Anda di halaman 1dari 26

I. PENDAHULUAN A.

Latar Belakang Berbagai kegiatan manusia baik dalam kegiatan rumah tangga hingga kegiatan perindustrian tidak akan lepas dengan sisa hasil buangan atau sering disebut sebagai limbah. Limbah merupkan bahan hasil sampingan atau kotoran yang berasal dari berbagai kegiatan manusia, baik dari kegiatan dalam rumah tangga hingga kegiatan perindustrian. Menurut Rodhie Saputra (2006), limbah adalah segala sesuatu yang merupakan sisa hasil buangan dari suatu kegiatan atau produksi yang sudah tidak terpakai lagi. Berkembangnya industri sekarang ini membuat produksi limbah meningkat. Hal ini merupakan permasalahan lingkungan yang sulit diatasi. Limbah terdiri dari tiga jenis, yaitu limbah padat, cair dan gas. Limbah cair merupakan salah satu hasil buangan yang dikenal sulit untuk diolah. Limbah cair pada umumnya mengandung bahan kimia yang berbahaya bagi lingkungan, terutama bagi kehidupan di airDalam rangka memenuhi lingkungan yang bersih dan sehat dari dampak negatif limbah, perlu dilakukannya upaya alternatif pengolahan limbah cair. Salah satu cara yang dapat dilakukan adalah limbah cair harus melalui berbagai proses atau treatment sebelum akhirnya di buang ke lingkungan. Proses ini bertujuan untuk mengurangi atau menghilangkan dampak negatif yang terdapat pada limbah tersebut. Hal inilah yang mendasari kunjungan praktikum ke perusahaan pengolahan minyak atsiri PT Indesso Aroma yang telah melakukan treatment pada limbah cair yang dihasilkannya.

B. Tujuan

Tujuan praktikum kali ini adalah mengetahui proses pengolahan limbah cair di PT. Indesso Baturraden, Purwokerto.

II. TINJAUAN PUSTAKA A. Pengertian Limbah Limbah adalah buangan yang dihasilkan dari suatu proses produksi baik industri maupun domestik (rumah tangga), yang kehadirannya pada suatu saat dan tempat tertentu tidak dikehendaki lingkungan karena tidak memiliki nilai ekonomis. Berdasarkan Peraturan Pemerintah No. 18/1999 Jo.PP 85/1999, limbah didefinisikan sebagai sisa atau buangan dari suatu usaha dan/atau kegiatan manusia. Dengan konsentrasi dan kuantitas tertentu, kehadiran limbah dapat berdampak negatif terhadap lingkungan terutama bagi kesehatan manusia, sehingga perlu dilakukan penanganan terhadap limbah. Beberapa hal yang berkaitan dengan pengertian dan kegiatan yang berhubungan dengan limbah cair menurut (PP 82 thn 2001), yaitu : a. Air adalah semua air yang terdapat di atas dan di bawah permukaan tanah, kecuali air laut dan fosil. b. Sumber air adalah wadah air yang terdapat di atas dan di bawah permukaan tanah seperti akuifer, mata air, sungai, rawa, danau, situ, waduk dan muara. c. Pengelolaan kualitas air adalah upaya pemeliharaan air sehingga tercapai kualitas air yang diinginkan sesuai peruntukkannya untuk menjamin agar kualitas tetap dalam kondisi alamiahnya. d. Pengendalian pencemaran air adalah upaya pencegahan dan penanggulangan pencemaran air serta pemulihan kualitas air untuk menjamin kualitas air agar sesuai dengan baku mutu air. e. Pencemaran air adalah masuknya atau dimasukkannya makhluk hidup, zat,

energi, dan atau komponen lain kedalam air oleh kegiatan manusia, sehingga kualitas air turun sampai ketingkat tertentuyang menyebabkan air tidak berfungsi lagi sesuai dengan peruntukkannya. f. Limbah cair adalah sisa dari suatu hasil usaha dan atau kegiatan yang berwujud cair. g. Baku mutu limbah cair adalah ukuran batas atau kadar unsur pencemar yang ditenggang keberadaannya dalam limbah cair yang akan dibuang atau dilepas ke dalam sumber air dari suatu usaha atau kegiatan. h. Limbah cair adalah limbah yang berbentuk air, karena umumnya limbah cair yang dihasilkan oleh voluters baik limbah rumah tangga maupun industri adalah dalam bentuk air yang dibuang ke sungai. (PP 82 thn 2001).

B. Limbah Cair Limbah cair adalah segala jenis limbah yang berwujud cairan, berupa air beserta bahan-bahan buangan lain yang tercampur (tersuspensi) maupun terlarut dalam air. Limbah cair diklasifikasikan menjadi empat kelompok yaitu : a) Limbah cair domestic (domestic wastewater) yaitu limbah cair hasil buangan dari rumah tangga, bangunan perdagangan, perkantoran, dan sarana sejenis. Misalnya air deterjen sisa cucian, air sabun. b) Limbah cair industri (industrial wastewater), yaitu limbah cair hasil buangan industry. Misalnya air sisa cucian daging, buah, sayur dari industri pengolahan makanan dan sisa dari pewarnaan kain/bahan dari industri tekstil c) Rembesan dan luapan (infiltration and inflow), yaitu limbah cair yang

berasal dari berbagai sumber yang memasuki saluran pembuangan limbah cair melalui rembesan ke dalam tanah atau melalui luapan dari permukaan. d) Air Hujan (strom water), yaitu limbah cair yang berasal dari aliran air hujan di atas permukaan tanah (Abidin, 2010).

