Anda di halaman 1dari 15

Skenario PBL 1 Seorang laki-laki ditemukan disebuah sungai kering yang penuh batu-batuan dalam keadaan mati terlungkup.

Ia mengenakana kaos dalam ( oblong ) dan celana panjang yang di bagian bawahnya digulung hingga setengah tungkai bawahnya. Lehernya terikat lengan baju ( yang kemudian diketahui sebagai baju pemiliknya sendiri ) dan ujung lengan baju lainnya terikat ke sebuah dahan pohon perdu setinggi 60 cm. Posisi tubuh realtif mendatar, namun leher memang terjerat oleh baju tersebut. TUbuh mayat tersebut telah membusuk, namun masih dijumpai adanya satu luka terbuka di daerah ketiak kiri yang memperlihatkan pembuluh darah ketiak yang putus, dan beberapa luka terbuka di daerah tungkai bawah kanan dan kiri yang memiliki ciri-ciri yang sesuai dengan akibat kekerasan tajam. Perlu diketahui bahwa rumah terdekat dari TKP adalah sekitar 2 km. TkP adalah suatu daerah perbukitan yang berhutan cukup berat. Prosedur Medikolegal Penemuan dan Pelaporan Seorang laki-laki ditemukan di sebuah sungai kering yang penuh batu-batuan dalam keadaan mati oleh warga masyarakat atau orang yang melihat dan menemukan kemudian pelaporan dilakukan pada pihak berwajib seperti pihak kepolisian.

Penyelidikan Dilakukan oleh penyelidik yang menindak-lanjuti suatu pelaporan, untuk mengetahuiapakah benar ada kejadian pembunuhan seperti yang dilaporkan.

Penyidikan Dilakukan oleh penyidik. Penyidikan merupakan tindak lanjut setelah diketahuibenar-benar telah terjadi pembunuhan pada kasus ini. Penyidik dapat meminta bantuanseorang ahli. Dalam kasus pembunuhan yang mengenai tubuh manusia, maka penyidik dapat meminta bantuan dokter untuk dilakukan penanganan dan penyidikan dengan kedokteran forensik.Penyiik wajib meminta sacara resmi kepada kedokteran forensik untuk melakukan pemeriksaan atas korban.

Kewajiban Seorang Doktor untuk Memberi Keterangan Ahli Pasal 133 KUHAP menyebutkan: 1. Dalam hal penyidik untuk kepentingan peradlian menangani seorang korban baik luka,keracunan, ataupun mati yang diduga karena peristiwa yang merupakan tindak pidana,ia berwenang mengajukan permintaan keterangan ahli kepada ahli

kedokterankehakiman atau dokter dan atau ahli lainnya.

2. Permintaan keterangan ahli sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) dilakukan secaratertulis, yang dalam surat itu disebutkan dengan tegas untuk pemeriksaan luka ataupemeriksaan mayat dan atau pemeriksaan bedah mayat.

3. Mayat yang dikirim kepada ahli kedokteran kehakiman atau dokter pada rumah sakitharus diperlakukan secara baik dengan penuh penghormatan terhadap mayat tersebutdan diberi label yang memuat identitas mayat, dilak dengan diberi cap jabatan yangdilekatkan pada ibu jari kaki atau bagian lain badan mayat.

Pasal 120 KUHAP 1. Dalam hal penyidik menganggap perlu, ia dapat minta pendapat orang ahli atau orangyang memiliki keahlian khusus. 2. AhIi tersebut mengangkat sumpah atau mengucapkan janji di muka penyidik bahwa iaakan memberi keterangan menurut pengetahuannya yang sebaik-baiknya kecuali biladisebabkan karena harkat serta martabat, pekerjaan atau jabatannya yang mewajibkan ia menyimpan rahasia dapat menolak untuk memberikan keterangan yang diminta. Pihak yang berwenang meminta keterangan ahli adalah penyidik dan penyidik pembantu sebagaimana bunyi pasal 7 (1) butir h dan pasal 11 KUHAP. Yang dimaksudpenyidik di sini adalah penyidik sesuai dengan pasal 6 (1) butir a dan PP 27 tahun 1983 pasal2 ayat (1).3

Pasal 6 KUHAP: 1. Penyidik adalah: a. Pejabat polisi Negara Republik Indonesia; b. Pejabat pegawai negeri sipil tertentu yang diberi wewenang khusus olehundang-undang.

