Anda di halaman 1dari 6

HUBUNGAN PENDIDIKAN KESEHATAN DENGAN DISCHARGE PLANNING A. Pengertian 1.

Pendidikan Kesehatan Pendidikan kesehatan adalah kegiatan dibidang penyuluhan kesehatan umum dengan tujuan menyadarkan dan mengubah sikap serta perilaku masyarakat agar tercapai tingkat kesehatan yang diinginkan (Kamus Besar Bahasa Indonesia. Edisi ketiga. 2007. Jakarta: Balai Pustaka). Pendidikan klien menurut Barlet adalah sebuah rencana pendidk yang menggunakan kombinasi antara beberapa metode seperti pembelajaran, konseling, dan teknik modifikasi perilaku yang enyebabkan perubahan pengetahuan dan perilaku sehat pada klien. Pendidikan merrupakan proses perubahan sikap dan perilaku seseorang atau kelompok dalam usaha mendewasakan manusia melalui upaya pebelajaran dan pelatihan,, antara lain proses, cara, perbuatan dan mendiidik. 2. Discharge Planning Discharge planning merupakan komponen sistem perawatan berkelanjutan, pelayanan yang diperlukan klien secara berkelanjutan dan bantuan untuk perawatan berlanjut pada klien dan membantu keluarga menemukan jalan pemecahan masalah dengan baik, pada saat tepat dan sumber yang tepat dengan harga yang terjangkau (Doenges & Moorhouse: 94-95). Discharge planning merupakan serangkaian keputusan dan aktiitasaktivitas yang terlibat dalam pemberian asuhan keperawatan yang kontinu dan terkoordinasi ketika klien dipulangkan dari lembaga pelayanan kesehatan. Proses discharge planning dilakukan secara komprehensi dan melibatkan multi disiplin, mencakup semua pemberian pelayanan kesehatan (Potter & Peerry, 2006).

Menurut

Kozier

(2004),

discharge

planning

sebagai

proses

mempersiapkan klien untuk menunggalkan satu unit pelayanan kepada unit yang lain didalam atau diluar suatu agen pelayanan kesehatan umum. Discharge planning adalah suatu proses dimana mulainya kliien mendapatkan pelayanan kesehatan yang diikuti dengan kesinambungan perawatan baik dalam proses penyembuhan maupun dalam mempertahankan derajat kesehatannya sampai klien merasa siap untuk kembali ke lingkungannya. B. Tujuan Tujuan utama adalah membantu klien dan keluarga untuk mencapai tingkat kesehatan yang optimal. Discharge planning yang efektif juga menjamin perawatan yang berkelanjutan di saat keadaan yang penuh dengan stress. Rencana pulang yang dimulai pada saat pasien masuk rumah sakit dan secara periodik diperbaiki mencapai tahap akhir dan segera dilaksanakan, Periksa apakah pasien/orang terdekat telah mendapat instruksi tertulis atau instruksi verbal tentang penanganan, obat-obatan dan aktivitas yang boleh dilakukan di rumah. Tanda dan gejala yang menunjukkan perlunya kontak yang terus-menerus dengan pelayanan kesehatan perlu ditinjau. C. Manfaat 1. Menurunkan jumlah kekambuhan, penurunan kembali di rumah sakit, dan kunjungan ke ruangan kedaruratan yang tidak perlu kecuali untuk beberapa diagnosa. 2. 3. Membantu klien untuk memahami kebutuhan setelah perawatan dan biaya pengobatan. Bahan pendokumentasian keperawatan.

D. Hal-hal yang perlu diperhatikan Meskipun pasien telah dipulangkan, penting bagi pasien dan keluarga mengetahui apa yang telah dilaksanakan dan bagaimana mereka dapat meneruskan untuk meningkatkan status kesehatan pasien. Selain itu, ringkasan pulang tersebut dapat disampaikan oleh perawat praktisi/perawat home care dan mungkin dikirim ke dokter primer/dokter yang terlibat untuk dimasukkan dalam catatan institusi untuk meningkatkan kesinambungan perawatan dengan kerja yang kontinu ke arah tujuan dan pemantauan kebutuhan yang berubah (Doenges & Moorhouse: 126). Discharge Planning harus disesuaikan dengan: 1. Kebutuhan klien, tersedianya tim kesehatan 2. Dimulai sejak awal masuk rumah sakit. 3. Disusun oleh tim. E. Tahap-tahap Discharge Planning 1. Pengkajian Pengkajian mencakup pengumpulan dan pengorganisasian data tentang klien. Ketika melakukan pengkajian kepada klien, keluarga merupakan bagian dari unit perawatan. Klien dan keluarga harus aktif dilibatkan dalam proses discharge agar transisi dari rumah sakit ke rumah dapat efektif. Elemen penting dari pengkajian discharge planning adalah: a b c d e 2. Data Kesehatan Data Pribadi Pemberi Perawatan Lingkungan Keuangan dan Pelayanan yang dapat mendukung Diagnosa Diagnosa keperawatan didasarkan pada pengkajian discharge planning, dikembangkan untuk mengetahui kebutuhan klien dan keluarga. Keluarga sebagai unit perawatan memberi dampak terhadap anggota keluarga yang
3

