Anda di halaman 1dari 7

ENZIM PENCERNAAN: GETAH LAMBUNG Resti Wanida Putri (G84110040)1, Riswan Dwi Cahyana2, Syaefuddin3 Nama Mahasiswa1 Asisten

Praktikum2 Dosen Praktikum3 Metabolisme Departemen Biokimia Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Institut Pertanian Bogor 2013 Abstrak Proses pencernaan merupakan suatu proses yang terdiri dari proses mekanik dan poses kimia. Proses mekanik dapat dibantu dengan gerakan peristaltik sedangkan proses kimiawi dibantu dengan bantuan enzim. Pepsin merupakan enzim pencernaan yang berfungsi untuk memecah ikatan peptide antara asam amino yang membentuk protein. Aktivasi pepsinogen dapat dengan menggunakan ekstrak pepsinogen yang ditambahkan HCl dan fibrin. Begitu pula dengan aktivitas pepsin dapat dilihat dengan penambahan HCl dan akuades. Pepsinogen akan teraktivasi pada larutan yang asam. Aktivitasi pepsinogen dapat dinetralisir dengan penambahan Na-karbonat. Penambahan Na-karbonat pada pepsin dengan pH rendah tidak akan berpengaruh pada aktivitas pepsin. Pepsin tidak akan bekerja pada suhu 100C karena suhu optimum dari pepsin adalah 37C. Pepsin juga mempunyai pH optimum yaitu 2.0 sehingga jika pepsin diaktivasi pada pH 4.0 tidak akan bekerja. Pendahuluan Proses pencernaan dapat dilakukan dengan cara mekanik dan kimiawi. Proses mekanik adalah proses pengubahan makanan yang berukuran besar ampai ukurannya lebih kecil. Proses ini dibantu engan gigi, lambung dan usus selain itu juga dibantu dengan adanya gerakan peristaltik. Sedangkan pencernaan kimiawi adalah pengubahan secara kimia dilakukan dengan bantuan enzim. Getah lambung adalah merupakan cairan yang ada di dalam lambung. Komponen getah lambung terdari dari air, asam klorida dan enzim. Sekresi dari getah lambung diatur oleh mekanisme syaraf dan hormonal. Impuls parasimpatis yang terdapat pada medula dihantarkan melalui syaraf vagus dan merangsang gastrik glands untuk mensekresikan pepsinogen, asam klorid, mukus, dan hormon gastrin. Ada tiga faktor yang merangsang sekresi lambung, yaitu fase sefalik, fase gastrik, dan fase intestinal.

Asam lambung mempunyai pH sekitar 1,00 sampai 2,00. Fungsi utamanya adalah pemecahan molekul protein dengan mengaktivasi pepsin. Fungsi lainnya adalah kerja pendahuluan terhadap protein sebelum dipecah pepsin, yaitu berupa denaturasi dan hidrolisis, aktivasi pepsinogen menjadi pepsin, mempermudah penyerapan Fe, sedikit menghidrolisis suatu disakarida, merangsang pengeluaran sekretin, suatu hormon yang terdapat dalam duodenum, dan mencegah terjadinya fermentasi dalam lambung oleh mikroorganisme (Poedjiadi, 1994). Prinsip dari aktivitas di perut adalah memulai pencernaan protein. Bagi orang dewasa, pencernaan terutama dilakukan melalui enzim pepsin. Pepsin memecah ikatan peptide antara asam amino yang membentuk protein. Rantai protein yang terdiri dari asam amino dipecah menjadi fragmen yang lebih kecil yang disebut peptide. Pepsin paling efektif di lingkungan yang sangat asam di perut (pH=2) dan menjadi inakatif di lingkungan yang basa. Pepsin disekresikan menjadi bentuk inakatif yang disebut pepsinogen, sehingga tidak dapat mencerna protein di sel-sel zymogenic yang memproduksinya. Pepsinogen tidak akan diubah menjadi pepsin aktif sampai ia melakukan kontak dengan asam hidroklorik yang disekresikan oleh sel parietal. Kedua, sel-sel lambung dilindungi oleh mukus basa, khususnya setelah pepsin diaktivasi. Mukus menutupi mukosa untuk membentuk hambatan antara mukus dengan getah lambung. Pepsin A adalah suatu komponen yang besar yang memiliki berat molekul 35.000 daltons dan pH optimum kira-kira 1.0 untuk subrat kasein dan hemoglobin jika subtrat adalah protein asli. Pepsin akan memotong grup karbolik dari asam amino seperti fenilalanin dan tirosin. Pepsin tidak memotong ikatan yang ada di valin, alanin, atau glisin. Pepsin tidak bekerja pada pH 6.0 (Lehninger 1998). Praktikum ini bertujuan mengetahui aktivasi pepsinogen dan aktivitas pepsin. Aktivasi pepsinogen pada asam kuat. Selain itu juga untuk mengetahui aktivitas pepsin pada pH dan suhu optimumnya. Metode Praktikum Waktu dan Tempat Praktikum dilaksanakan pada tanggal 27 September 2013 pukul 13.00-16.00 WIB. Tempat praktikum di Laboratorium Metabolisme Departemen Biokimia, Fakultas Peternakan lantai lima, IPB Dramaga. Alat dan Bahan Alat-alat yang digunakan dalam praktikum ini antara lain tabung reaksi, penangas air, pipet, balb, indikator universal, gelas piala, stopwatch, batang pengaduk, dan termometer.