2. Syarat kepangkatan pejabat sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) akan diatur lebihlanjut dalam peraturan pemerintah.

Pasal 7 KUHAP 1. Penyidik sebagaimana dimaksud dalam pasal 6 ayat (1) huruf a karena kewajibannya mempunyai wewenang a. Menerima laporan atau pengaduan dari seseorang tentang adanya

tindak pidana; b. Melakukan tindakan pertama pada saat di tempat kejadian; c. Menyuruh berhenti seorang tersangka dan memeriksa tanda pengenal diritersangka; d. Melakukan penangkapan, penahanan, penggeledahan, dan penyitaan; e. Melakukan pemeriksaan dan penyitaan surat; f. Mengambil sidik jari dan memotret seseorang; g. Memanggil orang untuk didengar dan diperiksa sebagai tersangka atau saksi; h. Mendatangkan seorang ahli yang diperlukan dalam hubungannya denganpemeriksaan perkara; i. Mengadakan penghentian penyidikan; j. Mengadakan tindakan lain menurut hukum yang bertanggung jawab. 2. Penyidik sebagaimana dimaksud dalam pasal 6 ayat (1) huruf b mempunyaiwewenang sesuai dengan undang-undang yang menjadi dasar hukumnya masing-masing dan dalam pelaksanaan tugasnya berada di bawah koordinasi dan pengawasanpenyidik tersebut dalam pasal 6 ayat (1) huruf a. 3. Dalam melakukan tugasnya sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) dan ayat (2),penyidik wajib menjunjung tinggi hukum yang berlaku.

Pasal 11 KUHAP Penyidik pembantu mempunyai wewenang seperti tersebut dalam pasal 7 ayat (1),kecuali mengenai penahanan yang wajib diberikan dengan pelimpahan wewenangdari penyidik Pasal 2 PP No 27/19831. Penyidik adalah:

a. Pejabat Polisi Negara Republik Indonesia tertentu yang sekurang-kurangnyaberpangkat Pembantu Letnan Dua polisi; b. Pejabat Pegawai Negeri Sipil tertentu yang sekurang-kurangnya berpangkatPengatur Muda Tingkat I (golongan II/b) atau yang disamakan dengan itu.

Pasal 3 PP No 27/1983(1) Penyidik pembantu adalah: a. Pejabat Polisi Negara Republik Indonesia tertentu yang sekurang-kurangnyaberpangkat Sersan Dua Polisi; b. Pejabat Pegawai Negeri Sipil tertentu dalam lingkungan Kepolisian NegaraRepublik Indonesia yang sekurang-kurangnya Pengatur Muda (golongan II/a) atau yang disamakan dengan itu.2,4

Hak Menolak Menjadi Saksi / Ahli

Pasal 168 KUHAP Kecuali ditentukan lain dalam undang-undang ini, maka tidak dapat didengarketerangannya dan dapat mengundurkan diri sebagai saksi: a. keluarga sedarah atau semenda dalam garis lurus ke atas atau ke bawah sarnpai derajat ketiga dari terdakwa atau yang bersama-sama sebagai terdakwa. b. saudara dan terdakwa atau yang bersama-sama sebagal terdakwa, saudara ibu atau saudara bapak, juga mereka yang mempunyai hubungan karena perkawinan dari anak-anak saudara terdakwa sampa derajat ketiga. c. suami atau isteri terdakwa meskipun sudah bercerai atau yang bersama-sama sebagai terdakwa.2 Aspek Hukum Pasal 338 Barang siapa dengan sengaja merampas nyawa orang lain, diancam karena pembunuhandengan pidana penjara paling lama lima belas tahun. Pasal 339

