Anda di halaman 1dari 15

LAPORAN PRAKTIKUM MIKROBIOLOGI VIROLOGI ISOLASI MIKROORGANISME

DISUSUN OLEH : KELOMPOK 5 AAH SYARIAH DEWI NOVA PUSPITA KIKI KINANTI . D MEGA RIZKY TITI FAUZIA : 3L / Gel.2

KELAS

UNIT BIDANG BIOLOGI FAKULTAS FARMASI DAN SAINS UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PROF DR HAMKA JAKARTA

BAB 1. PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Mikroorganisme atau mikroba adalah organisme yang berukuran sangat kecil sehingga untuk mengamatinya diperlukan alat bantuan. Mikroorganisme disebut juga organisme mikroskopik. Mikroorganisme seringkali bersel tunggal (uniseluler) maupun bersel banyak (multiseluler). Namun, beberapa protista bersel tunggal masih terlihat oleh mata telanjang dan ada beberapa spesies multisel tidak terlihat mata telanjang. Mikroorganisme biasanya dianggap mencakup semua prokariota, protista dan alga renik. Bakteri tersebar sangat luas baik ditanah, air dan udara, bila hendak mengisolasi bakteri dari tanah/ benda padat yang mudah tersuspensi atau terlarut, atau zat cair lain, maka dilakukan serangkaian pengenceran (dilution series) terhadap zat tersebut. Sumber isolat dari bakteri benda yang liat atau padat, misatnya daging maka zat tersebut dihancurkan terlebih dahulu. Tehadap bakteri yang hanya terdapat dipermukaan maka pengenceran dilakukan terhadap air tempat zat tersebut dicelupkan/ direndam.Dan jika bakteri hendak diisolasi dari udara, cukup dengan membuka cawan petri yang berisi media agar steril beberapa saat. Di dalam laboratorium mikrobiologi, populasi bakteri ini dapat diisolasi menjadi kultur murni yang terdiri dari satu jenis yang dapat dipelajari morfologi, sifatdan kemampuan biokimiawinya. Fungi, terutama yang berukuran kecil dan membentuk hifa, dapat pula dianggap sebagai bagiannya meskipun banyak yang tidak setuju. Mikroorganisme erbeda dengan makroorganisme. Sel makroorganisme tidak bisa hidup bebas di alam melainkan menjadi bagian struktur multiseluler yang membentuk jaringan, organ, dan sistem organ. Sementara itu, sebagian besar mikrooganisme dapat menjalankan proses kehidupan dengan mandiri, dapat menghasilkan energi sendiri, dan bereproduksi secara independen tanpa bantuan sel lain. Isolasi adalah mengambil mikroorganisme yang terdapat di alam dan menumbuhkannya dalam suatu medium buatan. Proses pemisahan atau pemurnian dari mikroorganisme lain perlu dilakukan karena semua pekerjaan mikrobiologis, misalnya telaah dan identifikasi mikroorganisme, memerlukan suatu populasi yang hanya terdiri dari satu macam mikroorganisme saja.

Isolasi merupakan cara untuk memisahkan atau memindahkan mikroba tertentu dari lingkungan, sehingga diperoleh kultur murni atau biakkan murni. Kultur murni ialah kultur yang sel-sel mikrobanya berasal dari pembelahan dari satu sel tunggal. Beberapa cara yang dilakukan untuk mengisolasi mikrooraganisme antara cara goresan (streak plate), cara taburan/tuang (pour plate), cara sebar (spread plate), cara pengenceran ( dilution plate) serta micromanipulator. Prinsip dari isolasi mikroba adalah memisahkan satu jenis mikroba dengan mikroba lainnya yang berasal dari campuran bermacam-macam mikroba. Hal ini dapat dilakukan dengan menumbuhkannya dalam media padat sel-sel mikroba akan membentuk suatu koloni sel yang tetap pada tempatnya. Dalam pelaksanaan isolasi mikrobia perlu dilakukan kegiatan sterilisasi alat-alat laboratorium terlebih dahulu. Sterilisasi adalah cara untuk mendapatkan suatu kondisi bebas mikroba atau setiap proses yang dilakukan baik secara fisika, kimia, dan mekanik untuk membunuh semua bentuk kehidupan terutama mikroorganisme.

