pada umnumnya serta bermanfaat bagi semua pihak. Bandar Lampung, April 2012

Penulis

Karya Tulis, dengan judul: Pemanfaatan Limbah Tahu dan Air Kelapa sebagai Pupuk Cair dan Pestisida Organik yang Ramah Lingkungan dan Ekonomis Ditulis untuk mengikuti Lomba Penelitian dan Pengembangan Teknologi Terapan tingkat SMA/sederajat yang akan diadakan oleh Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (BAPPEDA) Kota Bandarlampung

Bandarlampung, 9 April 2011 Pembina KIR SMA Negeri 2 Bandarlampung, Ketua,

Hj. Siti Nursiyah, M.Pd NIP. 19641219 199003 2 006 Mengetahui: Kepala SMA Negeri 2 Bandar Lampung,

Drs. Sobirin NIP 19580709 198603 1

DAFTAR ISI

Halaman HALAMAN JUDUL ...................................................................................... i ABSTRAK ...................................................................................................... ii KATA PENGANTAR .................................................................................... iii DAFTAR ISI ................................................................................................... iv BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang ..................................................................................... 1.2 Rumusan Masalah ................................................................................ 1.3 Tujuan Penelitian ................................................................................. 1.4 Manfaat Penelitisn ................................................................................

1 2 2 3

BAB II PUSTAKA 2.1 Tahu...................................................................................................... 4 2.2 Daun sirih hijau (Piper betle L) ........................................................... 5 BAB III DESKRIPSI PAKET TEKNOLOGI 3.1 Waktu dan Tempat ............................................................................... 3.2 Metode Penelitian ............................................................................... 3.3 Alat dan Bahan ..................................................................................... 3.4 Keunggulan dan Kelemahan Paket Produk...........................................

6 6 7 8

BAB IV PENERAPAN PAKET PRODUK 4.1 Prospek dan Manfaat Paket Produk .................................................... 4.2 Kelompok Sasaran Pengguna ............................................................... 4.3 Analisis Percobaan................................................................................ 4.4 Kandungan Eugenol, Pholipenil dan Hidroksikavikol Dalam Daun Sirih Memiliki Aktivitas Antimikroba.................................................... 4.5 Analisis dari Segi Ekonomi Terhadap Pedagang Tahu ........................ BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

9 10 10 11 12

5.1 Kesimpulan............................................................................................ 14 5.2 Saran...................................................................................................... 14 DAFTAR PUSTAKA ..................................................................................... 16 LAMPIRAN

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Sebagian besar petani selama ini masih tergantung pada penggunaan pupuk dan pestisida kimia untuk mendukung pertumbuhan dan perkembangan tanaman serta pengendalian hama. Selain harganya yang mahal,pupuk dan pestisida kimia juga banyak memiliki dampak buruk bagi lingkungan dan kesehatan manusia. Pembuatan produk pupuk dan pestisida organik (biopestisida) diarahkan agar lebih ramah lingkungan,tidak berdampak buruk pada kesehatan dan lebih ekonomis.

Limbah cair tahu dan air kelapa yang merupakan air buangan dari proses industri ini ternyata mengandung berbagai unsur hara yang berguna untuk pertumbuhan dan perkembangan tanaman seperti Nitrogen,Fosfor,Kalsium,Kalium,Sulfur,dll. Sehingga limbah cair tahu dan air kelapa ini sangat baik apabila diolah lagi menjadi pupuk organik dalam bentuk cair. Selain itu,kandungan asam cuka di dalam limbah tahu dapat mendukung proses fermentasi pupuk organik dan biopestisida. Biopestisida sendiri dapat dibuat dengan memfermentasikan tanaman tanaman herba yang sudah tersedia di alam.

Untuk itulah kami membuat pupuk cair biopestisida ini dengan memadukan limbah cair tahu dan air kelapa dengan tanaman herba seperti temulawak dan sereh. Produk organik ini sangat efektif karena multifungsi dan ramah lingkungan. Bahan-bahan untuk membuatnya juga murah dan mudah didapat. Oleh karena itu,pengembangan usaha pupuk cair biopestisida memiliki peluang bisnis yang cerah.

