Anda di halaman 1dari 15

Makalah Dasar Dasar Akuakultur

Pembenihan Pada Ikan Jelawat

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Ikan merupakan salah satu sumber protein hewani yang penting. Disamping mudah didapatkan, harga ikan juga relatif murah, sehingga dapat dijangkau oleh segala kalangan masyarakat. Belakangan ini kebutuhan akan sumber protein hewani yang berasal dari ikan semakin meningkat. Dengan meningkatnya kebutuhan protein ini, maka semakin meningkat pula permintaan konsumen yang ada di pasaran. Indonesia merupakan salah satu negara yang memiliki kekayaan sumber daya alam hayati perikanan cukup besar, yang dapat dimanfaatkan untuk kepentingan rakyat. Salah satunya adalah Ikan Jelawat. Ikan Jelawat ( Leptobarbus hoeveni ) merupakan salah satu ikan yang memiliki nilai ekonomis dan permintaan pasar yang cukup tinggi. Ikan ini bersifat omnivore namun memiliki kecenderungan herbivore karena itu ikan ini dapat diberikan pakan berupa sayuran dalam campuran pakan pellet. Selain rasanya yang enak, ikan ini cukup digemari oleh masyarakat setempat dan dibeberapa negara tetangga seperti Malaysia dan Brunei. Ikan ini biasanya ditemukan di beberapa sungai yaitu di Kalimantan dan Sumatera. Hal ini membuat Ikan Jelawat menjadi komoditas yang sangat potensial untuk dikembangkan oleh masyarakat disekitarnya maupun diluar. Sebagian besar budidaya jelawat dilakukan dalam wadah karamba yang diletakkan di tepian sungai. Pembudidayaan Ikan Jelawat dipinggiran sungai karena habitat Ikan Jelawat yang berada di sungai-sungai besar Indonesia. Walaupun beberapa daerah mengembangkan budidaya Ikan Jelawat dalam wadah karamba, adapula yang membudidayakan Ikan Jelawat dalam kolam. Dalam membudidayakan Ikan Jelawat masih terdapat beberapa kendala, salah satunya adalah ketersediaan benih. Selama ini pasokan benih Ikan Jelawat masih mengandalkan tangkapan dari alam 1

Makalah Dasar Dasar Akuakultur

Pembenihan Pada Ikan Jelawat

yang jumlahnya terbatas dan bersifat musiman sehingga kurang terjaminnya kontinuitas pasokan benih untuk kegiatan pembudidayaan. Seiring dengan meningkatnya kebutuhan benih serta jumlah induk di alam yang semakin menurun, maka diperlukan suatu teknologi pembenihan yang dapat mengatasi masalah tersebut 1.2 Tujuan Adapun tujuan dalam pembuatan makalah ini : - Dapat mengetahui lebih jauh mengenai Ikan Jelawat - Dapat mengetahui bagaimana cara melakukan pembenihan pada Ikan Jelawat

Makalah Dasar Dasar Akuakultur

Pembenihan Pada Ikan Jelawat

BAB II ISI

2.1 Ikan Jelawat

Gambar. Ikan Jelawat

Ikan Jelawat (Leptobarbus hoeveni) adalah salah satu jenis ikan air tawar lokal yang digemari sebagai ikan konsumsi oleh masyarakatnya. Ikan Jelawat termasuk dalam Genus Leptobarbus, yang mempunyai 5 spesies yaitu Leptobarbus hoevenii, L. hosii, L. melanopterus, L. melanotaenia dan L. rubripinnis. Ikan Jelawat merupakan jenis ikan air tawar yang banyak terdapat di perairan umum di Kalimantan dan Sumatera serta kawasan Asia Tenggara lainnya seperti Malaysia, Vietnam, Thailand dan Kamboja. Ikan Jelawat merupakan ikanikan asli yang telah dikenal di perairan pedalaman Indonesia. Ikan tersebut banyak ditemui di sungai, anak sungai, dan daerah genangan kawasan hulu hingga hilir, bahkan di muara-muara sungai yang berlubuk dan berhutan di pinggirnya. 2.2 Biologi Ikan 2.2.1 Klasifikasi Ikan Klasifikasi Ilmiah Fillum Subfilum Kelas Ordo 3 : Chordata : Vertebrata : Pisces : Ostariophysi

