Anda di halaman 1dari 30

BAB 1 PENDAHULUAN

Pada suatu kehamilan, cairan amnion yang mengisi kantung amnion memiliki berbagai fungsi penting. Cairan ini menjadi bantalan bagi fetus, melindungi dari trauma, membantu menjaga suhu, mempunyai fungsi nutrisional, serta mengandung faktor-faktor pertumbuhan. Saat proses persalinan, apabila bagian presentasi janin tidak berada pada segmen bawah uterus, cairan amnion akan membuka serviks melalui kerja hidrostatiknya 1, . Pada trimester pertama, cairan amnion hanya merupakan ultrafiltrat dari plasma ibu. Sejak trimester kedua, cairan ini sudah merupakan ultrafiltrat plasma janin dan dapat pula ditemukan selsel kulit janin yang berdeskuamasi. !ulai usia kehamilan " minggu, cairan amnion juga mengandung urin janin, cairan paru-paru, urea, kreatinin, asam urat, verni#, dan lanugo. $engan bertambahnya usia kehamilan, osmolalitas cairan amnion akan berkurang. 1, Pada keadaan normal, volume cairan amnion terus meningkat antara usia kehamilan 1% hingga &1 minggu, kemudian berkurang hingga mencapai volume normal '""-1""" ml pada saat aterm. (ika kehamilan bertambah panjang, volume cairan amnion malah dapat lebih berkurang lagi. Salah satu cara mengendalikan volume cairan amnion yang paling penting adalah janin itu sendiri. Sejak trimester kedua kehamilan, janin mulai menunjukkan kegiatan urinasi dan menelan cairan amnion untuk mengimbangi cairan yang diproduksi oleh epitel amnion itu agar tidak menumpuk terlalu banyak1, ,&.

Polihidramnion adalah suatu keadaan dimana ditemukan cairan amnion yang berlebih dalam uterus. )mumnya pasien dengan polihidramnion memiliki insiden lebih tinggi terjadinya persalinan preterm dan juga dapat menimbulkan komplikasi pada ibu dan bayi sehingga harus lebih diperhatikan dalam perawatan baik itu sebelum, selama dan sesudah persalinan. dipengaruhi oleh polihidramnion, sekitar Pada kehamilan yang "* bayi lahir dengan kelainan

kongenital, dan umumnya prognosisnya buruk, sehingga perlu dipertimbangkan untuk penanganan yang lebih lanjut di tempat pelayanan yang memiliki fasilitas memadai&. +elainan yang paling sering menyertai kehamilan dengan polihidramnion adalah kelainan kongenital sistem gastrointestinal, misalnya atresia atau obstruksi, dan kelainan kongenital sistem saraf, misalnya anensefali. +elainan-kelainan ini akan menyebabkan janin tidak mampu mengendalikan cairan amnion dalam kantongnya sehingga terjadi penumpukan cairan berlebih yang berujung pada polihidramnion. $ari seluruh kejadian kongenital ini, atresia duodenum merupakan jenis yang tersering dibanding atresia esofagus atau anensefali. ,tresia duodenum sudah dapat dideteksi sejak masa kandungan dengan adanya gambaran double bubble pada )S-. +elainan kromosom, umumnya berupa trisomi, juga sering menyertai polihidramnion dengan sebab yang tidak diketahui.

,danya kelainan kongenital dan kelainan kromosom tersebut di atas, selain menyebabkan terjadinya polihidramnion, juga dapat menyebabkan Pertumbuhan (anin .erganggu /P(.0 atau Intra Uterine Growth Restriction /1)-20, di mana berat janin berada di bawah persentil 1" pada umur kehamilan normal yang diukur melalui )S-. P(. ada yang bersifat simetris dan asimetris tergantung dari faktor-faktor pencetus terjadinya P(. itu sendiri.

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Definisi Polihidramnion Polihidramnion adalah suatu keadaan dimana ditemukan cairan amnion yang berlebih dalam uterus. 3ang dimaksud dengan cairan berlebih di sini adalah jika cairan amnion melebihi """ ml, indeks cairan amnion / Amniotic Fluid Index 4 ,510 melebihi persentil 67 dari umur kehamilan, atau pada )S- ditemukan adanya deepest vertical pool atau vertical single pocket lebih dari ' cm.1, ,%,7 Polihidramnion dapat bersifat akut yang terjadi mendadak dalam waktu beberapa hari dan menimbulkan gambaran distensi yang nyata, atau dapat pula bersifat kronis yang terjadi berangsur-angsur. 8agaimanapun sifatnya, komposisi cairan pada polihidramnion serupa dengan cairan amnion biasa.1 2.2 Epidemiolo i dan Klasifi!asi +asus yang tersering diumpai adalah polihidramnion yang ringan dengan jumlah cairan -& liter sebanyak '"-'7 *, 19 * sedang, dan 7 * yang berat. Polihidramnion sering disertai dengan malformasi janin, khususnya malformasi sistem saraf pusat dan traktus gastro intestrinal. Polihidramnion sering kita dapati bersamaan dengan : a. c. -ameli atau hamil ganda /1 ,7 *0 $! b. ;idrops 5etalis d. .o#emia gravidarum ,dapun klasifikasi polihidramnion sebagai berikut : 1. 2ingan terdiri dari kantung-kantung yang berukuran vertikal '-11 cm . Sedang mengandung bagian-bagian kecil dan berukuran 1 -17 cm &. 8erat adanya janin mengambang bebas dalam kantung cairan berukuran < 1= cm