1.2 Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan maka rumusan masalah dalam karya tulis ini adalah:

1. Apakah limbah cair tahu dan air kelapa dapat diolah menjadi pupuk cair biopestisida? 2. Apa keunggulan dan kelemahan pupuk cair biopestisida dari limbah cair tahu dan air kelapa? 3. Apakah pupuk cair biopestisida dari limbah tahu dan air kelapa dapat dikembangkan menjadi usaha yang menguntungkan?

1.3 Tujuan Pengembangan Paket Produk

Tujuan diadakannya penelitian ini adalah: 1. Untuk mengolah limbah cair tahu dan air kelapa menjadi pupuk cair biopestisida. 2. Untuk mengetahui keunggulan dan kelemahan pupuk cair biopestisida dari limbah tahu dan air kelapa. 3. Untuk memberikan peluang usaha baru bagi masyarakat dengan menjual pupuk cair biopestida dari limbah tahu dan air kelapa.

1.4 Manfaat Pengembangan Paket Produk

Manfaat yang didapat dari pengembangan paket produk ini adalah: 1. Makalah ini dapat dimanfaatkan masyarakat sebagai pedoman dalam pembuatan pupuk yang dapat menciptakan lapangan kerja baru di masyarakat guna mencapai kesejahteraan umum. 2. Mengurangi pencemaran lingkungan akibat limbah tahu dan penggunaan pupuk dan pestisida kimia. 3. Memberikan alternatif pupuk bagi masyarakat dan menghemat biaya masyarakat untuk memperoleh pupuk yang berkualitas.

BAB II KAJIAN PUSTAKA

2.1 Limbah Cair Tahu

Limbah industri tahu terdiri dari dua jenis,yaitu limbah cair dan padat. Dari kedua jenis limbah tersebut,limbah cair merupakan bagian terbesar dan berpotensi mencemari lingkungan.Limbah industri tahu mengandung BOD,COD dan TSS yang tinggi yang apabila dibuang ke perairan tanpa pengolahan terlebih dahulu dapat menyebabkan pencemaran. Komponen terbesar dari limbah cair tahu yaitu protein (N-total) sebesar 226,06 sampai 434,78 mg/l. Komposisi limbah cair tahu umumnya tidak jauh berbeda dengan komposisi pupuk cair berbahan dasar daun/kotoran ternak.

Tabel 1. Perbedaan komposisi Pupuk Cair berbahan dasar daun/kotoran ternak dan limbah tahu. Komposisi Kandungan utama Pupuk Cair Unsur hara makro Unsur Limbah Tahu hara makro,

Vitamin B terlarut,protein 40-60%,lestin,karbohidrat 25-50%,lemak 10% Bentuk fisik Cairan Cairan namun terkadang masih ada sedikit jonjotjonjot tahu Unsur N Unsur P Unsur K Ada (1,8%) Ada (1,3%) Ada (0,95%) Ada (1,649%) Ada (0,157%) Ada (6,25%)

Unsur hara mikro

Ada. 0,25%,

Cu=Maksimal Ada. Fe=Maksimal Cu=0,0012%,Fe=0,0019%, Ca=0,3403%,Na=0,0059%

0,04%, Ca=0,974% Sumber: pdf.pdf 2.2 Air Kelapa

http://digilib.its.ac.id/public/ITS-Undergraduate-17312-Presentation-

Tanaman kelapa (Cocos nucifera L.) merupakan salah satu jenis tumbuhan yang paling banyak ditemui di berbagai daerah, khususnya di daerah tropis, dan khususnya untuk wilayah pesisir pantai. Tanaman ini memiliki buah yang salah satu bagiannya adalah air kelapa. Air kelapa memiliki kandungan unsur makro dan mikro yang tinggi. Berikut ini tabel komposisi mineral air kelapa: Tabel 2. Komposisi mineral air kelapa Mineral Jumlah Mg/100ml K Na Ca Mg Fe Cu P S Cl 312,0 105,0 29,0 30,0 0,10 0,04 37,0 24,0 184,0 Mg/l 3120 1050 290 300 1 0,4 370 240 1840

Sumber: Balai Pengembangan dan Penelitian Industri, Departemen Perindustrian (1986)

