Anda di halaman 1dari 10

Kegiatan Company Visit Mahasiswa Manajemen FEB UB ke JOBP-PEJ Soko Bojonegoro

Foto : Foto bersama di depan kafetaria JOBP-PEJ (Joint Operating Body PERTAMINA-PETROCHINA East Java), setelah mengikuti seminar dari petinggi JOBP-PEJ.

PT. JOBP-PEJ (Joint Operating Body PERTAMINA-PETROCHINA East Java) adalah perusahaan eksploitasi yang bergerak dibidang perminyakan dan gas bumi. Perusahaan tersebut merupakan gabungan (merger) antara PT.

PERTAMINA dan PT. PETROCHINA. Menurut undang-undang Republik Indonesia nomot 22 Tahun 2001 tentang Minyak dan Gas Bumi pengertian dari Eksploitasi adalah rangkaian kegiatan yang bertujuan untuk menghasilkan Minyak dan Gas Bumi dari Wilayah Kerja yang ditentukan, yang terdiri atas pengeboran dan penyelesaian sumur, pembangunan sarana pengangkutan, penyimpanan, dan pengolahan untuk pemisahan dan pemurnian Minyak dan Gas Bumi di lapangan serta kegiatan lain yang mendukungnya.

Pada tanggal 23 Mei 2013 kemarin, mahasiswa manajemen FEB UB khususnya mahasiswa kelas Financial dan kelas TQM mengadakan Company visit ke JOBP-PEJ (Joint Operating Body PERTAMINA-PETROCHINA East Java) yang berada di kecamatan Soko Kabupaten Tuban. Rombongan tersebut berangkat dari Malang pada pukul 04.00 dini hari yang sebelumnya meraka berkumpul di kampus tercinta, yaitu Universitas Brawijaya tepatnya di Gazebo FEB-UB. Keberangkatan tersebut sengaja dilakukan pada pagi buta dikarenakan beberapa alasan seperti menghindari macet di jalan serta memang tuntutan dari pihak JOBP-PEJ (Joint Operating Body PERTAMINA-PETROCHINA East Java) yang meminta kami pengunjung untuk datang sebelum dhuhur karena pemimpin (pihak HRD) akan pergi keluar kota pada hari itu setelah dhuhur. Perjalanan ke perusahaan JOBP-PEJ (Joint Operating Body

PERTAMINA-PETROCHINA East Java tersebut selama 5 jam tepatnya sampai di tempat kunjungan JOBP-PEJ (Joint Operating Body PERTAMINAPETROCHINA East Java) pada pukul 09.00 WIB. Setelah sampai di gerbang JOBP-PEJ (Joint Operating Body

PERTAMINA-PETROCHINA East Java). Dosen yang mendampingi peserta langsung menghubungi pihak HRD perusahaan agar dipersilahkan masuk, setelah menghubungi pihak HRD, barulah rombongan dipersilahkan masuk dan dipandu oleh pemandu jalan untuk di arahkan ke KAFETARA JOBP-PEJ (Joint Operating Body PERTAMINA-PETROCHINA East Java). Di Kafetaria tersebut para peserta di persilahkan sajikan beberapa presentasi dari pihak manager untuk diperkenalkan manajemen dan keorganisasian perusahaan JOBP-PEJ (Joint Operating Body PERTAMINA-PETROCHINA East Java) tersebut.

Gambar Kafetaria JOBP-PEJ (Joint Operating Body PERTAMINAPETROCHINA East Java)

Dalam kesempatan Company Visit ke perusahaan tersebut para mahasiswa jurusan manajemen angkatan 2010 dan 2011 tersebut mempelajari manajemen di perusahaan yang dikunjungi tersebut yaitu perusahaan JOBP-PEJ (Joint Operating Body PERTAMINA-PETROCHINA East Java). Dalam pertemuan antara mahasiswa dengan manager HRD JOBP-PEJ (Joint Operating Body PERTAMINA-PETROCHINA East Java) tersebut diperoleh beberapa ilmu diantaranya dalam melakukan perekrutan karyawan PT. JOBP-PEJ (Joint Operating Body PERTAMINA-PETROCHINA East Java) melakukan beberapa tahapan diantaranya : Perencanaan SDM (Ref RPTK) Rekrutmen Seleksi Pengembangan SDM, Perencaan dan Pengembangan karir Keselamatan dan Kesehatan kerja Hubungan industrial

Dalam perekrutan karyawan PT. JOBP-PEJ (Joint Operating Body PERTAMINA-PETROCHINA East Java) tersebut memang menggunakan alur di atas karena beberapa alasan selain itu juga bertujuan untuk meningkatkan skill dari masing-masing karyawan PT. JOBP-PEJ (Joint Operating Body

PERTAMINA-PETROCHINA East Java) tersebut.