2." Pa#ofisiolo i dan E#iolo i Secara umum, polihidramnion disebabkan oleh peningkatan produksi cairan amnion, penurunan absorbsi cairan amnion, atau keduanya. Peningkatan produksi cairan amnion umumnya disebabkan oleh peningkatan produksi urin janin, misalnya pada keadaan ibu dengan $!, uremia /peningkatan glukosa dan urea yang menyebabkan diuresis osmotik0, sirkulasi janin hiperdinamik, twin-to-twin transfusion syndrome, defisiensi hormon ,$;, dan lain-lain. $i samping itu, peningkatan produksi cairan amnion juga dapat berasal dari transudasi cairan otak dari meningen yang terbuka pada kelainan anencephalus, atau bisa juga murni karena produksi berlebih epitel amnion. ,%,7 Penurunan absorbsi cairan amnion terutama disebabkan oleh penurunan jumlah cairan amnion yang diminum oleh janin. Penurunan kegiatan meminum cairan amnion ini dapat disebabkan oleh terhambatnya aktivitas menelan, misalnya pada keadaan kelainan kongenital sistem gastrointestinal /atresia esophagus, atresia duodenum, obstruksi usus, dan lain-lain0, kelainan kongenital sistem saraf atau muskuloskeletal /anensefali, spina bifida, distrofi muskuler, dan lain-lain0, compressive pulmonary syndrome /efusi pleura, hernia diafragmatika, rongga dada kecil dan lain-lain0, atau fetal akinesia syndrome yang menyebabkan absennya gerakan menelan. Selain sebab-sebab di atas, adanya kelainan kromosom, misalnya trisomi 1, trisomi 1', dan trisomi 1& juga dapat menyebabkan polihidramnion.1, ,&,%
5

>alaupun etiologi tidak jelas, namun ada faktor-faktor yang dapat mempengaruhi terjadinya polihidramnion antara lain7 : 1. Penyakit (antung. . ?efritis. &. @dema )mum /anasarka0. %. ,nomali kongenital /pada anak0. Seperti anesefali, spina bifida, atresia4 striktur esophagus dan duodenum, hidrosefalus dan struma bloking esofagus. 7. Simpul tali pusat. =. $iabetes !ilitus. 9. -emelli uniovular. '. !alnutrisi. 6. Penyakit kelenjar hipofisis. 2.$ %e&ala !linis dan Pemeri!saan 'isi! -ejala klinis polihidramnion umumnya didominasi oleh gejala-gejala mekanis yang murni disebabkan oleh distensi uterus berlebih yang menyebabkan penekanan organ sekitar. +eluhan ibu yang terutama adalah rasa tidak nyaman di perut, susah bernafas, dan sulit buang air kecil. Pada inspeksi dapat ditemukan besar perut yang tidak sesuai dengan usia kehamilan, gejala dispnea pada ibu akibat penekanan pada diafragma, dan pada beberapa kasus dapat ditemukan edema khususnya pada ekstremitas bawah, vulva, dan dinding abdomen akibat penekanan pembuluh darah vena besar oleh uterus. Palpasi janin akan sulit dilakukan atau bahkan tidak bisa dilakukan sama sekali akibat ketegangan dinding uterus dan abdomen yang sangat hebat. 8egitu pula dengan auskultasi, pemeriksaan denyut jantung janin akan sangat sulit dilakukan. Aliguri yang berat dapat dijumpai apabila terjadi obstruksi ureter oleh uterus. Pada pemeriksaan dalam /B.0 selaput ketuban akan terasa tegang dan menonjol walaupun di luar his.1, ,7 Pada polihidramnion akut maupun kronis, gejala-gejala umum yang muncul sama. ,kan tetapi, pada polihidramnion akut, akibat onset penumpukan cairan yang mendadak dan cepat, maka distensi mendadak tersebut dapat
6

menimbulkan gangguan dan rasa tidak nyaman atau malah nyeri yang cukup serius bagi ibu. Polihidramnion akut ini umumnya muncul pada kehamilan muda, sekitar bulan ke-% atau ke-7, dengan rata-rata kecepatan peninggian fundus uteri lebih dari 1 cm4hari dan sering terjadi pada twin-to-twin transfusion syndrome. Sedangkan polihidramnion kronis umumnya terjadi perlahan-lahan dalam hitungan minggu sampai bulan sehingga tubuh ibu dapat beradaptasi dan keluhan yang muncul tidak menonjol. Polihidramnion kronik sering muncul pada usia kehamilan lanjut.1, ,7 2.$.1 Penen#(an )ol(me *airan amnion Saat ini dikenal beberapa cara penentuan volume cairan amnion berdasarkan pemeriksaan )S- : 1. Penilaian subyektif /visual0 . Penilaian semikuantitatif /pengukuran diameter satu atau lebih kantung amnion0 &. +ombinasi kedua cara tersebut di atas Penilaian s(+,e!#if *airan amnion Bolume cairan amnion relatif masih sedikit sampai kehamilan minggu, kemudian dengan makin bertambahnya usia kehamilan jumlahnya akan meningkat secara progresif. $alam pemeriksaan )S- pada kehamilan trimester 111, biasanya selalu ada bagian dari abdomen janin yang menyentuh dinding depan uterus dan terlihat kantung-kantung berisi cairan amnion, terutama diantara bagian ekstremitas janin. @kstremitas biasanya dalam sikap fleksi. ,natomi janin dapat dilihat dengan cukup jelas. Pada keadaan polihidramnion secara visual terlihat perbedaan yang nyata antara ukuran janin dengan volume cairan amnion. (anin terlihat CberenangD bebas di dalam cairan amnion. .idak ada bagian dari abdomen janin yang menyentuh dinding depan uterus. Pada polihidramnion yang ringan anatomi janin terlihat lebih jelas. Pada hidramnion yang berat terlihat plasenta menipis dan anatomi janin menjadi sulit dievaluasi oleh karena jarak antara janin dan dinding depan abdomen semakin jauh.

Penilaian semi!(an#i#a#if )ol(me *airan amnion 1. Pengukuran 1 kantung amnion Pemeriksaan dilakukan dengan meletakkan probe )S- tegak lurus terhadap kontur dinding abdomen ibu, kemudian dicari kantung amnion yang paling besar dan tidak berisi tali pusat atau organ janin /misalnya ekstremitas0. Pengukuran dilakukan terhadap diameter vertikal kantung.