1.2 Tujuan 1. Untuk mengetahui cara isolasi mikroorganisme dalam tanah dalam tanah 2. Untuk mengetahui jumlah koloni bakteri dan jamur yang terdapat pada media

BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA

Di dalam tanah hidup berbagai jasad renik (mikroorganisme) yang melakukan berbagai kegiatan yang menguntungkan bagi kehidupan makhluk-makhluk hidup lainnya atau dengan perkataan lain menjadikan tanah memungkinkan bagi kelanjutan hidup siklus kehidupan makhluk-makhluk alami. Secara alami mikroba di alam ditemukan dalam populasi campuran. Untuk memperoleh biakan murni dapat dilakukan isolasi yang diawali dengan penngenceran bertingkat. Proses isolasi mikroba adalah memisahkan mikroba satu dengan nikroba lain yang berasal dari campuran berbagai mikroba untuk dapaty mempelajari sifat biakan, morfologi, dan sifat mikroba lainnya (Puspitasari, dkk, 2012). Pemanfaatan mikroba tanah dapat diaplikasikan untuk menambahkan kualitas pada sektor ertanian. Biofertilezer merupakan inokulan berbahan aktif mikroba hidup yang berfungsi untuk menambah hara tertentu atau memfasilitasi tersedianya unsur hara bagi tanaman sehingga tanaman bisa tumbuh optimal [1]. Mikroba yang dapat dimanfaatkan sebagai biofertilizer diantaranya adalah mikroba penambat hara, pengikat hara, dan pemantap agregrat (Saryono, dkk, 2012). Isolasi adalah cara untuk memisahkan atau memindahkan mikroba tertentudari lingkungannya, sehingga diperoleh kultur murni atau biakan murni. Kultur murni ialah kultur yang sel-sel mikrobianya berasal dari pembelahan dari satu sel tunggal. Isolasi dapat dilakukan dengan dua metode yaitu metode cawan tuang dan metode cawan gores. Isolasi adalah cara untuk memisahkan atau memindahkan mikroba tertentudari lingkungannya, sehingga diperoleh kultur murni atau biakan murni. Kultur murni ialah kultur yang sel-sel mikrobianya berasal dari pembelahan dari satu sel tunggal. Ada berbagai cara untuk mengisolasi bakteri dalam biakan murni yaitu, cara pengenceran, cara penuangan, cara penggesekan atau penggoresan, cara penyebaran, cara pengucilan 1 sel, dan cara inokulasi pada hewan. Masing-masing mempunyai kelebihan dan kekurangan (Mutiara, T, dkk, 2006). Isolasi bakteri dikarakterisasi dengan menumbuhkan pada medium dan dilakukan pengamatan meliputi: pertumbuhan koloni bakteri pada medium agar miring yaitu bentuk pertumbuhan pada bekas goresan, pertumbuhan koloni bakteri pada medium agar tegak yaitu bentuk pertumbuhan pada bekas tusukan dan pertumbuhan koloni bakteri pada medium agar lempeng yaitu bentuk, tepian, elevasi, permukaan warna, diameter koloni dan konfigurasi. Berdasarkan hasil identifikasi secara mikrobiologis maupun fisiologis melalui uji biokimia