Bahan-bahan yang digunakan dalam praktikum ini antara lain ekstrak pepsinogen, HCl 0.4%, akuades, Na-karbonat 0.5%, fibrin, ekstrak pepsin, dan HCl 1 N . Prosedur Percobaan Aktivasi Pepsinogen. Sebanyak 4 ml ekstrak pepsinogen dimasukan kedalam dua buah tabung reaksi. Tabung 1 ditambahkan 3 ml HCl 0.4% dan tabung dua dimasukan 3 ml akuades kemudian dikocok. Lalu kedua tabung disimpan didalam penangas air selama 15 menit dengan suhu 37-40C. Aktivasi Pepsinogen. Sebanyak 4 ml ekstrak pepsinogen dimasukan kedalam dua buah tabung reaksi. Tabung 1 ditambahkan 3 ml HCl 0.4% dan tabung dua dimasukan 3 ml akuades kemudian dikocok. Lalu kedua tabung disimpan didalam penangas air selama 15 menit dengan suhu 37-40C. Kemudian tabung 1 ditambahkan Na-karbonat 0.5% dan tabung 2 ditambahkan akuades sehingga volumenya sama. Lalu keduanya ditambah 3 ml Nakarbonat 0.5% dan dinkubasi pada suhu 37-40C selama 15 menit . Lalu ditambahkan dengan HCl samapai pH 1.0-2.0. Aktivitas pepsin. Dua tabung reaksi diisi dengan 3 ml ekstrak pepsin dan 3 ml HCl 0.4%. Tabung 1 dipanaskan pada penangas air samapi mendidih selama 15 menit dan dinginkan. Lalu kedua tabung ditambahkan fibrin sama banyak dan keduanya dipanaskan di dalam penangas air suhu 37oC kurang lebih selama 30 menit. Aktivitas pepsin. Tiga tabung reaksi dan diisi dengan HCl 1 N, akuades, dan ekstrak pepsin dengan perbandingan seagai berikut :
Tabung 1 2 3 HCL 1 N (ml) 0.0 0.4 1.2 Akuades (ml) 5.0 4.6 3.8 Pepsin (ml) 5.0 5.0 5.0 pH 6.4 2.1 1.2

Tabung diaduk dan ditambahkan fibrin sama banyak kedalam tabung, kemudian disimpan di dalam penangas air pada suhu 37-40oC. Hasil dan Pembahasan Fibrin adalah protein larut yang diproduksi sebagai respon terhadap perdarahan dan merupakan komponen utama dari bekuan darah . Fibrin adalah zat protein kuat yang diatur dalam rantai berserat panjang. Fibrin terbentuk dari fibrinogen protein larut yang diproduksi oleh hati dan ditemukan dalam plasma darah. Bila hasil kerusakan jaringan di perdarahan, fibrinogen diubah pada luka menjadi fibrin oleh trombin , enzim pembekuan. Molekul fibrin kemudian bergabung membentuk benang fibrin panjang yang melibatkan platelet,

membangun jaringan yang mengeras secara bertahap dan kontrak untuk membentuk bekuan darah. Proses pengerasan distabilkan oleh zat yang dikenal sebagai faktor fibrin. Tabel 1 Pengamatan aktivitas pepsinogen
Tabung keHasil pengamatan Gambar

1.

(HCl)

2.

(akuades)

Keterangan : ++ = lebih pudar + = pudar - = tidak pudar Pepsinogen adalah bentuk dari enzim pepsin yang belum aktif. Aktivitas pepsinogen dapat dilihat dari pengamatan yang dilakukan. Hasil dari tabel 1 dapat dilihat pada tabung 1 dengan penambahan HCL 0.4% mengasilkan warna yang lebih keruh dari pada tabung 2 yang ditambah akuades. Tabung 2 cenderung tidak ada perubahan warna karena tidak ada pelepasan benang-benang fibrin. Sedangkan pada tabung 1 terdapat pelepasan benang-benang fibrin yang ditunjukan dengan adanya warna merah. Percobaan ini menunjukan bahwa pepsin bekerja pada asam kuat dan tidak bekerja pada larutan yang bersifat netral. Tabel 2 percobaan dilakukan pada 2 jenis perlakuan yang berbeda. Tabung 1 ektstrak pepsinogen ditambahakan dengan HCl 0.4% yang dipanaskan pada suhu 37C. Tabel 2 Pengamatan aktivitas enzim
Tabung keHasil pengamatan Gambar