Pembunuhan yang diikuti, disertai atau didahului oleh suatu perbuatan pidana, yangdilakukan dengan maksud untuk mempersiapkan atau mempermudah pelaksanaannya, atauuntuk melepaskan diri sendiri maupun peserta lainnya dari pidana dalam hal tertangkaptangan, ataupun untuk memastikan penguasaan barang yang diperolehnya secara melawanhukum, diancam dengan pidana penjara seumur hidup atau selama waktu tertentu, palinglama dua puluh tahun.2 Pasal 340 Barang siapa dengan sengaja dan dengan rencana terlebih dahulu merampas nyawa oranglain, diancam karena pembunuhan dengan rencana, dengan pidana rnati atau pidana penjaraseumur hidup atau selama waktu tertentu, paling lama dua puluh tahun.2 Pasal 351 1. Penganiayaan diancam dengan pidana penjara paling lama dua tahun delapan bulan atau pidana denda paling banyak empat ribu lima ratus rupiah, 2. Jika perbuatan mengakibatkan luka-luka berat, yang bersalah diancam dengan pidana penjara paling lama lima tahun. 3. Jika mengakibatkan mati, diancam dengan pidana penjara paling lama tujuh tahun. 4. Dengan penganiayaan disamakan sengaja merusak kesehatan. 5. Percobaan untuk melakukan kejahatan ini tidak dipidana. Pasal 353 1. Penganiayaan dengan rencana lebih dahulu, diancam dengan pidana penjara paling lama empat tahun. 2. Jika perbuatan itu mengakibatka luka-luka berat, yang bersalah dikenakan pidana penjara paling lama tujuh tahun. 3. Jika perbuatan itu mengkibatkan kematian yang bersalah diancam dengan pidana penjara paling lama sembilan tahun Pasal 354 1. Barang siapa sengaja melukai berat orang lain, diancam karena melakukan penganiayaan berat dengan pidana penjara paling lama delapan tahun. 2. Jika perbuatan itu mengakibatkan kematian, yang bersalah diancam dengan pidana penjara paling lama sepuluh tahun. Pasal 355

1. Penganiayaan berat yang dilakukan dengan rencana terlebih dahulu, diancam dengan pidana penjara paling lama dua belas tahun. 2. Jika perbuatan itu mengakibatkan kematian, yang bersalah diancam dengan pidana penjara paling lams lima belas tahun. Pasal 356 Pidana yang ditentukan dalam pasal 351, 353, 354 dan 355 dapat ditambah dengan sepertiga: 1. Bagi yang melakukan kejahatan itu terhadap ibunya, bapaknya yang sah, istrinya atauanaknya; 2. Jika kejahatan itu dilakukan terhadap seorang pejsbat ketika atau karena

menjalankantugasnya yang sah; 3. Jika kejahatan itu dilakukan dengan memberikan bahan yang herbahaya bagi nyawa ataukesehatan untuk dimakan atau diminum Pemeriksaan Medik Tanatologi Thanatologi adalah topik dalam ilmu kefdokteran forensik yang mempelajari hal mati serta perubahan yang terjadi pada tubuh setelah seseorang mati. Thanatologi juga bermanfaat untuk memastikan kematian klinis, memperkirakan sebab kematian, dan saat kematian.1 Dalam kasus ini, yang perlu diperhatikan adalah sebagai berikut: a. Lebam Mayat Biasanya mulai tampak 20-30 menit pasca mati, makin lama intensitasnya makin bertambah dan menjadi lengkap dan menetap setelah 8-12 jam.Sebelum waktu ini, lebam mayat masih menghilang (memucat) pada penekanan dan dapat bisa berpindah jika posisi mayat diubah. Memucatnya lebam akan lebih cepat dan lebih sempurna apabila penekanan atau perubahan posisi tubuh tersebut dilakukan pada 6 jam pertama setelah mati klinis.Pada kasus keracunan 10 jam pasca mati sudah terjadi lebam mayat yang menetap. b. Kaku Mayat Kaku mayat dibuktikan dengan memeriksa persendian. Kaku mayat mulai tampak kira-kira 2 jam setelah mati klinis, dimulai dari bagian luar tubuh (otot-otot kecil) kearahdalam (sentripetal).