Bolume cairan amnion dianggap normal bila diameter kantung amnion antara -' cm. 8ila diameter kantung kurang dari cm disebut oligodramnionE dan bila lebih dari ' cm disebut polihidramnion. Cara pengukuran lain diameter kantung amnion adalah mengukur diameter vertical dan transversal, dan yang diambil nilainya adalah ukuran diameter yang lebih besar. Cara lainnya lagi adalah dengan
8

mengukur diameter rata-rata kantung amnion, yang diperoleh dari ukuran vertikal, diameter transversal, dan diameter longitudinal kantung amnion. . Pengukuran indeks cairan amnion /1C,0 Pada teknik ini, uterus dibagi atas % kuadran yang dibatasi oleh linea nigra dan garis tegak lurus terhadap linea nigra setinggi pusat. 8erbeda dengan teknik pengukuran 1 kantung amnion, pada pengukuran 1C, kedudukan probe )S- adalah tegak lurus terhadap lantai /bukan terhadap dinding abdomen ibu0. $ilakukan pengukuran diameter vertical kantung amnion yang terbesar pada masing-masing kuadran, kemudian hasilnya dijumlahkan dan dinyatakan sebagai indeks cairan amnion ?ilai 1C, normal adalah antara 7- " cm. 8ila 1C, kurang dari 7 cm disebut oligohidramnion, sedangkan bila 1C, lebih dari " cm disebut polihidramnion.

Penentuan volume cairan amnion berdasarkan 1C, dianggap lebih baik dibandingkan dengan teknik pengukuran 1 kantung amnion, berdasarkan bukti : 1. ;asil pengukuran tetap akurat meskipun posisi janin asimetrik di dalam uterus. 1"*. +esalahan dalam pengukuran 1C, cukup kecil, yaitu sekitar

. Pengukuran 1C, lebih superior dalam mendiagnosis dan menentukan klasifikasi derajat beratnya kelainan jumlah cairan amnion. &. -ambaran kurva regresi volume cairan amnion berdasarkan 1C, lebih mendekati keadaan yang sebenarnya. 2.- Dia nosis dan Dia nosis Bandin $iagnosis polihidramnion umumnya ditegakkan melalui gejala klinis dan ultrasonografi /)S-0. Pembesaran uterus yang tidak sesuai umur kehamilan disertai ketegangan dinding abdomen, kesulitan melakukan palpasi, serta kesulitan mendengarkan denyut jantung janin merupakan petunjuk diagnostik utama polihidramnion secara klinis. !elalui )S-, dapat dipastikan adanya polihidramnion, menyingkirkan diagnosis banding, memperkirakan etiologi, dan memperkirakan jumlah cairan amnion. ,kan tetapi penentuan jumlah cairan amnion melalui )S- masih sulit dilakukan, karena pemeriksaan )S- sangat subjektif dan tergantung oleh pemeriksa. Selain itu melalui )Shasilnya kurang akurat. +adang-kadang foto polos abdomen /8A50 dapat dilakukan. ,kan tampak daerah radiolusen yang luas di sekeliling skeleton janin yang tampak seperti selubung kabur, yang menunjukkan banyaknya cairan. .erkadang bayangan skeleton janin juga tampak tidak jelas. $apat pula dilakukan amniografi dengan menggunakan bahan kontras untuk memastikan adanya cairan. +elebihan amniografi ini adalah dapat menunjukkan kegiatan menelan pada janin. Saat ini dengan tersedianya alat-alat canggih seperti )S- & dimensi dan !21, penentuan polihidramnion semakin mudah dilakukan. ,kan tetapi, walaupun )S- & dimensi dapat melihat rekonstruksi janin dan cairan amnion dengan lebih baik, gerakan janin justru malah mengganggu pemeriksaan. Sedangkan !21, walaupun sangat akurat dalam mendeteksi adanya polihidramnion, tapi juga tidak dianjurkan sebagai pemeriksaan rutin dalam diagnosis karena memakan biaya, waktu, dan memerlukan tenaga ahli. +arena alasan itulah hingga kini )Smasih merupakan pilihan diagnosis polihidramnion.1,
10

dimensi, masih

sulit dibedakan antara cairan amnion, plasenta, dan dinding uterus sehingga

8ila seorang ibu datang dengan perut yang lebih besar dari kehamilan yang seharusnya kemungkinan7 : 1. ;ydramnion . -emeli &. ,sites %. +ista ovarii 7. +ehamilan beserta tumor 2.. Pena#ala!sanaan Polihidramnion dengan derajat ringan jarang memerlukan tindakan. .erkadang polihidramnion derajat sedang juga dapat ditangani tanpa intervensi apapun. ,kan tetapi tetap harus dilakukan pengawasan yang ketat karena ibu dengan polihidramnion cenderung melahirkan lebih cepat karena overdistensi uterus. .irah baring diperlukan untuk menurunkan kemungkinan kelahiran prematur. Sedatif bisa diberikan jika ibu membutuhkan. Pemberian steroid bisa dilakukan pada polihidramnion sedang atau berat untuk mempercepat maturitas paru-paru janin untuk mengantisipasi kelahiran prematur. .erapi medikamentosa berupa prostaglandin inhibitor baru-baru ini terbukti dapat menurunkan volume cairan pada kasus-kasus selain kasus gangguan menelan pada janin. Prostaglandin inhibitor, seperti indometasin dapat mengurangi volume urin janin yang kemudian akan mengurangi volume cairan amnion. Cara lain untuk menangani polihidramnion, terutama derajat berat, adalah dengan amniosentesis atau mengeluarkan sebagian cairan amnion dengan menggunakan kateter melalui dinding abdomen. Cairan yang dikeluarkan dalam sekali amniosentesis tidak boleh terlalu banyak, tergantung dari jumlah cairan amnion, dan harus dilakukan secara perlahan-lahan agar tidak menimbulkan komplikasi seperti solusio plasenta. Cara ini dapat meringankan beban ibu dan jika berespon baik dan tidak terjadi infeksi, dapat diulang beberapa kali dengan tindakan aseptik yang memadai.1,= 2./ Pro nosis dan Kompli!asi Pada janin prognosisnya agak buruk /mortalitas F 7" *0 terutama karena : 1. +ongenital anomali.
11

