Anda di halaman 1dari 12

LAPORAN PENDAHULUAN KEPERAWATAN MEDIKAL BEDAH PADA KLIEN DENGAN ILEUS PARALITIK DI RUANG BOUGENVILLE RSUD dr.

ABDOER RAHEM SITUBONDO

Disusun guna memenuhi tugas pada Program Pendidikan Ners Stase Keperawatan Medikal Bedah

oleh: Rizk A!!i" H !i#$ S. Ke%. NIM &'()***&*&+,

PROGRAM PENDIDIKAN NERS PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN UNIVERSITAS -EMBER (&*)

*. De#i!i"i Ileus adalah suatu kondisi hipomotilitas (kelumpuhan) saluran gastrointestinal tanpa disertai adanya obstruksi mekanik pada intestinal. Pada kondisi klinik sering disebut dengan ileus paralitik. bstruksi Ileus adalah gangguan aliran normal isi usus sepan!ang saluran usus" (Sel#ia $. Pri%e). Dapat disimpulkan bahwa obstruksi usus adalah gangguan pada aliran normal atau suatu blok saluran usus yang menghambat pasase %airan" &latus dan makanan dapat se%ara mekanis atau &ungsional yang segera memerlukan pertolongan atau tindakan. Perawat sangat perlu melakukan pemantauan pada pasien pas%abedah abdominal dari kondisi ileus. Setelah '() hari pas%a(pembedahan abdomen" ileus merupakan suatu kondisi &isiologis yang normal sekunder dari anastesia dan e&ek inter#ensi bedah" namun istilah ileus kondisi kelumpuhan intestinal dapat bertahan lebih dari ) hari pas%abedah. Sebagian besar kasus ileus ter!adi setelah operasi intra(abdomen. Kembali normalnya akti#itas usus setelah pembedahan abdominal mengikuti pola yang dapat diprediksi. *sus ke%il biasanya mendapatkan kembali &ungsi dalam beberapa !am. $kti#itas regains lambung dalam +(' hari dan usus besar akti#itas regains )(, hari" (Person" '--.). (. E.iolo/i /alaupun predisposisi ileus biasanya ter!adi akibat pas%abedah abdomen" tetapi ada &aktor predisposisi lain yang mendukung peningkatan resiko ter!adinya ileus" diantaranya (Behm" '--)) sebagai berikut 0 a. Sepsis b. bat(obatan (misalnya 0 opioid" antasid" %oumarin" amitriptyline" %hlorproma1ine) anemia" atau hiposmolalitas) d. In&ark miokard e. Pneumonia &. 3rauma (misalnya 0 patah tulang iga" %edera spina) g. Bilier dan gin!al kolik h. 4edera kepala dan prosedur bedah sara& i. In&lamasi intra abdomen dan peritonitis !. 5ematoma retroperitoneal. %. 2angguan elektrolit dan metabolik (misalnya hipokalemia" hipomagnesemia" hipernatremia"

