Anda di halaman 1dari 11

1

RINGKASAN Tongkol jagung merupakan salah satu limbah organik basah yang banyak tersedia di Indonesia. Selama ini, pemanfaatan jagung hanya sebatas pada biji dan kulit jagung, sedangkan tongkol jagung hanya dibuang dan akhirnya menjadi limbah lingkungan. Dalam industri kertas , yang idipakai hanya kayu dan bila kayu tersebut terus menerus ditebang untuk dijadikan kertas maka hutan di Indonesia akan tereksploitasi dan kefungsian hutan tidak ada lagi. Dalam satu dekade terakhir ini, produksi jagung mengalami peningkatan yang cukup tinggi meskipun agak berfluktuasi. Pada tahun 1985-2005 rata-rata pertumbuhan produksi jagung mencapai 6,20 %. Pada tahun 2006 produksi jagung mencapai 11,6 juta ton/tahun. Pada tahun 2007 sebesar 13,2 juta ton/tahun. Pada tahun 2008 sebesar 16,3 juta ton/tahun. Berdasarkan data Badan Pusat Statistik, ketersediaan tongkol jagung di Indonesia pada tahun 2006 adalah sebesar 3.482.839 ton, pada tahun 2007 sebesar 3.986.258 ton, dan berdasarkan perkiraan, pada tahun 2008 tongkol jagung ada sekitar 4.456.215 ton. Selain untuk pangan, jagung digunakan untuk pakan dan bahan industri. Sampai saat ini kebutuhan dan permintaan jagung semakin meningkat. Peningkatan produksi dan kebutuhan jagung berarti terjadi pula peningkatan limbah, baik berupa jerami maupun tongkol jagung. Jerami jagung telah banyak dimanfaatkan untuk makanan ternak, sedangkan tongkol jagung belum banyak dimanfaatkan. Tongkol jagung merupakan bagian terbesar dari limbah jagung. Dari berat jagung bertongkol, diperkirakan 40-50% adalah tongkol jagung, yang besarnya dipengaruhi oleh varietas jagungnya. Oleh karena itu dapat diperkirakan untuk produksi jagung 13 juta ton (jagung pipilan) akan terjadi limbah tongkol jagung sekitar 10,6 juta ton/tahun. Berdasarkan hal tersebut perlu adanya perhatian dan penanganan untuk pemanfaatannya sehingga lebih bernilai guna. Oleh karena itu, bonggol jagung dapat dimanfaatkan sebagai bahan baku pembuatan kertas. Tongkol jagung memiliki kadar selulosa sekitar 45%. Selulosa merupakan konstituen utama kayu. Kirakira 40-45% bahan kering dalam kebanyakan spesies kayu adalah selulosa, terutama terdapat dalam dinding sel sekunder. Selain selulosa terdapat zat lain di dalam tongkol jagung yaitu hemiselulosa dan lignin. Lignin dan hemiselulosa tidak dibutuhkan dalam pembuatan kertas sehingga kedua senyawa tersebut harus dipisahkan dari selulosa dengan melalui proses yang dinamakan delignifikasi. Proses delignifikasi merupakan perlakuan pendahuluan terhadap bahan baku sehingga mempermudah pelepasan hemiselulosa. Adapun langkah-langkah strategis dalam mengimplementasikan gagasan yaitu melakukan kerjasama dengan industri berbasis jagung dan kerjasama dengan industri kertas, melakukan pengolahan tongkol jagung menjadi bahan substitusi kertas. Dengan gagasan yang terurai sebelumnya, manfaat dari gagasan kami antara lain dapat mengganti bahan baku pembuatan kertas sebelumnya dengan bahan baku substitusi menggunakan tongkol jagung serta dapat mengurangi permasalahan lingkungan akibat eksploitasi bahan baku kayu untuk pembuatan kertas di Indonesia khususnya, serta dapat membuka lapangan kerja baru untuk mengurangi pengangguran.