2.3 Temulawak Temulawak (curcuma xanthorrhiza) banyak ditemukan di hutan-hutan daerah tropis. Temulawak juga berkembang biak di tanah tegalan sekitar pemukiman, terutaama pada tanah gembur, sehingga buaah rimpangnya mudah berkembang menjadi besar. Temulawak termasuk jenis tumbuh-tumbuhan herba yang batang pohonnya berbentuk batang semu dan tingginya dapat mencapai 2 meter. Rimpang temulawak berbau aromatik tajam, rasanya pahit agak pedas. Di Indonesia satu-satunya bagian yang dimanfaatkan adalah rimpang temulawak untuk dibuat jamu godog. Rimpang ini mengandung 48 - 59,64% zat tepung, 1,6 2,2% kurkumin dan 1,48 - 1,63% minyak atsiri dan dipercaya dapat meningkatkan kerja ginjal serta anti inflamasi (Anonimous, 2009). Kurkumin dalam temulawak tersebut mempunyai sifat toksik untuk berbagai serangga. 2.4 Sereh Sereh atau serai memiliki nama ilmiah Cymbopogon nardus(L.) Rendle. Tanaman ini banyak tumbuh di daerah tropis termasuk indonesia.Sereh memiliki kandungan kimia dan efek farmakologis diantaranya minyak atsiri dengan komponenkomponen citronellal, citral, geraniol, metil-heptenone, eugenol-metil eter, dipenten, eugenol, kadinen, kadinol dan limonen.Tanaman serai, selain bermanfaat sebagai bumbu masak,juga berpotensi digunakan sebagai pestisida nabati. Daun dan batangnya jika dihaluskan dan ditambahkan air dapat langsung diaplikasikan untuk mengendalikan ulat atau kutu daun. Bau dari tanaman serai sangat tidak disukai oleh tikus. Karena itu, serai yang ditanam di bedengan sawah dapat menghambat serangan tikus. 2.5 Bakteri EM-4 (Effective Microorganism)

Pupuk EM-4 adalah pupuk organik yang dibuat melalui proses fermentasi menggunakan bakteri (microorganisme). EM pertama kali ditemukan oleh Prof. Teruo Higa dari Universitas Ryukyus. Jepang. Menurut Anonim(2008) EM 4 dapat menekan pertumbuhan mikroorganisme patogen atau yang merugikan tanah dan tanaman sekaligus menghilangkan bau yang ditimbulkan dari proses penguraian bahan organik, meningkatakan ketersediaan nutrisi dan senyawa organik pada tanaman, meningkatkan aktivitas mikroorganisme yang

menguntungkan misalnya Mycorhiza, Rhizobium, bakteri pelarut fosfat. EM 4 mengandung bakteri fermentasi yang akan aktif memfermentasi bahan organik. Hasil fermentasi adalah senyawa organik yang mudah diserap langsung oleh perakaran tanaman. EM 4 merupakan kultur campuran berbagai jenis mokroorganisme yang bermanfaat (bakteri fotosintetik, bakteri asam laktat, ragi, aktinomisetas dan jamur peragian) yang dapat dimanfaatkan sebagai inokulan untuk meningkatkan keragaman mikroba tanah. Pemanfaatan EM 4 dapat memperbaiki kesehatan dan kualitas tanah, dan selanjutnya memperbaiki pertumbiuhan dan hasil tanaman (Sutanto, 2002). Bakteri EM 4 ini berguna untuk memperbaiki sifat fisik, kimia, dan biologi tanah,meningkatkan produksi tanaman dan menjaga kestabilan produksi. Selain itu, bakteri EM 4 juga berguna untuk memfermentasi,mendekomposisibahan organik tanah secara cepat (bokashi) dan menyediakan unsur hara yang dibutuhkan tanaman. 2.6 Pupuk Pupuk adalah bahan yang mengandung unsur-unsur hara yang dibutuhkan oleh tanaman. Di antara unsur-unsur hara yag penting untuk tanaman padi adalah unsur hara nitrogen (N), fosforus (F), dan kalium (K).Berdasarkan penelitian diketahui bahwa ada 16 jenis unsur hara. Ke 16 unsur tersebut dapat dikelompokkan menjadi unsur makro dan unsur mikro. Unsur makro adalah unsur yang diperlukan dalam jumlah besar dan unsur mikro adalah unsur yang diperlukan dalam jumlah kecil. Unsur makro tersebut meliputi C, H, O ,N, P, K, Ca, Mg, dan S, serta unsur mikro meliputi Cl,Cu, Fe, Mn, Zn, B, dan Mo.