Struktur organisasi yang dipakai oleh PT. JOBP-PEJ (Joint Operating Body PERTAMINA-PETROCHINA East Java) seperti yang tergambar di bawah ini : General Manajer

Field Manajer

Field Operational Supervisor

Field Administrasi Supervisor

Field HSE Supervisor

Field Accounting Supervisor

Gambar : struktur organisasi PT. JOBP-PEJ (Joint Operating Body PERTAMINA-PETROCHINA East Java) Dalam struktur organisasi tersebut setiap Field supervisor membawahi Field Departemen dan masing-masing Field Departemen membawahi pekerja teknis, jadi setiap field tersebut masih memiliki bawahan yang dapat mengerjakan tugas-tugas dari masing-masing field tersebut. Dalam field tersebut, Field HSE di buat field sendiri walau sebenarnya field tersebut masih dalam ruang lingkup HRD alasannya karena PT. JOBP-PEJ (Joint Operating Body PERTAMINA-PETROCHINA East Java) merupakan perusahaan yang besar sehingga membutuhkan perhatiaan yang khusus untuk para karyawan, ketika HSE tidak di sendirikan, maka kemungkinan besar para karyawan tidak dapat perhatian yang lebih sehingga mengakibatkan kurangnya kepuasan karyawan terhadap perusahaan yang menyebabkan kinerja karyawanpun menurut hal tersebut berdasarkan teori Manajemen Sumber Daya Manusia. PT. JOBP-PEJ (Joint Operating Body PERTAMINA-PETROCHINA East Java) sendiri memiliki tiga status karyawan diantaranya : Karyawan Pertamina Karyawan PetroChina Karyawan Outsourching

Masing-masing karyawan tersebut memiliki kompensasi yang berbeda dan hal tersebut di dasarkan atas status karyawan yang disandang, dan juga didasarkan

pada PP (Peraturan Perusahaan) dan PKB (Perjanjian Kerja Bersama). Selain itu kompensasi karyawan juga di dasarkan atas Jabatan Karyawan dan Status Karyawan perusahaan tersebut. Sebelum berlakunya UU No. 22 Tahun 2001 tentang Minyak dan Gas Bumi, eksplorasi dan produksi minyak dan gas bumi di Indonesia adalah didasarkan pada Kontrak Bagi Hasil (PSC-Production Sharing Contract). Pada masa itu, berdasarkan UU No 8 Tahun 1971, tentang Perusahaan Pertambangan Minyak dan Gas Bumi Negara, Pertamina ditunjuk oleh Pemerintah untuk mewakilinya dalam melakukan kontrak dengan pengusaha migas, yang pada umumnya merupakan perusahaan asing. Artinya, untuk dan atas nama pemerintah, Pertamina melakukan kontrak dengan perusahaan asing dan sekaligus mengawasi pelaksanaan kontrak tersebut. UU No. 22 Tahun 2001 tentang Minyak dan Gas Bumi merubah PSC menjadi Kontrak Kerjasama (KKKS). Undang-Undang ini sekaligus mengalihkan pengelolaan kontrak dengan perusahaan pertambangan dari Pertamina kepada Badan Pelaksana Kegiatan Hulu Minyak dan Gas Bumi (BPMIGAS). Berdasarkan Peraturan Pemerintah No. 42 Tahun 2002, BPMIGAS merupakan aparat pemerintah. Dalam PSC, Pemerintah(c.q. Pertamina) membagi hasil produksi bersih menurut suatu persentase tertentu. Hasil produksi bersih merupakan selisih antara hasil penjualan produksi migas (lifting) dengan biaya pokok atau biaya operasinya. Nilai produksi bersih yang akan dibagi oleh pemerintah dengan kontraktor migas disebut sebagai Equity to be Split(ETBS). Perhitungan bagi hasil antara pemerintah dengan perusahaan migas itu dilakukan setiap tahun. Pada hakikatnya, biaya operasi yang timbul dalam pelaksanaan kontrak PSC adalah diganti atau ditanggung oleh pemerintah. Kontraktor membayar terlebih dahulu (menalangi) nilai pengeluaran untuk biaya operasi tersebut. Selain menyediakan dana, kontraktor wajib menyediakan teknologi, peralatan dan keahlian yang diperlukan bagi eksplorasi dan eksploitasi migas tersebut dan menanggung semua risiko yang timbul daripadanya. Penggantian biaya operasi oleh Pemerintah tersebut dalam perhitungan bagi hasil disebut sebagai Cost Recovery. Contoh undang-undang perjanjian kerja adalah "Pasal 62 : Apabila salah satu pihak mengakhiri hubungan kerja sebelum berakhirnya jangka waktu yang