C. Pengolahan Limbah Secara garis besar zat yang terdapat di dalam air limbah dikelompokkan seperti skema berikut:

Pengetahuan mengenai karakteristik air buangan baik kuantitas maupun kualitasnya adalah suatu hal yang perlu dipahami dalam merencanakan suatu unit pengolahan limbah air buangan. Kualitas air buangan dibedakan atas tiga karakteristik, yaitu: 1. Karakteristik fisik. Parameter yang termasuk dalam kategori ini adalah solid (zat padat), temperatur, warna, bau. 2. Karakteristik kimia, terbagi dalam tiga kategori: zat organik, zat anorganik dan gas-gas. Polusi zat organik biasanya dinyatakan dalam BOD (Biological Oxygen Demand) dan COD (Chemical Oxygen Demand). 3. Karakteristik Biologi, adalah banyaknya mikroorganisme yang terdapat dalam air limbah tersebut, seperti : bakteri, algae, virus, fungi. Sifat biologis ini perlu diketahui dalam kaitannya untuk mengetahui tingkat pencemar air limbah sebelum dibuang ke badan air penerima (Tjokrokusumo, 1995). Bahan polutan yang terkandung di dalam air buangan secara umum dapat

diklasifikasikan dalam tiga kategori, yaitu bahan terapung, bahan tersuspensi dan bahan terlarut. Selain dari tiga kategori tersebut, masih ada lainnya yaitu panas, warna, rasa, bau dan radioaktif. Menurut sifatnya tiga kategori bahan polutan tersebut dapat dibedakan sebagai yang mudah terurai secara biologi (biodegradable) dan tidak mudah terurai secara biologi (non biodegradable). Dampak terhadap air badan air, limbah industri dapat diklasifikasikan sebagai berikut: 1. Suhu Setiap organisme mempunyai suhu minimum, optimum dan maksimum untuk hidupnya dan mempunyai kemempuan menyesuaikan diri sampai batas tertentu. Suhu air mempunyai pengaruh yang besar dalam proses pertukaran zat atau metabolisme dari makhluk hidup. Selain itu suhu juga berpengaruh terhadap kadar oksigen terlarut dalam air. Semakin tinggi temperatur suatu perairan, semakin cepat pula perairan tersebut mengalami kejenuhan. Suhu air untuk budidaya ikan berkisar antara 25-30o C. 2. Derajat keasaman (pH) Efek polutan bersifat asam terhadap kehidupan ikan dapat mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangbiakan. Batas minimum air tawar pada umumnya adalah pada pH 4 dan batas maksimum pada pH 11. 3. Oksigen terlarut (DO) Kadar DO merupakan salah satu parameter kualitas air yang penting bagi kelangsungan hidup dan pertumbuhan ikan. Ikan memerlukan oksigen dalam bentuk oksigen terlarut. Oksigen terlarut dipengaruhi oleh suhu, pH dan karbondioksida. Air kolam yang mengandung konsentrasi oksigen terlaut yang

rendah akan mempengaruhi kesehatan ikan, karena ikan lebih mudah terserang penyakit atau parasit. Bila konsentrasi oksigen terlarut dibawah 4-5 mg/l maka ikan tidak mau makan dan tidak berkembang dengan baik. Bila konsentrasi oksigen terlarut tetap sebesar 3 atau 4 mg/l untuk jangka waktu yang lama maka ikan akan menghentikan makan dan pertumbuhannya terhenti. Kadar oksigen 0,2-0,8 mg/l merupakan konsentrasi yang dapat mematikan ikan gurameh (Hammer, 1986). 4. Zat organik terlarut. (BOD) Zat organik terlarut menyebabkan menurunnya kadar oksigen terlarut di badan air, sehingga badan air tersebut mengalami kekurangan oksigen yang sangat diperlukan oleh kehidupan air dan menyebabkan menurunnya kualitas badan air tersebut. 5. COD (Chemical Oxygen Demand) COD diperlukan untuk menentukan kekuatan pencemaran suatu limbah dengan mengukur jumlah oksigen untuk mengoksidasi zat-zat organik yang terdapat pada air limbah tersebut. COD adalah ukuran dari jumlah oksigen yang dibutuhkan untuk mengoksidasi kimia bahan-bahan organik perairan. COD juga dikatakan sebagai jumlah oksigen yang dikonsumsi. 6. Zat padat tersuspensi (Total Suspended Solid/TSS). Pengendapan zat padat ini di dalam dasar badan air akan mengganggu kehidupan di dalam air tersebut. Juga endapan solid didasar badan air akan mengalami dekomposisi yang menyebabkan menurunnya kadar oksigen tersebut disamping menimbulkan bau busuk dan pemandangan tidak sedap. 7. Nitrogen dan pospor. Kedua unsur kimia ini disebut nutrien, yang apabila masuk ke dalam air di