Pupuk terbagi menjadi dua jenis,yaitu pupuk organik dan pupuk anorganik. Pupuk organik adalah pupuk yang tersusun dari materi makhluk hidup,

seperti pelapukan sisa -sisa tanaman, hewan, dan manusia. Pupuk organik dapat berbentuk padat atau cair yang digunakan untuk memperbaiki sifat fisik, kimia, dan biologi tanah. Sedangkan pupuk anorganik adalah pupuk yang sengaja dibuat dalam pabrik dan mengandung unsur hara tinggi. 2.7 Dampak Negatif Penggunaan Pupuk Anorganik a. Pengaruh negatif pupuk urea tanah akan bersifat agak asam penggunaan urea berlebihan dalam kurun waktu yang berdekatan akan mengurangi proses tumbuhnya kecambah dari suatu bibit dan mengurangi daya serap akar. b. Pengaruh negatif pupuk superfosfat Jika kelebihan superfosfat, tanah akan kelebihan asam. Hal ini dikarenakan superfosfat dapat meningkatkan konsentrasi hydrogen dalam tanah. Dapat bersifat racun bagi tanaman jika diberikan pada tanaman yang tumbuh pada tanah yang mengandung banyak unsur aluminium. Hal ini dikarenakan superfosfat dapat mempercepat pembentukan racun

aluminium, atau toxic aluminium. c. Pengaruh negatif pupuk ammonium sulfat Dapat bersifat racun bagi tanah jika diberikan pada tanah tanpa disertai kapur. Tanpa adanya batuan kapur, ammonium sulfat akan bebas bereaksi dengan besi, aluminium, dan mangan membentuk racun besi, aluminium, dan mangan. Kelebihan pupuk ammonium sulfat mengakibatkan tanah besifat asam. Dengan demikian, pupuk ini harus diberikan pada tanah yang bersifat basa. 2.7 Pestisida

2.8 Pestisida Sintetis dan Dampak Negatif yang Ditimbulkan dari Penggunaannya Pestisida Sintetis adalah pestisida yang diperoleh dari hasil sintesa kimia. Petani selama ini tergantung pada penggunaan pestisida kimia untuk mengendalikan hama dan penyakit tanaman. Selain yang harganya mahal,pestisida kimia juga banyak memiliki dampak buruk bagi lingkungan dan kesehatan manusia. Dampak negatif dari penggunaan pestisida kimia antara lain adalah: 1. Hama menjadi kebal (resisten) 2. Peledakan hama baru (resurjensi) 3. Penumpukan residu bahan kimia di dalam hasil panen 4. Terbunuhnya musuh alami 5. Pencemaran lingkungan oleh residu bahan kimia 6. Kecelakaan bagi pengguna 2.9 Biopestisida Biopestisida ialah agen biologi atau produk-produk alam yang digunakan untuk mengontrol hama pada tanaman. Berdasarkan asalnya, biopestisida dapat dibedakan menjadi pestisida nabati dan pestisida hayati. Pestisida nabati adalah hasil ekstraksi bagian tertentu dari tanaman seperti daun, buah, biji, dan akar. Biasanya bagian tanaman tersebut mengandung senyawa atau metabolit sekunder dan memiliki sifat racun terhadap OPT tertentu. Pestisida hayati merupakan formulasi yang mengandung mikroba tertentu seperti jamur, bakteri, dan virus yang bersifat antagonis terhadap mikroba lainnya (penyebab penyakit tanaman) atau menghasilkan senyawa tertentu yang bersifat racun bagi serangga hama maupun nematoda penyebab penyakit tanaman. Keuntungan menggunakan biopestisida diantaranya, menjaga kesehatan tanah dan mempertahankan hidupnya dengan meningkatkan bahan organik tanah, spesies tertentu yang digunakan aman baik sebagai musuh alami dan organisme non target, biopestisida tidak terlalu beracun seperti pestisida kimia sehingga aman untuk lingkungan, pestisida mikroba mengandalkan senyawa biokimia potensial

yang disintesis oleh mikroba, hanya dibutuhkan dalam jumlah terbatas, dan mudah membusuk sehingga dapat mengurangi pencemaran.