. Prematuritas. &. +omplikasi karena kesalahan letak anak, yaitu pada letak lintang dan tali pusat menumbung, dll. %. @ritoblastosis. 7. $iabetes !elitus. =. Solusio plasenta, kalau ketuban pecah tiba-tiba. Pada 1bu, bisa terjadi komplikasi berikut : 1. Solusio Plasenta . ,tonia uteri &. Perdarahan post partum %. 2etensio plasenta 7. Syok =. +esalahan-kesalahan letak janin menyebabkan partus menjadi lama dan sukar 2.0 A#resia D(oden(m ,tresia duodenum merupakan atresia yang paling sering terjadi. 1nsidennya adalah 1 dari 7""-7""" kelahiran hidup, dan %"* kasus terjadi pada kasus-kasus trisomi 1 atau sindrom $own. Satu-satunya tindakan yang dapat dilakukan adalah pembedahan, yaitu duodenoduodenostomi, dan sebaiknya dilakukan pada saat-saat baru lahir. +elainan ini disebabkan oleh kesalahan pembentukan duodenum yang dapat disebabkan oleh proliferasi endodermal yang tidak adekuat /proliferasi pemanjangan usus yang berlebihan0 atau dapat juga disebabkan oleh kegagalan rekanalisasi epitel solid cord /kegagalan vakuolasasi0. ,tresia duodenum dapat dideteksi sebelum maupun setelah lahir. $iagnosis sebelum lahir bisa didapatkan melalui pemeriksaan )S- rutin, maupun kecurigaan adanya kelainan kongenital sistem gastrointestinal pada ibu dengan polihidramnion. Polihidramnion dapat dijumpai pada 7"* kasus atresia duodenum. Pada pemeriksaan )S- sebelum lahir didapatkan gambaran double bubble yang merupakan lambung dan duodenum proksimal yang berdilatasi dan terisi cairan. -elembung pertama adalah lambung, sedangkan gelembung kedua adalah
12

duodenum bagian proksimal yang mengalami dilatasi. -ambaran double bubble juga dapat dijumpai pada stenosis duodenum, tetapi lebih jarang. ,tresia duodenum yang didiagnosis pada saat setelah kelahiran umumnya berdasarkan tanda-tanda adanya obstruksi intestinal bagian atas. -ejala yang khas terdapat pada atresia duodenum adalah muntah-muntah beberapa jam setelah kelahiran. !untah tersebut umumnya berwarna hijau dan mengandung empedu /bilious0, tapi 17* kasus atresia terjadi di bagian proksimal dari ampula Bater sehingga muntah bersifat non-bilious. 8ayi dengan atresia duodenum akan memiliki scaphoid abdomen yang khas, karena bagian epigastrik yang penuh akibat dilatasi lambung dan duodenum proksimal. Pengeluaran mekonium dalam % jam pertama nampak normal, tetapi kemudian bisa terjadi dehidrasi, penurunan berat badan, dan ketidakseimbangan elektrolit. Pemberian cairan secara 1B sangat penting dilakukan untuk mencegah terjadinya alkalosis metabolik akibat hipokalemia atau hipokloremia dan asiduria.9,' 2.1 Per#(m+(han Janin Terham+a# 2PJT3 $efinisi dari P(. atau yang dikenal juga dengan 1)-2 / Intra Uterine Growth Restriction0 adalah berat janin yang berada di bawah persentil 1" pada umur kehamilan normal yang diukur melalui )S-. ,da dua tipe dari P(., yaitu6,1": 1. Simetrik atau P(. primer seluruh organ dalam berkurang dari segi ukuran. .erdapat "*- 7* dari seluruh kasus P(., biasanya terjadi pada kelainan-kelainan kromosom, infeksi-infeksi kongenital, atau pengaruh ekstrinsik pada awal masa kehamilan. . ,simetrik atau P(. sekunder kepala dan otak dalam ukuran normal, namun abdomen lebih kecil /karena ukuran hepar kurang0, ekstremitas kurus kering /karena masa otot kurang0, dan kulit tipis /karena jaringan lemak kurang0. ;al ini terjadi karena merupakan mekanisme kompensasi terhadap aliran darah dan suplai energi yang berkurang, sehingga darah lebih dialirkan ke organ-organ vital. +eadaan ini terjadi pada kasus-kasus insufisiensi plasenta, ibu malnutrisi, atau pengaruh ekstrinsik pada akhir masa kehamilan. (ika suatu P(. asimetris berlangsung lama, janin isa menjadi P(. simetris. +arena ukuran

13

kepala normal, umumnya P(. tipe ini tidak terdeteksi sampai dengan trimester &. ,dapun kehamilan yang memiliki faktor risiko untuk terjadinya P(. adalah6 : 1. 8erat ibu kurang dari %7 kg . ?utrisi yang buruk selama kehamilan &. ,danya birth defects atau kelainan kromosom %. Penggunaan obat-obatan, rokok dan alcohol 7. +ehamilan yang menginduksi hipertensi =. ,bnormalitas plasenta, umbilical cord 9. +ehamilan multipara '. $iabetes -estasional 6. Aligohidramnion ;al yang terpenting dalam mendiagnosis P(. adalah memastikan umur kehamilan. $imana dapat diukur melalui ;P;. dan juga melalui pemeriksaan )S-. Setelah umur kehamilan telah didapatkan, ada beberapa metode yang dapat dikerjakan untuk mendiagnosis P(., yaitu6,1" : 1. .inggi fundus yang tidak sesuai dengan umur kehamilan /umumnya beda tinggi fundus sebesar % cm atau lebih merupakan kecurigaan 1)-20 . +etidaksesuaian umur kehamilan setelah dilakukan pemeriksaan dengan )S&. ,bnormalitas denyut jantung janin Selain itu harus dilakukan pemeriksaan kondisi ibu untuk menemukan keadaan yang berkaitan dengan terjadinya P(.. $emikian pula harus dilakukan )S- atau jika memungkinkan juga dilakukan pemeriksaan kariotip untuk mendeteksi adanya kelainan kongenital atau kelainan kromosom yang juga dapat mempengaruhi terjadinya P(.. 8eberapa tes antenatal juga dapat ditambahkan, antara lain1",11: 1. on-!tress "est /?S.0 : merupakan tes yang paling mudah dikerjakan, yaitu dengan menghubungkan denyut jantung janin dengan gerakan janin