badan air yang diam seperti telaga, waduk, kolam dan lain-lain akan menyebabkan tumbuhnya ganggang dengan cepat sehingga akan menurunkan kualitas beban air. 8. Minyak dan bahan-bahan terapung. Bahan-bahan tersebut menyebabkan kondisi tidak sedap dan terganggunya penetrasi sinar matahari, serta masuknya oksigen dari udara ke dalam badan air tersebut (aerasi). 9. Logam berat, sianida dan racun organik. Unsur-unsur tersebut sangat merusak kehidupan perairan, dan membahayakan kesehatan manusia. 10. Warna dan kekeruhan. Baik warna maupun kekeruhan sangat mempengaruhi estetika walaupun belum tentu membahayakan kehidupan di dalam air maupun kesehatan manusia. 11. Organik tracer. Termasuk dalam kategori tracer adalah phenol yang menyebabkan air berbau dan rasa tidak enak, khususnya jika badan air digunakan sebagai air baku air minum. Bahan yang tidak mudah mengalami dekomposisi biologis (Refactory 5. Pengolahan Lanjutan (Advanced Treatment) Pengolahan lanjutan diperlukan untuk membuat komposisi air limbah sesuai dengan yang dikehendaki. Misalnya untuk menghilangkan kandungan fosfor ataupun amonia dari air limbah. Unsur - unsur yang tidak dikehendaki kehadirannya dalam air limbah dapat dihilangkan dengan cara fisik, kimia, dan biologi. Cara pengolahan secara fisik disebut unit operasi. Sedangkan pengolahan dengan mempergunakan zat - zat

kimia atau aktivitas biologi disebut unit proses. Pengolahan fisik sering disebut pengolahan primer dengan maksud untuk mereduksi zat padat tersusupensi dan tergantung dari waktu tinggal dalam bak pengendapan. Pengolahan kimia sering disebut pengolahan sekunder yang bertujuan untuk mengendapkan partikel yang mudah mengendap. Pengolahan biologi sering pula disebut pengolahan sekunder dengan tujuan untuk mengurangi kandungan bahan organik dalam limbah cair (BOD). 1. Pengolahan Fisik Pada umumnya sebelum dilakukan pengolahan lanjutan terhadap air buangan diinginkan agar bahan - bahan tersusupensi berukuran besar dan yang mudah mengendap atau bahan - bahan yang terapung disisihkan terlebih dahulu. Metode - metode pengolahan secara fisik meliputi penyaringan, pengemdapan, pengapungan, pengadukan dan pengeringan lumpur (Hammer, 1986). a. Screen (Penyaringan) Fungsinya adalah untuk menahan benda- benda kasar seperti sampah dan benda- benda terapung lainnya. b. Equalisasi Karakteristik air buangan dari industri seringkali tidak konstan, misalnya unsur - unsur pH, warna, BOD dan sebagainya. Hal ini akan menyulitkan dalam pengoperasian suatu instalasi pengolahan air limbah, sehingga dibuat suatu sistem equalisasi sebelum air limbah tersebut diolah. c. Sedimentasi (Pengendapan) Proses Pengendapan adalah pengambilan partikel - partikel tersuspensi yang terjadi bila air diam atau mengalir secara lambat melalui bak. Partikel - partikel ini akan terkumpul pada dasar kolam, membentuk suatu lapisan

lumpur. Air yang mencapai outlet tangki akan berada dalam kondisi yang jernih. Proses pengendapan yang terjadi dalam suatu bak pengendapan merupakan unit utama pada pengolahan fisik. Ada dua macam bak pengendapan yaitu bak pengendapan dengan arah aliran horizontal dan aliran vertikal. d. Mixing dan Stiring (Pencampuran dan pengadukan) Mixing adalah pencampuran dua zat atau lebih membentuk campuran yang homogen. Stiring adalah pengadukan campuran homogen hasil mixing sehingga terjadi proses penggumpalan dari zat - zat yang ingin dipisahkan dari air. e. Pengeringan lumpur Penurunan kadar lumpur yang dilakukan dengan pengolahan fisik yang terdiri dari salah satu atau kombinasi unit - unit berikut : 1) Pengentalan lumpur (Sludge Thickener) 2) Pengeringan lumpur (Sludge Drying Bed) 2. Pengolahan Kimia Pengolahan kimia untuk air yang dapat dilakukan pada pengolahan air buangan industri adalah koagulasi - flokulasi, netralisasi, adsorbsi, dan desinfeksi. Pengolahan ini menggunakan zat - zat kimia sebagai pembantu yang bertujuan untuk menghilangkan partikel - partikel yang tidah mudah mengendap (koloid), logam berat dan zat organik beracun (Tjokrokusumo, 1995). 3. Pengolahan Biologi Pengolahan biologi adalah pengolahan air limbah dengan memanfaatkan aktivitas biologi (aktivitas mikroorganisme) dengan tujuan menyisihkan bahan pencemar dalam air limbah. Proses pengolahan biologi adalah penurunan bahan

