Anda di halaman 1dari 0

Aimi Solidei Manalu : Corporate Social Responsibility (CSR) Yang Dilakukan Bank Sumut Kepada Masyarakat

Sekitarnya (Studi Pada PT. Bank Sumut, Kantor Pusat J alan Imam Bonjol No. 18 Medan), 2008.
USU Repository 2009


1
CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY (CSR)
YANG DILAKUKAN BANK SUMUT
KEPADA MASYARAKAT SEKITARNYA
(Studi Pada PT. Bank Sumut, Kantor Pusat Jalan Imam Bonjol No. 18 Medan)


SKRIPSI


Diajukan Untuk Melengkapi Tugas-Tugas dan Memenuhi Syarat-Syarat
Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Hukum


OLEH :


AIMI SOLIDEI MANALU
NIM : 040200257




DEPARTEMEN HUKUM EKONOMI






FAKULTAS HUKUM
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
MEDAN
2008


Aimi Solidei Manalu : Corporate Social Responsibility (CSR) Yang Dilakukan Bank Sumut Kepada Masyarakat
Sekitarnya (Studi Pada PT. Bank Sumut, Kantor Pusat J alan Imam Bonjol No. 18 Medan), 2008.
USU Repository 2009


2

CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY (CSR)
YANG DILAKUKAN BANK SUMUT
KEPADA MASYARAKAT SEKITARNYA
(Studi Pada PT. Bank Sumut, Kantor Pusat Jalan Imam Bonjol No. 18 Medan)

SKRIPSI

Diajukan Untuk Melengkapi Tugas-Tugas dan Memenuhi Syarat-Syarat
Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Hukum


OLEH :

AIMI SOLIDEI MANALU
NIM : 040200257


DEPARTEMEN HUKUM EKONOMI


Disetujui Oleh :
Ketua Departemen Hukum Ekonomi




Prof. Dr. Bismar Nasution, SH, MH
NIP. 131 570 455





Pembimbing I Pembimbing II



Prof. Dr. Bismar Nasution, SH, MH Dr. Sunarmi, SH, M.Hum

FAKULTAS HUKUM
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
MEDAN
2008

Aimi Solidei Manalu : Corporate Social Responsibility (CSR) Yang Dilakukan Bank Sumut Kepada Masyarakat
Sekitarnya (Studi Pada PT. Bank Sumut, Kantor Pusat J alan Imam Bonjol No. 18 Medan), 2008.
USU Repository 2009


3
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur Penulis ucapkan pada Tuhan Yesus Kristus Sang Juru
Selamat Hidup, Bapa Yang Baik, Sahabat Yang Setia, yang tak pernah
meninggalkan, mengecewakan dan yang telah memberikan pengharapan dan
semangat serta kekuatan yang baru ketika hampir putus asa sehingga penulisan
skripsi ini dapat diselesaikan dengan baik.
Penulisan skripsi yang berjudul: CORPORATE SOCIAL
RESPONSIBILITY (CSR) YANG DILAKUKAN OLEH BANK SUMUT
TERHADAP MASYARAKAT (Studi Pada PT. Bank Sumut, Kantor Pusat Jalan
Imam Bonjol No. 18 Medan) adalah guna memenuhi persyaratan mencapai gelar
Sarjana Hukum (SH) di Fakultas Hukum Universitas Sumatera Utara.
Penulis sadar akan ketidaksempurnaan hasil penulisan skripsi ini yang
membawa harapan yang besar pada semua pihak agar dapat memberikan kritik
dan saran yang konstruktif guna menghasilkan sebuah karya ilmiah yang lebih
baik dan lebih sempurna lagi, baik dari segi substansi ataupun dari segi cara
penulisannya di masa mendatang.
Secara khusus, ucapan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada kedua
orang tua Penulis, Ayahanda Tercinta Bapak W. Manalu dan Ibunda Tersayang
Mama S. Napitupulu yang telah merawat dan mendidik Penulis untuk menjadi
anak yang beriman dan yang takut akan Tuhan serta telah memberikan perhatian
yang sangat besar, doa, kasih sayang, dan pengorbanan yang tidak ternilai
sehingga Penulis dapat melanjutkan dan menyelesaikan pendidikan formal hingga
jenjang Strata Satu.

Aimi Solidei Manalu : Corporate Social Responsibility (CSR) Yang Dilakukan Bank Sumut Kepada Masyarakat
Sekitarnya (Studi Pada PT. Bank Sumut, Kantor Pusat J alan Imam Bonjol No. 18 Medan), 2008.
USU Repository 2009