membutuhkan perawatan. Adalah penting untuk menentukan apakah masalah tersebut aktual atau potensial. 3. Perencanaaan: Hasil yang diharapkan Menurut Luverne & Barbara, 1988, perencanaan pemulangan pasien membutuhkan identifikasi kebutuhan spesifik klien. Kelompok perawat berfokus pada kebutuhan rencana pengajaran yang baik untuk persiapan pulang klien, yang disingkat dengan METHOD, yaitu: a pulang. b Environment (Lingkungan) Lingkungan tempat klien akan pulang dari rumah sakit sebaiknya aman. Pasien juga sebaiknya memiliki fasilitas pelayanan yang dibutuhkan untuk kontinuitas perawatannya. c Treatrment (pengobatan) Perawat harus memastikan bahwa pengobatan dapat berlanjut setelah klien pulang, yang dilakukan oleh klien atau anggota keluarga. Jika hal ini tidak memungkinkan, perencanaan harus dibuat sehingga seseorang dapat berkunjung ke rumah untuk memberikan keterampilan perawatan. d Klien Health Teaching (Pengajaran Kesehatan) yang akan pulang sebaiknya diberitahu bagaimana mempertahankan kesehatan. Termasuk tanda dan gejala yang mengindikasikan kebutuhan pearwatan kesehatan tambahan. e Outpatient referral Klien sebaiknya mengenal pelayanan dari rumah sakit atau agen komunitas lain yang dapat meningkatan perawatan yang kontinu. f Diet Klien sebaiknya diberitahu tentang pembatasan pada dietnya. Ia sebaiknya mampu memilih diet yang sesuai untuk dirinya. Medication (obat) Pasien sebaiknya mengetahui obat yang harus dilanjutkan setelah

4.

Implementasi Implementasi adalah pelaksanaan rencana pengajaran dan referral. Seluruh pengajaran yang diberikan harus didokumentasikan pada catatan perawat dan ringkasan pulang (Discharge summary). Instruksi tertulis diberikan kepada klien. Demonstrasi ulang menjadi harus memuaskan. Klien dan pemberi perawatan harus memiliki keterbukaan dan melakukannya dengan alat yang akan digunakan di rumah. Penyerahan home care dibuat sebelum klien pulang. Informasi tentang klien dan perawatannya diberikan kepada agen tersebut. Seperti informasi tentang jenis pembedahan, pengobatan (termasuk kebutuhan terapi cairan IV di rumah), status fisik dan mental klien, factor social yang penting (misalnya kurangnya pemberi perawatan, atau tidak ada pemberi perawatan) dan kebutuhan yang diharapkan oleh klien. Transportasi harus tersedia pada saat ini

5.

Evaluasi Evaluasi terhadap discharge planning adalah penting dalam membuat kerja proses discharge planning. Perencanaan dan penyerahan harus diteliti dengan cermat untuk menjamin kualitas dan pelayanan yang sesuai. Evaluasi berjalan terus-menerus dan membutuhkan revisi dan juga perubahan. Evaluasi lanjut dari proses pemulangan biasanya dilakukan seminggu setelah klien berada di rumah. Ini dapat dilakukan melalui telepon, kuisioner atau kunjungan rumah (home visit).

Keberhasilan program rencana pemulangan tergantung pada enam variabel: a b c d e f Derajat penyakit Hasil yang diharapkan dari perawatan Durasi perawatan yang dibutuhkan Jenis-jenis pelayanan yang diperlukan Komplikasi tambahan Ketersediaan sumber-sumber.

F. Kesimpulan Hubungan pendidikan kesehatan dengan discharge plannning sangat erat kaitannya. Peran perawat sebagai pemberi asuhan melakukan pengkajian yang menyeluruh sejak awal pasien masuk sampai proses kepulangan klien. Untuk meningkakan pengkajian maka pendidikan kesehatan awal diberikan sebelum klien meninggalkan tempat perawatan. Tujuan akhir dari perencanaan pulang adalah memberikan pengetahuan, keterampilan dan sumber-sumber yang dibutuhkkan oleh klien agar klien dapat melakukan perawatan diri setelah pulang.

Anda mungkin juga menyukai