A +
z A
C A G C A G
Z Z Ag Z Ag
.
. . . .
( )
Ag AS Ca
C C K .
0 Az
Lim =
A
A +
z A
C A G C A G
Z Z Ag Z Ag
.
. . . .
( )
Ag AS Ca
C C K .
) (
.
Ag As Ca
Ag
C C K
dz
dC G
=
dz
G
K
C C
dC
Ca
Ag As
Ag
=
dz
G
K
C C
dC
Ca
C
C Ag AS
Ag
Ag
Ag
}
2
1
) (
Missal: x = C
AS
-C
Ag
dx = -dC
Ag
} }
=
L
Ca
C
C
dz
G
K
x
dx
Ag
Ag
0
2
1
L Ca
C
C
z
G
K
x Ln
Ag
Ag
0
2
1
.
=
L
G
K
C C
C C
Ln
Ca
Ag AS
Ag AS
.
2
1
=
Pada aliran masuk belum ada zat padat yang terikat, sehingga
1 Ag
C
dianggap nol, sehingga:
L
G
K
C C
C C
Ln
Ca
Ag AS
Ag AS
.
2
1
=
( )
2 Ag AS
AS
Ca
C C
C
Ln
L
G
K
= ...(3)
4
Kecepatan perpindahan massa zat padat dalam gas ekivalen dengan
pengurangan berat zat padat satuan waktu, maka dapat ditulis:
t
m
C C A G
Ag Ag
A
= ) ( .
1 2
Karena C
Ag1
= 0 ,maka
t
m
C C A G
Ag Ag
A
= ) ( .
1 2
t A
m
G
C
Ag
A
=
.
.
1
2
.. (4)
Persamaan (4) disubstitusikan ke (3) menjadi:
|
.
|
\
|
A
=
t A G
m
C
C
Ln
L
G
K
AS
AS
Ca
. .
.. (5)
5
BAB II
PELAKSANAAN PERCOBAAN
II.1. Alat
1. Tabung gelas
2. Statif
3. Blower
4. Timbangan
II.2. Bahan
1. Naftalen (C
10
H
8
)
2. Aliran gas (udara)
II.3. Rangkaian Alat
Keterangan:
1. Tabung gelas
dengan tutup
2. Tumpukan
naftalen
3. Statif
4. Blower
Gambar 3. Rangkaian Alat
1
2
3
4
6
II.4. Diagram Alir Percobaan
NAFTALEN
Diambil dan ditimbang serta
dicatat sebagai berat awal
sebelum sublimasi
Blower dihidupkan dengan
selang waktu tertentu
Setelah selang waktu tersebut,
blower dimatikan dan naftalen
yang ada di tabung ditimbang
dan dicatat sebagai berat akhir
Percobaan diulang dengan
ketinggian naftalen yang
berbeda
Dimasukkan kedalam tabung
gelas dengan ketinggian
tertentu
Dimasukkan kedalam tabung
gelas dengan ketinggian
tertentu
7
II.5. Cara Kerja
1. Memasukkan kapur barus atau naftalen ke dalam tabung gelas dengan
ketinggian tertentu.
2. Menimbang naftalen, mencatat hasil penimbangan sebagai berat mula-
mula.
3. Memasukkan kembali naftalen ke dalam tabung gelas kemudian
menghidupkan blower.
4. Mematikan blower dengan selang waktu tertentu.
5. Menimbang naftalen, mencatat hasil penimbangan sebagai berat akhir.
6. Melakukan percobaan beberapa kali dengan selang waktu yang sama.
7. Mengulangi percobaan untuk tinggi tumpukan naftalen yang berbeda.
II.6. Analisa Perhitungan
1. Menentukan Luas
- Luas penampang tabung gelas : At = . . Dt
2
- Luas penampang pipa: Ap = . . Dp
2
Dimana: At = Luas penampang tabung gelas (cm
2
)
Ap = Luas penampang pipa (cm
2
)
Dt = Diameter dalam tabung gelas (cm)
Dp = Diameter dalam pipa (cm)
2. Menentukan Kecepatan Linier Gas
G =
Ap
G '
Dimana: G = Kecepatan linier udara (cm/dt)
G = Kecepatan volumetrik udara (cm
3
/dt)
3. Menghitung Koefisien Transfer Massa (K
Ca
)
K
Ca
=
|
|
.