organik terlarut dan koloid dalam air limbah menjadi serat - serat sel biologi (berupa endapan lumpur), kemudian diendapkan pada bak sedimentasi. Proses ini dapat berlangsung secara aerob (dengan bantuan oksigen) maupun anaerob (tidak dengan bantuan oksigen). a. Proses pengolahan secara aerobik Prinsip pengolahan secara aerobik adalah menguraikan secara sempurna senyawa organik yang berasal dari buangan di dalam periode waktu yang relatif singkat. Penguraian dilakukan terutama dilakukan oleh bakteri dan hal ini dipengaruhi oleh : 1) Jumlah sumber nutrient 2) Jumlah oksigen Contoh dari proses pengolahan limbah secara aerobik antara lain : a) Lumpur aktif (Activated Sludge) Lumpur adalah materi yang tidak larut yang selalu nampak kehadirannya di dalam setiap tahap pengolahan, tersusun oleh serat-serat organik yang kaya akan selulosa dan di dalamnya terhimpun kehidupan mikroorganisme b) Saringan trickling (Trickling Filter) Merupakan suatu bejana yang tersusun oleh lapisan materi kasar, keras dan kedap air. Kegunaannya untuk mengolah air buangan dengan mekanisme aliran air yang jatuh dan mengalir perlahan-lahan melalui lapisan batu untuk kemudian disaring. Saringan trickling memiliki 3 sistem utama yaitu: 1.Distributor 2.Pengolahan

3.Pengumpul Diantara sistem pengolahan limbah secara biologi tersebut trickling filter dapat menurunkan nilai BOD 80 - 90 %. Pada proses pengolahan biologi dengan menggunakan jenis trickling filter dengan cara melewatkan air limbah ke dalam media filter yang terdiri dari materi yang kasar dan keras. Zat organik yang terdapat di dalam air limbah diuraikan oleh bakteri dan mikroorganisme baru, sehingga populasi mikroorganisme pada permukaan media filter semakin banyak dan membentuk lapisan seperti lendir (slyme) Metlaf, et .al, 1981). c) Kolam oksidasi/stabilisasi (Oxidation Ponds) Kolam ini tidak memerlukan biaya yang mahal. Terdapat beberapa kolam yang utama digunakan yaitu kolam fakultatif, kolam maturasi, dan kolam anaerob. kelebihan kolam ini : 1. Beban BOD pada kadar rendah dapat menghasilkan kualitas efluen sehingga 97 %. 2. Alga yang hidup dalam kolam mempunyai potensi sebagai sumber protein yang tinggi dan dapat digunakan untuk perikanan. Ikan dapat dibiakkan dalam kolam maturasi. 3. Kolam pengoksidaan juga dapat digunakan untuk mengolah air sisa industri dan air yang mengandung logam berat. 4. Pengoperasiannya mudah. Kebutuhan pengoperasiannya minimum. Kekurangan kolam pengoksidaan seperti berikut: 1.Kolam pengoksidaan ini untuk mengalirkan efluen dengan kepekatan suspended solis (SS) dan BOD yang tinggi 2. Pengeluaran bau yang busuk mengganggu penduduk yang tinggal di

sekitar kolam ini. Hal ini terjadi jika tidak ada cahaya matahari (ketika hujan dan waktu malam). 3. Untuk membuat kolam pengoksidaan diperlukan kawasan yang luas jika dibandingkan dengan sistem konvensional yang lain. Sehingga tidak sesuai jika dibuat di kawasan yang tanahnya mahal. d) Pencernaan aerobic e) Parit oksidasi (Oxidation Ditch) Dibandingkan dengan proses lumpur aktif konvensional, axidation ditch mempunyai beberapa kelebihan, yaitu efisiensi penurunan BOD dapat mencapai 85%-90% (dibandingkan 80%-85%) dan lumpur yang dihasilkan lebih sedikit.Selain efisiensi yang lebih tinggi (90%-95%). f) Karusel g) Perabukan Cairan Merupakan suatu proses penanganan limbah organik yang pekat secara aerobik dimana energi yang berasal dari oksidasi limbah dilakukan oleh mikroorganisme dihasilkan pada suhu operasi yang dinaikkan. Naiknya suhu akan menyebabkan : kekentalan padatan total tertinggi menurun (di bawah kondisi aerob), meningkatkan laju reaksi oleh mikroorganisme dan membantu menghasilkan stabilitas bahan organik yang cepat dan detuksi patogen. Keberhasilan proses perabukan cairan ditentukan oleh aerob yang dapat memindahkan oksigen yang cukup untuk memnuhi kebutuhan oksigen dari campuran cairan yang pekat. Proses ini digunakan pada rabuk sapi, babi dan susu. h) Kontraktor biologik berputar (rotating biological contractor) Analog dengan rotating trickling filter atau penyaring menetes

berputar. Digunakan antara lain untuk menangani limbah kota, air limbah yang berasal dari industri pengemasan daging, susu dan keju, minuman keras dan anggur, produksi babi dan unggas, pengolahan sayuran dan indutri perekat dan kertas.

