Anda di halaman 1dari 14

1.

PENGERTIAN Peritonitis adalah inflamasi rongga peritoneum yang disebabkan oleh infiltrasi isi usus dari suatu kondisi seperti ruptur apendiks, perforasi/trauma lambung dan kebocoran anastomosis. (Tucker : 1998)

Peritonitis adalah peradangan pentoneum yang merupakan komplikasi berbahaya akibat penyebaran infeksi dari organ organ abdomen (apendisitis, pankreatitis, dll) reputra saluran cerna dan luka tembus abdomen. (Sylvia Anderson dan Larraine Carry Wison, 1995 ).

Peritonitis: peradangan pada peritoneum (lapisan membrane serosa rongga abdomen) dan rongga di dalamnya. (muttaqin, 2011)

Peritonitis: peradangan pada lapisan dinding perut (iin inayah, 2004)

2. ETIOLOGI Menurut harison, 2000: 1. Peritonitis Bakterial Disebabkan invasi atau masuknya bakteri kedalam rongga peritoneum pada saluran makanan yang mengalami perforasi. 2. Peritonitis Kimiawi Disebabkan keluarnya enzim pankreas, asam lambung, atau empedu sebagai akibat cedera atau perforasi usus atau saluran empedu.

3. PATOFISIOLOGI Timbulnya peritonitis adalah komplikasi berbahaya yang sering terjadi akibat penyebaran infeksi. Reaksi awal peritoneum terhadap invasi oleh bakteri adalah keluarnya eksudat fibrinosa. Kantong-kantong nanah (abses) terbentuk diantara perlekatan fibrinosa yang menempel menjadi satu dengan permukaan sekitarnya sehingga membatasi infeksi. Perlekatan biasanya menghilang bila infeksi menghilang tetapi dapat menetap sebagai pita-pita fibrinosa yang kelak dapat mengakibatkan obstruksi usus. Bila bahan yang

menginfeksi tersebar luas pada permukaan peritoneum atau bila infeksi menyebar dapat timbul peritonitis umum. Dengan perkembangan peritonitis umum, aktivitas peristaltik berkurang sampai timbul ileus paralitik, usus kemudian menjadi atoni dan meregang. Cairan dan elektrolit hilang kedalam lumen usus, mengakibatkan dehidrasi syok, gangguan sirkulasi dan oliguria, perlekatan dapat terbentuk antara lengkung-lengkung usus yang meregang dan dapat mengganggu pulihnya pergerakan usus dan mengakibatkan obstruksi usus. Gejala bebeda-beda tergantung luas peritonitis, beratnya peritonitis dan jenis organisme yang bertanggung jawab. Gejala utama adalah sakit perut (biasanya terus menerus), muntah dan abdomen yang tegang, kaku, nyeri dan tanpa bunyi, demam dan leukositosis sering terjadi. (Price, 1995 : 402)

4. MANIFESTASI KLINIS 1. Menurut Price, 1995 a. Sakit perut (biasanya terus menerus) b. Mual dan muntah c. Abdomen yang tegang, kaku, nyeri d. Demam dan leukositosis 2. Menurut Iin Inayah, 2004 a. Nyeri pada abdomen b. Pembengkakan abdomen c. Anoreksia d. Batuk dan demam e. Berat badan menurun f. Dapat karena tuberculosis dari organ lain g. Berkeringat pada malam hari h. Kelelahan i. Mencret

5. KOMPLIKASI 2. 3. 4. 5. 6. Dehidrasi Asidosis metabolik Alkalosis respiratonik Syok septik Obstruksi usus

6. PENATALAKSANAAN Prinsip pengobatan secara umum adalah mengistirahatkan saluran cerna dengan memuaskan pasien, pemberian antibiotik yang sesuai, dekompresi saluran cerna dengan penghisapan nasogratrik atau intestinal, penggantian cairan dan elektrolit yang hilang yang dilakukan secara intravena, pembungaan focus septic (appendik) atau penyebab radang lainnya, bila mungkin dengan mengalirkan nanah keluar dan tindakan tindakan menghilangkan nyeri. Prinsip umum untuk menangani infeksi intrabdominal ada 4, diantaranya: a. Kontrol infeksi yang terjadi b. Pembersihan bakteri dan racun c. Memperbaiki fungsi organ d. Mengontrol proses inflamasi Eksplorasi laparotomi segera dilakukan pada pasien dengan akut peritonitis.