Kaku mayat atau rigor mortis adalah kekakuan yang terjadi pada otot yang kadangkadang disertai dengan sedikit pemendekan serabut otot, yang terjadi setelah periode pelemasan / relaksasi primer. Hal ini terjadi karena perubahan kimia dalam otot, dan hal ini terjadi serentak disemua otot, baik otot polos maupun otot bergaris. Beberapa saat setelah kematian metabolisme tingkat seluler masih ada, bila cadangan glikogen habis maka energi tidak terbentuk, sehingga perubahan ADP ke ATP tidak terjadi yang mengakibatkan aktin/miosin menggumpal dan otot menjadi kaku. c. Penurunan Suhu Kecepatan penurunan suhu dipengaruhi oleh suhu keliling, aliran dan kelembaban udara, bentuk tubuh, posisi tubuh, pakaian. Penurunan suhu tubuh akan lebih cepat pada suhu keliling yang rendah, lingkungan berangin dengan kelembaban rendah, tubuh yang kurus, posisi terlentang, tidak berpakaian atau berpakaian tipis, pada umumnya orang tua serta anak kecil d. Proses Pembusukan Perubahan warna : Perubahan ini pertama kali tampat pada fossa iliaka kanan dan kiri berupa warna hijau kekuningan, disebabkan oleh perubahan hemoglobin menjadis ulfmethemoglobin. Perubahan warna ini juga tampak pada seluruh abdomen, bagian depan genitalia eksterna, dada, wajah dan leher. Dengan semakin berlalunya waktu maka warnanya menjadi semakin ungu.Pada mayat dalam kasus belum terjadi pembusukan. Pembusukan adalah suatu keadaan dimana bahan-bahan organik tubuh mengalami dekomposisi baik yang disebabkan oleh karena adanya aktivitas bakteri, maupun karena autolysis. Setelah terjadinya kematian, bakteri yang normal ada dalam tubuh segera mengadakan invasi ke dalam jaringan, darah adalah medium yang paling baik untuk perkembangan dan pertumbuhan bakteri tersebut. Bakteri terutama datang dari usus besar, dimana clostridium welchii yang paling dominan.

Pada pemeriksaan tanatologi kasus, ditemukan : 1. Tubuh mayat ditemukan telah membusuk, sehingga perkiraan saat kematian korban lebih dari 24 jam karena pembusukan baru tampak kira-kira 24 jam pasca mati. Pembusukan ini

awalnya berupa warna kehijauan pada perut kanan bawah, yaitudaerah sekum yang isinya lebih cair dan penuh dengan bakteri serta terletak dekatdinding perut. Warna kehijauan ini disebabkan oleh terbentuknya sulf-met-hemoglobin. Secara bertahap warna kehijauan ini akan menyebar ke seluruh tubuh,dan bau busuk pun akan tercium. 2. Ditemukan lebam mayat tetap pada bagian dada dan perut karena korban diketemukandalam keadaan tertelungkup sebab setelah kematian klinis, maka eritrosit akanmenempati tempat terbawah akibat gaya tarik bumi (gravitasi). Lebam mayat yangtetap ini dikarenakan bertimbunnya sel-sel darah dalam jumlah yang cukup banyak,sehingga sulit berpindah lagi, dan kekakuan otot-otot dinding pembuluh darah ikut mempersulit perpindahan tersebut. Dan lebam mayat yang menetap ini akan terjadisetelah 8-12 jam pasca kematian. 3. Pada korban juga terdapat penurunan suhu tubuh (algor mortis). 4. Pada korban tidak diketemukan kaku mayat (rigor mortis) karena korban sudah meninggal kira-kira 24 jam, sedangkan kaku mayat akan timbul dan menjadi lengkap pada 12 jam pertama, kemudian menetap selama 12 jam dan akan menghilang dalam urutan yang sama. Traumatologi Pada mayat dapat ditemukan satu luka terbuka pada daerah ketiak kiri yang memperlihatkan pembuluh darah ketiak kiri yang terputus selain beberapa luka terbuka pada daerah tungkai, menunjukkan terdapat luka akibat benda tajam pada mayat. Benda-benda yang dapat mengakibatkan luka dengan sifat luka seperti ini adalah benda yang memiliki sisi tajam, baik berupa garis maupun runcing, yang bervariasi dari alat-alat seperti pisau, golok, dan sebagainya hingga keeping kaca, gelas, logam, sembilu bahkan tepi kertas atau rumput.Gambaran umum luka yang diakibatkannya adalah tepi dan dinding luka yang rata,berbentuk garism tidak terdapat jembatan jaringan dan dasar luka berbentuk garis atau titik. Luka akibat kekerasan benda tajam dapat berupa luka iris atau luka sayat, luka tusuk dan luka bacok.Selain gambaran umum luka tersebut di atas, luka iris atau sayat dan luka bacok mempunyai kedua sudut luka lancip dan dalam luka tidak melebihi panjang luka. Sudut lukayang lancip dapat terjadi dua kali pada tempat yang berdekatan akibat pergeseran senjata sewaktu ditarik atau akibat bergeraknya korban. Bila dibarengi gerak memutar, dapat menghasilkan luka yang tidak selalu berupa garis.Pada luka tusuk, sudut luka dapat menentukan