BAB I PENDAHULUAN

Latar Belakang Pada saat ini salah satu penyebab masalah lingkungan hidup adalah limbah, tetapi timbulnya limbah tersebut tidak dapat dihindarkan, karena limbah adalah salah satu hasil dari kegiatan produksi. Dalam kehidupan kita sehari-hari, terkait kemasan makanan yang kita beli, dulu sebelum tahun 1980-an makanan tersebut dibungkus dengan daun pisang, setelah tahun 1980-an mulai digunakan kertas berplastik, menjelang tahun 2000-an makanan dikemas dengan styrofoam. Peningkatan limbah berbanding lurus dengan konsumsi masyarakat dan juga berbanding lurus dengan peningkatan kesejahteraan. Oleh karena itu, masalah limbah tidak habis-habisnya dipersoalkan dan dicari solusi penanganannya. Masalah lingkungan itu timbul akibat pembuangan limbah yang sembarangan yang akan mengganggu kesehatan, merusak lingkungan hidup serta kenyamanan hidup kita. Limbah yang berasal dari pemukiman umumnya sangat beragam, tetapi secara umum minimal 75% terdiri dari limbah organik dan sisanya anorganik. Limbah organik dibagi menjadi limbah organik basah dan limbah organik kering. Istilah limbah organik basah dimaksudkan limbah mempunyai kandungan air yang cukup tinggi, contohnya kulit buah dan sisa sayuran. Sementara bahan yang termasuk limbah organik kering adalah bahan organik lain yang kandungan airnya kecil, contohnya kertas, kayu atau ranting pohon, dan dedaunan kering. Tongkol jagung merupakan salah satu limbah organik basah yang banyak tersedia di Indonesia. Dalam satu dekade terakhir ini, produksi jagung mengalami peningkatan yang cukup tinggi meskipun agak berfluktuasi. Pada tahun 1985-2005 rata-rata pertumbuhan produksi jagung mencapai 6,20 %. Pada tahun 2006 produksi jagung mencapai 11,6 juta ton/tahun. Pada tahun 2007 sebesar 13,2 juta ton/tahun. Pada tahun 2008 sebesar 16,3 juta ton/tahun. Berdasarkan data Badan Pusat Statistik, ketersediaan tongkol jagung di Indonesia pada tahun 2006 adalah sebesar 3.482.839 ton, pada tahun 2007 sebesar 3.986.258 ton, dan berdasarkan perkiraan, pada tahun 2008 tongkol jagung ada sekitar 4.456.215 ton (Departemen Pertanian, 2006) Selama ini, pemanfaatan jagung hanya sebatas pada biji dan kulit jagung, sedangkan tongkol jagung hanya dibuang dan akhirnya menjadi limbah lingkungan. Dalam industri kertas , yang dipakai hanya kayu dan bila kayu tersebut terus menerus ditebang untuk dijadikan kertas maka hutan di Indonesia akan tereksploitasi dan kefungsian hutan tidak ada lagi. Oleh karena itu, ada alternatif bahan non kayu yang bisa dijadikan kertas dengan syarat mempunyai kadar selulosa diatas 30%. Bahan-bahan non kayu yang bisa dibuat kertas seperti tongkol jagung, jerami padi, kulit kacang-kacangan, jerami gandum dan lain-lain. Kadar selulosa dari alternatif bahan non kayu tersebut yang memiliki banyak kadar selulosa adalah tongkol jagung yaitu sekitar 45%.

Proses pembuatan tongkol jagung sebagai bahan subtitusi dalam pembuatan kertas mempunyai nilai kemanfaatan bagi masyarakat. Gagasan penulis dituangkan dalam PKM-GT dengan judul Pemanfaatan Limbah Tongkol Jagung sebagai Bahan Baku Substitusi Pembuatan Kertas Tujuan Adapun tujuan penulis dalam membuat gagasan ini yaitu untuk mengurangi limbah tongkol jagung di lingkungan, untuk mengurangi penebangan pohon untuk diambil kayunya dengan cara memanfaatkan bahan selain kayu untuk dijadikan kertas, dan untuk mengurangi pengangguran. Manfaat Manfaat yang didapat dari gagasan ini yaitu dapat membuat lingkungan tidak akan tercemari lagi oleh limbah tongkol jagung, kelestarian hutan akan tetap terjaga dengan tidak menebang pohon terus-menerus, dan dapat juga membuka lapangan pekerjaan baru sehingga mengurangi pengangguran.