b. Proses pengolahan secara anaerobik Proses pengolahan secara anaerobik terjadi disebabkan oleh adanya aktivitas mikroorganisme pada saat tidak ada oksigen bebas. Senyawa berbentuk anorganik atau organik pekat yang umumnya berasal dari industri sukar atau lambat sekali untuk diolah secara aerobik, maka pengolahan dilakukan secara anaerobik. Hasil akhir pengolahan secara anaerobik adalah CO2 dan CH4. Tahapan yang terjadi dalam proses anaerobik adalah : 1. fermentasi dalam stadia asam 2. regressi dalam stadia asam 3. fermentasi dalam stadia basa Prinsip proses pengolahan secara anaerobik adalah menghilangkan atau mendegradasi bahan karbon organik dalam limbah cair atau sludge. Keuntungan proses secara anaerobik adalah tidak membutuhkan energi untuk aerasi, lumpur atau sludge yang dihasilkan sedikit, polutan yang berupa bahan organik (misalnya : polisakarida, protein dan lemak) hampir semuanya dikonversi ke bentuk gas metan (biogas) yang memiliki nilai kalor cukup tinggi. Sedangkan kelemahan proses pengolahan cara anaerobik adalah pada kemampuan pertumbuhan bakteri metan yang sangat rendah, sehingga membutuhkan waktu yang lebih panjang antara dua sampai lima hari untuk penggandaannya, sehingga diperlukan reaktor yang bervolume cukup besar.

Proses degradasi dalam pengolahan secara anaerobik tersebut dibagi dalam beberapa tahap : 1) Hidrolisi molekul organik polimer . 2) Fermentasi gula dan asam amino. 3) B oksidasi anaerobik asam lemak rantai panjang dan alkohol. 4) Oksidasi anaerobik produk antara seperti asam lemak (kecuali asam asetat). 5) Dekarboksilasi asam asetat menjadi metan. 6) Oksidasi hidrogen menjadi metan. Kecepatan degradasi biopolimer tergantung pada jumlah jenis bakteri yang ada dalam reaktor, efisiensi dalam mengubah substrat dengan kondisikondisi waktu tinggal substrat di dalam reaktor, kecepatan alir effluent, temperatur dan pH di dalam bioreaktor. Jika substrat yang mudah larut dominan, reaksi substrat dengan kondisi seperti waktu tinggal substrat di dalam reaktor, kecepatan alir efluent, temperatur dan pH yang terjadi di dalam bioreaktor maka reaksi kecepatan terbatas, akan cenderung membentuk metan dari asam asetat dan dari asam lemak dengan kondisi stabil atau steady state. Faktor lain yang mempengaruhi proses antara lain waktu tinggal atau lamanya substrat berada dalam suatu reaktor sebelum dikeluarkan sebagai sebagai supernatan atau digested sludge (effluent). Minimum waktu tinggal harus lebih besar dari waktu generasi metan sendiri, supaya mikroorganisme didalam reaktor tidak keluar dari reaktor atau wash out. Penanganan limbah secara anaerobik ada 4 jenis proses, yaitu : 1) Cara Konvensional 2) Proses Dua Tahap

3) Proses Dua Tahap dengan Daur Ulang Padatan 4) Proses Menggunakan Saringan Anaerobik (Anonim, 2010)

D. Parameter Utama Limbah Cair Minyak Parameter utama dalam limbah cair minyak kelapa sawit dalam tabel 1. didasarkan pada teknologi terbaik yang tersedia di Indonesia. Baku mutu ini harus digunakan untuk seluruh industri minyak kelapa sawit pada tahun 1995 dan untuk seluruh industri baru dan yang saat ini diperluas. Sedangkan baku mutu limbah yang digambarkan dalam tabel 2. adalah untuk industri yang berdasarkan teknologi praktis terbaik untuk industri di Indonesia.

Banyaknya air limbah yang dihasilkan kebanyakan pabrik yang ada di Indonesia berkisar dari 0,4-1,2 m3 /ton tandan buah segar setara dengan 2,0- 6,0 m3 /ton minyak yang dihasilkan. Untuk operasi baru dengan teknologi penghematan air yang modern, banyaknya air dapat dikurangi sampai 2,0 m3 /ton hasil.

III. METODOLOGI A. Alat dan Bahan Alat tulis

B. Prosedur Praktikum Metode yang digunakan adalah observasi partisipatif dengan dilengkapi dengan wawancara, serta studi pustaka. Data yang diambil dan diolah adalah: 1. Data Primer, dilakukan dengan cara sebagai berikut: a. Wawancara Mengadakan wawancara secara langsung dengan karyawan. b. Pengamatan Lapangan Mengadakan pengamatan langsung di lapangan dengan mengikuti proses pengolahan limbah cair. 2. Data Sekunder, diperoleh dari catatan dan studi pustaka tentang pengolahan limbah secara umum dan limbah cair secara khusus.