perkiraan benda penyebabnya, apakahberupa pisau bermata satu atau bermata dua. Bila satu sudut luka lancip dan yang lain tumpul,berarti benda penyebabnya adalah benda tajam bermata satu. Bila kedua sudut luka lancip,luka tersebut dapat diakibatkan oleh benda tajam bermata dua. Benda tajam bermata satu dapat menimbulkan luka tusuk dengan kedua sudut luka lancip apabila hanya bagian ujung benda saja yang menyentuh kulit, sehingga sudut luka dibentuk oleh ujung dan sisi tajamnya.Kulit di sekitar luka akibat kekerasan benda tajam biasanya tidak menunjukkan adanya luka lecet atau luka memar, kecuali bila bagian gagang turut membentur kulit.Pada luka tusuk, panjang luka biasanya tidak mencerminkan lebar benda tajam penyebabnya, demikian pula panjang saluran luka biasanya tidak menunjukkan panjang benda tajam tersebut. Hal ini disebabkan oleh faktor elastisitas jaringan dan gerakan korban Pada trauma benda tajam, dapat ditemukan luka berbentuk : 1. Luka iris Dalam luka lebih pendek dari panjang irisan luka dan arah trauma sejajar permukaan kulit 2. Luka tusuk Dalam luka lebih panjang dari panjang luka dan arah trauma tegak lurus permukaan kulit 3. Luka bacok Dalam luka kurang lebih sama dengan panjang luka selain arah trauma kurang lebih 45 dari permukaan kulit dan tergantung beratnya benda yang di pakai. Ciri-ciri luka karena benda tajam :

Tepinya rata Sudut luka tajam Tidak ada jembatan jaringan Sekitar luka bersih tidak ada memar Bila lokasinya pada kepala maka rambutnya terpotong

Luka akibat kekerasan benda tajam dapat berupa : 1. 2. Luka iris atau sayat (panjang > dalam) Luka Tusuk (dalam > panjang > lebar) ada beberapa faktor yang mempengaruhi bentuk luka tusuk seperti reaksi korban atau saat pisau keluar sehingga lukanya menjadi tidak khas adapun pola yang sering ditemukan yaitu : a. Tusukan masuk, yang kemudian dikeluarkan sebagian, dan kemudian ditusukkan

kembali melalui saluran yang berbeda b. Tusukan masuk kemudian dikeluarkan dengan mengarahkan ke salah satu sudut, sehingga luka yang terbentuk lebih lebar dan memberikan luka pada permukaan kulit seperti ekor. c. Tusukan masuk kemudian saat masih di dalam ditusukkan ke arah lain, sehingga saluran luka menjadi lebih luas d. Tusukan masuk yang kemudian dikeluarkan dengan mengggunakan titik terdalam sebagai landasan, sehingga saluran luka sempit pada titik terdalam dan terlebar pada bagian superfisial e. Tusukan diputar saat masuk, keluar, maupun keduanya. Sudut luka berbentuk ireguler dan besar. 3. Luka Bacok (panjang = dalam) luka ini tergantung dua faktor yaitu : a. Jenis senjata biasanya senjata yang digunakan sedikit tajam/ tajam dan relatif berat seperti kapak atau parang. b. Tenaga yang digunakan biasanya lebih besar dari luka tusuk atau luka iris. Interpretasi Temuan 1. Seorang laki-laki ditemukan di sebuah sungai kering yang penuh batu-batuan dalamkeadaan mati tertelungkup. Lehernya terikat lengan baju (yang kemudian diketahuisebagai baju miliknya sendiri) dan ujung lengan baju lainnya terikat ke sebuah dahanpohon perdu setinggi 60 cm. Posisi tubuh relatif mendatar, namun leher memangterjerat oleh baju tersebut. Keterangan ini menggambarkan keadaan korban yang seolah-olah mati disebabkan karena gantung diri dengan posisi gantung berbaring tertelungkup. 2. Namun, masih dijumpai adanya satu luka terbuka di daerah ketiak kiri yangmemperlihatkan pembuluh darah ketiak yang putus yang memiliki ciri-ciri yangsesuai dengan akibat kekerasan tajam dan beberapa luka terbuka di daerah tungkaibawah kanan dan kiri yang memiliki ciri-ciri yang sesuai dengan akibat kekerasantajam. Temuan ini menyingkirkan bahwa korban mati bunuh diri. Karena luka yangditemukan merupakan tanda bukti korban penganiayaan orang lain terhadap korban Putusnya pembuluh darah ketiak merupakan mekanisme dari kematian korban,karena pembuluh darah ketiak merupakan salah satu pembuluh darah besar dari bagian tubuh di