Makalah Dasar Dasar Akuakultur

Pembenihan Pada Ikan Jelawat

Subordo Famili Subfamili Genus Spesies

: Cyprinoidae : Cyprinidae : Cyprinidae : Leptobarbus : Leptobarbus hoeveni

2.2.2 Morfologi ikan Ikan Jelawat memiliki bentuk tubuh agak bulat dan memanjang, dan merupakan ciri bagi ikan yang termasuk perenang cepat. Kepala bagian sebelah atas agak mendatar, mulut berukuran sedang, garis literal tidak terputus, bagian punggung berwarna perak kehijauan dan bagian perut putih keperakan. Pada sirip dada dan perut terdapat warna merah, gurat sisi melengkung agak kebawah dan berakhir pada bagian ekor bawah yang berwarna kemerahmerahan, serta mempunyai 2 pasang sungut. Panjang maksimum (SL) ikan ini dapat mencapai 100 cm dengan berat 10 kg. 2.2.3 Kebiasaan Makan Secara umum Ikan Jelawat bersifat omnivora atau pemakan segala. Namun sebenarnya Ikan Jelawat cenderung herbivora. Sachlan dan Wiraatmaja dalam Harjamulia (1992), menyebutkan di dalam usus ikan ditemukan biji-bijian, buahbuahan dan tumbuhan air. Sedangkan di dalam usus benih Ikan Jelawat ditemukan berbagai jenis plankton, algae dan larva serangga air. Dari bentuk mulutnya berukuran sedang diketahui bahwa Ikan Jelawat menyenangi makanan yang melayang dengan cara memakannya menyambar meskipun terkadang gerakannya dalam mengambil makanan agak lambat. Namun dekimian, jenis ikan ini bisa pula mengambil makanan yang berada di dasar perairan. 2.2.4 Distribusi dan Habitat ikan Ikan Jelawat merupakan jenis ikan air tawar yang banyak terdapat di perairan umum di Kalimantan dan Sumatera serta kawasan Asia Tenggara lainnya seperti Malaysia, Vietnam, Thailand dan Kamboja. Ikan Jelawat merupakan ikanikan asli yang telah dikenal di perairan pedalaman Indonesia. Ikan Jelawat banyak ditemui di sungai dan daerah genangan kawasan tengah hingga hilir. Bahkan di 4

Makalah Dasar Dasar Akuakultur

Pembenihan Pada Ikan Jelawat

bagian muara sungai. Habitat yang disukainya adalah anak-anak sungai yang berlubuk dan berhutan dibagian pinggirnya. Anak jelawat banyak di jumpai di daerah genangan dari Daerah Aliran Sungai (DAS). Disaat air menyusut, anakan dari Ikan Jelawat secara bergerombol beruaya ke arah bagian hulu sungai. Ikan Jelawat dapat hidup pada pH 5-7, oksigen terlarut 5-7 ppm, dan suhu 25-37o C serta diperairan yang kurang subur hingga sedang (Departemen Pertanian, 1992). 2.2.5 Reproduksi Ikan Jelawat di alam melakukan pemijahan selama musim penghujan, yaitu pada saat permukaan air naik dan menggenangi daerah di sekitarnya. Pada