4

Tak lupa ucapan terima kasih sebesar-besarnya dan penghargaan kepada:
1. Bapak Rektor Universitas Sumatera Utara (USU) Medan, Prof. Dr.
Chairuddin Lubis atas kesempatan berharga yang diberikan untuk dapat
mengikuti segala kegiatan yang dilaksanakan di kampus USU.
2. Bapak Prof. Dr. Runtung Sitepu, SH. M. Hum selaku Dekan Fakultas
Hukum Universitas Sumatera Utara (USU) atas dukungan yang besar
terhadap seluruh mahasiswa/i di lingkungan kampus USU.
3. Bapak Prof. Dr. Suhaidi, SH. MH, selaku Pembantu Dekan I Universitas
Sumatera Utara (USU).
4. Bapak Syarifuddin Hasibuan, SH. M. Hum, DFM selaku Pembantu Dekan
II Fakultas Hukum Universitas Sumatera Utara (USU).
5. Bapak Muhammad Husni, SH. M. H selaku Pembantu Dekan III Fakultas
Hukum Universitas Sumatera Utara (USU).
6. Bapak Prof. Dr. Bismar Nasution, SH. M. H selaku Ketua Departemen
Hukum Ekonomi, Guru Besar dan Dosen Hukum Ekonomi serta Dosen
Pembimbing I. Ucapan terima kasih sebesar-besarnya atas segala bantuan
dan dukungannya yang sangat berarti dan bermanfaat bagi penyelesaian
skripsi ini.
7. Ibu Dr. Sunarmi, SH. M. Hum selaku Sekretaris Jurusan Departemen
Hukum Ekonomi, Dosen Hukum Ekonomi serta Dosen Pembimbing II.
Ucapan terima kasih sebesar-besarnya atas segala bantuan, kritikan, saran,

Aimi Solidei Manalu : Corporate Social Responsibility (CSR) Yang Dilakukan Bank Sumut Kepada Masyarakat
Sekitarnya (Studi Pada PT. Bank Sumut, Kantor Pusat J alan Imam Bonjol No. 18 Medan), 2008.
USU Repository 2009


5
bimbingan dan dukungan yang sangat berarti dan bermanfaat hingga
selesainya penyusunan skripsi ini.
8. Buat saudara-saudaraku K Sismei, K Katrin, Naomi, Daniel, El-Ezer,
Deo Doharna.
9. Buat teman-temanku yang sudah menyemangatiku menyelesaikan skripsi
ini Tomita Sitompul, Friska Sitanggang (Vichenk), Maria Simare-mare,
terima kasih banyak buat dukungannya.
10. Buat Sri Agustina, Duma Natalia, Verawati, Melva Sari, Keke, Happy,
Panataran and all teman-teman Departemen Hukum Ekonomi,
Chiayoooooo.
11. Buat Fitri, Edwina Ira Ginting, Serenity, Delima, Elkana terima kasih
sudah mau menjadi teman yang sangat baik bagiku.
12. Buat K Fitri terima kasih sudah mau berulang-ulang kali membuat surat
pengantar risetku.! Terima kasih ya Kak.
13. Buat pegawai perpus FH, dan pegawai perpus USU pusat tanx.
14. Buat pegawai American Corner yang sudah baik memberikan waktu yang
panjang memakai internetnya. tanx a lot ya Bang
Semoga Allah membalas segala kebaikan dan jasa semua pihak yang telah
membantu secara tulus dan ikhlas mendapatkan berkat-Nya.

Salam Hormat,

Penulis

Aimi Solidei Manalu : Corporate Social Responsibility (CSR) Yang Dilakukan Bank Sumut Kepada Masyarakat
Sekitarnya (Studi Pada PT. Bank Sumut, Kantor Pusat J alan Imam Bonjol No. 18 Medan), 2008.
USU Repository 2009


6
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR .................................................................................... i
DAFTAR ISI .................................................................................................. iv
ABSTRAKSI .................................................................................................. vi
BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang .................................................................... 1
B. Perumusan Masalah ............................................................ 8
C. Tujuan dan Manfaat Penulisan ............................................ 8
D. Keaslian Penulisan .............................................................. 9
E. Tinjauan Kepustakaan ......................................................... 10
F. Metode Penulisan ................................................................ 12
G. Sistematika Penulisan.......................................................... 15
BAB II CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY (CSR) DALAM
HUKUM PERUSAHAAN DI INDONESIA

A. Pengertian Corporate Social Responsibility (CSR) ............... 18
B. Latar Belakang dan Perkembangan Corporate Social
Responsibility (CSR) .............................................................. 23
C. Dasar Hukum Corporate Social Responsibility (CSR) .......... 32
D. Manfaat Corporate Social Responsibility (CSR)................... 38
E. Community Development Ujung Tombak dari Corporate Social
Responsibility (CSR) ........................................................... 49



Aimi Solidei Manalu : Corporate Social Responsibility (CSR) Yang Dilakukan Bank Sumut Kepada Masyarakat
Sekitarnya (Studi Pada PT. Bank Sumut, Kantor Pusat J alan Imam Bonjol No. 18 Medan), 2008.
USU Repository 2009