BAB III DESKRIPSI PAKET TEKNOLOGI

3.1 Waktu dan Tempat Waktu Tempat : : 9 April 24 April 2011 Rumah penulis di Lampung Tengah

3.2 Metode Penelitian

3.2.1 Metode Penulisan Dalam karya tulis ini penulis menggunakan metode eksperimen, dengan cara membuktikan bahwa limbah cair tahu dan air kelapa dapat diolah menjadi pupuk organik cair dan biopestisida. Selain itu digunakan pula metode kepustakaan, yaitu dengan cara mempelajari masalah-masalah pilihan yang bersifat relevan.

Metode penulisan karya tulis mengikuti tahapan sebagai berikut:

1. Identifikasi masalah Pada tahap ini, dilakukan identifikasi terhadap masalah dari pupuk cair yang biasa dijual harganya mahal.

2. Perumusan masalah Pembahasan difokuskan ke dalam beberapa permasalahan yang lebih spesifik tentang limbah cair tahu dan air kelapa yang dapat diolah menjadi pupuk cair biopestisida.

3. Pengumpulan data dan studi pustaka Teori dan data yang berkaitan dengan permasalahan dikumpulkan dari berbagai sumber, yaitu buku-buku acuan, koran, majalah, paper atau karya tulis, dan situs-situs internet tentang pemanfaatan limbah cair tahu dan pupuk cair biopestisida.

4. Analisis permasalahan dan transfer gagasan Pada tahap ini, dilakukan analisis dan kajian terhadap permasalahan berdasarkan teori dan data yang telah didapat. Setelah dilakukan analisis, beberapa gagasan kreatif permasalahan. penulis ditambahkan ke dalam solusi

5. Penarikan simpulan Pada tahap ini, diambil simpulan dari analsis dan pembahasan masalah yang telah dilakukan.

6. Saran Beberapa saran direkomendasikan sebagai tindak lanjut dari karya tulis ini.

3.2.2

Sifat dan Bentuk Laporan

Laporan yang disajikan bersifat: 1. ekposisif, yaitu menjelaskan potensi yang tersimpan dalam limbah cair tahu tahu serta air kelapa dan 2. argumentatif, yaitu memberikan alasan-alasan kuat berdasarkan data-data tentang potensi dan efektivitas pupuk cair biopestisida dari limbah tahu dan air kelapa

3.3 Alat dan Bahan Alat dan bahan yang digunakan dalam pembuatan pupuk cair biopestisida ini: 1. Ember plastik besar dan tutupnya 2. Penggiling atau blender 3. Pengaduk dari kayu 4. Limbah cair tahu 5. Air kelapa 6. Sereh 7. Temulawak 8. Alkohol 20 liter 6,7 liter 670 g 1,7 kg 330 ml

9. Bakteri EM-4

670 ml

3.4 Cara Kerja Proses pembuatan pupuk cair biopestisida ini yaitu: 1. Siapkan semua alat dan bahan yang dibutuhkan 2. Cuci bersih sereh dan temulawak lalu potong kecil-kecil lakukan penghancuran dengan pemblenderan atau penggilingan. Tambahkan air secukupnya bila perlu. 3. Masukkan ke dalam limbah cair tahu dan air kelapa yang sudah dimasukkan ke dalam drum atau ember plastik 4. Tambahkan alkohol dan bakteri EM-4 5. Aduk seluruh bahan hingga merata menggunakan kayu pengaduk 6. Biarkan larutan tersebut selama minimal 10 hari di dalam ember plastik yang tertutup.

3.5 Percobaan Dari hasil penelitian, didapatkan data bahwa dengan 20 liter limbah cair tahu dan 6,7 liter air kelapa serta bahan-bahan lainnya dapat menghasilkan 34 liter pupuk cair biopestisida.