daerah aksila (ketiak). Dimana kekerasan tajamlah yang menyebabkan putusnya pembuluh darah berupa luka bacok. Luka berupa bacokanmemiliki ciri-ciri, yaitu kedua sudut lancip dan relatif dalam, bentuk garis lurus,tak ada lecet atau memar di sekitar luka, tepi dinding rata, folikel rambutterpotong, serta tidak ada jembatan jaringan. Beberapa luka terbuka di daerah tungkai bawah kanan dan kiri yang juga memilikiciriciri yang sesuai akibat benda tajam memungkinkan bahwa korban sempat melakukan perlawanan dengan kakinya sehingga kaki ikut terluka oleh benda tajam. 3. Ia mengenakan kaos dalam (oblong) dan celana panjang yang di bagian bawahnyadigulung hingga setengah tungkai di bawahnya. Diduga korban adalah warga pedesaan yang sedang mencari kayu bakar di hutan.Karena kebiasaan masyarakat di pedesaan setiap kali berjalan menusuri hutan sering menggulung celananya dan membuka baju kemudian disandangkan dibahu. 4. Tubuh mayat tersebut telah membusuk Diduga korban telah meninggal lebih dari 24 jam yang lalu.

Rumah terdekat dari TKP adalah kira-kira 2 km. TKP adalah daerah suatu perbukitanyang berhutan cukup lebat. Keterangan ini memperkuat asumsi bahwa pembunuhan berlangsung di tempat tersebut karena letaknya jauh dari pemukiman sehingga memberi kesempatan serta memudahkan pelaku untuk melakukan tindak kejahatan tersebut

Sebab Kematian Cedera/luka akibat kekerasan benda tajam. Cara Kematian Pada kasus ini, cara kematian korban adalah tidak wajar, dengan dugaan pembunuhanoleh seseorang di hutan dengan menggunakan kekerasan tajam. Hal ini juga berdasarkan hasiltemuan pada korban, yaitu ditemukan tanda-tanda kekerasan, yaitu luka terbuka pada bagianketiak dan luka benda tajam pada kedua tungkai bawah. Mekanisme Kematian Perdarahan masif karena putusnya pembuluh darah ketiak kiri akibat kekerasan bendatajam yang diterima korban

Identifikasi Forensik Identifikasi forensik merupakan upaya yang dilakukan dengan tujuan membantu penyidik untuk menemukan identitas seseorang. Identitas seseorang dipastikan bila paling sedikit dua metode yang digunakan memberikan hasil positif. Penentuan identitas personal dapat menggunakan metode identifikasi sidik jari, visual,dokumen, pakaian dan perhiasan, identifikasi medik, pemeriksaan gigi, dan pemeriksaanserologi, Akhir-akhir ini dikembangkan pula metode DNA. a. Pemeriksaan sidik jari Metode ini membandingkan gambaran sidik jari jenazah dengan data sidik jari antemortem. Setelah mengambil sidik jari jenazah (cap) hasil kita berikan kepada pihak yangberwajib. b. Metode visual Jenazah Tn.A sudah membusuk, maka metode ini kurang efektif dilakukan, karena metode visual hanya efektif apabila didapatkan jenazah yang belum mebusuk. c. Pemeriksaan dokumen Tidak ditemukannya dompet ataupun dokumen dan kartu identifikasi lainnya pada pakaian korban. d. Pemeriksaan pakaian dan perhiasan Dari pakaian dan perhiasan yang dipakai jenazah, mungkin dapat diketahi merek atau nama pembuat, ukuran, inisial nama pemilik, badge, yang semuanya dapat membantu identifikasi walaupun telah terjadi pembusukan pada jenazah tersebut.Pada pemeriksaan didapatkan mayat berpakaian : Atas: kaos dalam (oblong) berwarna putih tanpa merek Bawah: celana panjang kain yang dilipat