kondisi tersebut, induk Jelawat secara bergerombal berupaya ke arah bagian muara dari anak sungai, dan pemijahan tersebut terjadi di bagian muaranya. Waktu pemijahan pagi hari yang diiringi oleh rintikan hujan. Ukuran induk yang memijah ialah lebih dari 2,5 kg per ekor dengan nilai indeks gonad somatik (perbandingan antara bobot gonad dan bobot tubuh ikan) lebih dari 14,4 %, dan diameter telumya 1,55 mm (Tan, 1980; AARD, 1937, 1987). Telur Ikan Jelawat bersifat melayamg (pelagis) dan terbawa oleh arus ke bagian hilir dari sungai. Dalam perjalanan ke bagian hilir tersebut, telur menetas dan larvanya memasuki perairan atau daerah genangan di sepanjang sungai. 2.3 Pembenihan Pembenihan adalah suatu kegiatan usaha memproduksi benih ikan yang dilakukan secara terbatas sampai ukuran benih siap tebar. 2.3.1 Pematangan Gonad Ketersediaan induk yang matang gonad merupakan salah satu persyaratan penting untuk keberhasilan pemijahan ikan. Induk-induk dapat diperoleh dengan dua cara. Cara pertama ialah dengan menangkapnya di alam pada saat musim pemijahan di alam. Cara kedua ialah dengan memeliharanya di kolam secara terkontrol. Cara pertama, biasanya, peluang keberhasilannya rendah. Hal tersebut disebabkan oleh pengaruh stres dari ikan. Karena Ikan Jelawat bersifat agresif, gerakannya pada waktu ditangkap menimbulkan kerusakan fisik. Cara yang kedua peluang keberhasilannya tinggi, karena biasanya ikan telah dipelihara bertahuntahun dan sudah beradaptasi dengan lingkungan pemeliharaan. 5

Makalah Dasar Dasar Akuakultur

Pembenihan Pada Ikan Jelawat

Kondisi dari induk ikan yang diperlukan dalam pemijahan ialah : - Kematangan gonad dari ikan yang siap dipijahkan, biasanya mulai berumur 3 tahun. - Ukuran ikan besar agar diperoleh banyak telur yang menghasilkan kualitas larva yang baik - Kondisi ikan sehat, tanpa ada luka atau cacat. Perbedaan Ikan Jelawat jantan dan betina dapat mudah dilihat ketika ikan matang gonad adalah sebagai berikut : 1. Induk betina yang matang gonad bercirikan:
-

Perut agak gendut Belakang sirip dada halus Gerakan lamban Antara sirip dada kiri dan kanan lembek dan agak melengkung Lubang kelamin kemerahan

2. Induk jantan yang matang gonad bercirikan:


-

Perut langsing Sirip dada terasa lebih kasar bila diraba Gerakan lincah Lubang kelamin kemerahan, bila dipijit ke arah lubang kelamin, keluar cairan berwarna putih.

Persyaratan dalam pematangan gonad yaitu 1. Tempat a. Wadah Pemeliharaan Calon induk jelawat dapat dimatangkan gonadnya di kolam maupun dalam sangkar atau karamba. Sangkar dibuat dari bahan yang cukup kuat dengan dibuatkan tutup di bagian atasnya. Wadah sebaiknya terdiri dari 4 unit yang fungsinya sebagai penyimpanan induk betina dan jantan sebelum dan setelah dipijahknan. b. Lokasi

Makalah Dasar Dasar Akuakultur

Pembenihan Pada Ikan Jelawat

Kolam dibangun di wilayah bebas banjir, cukup air (kualitas dan kuantitas), cukup cahaya dan mudah dijangkau. Karamba ditempatkan di bagian sungai yang tenang atau danau (oxbow lake). c. Ukuran Kolam yang dibutuhkan ialah berbentuk empat persegi panjang dengan luas sekitar 400 m atau lebih, kedalaman air 1,5 m dan mempunyai pelindung. Untuk karamba bervariasi,misalnya penelitian di Jambi, mempunyai volume 48 m (8 m panjang, 4 m lebar, 1,5 m dalam) dan ditempatkan di perairan terbuka dan terjamin adanya pertukaran air. 2. Kualitas Air Oksigen terlarut lebih dari 3 ppm, pH 6-7, kesuburan sedang, bebas dari bahan cemaran, suhu air 23-31C dan kecerahan air lebih dari 70 cm. 3. Pakan Ketersediaan induk matang gonad yang diperoleh dengan cara memeliharanya secara terkontrol ditentukan oleh beberapa faktor antara lain faktor lingkungan dan makanan. Mutu dan jumlah benih yang dihasilkan sangat bergantung pada mutu induk dan cara pengelolaannya, antara lain mutu,jenis, bentuk maupun jumlah makanan. Karena sampai saat ini, belum tersedia pakan komersial bagi induk, lebih-lebih untuk tujuan pematangan gonad, pakan induk tersebut harus disediakan (dibuat) sendiri yaitu beberapa pakan buatan yang berbentuk pelet, dengan kandungan protein 30% dengan frekuensi pemberian 2 - 3 kali/hari, selain itu diberikan juga pakan berupa hijauan seperti daun singkong secukupnya. Bahan Tepung ikan Kacang kedelai Bungkil Kelapa Dedak Kangkung Tapioka Campuran vitamin Campuran mineral Kandungan (%) 30 20 10 20 10 6 1 3