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN A. Hasil

B. B. Pembahasan Pada praktikum yang telah dilaksanakan di PT. INDESSO AROMA Baturraden, diperlihatkan proses pengolahan limbah cair minyak atsiri agar limbah tersebut dapat dibuang ke sungai tanpa membahayakan organisme atau makhluk hidup yang berada di sungai tersebut. Limbah yang dibuang harus sudah terbebas dari zat-zat berbahaya yang sebelumnya masih banyak terkandung di dalam limbah tersebut sebelum dilakukan proses pengolahan limbah. Limbah yang dihasilkan di pabrik ini mencakup 3 area, yaitu area yang memproduksi material ekstrak, essensial oil dan anfal (padatan). Limbah cair yang dihasilkan dari ketiga area tersebut masih mengandung minyak. Minyak yang terkandung di dalam limbah tersebut terdiri dari 2 fase, yaitu fase berat dan fase ringan. Minyak dengan fase berat yaitu minyak yang kekentalannya (viskositas)

masih tinggi, sehingga minyak ini juga memiliki massa jenis yang tinggi. Sedangkan minyak dengan fase ringan yaitu minyak yang kekentalannya (viskositas) sudah rendah, sehingga minyak dengan fasa ini memiliki massa jenis yang rendah. Proses pengolahan limbah cair di PT. INDESSO AROMA Baturraden yaitu: 1. Limbah area produksi dialirkan ke dalam screen bar yang berfungsi untuk menyaring ampah berukuran besar yang masih terbawa oleh limbah tersebut. 2. Limbah yang telah disaring, selanjutnya masuk ke dalan separator yang berfungsi untuk menyaring kandungan minyak yang masin terdapat di dalam limbah tersebut. 3. Selanjutnya limbah masuk ke dalam bak ekualisasi yang berfungsi untuk menetralkan pH air limbah. 4. Limbah yang pH-nya sudah netral, selanjutnya masuk ke dalam buffer yang berfungsi untuk mengatur debit keluaran limbah menurut parameter COD. 5. Kemudian limbah tersebut masuk ke dalam bak aerasi besar untuk menguraikan bahan organik yang terdapat dalam limbah dengan menggunakan lumpur aktif.

6. Setelah limbah tersebut melewati bak aerasi besar, maka selanjutnya limbah tersebut masuk ke dalam bak aerasi kecil yang dibuat secara memutar guna menyaring sisa-sisa kotoran yang masih terbawa oleh limbah dan kemudian menguraikannya. 7. Selanjutnya limbah tersebut disaring kembali dengan menggunakan sand filter untuk memisahkan lumpur yang masih terbawa oleh limbah dengan air.

8. Setelah disaring, kemudian limbah tersebut masuk ke dalam bak penampungan sementara yang didalamnya terdapat, kerikil, ijuk dan karbon aktif yang berguna untuk menyerap dan memisahkan sisa-sisa minyak dan kotoran (partikel kecil) yang terdapat di dalam limbah tersebut. 9. Setelah melewati bak penampungan sementara, selanjutnya air limbah tersebut masuk ke dalam kolam ikan sebagai indicator hidup untuk mendeteksi ada atau tidaknya kebocoran. Jika air limbah yang telah diproses tersebut masih mengandung zat berbahaya, maka ikan akan mati dan saluran air yang menuju ke sungai otomatis akan tertutup dan sebaliknya. Sebelum limbah bersih tersebut masuk ke dalam sungai, limbah tersebut di cek kadar zat berbahayanya secara manual. Jika masih terdapat zat berbahaya di dalam limbah tersebut, maka limbah tersebut akan diproses ulang, tetapi jika limbah tersebut sudah bersih, maka limbah tersebut dapat langsung di buang ke sungai.

V. SIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan Pengolahan limbah cair yang terdapat di PT. INDESSO AROMA Baturraden terdiri dari 9 tahap, yaitu: 1. Tahap penyaringan kotoran air limbah dengan screen bar. 2. Tahap penyaringan minyak dengan separator. 3. Tahap penetralan pH. 4. Tahap pengaturan debit dengan buffer. 5. Tahap penguraian bahan organic. 6. Tahap penyaringan dan penguraian bahan organic. 7. Tahap penyaringan (pemisahan) lumpur dan air. 8. Tahap pemisahan minyak dan kotoran (partikel) kecil. 9. Tahap pengecekan dengan indicator hidup.

B. Saran 1. Kerusakan dan tingkat pencemaran yang tinggi pada badan air atau sungai dapat diupayakan mengelolah jika peran serta masyarakat dan lembagalembaga terkait ikut dalam pendayagunaan limbah. 2. Pembangunan instalasi pengolahan air limbah sudah mutlak dan harus dimiliki oleh setiap industri atau badan pengolah yang ditunjuk agar setiap air limbah yang dibuang ke badan air sudah masuk dalam baku mutu yang telah ditetapkan oleh pemrintah. 3. Keseriusan dari semua pihak sangat diperlukan agar limbah industri yang ada benar-benar tidak mengganggu kehidupan dan kesehatan manusia, kalau hal ini tidak kita mulai dari sekarang maka akan sama-sama kita lihat bahaya apa yang

akan muncul ke depan yang menghadang kita.

DAFTAR PUSTAKA Abidin. 2010. Pengertian dan Pengelompokan Limbah Lingkungan. http://one.indoskripsi.com/judul-skripsi-tugas-makalah/tugas-kuliahlainnya/sistem-sanitasi diakses pada tanggal 10 Maret 2010.

Anonim. 2008. Analisis Sifat Limbah Air. http://ortipulang.blogspot.com/2008/09/analisis-sifat-limbah-air.html diakses 12 Maret 2010.

Anonim. 2009. Pengolahan Limbah Cair. http://www.chem-istry.org/materi_kimia/kimia-industri/limbah-industri/pengolahan-limbahcair/ diakses pada tangga 9 Maret 2010.