++

Keterangan

: ++ = lebih pudar + = pudar - = tidak pudar

Hasilnya menunjukan adanya perubahan warna ketika di tambahkan dengan Nakarbonat enzim dan ketika ditamabahkan fibrin terjadi pemudaran warna fibrin Tabung 2 ektstrak pepsinogen ditambahakan dengan akuades yang dipanaskan pada suhu 37C, hasilnya perubahan warna fibrin terlihat lebih pudar dibandingkan dengan tabung 1. Pepsin tidak akan bekerja pada suhu terlalu tinggi. Pepsin akan rusak jika dipanaskan pada suhu 100C karena ikatan yang ada didalam pepsin terdenaturasi (Boyer 2000). Hasil percobaan pepsin tidak menunjukan kerusakan ketika dipanaskan pada suhu 100C. Tabung 3 Suhu optimum aktivitas pepsin
Tabung keHasil pengamatan Gambar

++

Keterangan

++ = lebih pudar + = pudar - = tidak pudar

Hal ini dapat dilihat dari tabel 3, hasil dari tabung 1 ketika pepsin dipanaskan pada suhu 37C pepsin bekerja dan ketika suhu mulai naik terus pepsin juga terus bekerja. Hal ini juga terjadi pada tabung ke 2. Awalnya pepsin bekerja pada suhu 37C namun ketika suhu terus naik pepsin pepsin masih tetap bekerja, sehingga pada tabung 1 warna fibrin pudar dan pada tabung 2 warna fibrin lebih pudar dari tabung 1. Pepsin merupakan protein yang dapat terdenaturasi pada suhu tinggi, sedangkan dari hasil percobaan ketika pepsin diapanaskan dengan suhu tinggi pepsin terus dapat bekerja. Hal ini terjadi karena terdapat permasalahan, mungkin pada sampel yang sudah terkontaminasi. Seharusnya pepsin hanya dapat bekerja pada suhu yang suhu 37C, pepsin bekerja dengan baik karena terlihat dari benang-benarng fibrin yang terlepas semakin banyak. Sedangkan pada suhu tinggi pepsin mengalami denaturasi, sehingga pH optimum pepsin adalah 37C.

Tabung 1 berisi akuades dan pepsin tidak ada penambahan HCl 1N didapatkan hasil tidak ada reaksi yang terjadi ketika dipanaskan pada suhu 37C. Hal ini terjadi karena pH tabung 1 tidak sampai pada pH optimum dari pepsin. Derajat keasaman dari tabung 1 adalah 4.0. Tabung 2 berisi HCl 1N,akuades, dan pepsin dengan pH 2.0 kemudian ketika dipanaskan pada suhu 37C terjadi pelepasan benang-benang fibrin dengan intensitas yang banyak. Suhu 37C merupakan suhu optimum bagi pepsin dam pH 2.0 adalah pH optimum bagi aktivitas pepsin. Tabel 4 Pengamatan konsentrasi optimum HCl untuk aktivitas hidrolisis pepsinogen
Tabung keHasil pengamatan Gambar

++

Keterangan

: ++ = lebih pudar + = pudar - = tidak pudar

Simpulan Aktivitas pepsinogen dapat terjadi pada asam yang kuat karena asam ini mengaktifkan pepsinogen dengan perubahan warna yang ditunjukan oleh fibrin.. Asam kuat yang digunakan adalah HCl. Pepsinogen yang telah diaktifkan dengan HCl tidak akan aktif lagi dengan adanya penambahan Na-karbonat. Namun jika dinetralkan kembali maka pepsinogen akan aktif meski ada penambahan Na-karbonat. Enzim pepsin tidak bekerja pada suhu 100C karena yang terjadi adalah enzim akan rusak. Suhu optimum bagi pepsin adalah 37C. Pepsin akan bekerja secara baik dengan pH optimum 2.0. Tetapi pada percobaan pepsin tetap bekerja pada suhu tinggi, hal ini terjadi karena kerusakan pada bahan yang terkontaminasi.

Daftar Pustaka Boyer R. 2000. Modern Experimental Biochemistry. San Fransisco: Longman Inc. Lehninger AL. 1998. Dasar-Dasar Biokimia 1. Jakarta: Erlangga. Poedjiadi, Anna. 1994. Dasar-Dasar Biokimia. Jakarta: UI Press. Adison Wesley

Anda mungkin juga menyukai