Tabel 1. Formulasi pakan induk Jelawat untuk mempercepat pematangan gonad

Makalah Dasar Dasar Akuakultur

Pembenihan Pada Ikan Jelawat

Pengelolaan Induk Syarat calon induk Calon induk ikan yang akan ditebar perlu diketahui umur dan sejarah makanannya. Calon induk dapat dibeli dari petani kolam maupun karamba. Pada kondisi pemeliharaan secara tradisional, bobot calon induk lebih dari1,5 kg dipandang memiliki umur 3 tahun. Jika memungkinkan, calon induk yang dipilih adalah yang sudah terbiasa dengan kondisi makanan dari luar kolam dan jinak. Padat tebar Padat tebar untuk karamba 1-2 ekor per m dan di kolam 1 ekor per 10 m. Perbandingan betina dan jantan Perbandingan antar kedua jenis kelamin tersebut masing - masing 1:1 atau 2:3. Jumlah jantan lebih banyak adalah untuk menghindari kekurangan sperma pada waktu pembuahan dilakukan. Pemberian pakan Pemberian pakan diberikan secara teratur pada pagi dan sore hari. Jumlah pakan yang diberikan adalah 3% dari bobot tubuh per hari pada 2 bulan pertama, kemudian dikurangi 2% pada bulan selanjutnya. Kangkung diberikan setiap hari pada sore hari setelah pemberian pakan pelet terakhir. Penampilan Gonad Biasanya induk ikan sudah siap dipijahkan setelah 3-6 bulan dalam kondisi pemeliharaan secara terkontrol dan intensif. Bobot rata - rata induk yang siap dipijahkan adalah sekitar 1,8 kg. Induk jantan lebih cepat matang gonad daripada betina. Nilai indeks kematangan gonadnya berkisar antara 11-25% dengan diameter telur 0,8-1,5 mm. Presentase rata - rata dair jumlah induk betina yang siap dipijahkan minimal 20% dengan potensi telurnya 73.000 butir per kg induk. Bila prosedur pengelolaan indukdilakukan dengan baik dan benar terutama jumlah dan kualitas pakan yang baik makan induk Jelawat yang matang kelamin dapat diperoleh setiap watu (tidak bergantung kepada musim) dan siap dipijahkan.