|
\
|
A
A
t At G
m
C
C
L
G
AS
AS
. .
ln
8
Dimana: K
Ca
= Koefisien transfer massa keseluruhan volumetrik (detik)
L = Tinggi tumpukan (cm)
m = Mol naftalen yang tersublimasi (gmol)
C
AS
= Konsentrasi jenuh zat pada interface (gmol/cm)
4. Menghitung % kesalahan
% Kesalahan = % 100 X
Ydata
Yhitung Ydata
9
BAB III
HASIL PERCOBAAN DAN PEMBAHASAN
III.1. Data Percobaan
Kecepatan udara masuk = 360 cm
3
/det
Konsentrasi jenuh naphtalen = 4.7031x10
-6
gmol/cm
3
Berat Molekul (BM) Naftalen = 128 g/gmol
Diameter tabung gelas = 6.1 cm
Selang waktu = 3 menit = 180 detik
Diameter pipa = 1.9 cm
Luas penampang pipa = 2.8353 cm
2
Luas penampang tabung gelas = 29.2274 cm
2
Tabel 1. Data percobaan untuk L= 4 cm
No. t (detik)
Massa Naftalen (gr)
W (gr) M (gmol)
Awal Akhir
1 180 70.5386 70.2575 0.2811 0.002196
2 360 70.2575 70.0839 0.1736 0.001356
3 540 70.0839 69.9296 0.1543 0.001205
4 720 69.9296 69.7785 0.1511 0.00118
5 900 69.7785 69.6363 0.1422 0.001111
2700 350.5881 349.6858 0.9023 0.007049
10
Tabel 2. Data percobaan untuk L= 6 cm
No. t (detik)
Massa Naftalen (gr)
W (gr) M (gmol)
Awal Akhir
1 180 101.3134 101.0928 0.2206 0.001723
2 360 101.0928 100.8795 0.2133 0.001666
3 540 100.8795 100.6712 0.2083 0.001627
4 720 100.6712 100.4647 0.2065 0.001613
5 900 100.4647 100.2667 0.198 0.001547
2700 504.4216 503.3749 1.0467 0.008177
Tabel 3. Data percobaan untuk L= 8 cm
No. t (detik)
Massa Naftalen (gr)
W (gr) M (gmol)
Awal Akhir
1 180 143.9358 143.7493 0.1865 0.0014570
2 360 143.7493 143.5645 0.1848 0.0014437
3 540 143.5645 143.4385 0.126 0.0009844
4 720 143.4385 143.3267 0.1118 0.0008734
5 900 143.3267 143.2855 0.0412 0.0003219
2700 718.0148 717.3645 0.6503 0.005080
Dari data diatas dapat dibuat perbandingan tinggi tumpukan naftalen (L) dengan
nilai K
Ca
.
11
Tabel 4. Nilai K
Ca
rata-rata untuk masing-masing tinggi tumpukan
No t
L=4cm L=6cm L=8cm
W M Kca W M Kca W M Kca
1 180 0.2811 0.002196 0.022197 0.2206 0.001723 0.011612 0.1865 0.0014570 0.007363
2 360 0.1736 0.001356 0.013707 0.2133 0.001666 0.011228 0.1848 0.0014437 0.007295
3 540 0.1543 0.001205 0.012182 0.2083 0.001627 0.010965 0.126 0.0009844 0.004974
4 720 0.1511 0.00118 0.011930 0.2065 0.001613 0.010870 0.1118 0.0008734 0.004413
5 900 0.1422 0.001111 0.011227 0.198 0.001547 0.010422 0.0412 0.0003219 0.001626
Rata-Rata 0.014249
0.011019
0.005134
III.2. Pembahasan
Pada percobaan transfer massa digunakan naftalen dengan ketinggian
tumpukan yang berbeda yaitu 4 cm, 6 cm, dan 8 cm. Perbedaan ketinggian
tumpukan naftalen menyebabkan nilai K
Ca
yang berbeda pula. Semakin tinggi
tumpukan naftalen, semakin kecil nilai K
Ca
. Hal ini disebabkan karena ketinggian
naftalen menghambat laju alir udara menuju ke tumpukan naftalen paling atas.