BAB II GAGASAN

Dalam satu dekade terakhir ini, produksi jagung mengalami peningkatan yang cukup tinggi meskipun agak berfluktuasi. Pada tahun 1985-2005 rata-rata pertumbuhan produksi jagung mencapai 6,20 %. Pada tahun 2006 produksi jagung mencapai 11,6 juta ton/tahun. Pada tahun 2007 sebesar 13,2 juta ton/tahun. Pada tahun 2008 sebesar 16,3 juta ton/tahun. Berdasarkan data Badan Pusat Statistik, ketersediaan tongkol jagung di Indonesia pada tahun 2006 adalah sebesar 3.482.839 ton, pada tahun 2007 sebesar 3.986.258 ton, dan berdasarkan perkiraan, pada tahun 2008 tongkol jagung ada sekitar 4.456.215 ton (Departemen Pertanian, 2006). Tongkol jagung merupakan bagian terbesar dari limbah jagung. Dari berat jagung bertongkol, diperkirakan 40-50% adalah tongkol jagung, yang besarnya dipengaruhi oleh varietas jagungnya. Oleh karena itu dapat diperkirakan untuk produksi jagung 13 juta ton (jagung pipilan) akan terjadi limbah tongkol jagung sekitar 10,6 juta ton/tahun. Berdasarkan hal tersebut perlu adanya perhatian dan penanganan untuk pemanfaatannya sehingga lebih bernilai guna. Oleh karena itu, tongkol jagung dapat dimanfaatkan sebagai bahan baku pembuatan kertas. Tongkol jagung memiliki kadar selulosa sekitar 45% (Richana et al., 2004). Tongkol jagung mengandung kadar air sebesar 13,9% dan kadar abu sebesar 1,17%. Tongkol jagung juga mengandung zat kimia yaitu Hidrogen sebesar 6,32%, Karbon sebesar 43,42%, Oksigen sebesar 46,69%, Nitrogen sebesar 0,67%, dan kandungan Sulfur sebesar 0,07%. Selain untuk pangan, jagung digunakan untuk pakan dan bahan industri. Sampai saat ini kebutuhan dan permintaan jagung semakin meningkat. Peningkatan produksi dan kebutuhan jagung berarti terjadi pula peningkatan limbah, baik berupa jerami maupun tongkol jagung. Jerami jagung telah banyak dimanfaatkan untuk makanan ternak, sedangkan tongkol jagung belum banyak dimanfaatkan. Tongkol jagung memiliki kandungan karbon yang tinggi sehingga banyak dimanfaatkan sebagai bahan bakar padat seperti arang (Alkuino, 2000). Tongkol jagung sebagai bahan baku dapat digunakan sebagai bahan baku pembuatan ethanol dan juga sebagai bahan baku potential pembuatan biodiesel. Tongkol jagung memiliki kadar selulosa yang tinggi yaitu sebesar 45%. Kadar tersebut sudah melampaui batas kadar selulosa untuk pembuatan kertas yang sesuai dan layak pakai. Batas kadar selulosa non-kayu yang umum di Indonesia adalah di atas 30%. Selulosa merupakan konstituen utama kayu. Kirakira 40-45% bahan kering dalam kebanyakan spesies kayu adalah selulosa, terutama terdapat dalam dinding sel sekunder. Sifat penting pada selulosa yang perlu dipertimbangkan untuk pembuatan kertas yaitu : 1. gugus aktif alkohol (dapat mengalami oksidasi)

