Objektif
Mengetahui tentang koma struktural dan metabolik Peranan neurotransmiter Pendekatan diagnosis, diagnosis banding dan manajemen pasien dengan kesadaran menurun
Definisi
Kesadaran adalah : is the bodys state of arousal or awareness of self and environment Koma adalah suatu keadaan tidak sadar total terhadap diri sendiri dan lingkungan meskipun distimulasi dengan kuat Diantara keadaan sadar dan koma terdapat berbagai variasi keadaan/status gangguan kesadaran
Anatomi Kesadaran
Dua (2) komponen kesadaran formasio retikularis dan hemisfer serebral Formasio retikularis : a diffuse collection of neurons that extends throughout the brainstem (terpusat pons. Dari mes, pons dan m.o). Reticular Activating System : a diffuse collection of neuron in the reticular formation, plays an essential role in keeping the concious brain.
ARAS : Blocking jaras asending antara formatio reticular dan korteks serebri menyebabkan tidak sadar
Brain Stem
Wakefulness
Awareness
Consciousness
Kesadaran normal
Minimally Conciousness
Lock-in Syndrome
VEGETATIVE STATE
Koma
BRAIN DEAD
PERAN NEUROTRANSMITER
Serotonin
Siklus tidur bangun, mood dan emosi, perilaku agresi dan depresi Motor control Reward pusat perilaku kecanduan Siklus tidur bangun, arousal, pembelajaran, memori, Informasi sensoris ke arah talamus
Dopamine
Substansi nigra di midbrain dan VTA Dasar otak : pons dan Midbrain
Acetylcholine
Lesi Supratentorial
Haemoragik (EDH, SDH, ICH)
Lesi Infratentorial
Haemoragik (serebellum, pons)
Infark batang otak Tumor serebellum
(obat-obatan, alkohol)
Infeksi Konkussio dll
Abses serebellum
Pola : periode hiperpnoe diselingi periode apnoe sekitar 10-20 detik. Penyebab
Disfungsi dari hemisfer kiri dan kanan (level diensefalon) Proses gangguan metabolik seperti uremia, gangguan fungsi hati berat, atau infark bilateral atau lesi karena massa pada proensefalon dengan perubahan anatomi/ pergeseran pada diensefalon
Pernafasan Apneustik
Lokasi di lesi bagian bawah pons, didapat fase inspirasi yang memanjang dan berhenti pada saat inspirasi maksimal/penuh.
Pernafasan Kluster
Hanya signifikan pada kerusakan bagian bawah pons, karakteristik kelainan ini hampir sama dengan pernafasan mendekati proses apnoe
Pernafasan Ataksik
Kerusakan terjadi pada bagian bawah pontine atau masalah pada pusat pernafasan di medullar Polanya tidak teratur dan kadang pada henti nafas adanya petunjuk menghembuskan nafas dan akhirnya pernafasan dada
Okulovestibular
Negatif koma dalam karena lesi batang otak
Gambaran Klinis
Awitan akut Defisit Neurologi
Diagnosis
Diagnosis klinik coma dan tanda kerusakan otak berat dengan distribusi fokal koma Imajing : infark atau hemoragik
Anoksia
Koma diikuti episode anoksia Riwayat henti jantung atau penyebab lain anoksia Mioklonus dan/atau seizure sering tampak Gambaran klinik koma dengan atau tanpa mioklonus Tanda multifokal dengan daerah yang tidak sama anoksia Koma dengan hilangnya refleks batang otak dan tanda fokal lain Riwayat minum zat tertentu Gambaran klinik tidak spesifik, kecurigaan obat
Intoksikasi
Gambaran Klinis
Koma mengikuti cedera kepala dengan atau tanpa tanda fokal Status mental naik turun dengan edema serebral dan faktor lain Terdapat tanda cedera Gangguan metabolik jarang menyebabkan Koma, lebih sering ensefalopati Koma dengan batang otak masih baik. Seizure dapat terjadi Pasien imobile, pada observasi timbul Koma Pasien mengalami pergerakan vertikal dan komunikasi mungkin dilakukan
Diagnosis
Gambaran klinik Riwayat cedera kepala Imajing : normal, kontusion, edema, perdarahan Lab abnormal: electrolytes, dll Imajing and lab tidak menunjukkan penyebab lain Sanggup komunikasi dengan gerakan mata Infark brainstem pada CT atau MRI
Gangguan metabolik
Gambaran Klinis
Gambaran klinik Koma dengan melindungi fungsi otak Pasien mungkin tidak aware atau dengan sengaja tidak responsif
Diagnosis
Evidence of exam of preserved response : Hold arm over head and let it fall-with pseudocoma the arms fall so that the face is not hit Normal EEG
Pemeriksaan klinik Didapatkan respons brainstem terhadap stimuli Imajing and laboratorium menunjukkan penyebab unresponsif
Persistence Keadaan tidak sadar dengan vegetative state dilindungi refleks responsif Dibedakan dengan Koma oleh kesanggupan untuk membuat respons dasar stimuli Pasien tampak bangun atau tidur tapi ybs tidak mengenal lingkungan, komando dan situasi
Asesmen
Pemeriksaann umum
Pemeriksaan Neurologi GCS Fungsi batang otak (pupils, gerakan bola mata, menelan dll)
Motorik
Riwayat
Cari riwayat penyakit sistemik & riwayat pengobatan Kondisi neurologi sebelumnya Seputar awitan (? trauma, ? obat-obatan, ? toksin)
Setelah asesmen
? Koma Non-trauma ? Fokal atau tanda lateralisasi
? Bukan meningismus
? Metabolik
Koma non-traumatik
brainstem fokal atau tanda lateralisasi serebral
(Koma struktural)
Koma non-traumatik tidak ada fokal atau tanda lateralisasi Tanda rangsang meningeal (+)
Diagnosis Banding
SAH Meningitis Encephalitis
Koma non-traumatik
tidak ada fokal atau lateralisasi Tanda rangsang meningeal (-)(Koma Metabolik)
Diagnosis Banding Kondisi anoksia-iskemia Gangguan metabolik Intoksikasi Infeksi sistemik Hipo/hipertermia Epilepsi Gangguan behavior
Penunjang
Glukose, Test fungsi hati, ginjal, analisa gas darah, hematologi dan koagulasi
42
Objektif
Memahami definisi mati klasik dan mati batang otak (mati otak)
Definisi Mati
Mati Klasik = Asistol + Apnea
Berhenti secara total dan pasti fungsi nafas dan jantung, hal ini diketahui setelah dilakukan tindakan resusitasi emergensi.