Makalah Dasar Dasar Akuakultur

Pembenihan Pada Ikan Jelawat

2.3.2 Pemberokan Pemberokan bertujuan untuk mengurangi kandungan lemak dan membuang sisa pakan dalam tubuh sehingga tidak megotori media pembuahan telur. Oleh karena itu, selama pemberokan tidak diberi pakan tambahan. Pemberokan Ikan Jelawat dilakukan di bak selama semalam. Caranya, siapkan bak tembok (ukuran panjang 4 m, lebar 3 dan tinggi 1 m), keringkan selama 2 hari, isi dengan air bersih setinggi 40 50 dan mengalir secara kontinyu, masukan 5 8 ekor induk. 2.3.3 Pemijahan Pemijahan ikan dengan rangsangan hormon atau induced spawning, pada umumnya dilakukan terhadap jenis ikan yang tidak dapat memijah secara alami. Hal ini disebabkan kondisi lingkungan yang tidak cukup merangsang kerja hipothalmus dari ikan matang gonad untuk mengeluarkan luteinizing hormon releasing hormon (LHRH), yang akan merangsang kelenjar hipofisa untuk menghasilkan lebih banyak gonadotropin. Oleh karena itu, pemijahan secara terkontrol membutuhkan penambahan hormon gonadotropin dari luar melalui penyuntikan. Berdasarkan hal tersebut, keberhasilan pemijahan ikan secara terkontrol dipengaruhi oleh ketepatan seleksi kematangan induk, penanganan induk, penggunaan hormon dan penyediaan kondisi lingkungan. Oksigen terlarut harus cukup tinggi (5 ppm) dan suhu air sebaiknya sekitar 28C. Induk jantan dan betina disuntik dengan menggunakan hormon Ovaprim. Induk betina dilakukan 3 kali penyuntikan dengan dosis 0,7 ml / kg induk. Interval waktu antara suntikan pertama dan kedua 12 jam, sedangkan penyuntikan kedua dan ketiga 6 jam. Induk jantan dilakukan satu kali penyuntikan dengan dosis 0,5 ml/ekor induk bersamaan dengan penyuntikan kedua induk betina. Penyuntikan dilakukan secara intramuscular pada bagian punggung.

2.3.4 Stripping (Pengeluaran telur dan sperma dari Induk) Hingga saat ini Ikan Jelawat belum dapat memijah secara alami. Pengeluaran telur maupun sperma dilakukan dengan cara stripping (pemijitan). Mula-mula telur di keluarkan dengan cara mengurut perut induk betina, kemudian segera diikuti pengurutan induk jantan untuk mengeluarkan spermanya. Tandatanda ikan yang sudah mengalami ovulasi, yang siap untuk dikeluarkan telurya 9

Makalah Dasar Dasar Akuakultur

Pembenihan Pada Ikan Jelawat

yaitu ikan tersebut menunjukkan gerakan gelisah dan sering bergerak ke permukaan air. Stripping dilakukan setelah 4 6 jam dari suntikan terakhir. Telur dan sperma ditampung dalam satu wadah yang bersih dan kering. Kemudian diaduk perlahan hingga tercampur rata dengan menggunakan bulu ayam. Tambahkan air bersih untuk mengaktifkan sperma, setelah terjadi pembuahan maka dilakukan pencucian telur 3 4 kali hingga telur bersih dari sisa sperma. Telur siap ditetaskan 2.3.5 Penetasan Wadah penetasan telur berbentuk corong dengan diameter 60 cm tinggi 50 cm, terbuat dari bahan lembut atau kain dengan bagian bawah diberi aerasi yang berfungsi untuk menggerakkan telur. Kepadatan telur 10.000 20.000 butir per corong, wadah tersebut ditempatkan didalam bak yang sirkulasi airnya lancar. Telur yang baik berwarna hijau cerah dan terlihat bentuk topi. Telur yang mati berwarna putih. Jika bau air dalam bak penetasan telur berubah, air diganti sebanyak 25-50%. Penggantian air harus dilakukan sedikit demi sedikit untuk menghindari perubahan bahan kualitas air secara drastis. Pada suhu normal 26 28 C, dalam waktu 18 24 jam telur akan menetas kemudian larva ditampung dalam bak perawatan. Selama dalam perawatan larva diberi pakan berupa nauplii artemia atau emulsi kuning telur yang telah direbus. Setelah larva berumur antara 7 10 hari, kemudian ditebarkan di kolam pendederan yang telah dipersiapkan. 2.3.6 Perawatan Larva Hingga Ukuran Benih Larva merupakan tahapan yang paling kritis dalam siklus hidup ikan. Oleh karena itu, agar kelangsungan hidupnya tinggi, larva perlu ditangani secara hatihati. Selain kualitas air dan penyediaan yang tepat dan benar, tenaga kerja yang menangani harus terampil. Pemeliharaan larva sampai benih dapat menggunakan dua macam cara, yaitu pemeliharaan di dalam akuarium dan pemeliharaan langsung di dalam hapa yang dipasang di kolam yang telah disuburkan dengan pakan alami (zooplankton). Cara yang terakhir ini sangat praktis, namun dengan syarat air kolam kaya dengan zoaplankton. 1 0