BAB IV PENERAPAN PAKET TEKNOLOGI

4.1 Analisis Percobaan dan Pembahasan Dari percobaan di atas, dapat diketahui bahwa dengan 20 liter limbah cair tahu dan 6,7 liter air kelapa serta bahan-bahan lainnya dapat menghasilkan 34 liter pupuk cair biopestisida. Cara pembuatan pupuk cair biopestisida ini pun tidak membutuhkan biaya yang banyak dan menggunakan peralatan yang sederhana.

Telah diketahui sebelumnya pada sub bab kajian pustaka bahwa unsur makro atau unsur yang diperlukan tumbuhan dalam jumlah besar yaitu C, H, O ,N, P, K, Ca, Mg, dan S. Dari ke-9 unsur makro tersebut dapat diperoleh 3 unsur makro yaitu N,P, dan K dari limbah cair tahu di dalam pupuk cair biopestisida ini. Selain itu, unsur makro berupa P, K, Ca, Mg dan S didapat dari air kelapa. Dari bakteri EM4 didapat unsur makro berupa C ,N ,P ,K ,Ca dan Mg. Sedangkan dari alkohol,diperoleh unsur C,H, dan O.

Selain unsur makro yang telah terpenuhi, kebutuhan unsur mikro Cl,Cu, Fe, Mn, Zn, B, dan Mo juga dapat terpenuhi oleh pupuk cair biopestisida dari limbah tahu dan air kelapa ini. Unsur Cl,Mn,B dan Mo diperoleh dari bakteri EM-4. Sementara itu, dari air kelapa dapat diperoleh unsur Cl ,Cu , dan Fe.

Senyawa aktif dari biopestisida sendiri didapat dari temulawak dan sereh.

4.2 Kelemahan dan Keunggulan Pupuk Cair Kulit Pisang Kelemahan dari pupuk cair kulit pisang ini sebagai berikut: 1. .................................. 2. ................................... Selain kelemahan, pupuk cair juga memiliki banyak keunggulan, yaitu:

1. Cara membuat dan Penggunaan pupuk cair kulit pisang sangat mudah dan sederhana, sehinnga memudahkan masyarakat. 2. 3. Penggunaan pupuk cair sangat hemat karena 1 liter pupuk cair dapat dilarutkan dalam 10 liter air. 4. Membuat pupuk cair kulit pisang tidak membutuhkan biaya yang banyak. 5. Sebagai home industry, usaha dari pupuk cair kulit pisang dapat menghasilkan menghasilkan pendapatan sebesar 88.06% dari total biaya yang telah dikeluarkan.

4.3 Kelompok Sasaran Pengguna

Sasaran pengguna produk pupuk cair biopestisida dari limbah cair tahu dan air kelapa ini adalah seluruh masyarakat khususnya para petani dan pekebun yang biasa menggunakan pupuk atau pestisida.

4.4 Dampak bagi masyarakat dari berbagai segi

Hal penting yang harus diperhatikan dalam pengembangan paket teknologi ini adalah dampak terhadap kehidupan sosial-massyarakat khususnya para pelajar yang pada akhirnya akan mampu menunjang pembangunan di Lampung dan menghasilkan hasil inovasi baru dan menjadikan siswa-siswi menjadi sumber daya manusia yang cerdas dan kreatif.

4.5 Analisis Usaha Pupuk Cair Biopestisida dari Limbah Cair Tahu dan Air Kelapa Dilihat dari sisi ekonomi, paket teknologi ini dapat digunakan oleh semua lapisan masyarakat karena biaya pembuatannya cukup murah, dan lebih hemat dalam jumlah pemakaian untuk sekala besar jika dibandingkan dengan pupuk cair lainnya (lihat tabel. )