). M !i#e". "i Kli!i" 2e!ala(ge!ala penting dari obstruksi Ileus adalah 0 a. Nyeri daerah umbili%us b. Muntah" sering ter!adi bila obstruksi pada usus halus bagian atas %. Konstipasi absolut dan peregangan abdomen 0. Kl "i#ik "i a. Ileus bstrukti& Ileus obstrukti& adalah suatu penyumbatan mekanis pada usus dimana merupakan penyumbatan yang sama sekali menutup atau menganggu !alannya isi usus (Sabara" '--6). Suatu penyebab &isik menyumbat usus dan tidak dapat diatasi oleh peristaltik. Ileus obstrukti& ini dapat akut seperti pada hernia stragulata atau kronis akibat karsinoma yang melingkari. Misalnya intusepsi" tumor polipoid dan neoplasma stenosis" obstruksi batu empedu" striktura" perlengketan" hernia dan abses. b. Ileus Paralitik Ileus paralitik adalah ileus yang disebabkan gerakan (peristaltik) usus yang menghilang" disini tidak ada sumbatan. Ileus paralitik adalah istilah gawat abdomen atau gawat perut yang biasanya timbul mendadak dengan nyeri sebagai keluhan utama karena usus tidak dapat bergerak (mengalami motilitas) dan menyebabkan pasien tidak dapat buang air besar. bstruksi yang ter!adi karena suplai sara& ototnom mengalami paralisis dan peristaltik usus terhenti sehingga tidak mampu mendorong isi sepan!ang usus. 4ontohnya amiloidosis" distropi otot" gangguan endokrin seperti diabetes mellitus" atau gangguan neurologis seperti penyakit parkinson. 1. P .o#i"iolo/i Menurut beberapa hipotesis" ileus pas%abedah dimediasi melalui penghambatan akti#asi re&leks spinal. Se%ara anatomis" re&leks yang terlibat pada ileus adalah pada pleksus ganglia pre#ertebral" (Mattei" '--.). 7espons dari stres bedah mengarah pada generasi sistemik dari endokrin dan mediator in&lamasi yang !uga mempromosikan perkembangan ileus. Model tikus telah menun!ukkan bahwa laparotomi" penetrasi" dan kompresi usus menyebabkan peningkatan !umlah makro&ag" monosit" sel dendritik" sel 3" sel(sel pembunuh alami" dan sel mast" seperti yang ditun!ukkan oleh imonohistokimia. Kalsitonin(peptida" nitrit oksid" peptida #asoakti& intestina" dan substansi P ber&ungsi sebagai inhibitor neurotransmiter pada sistem sara& usus" (Bauer" '--8).

Di&erensiasi yang umum untuk ileus adalah pseudo(obstruksi dan obstruksi usus mekanik. Seperti ileus pada pseudo(obstruksi" ter!adi dengan tidak adanya patologi mekanis. Beberapa teks dan artikel %endrung menggunakan ileus disamaartikan dengan pseudo(obstruksi atau meru!uk pada ileus kolon. Namun" kondisi ini !elas merupakan dua entitas yang berbeda. Pseudo( obstruksi !elas terbatas pada usus besar" sedangkan ileus melibatkan baik usus ke%il dan usus besar. *sus besar yang terlibat dalam pseudo(obstruksi klasik" yang biasanya ter!adi pada lan!ut usia dengan gambaran penyakit ekstarintestinal serius atau trauma. $gen &armakologi" sepsis" dan ketidakseimbangan elektrolit dapat !uga berkontribusi terhadap kondisi ini. bstruksi usus mekanik dapat disebabkan oleh adhesi" #el#ulus" hernia" intususepsi" benda asing" atau neoplasma. Klinis obstruksi hadir dengan kolik abdominal yang hebat atau tanda(tanda obstruksi per&orasi yang !elas" (9oktus" '-+').
A! 53 !e"i" Pe5erik3 " ! #i"ik 4do5e! Ile2" Nyeri abdomen ringan" kembung" mual" muntah" obstipasi" konstipasi Bising usus hilang" distensi" timpani P"e2do3o4".r2k"i Nyeri kram abdominal" mual" muntah" anoreksia" obstipasi" konstipasi Borborygmi" timpani" gelombang peristalti%" bising usus hiperakti& atau hipoakti&" distensi" nyeri tekan lo%al Dilatasi usus ke%il : usus Dilatasi isolasi pada usus besar" ele#asi dia&ragma besar" ele#asi dia&ragma O4".r2k"i 5ek !ik 2"2" Nyeri kram abdominal" mual" muntah" anoreksia" obstipasi" konstipasi Borborygmi" gelombang peristalti%" bising usus bernada tinggi" distensi" nyeri tekan lo%al

6o.o Berbentuk lesi gas kolon %olo" distal" dia&ragma agak 4do5e! tinggi" air(&luid le#els 3abel 0 Perbedaan dari ileus" pseudo(obstruksi" dan obstruksi usus mekanik" (Mukher!ee" S" '--;).