Anonim. 2010. Penanganan Limbah dengan Bioremediasi. http://forum.upi.edu/v3/index.php?topic=14107.0 diakses pada tanggal 12 Maret 2010.

BAPEDAL, 2001. Program Kali Bersih (PROKASIH). Yogyakarta.

Hakim, L. 2000. Evaluasi Pengelolaan IPAL Sewon Bantul. Tugas Hukum Lingkungan, UGM, Yogyakarta.

Hammer, M.J., 1986. Water and Wastewater Technology. 2 ed. John Wiley and Sons, New York.

Hendartomo, Tomi. 2002. Analisa Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL) Sewon Bantul, yogyakarta Tahun 2002. Dalam masdarto@gmail.com diakses pada tanggal 9 Juni 2009.

Mackenzie, L.D., and Cornwell, 1991. Introduction to Environmental Engineering. 2 ed., pp. 348 - 352, McGraw Hill International Editions, Ltd., Singapore .

Rao, A.V., and Bhole, A.G., 2001. A Low-Cost Technology for The Treatment of Wastewater. Water Research Journal, pp. 38.

Santi, Devi N. 2004. Pengelolaan Limbah Cair Pada Industri Penyamakan Kulit Industri Pulp Dan Kertas Industri Kelapa Sawit. Fakultas Kesehatan Masyarakat, Universitas Sumatera Utara

Tjokrokusumo, 1995. Enjinering Lingkungan. Sekolah Tinggi Teknik Lingkungan, Yogyakarta. http://id.scribd.com/doc/145355034/LAPORAN-PRAKTIKUM-4#logout

BAB 3 Metode Praktikum 3.1 Waktu dan Tempat Hari/ Tanggal Waktu Tempat : Kamis / 31 Mei 2012 : Pukul 08.00 11.00 : IPAL PT Surabaya Industrial Estate Rungkut di jalan Rungkut Raya Industri No.10.

3.2 Cara kerja Metode praktikum dalam praktikum ini adalah kita melihat dan mengamati secara langsung dengan dipandu oleh petugas dari IPAL PT. SIER. Proses pengolahan limbah dari IPAL PT. SIER adalah sebagai berikut :

BAB IV PENUTUP 4.1 Kesimpulan 1. Tujuan pegolahan air limbah adalah mengurangi BOD, mengurangi partikel tercampur. membunuh organisme pathogen, menghilangkan bahan nutrisi, komponen beracun, dan bahan yang tidak terdegradasi rendah. 2. Proses pengolahan limbah di PT. SIER terdiri dari 1). Pengolahan Pendahuluan (pre treatment), limbahlimbah ini dikumpulkan jadi satu di bak pengumpul. Tujuan dari bak ini adalah untuk meratakan berat jenis dari semuah limbah buangan yang berasal dari pabrik, hal ini dilakukan untuk memudahkan proses pengolahan limbah di IPAL PT SIER, 2). Pengolahan Pertama (Primary Treatment), yang terdiri dari bak pertama untuk mereduksi padatan yang kemudian dialirkan ke sand field (ladang pasir), bak secondari merupakan bak untuk mengapungkan limbah yang mempunyai BJ (berat jenis) < dari BJ air, bak ketiga merupakan bak terakhir dari penyaringan terdahulu untu kemudian akan diolah selanjutnya (secondary treatment). 3). Pengolahan Kedua (secondary treatment) terdiri dari proses Penambahan Oksigen dan proses Pertumbuhan Bakteri. Air limbah PT SIER merupakan air limbah golongan II sehingga masih layak usaha dibidang perikanan. 3. Pengolahan limbah cair pada IPAL PT. SIER (Persero) menggunakan proses fisika-biologi tanpa penambahan bahan kimia apapun, sehingga aman dalam proses pengolahannya. Proses pengolahan limbah secara fisika berupa pemisahan limbah cair dan padatan yang dapat mengendap langsung atau padatan yang berupa serpihan akan dipisahkan dalam rangkaian proses ini serta penyaringan (screening) merupakan cara yang efisien dan murah untuk menyisihkan bahan tersuspensi yang berukuran besar. Sedangkan proses pengolahan limbah seacara biologi adalah pemanfaatan lumpur aktif yang bermanfaat untuk efisiensi penurunan BOD dapat mencapai 85%-90% (dibandingkan 80%-85%) dan lumpur yang dihasilkan lebih sedikit.

4.2 Saran Dalam praktikum lapang pencemaran selanjutnya diharapkan mahasiswa lebih aktif dalam mengikuti penjelasan atau panduan dari petugas IPAL PT.SIER sehingga praktikum lapang bisa berjalan kondusif dan ilmu yang didapat bisa sesuai dengan apa yang diharapkan.

http://dian-w-fpk11.web.unair.ac.id/artikel_detail-67153-UmumLaporan%20Praktikum%20Lapang%20Pencemaran%20Perairan%20%E2%80%9C%20Pengolahan%20Lim bah%20di%20PT.SIER%20Rungkut%20Surabaya%E2%80%9C.html