7
BAB III PERANAN PERBANKAN DALAM RANGKA
PENGIMPLEMENTASIAN CORPORATE SOCIAL
RESPONSIBILITY (CSR) DI INDONESIA

A. Pengaturan Corporate Social Responsibility (CSR)
dalam Undang-Undang Perbankan ...................................... 70
B. Peranan Bank Indonesia dalam Penerapan Corporate Social
Responsibility (CSR) Perbankan di Indonesia ...................... 78
C. Corporate Social Responsibility (CSR) yang Dijalankan
PT. Bank Sumut Sebelum dan Setelah Berlakunya Undang-
Undang No. 40 Tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas ..... 99
BAB VI CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY (CSR) YANG
DILAKUKAN OLEH PT. BANK SUMUT TERHADAP
MASYARAKAT

A. Pedoman Implementasi Corporate Social Responsibility
(CSR) PadaPT. Bank Sumut .......................................... 112
B. Bentuk Corporate Social Responsibility (CSR) yang
Dilakukan PT. Bank Sumut ............................................. 123
C. Realisasi Corporate Social Responsibility (CSR) terhadap
Masyarakat ..................................................................... 129
D. Hambatan dalam Penerapan Corporate Social Responsibility
(CSR) pada Perbankan di Indonesia ................................. 138
BAB V PENUTUP

A. Kesimpulan ..................................................................... 144
B. Saran ............................................................................... 146
DAFTAR PUSTKA ..................................................................................... 148

Aimi Solidei Manalu : Corporate Social Responsibility (CSR) Yang Dilakukan Bank Sumut Kepada Masyarakat
Sekitarnya (Studi Pada PT. Bank Sumut, Kantor Pusat J alan Imam Bonjol No. 18 Medan), 2008.
USU Repository 2009


8
LAMPIRAN
CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY (CSR) YANG DILAKUKAN
OLEH BANK SUMUT TERHADAP MASYARAKAT
(Studi Pada PT. Bank Sumut, Kantor Pusat Jalan Imam Bonjol No. 18 Medan)

*) Prof. Dr. Bismar Nasution, SH. M.H
**) Dr. Sunarmi, SH. M. Hum
***) Aimi Solidei Manalu

ABSTRAKSI
Tanggung J awab Sosial dan Lingkungan atau Corporate Social
Responsibility (CSR) merupakan bentuk nyata kepedulian kalangan dunia usaha
terhadap lingkungan di sekitarnya. Berbagai sektor dituju dalam kegiatan ini,
seperti pendidikan, kesehatan, ekonomi, lingkungan dan bahkan sosial budaya.
Saat ini, konsep dan pelaksanaan CSR makin berkembang di Indonesia. Hal ini
tentu menggembirakan. Hanya saja pemahaman kalangan dunia usaha tentang
konsep CSR masih beragam. Namun yang terpenting, agar masyarakat bisa
merasakan hasil yang maksimal dari kegiatan CSR, maka kegiatan itu harus
berkelanjutan (suistanable). Yang menjadi permasalahan dalam skripsi ini adalah
mengapa CSR perlu diterapkan di Indonesia, dan bagaimana peranan Perbankan
dalam rangka pengimplementasian CSR di Indonesia serta apa yang menjadi
hambatan dari upaya penerapan CSR pada Perbankan di Indonesia?
Metode penelitian yang dipakai untuk menyusun skripsi ini adalah
penelitian kepustakaan (library research) yaitu dengan jalan mengumpulkan
bahan-bahan dari buku, majalah, peraturan perundang-undangan dan hasil tulisan
ilmiah lainnya yang erat hubungannya dengan maksud tujuan daripada
penyusunan karya ilmiah ini serta penelitian lapangan (field research), untuk
melihat aplikasi dari peraturan perundang-undangan tersebut dengan mengambil
lokasi penelitian pada PT. Bank Sumut, Kantor Pusat Jalan Imam Bonjol No. 18
Medan.
Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa CSR perlu diterapkan di
Indonesia karena membawa manfaat kepada perusahaan, masyarakat, lingkungan,
dan pemerintah. Baik dalam pengentasan kemiskinan dan pembangunan yang
berkelanjutan dalam mensejahterakan seluruh komunitas. Peranan Perbankan
dalam rangka pengimplementasian CSR dapat dilihat dengan berbagai program
kedermawanan yang dilakukan seperti pemberian beasiswa, bantuan kepada
masyarakat miskin maupun program pemberian bantuan kredit kepada perusahaan
yang telah melaksanakan CSR dengan baik. Walaupun banyak hambatan yang
harus dihadapi dalam upaya penerapan CSR tersebut misalnya kurangnya
kesadaran para pengusaha dalam melaksanakan CSR.