ditemukan tujuh isolat bakteri yang termasuk kedalam bakteri patogen maupun non patogen (Rahmaningsih, dkk. 2012). Jamur merupakan organisme yang tidak berklorofil sehingga jamur tidak dapat menyediakan makanan sendiri dengan cara fotosintesis seperti pada tanaman yang berklorofil. Oleh karena itu, jamur mengambil zat-zat makanan yang sudah jadi yang dibuat atau dihasilkan oleh organisme lain untuk kebutuhan hidupnya. Sifat ketergantungan terhadap organisme lain menyebabkan jamur digolongkan sebagai tumbuhan heterotrofik Djarijah dan Djarijah, 2001 (dalam Arif, dkk, 2012). Menurut Zabel dan Morrel 1992 (dalam Arif, dkk, 2012), sebagai tumbuhan heterotrofik, jamur membutuhkan sumber makanan sebagai substrat, sumber energi, aktivitas metabolisme, dan nutrisi. Energi dapat diperoleh dari oksidasi senyawa karbon, metabolisme untuk mensintesis senyawa-senyawa yang dibutuhkan untuk pertumbuhan dan perkembangan hifa jamur, dan sumber nutrisi yang dibutuhkan seperti vitamin, CO2, dan nitrogen (Arif, dkk, 2007). Pada proses isolasi dan identifikasi jamur serta proses produksi digunakan berbagai bahan kimia yang berderajat murni (pro-analisis) kecuali bila disebutkan lain. Spesifikasi bahan kimia yang digunakan dijelaskan pada setiap tahap isolasi dan analisis. Isolasi jamur menggunakan medium PDA (Potato Dextrose Agar). Jamur lebih tahan terhadap pH suasana asam jika dibandingkan dengan bakteri atau aktinomisetes, sehingga dengan cara ini juga telah terjadi seleksi terhadap mikroba yang sedang diisolasi (Saryono, dkk, 2002) Media berfungsi untuk menumbuhkan mikroba, isolasi, memperbanyak jumlah, menguji sifat-sifat fisiologi dan perhitungan jumlah mikroba, dimana dalam proses pembuatannya harus disterilisasi dan menerapkan metode aseptis untuk menghindari kontaminasi pada media. Nutrien agar adalah medium umum untuk uji air dan produk dairy. NA juga digunakan untuk pertumbuhan mayoritas dari mikroorganisme yang tidak selektif, dalam artian mikroorganisme heterotrof. Media ini merupakan media sederhana yang dibuat dari ekstrak beef, pepton, dan agar. Na merupakan salah satu media yang umum digunakan dalam prosedur bakteriologi seperti uji biasa dari air, sewage, produk pangan, untuk membawa stok kultur, untuk pertumbuhan sampel pada uji bakteri, dan untuk mengisolasi organisme dalam kultur murni dengan cara disterilisasi dengan autoklaf pada 121C selama 15 menit (Fathir et al., 2009).

Teknik Pengambilan Sampel Sebelum melakukan isolasi terlebih dahulu dilakukan pengambilan sampel. Berikut merupakan prosedur pengambilan sampel. 1. Sampel tanah Jika mikroorganisme yang diinginkan kemungkinan berada di dalam tanah, maka cara pengambilannya disesuaikan dengan tujuan dan kebutuhan. Misal jika yang diinginkan mikroorganisma rhizosfer maka sampel diambil dari sekitar perakaran dekat permukaan hingga ujung perakaran.. 2. Sampel air Pengambilan sampel air bergantung kepada keadaan air itu sendiri. Jika beerasal dari air sungai yang mengalir maka botol dicelupkan miring dengan bibir botol melawan arus air. Bila pengambilan sampel dilakukan pada air yang tenang, botol dapat dicelupkan dengan tali, jika ingin mengambil sampel dari air keran maka sebelumya keran dialirkan dulu beberapa saat dan mulut kran dibakar.

Isolasi Dengan Cara Pengenceran (Dilution) 1. Teknik Preparasi Suspensi Sampel yang telah diambil kemudian disuspensikan dalam akuades steril. Tujuan dari teknik ini pada prinsipnya adalah melarutkan atau melepaskan mikroba dari substratnya ke dalam air sehingga lebih mudah penanganannya. Macam-macam preparsi bergantung kepada bentuk sampel :

a. Swab (ulas), dilakukan menggunakan cotton bud steril pada sampel yang memiliki permukaan luas dan pada umumnya sulit dipindahkan atau sesuatu pada benda tersebut. Contohnya adalah meja, batu, batang kayu dll. Caranya dengan mengusapkan cotton bud memutar sehingga seluruh permukaan kapas dari cotton bud kontak dengan permukaan sampel. Swab akan lebih baik jika cotton bud dicelupkan terlebih dahulu ke dalam larutan atraktan semisal pepton water. b. Rinse (bilas) ditujukan untuk melarutkan sel-sel mikroba yang menempel pada permukaan substrat yang luas tapi relatif berukuran kecil, misalnya daun bunga dll. Rinse merupakan prosedur kerja dengan mencelupkan sampel ke dalam akuades dengan perbandingan 1 : 9 (w/v). Contohnya sampel daun diambil dan ditimbang 5 g kemudian dibilas dengan akuades 45 ml yang terdapat dalam beaker glass.

c. Maseration (pengancuran), sampel yang berbentuk padat dapat ditumbuk dengan mortar dan pestle sehingga mikroba yang ada dipermukaan atau di dalam dapat terlepas kemudian dilarutkan ke dalam air. Contoh sampelnya antar alain bakso, biji, buah dll. Perbandingan antar berat sampel dengan pengenceran pertama adalah 1 : 9 (w/v). Unutk sampel dari tanh tak perlu dimaserasi 1. Teknik Pengenceran Bertingkat