+. Pe5erik"

! Pe!2!7 !/ < asidosis metabolik.

a. 9aboratorium$ peningkatan kadar 5aemoglobin (indikasi dari dehidrasi)" leukositosis" peningkatan P4


'

b. =oto polos abdomen (B =) dengan posisi tegak atau lateral dekubitus tampak distensi usus proksimal dari hambatan dan &enomena anak tangga. Pada #ol#ulus sigmoid tampak sigmoid yang distensi berbentuk * yang terbalik dan dapat !uga di dapatkan 0 +) 2ambaran usus melebar (Darm Courtur) ') 2ambaran seperti duri ikan )) 2ambaran seperti anak tangga (Air Fluid Level) %. Pemeriksaan 43 s%an" diker!akan se%ara klinis dan &oto polos abdomen di%urigai adanya strangulasi. 43 s%an akan mempertun!ukkan se%ara lebih teliti adanya kelainan pada dinding usus (obstruksi komplet" abses" keganasan)" kelainan mesenterikus" dan peritoneum. Pada pemeriksaan ini dapat diketahui dera!at dan lokasi dari obstruksi. d. Pemeriksaan radiologi dengan barium enema. Pemeriksaan ini mempunyai suatu peran terbatas pada klien dengan obstruksi usus halus. Pengu!ian enema barium terutama sekali

berman&aat !ika suatu obstruksi letak rendah yang tidak dapat pada pemeriksaan &oto polos abdomen. e. Pemeriksaan *S2. Pemeriksaan ini akan mempertun!ukkan gambaran penyebab dari obstruksi. &. Pemeriksaan M7I. 3eknik ini digunakan untuk menge#aluasi iskemia mesenteri% kronis. g. Pemeriksaan angiogra&i. $ngiogra&i mesenteri% superior telah digunakan untuk mendiagnosis adanya herniasi internal" intususepsi" #ol#ulus" malrotation" dan adhesi" (Suratun : 9usianah" '-+-). ,. Pe! . l k" ! !

a. Dekompresi dengan pipa lambung. b. Pemasangan in&us untuk koreksi keseimbangan %airan dan elektrolit !uga keseimbangan asam basa. %. Koreksi bedah" tindakan bedah yang di lakukan sesuai dengan kelainan patologinya. d. $ntibiotika pro&ilaksis atau terapeutik tergantung proses patologi penyebabnya. '. Ko5%lik "i a. Nekrosis usus. b. Per&orasi usus dikarenakan obstruksi yang sudah ter!adi terlalu lama pada organ intra abdomen. %. Peritonitis karena absorbsi toksin dalam rongga peritonium sehingga ter!adi peradangan atau in&eksi yang hebat pada intra abdomen. d. Sepsis in&eksi akibat dari peritonitis" yang tidak tertangani dengan baik dan %epat. e. Syok dehidrasi ter!adi akibat dehidrasi dan kehilangan #olume plasma. &. $bses sindrom usus pendek dengan malabsorpsi dan malnutrisi. g. Pneumonia aspirasi dari proses muntah. h. 2angguan elektrolit" re&luk muntah dapat ter!adi akibat distensi abdomen. Muntah mengakibatkan kehilangan ion hidrogen dan kalium dari lambung" serta menimbulkan penurunan klorida dan kalium dalam darah" (Dermawan" '-+-).