Data diatas menyajikan bahwa dengan modal Rp.33.500, bisa didapatkan pendapatan sebesar Rp.60.000. Artinya, usaha pengolahan lidah buaya instan menghasilkan keuntungan sebesar Rp. 26500 per 3 liter produksinya. Hal ini baik karena pupuk cair yang biasa dijual di pasaran mencapai Rp. 40000100000,-. Belum lagi ditinjau dari proses mudahnya pembuatan produk dan juga lamanya produk dibuat yang sudah jelas pupuk cair kulit pisang lebih atau setara dengan pengolahan produk pupuk agrobisnis lainnya terutama dari kandungan zat yang terdapat di dalamnya. Selain itu, dengan biaya yang sedemikian maka produk ini dapat digunakan oleh semua lapisan masyarakat dengan manfaat yang cukup besar. Tidak hanya itu Keuntungan (Pendapatan dikurangi Jumlah Biaya)

Bahan Kulit pisang Gula Merah Larutan Bakteri EM 4 Air Gas Tenaga Kerja

Jumlah Biaya dalam Satu Harga/Satuan Periode Jumlah (Rp) Produksi (Rp) 1 kg 0,5 kg 0,5 Liter 2 liter 0,5 kg 1 HOK 5000/kg 2500 -

Pendapatan (Produksi dikali harga jual) (RP)

Dapat menghasilkan Pupuk cair sebanyak 3 18000/HOK 18000 liter. Harga 20.000/liter 33500 Total 60000 26500 saja, pupuk cair kulit pisang ini dapat diproduksi oleh orang banyak sehingga akan membuka lowongan pekerjaan baru.

20000/liter 18000/3 kg

10000 3000

4.6 Analisis Kelayakan Usaha (R/C Ratio) Analisis tingkat kelayakan usaha atau Revenue Cost Ratio (R/C Ratio) dihitung berdasarkan perbandingan antara pendapatan dan total biaya yang dikeluarkan:

R/C Ratio

= Pendapatan/Total Biaya = 60000/33500 = 1,79

Artinya setiap pengeluaran biaya sebesar Rp. 100 akan diperoleh pendapatan sebesar Rp. 179 4.7 Analisis Titik Impas (Break Even Point) Analisis titik impas atau BEP adalah suatu kondisi yang menggambarkan pendapatan usaha yang diperoleh sama dengan modal yang telah dikeluarkan. BEP ini dihitung mulai dari produksi ke-2 dan selanjutnya. BEP volume produksi= Total Biaya/Harga Jual = 33500/20000 = 1, 675 Artinya, titik impas usaha tercapai pada saat hasil produksi mencapai 2,38 kg/periode produksi. BEP harga produksi = Total Biaya/Produksi = 33500/3liter = Rp. 11166,66/liter Artinya, titik impas usaha tercaai pada tingkat harga jual produk mencapai Rp. 11166,66/liter 4.4 Analisis Tingkat Efisensi Penggunaan Modal (ROI) Analisis tingkat efisiensi penggunaan atau return of investment (ROI) adalah analisis untuk mengetahui keuntungan usaha berkaitan dengan biaya yang telah dikeluarkan. ROI = (Keuntungan x 100%)/Total biaya = (29500x 100%)/33500 = 88, 06 % Artinya, usaha pupuk cair kulit pisang ini menghasilkan pendapatan sebesar 88.06% dari total biaya yang telah dikeluarkan.

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

5.1

Kesimpulan

Daun sirih yang selama ini hanya dikenal memiliki potensi sebagai obat dan diolah menjadi berbagai jenis pangan, ternyata di sisi lain aun siih juga dapat

mengawetkan tahu mengingat banyak kasus tahu berformalin yang beredar di Indonesia . Berikut ini adalah kesimpulan dari penelitian:
1. Di tengah maraknya tahu berformalin, terdapat alternative lain yang

berdampak positif yaitu ternyata daun sirih dapat diolah manjadi larutan daun sirih yang dapat mengawetkan tahu
2. Larutan daun sirih dapat mengawetkan tahu karena mengandung minyak

atsiri dan mengandung eugenol dan hidroksikavikol dalam daun sirih yang memiliki Aktivitas antimikroba, pembunuh kuman (bakteriosid), dan mampu untuk membunuh fungi dan jamur
3. Tahu yang telah diawetkan dengan larutan daun sirih dapat tahan lebih

lama hingga 4 hari sehingga mengurangi kerugian yang dialami oleh pedagang. Selain itu, dapat disimpulkan bahwa semakin lama tahu direndam di dalam larutan daun sirih, maka semakin lama pula tahu akan lebih tahan lama. Walaupun tahu diwetkan dengan merendam tahu de dalam larutan daun sirih tetapi rasa tahu tidak berubah asalkan sebelum tahu dimasak, tahu harus dicuci terlebih dahulu