Aimi Solidei Manalu : Corporate Social Responsibility (CSR) Yang Dilakukan Bank Sumut Kepada Masyarakat
Sekitarnya (Studi Pada PT. Bank Sumut, Kantor Pusat J alan Imam Bonjol No. 18 Medan), 2008.
USU Repository 2009


9
*) Dosen Pembimbing I
**) Dosen Pembimbing II
***) Mahasiswa Fakultas Hukum USU























Aimi Solidei Manalu : Corporate Social Responsibility (CSR) Yang Dilakukan Bank Sumut Kepada Masyarakat
Sekitarnya (Studi Pada PT. Bank Sumut, Kantor Pusat J alan Imam Bonjol No. 18 Medan), 2008.
USU Repository 2009


10
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Masyarakat dan alam lingkungan hidup merupakan sumber utama faktor-
faktor produksi terpenting bagi kegiatan dan eksistensi perusahaan. Tanpa
masyarakat dan alam lingkungan hidup, maka perusahaan tidak akan pernah eksis
dan mampu berkembang. Perusahaan dapat tumbuh dan berkembang karena
adanya faktor-faktor produksi tersebut. Karena itulah perusahaan memiliki
tanggung jawab sosial atau Corporate Social Responsibility (CSR) terhadap
keberadaan masyarakat dan alam lingkungan. Kesetaraan sosial dan ekonomi
seluruh masyarakat akan berpengaruh sangat positif baik secara langsung maupun
tidak langsung terhadap seluruh kegiatan perusahaan serta eksistensi perusahaan.
Sebab masyarakat merupakan penyedia tenaga kerja sekaligus sebagai pasar dari
seluruh hasil produksi perusahaan. Masyarakat yang sejahtera dan memiliki
kesetaraan sosial ekonomi akan mampu menyediakan tenaga kerja yang
berkualitas dalam jumlah yang mencukupi. Pada saat yang sama kesejahteraan
sosial ekonomi akan meningkatkan daya beli masyarakat terhadap produk-produk
yang dipasarkan perusahaan.
1
Demikian pula halnya dengan kelestarian alam dan lingkungan hidup.
Lingkungan alam yang terjaga kelestariannya merupakan prasyarat utama
keberlangsungan operasional suatu perusahaan. Sebab perusahaan tidak pernah


1
http://www.arthagrahapeduli.org/, terakhir kali diakses tanggal 7 Januari 2008.

Aimi Solidei Manalu : Corporate Social Responsibility (CSR) Yang Dilakukan Bank Sumut Kepada Masyarakat
Sekitarnya (Studi Pada PT. Bank Sumut, Kantor Pusat J alan Imam Bonjol No. 18 Medan), 2008.
USU Repository 2009


11
bisa melepaskan dirinya dari alam dan lingkungan hidup, terutama lingkungan
hidup termasuk masyarakat lokal di sekitar tempatnya berada. Alam lingkungan
yang terjaga kelestarian dan keharmonisannya menjamin kelancaran proses
produksi, termasuk kepastian penyediaan bahan baku. Lingkungan yang rusak
membawa konsekuensi biaya ekonomi yang sangat tinggi, serta memerlukan
waktu panjang untuk proses pemulihannya.
2
Terjadinya berbagai bencana alam yang massif dan beruntun di seluruh
wilayah Indonesia, membawa dampak negatif terhadap tingkat kesejahteraan
maupun kesenjangan sosial ekonomi masyarakat. Bencana alam juga
menimbulkan berbagai kerusakan terhadap alam dan lingkungan hidup, terutama
bencana alam yang disebabkan oleh tingkah laku manusia. Dalam jangka pendek
maupun panjang, dampak negatif bencana alam tersebut akan berpengaruh buruk
pula terhadap keberadaan perusahaan di masa mendatang.

3
Juga akhir-akhir ini kerapkali terjadi kecelakaan dan musibah yang
disebabkan oleh kalangan industri, sehingga menimbulkan stigma industrial di
kalangan masyarakat. Sebagai contoh adalah mengenai kasus lumpur panas
Porong, memang hal ini lebih dikarenakan faktor teknis dan human error yang
telah menjadi trigger untuk kembali menyerukan tanggung jawab kalangan
pebisnis terhadap lingkungan sekitarnya. Hal inilah yang menjadi salah satu
alasan perlunya kesadaran terhadap Corporate Social Responsibility (CSR) demi
tercapainya sebuah keseimbangan dunia usaha antara pelaku dan masyarakat
sekitar. Semenjak keruntuhan rezim diktatoriat Orde Baru, masyarakat semakin


2
http://www.google.co.id/, terakhir kali diakses tanggal 22 November 2007.
3
http://www.arthagrahapeduli.org/, terakhir kali diakses tanggal 7 Januari 2008.

Aimi Solidei Manalu : Corporate Social Responsibility (CSR) Yang Dilakukan Bank Sumut Kepada Masyarakat
Sekitarnya (Studi Pada PT. Bank Sumut, Kantor Pusat J alan Imam Bonjol No. 18 Medan), 2008.
USU Repository 2009