7. PENGKAJIAN FOKUS a. DEMOGRAFI Identitas/ biodata klien Nama, jenis kelamin, usia, nadi, RR, TD, BB, TB, suhu

b. PENGFKAJIAN POLA FUNGSI 1. Aktivitas / istirahat Gejala: kelemahan Tanda: kesulitan ambulasi

2. Sirkulasi Gejala: takikardi, berkeringat, pucat, hipotensi (tanda syok) Tanda: edema jaringan

3. Eliminasi Gejala: ketidak mampuan defekasi dan flaksus, diare (kadang-kadang) Tanda : cegukan, distensi, abdomen diam

4. Makanan Gejala: anoreksia, mual, muntah, haus Tanda: muntah proyektil, lidah bengkak, membran mukosa kering

5. Nyeri / keamanan Gejala: nyeri abdomen tiba-tiba berat, umum, lokal, menyebar ke bahu

6. Pernafasan Tanda: pernafasan dangkal, takipnea

7. Keamanan Gejala: infeksi pasca melahirkan

8. Penyuluhan dan pembelajaran Gejala: contoh luka tembak/ tusuk atau trauma tumpul pada abdomen, perforasi kandung kemih

c. PEMERIKSAAN PENUNJANG 1. Tes laboratorium GDA : alkaliosis respiratori dan asidosis mungkin ada. 2. Amilase serum: biasanya meningkat 3. Protein / albumin serum : mungkin menurun karena penumpukkan cairan (di intra abdomen)

4. USG 5. X ray a. Foto polos abdomen 3 posisi (anterior, posterior, lateral) b. Foto dada : dapat menyatakan peninggian diafragma c. Parasentesis d. CT abdomen dapat menunjukkan pembentukan abses. e. Pembedahan

8. PATHWAYS 1. Cedera/perforasi usus 2. Luka/ trauma penetrasi 3. Iritan getang lambung

Peritonitis Aktivitas peristaltik usus berkurang Timbul ileus paralitik Usus menjadi meregang Peningkatan permetabilitas Kapiler malabsoprsi air pada colon Konstipasi Pengumpulan cairan di Rongga peritoneum Tekanan intra abdominal absorpsi makanan terganggu BB menurun ketidak seimbangan nutrisi kurang dr kebutuhan kehilangan sejumlah cairan dehidrasi Kekurangan volume cairan Merangsang saraf Perasa nyeri penekanan diafragma penurunan ekspansi paru Sesak nafas Nyeri akut Pola nafas tidak efektif

9. DIAGNOSA KEPERAWATAN

1. Nyeri berhubungan dengan proses inflamasi, demam dan kerusakan jaringan. 2. Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan berhubungan dengan anoreksia dan muntah. 3. Ketidak efektifan pola nafas berhubungan dengan penurunan kedalaman pernafasan sekunder distensi abdomen dan menghindari nyeri. 4. Konstipasi berhubungan dengan pola defekasi tidak teratur.

10. FOKUS INTERVENSI DAN RASIONAL

1. Nyeri yang berhubungan dengan inflamasi dan distensi. Intervensi : a. Kaji tipe, lokasi dan beratnya nyeri. b. Berikan analgesik setelah diagnosis dibuat c. Kaji keefektifan tindakan penghilang nyeri. d. Pertahankan posisi nyaman untuk meminimalkan stres pada abdomen dan ubah posisi dengan sering. e. Berikan periode istirahat yang terencana f. Diskusikan dan ajarkan pilihan teknik penatalaksanaan nyeri.

kriteria evaluasi pasien akan : a. b. Mengungkapkan tidak ada nyeri atau nyeri berkurang. Menunjukkan kemampuan melaksanakan teknik penatalaksanaan nyeri.

2. Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh yang berhubungan dengan muntah dan kurang masukan.

Intervensi :

a.

Pantau selang nasogastrik atau selang usus naso-oral; sambungkan ke alat penghisap rendah intermitten.

b. c. d. e. f.

Pantau karakter, jumlah, warna dan bau drainase. Pantau terhadap keluarnya flatus Auskultasi abdomen terhadap bising usus setiap 8 jam. Pantau NPT sesuai indikasi. Bila bising usus kembali dan selang nasogastrik-usus diangkat, berikan diet cairan jernih sesuai toleransi.

Kriteria Evaluasi : Pasien akan : a. b. Mengungkapkan tidak ada mual/muntah. Mentoleransi diet dengan adekuat.