2.derajat polimerisasi (serat menjadi panjang). Makin panjang serat, kertas makin kuat dan tahan terhadap degradasi (panas, kimia dan biologi). Selain selulosa terdapat zat lain di dalam tongkol jagung yaitu hemiselulosa dan lignin. Lignin dan hemiselulosa tidak dibutuhkan dalam pembuatan kertas sehingga kedua senyawa tersebut harus dipisahkan dari selulosa dengan melalui proses yang dinamakan delignifikasi. Proses delignifikasi merupakan perlakuan pendahuluan terhadap bahan baku sehingga mempermudah pelepasan hemiselulosa. Delignifikasi dapat dilakukan dengan menggunakan bahan kimia alkali dan bahan kimia yang bersifat oksidator. Bahan kimia yang bersifat oksidator diantaranya adalah klor, oksigen, hipoklorit, peroksida, ozon dan nitrogen dioksida. Sedangkan alkali yang bisa digunakan untuk delignifikasi adalah NaOH (Fridia , 1989) Bahan yang telah dikenai proses delignifikasi selain mengalami penyusutan kandungan ligninnya juga mengalami penyusutan selulosa dan hemiselulosa. Proses delignifikasi yang baik adalah yang menghasilkan holoselulosa dengan kandungan sisa lignin yang rendah, hilangnya polisakarida minimal serta terjadi degradasi oksidatif dan hidrolitikselulosa minimal (Fengel et al., 1995). Pembuatan kertas dengan bahan baku substitusi tongkol jagung merupakan suatu cara yang tepat untuk mengatasi limbah tongkol jagung di Indonesia karena tidak banyak orang yang memanfaatkan limbah tersebut. Menggunakan tongkol jagung bisa menurunkan biaya produksi karena harga jagung jauh lebih murah daripada harga kayu. Selain itu kita bisa mengambil bahan baku dari limbahlimbah rumah tangga yang sudah tidak terpakai. Oleh karena itu penggunaan tongkol kayu sangat efisien dalam segi biaya yang dikeluarkan. Pihak-pihak yang dipertimbangkan dalam mengimplementasikan gagasan kami adalah sebagai berikut : 1. Industri atau usaha yang berbasis jagung seperti pabrik tepung tapioka, pabrik bihun jagung, peternakan ayam, dan lain-lain Peran : sebagai penyedia tongkol jagung yang digunakan sebagai bahan substitusi pembuatan kertas. 2. Industri kertas Peran : sebagai pengolah tongkol jagung , sehingga tongkol jagung tersebut dapat diolah dengan baik menjadi kertas yang berkualitas. Langkah-langkah strategis yang mengimplementasikan gagasan kami adalah : harus dilakukan untuk

1. Melakukan kerjasama dengan industri berbasis jagung serta industri kertas. 2. Melakukan pengolahan tongkol jagung menjadi bahan substitusi kertas. Langkah yang pertama kali dilakukan dalam pembuatan kertas dari bonggol jagung adalah memisahkan lignin dan

hemiselulosa dari selulosa melalui proses yang dinamakan delignifikasi. Proses delignifikasi merupakan suatu metode yang digunakan dalam pre tratment atau perlakuan awal. Dari perlakuan ini, selulosa dapat terpisah dari kandungan yang lain. Setelah proses ini, perlakuan selanjutnya adalah proses pembuatan pulp . adapun tahap-tahap pembuatan pulp sebagai berikut (Wenzl, 1990) : 1. 2. 3. 4. Persiapan bahan baku Proses pemasakan Tahap penyaringan dan pencucian pulp Proses recovery : evaporasi lindi hitam, pembakaran lindi hitam, dan pembentukan soda.

Setelah proses pembuatan pulp, maka selanjutnya adalah proses pembuatan kertas sebagai berikut : 1. Lemabaran pulp dihancurkan lagi lalu digiling dengan tujuan untuk meningkatkan fleksibilitas serat sehingga mempunyai daya strength yang kuat. Setelah penggilingan serat tersebut diberi beberapa bahan kimia yaitu a. Starch untuk meningkatkan kekuatan kertas dan juga untuk meningkatkan kehalusan permukaan kertas. Bahan pengisi untuk menutupi rongga-rongga yang kosong sehingga bisa meningkatkan opasitas kertas. OBA untuk meningkatkan derajat putih kertas Perentesi untuk membantu retensi bahan pengisi. meningkatkan

2.

b.

c. d. e.

Sizing atau bahan darih untuk meningkatkan ketahanan kertas terhadap air, tinta ataupun minyak sehingga kertas tidak mudah blobor atau tembus pada saat terkena air ataupun tinta. Setelah penambahan bahan kimia selesai kemudian serat tersebut diolah menjadi lembaran kertas.

f.

BAB III PENUTUP Kesimpulan Kadar kandungan dalam tongkol jagung yang mengandung selulosa, hemiselulosa, lignin serta kandungan lainnya, tongkol jagung berpotensi sebagai bahan baku substitusi pembuatan kertas. Melalui pengolahan yang lebih lanjut, kertas dapat terbentuk dengan bahan baku substitusi tongkol jagung. Untuk pengimplementasian gagasan, kami mempertimbangkan pihakpihak yang sangat kami yakin dapat membantu kami, antara lain industri yang berbahan baku jagung, industri kertas. Dengan gagasan yang terurai sebelumnya, manfaat dari gagasan kami antara lain dapat mengganti bahan baku pembuatan kertas sebelumnya dengan bahan baku substitusi menggunakan tongkol jagung serta dapat mengurangi permasalahan lingkungan akibat eksploitasi bahan baku kayu untuk pembuatan kertas di Indonesia khususnya, serta dapat membuka lapangan kerja baru sehingga mengurangi pengangguran.