12
berani untuk beraspirasi dan mengekspresikan tuntutannya terhadap
perkembangan dunia bisnis Indonesia. Masyarakat telah semakin kritis dan
mampu melakukan filterisasi terhadap dunia usaha yang tengah berkembang di
tengah masyarakat ini. Hal ini menuntut para pelaku bisnis untuk menjalankan
usahanya dengan semakin bertanggung jawab. Pelaku bisnis tidak hanya dituntut
untuk memperoleh capital gain atau profit dari lapangan usahanya, melainkan
mereka juga diminta untuk memberikan kontribusi--baik material maupun
spiritual--kepada masyarakat dan pemerintah.
4
Estimasi versi Bank Dunia jumlah penduduk miskin (dengan pendapatan
kurang dari US$ 2 per hari) di Indonesia mencapai 70 juta jiwa. Sementara
menurut Badan Pusat Statistik (BPS), sampai Maret 2007 tercatat 37,17 juta jiwa,
atau 16,58% dari total penduduk Indonesia. Pendekatan Corporate Social
Responsibility (CSR) sangat terkait dengan pengurangan tingkat kemiskinan.
Belakangan, Corporate Social Responsibility (CSR) menjadi isu menarik yang
mulai dibicarakan baik di kalangan masyarakat umum, dunia umum, dunia usaha
maupun di pemerintahan. Kesadaran akan pentingnya penerapan Corporate Social
Responsibility (CSR) telah menjadi tren global seiring dengan semakin maraknya
kepedulian masyarakat terhadap produk-produk yang ramah lingkungan (green
product) dan diproduksi dengan memperhatikan kaidah-kaidah sosial dan prinsip-
prinsip hak azasi manusia (HAM).

5
Permasalahan yang dihadapi oleh bangsa dan negara Indonesia semakin
kompleks. Anggaran yang kecil serta konsentrasi pemerintah yang tersedot ke


4
http://yesalover.wordpress.com/, terakhir kali diakses tanggal 27 Januari 2008.
5
http://www.mbipb.com/, terakhir kali diakses tanggal 27 Januari 2008.

Aimi Solidei Manalu : Corporate Social Responsibility (CSR) Yang Dilakukan Bank Sumut Kepada Masyarakat
Sekitarnya (Studi Pada PT. Bank Sumut, Kantor Pusat J alan Imam Bonjol No. 18 Medan), 2008.
USU Repository 2009


13
beberapa persoalan, menyebabkan pemerintah tidak akan mampu mengatasinya
seorang diri. Karenanya kemitraan dan kerja sama antara pemerintah dengan
berbagai elemen bangsa khususnya dengan dunia usaha melalui program
Corporate Social Responsibility (CSR) perlu ditingkatkan. Sekecil apapun bentuk
kedermawanan perusahaan akan sangat berarti dalam membantu pemerintah dan
masyarakat. Terlebih bila dilakukan secara berkesinambungan dan dikelola
dengan baik.
6
Corporate Social Responsibility (CSR) merupakan sebuah konsep dimana
perusahaan memutuskan secara sukarela untuk memberi kontribusi kepada
masyarakat dengan yang lebih baik lagi dan lingkungan yang lestari. Tanggung
jawab Sosial Perusahaan atau Corporate Social Responsibility adalah merupakan
suatu konsep bahwa organisasi, khususnya (namun bukan hanya) perusahaan
adalah memiliki suatu tanggung jawab terhadap konsumen, karyawan, pemegang
saham, komunitas dan lingkungan dalam segala aspek operasional perusahaan.
Corporate Social Responsibility (CSR) berhubungan erat dengan pembangunan
berkelanjutan", dimana ada argumentasi bahwa suatu perusahaan dalam
melaksanakan aktivitasnya harus mendasarkan keputusannya tidak semata hanya
berdasarkan faktor keuangan belaka seperti halnya keuntungan atau deviden
melainkan juga harus berdasarkan konsekuensi sosial dan lingkungan untuk saat
ini maupun untuk jangka panjang.

7

6
Yusuf Wibisono, Membedakan Konsep dan Aplikasi CSR, (Gersik: Fascho Publishing,
2007), hal. xiii.
7
http://id.wikipedia.org/wiki/, terakhir kali diakses tanggal 4 Januari 2008.


Aimi Solidei Manalu : Corporate Social Responsibility (CSR) Yang Dilakukan Bank Sumut Kepada Masyarakat
Sekitarnya (Studi Pada PT. Bank Sumut, Kantor Pusat J alan Imam Bonjol No. 18 Medan), 2008.
USU Repository 2009


14
Konstitusi telah mengamanatkan pemerintah termasuk pemerintah daerah
terkait penanggulangan kemiskinan, akan tetapi penanggulangan kemiskinan ini
juga menjadi tanggung jawab sosial perusahaan (Corporate Social
Responsibility). Corporate Social Responsibility (CSR) bukan sekedar bagian
kecil dari praktik good governance, namun lebih dari itu, merupakan bentuk
tanggung jawab sosial perusahaan untuk menjawab semua kebutuhan atau
permasalahan masyarakat.
8
Kini, saatnya perusahaan memberikan perhatian yang semakin serius
terhadap masalah tersebut. Perusahaan tidak bisa bertindak egois dalam
menjalankan roda usahanya dengan hanya mengejar profit semata. Karena,
sebagai entitas bisnis perusahaan tidak bisa mempedulikan masyarakat dan
lingkungannya. Perusahaan memang mesti bertindak sebagai good citizen yang
merupakan tuntutan dari good business ethics. Memang profit merupakan tujuan
utama bagi perusahaan, sebagaimana gagasan Milton Friedman: the business of
business is business. Namun masyarakat dan lingkungan juga merupakan aspek
penting bagi keberlanjutan usahanya.