14

. Profil biofisik : merupakan gabungan antara ?S. dengan % parameter )S- /volume cairan amnion, pergerakan pernafasan, pergerakan tubuh and tonus otot janin0 &. Pemeriksaan $oppler arteri umbilikalis : dapat memberikan informasi mengenai inde# resistensi arteri umbilikalis #$ %xytocin &hallenge "est Penatalaksanaan P(. harus dilakukan secara individu pada tiap pasien, menyangkut kemungkinan pencetus terjadinya P(.. (ika faktor ibu berperan, penatalaksanaan dapat dimulai dengan cara memodifikasi faktor pencetus tersebut, misalnya mempebaiki asupan pada ibu malnutrisi, mengurangi bahanbahan toksik masuk ke dalam tubuh ibu seperti rokok dan alkohol, dan lain-lain. Secara umum penatalaksanaan pada P(. antara lain6,1",11 : 1. .irah baring diperlukan untuk memaksimalkan aliran darah ke uterus. .irah baring ini dapat dilakukan di rumah ataupun di rumah sakit dengan efektifitas yang sama. . 8ila umur kehamilan & menginduksi persalinan. &. 8ila umur kehamilan kurang dari & minggu, dilakukan monitoring sampai dengan umur kehamilan & minggu, dimana yang perlu dimonitor adalah kesejahteraan janin dan jumlah cairan amnion. ,pabila salah satu dari hal tersebut mengalami gangguan disarankan terminasi kehamilan. %. ,pabila dicurigai paru-paru janin belum matur, dapat diberikan steroid untuk mempercepat maturitas paru-paru janin. 7. ,?C disarankan setiap -= minggu sampai persalinan. =. Pemberian aspirin pada P(. masih menjadi kontroversi hinggai kini. Pemberian aspirin harus pada kehamilan di bawah " minggu. (ika pemberian dilakukan pada trimester ketiga, aspirin tidak akan bermanfaat. 9. Saat ini pemberian suplemen seng /Gn0, minyak ikan, dan terapi oksigen dapat diberikan pada ibu dengan P(.. minggu atau lebih, disarankan untuk

15

BAB " LAP45AN KASUS

16

".1 Iden#i#as ?ama (enis kelamin )mur Status ,gama Suku bangsa Pekerjaan ,lamat .anggal !2S ".2 Anamnesis Kel(han U#ama 6 sakit perut hilang timbul Perjalanan penyakit : Pasien mengeluh sakit perut hilang timbul sejak pukul ".&" /14 4 ""60, keluar air tidak ada, keluar lendir campur darah tidak ada, gerak anak baik. ;P;. : %474 ""' .P : &4&4 ""9 ,?C : .eratur di bidan , )S- /F0 1 kali umur kehamilan = bulan, dalam batas normal. 2iwayat !enstruasi : !enarche Siklus Hamanya haid 2iwayat Persalinan : : 1& tahun : &" hari : &-7 hari : ?>8S : Perempuan : &" tahun : !enikah : ;indu : 8ali : 1bu rumah tangga : Haud, 8lahbatuh -ianyar : 5ebruari ""6

2iwayat Perkawinan : Pasien menikah 1# selama ' tahun 1. I, &&"" gram, spontan, bidan, 9 tahun . I, &""" gram, spontan, bidan, & tahun &. ini 2iwayat +ontrasepsi : Pasien menggunakan +8 suntik & bulanan setelah melahirkan anak kedua, berhenti J 1 tahun yang lalu 2iwayat penyakit dahulu :
17

;ipertensi sebelumnya /-0 $iabetes mellitus /-0 2iwayat penyakit jantung /-0 ,sma /-0 ,lergi /-0

"." Pemeri!saan 'isi! S#a#(s Presen# +eadaan umum +esadaran .anda Bital : 8aik : Compos mentis /-CS: @%B7!=0 : .ekanan darah 1 "4'" mm;g ?adi '%# 4 menit ?apas "# 4 menit Suhu &=,7 oC 8erat badan .inggi badan S#a#(s %eneralis !ata F0,isokor (antung Paru ,bdomen @kstremitas S#a#(s 4+s#e#ri!(s Pemeriksaan luar: >ajah !amma ,bdomen striae gravidarum, .idak tampak adanya parut bekas operasi SC Palpasi : /Pemeriksaan Heopold0
18

: 7" kg : 1=" cm : ,nemis / -4- 0, 1kterus / -4- 0, 2eflek pupil /F4 : S1S tunggal, regular, murmur /-0 : Besikuler /F4F0, 2honki /-4-0, >heeKing /-4-0 : L Status Abstetrikus : ,kral hangat, odem /-04/-0

: +loasma gravidarum /-0 : ;iperpigmentasi pada areola mamma F4F : 1nspeksi : .ampak perut membesar kedepan, tampak ada

H1 H 11

: 5). & jari bp# /&& cm0, teraba bagian bulat dan lunak /kesan bokong0 : .eraba tahanan keras disisi perut kiri /kesan punggung0 dan bagian kecil di sebelah kanan.