3. Ketidakefektifan pola napas sekunder terhadap nyeri abdomen dan distensi.

Intervensi : a. Kaji status pernapasan, pantau terhadap adanya pernapasan dangkal dan cepat. b. Pertahankan tirah baring dalam lingkungan yang tenang dengan kepala ditinggikan 350 450 . c. d. Pantau terapi oksigen Bantu dan ajarkan pasien untuk membalik dan batuk setiap 4 jam dan napas dalam setiap 1 sampai 2 jam. e. Auskultasi bunyi napas setiap 4 jam.

Kriteria Evaluasi : Pasien akan : a. Menunjukkan pernapasan dan bunyi napas normal. b. Mendemonstrasikan kemampuan untuk melakukan latihan pernapasan.

4. Konstipasi berhubungan dengan pola defekasi tidak teratur.

Tujuan: pasien dapat defekasi dengan teratur (setiap hari) Intervensi: 1. 2. 3. 4. Tentukan pola defekasi bagi klien dan latih klien untuk menjalankannya Atiur waktu yang tepat untuk defekasi klien seperti sesudah makan Berikan cakupan nutrisi berserat sesuai dengan indikasi Berikan cairan jika tidak kontraindikasi 2-3 liter per hari

Kriteria hasil : a. b. c. Defekasi dapat dilakukan satu kali sehari Konsistensi feses lembut Eliminasi feses tanpa perlu mengejan berlebihan

DAFTAR PUSTAKA C. Long, 1996. Keperawatan Medical Bedah 3 : Jakarta

inayah, I. (2004). Asuhan keperawatan pada klien dengan Gangguan Sistem Pencernaan. jakarta: salemba medika . muttaqin, a. (2011). Gangguan Gastrointestinal Aplikasi Asuhan Keperawatan Medikal Bedah. jakarta: salemba medika. price, s. A. (1995). Patofisiologi. jakarta: penerbit buku kedokteran. soeparman. (1993). Ilmu Penyakit Dalam (IPD). jakarta: FKUI. tucker. (1998). Standar Perawatan Pasien. jakarta: EGC.

PENILAIAN PORTOFOLIO NAMA MAHASISWA NIM TOPIK No . KRITERIA : HILDA AMALIA FITRIA NINGRUM : G2A011025 : Asuhan keperawatan PERITONITIS BOBOT NILAI 1 KERAPIAN 1. Tulis tangan tidak rapi 2. Diketik kurang rapi 3. Diketik rapi 4. Diketik sangat rapi 2. WAKTU DAN PENYERAHAN 1. Lewat 3 hari 2. Lewat 2 hari 3. Lewat 1 hari 4. Tepat waktu 3. JUMLAH BUKU SUMBER 1. Satu sumber 2. Dua sumber 3. Dua sumber plus internet 4. Tiga sumber plus internet, sumber 15 10 10 2 3 4 NILAI X BOBOT

1.

dilampirkan 4. JUMLAH HALAMAN 1. 2 halaman 2. 3 halaman 3. 4 halaman 4. Lebih dari 4 halaman 5. KELENGAPAN ISI 1. Makalah memuat kurang dari 7 item dalam sistematika 2. Makalah hanya memuat 7-8 item dari 9 item 3. Makalah memuat 9 item sesuai sistemataika terdiri dari : pengertian, etiologi, patofisiologi Manifestasi 30 10

klinis, penatalaksanaan, pengkajian fokus kurang lengkap, pathways kurang lengkap, diagnosa

keperawatan kurang engkap, fokus interfensi tanpa rasional . 4. Makalah memuat 9 item sesuai sistemataika terdiri dari : pengertian, etiologi, patofisiologi Manifestasi

klinis, penatalaksanaan, pengkajian fokus lengkap, pathways lengkap, diagnosa keperawatan lengkap, fokus

interfensi disertai rasional . 6. PEMAHAMAN 1. Tidak memahami tidak membaca 2. Membaca tidak memahami 3. Membaca memahami 4. Membaca sangat memahami 7. ORIGINALITAS Tidak meniru milik orang lain. JUMLAH TOTAL 20

NILAI AHIR = JUMLAH NILAI X BOBOT 100 NILAI AHIR =

Semarang, 24 MEI 2013 Mengetahui Dosen Mahasiswa

Ns.Chanif, S.Kep. MNS

Hilda Amalia fitria ningrum

ASUHAN KEPERAWATAN KLIEN DENGAN PERITONITIS

Penyusun: HILDA AMALIA FITRIA NINGRUM (G2A011025)

PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN FAKULTAS ILMU KEPERAWATAN DAN KESEHATAN UNIVERSITAS MUHAMMDIYAH SEMARANG TAHUN AJARAN 2012-2013

Anda mungkin juga menyukai