9
Tiga aspek inilah, yang mesti disadari dan dijaga keseimbangannya oleh
para pelaku bisnis agar usahanya bisa berkelanjutan. Upaya untuk tetap terus
menjaga dan meningkatkan sustainability korporasi ini menjadi penting, agar
perusahaan bisa mendatangkan manfaat sebesar-besarnya tidak saja kepada para
shareholder namun juga kepada stakeholders. Upaya perusahaan dalam
meningkatkan peran tersebut memerlukan sinerji multipihak yang solid, terutama


8
http://www.corebest.net/, terakhir kali diakses tanggal 7 Januari 2008.
9
Yusuf Wibisono, Op. cit., hal. 152.

Aimi Solidei Manalu : Corporate Social Responsibility (CSR) Yang Dilakukan Bank Sumut Kepada Masyarakat
Sekitarnya (Studi Pada PT. Bank Sumut, Kantor Pusat J alan Imam Bonjol No. 18 Medan), 2008.
USU Repository 2009


15
dari pemerintah dan masyarakat. Pemerintah diharapkan mampu mengoptimalkan
perannya dalam mendukung tumbuh kembangnya penerapan Corporate Social
Responsibility (CSR) di tanah air. Setidaknya pemerintah diharapkan mampu
menyediakan iklim yang kondusif, mampu memberikan jaminan keamanan,
menunjukkan keseriusannya dalam praktik Good Corporate Governance (GCG)
atau bahkan dapat memberikan apresiasi kepada pelaku Corporate Social
Responsibility (CSR). Peran masyarakat, terutama komunitas lokal juga sangat
menentukan dalam upaya perusahaan untuk memperoleh rasa aman dan
kelancaran dalam berusaha. Karenanya, upaya-upaya untuk meningkatkan
keterlibatan mereka perlu mendapat dukungan yang semestinya.
Berbagai peristiwa negatif yang menimpa sejumlah perusahaan menjadi
pelajaran yang sangat berharga bagi pelaku usaha untuk memberikan perhatian
yang lebih baik terhadap penerapan Corporate Social Responsibility (CSR).
Dengan demikian, penerapan Corporate Social Responsibility (CSR) secara
konsisten merupakan suatu tantangan sekaligus kesempatan bagi pelaku usaha,
terutama untuk membangun corporate value di mata stakeholdersnya sehingga
korporasi bisa tetap sustain.
10

10
Ibid., hal. 153.
Kesadaran mengenai penting dan strateginya upaya
untuk meningkatkan kualitas penerapan Corporate Social Responsibility (CSR)
memang memerlukan waktu yang tidak pendek dan melalui proses yang tidak
sederhana. Kesungguhan dan komitmen dari dunia usaha dan masing-masing
stakeholders memegang peranan penting.

Aimi Solidei Manalu : Corporate Social Responsibility (CSR) Yang Dilakukan Bank Sumut Kepada Masyarakat
Sekitarnya (Studi Pada PT. Bank Sumut, Kantor Pusat J alan Imam Bonjol No. 18 Medan), 2008.
USU Repository 2009


16
Penerapan Corporate Social Responsibility (CSR) seharusnya tidak
dianggap sebagai cost semata, melainkan juga sebuah investasi jangka panjang
bagi perusahaan bersangkutan. Perusahaan mesti yakin, bahwa ada korelasi positif
antara pelaksanaan Corporate Social Responsibility (CSR) dengan meningkatnya
apresiasi dunia internasional maupun domestik terhadap perusahaan
bersangkutan.
11
Ada berbagai penafsiran tentang Corporate Social Responsibility (CSR)
dalam kaitan aktivitas atau perilaku suatu perusahaan, namun yang paling banyak
diterima saat ini adalah pendapat bahwa yang disebut CSR adalah yang sifatnya
melebihi (beyond) laba, melebihi hal-hal yang diharuskan peraturan dan melebihi
sekedar public relations.

Pemikiran yang mendasari Corporate Social Responsibility (CSR) yang
sering dianggap inti dari Etika Bisnis adalah bahwa perusahaan tidak hanya
mempunyai kewajiban-kewajiban ekonomis dan legal (artinya kepada pemegang
saham atau shareholder) tapi juga kewajiban-kewajiban terhadap pihak-pihak lain
yang berkepentingan (stakeholders) yang jangkauannya melebihi kewajiban-
kewajiban di atas. Beberapa hal yang termasuk dalam Corporate Social
Responsibility (CSR) ini antara lain adalah tata laksana perusahaan (corporate
governance) yang sekarang sedang marak di Indonesia, kesadaran perusahaan
akan lingkungan, kondisi tempat kerja dan standar bagi karyawan, hubungan
perusahan-masyarakat, investasi sosial perusahaan (corporate philantrophy).
12

11
http://goodcsr.wordpress.com/, terkhir kali diakses tanggal 4 Januari 2008
12
Chrysanti Hasibuan-Sedyono, Etika Bisnis Corporate Social Responsibility (CSR) dan
PPM, http://goodcsr.wordpress.com/, terakhir kali diakses tanggal 4 Januari 2008.