8. P .h9 :

Illeus paralitik

*&. Ko!"e% A"2h ! Ke%er 9 . ! . Pe!/k 7i ! Pengka!ian ileus terdiri atas pengka!ian" anamnesis" pemeriksaan &isik" dan e#aluasi diagnostik. Pada anamnesis keluhan utama yang la1im didapatkan adalah keluhan kembung dan tidak bisa kentut (&latus). Keluhan adanya kembung dan tidak bisa &latus bersi&at akut disertai mual" muntah" anoreksia" dan nyeri ringan pada abdomen. Pada pengka!ian riwayat penyakit sekarang" perawat mengka!i riwayat pembedahan abdominal" !enis pembedahan" penyebab adanya inter#ensi bedah" kondisi klinik preoperati&" pengetahuan mobilisasi dini pasien praoperati&" dan adanya penyakit sistemik yang memperberat" seperti adanya sepsis" gangguan metabolik" penyakit !antung" pneumonia pas%a bedah" prosedur bedah sara&" dan trauma abdominal berat. Pengka!ian psikososial akan didapatkan peningkatan ke%emasan karena perut kembung dan belum bisa melakukan &latus" serta perlunya pemenuhan in&ormasi. Pemeriksaan &isik yang didapatkan sesuai dengan mani&estasi klinis. Pada sur#ei umum pasien terlihat lemah. 33> biasa didapatkan adanya perubahan. Pada pemeriksaan &isik &okus akan didapatkan 0 a) Inspeksi 0 Se%ara umum akan terlihat kembung dan didapatkan adanya distensi abdominal. b) $uskultasi 0 Bising usus atau tidak ada. %) Palpasi 0 Nyeri tekan lokal pada abdominal. d) Perkusi 0 3impani akibat abdominal mengalami kembung. Pengka!ian diagnostik yang dapat membantu" meliputi pemeriksaan laboratorium untuk mendeteksi adanya gangguan elektrolit atau metabolik" &oto polos abdominal untuk mendeteksi adanya dilatasi gas berlebihan dari usus ke%il dan usus besar. Pol Ke"eh . ! Gordo! a) $kti#itas atau istirahat 2e!ala 0 Kelelahan dan ngantuk. 3anda 0 Kesulitan ambulasi b) Sirkulasi 2e!ala 0 3akikardia" pu%at" hipotensi (tanda syok) %) ?liminasi 2e!ala 0 Distensi abdomen" ketidakmampuan de&ekasi dan &latus 3anda 0 Perubahan warna urine dan &e%es d) Makanan atau %airan 2e!ala 0 anoreksia" mual atau muntah dan haus terus menerus 3anda 0 muntah berwarna hitam dan &ekal" membran mukosa pe%ah(pe%ah" kulit buruk.