Makalah Dasar Dasar Akuakultur

Pembenihan Pada Ikan Jelawat

Pemeliharaan cara pertama 1. Persyaratan wadah Wadah yang diperlukan ialah wadah yang tembus pandang. sehingga larva dapat dilihat dari luar. Dalam hal ini, akuarium kaca berukuran 80cm x 50 cmx 45 cm dapat digunakan sebagai wadah pemeliharaan larva. Akuarium diisi air bersih setinggi 15-25 cm. Air tersebut berasal dari bak-bak penampungan yang mempunyai kandungan oksigen terlarut lebih dari 3 ppm, suhu air berkisar 27-28 C dan tidak mengandung bahan beracun (amoniak) serta pH normal. Air diberi aerasi secukupnya. 2. Penyediaan pakan Pada kondisi larva, organ pencernaan tubuh masih belum terbentuk sempurna. Makanan yang terbaik pada kondisi tersebut ialah makanan hidup sehingga bila terjadi kelebihan makanan yang diberikan tidak mengotori air. Makanan hidup yang dimaksud ialah infusoria yang dipanen dari bak-bak kultur atau diambil dari alam (kolam maupun perairan umum). Makanan diambil dengan plankton net dan diberikan setiap 3 jam sekali dari pagi hingga sore hari. Untuk mengontrol makanan yang dimakan dapat dilihat dari isi perut larva, Infusoria diberikan selama 7-10 hari, setelah itu makanan diganti dengan Artemia berumur 1-2 hari untuk selama 20 hari. Artemia diberikan sampai larva kenyang. 3. Pengelolaan Kepadatan Kepadatan pemeliharaan larva jelawat hingga berumur 10-15 hari di akuarium ialah 80 ekor per liter. Setelah itu dijarangkan menjadi 25-40 ekor per liter. Air Ke dalam media pemelilnraan (air) dapat ditambahkan garam dapur sebanyak 23%. Bila terlihat ada kotoran, penyiponan dapat dikerjakan. Air yang terbuang diganti dengan yang baru. Jumlah air yang terbuang pada seliap kali pemyiponan tidak melebihi dari 50%. Pergantian air sebanyak 75 % hanya dilakukan apabila 1 1

Makalah Dasar Dasar Akuakultur

Pembenihan Pada Ikan Jelawat

kandungan oksigen terlarut kurang dari 3 ppm. Untuk mencegah penyebaran penyakit, sanilasi alat yang digunakan perlu dijaga, antara lain dengan cara mencelupkan alat ke dalam disinfektan setiap akan digunakan. Panen Panen kebul dapat dilakukan dengan menggnnakan serok halus, Ikan yang mempunyai pertumbuhan lambat dibuang dan yang mempunyai pertumbuhun cepat dapat digunakan sebagai calon induk, serta yang berada dalam kisaran ratarata siap ditebar di kolam atau dijual. Nilai kelangsungan hidup ikan berumur 30 hari dalam kondisi terkontrol ialah sekitar 80-90% atau setara dengan 11.00019.000 benih untuk setiap kg induk. Pemeliharaan cara kedua 1. Persiapan kolam Kolam yang akan dipergunakan hendaknya tidak poreus, bebas dari banjir dan subur. Sebelum dipergunakan, kolam harus dikeringkan dahulu dan dasar kolam diolah. Kemudian dijemur selama beberapa hari (3-5 hari). Setelah itu ditebarkan kapur sekitar 0,1 kg/m dan dipupuk. Sebaiknya menggunakan pupuk kandang (kotoran ayam) dengan takaran sekitar 0,5 kg/m. Takaran kapur dan pupuk tersebut harus disesuaikan dengan kondisi kolam setempat. Jika air subur takaran pupuk dapat dikurangi. Yang menjadi patokan adalah kesuburan plankton yang dihasilkan. Kemudian kolam diairi dan dibiarkan sekitar 5-7 hari untuk pertumbuhan plankton. Kolam yang subur mempunyai warna air hijau kecoklatan. 2. Penebaran larva Jika kolam sudah subur (yang waktunya disesuaikan dengan waktu penebaran), maka hapa ukuran 2m x 1m x 0,5 m dipasang dipinggir kolam dengan ke dalam air sekitar 40 cm. Setiap hapa dipasang sekitar 5000 ekor benih. Setelah satu minggu, benih dilepas kekolam dengan kepadatan sekilar 50 ekor/m. 3. Pengelolaan benih Selama pemeliharaan harus dijaga agar air mengalir (debit rendah, hanya untuk mengganti penguapan). Air harus dijaga agar tetap subur. Makanan 1 2