5.2

Saran 1. Perlu dilakukan beberapa uji kualitas tahu yang telah diawetkan dengan larutan daun sirih seperti penelitian lebih lanjut lagi untuk meningkatkan ketahanan waktu tahu dan kandungan gizi yang terdapat di dalamnya 2. Selain sebagai alternatif yang berupa pengawet alami, larutan daun sirih juga dapat dimanfaatkan sebagai pestisida yang ramah lingkungan 3. Dari kesimpulan di atas, kami mengajak masyarakat terutama pedagang untuk tidak menambahkan pengawet buatan berbahaya seperti formalin , dan memanfatkan larutan daun sirih sebagai pengawet alami.

DAFTAR PUSTAKA

http://digilib.its.ac.id/public/ITS-Undergraduate-17312-Presentation-pdf.pdf (diakses pada 24 April 2012)

http://www.kelair.bppt.go.id/Sitpa/Artikel/Limbahtt/limbahtt.html (diakses pada 24 April 2012) http://digilib.unimus.ac.id/files/disk1/105/jtptunimus-gdl-annisarahm-5247-2bab2.pdf

http://keranjanginformasi.com/manfaat-air-kelapa.html

http://www.iptek.net.id/ind/pd_tanobat/view.php?id=129 http://temulawak.org/tag/kandungan-temulawak/ http://pustaka.litbang.deptan.go.id/publikasi/wr313094.pdf http://id.wikipedia.org/wiki/Biopestisida Sudarmo, S: "Pestisida Nabati, Pembuatan dan Pemanfaatannya", halaman 20. Yogyakarta. Penerbit Kanisius. 2005

Lampiran

(siapkan semua bahan yang diperlukan) Poses pembuatan larutan

Tuangkan air secukupnya

Masukkan daun sirih

Rebus daun sirih hingga Tercium aroma

tuangkan larutan kedalam mongkok

Masukan tahu yang akan diawetkan

Rendam tahu selama1 jam

Lakukan pengamatan terhadap hasil rendaman tahu dari hari ke hari sampai tahu tersebut basi

Rendam tahu selama 6 jam Hasil Pengamatan

Keterangan: B 1 ( Tahu yang direndam selama 1 jam)

Hari pertama

hari kedua

Hari ketiga

Keterangan: B 2 (Tahu yang direndam selama 6 jam)

Hari pertama

hari kedua

hari ketiga

Hari keempat

IDENTITAS PENULIS

Nama Tempat dan Tanggal Lahir Jenis Kelamin Kelas Alamat Rumah

: Farha Naily Fawzia : Bandarlampung, 1 Desember 1995 : Perempuan : X SBI 2 : Jalan Pandawa I No. 14 RT 01 / RW 01 Kelurahan Harapan Jaya Kecamatan Sukarame, Bandarlampung

No. Handphone Gol .Darah Hobi Cita-cita

: 085764641599 : AB : Membaca : Dokter

Nama Tempat dan Tanggal Lahir Jenis Kelamin Kelas Alamat Rumah

: Findiastuti Rinaldy : Bandar Lampung, 19 Maret 1994 : Perempuan : XI SBI IPA 4 : jalan Karimun Jawa gang melati Sukarame Bandar Lampung

No. Handphone Gol. Darah Hobi Cita-cita

: 085758979576 :B : Berimajinasi : Dosen, Peneliti

Nama Tempat dan Tanggal Lahir Jenis Kelamin Kelas Alamat Rumah

: Mila Ulfia : Tanggamus, 16 juni 1995 : Perempuan : X SBI 6 : Jl. Thamrin Gg. Merdeka No. 105 Gotong Royong Bandar Lampung

No. Handphone Gol. Darah Hobi Cita-cita

: 085768800663 : AB : Membaca : Ahli gizi

Anda mungkin juga menyukai