Aimi Solidei Manalu : Corporate Social Responsibility (CSR) Yang Dilakukan Bank Sumut Kepada Masyarakat
Sekitarnya (Studi Pada PT. Bank Sumut, Kantor Pusat J alan Imam Bonjol No. 18 Medan), 2008.
USU Repository 2009


17




B. Perumusan Masalah
Agar tidak menjadi bias dan melebarnya pembahasan dalam skripsi ini
maka perlu untuk mengangkat permasalahan yang dijadikan sebagai landasan atau
acuan dari pokok materi penulisan sehingga suatu kesimpulan dapat diperoleh.
Permasalahan yang akan dibahas dalam skripsi ini adalah sebagai berikut:
1. Mengapa Corporate Social Responsibility (CSR) perlu untuk diterapkan di
Indonesia?
2. Bagaimana peranan Perbankan dalam rangka pengimplementasian Corporate
Social Responsibility (CSR) di Indonesia?
3. Apa yang menjadi hambatan dari upaya penerapan Corporate Social
Responsibility (CSR) pada Perbankan di Indonesia?

C. Tujuan dan Manfaat Penulisan
1. Tujuan Penulisan
Tujuan pembahasan dalam tulisan ini adalah sebagai berikut:
1. Untuk mengetahui perlunya penerapan Corporate Social Responsibility
(CSR) diterapkan di Indonesia.
2. Untuk mengetahui peranan Perbankan dalam rangka pengimplementasian
Corporate Social Responsibility (CSR) di Indonesia.

Aimi Solidei Manalu : Corporate Social Responsibility (CSR) Yang Dilakukan Bank Sumut Kepada Masyarakat
Sekitarnya (Studi Pada PT. Bank Sumut, Kantor Pusat J alan Imam Bonjol No. 18 Medan), 2008.
USU Repository 2009


18
3. Untuk mengetahui hambatan yang dihadapi Perbankan dari upaya
penerapan Corporate Social Responsibility (CSR) di Indonesia.
2. Manfaat Penulisan
Manfaat yang dapat diperoleh dari penulisan skripsi ini adalah sebagai berikut:
1. Secara Teoritis
Secara teoritis, pembahasan terhadap masalah-masalah yang telah
dirumuskan akan memberikan kontribusi pemikiran serta pemahaman dan
pandangan baru terhadap Corporate Social Responsibility (CSR) terutama
dalam penerapannya.
2. Secara Praktis
Pembahasan terhadap masalah ini diharapkan dapat menjadi masukkan
bagi pembaca, khususnya dunia perusahaan yang berhubungan langsung
dengan penerapan Corporate Social Responsibility (CSR) tersebut
kemudian dapat mengimplementasikan Tanggung Jawab Sosial dan
Lingkungan dengan sebaik-baiknya sehingga membawa manfaat baik bagi
perusahaan, bagi pemerintah, bagi masyarakat maupun bagi kelestarian
lingkungan.

D. Keaslian Penulisan
Corporate Social Responsibility (CSR) Yang Dilakukan Bank Sumut
Terhadap Masyarakat (Studi Pada PT. Bank Sumut, Kantor Pusat Jalan Imam
Bonjol No. 18 Medan) yang diangkat menjadi judul skripsi belum pernah ditulis
di Fakultas Hukum Universitas Sumatera Utara. Kalaupun ada terdapat judul yang

Aimi Solidei Manalu : Corporate Social Responsibility (CSR) Yang Dilakukan Bank Sumut Kepada Masyarakat
Sekitarnya (Studi Pada PT. Bank Sumut, Kantor Pusat J alan Imam Bonjol No. 18 Medan), 2008.
USU Repository 2009


19
hampir sama dengan yang ini, akan tetapi substansi pembahasannya berbeda.
Penulis menyusunnya melalui bahan-bahan referensi buku-buku, media cetak dan
elektronik, serta bantuan dari berbagai pihak. Dengan demikian keaslian skripsi
ini dapat dipertanggungjawabkan secara ilmiah.
E. Tinjauan Kepustakaan
Menurut Schermerhon (1993) defenisi Corporate Social Responsibility
(CSR) sebagai suatu kepedulian organisasi bisnis untuk bertindak dengan cara-
cara mereka sendiri dalam melayani kepentingan organisasi dan kepentingan
publik eksternal.
13
Corporate Social Responsibility (CSR) adalah sebuah
pendekatan dimana perusahaan mengintegrasikan kepedulian sosial dalam operasi
bisnis mereka dan dalam interaksi mereka dengan para pemangku kepentingan
(stakeholders) berdasarkan prinsip kesukarelaan dan kemitraan.
14
Corporate Social Responsibility (CSR) belum memiliki pengertian yang
tunggal. Defenisi dari Corporate Social Responsibility (CSR) itu sendiri telah
dikemukakan oleh bapak pakar. Di antaranya adalah defenisi yang dikemukakan
oleh Magnan & Ferrel (2004) yang mendefenisikan Corporate Social
Responsibility (CSR) sebagai:A business acts in socially responsible manner
when its decision and account for and balance diverse stakeholders interest.
Defenisi ini menekankan kepada perlunya memberikan perhatian secara seimbang
terhadap kepentingan berbagai stakeholders yang beragam dalam setiap keputusan