ditetapkan dalam perjanjian kerja waktu tertentu, atau berakhirnya hubungan kerja bukan karena ketentuan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 61 ayat (1), pihak yang mengakhiri hubungan kerja diwajibkan membayar ganti rugi kepada pihak lainnya sebesar upah pekerja/buruh sampai batas waktu berakhirnya jangka waktu perjanjian kerja. Berdasarkan undang-undang tersebut kedua pihak (pihak perusahaan dan pekerja) tidak bisa seenaknya memberhentikan dan berhenti dari pekerjaan yang dijalani, hal ini menjadikan perapian dalam kegiatan kerja yang sedang berjalan disebuah perusahaan. Pada saat ini PT. JOBP-PEJ (Joint Operating Body PERTAMINAPETROCHINA East Java) memiliki karyawan sebanyak 802 pekerja dengan status pekerja diantaranya karyawan PERTAMINA, karyawan PETROCHINA, dan karyawan OUTSOURCHING. Selanjutnya dalam hal akuntansi PT. JOBP-PEJ (Joint Operating Body PERTAMINA-PETROCHINA East Java) menggunakan konsep bagi hasil hal ini di sampaikan oleh Supervisor Field Accountan Bpk Beno Mairuma. Konsep bagi hasil tersebut 85% untuk pemerintah dan 15% untuk KKKS (operator petroChina). Dalam presentasi tersebut pak Beno menjelaskan tentang komponen perhitungan bagi hasil produksi minyak diantaranya Gross Revenue R = R adalah oil = R Neo Oil First Trance Petroleum (FTP) 20% X R Investement kredit 15,78% of Capital Invesment Cost Recovery Penggantian atas biaya Equity to be split R FTP IC CR Gross Revenue FTP, Investment Credit Domestik Market Obligasi DMO Fee

Adalah kewajiban pemerintah untuk membayar untuk membayar fee.

Dewasa ini pemerintah mengeluarkan undang-undang tentang Cost Recovery. Sebelumnya kita harus mengetahui terlebih dahulu pengertian dari cost recovery yaitu pengembalian atas biaya-biaya yang telah dikeluarkan dalam rangka operasi perminyakan oleh Kontraktor Kontrak Kerja Sama (KKKS) dengan menggunakan hasil produksi minyak dan/atau gas bumi (migas) sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan. (Pasal 1 Angka 1 ke-6 UU Nomor 2 Tahun 2010 Tentang Perubahan Atas Undang-Undang Nomor 47 Tahun 2009 Tentang Anggaran Pendapatan Dan Belanja Negara Tahun Anggaran 2010). Sementara itu, jumlah biaya yang merupakan cost recoverable selama tahun tertentu terdiri dari: 1. Insentif Investment Credit. Investment Creditadalah insentif yang diberikan oleh pemerintah kepada kontraktor untuk merangsang kontraktor menambah investasinya. Insentif diberikan berupa pengembalian