Tujuan dari pengenceran bertingkat yaitu memperkecil atau mengurangi jumlah mikroba yang tersuspensi dalam cairan. Penentuan besarnya atau banyaknya tingkat pengenceran tergantung kepada perkiraan jumlah mikroba dalam sampel. Digunakan perbandingan 1 : 9 untuk sampel dan pengenceran pertama dan selanjutnya, sehingga pengenceran berikutnya mengandung 1/10 sel mikroorganisma dari pengenceran sebelumnya. Cara Kerja : a. Sampel yang mengandung bakteri dimasukan ke dalam tabung pengenceran pertama (1/10 atau 10-1) secara aseptis (dari preparasi suspensi). Perbandingan berat sampel dengan volume tabung pertama adalah 1 : 9 dan ingat akuades yang digunakan jika memakai teknik rinse dan swab sudah termasuk pengencer 10-1. Setelah sampel masuk lalu dilarutkan dengan mengocoknya (pengocokan yang benar dapat dilihat pada gambar disamping) b. Diambil 1 ml dari tabung 10-1 dengan pipet ukur kemudian dipindahkan ke tabung 10-2 secara aseptis kemudian dikocok dengan membenturkan tabung ke telapak tangan sampai homogen. Pemindahan dilanjutkan hingga tabung pengenceran terakhir dengan cara yang sama, hal yang perlu diingat bahwa pipet ukur yang digunakan harus selalu diganti, artinya setiap tingkat pengenceran digunakan pipet ukur steril yang berbeda/baru. Prinsipnya bahwa pipet tidak perlu diganti jika memindahkan cairan dari sumber yang sama. 3. Teknik Penanaman a. Teknik penanaman dari suspensi Teknik penanaman ini merupakan lajutan dari pengenceran bertingkat. Pengambilan suspensi dapat diambil dari pengenceran mana saja tapi biasanya untuk tujuan isolasi (mendapatkan koloni tunggal) diambil beberapa tabung pengenceran terakhir. a.1. Spread Plate (agar tabur ulas) Spread plate adalah teknik menanam dengan menyebarkan suspensi bakteri di permukaan agar diperoleh kultur murni. Adapun prosedur kerja yang dapat dilakukan adalah sebagai berikut : Ambil suspensi cairan senamyak 0,1 ml dengan pipet ukur kemudian teteskan diatas permukaan agar yang telah memadat. Batang L atau batang drugal diambil kemudian disemprot alkohol dan dibakar diatas bunsen beberapa saat, kemudian didinginkan dan ditunggu beberapa detik. Kemudian disebarkan dengan menggosokannya pada permukaan agar supaya tetesan suspensi merata, penyebaran akan lebih efektif bila cawan ikut diputar.

Hal yang perlu diingat bahwa batang L yang terlalu panas dapat menyebabkan sel-sel mikroorganisme dapat mati karena panas.

a.2. Pour Plate (agar tuang) Teknik ini memerlukan agar yang belum padat (>45oC) untuk dituang bersama suspensi bakteri ke dalam cawan petri lalu kemudian dihomogenkan dan dibiarkan memadat. Hal ini akan menyebarkan sel-sel bakteri tidak hanya pada permukaan agar saja melainkan sel terendam agar (di dalam agar) sehingga terdapat sel yang tumbuh dipermukaan agar yang kaya O2 dan ada yang tumbuh di dalam agar yang tidak banyak begitu banyak mengandung oksigen. Adapun prosedur kerja yang dilakukan adalah sebagai berikut :
Siapkan

cawan steril, tabung pengenceran yang akan ditanam dan media padat yang masih cair

(>45oC)
Teteskan

1 ml secara aseptis.suspensi sel kedalam cawan kosong media yang masih cair ke cawan kemudian putar cawan untuk menghomogenkan

Tuangkan

suspensi bakteri dan media, kemudian diinkubasi.

Alasan diteteskannya bakteri sebanyak 0,1 ml untuk spread plate dan 1 ml untuk pour plate karena spread plate ditujukan untuk menumbuhkan dipermukaanya saja, sedangkan pour plate membutuhkan ruang yang lebih luas untuk penyebarannya sehingga diberikan lebih banyak dari pada spread plate.

b. Teknik Penanaman dengan Goresan (Streak) Bertujuan untuk mengisolasi mikroorganisme dari campurannya atau meremajakan kultur ke dalam medium baru. b.1 Goresan Sinambung Cara kerja :
Sentuhkan

inokulum loop pada koloni dan gores secara kontinyu sampai setengah permukaan

agar.
Jangan

pijarkan loop, lalu putar cawan 180oC lanjutkan goresan sampai habis.