Sehingga transfer massa paling besar terjadi pada bagian paling bawah, dimana
tumpukan paling bawah dekat dengan datangnya udara masuk.
Gambar 4. Hubungan log L dengan log K
Ca
Dari grafik diatas diperoleh bahwa semakin rendah tumpukan naftalen
berarti semakin besar luas permukaan kontak antara naftalen dengan udara,
12
sehingga transfer massa antara kedua fasa akan semakin besar dan kecepatan
transfer massanya juga akan semakin besar.
Pada percobaan ini didapat persen kesalahan rata-rata sebesar 3.221885%.
Persen kesalahan ini dapat terjadi karena sebagian besar naftalen yang tersedia
sudah terlalu sering digunakan dalam percobaan, sehingga dapat mempengaruhi
harga AW, akibatnya harga K
Ca
yang dihasilkan kurang akurat. Kurangnya
ketelitian dalam penumpukan naftalen dan pembacaan ketinggian naftalen juga
dapat mempengaruhi harga K
Ca
. Selain itu, jarak ketinggian (range) naftalen yang
ditentukan dalam percobaan cukup kecil sehingga perbedaan harga K
Ca
juga kecil.
13
BAB IV
KESIMPULAN
1. Dari perhitungan diperoleh:
a. Percobaan I, L= 4 cm, K
Ca
= 0.014249 detik
-1
b. Percobaan II, L= 6 cm, K
Ca
= 0.011019 detik
-1
c. Percobaan III, L= 8 cm, K
Ca
= 0.005134 detik
-1
d. Persen kesalahan rata-rata sebesar 3.221885%
2. Dengan metode Least Square diperoleh harga K
Ca
untuk berbagai L mengikuti
persamaan linier y = -0.95231 - 1.41753x
14
DAFTAR PUSTAKA
Brown, G.G, 1978, Unit Operation, Modern Asia Edition, Tokyo.
Hardjono, 1985, Operasi Teknik Kimia II, Edisi Pertama, Jurusan Teknik
Kimia, Fakultas Teknik UGM.
Mc Cabe, dkk. 1983, Operasi Teknik Kimia Edisi keempat, Jilid 2, Erlangga,
Jakarta.
Treyball, R.E, 1981, Mass Transfer Operation, Third Edition, Mc.Graw Hill
Book Company, New York.
15
16
PERHITUNGAN
1. Menentukan Luas
- Luas penampang tabung gelas (At)
At = . . Dt
2
= . (3.14). (6.1 cm)
2
= 29.2274 cm
2
- Luas penampang pipa (Ap)
Ap = . . Dp
2
= . (3.14). (1.9 cm)
2
= 2.8353 cm
2
2. Menentukan Kecepatan Linier Udara
G =
Ap
G '
G =
2
3
cm 8353 . 2
/det cm 360
=126.9707 cm/det
3. Menghitung Koefisien Transfer Massa (K
Ca
)
- Konsentrasi jenuh pada zat pada interfase (
AS
C )
AS
C =
t At G A . .
t
=
det 180 . cm 2274 . 29 . det / cm 9707 . 126
14 . 3
2
= 4.7031. 10
-6
gmol/cm
3
- Menghitung Koefisien transfer massa (K
Ca
)
K
Ca
=
|
|
.
|
\
|
A
A
t At G
m
C
C
L
G
AS
AS
. .
ln
17
Untuk L (tinggi tumpukan) = 4 cm
- Untuk AW= 0.2811 gr
Am= 0.002196 gmol
K
Ca
=
|
|
.
|
\
|
\
|
\
|
= 2.192708 %
Dengan cara yang sama diperoleh harga untuk data selanjutnya.
Tabel 9. Persen kesalahan
No. x y data y hitung % kesalahan
1. 0.60206 -1.84623 -1.805748 2.192708
2. 0.778151 -1.95784 -2.055363 4.980995
3. 0.90309 -2.28952 -2.232467 2.491951
Rata rata 3.221885