e) Nyeri atau Kenyamanan 2e!ala 0 Nyeri abdomen terasa seperti gelombang dan bersi&at kolik 3anda 0 Distensi abdomen dan nyeri tekan &) Pernapasan 2e!ala 0 Peningkatan &rekuensi perna&asan 3anda 0 Napas pendek dan dangkal Pe!/k 7i ! Pe! . l k" ! a. Konser#ati& Sebagian besar kasus ileus pas%a bedah mendapat inter#ensi konser#ati&. Pasien harus menerima hidrasi intra#ena. *ntuk pasien dengan muntah dan distensi" penggunann selang nasogastrik diberikan untuk menurunkan ge!ala" namun belum ada penelitian untuk literature yang mendukung penggunaan selang nasogastrik untuk mem&asilitasi resolusi ileus. Pan!ang selang ke saluran gastrointestinal tidak memiliki man&aat atas perbaikan ileus. *ntuk pasien dengan ileus berlarut(larut" obstruksi mekanis harus diperiksa dengan studi kontras. Sepsis dan gangguan elektrolit yang mendasari" terutama hipokalemia" hiponatremia" dan hipomagnesemia" dapat memperburuk ileus. Kondisi ini didiagnosis dan diperbaiki" (Mukher!ee" '--;). 4ara lainnya adalah menghentikan obat yang memproduksi ileus (misalnya 0 opiate). Dalam suatu studi" !umlah mor&in yang diberikan se%ara langsung akan berhubungan dengan ter!adinya ileus" (4ali" '---). Penggunaan narkotika pas%a operasi dapat dikurangi dengan suplemen dengan obat anti( in&lamasi non(steroid ( $INS). $INS dapat menurunkan ileus dengan menurunkan peradangan lo%al dan dengan mengurangi !umlah narkotika yang digunakan. Studi mioelektrik dari elektroda ditempatkan pada usus besar" dimana studi ini telah mengungkapkan resolusi lebih %epat dari yang diberikan pada pasien ileus #ersus yang diberikan ketorola% mor&in" namun kelemahan $INS digunakan men%akup dis&ungsi trombosit dan ulserasi mukosa lambung. Kondisi ini dapat dipertimbangkan dengan penggunaan agen %y%loo@ygenase('" untuk menurunkan e&ek samping ini" (=erra1" +AA,). Sampai saat ini belum ada suatu #ariabel yang se%ara akurat memprediksi resolusi ileus. Pemeriksaan kondisi klinis masih men!adi parameter penting untuk menge#aluasi asupan oral dan &ungsi usus yang baik. 9aporan dari pasien bahwa sudah ter!adi &latus" harus dinilai ulang dengan seksama se%ara pemeriksaan &isik dan diagnosti% yang akurat" serta tidak boleh hanya mengandalkan dari laporan pasien (Mukher!ee" '--;). b. 3erapi Diet *mumnya" menunda intake makan oral sampai tanda klinis ileus berakhir. Namun" kondisi ileus tidak menghalangi pemberian nutrisi enteral. Pemberian enteral se%ara hati(hati dan ! Medi"

dilakukan se%ara bertahap" (Ng /B" '--)). Pada suatu studi pemberian permen karet menun!ukkan bahwa mengunyah permen karet sebagai bentuk pemberian makanan palsu pada &ase pemulihan awal dari ileus pas%a bedah setelah laparoskopi %ole%tomy. +A pasien yang men!alani elekti& laparoskopi %ole%tomy se%ara a%ak. +- pasien yang ditetapkan ke grup permen karet dan A untuk kelompok %ontrol. Kelompok permen karet yang digunakan )@ sehari dari pas%a operasi pertama pagi sampai intake oral. 3er!adinya &latus lebih %epat dalam kelompok permen karet daripada di kelompok %ontrol buang air besar pertama ter%atat pada )"+ hari dalam kelompok permen karet #ersus ,"; hari pada kelompok %ontrol" ($sao" '--'). %. 3erapi $kti#itas Kebi!akan kon#ensional pada praktek klinik memberikan pemahaman bahwa ambulasi dini merangsang &ungsi usus dan meningkatkan ileus pas%a bedah" meskipun hal ini belum ditun!ukkan dalam literature. Dalam sebuah studi nonrandomi1ed menge#aluasi )8 pasien" elektroda bipolar seromus%ular ditempatkan di segmen saluran gastrointestinal setelah laparotomi. +- pasien ditugaskan untuk ambulasi pada pas%a operasi hari pertama" dan yang lainnya '8 pasien ditugaskan untuk ambulasi pada pas%a bedah hari keempat. 5asil yang didapat" ternyata tidak ada perbedaan yang signi&ikan dari hasil mioelektrik dalam pemulihan di lambung" !e!unum" atau usus antara ' kelompok tersebut" (/aldhausen" +AA-). /alaupun begitu" ambulasi tetap berman&aat dalam men%egah pembentukan atelektasis" obstruksi #ena pro&unda" dan pneumonia tetapi tidak memiliki peran dalam mengobati ileus. d. 3erapi =armakologi Sampai saat ini belum terdapat studi yang menilai man&aat supositoria dan enema untuk pengobatan ileus. ?ritromisin" suatu agonis resptor motilin" telah digunakan untuk paresis pas%a operasi lambung namun belum terbukti berman&aat bagi ileus. Metoklopramid" sebuah antagonis dopaminergik" sebagai obat anti muntah dan prokinetik. Data telah menun!ukkan bahwa pemberian obat ini dapat benar(benar memperburuk ileus" (Mukher!ee" '--;). 3erapi &armakologis yang dian!urkan adalah golongan opioid antagonis selekti&" misalnya al#imopan. $l#imopan ini ditun!ukkan untuk membantu men%egah ileus post operati#e reseksi usus" (Maron" '--;). 4. Di /!o" Ke%er 9 . ! +) Konstipasi berhubungan dengan hipomotilitas<kelumpuhan intestinal. ') 7esiko ketidakseimbangan %airan tubuh berhubungan dengan keluar %airan tubuh dari muntah" ketidakmampuan absorpsi air oleh intestinal. )) 7esiko ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan kurangnya intake makanan yang adekuat.

