Anda di halaman 1dari 3

Judul Pengarang Tahun Tema

: Analisis Efisiensi Pemasaran Jeruk : Lina Suherty, Zaenal Fanani, dan A.Wahib Muhaimin : 2009 : Tingkat efisiensi dalam suatu sistem pemasaran jeruk Latar Belakang

Fenomena Di Indonesia jeruk adalah komoditas buah-buahan terpenting ketiga, dilihat dari luas pertanaman dan jmlah produksi per tahun. Menurut Biro Pusat Statistik, produksi jeruk Indonesia pada tahun 1991 sebesar 353.011 ton. Dengan jumlah penduduk 180 juta jiwa, maka untuk mencapai sasaran tingkat konsumsi sebesar 3,26 kg per kapita per tahun diperlukan buah jeruk sebanyak 745.676 ton, dengan asumsi 30 persen buah rusak selama pasca panen. Perkembangan produk hortikultura di Kabupaten Barito Kuala Propinsi Kalimantan Selatan, menunjukkan bahwa jeruk mengalami peningkatan produksi dari 84.235,20 kwintal pada tahun 2000 menjadi 120.829 kwintal pada tahun 2001. Motivasi Penelitian Sektor pertanian mempunyai peranan yang penting dalam perekonomian masyarakat, baik dalam keadaan normal maupun krisis ekonomi. Dalam keadaan krisis ekonomi, sektor pertanian dengan local content yang relatif tinggi dapat menjadi katup penyelamat ekonomi masyarakat. Tanaman jeruk yang dikembangkan di Barito Kuala, Kalsel ini memiliki potensi yang cukup besar mengingat iklim yang sesuai untuk komoditi tersebut. Besarnya jumlah produksi dan konsumsi belum mencerminkan sistem pemasaran yang efisien. Sehubungan dengan hal tersebut dalam usaha untuk meningkatkan pendapatan petani, perlu diimbangi dengan sistem pemasaran yang menguntungkan petani. maka penelitian tentang efisiensi pemasaran jeruk perlu untuk dilakukan. Metodologi Sumber Data Penelitian menggunakan data primer dan dilaksanakan di Desa Karang Dukuh Kecamatan Belawang, Kabupaten Barito Kuala. Objek penelitian meliputi Petani, Pedagang pengumpul kecamatan, Pedagang pengumpul kabupaten, Pedagang pengumpul propinsi, Pedagang pengecer local, dan Pedagang pengecer luar daerah. Model Penelitian

Metode yang digunakan dalam penelitian adalah Metode Analisis. Hasil dan Analisis Melihat jumlah penjual dan pembeli yang tidak sebanding, maka pemasaran jeruk di Desa Karang Dukuh Kecamatan Belawang dapat dikatakan tidak efisien, karena beberapa tingkat pasar ini hampir semuanya mengarah pada pasar oligopsoni, hanya satu tingkat pasar pada pasar luar daerah yang struktur pasarnya mengarah pada pasar monopsoni. Kondisi kekurangan modal menghambat kinerja petani dan juga lembaga-lembaga pemasaran yang terlibat dalam pemasaran jeruk. Dilihat dari koefisien determinasi (R2), respon harga jeruk di tingkat petani produsen karena perubahan harga di tingkat konsumen luar daerah adalah sebesar 0,307, berarti 30,7 persen variasi harga di tingkat petani produsen dipengaruhi oleh variasi harga di tingkat konsumen luar daerah, sedangkan 69,3 persen dipengaruhi oleh faktor lain selain harga di tingkat konsumen luar daerah seperti pendapatan konsumen luar daerah, selera, harga buah substitusi lain, biaya transportasi dan jarak antara produsen dan konsumen. Untuk hasil-hasil pertanian umumnya < 1 artinya apabila terjadi perubahan harga 1 persen di tingkat konsumen, maka akan mengakibatkan perubahan harga yang kurang dari 1 persen di tingkat produsen. Pada < 1 berarti pasar berjalan tidak efisien (tidak bersaing sempurna). Dengan menggunakan pendekatan S-C-P (Structure Conduct Performance), dapat dinyatakan bahwa (1) struktur pasar cenderung sebagai pasar kompetisi tidak sempurna, merupakan pasar oligopsoni yang diukur oleh rasio konsentrasi, dan elastisitas harga kurang dari satu, (2) keputusan harga tergantung pada pedagang antara yang membeli jeruk secara langsung dan juga kerjasama di antara pedagang, dan masih ada tingkat pasar yang belum terintegrasi, (3) keragaan pasar menyatakan bahwa marjin pasar dalam semua saluran beragam, distribusi marjin belum merata, pangsa harga petani masih rendah, keuntungan dan rasio harga juga beragam. Simpulan dan Rekomendasi Simpulan Berdasarkan analisis struktur pasar, perilaku pasar, dan penampilan pasar dapat dikatakan bahwa sistem pemasaran jeruk di Desa Karang Dukuh Kecamatan Barito Kuala belum efisien. Padahal efisiensi pemasaran dapat meningkatkan arus barang dari produsen ke konsumen, dapat menipiskan perbedaan harga yang diterima petani sampai barang tersebut dibayar oleh konsumen akhir, juga meningkatkan kelayakan pendapatan yang diterima petani maupun lembaga pemasaran yang terlibat dalam aktivitas pemasaran. Dengan potensi yang dimiliki oleh Desa Karang Dukuh, semua pihak yang terlibat seharusnya bekerja sama untuk memperbaiki rendahnya efisiensi dalam sistem pemasaran jeruk di desa ini.

Rekomendasi Rekromendasi yang diberikan oleh jurnal ini sudah baik yaitu antara lain, perlu dilakukannya diferensiasi produk untuk menambah nilai jual produk yang ada atau pemendekan saluran pemasaran yang ada untuk meningkatkan share harga yang diterima oleh petani. Namun, alangkah baiknya jika semua ini dapat dikonsultasikan kepada dinas terkait dan pemda setempat untuk lebih meningkatkan efisiensi dari sistem pemasaran di Desa Karang Dukuh.

Sumber : images.soemarno.multiply.multiplycontent.com%2Fattachment%2F0%2FTBSpowooCz YAAHpRghA1%2FANALISIS%2520EFISIENSI%2520PEMASARAN%2520JERUK%25 20DI%2520KALSEL.doc Mata Kuliah : Teori Ekonomi 2 Dosen : Prihantoro

Anda mungkin juga menyukai