DAFTAR PUSTAKA

Alkuino, E.L. 2000. Gasifying farm wastes as source of cheap heat for drying paddy and corns. International Rice Research Organisation. Philipines. Departemen Pertanian. 2006. Outlook Komoditas Pertanian Tanaman Pangan. Pusat Data dan Informasi Pertanian, Jakarta. Fengel D,Wegener. 1995. Wood: Chemistry, Ultrastructure, Reactions. Terjemahan S. Hardjono. Yogyakarta : UGM Press. Fridia. 1989. Pengaruh Cara Delignifikasi terhadap Sakarifikasi Limbah Lignoselulosik. Skripsi. Fakultas Teknologi Pertanian, IPB, Bogor. Richana, N., P. Lestina dan T.T. Irawadi. 2004. Karakterisasi lignoselulosa: xilan dari limbah tanaman pangan dan pemanfaatannya untuk pertumbuhan bakteri RXA III-5 penghasil xilanase. J. Penelitian Pertanian 23(3): 171-176.

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

1. Ketua Pelaksana Nama : Evi Handayano NIM : 125061100111004 Tempat, Tanggal Lahir : Malang, 25 April 1994 Alamat : Jalan Gadang 10A 36 Malang Riwayat Pendidikan TK : TK Muslimat NU 11 (1998-2000) SD : SD Negeri Gadang 2 Malang (2000-2006) SMP : SMP Negeri 2 Malang (2006-2009) SMA : SMA Negeri 2 Malang (2009-2012) PT : Universitas Brawijaya (2012-sekarang) Penghargaan Karya Tulis yang Pernah Diraih : Penulis

Evi Handayani NIM : 125061100111004

2. Anggota Pelaksana 1 Nama : Belda Amelia Junisu NIM : 125061100111030 Tempat, Tanggal Lahir : Malang, 27 Juni 1995 Alamat : Jalan Gadang 21C Perumahan Sakinah Cav.3 Riwayat Pendidikan TK : TK ABA 6 (1999-2001) SD : SD Negeri Kasin Malang (2001-2007) SMP : SMP Negeri 3 Malang (2007-2009) SMA : SMA Negeri 3 Malang (2009-2012) PT : Universitas Brawijaya (2012-sekarang) Penghargaan Karya Tulis yang Pernah Diraih : Penulis

Belda Amelia Junisu NIM: 125061100111030

10

3. Anggota Pelaksana 2 Nama : Nalita Widya Restu NIM : 125061101111006 Tempat, Tanggal Lahir : Malang, 1 Agustus 1994 Alamat : Jalan Binangun Genengan Pakisaji Riwayat Pendidikan TK : TK Muslimat Al-Hidayah (1999-2000) SD : SD Negeri Genengan 1 (2000-2006) SMP : SMP Negeri 4 Kepanjen (2006-2009) SMA : SMA Negeri 1 Kepanjen (2009-2012) PT : Universitas Brawijaya (2012-sekarang) Penghargaan Karya Tulis yang Pernah Diraih : Penulis

Nalita Widya Restu NIM: 125061101111006

11

DAFTAR RIWAYAT HIDUP DOSEN PEMBIMBING

Nama : Ir. Bambang Ismuyanto, MS NIDN : 0004056007 Tempat, Tanggal Lahir : Malang, 4 Mei 1960 Alamat : Jln Cucak Rawun Raya 8B/20 Sawojajar Malang No.Telp/HP : 085855483609 Jenis Kelamin : Laki-Laki Status Perkawinan : Kawin Agama : Islam Golongan/ Pangkat : IVb/ Pembina Jabatan Akademik : Lektor Kepala Alamat email : bambang_ismuyanto@yahoo.com Riwayat Pendidikan Perguruan Tinggi: Tahun Lulus 1985 Program Pendidikan Sarjana Jurusan/ Perguruan Tinggi Program Studi Institut Teknologi Sepuluh Nopember Surabaya Institut Teknologi Bandung Teknik Kimia

1993

Magister

Teknik Kimia

Dosen Pembimbing

Ir. Bambang Ismuyanto, MS NIDN : 0004056007

Anda mungkin juga menyukai