Anda mungkin juga menyukai

  • Antigen Ega
    Antigen Ega
    Dokumen1 halaman
    Antigen Ega
    Iman Mahardika Ega
    Belum ada peringkat
  • Wa0005
    Wa0005
    Dokumen1 halaman
    Wa0005
    Iman Mahardika Ega
    Belum ada peringkat
  • Mengenal Asbes
    Mengenal Asbes
    Dokumen18 halaman
    Mengenal Asbes
    Iman Mahardika Ega
    Belum ada peringkat
  • Menghitung Dana Pensiun
    Menghitung Dana Pensiun
    Dokumen2 halaman
    Menghitung Dana Pensiun
    Dewi Julianti
    Belum ada peringkat
  • Wa0000
    Wa0000
    Dokumen1 halaman
    Wa0000
    Iman Mahardika Ega
    Belum ada peringkat
  • Wa0000
    Wa0000
    Dokumen1 halaman
    Wa0000
    Iman Mahardika Ega
    Belum ada peringkat
  • Bukti bayar-BL1912N9VKJSINV
    Bukti bayar-BL1912N9VKJSINV
    Dokumen2 halaman
    Bukti bayar-BL1912N9VKJSINV
    Iman Mahardika Ega
    Belum ada peringkat
  • Wa0002
    Wa0002
    Dokumen1 halaman
    Wa0002
    Iman Mahardika Ega
    Belum ada peringkat
  • Reaktor
    Reaktor
    Dokumen11 halaman
    Reaktor
    Iman Mahardika Ega
    Belum ada peringkat
  • BAB II FIX Fix
    BAB II FIX Fix
    Dokumen23 halaman
    BAB II FIX Fix
    Lelie Eka Nurningtias II
    100% (2)
  • FinancialStatement 2020 III INCO
    FinancialStatement 2020 III INCO
    Dokumen49 halaman
    FinancialStatement 2020 III INCO
    Iman Mahardika Ega
    Belum ada peringkat
  • Tirta Medical Centre Banjarmasin: (Test Result Statement Letter)
    Tirta Medical Centre Banjarmasin: (Test Result Statement Letter)
    Dokumen2 halaman
    Tirta Medical Centre Banjarmasin: (Test Result Statement Letter)
    Iman Mahardika Ega
    Belum ada peringkat
  • Produk Distilasi Minyak Bumi
    Produk Distilasi Minyak Bumi
    Dokumen7 halaman
    Produk Distilasi Minyak Bumi
    Iman Mahardika Ega
    Belum ada peringkat
  • Reaktor
    Reaktor
    Dokumen11 halaman
    Reaktor
    Iman Mahardika Ega
    Belum ada peringkat
  • Fan
    Fan
    Dokumen15 halaman
    Fan
    Iman Mahardika Ega
    Belum ada peringkat
  • Contoh Soal 1
    Contoh Soal 1
    Dokumen4 halaman
    Contoh Soal 1
    Iman Mahardika Ega
    Belum ada peringkat
  • Korosi Endra Ega Fix
    Korosi Endra Ega Fix
    Dokumen13 halaman
    Korosi Endra Ega Fix
    Iman Mahardika Ega
    Belum ada peringkat
  • Entahlah
    Entahlah
    Dokumen12 halaman
    Entahlah
    Iman Mahardika Ega
    Belum ada peringkat
  • Penghitung Nilai
    Penghitung Nilai
    Dokumen3 halaman
    Penghitung Nilai
    Iman Mahardika Ega
    Belum ada peringkat
  • Korosi Endra Ega Fix
    Korosi Endra Ega Fix
    Dokumen13 halaman
    Korosi Endra Ega Fix
    Iman Mahardika Ega
    Belum ada peringkat
  • Finmodel Indo
    Finmodel Indo
    Dokumen27 halaman
    Finmodel Indo
    Iman Mahardika Ega
    Belum ada peringkat
  • All Basic Indonesia 572
    All Basic Indonesia 572
    Dokumen2 halaman
    All Basic Indonesia 572
    Iman Mahardika Ega
    Belum ada peringkat
  • Soal Latihan 2
    Soal Latihan 2
    Dokumen1 halaman
    Soal Latihan 2
    Iman Mahardika Ega
    Belum ada peringkat
  • Tugas TPK
    Tugas TPK
    Dokumen11 halaman
    Tugas TPK
    Iman Mahardika Ega
    Belum ada peringkat
  • Daftar Isi, Tabel, Gambar, Lampiran
    Daftar Isi, Tabel, Gambar, Lampiran
    Dokumen5 halaman
    Daftar Isi, Tabel, Gambar, Lampiran
    Iman Mahardika Ega
    Belum ada peringkat
  • Vitamin K
    Vitamin K
    Dokumen4 halaman
    Vitamin K
    Mutiara Maghfira
    Belum ada peringkat
  • Prakata
    Prakata
    Dokumen2 halaman
    Prakata
    Iman Mahardika Ega
    Belum ada peringkat
  • Jangkrik Bos
    Jangkrik Bos
    Dokumen17 halaman
    Jangkrik Bos
    Iman Mahardika Ega
    Belum ada peringkat
  • Ringkasan
    Ringkasan
    Dokumen2 halaman
    Ringkasan
    Iman Mahardika Ega
    Belum ada peringkat
  • Induksi Elektro Magnet
    Induksi Elektro Magnet
    Dokumen8 halaman
    Induksi Elektro Magnet
    Gomgom Lumbantoruan
    Belum ada peringkat