(recovery) sejumlah nilai tertentu (biasanya sebesar prosentase tertentu yang ditetapkan dalam kontrak) dari investasi yang langsung berhubungan dengan pembangunan fasilitas produksi migas (direct production oil/ gas facilities). 2. Cost Recovery (CR)yang merupakan biaya operasi yang dimintakan penggantiannya yang terdiri atas biaya eksplorasi, biaya produksi (termasuk penyusutan), dan biaya administrasi (termasuk interest recovery). Menurut penjelasan pak Beno Cost Recovery di dalam PT. JOBP-PEJ (Joint Operating Body PERTAMINA-PETROCHINA East Java) yang termasuk Cost Recovery di dalam perusahaan migas diantaranya : 1. Current Year Opex 2. Current Year Depreciation Of Capex 3. Unrecovered Cost (Past Year Cost) yaitu biaya yang belum di cost recoverykan. Karena ada pihak-pihak yang tidak berkepentingan dan sengaja menggunakan dana cost recovery untuk kepentingan pribadi maka BP Migas,

Departemen Energi dan Sumber Daya Mineral dan BPK telah mengeluarkan 17 item dari daftar perhitungan cost recovery. Berdasarkan data ke-17 item yang diperoleh dari BP Migas, Sabtu (28/6/2008): 1. Personal income tax, rugi penjualan rumah dan mobil pribadi; 2. Pemberian long term incentive plan; 3. Penggunaan ekspatriat tanpa RPTKA dan IKTA; 4. Biaya konsultan hukum yang tidak terkait; 5. Tax consultant fee; 6. Biaya pemasaran migas bagi KKKS yang timbul karena kesalahan yang disengaja; 7. Biaya public relation tanpa daftar penerima manfaat; 8. Biaya community development; 9. Dana site restoration; 10. Technical training untuk expatriat; 11. Biaya merger atau akuisisi; 12. Biaya bunga atas pinjaman; 13. PPH pihak ketiga; 14. Pengadaan barang dan jasa lebih besar dari AFE (perhitungan ulang BP Migas); 15. Surplus material yang berlebihan; 16. Aset yang sudah PIS tapi tidak berfungsi; 17. Transaksi dengan affiliates parties yang merugikan negara. Setelah dikeluarkannya 17 item tersebut maka pendapatan pemerintah dan pembagian hasil migas semakin bertambah. Pengolahan dari migas sendiri tidaklah semudah membalikkan telapak tangan melainkan melalui proses yang begitu rumit mulai dari pengeboran yang membutuhkan ketelitian dan kehati-hatian. Jika terjadi kesalahan sedikit saya dapat berakibat fatl dan dapat membahayakan kesehatan masyarakat bahkan dapat menyebabkan kematian. Berdasarkan penjelasan dari pak Hendrik selaku Manager Operational dari PT. JOBP-PEJ (Joint Operating Body PERTAMINA-PETROCHINA East Java) alur pengolahan minyak dan gas bumi pertama-tama minyak di angkat

kepermukaan kemudian ditampung di tempat penampungan pertama, selanjutnya dipisahkan antara minyak dengan gas, karena gas yang ada dalam kandungan minyak tersebut berbahaya jadi harus benar-benar berhati-hati dalam

pemisahkannya dan tidak boleh lengah sekalipun. Gas yang ada dalam kandungan minyak tersebut dalam membuat seseorang koleps hanya dengan ukuran 2% perkb. Sungguh sangat berbahaya memang jenis gas seperti ini. Gas yang tidak dapat terpakai dan tidak dapat digunakan akan dilakukan pembakaran gas tersebut. Seperti ditunjukkan oleh gambar berikut.pembakaran gas dilakukan agar gas yang terlepas tidak membahayakan penduduk serta tidak menyebabkan kematian bagi yang menghirup.

Gambar : pembakaran gas tak terpakai

Selanjutnya setelah dipisahkan antara minyak dan gas tersebut, maka dilakukan pemisahan minyak dengan air, kemudian air yang telah dipisahkan di salurkan kembali ke dalam lubang pengeboran untuk menjaga keseimbangan tanah. Karena PT . JOBP-PEJ (Joint Operating Body PERTAMINA-

PETROCHINA East Java) hanya beroperasi dalam pengeboran sampai pemisahan dan tidak sampai pada pengolahan pengkilangan minyak, maka perusahaan

tersebut menjual minyak yang sudah siap diolah ke PT.PERTAMINA, yang selanjutnya PT. PERTAMINA yang akan mengolah minyak mentah tersebut menjadi beberapa minyak siap pakai seperti bensin, solar, LPG dll.

Anda mungkin juga menyukai