Goresan sinambung umumnya digunakan bukan untuk mendapatkan koloni tunggal, melainkan untuk peremajaan ke cawan atau medium baru.

b.2 Goresan T Cara kerja :


Bagi

cawan menjadi 3 bagian menggunakan spidol marker daerah 1 dengan streak zig-zag jarum inokulan dan tunggu dingin, kemudian lanjutkan streak zig-zag pada daerah 2

Inokulasi Panaskan

(streak pada gambar). Cawan diputar untuk memperoleh goresan yang sempurna
Lakukan

hal yang sama pada daerah 3

B.3 Goresan Kuadran (Streak quadrant) Cara kerja : Hampir sama dengan goresan T, namun berpola goresan yang berbeda yaitu dibagi empat. Daerah 1 merupakan goresan awal sehingga masih mengandung banyak sel

mikroorganisma.Goresan selanjutnya dipotongkan atau disilangkan dari goresan pertama sehingga jumlah semakin sedikit dan akhirnya terpisah-pisah menjadi koloni tunggal.

BAB III METODOLOGI PRAKTIKUM A. TEMPAT DAN WAKTU Praktikum mikrobiologi virology ini dilaksanakan pada hari rabu 23 oktober 2013 pukul 13.00 15.30 di laboratorium mikrobiologi virologi jurusan farmasi fakultas farmasi dan sains universitas muhammadiyah prof. dr. Hamka

B. ALAT DAN BAHAN 1. Alat Cawan petri steril Vortex Bunsen Tabung teaksi Pipet ukur Jarum ose Plastic wrap Drugal sky Alulunium voil Rak tabung

2. Bahan Media PDA sintesis Media NA sintesia Tanah Aquadest

C. PROSEDUR KERJA Tempelkan label pada pada pada 7 tabung, masing-masing bertuliskan 10-1-10-7 dan isi dengan 9ml aquadest Timbang tanah 1 gram dan simpan di tabing reaksi yang tidak diberi label Vortex tanah kemudian ambil 1ml dan dimasukan ketabung yang diberi label 10-1 dan seterusnya Ambil 0,1ml sampel dari cawan yang berlebel 10-5, 10-6, 10-7 dan di pindahkan ke medium PDA sintesis Pada pengambilan sampel dari udara, buka cawan dan diamkan selama beberapa menit dan tutup kembali Dan pengambilan sampel dari nafas dengan membuka sedikit cawan dan tupkan nafas kedalam cawan Dan pengambilan dari rambut dengan kapas yang dibasahi alcohol lalu di bilah kerambut dan kapas tersebut di ulas di media cawan petri Simpan semua cawan di incubator selama 1x24jam Hitung jumlah koloni yang terbentuk Pindahkan bakteri yang berasal dari tanah ke media NA petri dan slant di LAF Simpan di incubator selama 1x24jam Amati morfologi koloni

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN


A. Hasil ISOLASI MIKROORGANISME DARI UDARA DAN LINGKUNGAN NO SUMBER BAKTERI JAMUR 1 LINGKUNGAN UDARA ADA ADA

2 3

NAFAS MANUSIA LINGKUNGAN RAMBUT

ADA

ADA -

KETERANGAN KHAMIR 9 BAKTERI 2 KAPANG 4 JAMUR 4 JAMUR 3 BAKTERI 235

ISOLASI BAKTERI DARI SAMPEL TANAH SUMBER ISOLAT INTENSITAS PERTUMBUHAN CAWAN 10-5 2 X 24 JAM -6 CAWAN 10 2 X 24 JAM CAWAN 10-7 2 X 24 JAM

JENIS MIKROORGANISME KAPANG KHAMIR KAPANG KAPANG KAHMIR

KETERANGAN TAK TERHITUNG KAPANG 99 KHAMIR 2 KAPANG 84 KHAMIR 1

NO 1 2 3

MORFOLOGI KOLONI BAKTERI PENGAMATAN BAKTERI 1 BENTUK KOLONI UKURAN KOLONI PIGMENTASI KOLONI IRREGULER TIDAK ADA PIGMENTASI FLAT BERKELOMBANG KASAR LENGKET, SUSAH DILEPAS TERBENTUK EMULIS BERBAU (ASAM)