Makalah Dasar Dasar Akuakultur

Pembenihan Pada Ikan Jelawat

tambahan yang diberikan berbentuk tepung (dapat berasal dari pelet berprotein 28-30% yang lelah dihancurkan).

4. Panen Benih Setelah benih berumur 3-4 minggu dapat dipanen dengan cara dijaring menggunakan jaring yang halus terlebih dahulu. Sisanya yang sulit ditangkap, batu ditangkap dengan mengeringkan kolam. Selanjutnya, benih dapat didederkan dengan kepadatan sekitar 15-20 ekor/m. 5. Pendederan Persiapan kolam pendederan dilakukan seminggu sebelum penebaran larva. Meliputi kegiatan pengeringan kolam, pengolahan tanah dasar, perbaikan pematang, pembuatan kemalir, pemberian kapur tohor dengan dosis 50 gr/m serta pemupukan dengan dosis 250 500 gr/m tergantung tingkat kesuburan kolam. Selain itu pada saluran pemasukan dipasang saringan berupa hapa halus untuk menghindari masuknya ikan liar. Penebaran benih sebaiknya dilakukan pada pagi hari dengan tingkat kepadatan 100 200 ekor/m2, selama kegiatan pendederan benih diberi pakan buatan berupa pelet yang dihaluskan dengan kandungan protein 2528 % sebanyak 20% dari bobot biomassa, dengan frekwensi pemberian 3 kali per hari. Lama pemeliharaan 23 minggu.

1 3

Makalah Dasar Dasar Akuakultur

Pembenihan Pada Ikan Jelawat

BAB III PENUTUP

3.1 Kesimpulan Ikan jelawat merupakan ikan yang digemari banyak orang. Selain dapat dijadikan ikan hias, saat besar ikan ini juga dapat dijadikan ikan konsumsi. Oleh karena itu ikan ini dapat menjadi komoditas yang sangat potensial jika dikembangkan oleh masyarakat karena selain rasanya yang enak, ikan ini juga memiliki nilai ekonomis yang cukup tinggi. Dalam membudidayakan Ikan Jelawat terdapat beberapa faktor yang harus diperhatikan salah satunya adalah kuantitas dan kualitas benih. Dimana kuantitas benih ikan jelawat ini masih terbatas, hanya mengandalkan tangkapan dari alam saja yang jumlahnya terbatas karena bersifat musiman. Kualitas benih yang didapat atau dihasilkan pun harus bagus karena hal ini dapat mempengaruhi pertumbuhan maupun perkembangan saat ikan akan menjadi dewasa.

1 4

Makalah Dasar Dasar Akuakultur

Pembenihan Pada Ikan Jelawat

DAFTAR PUSTAKA

Anonim. 2009. Ikan Jelawat. http://per-ikan-an.blogspot.com/2009/08/ikanjelawat.html diakses tanggal 07 juni 2013 pukul 15.33 Hardjamulia, Atmadja. 2007. Informasi Teknologi Budidaya Ikan Jelawat (Leptobarbus Hoeveni). Balai Penelitian Perikanan Air Tawar. Bogor. Ronaldi. 2012. Teknik Budidaya Ikan Jelawat. http://ronaldi-akuakultur. blogspot.com/2012/07/teknik-budidaya-ikan-jelawat.html diakses tanggal 07 juni 2013 pukul 15. 20

1 5

Anda mungkin juga menyukai