H 111 : .eraba bagian bulat dan keras dan mudah digerakkan /kesan kepala0 H 1B : 8agian bawah janin belum masuk bagian pintu atas panggul /penurunan kepala 7470 ;is /F0 lemah, jarang ,uskultasi : $(( terdengar paling keras di sebelah kiri bawah umbilikus /1 .11.1 0 Pemeriksaan dalam: B. / ; 1 /-0 .idak teraba bagian kecil 4 tali pusat. ".$ Pemeri!saan Pen(n&an La+ora#ori(m Pemeri!saan >8C ;-8 PH. 8. C. DA5AH 5UTIN 1,' 11, 1'% &P%"D =P7=D Sa#(an 1"&4OH gr4dl 1"&4OH .&" >1.,0 : PM jari, eff 7 * +etuban /F0 .eraba kepala, denominator belum jelas, N

NST +esimpulan L suspisius US% 7 (anin .4;, letak kepala, 5;8 /F0
19

7 8P$ '',& L &7>F7$ 7 ;C &1",7 L &%>F7$ 7 ,C ' ,7 L & >F&$ 7 5H =&,& L & >F7$ 7 -,m L &&>F=$ 7 @5> " 6 gram 7 ,51 1 : 6,6% 11 : 11,9' 111 : ',7' 1B : 11,7 .otal ,51 : %1,' US% Konfirmasi 6 - (anin .4;, letak kepala, 5;8 /F0 7 8P$ ' ," L &&> 7 ;C &"" mm 7 ,C 69,% mm 7 5H 7 mm 7 @5> 1'71 gram - SBP Q 1&, cm - ;,4,C ratio Q 1,""'9 ,nomaly Scan - +elainan kepala : /-0 - +elainan wajah : belum dapat dikonfirmasi - +elainan leher : /-0 - .horaks : kelainan /-0 - ,bdomen : $ouble bubble /F0 Amphalocele /F0 ".- Dia nosis -&P "" , &7-&= minggu, .4;, Polihidramnion, susp P(. /tipe simetrik0 F kelainan kongenital /susp atresia duodeni0 pbb ".. 5es(me
20

Pasien &" tahun, -&P "" , &7-&= minggu, .4;, Polihidramnion, susp P(. /tipe simetrik0 F kelainan kongenital /susp atresia duodeni0 datang ke 2S) Sanjiwani -ianyar dengan keluhan sakit perut hilang timbul sejak pukul ".&" /14 4 ""60, keluar air tidak ada, keluar lendir campur darah tidak ada, gerak anak baik. Pasien melakukan ,?C teratur di bidan, )S- /F0 1 kali umur kehamilan = bulan, dalam batas normal. 8erat badan meningkat sesuai dengan umur kehamilan. 2iwayat hipertensi, diabetes mellitus , asma, jantung disangkal. $ari pemeriksaan fisik didapatkan .$ 1 "4'" mm;g, ?adi '%#4menit, respirasi "#4menit. Status general dalam batas normal. $ari status obstetrikus didapatkan 5). & jari bp# /&&cm0, ;is /F0lemah, jarang, $(( /F0 1 .11.1 . Pada pemeriksaan dalam didapatkan PM teraba bagian kecil 4 tali pusat. $ari hasil pemeriksaan laboratorium $arah Hengkap didapatkan >8C 1,' +4)H . ?S. didapatkan hasil suspisius. )S- didapatkan polihidramnion, P(. tipe simetrik dan kelainan kongenital susp.atresia duodeni. "./ Pena#ala!sanaan 5en*ana dia nosis 6 273 5en*ana Terapi 5(&(! (n#(! persalinan 5S 5(&(!an 25SUP3 !2S S5 #1 tab jari, eff 7* +etuban /F0, teraba kepala denominator belum jelas N ; 1 /-0 .idak

8oni#orin Abservasi keluhan, denyut jantung janin, tanda vital. Ed(!asi +1@ penderita dan keluarga tentang rencana perawatan ".0 9a#a#an Kema&(an dan Laporan Par#(s " 'e+r(ari 2::1
21

P(!(l :2.:: ;i#a E)al(asi ;is /F0 #4 1"P L 17- "D $(( /F0 1 .11.1 B. : PM cm, eff 7 *, +etuban /F0 .eraba kepala, denom belum jelas, N ; 1 /-0 .idak teraba bagian kecil 4 tali pusat. ,ss : -&P "" , &7-&= minggu, .4;, Polihidramnion, susp P(. /tipe simetrik0 F kelainan kongenital /susp atresia duodeni0

P(!(l :..:: ;i#a E)al(asi : ;is /F0 -&#4 1" menit L 7-&" detik, $(( /F0 1 .1 .1 B. : P M & cm, eff 7*, +etuban /F0 .eraba kepala, denom belum jelas, N ; 1, .idak teraba bagian kecil4tali pusat. ,ss : -&P "" , &7-&= minggu, .4;, Polihidramnion, susp P(. /tipe simetrik0 F kelainan kongenital /susp atresia duodeni0 P(!(l 1:.:: ;i#a E)al(asi : ;is /F0 &-%#4 1" menit L &"-%" detik, $(( /F0 1&.11.1 B. : P M % cm, eff 7"*, +etuban /F0 .eraba kepala, ))+ depan, N ; 1, .idak teraba bagian kecil4tali pusat. ,ss .# !# : -&P "" , &7-&= minggu, .4;, Polihidramnion, susp P(. /tipe simetrik0 F kelainan kongenital /susp atresia duodeni0 F P+ 1 : @#p. Pervaginam, S5 #1 tab : +elola L partograf >;A, observasi keluhan, denyut jantung janin, tanda vital. P(!(l 1$.:: ;i#a E)al(asi : ;is /F0 %#4 1" menit L &7-%" detik, $(( /F0 1 .1 .1& B. : P M ' cm, eff 97*, +etuban /F0 .eraba kepala, ))+ depan, N ; 11 /F0, .idak teraba bagian kecil4tali pusat. ,ss : -&P "" , &7-&= minggu, .4;, Polihidramnion, susp P(. /tipe simetrik0 F kelainan kongenital /susp atresia duodeni0 F P+ 1 P(!(l 1..": ;i#a
22