BAKTERI 2 IRREGULER TIDAK ADA PIGMENTASI FLAT BERGERIGI HALUS LENGKET TERBENTUK EMULSI BERBAU (ASAM)

BAKTERI 3 IRREGULER TIDAK ADA PIGMENTASI FLAT TAK BERATURAN HALUS LENGKET TERBENTUK EMULSSI BAU HANGUS

4 5 6 7 8 9

ELEVASI KOLONI TEPI KOLONI PERMUKAAN KOLONI KONSISTENSI KOLONI EMULSIFIBILITAS KOLONI BAU KOLONI

B. Pembahasan Percobaan kali ini membahas tentang cara-cara atau teknik yang biasa digunakan dalam mengisolasi mikroba dari habitat alaminya. Pada praktikum kali ini kita menggunakan metode sebar (spread plate method). Metode sebar (spread plate method) adalah suatu teknik penanaman dalam mikroorganisme di dalam media agar dengan cara menuangkan stock kultur bakteri atau menghapuskannya di atas media agar yang telah memadat. Untuk sampel yang digunakan pada praktikum isolasi ini berupa sampe dari lingkungan yaitu udara, nafas manusia, dan rambut, serta sampel tanah yang berada dekat pembuangan sampah. Pada sampel udara kita membuka cawan pentri selama 5 menit lalu ditutup kembali, untuk sampel nafas manusia kita buka buka sedikit cawan petri lalu bernafas di dekatnya dan tutu kembali serta untuk rambut, kapas yang telah dibasahi alcohol di bilas ke rambut lalu di ulaskan ke media di cawan petri. Lalu letakan di incubator. Untuk sampel tanah, kita melakukan pengenceran bertingkat. Pengenceran bertingkat ini bertujuan untuk memperkecil atau mengurangi jumlah mikroba yang tersuspensi dalam cairan. Untuk hasil pengenceran ditemukan bahwa 10-5 memiliki jumalah mikroorganisme lebih banyak dibandingkan dengan pengenceran ke 10-7 , perbedaan hasil ini dikareakan factor pengenceran yang tinggi.Penentuan besarnya atau banyaknya tingkat pengenceran tergantung kepada perkiraan jumlah mikroba dalam sampel. Dari hasil praktikum dapat diketahui bahwa bentuk, tepian,warna dan elevasidari bakteri. Untuk bakteri bentuknya irregular, tidak ada pigmentasi, elevansinya flat, tepi koloninya bergelombang, permukaan koloninya kasar, konsistensi koloni lengket susah di lepas, emulsifibilitas koloni yaitu terbentuk suspensi, dan bau koloni adalah berbau ( asam ) Isolasi adalah suatu cara untuk memisahkan organisme tersebut dari lingkungannya atau habitatnya dan menumbuhkan sebagai biakan murni dalam medium buatan. Mengisolasi mikrobia adalah memisahkan mikrobia dengan lingkungan atau substratnya dan menumbuhkan kembali pada medium buatan. Untuk penanaman mikrobia yang harus diperhatikan adalah faktor nutrisi serta kebutuhan akan oksigen, karena ada mikrobia yang membutuhkan oksigen (aerob) dan ada mikrobia yang tidak butuh oksigen( anaerob).

BAB 5 KESIMPULAN DAN DAFTAR PUSTAKA A. KESIMPULAN Dari hasil praktikum kali ini dapat disimpulkan bahwa : 1. Bakteri / mikroorganisme banyak terdapat dimana-mana bahkan di area tubuh kita sendiri seperti rambut , tangan , kaki ataupun bagian kulit yang lain. 2. Untuk mendapatkan biakan yang bisa dihitung pada sample tanah digunakan bakteri dengan hasil pengenceran yang terbesar sehingga bakteri yang didapat jumlah nya lebih kecil dan dapat dihitung. 3. Setelah diisolasi selama 2 x 24 jam dan diamati kita dapat menentukan morfologi koloni bakteri mulai dari bentuk , bau , pigmentasi dan permukaan bakteri dll di medium.

B. DAFTAR PUSTAKA http://jeniwidya.blogspot.com/2013/04/isolasi-jamur-dan-bakteri-dari-dalam_22.html http://switianiekayuliani.blogspot.com/2012/10/isolasi-mikroorganisme_16.html http://biologipedia.blogspot.com/2011/01/tehnik-isolasi-mikroorganisme.html

Anda mungkin juga menyukai