e. Identifikasi medik Metode ini menggunakan data tinggi badan, berat badan, warna rambut, warna mata,cacat/kelainan khusus, tatu (rajah). Metode ini mempunyai nilai cukup tinggi karena selaindilakukan oleh seorang ahli dengan melakukan berbagai cara/modifikasi sehingga ketepatannya cukup tinggi. Melalui metode ini diperoleh data tentang jenis kelamin, ras,perkiraan umur dan tinggi badan, kelainan pada tulang dan sebagainya.

f. Pemeriksaan gigi Pemeriksaan ini meliputi pencatatan data gigi (odontogram) dan rahang yang dapatdilakukan dengan menggunakan pemeriksaan manual, sinar-X dan pencetakan gigi sertarahang. Odontogram memuat data tentang jumlah, bentuk, susunan, tambalan, protesa gigidan sebagainya. Hasil dari pemeriksaan dibandingkan dengan data ante mortem.Pada mayat didapatkan gigi geligi lengkap kecuali geraham depan pertama rahangbawah sebelah kiri yang tidak ada.g. g. Pemeriksaan serologik Pemeriksaan serologik bertujuan untuk menentukan golongan darah

jenazah.Pemeriksaan golongan darah yang telah membusuk dapat dilakukan dengan memeriksarambut, kuku dan tulang Visum Et Repertum Pembuatan dan penyampaian hasil laporan pemeriksaan dilakukan menggunakan visum et repertum yang disiapkan dengan format seperti berikut: 1. Pembukaan Ditulis pro justicia yang berarti demi keadilan dan ditulis di kiri atas sebagai pengganti materai 2. Pendahuluan Bagian pendahuluan berisi: - Identitas tempat pembuatan visum berdasarkan surat permohonan mengenai jam, tanggal, dan tempat - Pernyataan dokter, identitas dokter - Identitas peminta visum - Wilayah - Identitas korban - Identitas tempat perkara 3. Pemberitaan Pemberitaan memuat hasil pemeriksaan, berupa:

- Apa yang dilihat, yang ditemukan sepanjang pengetahuan kedokteran

- Hasil konsultasi dengan teman sejawat lain - Untuk ahli bedah yang mengoperasi ? dimintai keterangan apa yang diperoleh. Jika diopname ? tulis diopname, jika pulang ? tulis pulang - Tidak dibenarkan menulis dengan kata-kata latin - Tidak dibenarkan menulis dengan angka, harus dengan huruf untuk mencegah pemalsuan. - Tidak dibenarkan menulis diagnosis, melainkan hanya menulis ciri-ciri, sifat, dan keadaan luka. 4. Kesimpulan Bagian kesimpulan memuat pendapat pribadi dokter tentang hubungan sebab akibat antara apa yang dilihat dan ditemukan dokter dengan penyebabnya. Misalnya jenis luka, kualifikasi luka, atau bila korban mati maka dokter menulis sebab kematiannya. 5. Penutup Bagian penutup memuat sumpah atau janji, tanda tangan, dan nama terang dokter yang membuat. Sumpah atau janji dokter dibuat sesuai dengan sumpah jabatan atau pekerjaan dokter. Daftar Pustaka 1. Staf Pengajar Bagian Kedokteran Forensik FKUI. Peraturan Perundang-undangan Bidang Kedokteran. Hukum Acara Pidana, Prosedur Medikolegal, dan Kejahatan Terhadap Tubuh dan Jiwa Manusia. Jakarta: Bagian Kedokteran Forensik FKUI; 1994.

2. Budiyanto A, Widiatmaka W, Sudiono S, et al.Ilmu Kedokteran Forensik.Jakarta: BagianKedokteran Forensik FKUI; 1997.

3. Staf

Pengajar

Bagian

Kedokteran

Forensik

FKUI.Teknik

Autopsi

Forensik .

Jakarta:Bagian Kedokteran Forensik FKUI; 2000.

4. 4.Moore KL, Agur AMR.Anatomi Klinis Dasar . Jakarta: Hipokrates; 2002.