8) $%tual<resiko tinggi syok hipo#olemik berhubungan dengan penurunan #olume darah" sekunder dari penurunan hidrasi" ketikmampuan absorpsi %airan oleh kolon. ,) Ke%emasan berhubungan dengan prognosis penyakit. .) Pemenuhan in&ormasi berhubungan dengan adanya inter#ensi medi% dan keperawatan" misinterpretasi in&ormasi. 6) Nyeri berhubungan dengan iritasi intestinal" distensi abdominal. ;. I!.er<e!"i Ke%er 9 . ! 7en%ana inter#ensi disususn sesuai dengan tingkat toleransi indi#idu. Pada pasien ileus" inter#ensi pada masalah keperawatan a%tual<resiko tinggi syok hipo#olemik dapat disesuaikan dengan masalah yang sama pada asuhan keperawatan pasien gastroenteritis. *ntuk inter#ensi masalah nyeri" ke%emasan dan pemenuhan in&ormasi dapat disesuaikan pada inter#ensi masalah pasien di#erti%ulitis. +) Konstipasi berhubungan dengan hipomotilitas<kelumpuhan intestinal. 3u!uan 0 Dalam waktu ,@'8 !am ter!adi perbaikan konstipasi. Kriteria e#aluasi 0 a) 9aporan pasien sudah mampu &latus dan keinginan untuk melakukan B$B. b) Bising usus terdengar normal" &rekuensi ,(', @ < menit. %) 2ambaran &oto polos abdomen tidak terdapat adanya akumulasi gas di dalam intestinal. Inter#ensi 0 a) Ka!i &aktor predisposisi ter!adinya ileus. 7 0 menentukan inter#ensi medis" misalnya adanya sepsis harus diatasi" kondisi gangguan elektrolit harus dikoreksi b) Monitoring status %airan. 7 0 Penurunan #olume %airan akan meningkatkan resiko ileus semakin parah karena ter!adi gangguan elektrolit. %) ?#aluasi se%ara berkala laporan pasien tentang &latus dan periksa kondisi bising usus. 7 0 memberikan data dasar pada perawat atau sebagai pera untuk kolaborasi dengan medis tentang kondisi perbaikan ileus. d) Pasang selang nasogastrik. 7 0 menurunkan keluhan kembung dan distensi abdomen. e) 9akukan teknik ambulasi. 7 0 men%egah pembentukan atelektasis" obstruksi #ena pro&unda" dan pneumonia. &) Kolaborasi 0 pioid antagonis selekti&. 7 0 $l#imopan ini ditun!ukkan untuk membantu men%egah ileus post operati& reseksi usus