Pasien ingin mengedan evaluasi : ;is /F0 %-7#4 1" menit L %"-%7 detik, $(( /F0 11.1 .1 B. : P M lengkap, +etuban /F0 .eraba kepala, ))+ depan, N ; 111 /F0, .idak teraba bagian kecil4tali pusat. ,ss .# : -&P "" , &7-&= minggu, .4;, Polihidramnion, susp P(. /tipe simetrik0 F kelainan kongenital /susp atresia duodeni0 F P+ 11 : ,mniotomi jernih J &""" cc Pimpin persalinan Laporan Par#(s P(!(l 1..$: ;i#a lahir bayi R, 88 17"" gram, ,S 1-&, anus /F0, kelainan kongenital /-0 susp atresia duodeni 2awat perinatologi. P(!(l 1..$- ;i#a lahir plasenta, kesan komplit, kalsifikasi /-0 @valuasi : +ontraksi uterus /F0 baik, Perdarahan pada kala 111 dan 1B J "" cc, perdarahan aktif /-0, luka jalan lahir /F0 laserasi derajat 11 hecting. ,ss : P 1"& P spt 8 PP hr " .# : !# +1@ ,moksisilin &#7""mg ,sam mefenamat &#7""mg !etil ergometrin tab &#1 8iosanbe tab #1

: Abservasi keluhan, vital sign. : Pasien dan keluarga.

4+ser)asi 2 &am Pos# Par#(m ;AKTU Pk. 19."" Pk. 19.17 TENSI 2mmH 3 11"49" 11"4'" NADI 2!ali<mn#3 '' '% K4NT5AKSI UTE5US /F0 baik /F0 baik PE5DA5AHAN AKTI' /-0 /-0
23

Pk 19.&" Pk. 19.%7 Pk. 1'."" Pk. 1'.&" Pk. 16.""

1 "49" 11"49" 1 "4'" 1 "4'" 11"49"

'% '" '" '% '"

/F0 baik /F0 baik /F0 baik /F0 baik /F0 baik

/-0 /-0 /-0 /-0 /-0

".1 'ollo= Up $<2<2::1 p(!(l :..:: ;i#a S A : keluhan subyektif /-0 ,S1 /-0, 8,8 /-0, 8,+ /F0 : St. present .$ : 11"4'" mm;g, ?: '"#4mnt, 2: 1'#4mnt St. general !ata .hora# St. Abstetri ,bdomen : fut jr bpst +ontraksi /F0 baik 8) /F0 ? Bagina ,ss .# : perdarahan /-0, Hochia /F0 rubra : P 1"& P spt 8 PP hr 1 : - ,moksisilin &#7""mg - ,sam !efenamat &#7""mg - !etil ergometrin &#1 tab - 8iosanbe #1 tab !# +1@ : Abservasi keluhan, vital sign : - !obilisasi - +8 PP - 8PH kontrol poli kebidanan 1 minggu lagi : anemi -4-, ikterus -4: cor4po dbn

24

BAB $ PE8BAHASAN Pasien perempuan, umur &" tahun datang ke 2S) Sanjiwani -ianyar dengan keluhan sakit perut hilang timbul sejak pukul ".&" /14 4 ""60, keluar air tidak ada, keluar lendir campur darah tidak ada, gerak anak baik. Pasien
25

melakukan ,?C teratur di bidan, )S- /F0 1 kali umur kehamilan = bulan, dalam batas normal. 8erat badan meningkat sesuai dengan umur kehamilan. 2iwayat hipertensi, diabetes mellitus , asma, jantung disangkal. $ari pemeriksaan fisik didapatkan .$ 1 "4'" mm;g, ?adi '%#4menit, respirasi "#4menit. Status general dalam batas normal. $ari status jari, eff 7* obstetrikus didapatkan 5). & jari bp# /&&cm0, ;is /F0 lemah, jarang, $(( /F0 1 .11.1 . Pada pemeriksaan dalam didapatkan PM bagian kecil 4 tali pusat. $ari hasil pemeriksaan laboratorium $arah Hengkap didapatkan >8C 1,' +4)H. ?S. didapatkan hasil suspisius. )Sdidapatkan polihidramnion, P(. tipe simetrik dan kelainan kongenital susp.atresia duodeni. Pasien ini didiagnosis dengan -&P "" , &7-&= minggu, .4;, Polihidramnion, susp P(. /tipe simetrik0 F kelainan kongenital /susp atresia duodeni0. Pasien didiagnosis polihidramnion berdasarkan pemeriksaan penunjang )S- yang menunjukkan adanya 1C, S " cm. 8erdasarkan anamnesis tidak didapatkan keluhan yang menunjukkan tanda-tanda penekanan uterus terhadap ibu sehingga kemungkinan yang terjadi pada pasien adalah polihidramnion yang bersifat kronis. $iagnosis P(. pada pasien ini juga ditegakkan berdasarkan pemeriksaan )S- yang menunjukkan perkiraan berat badan bayi sebesar 1'79 gram yang berarti tergolong kecil masa kehamilan dengan perbandingan lingkar kepala4lingkar abdomen yaitu 1,""'9 menunjukkan P(. tipe simetrik. Pada )S- juga didapatkan gambaran double bubble sebagai petunjuk kelainan kongenital atresia duodenum yang
merupakan gambaran lambung dan duodenum proksimal yang berdilatasi dan terisi cairan. -ambaran ini juga kadang didapatkan pada stenosis duodenum. +elainan kehamian yang dialami diduga berasal dari kelainan kongenital yang terjadi pada janin berupa atresia duodenum yang sering terjadi pada kasus-kasus trisomi 1 atau sindrom $own /%"*0. +elainan kongenital ini kemudian dapat menyebabkan terjadinya polihidramnion melalui mekanisme penurunan absorbsi