5. Kitab

Undang-Undang

Hukum

Pidana.

Diunduh

dari:http://www.pdfi-

indonesia.org/download/undang-undang/.25 Disember 2012

Anda mungkin juga menyukai

  • CHNJLK
    CHNJLK
    Dokumen1 halaman
    CHNJLK
    Erica Whitney
    Belum ada peringkat
  • Lhihi
    Lhihi
    Dokumen1 halaman
    Lhihi
    Erica Whitney
    Belum ada peringkat
  • KK
    KK
    Dokumen5 halaman
    KK
    Erica Whitney
    Belum ada peringkat
  • KLJ
    KLJ
    Dokumen3 halaman
    KLJ
    Erica Whitney
    Belum ada peringkat
  • Beromen Lahir
    Beromen Lahir
    Dokumen1 halaman
    Beromen Lahir
    Erica Whitney
    Belum ada peringkat
  • Dosis Anak-Anak Kecil
    Dosis Anak-Anak Kecil
    Dokumen2 halaman
    Dosis Anak-Anak Kecil
    Erica Whitney
    Belum ada peringkat
  • Kiev 13 Julai
    Kiev 13 Julai
    Dokumen1 halaman
    Kiev 13 Julai
    Erica Whitney
    Belum ada peringkat
  • Bangs at
    Bangs at
    Dokumen1 halaman
    Bangs at
    Erica Whitney
    Belum ada peringkat
  • BAITULMAQDIS 12 Julai
    BAITULMAQDIS 12 Julai
    Dokumen1 halaman
    BAITULMAQDIS 12 Julai
    Erica Whitney
    Belum ada peringkat
  • KLJ
    KLJ
    Dokumen3 halaman
    KLJ
    Erica Whitney
    Belum ada peringkat
  • Anak
    Anak
    Dokumen19 halaman
    Anak
    Erica Whitney
    Belum ada peringkat
  • KLJ
    KLJ
    Dokumen3 halaman
    KLJ
    Erica Whitney
    Belum ada peringkat
  • Cara Pemberian Obat Pada Anak Secara Oral Dan Injeksi
    Cara Pemberian Obat Pada Anak Secara Oral Dan Injeksi
    Dokumen1 halaman
    Cara Pemberian Obat Pada Anak Secara Oral Dan Injeksi
    Erica Whitney
    Belum ada peringkat
  • Anak
    Anak
    Dokumen19 halaman
    Anak
    Erica Whitney
    Belum ada peringkat
  • OPTIMASI PP
    OPTIMASI PP
    Dokumen23 halaman
    OPTIMASI PP
    Erica Whitney
    Belum ada peringkat
  • INFEKSI TORCH PADA KEHAMILAN
    INFEKSI TORCH PADA KEHAMILAN
    Dokumen22 halaman
    INFEKSI TORCH PADA KEHAMILAN
    Yani Pukari Sweet
    100% (3)
  • Tiroid Belajar
    Tiroid Belajar
    Dokumen26 halaman
    Tiroid Belajar
    Erica Whitney
    Belum ada peringkat
  • Torch
    Torch
    Dokumen45 halaman
    Torch
    Erica Whitney
    Belum ada peringkat
  • PHSDalam Kedaruratan
    PHSDalam Kedaruratan
    Dokumen72 halaman
    PHSDalam Kedaruratan
    Jeanyanty Yoesteyn Djaranjoera
    Belum ada peringkat
  • Versi External Keberhasilan
    Versi External Keberhasilan
    Dokumen4 halaman
    Versi External Keberhasilan
    Erica Whitney
    Belum ada peringkat
  • Referat Sepsis
    Referat Sepsis
    Dokumen20 halaman
    Referat Sepsis
    Erica Whitney
    Belum ada peringkat
  • Ppok Copd
    Ppok Copd
    Dokumen16 halaman
    Ppok Copd
    Erica Whitney
    Belum ada peringkat
  • Ciri Maturitas Fisik Menurut Skor Ballard
    Ciri Maturitas Fisik Menurut Skor Ballard
    Dokumen3 halaman
    Ciri Maturitas Fisik Menurut Skor Ballard
    Erica Whitney
    Belum ada peringkat
  • Pppok
    Pppok
    Dokumen12 halaman
    Pppok
    Erica Whitney
    Belum ada peringkat