Definisi Mati
Mati otak = Mati Batang Otak
Kehilangan menetap kemampuan untuk sadar bersama-sama dengan kehilangan menetap fungsi batang otak termasuk kemampuan untuk bernafas.
46
48
Prasyarat
Secara klinis atau neuroimajing terbukti kerusakan SSP yang berperan dalam diagnosis mati batang otak
Disingkirkan kondisi komplikasi medis yang dapat meragukan penilaian klinis (Gangguan elektrolit dan asam basa berat, atau gangguan endokrin)
Bukan intoksikasi obat atau keracunan / bisa Temperatur tubuh (core) 32 C
49
Beberapa faktor yang dapat menjadi pitfalls (kesukaran) menentukan diagnosis MBO Kemungkinan kausa Hasil pemeriksaan
1. Pupil terfiksasi obat anti kolinergik obat pelumpuh otot penyakit sebelumnya vestibuler supressan ototoksik agents penyakit sebelumnya henti nafas pasca hiperventilasi obat pelumpuh otot obat pelumpuh otot locked in state obat sedativa obat sedativa anoksia hipotermi ensefalitis trauma
5. EEG isolelektrik
Beberapa macam obat yang dapat mengacaukan pemeriksaan mati batang otak
Drugs Lorazepam Midazolam Diazepam Carbamazepine Phenobabitone Pentobarbitone T (hr) 10-20 2-5 40 10-60 100 10 Therapeutic range 0.1-0.3 mcg/ml 50-150 ng/ml 0.2-0.8 mcg/ml 2-10 mcg/ml 20-40 mcg/ml 1-5 mcg/ml
Thiopentone
Morphine Amitriptyline
10
2-3 10-24
6-35 mcg/ml
70-450 ng/ml 75-200 ng/ml
Alcohol
10 ml/h
800-1500 mg/l
51
52
Koma
atau tidak ada respons
54
Tes Apnea
57
Cont
Kondisi hipotermia harus segera dikoreksi. Bila temperatur sentral (rektal) di bawah 36,5C pasien harus diselimuti, namun di beberapa literatur kondisi hipotermi dapat diatasi dengan pemberian cairan dekstrose 5%.
Cont
Pada keadaan hipotensi diberikan maintenans dopamin hingga tercapai tekanan sistolik > 90 mmHg.
Untuk dapat memperoleh nilai pCO2 dan pO2 normal maka dilakukan preoksigenasi dengan oksigen 100% selama 10-20 menit. Pasang pulse oksimetri dan diskoneksi ventilator. Pada pasien tetap diberikan oksigen 6L/menit ke dalam
Cont
Perhatikan gerakan napas (abdominal dan dada) selama diskoneksi 8-10 menit, ukur pula pO2 dan pCO2 arterial. Kemudian pasang kembali ventilator. Bila tidak terdapat gerakan napas dan pCO2 arterial >60 mmHg, apnea test dinyatakan positif.
Bila terdapat gerakan napas maka apnea test dinyatakan negatif dan tes harus di ulang
Cont
Pemasangan kembali ventilator selama tes dilakukan bila tekanan sistolik <90 mmHg atau pulse oksimetri menunjukkan desaturasi oksigen yang signifikan dan aritmia jantung
Segera lakukan analisa gas darah. Bila pCO2 >60 mmHg atau kenaikkan pCO2 > 20mmHg dari nilai awal yang normal, maka apnea tes dinyatakan positif Bila pCO2 < 60 mmHg atau kenaikkan pCO2 <20 mmHg nilai awal yang normal maka hasil tes indeterminat sehingga tes konfirmasi perlu dilakukan
Pengulangan tes
Tes ulang perlu dilakukan mencegah kesalahan pengamat dan perubahan tanda- tanda. Interval waktu berkisar 25 menit sampai 24 jam, bergantung rumah sakit atau rekomendasi yang dianut. Setelah tes apnea dilakukan dan ventilator dipasang kembali, keluarga pasien. Dapat dipanggil untuk mendapat penjelasan, keputusan akhir diserahkan kembali kepada keluarga apakah bantuan ventilator tetap akan dilanjutkan atau tidak.
65
Exclude - Metabolic disorders - Drug Intoxication - Residual Effect from drug Therapy
No
Reexamine - Drugs screening - Laboratory results Reexamine Consider baseline EEG Change in exam
Yes
Yes
Clinical Brain Death? - Normothermia ? Areactive coma ? - Normotension ? Absent brain stem reflexes ? No - Apnea ? Observation period - Neonates 2 mo : 48 h - >1 yr : 12 24 hrs - 2 mos 1 yr : 24 h - Adults : 6 12 hrs
Unchange dExam
Consider confirmatory testing - Patients < 1 yr - Brain pathology not consistent with clinical course or neurologic exam
Brain Death
66
From Christoper N et el. Textbook of Neurointensive Care.2004; 647
Sistem Norefinefrin
Sistem kholinergik