+etuban /F0, teraba kepala denominator belum jelas N ; 1 /-0 .idak teraba

cairan amnion terutama disebabkan oleh penurunan jumlah cairan amnion yang diminum oleh janin akibat terhambatnya aktivitas menelan. +elainan
26

kongenital /birth defects atau kelainan kromosom0 ini menurut pustaka juga erupakan salah satu penyebab dari kejadian P(.. Pasien ini disarankan untuk rawat inap dengan tujuan tirah baring pada pasien karena pada pasien ini mengalami polihidramnion kronik derajat berat sekaligus untuk mengobservasi tanda-tanda in partu karena pasien telah datang dengan pembukaan cervi# cm dan nyeri perut hilang timbul, dimana menurut kepustakaan pada P(. dengan umur kehamilan lebih dari &% minggu sebaiknya dilakukan terminasi kehamilan.

BAB 5IN%KASAN Pada suatu kehamilan, cairan amnion yang mengisi kantung amnion memiliki berbagai fungsi penting. Cairan ini menjadi bantalan bagi fetus, melindungi dari trauma, membantu menjaga suhu, mempunyai fungsi nutrisional, serta mengandung faktor-faktor pertumbuhan. Polihidramnion
27

adalah suatu keadaan dimana ditemukan cairan amnion yang berlebih dalam uterus. )mumnya pasien dengan polihidramnion memiliki insiden lebih tinggi terjadinya persalinan preterm dan juga dapat menimbulkan komplikasi pada ibu dan bayi sehingga harus lebih diperhatikan dalam perawatan baik itu sebelum, selama dan sesudah persalinan. $iagnosis polihidramnion umumnya ditegakkan melalui gejala klinis dan ultrasonografi /)S-0. Pembesaran uterus yang tidak sesuai umur kehamilan disertai ketegangan dinding abdomen, kesulitan melakukan palpasi, serta kesulitan mendengarkan denyut jantung janin merupakan petunjuk diagnostik utama polihidramnion secara klinis. Polihidramnion dengan derajat ringan jarang memerlukan tindakan. .erkadang polihidramnion derajat sedang juga dapat ditangani tanpa intervensi apapun. ,kan tetapi tetap harus dilakukan pengawasan yang ketat karena ibu dengan polihidramnion cenderung melahirkan lebih cepat karena overdistensi uterus. ,dapun komplikasi yang sering terjadi pada ibu dan bayi dapat menyebabkan kematian karena pada umumnya kasus polihidramnion dengan komplikasi baik pada ibu dan bayi cenderung memiliki prognosis buruk.

DA'TA5 PUSTAKA

1. Cunningham 5-, et al. ;idramnion. 1n: 2onardy $; /ed0. Abstetri >illiams />iliams Abstetrics0. 1'th ed. (akarta: Penerbit 8uku +edokteran @-CE 1667.p. =7 -=7=.

28

2. 2ajiah P. Polyhydramnios. e!edicine 166=- ""'. Tlast update (uly 1&,

""=U. ,vailable at: http:44=&. %".'=.1'64radio4.AP1C7==.;.!. /,ccessed: 5ebruary 7, ""60.


3. 8oyd 2H, Carter 8S. Polyhydramnios and Aligohydramnios. e!edicine

166%- ""6. Tupdated: 5ebruary 1%, ""'U. ,vailable http:44emedicine.medscape.com4article4697' 1-overview

at:

4. ,nonim. Pemeriksaan )S- untuk +ehamilan 1'- & !inggu. $rnyol

""6. ,vailable at: http:44www.drnyol.info4inde#.phpV optionQcomWcontentXviewQarticleXidQ7&*&,kapan-saja-wanita-hamilsebaiknya-periksa-usXcatidQ%&*&,fetomaternalX1temidQ9&XlimitstartQ . /,ccessed: 5ebruary 7, ""60.


5. Setiawan 3. PolihidramnionW;idramnion dalam +ehamilan. Siaksoft

?etwork. ,vailable at: http:44siaksoft.net4VpQ%9=. /,ccessed: 5ebruary 7, ""60.


6. 8oyd 2H, Carter 8S. Polyhydramnios and Aligohydramnios. e!edicine

166%- ""6. Tupdated: 5ebruary 1%, ""'U. ,vailable at: http:44emedicine.medscape.com4article4697' 1-treatment. /,ccessed: 5ebruary 7, ""60.
7. Calkins C!, +arrer 5. $uodenal ,tresia. e!edicine 166%- ""6. Tupdated

September 1', ""=U. ,vailable at: http:44emedicine.medscape.com4article46& 619-overview. /,ccessed: 5ebruary 7, ""60.
8. !iller 5;, Haing 5C. $uodenal ,tresia. 8ringham 2,$ 166%. ,vailable

at: http:44brighamrad.harvard.edu4education4online4tcd4tcd.html. /,ccessed: 5ebruary 7, ""60.


9. ,nonim. 1ntrauterine -rowth 2estriction /1)-20E Small for -estational

,ge /S-,0. ,merican Pregnancy ,ssociation """- ""%. Tlast update (anuary, ""9U. ,vailable at: http:44www.americanpregnancy.org4prenataltesting4iugr.html. /,ccessed: 5ebruary 7, ""60.
10. Peleg $, et al. 1ntrauterine -rowth 2estriction: 1dentification and

!anagement. ,merican 5amily Physician 166'. ,vailable at: http:44www.aafp.org4afp46'"'""ap4peleg.html. /,ccessed: 5ebruary 6, ""60.

29

11. $eBore -2. >hat .reatment is ,vailable. 5etal $iagnostic Centre. ,vailable at: http:44www.fetal.com41)-24treatment.html. /,ccessed: 5ebruary 6, ""60.

30

Anda mungkin juga menyukai