') 7esiko ketidakseimbangan %airan tubuh berhubungan dengan keluar %airan tubuh dari muntah" ketidakmampuan absorpsi air oleh intestinal. 3u!uan 0 dalam waktu ,@'8 !am tidak ter!adi ketidakseimbangan %airan dan elektrolit. Kriteria e#aluasi 0 a) Pasien tidak mengeluh pusing" membrane mukosa lembap" turgor kulit normal. b) 33> dalam batas normal. %) 473 C ' detik" urin D .-- ml<hari. d) 9aboratorium 0 Nilai elektrolit normal. Inter#ensi 0 a) Monitoring status %airan (turgor kulit" membran mukosa" urine output). 7 0 monitoring yang ketat pada produksi urin C .-- ml<hari merupakan tanda(tanda ter!adinya syok hipo#olemik b) Ka!i sumber kehilangan %airan. 7 0 kehilangan %airan dari muntah dapat disertai dengan keluarnya natrium #ia oral yang !uga akan meningkatkan resiko gangguan elektrolit. %) Dokumentasikan intake dan output %airan. 7 0 data dasar dalam pemberian terapi %airan dan pemenuhan hidrasi tubuh se%ara umum d) Monitor 33> se%ara berkala. 7 0 hipotensi dapat ter!adi pada hipo#olemi yang memberikan mani&estasi sudah terlibatnya system kardio#askular untuk melakukan kompensasi mempertahankan tekanan darah e) Ka!i warna kulit" suhu" sianosis" nadi peri&er dan diaphoresis se%ara teratur. 7 0 mengetahui adanya pengaruh adanya peningkatan tahanan peri&er &) Kolaborasi 0 Pertahankan pemberian %airan se%ara intra#ena dan e#aluasi kadar elektrolit. 7 0 !alur yang paten penting untuk pemberian %airan %epat dan memudahkan perawat dalam melakukan %ontrol intake dan output %airan. Sebagai deteksi awal menghindari gangguan elektrolit sekunder dari muntah pada pasien peritonitis )) Ketidakseimbangan nutrisi 0 kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan kurangnya intake makanan yang adekuat. 3u!uan 0 Setelah 6@'8 !am asupan nutrisi dapat optimal dilaksanakan. Kriteria e#aluasi 0 a) Bising usus kembali normal dengan &rekuensi ,(',@<menit. b) Pasien dapat menun!ukkan metode menelan makanan yang tepat. %) 3er!adi penurunan ge!ala kembung dan distensi abdomen. d) Berat badan pada hari ke 6 pas%a bedah meningkat minimal -", kg.

Inter#ensi 0 a) ?#aluasi se%ara berkala kondisi motilitas usus. 7 0 Sebagai data dasar teknik pemberian asupan nutrisi. b) 5indari intake apapun se%ara oral. 7 0 umumnya" menunda intake makanan oral sampai tanda klinis ileus berakhir. Namun kondisi ileus tidak menghalangi pemberian nutrisi enteral. %) Berikan nutrisi parenteral. 7 0 pemberian enteral diberikan se%ara hati(hati dan lakukan se%ara bertahap sesuai tingkat toleransi dari pasien d) Pantau intake dan output" an!urkan untuk timbang berat badan se%ara periodi% (sekali seminggu) 7 0 mengukur kee&ekti&an nutrisi dan dukungan %airan e) 9akukan perawatan mulut. 7 0 menurunkan resiko in&eksi oral &) Kolaborasi dengan ahli gi1i mengenai !enis nitrisi yang akan digunakan pasien. 7 0 penentuan komposisi dan !enis makanan yang akan diberikan sesuai dengan kebutuhan indi#idu DA6TAR PUSTAKA $lie&. M" dkk. '---. Kapita Selekta Kedokteran. Eakarta0 =K*I. Brunner : Suddarth. '--'. Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah $lih bahasa $gung /aluyo" dkk. ?ditor Moni%a ?ster" dkk. ?d. ;. Eakarta 0 ?24. Doengoes. '--- .7en%ana $suhan Keperawatan0 Pedoman untuk Peren%anaan dan Pendokumentasian Perawatan Pasien ?disi ).Eakarta0 ?24. Pri%e :/ilson. '--6. Patofisiologi Konsep Klinis Proses Proses Pen!akit. ?disi ." >olume+. Eakarta0 ?24.

Anda mungkin juga menyukai