13
John R. Schermerhon, Management for Productivity, (New York: John Wiley and Son,
1993), hal. 42.
14
Muman Nuryana, Corporate Social Responsibility (CSR) dan Kontribusi bagi
Pembangunan Berkelanjutan, Makalah yang disampaikan pada Diklat Pekerja Sosial Industri,
Balai Besar Pendidikan dan Pelatihan Kesejahteraan Sosial (BBPPKS) Bandung, Lembang tanggal
5 Desember 2005.

Aimi Solidei Manalu : Corporate Social Responsibility (CSR) Yang Dilakukan Bank Sumut Kepada Masyarakat
Sekitarnya (Studi Pada PT. Bank Sumut, Kantor Pusat J alan Imam Bonjol No. 18 Medan), 2008.
USU Repository 2009


20
dan tindakan yang diambil para pelaku bisnis melalui perilaku yang secara sosial
bertanggung jawab.
15
The World Business Council for Sustainable Development (WBCSD)
adalah sebuah lembaga internasional yang berdiri tahun 1995 dan beranggotakan
lebih dari 120 multinational company yang berasal lebih dari 30 negara itu, dalam
publikasinya Making Good Business Sense mendefenisikan Corporate Social
Responsibility (CSR) atau Tanggung Jawab Sosial Perusahaan, sebagai:
Continuing commitment by business to be have ethically and contribute to
economic development while improving the quality of life of the workforce and
their families as well as of the local community and society at large. Maksudnya
adalah komitmen dunia usaha untuk terus menerus bertindak secara etis,
beroperasi secara legal dan berkontribusi untuk peningkatan ekonomi, bersamaan
dengan peningkatan kualitas hidup dari karyawan dan keluarganya sekaligus juga
peningkatan kualitas komunitas lokal dan masyarakat secara lebih luas.

16
Versi lain mengenai defenisi Corporate Social Responsibility (CSR)
dikemukakan oleh World Bank. Lembaga keuangan global ini memandang
Corporate Social Responsibility (CSR) sebagai: The commitment of business to
contribute to sustainable economic development working with employees and
their representatives the local community and society at large to improve quality
of life, in ways that are both good for business and good for development. Yang
artinya adalah komitmen bisnis untuk berperilaku etis dan memberikan kontribusi


15
A. B. Susanto, Corporate Social Responsibility, (Jakarta: The Jakarta Consulting
Group, 2007), hal. 21.
16
Yusuf Wibisono, Op.cit., hal. 7.

Aimi Solidei Manalu : Corporate Social Responsibility (CSR) Yang Dilakukan Bank Sumut Kepada Masyarakat
Sekitarnya (Studi Pada PT. Bank Sumut, Kantor Pusat J alan Imam Bonjol No. 18 Medan), 2008.
USU Repository 2009


21
terhadap pembangunan ekonomi berkelanjutan, melalui kerja sama dengan semua
pemangku kepentingan guna memperbaiki kehidupan mereka dengan cara yang
bermanfaat bagi bisnis, agenda pembangunan yang berkelanjutan maupun
masyarakat umum.
17
Penjelasan atas Pasal 15 (b) Undang-Undang No. 25 Tahun 2007 tentang
Penanaman Modal lebih lanjut menerangkan bahwa tanggung jawab sosial
perusahaan adalah tanggung jawab yang melekat pada setiap perusahaan
penanaman modal untuk tetap menciptakan hubungan yang serasi, seimbang, dan
sesuai dengan lingkungan, nilai, norma dan budaya masyarakat setempat.

18
F. Metode Penulisan


Untuk melengkapi penulisan skripsi ini dengan tujuan supaya dapat lebih
terarah dan dapat dipertanggungjawabkan secara ilmiah, maka metode penulisan
yang digunakan antara lain:
1. Jenis Penelitian
Dalam menyusun skripsi ini, digunakan Metode Penelitian Hukum Normatif
yang bersifat deskriptif. Penelitian hukum normatif adalah penelitian dengan
hanya mengolah dan menggunakan data-data sekunder. Sedangkan yang
bersifat deskriptif maksudnya penelitian tersebut kadangkala dilakukan
dengan melakukan suatu survei ke lapangan untuk mendapatkan informasi
yang dapat mendukung teori yang telah ada.

17
Daniel Prakosa, CSR for Better Life a Learning Forum Series, Disampaikan pada
Seminar Indonesia Business Links Resource Center for Corporate Citizenship, di Hotel Grand
Angkasa, Medan tanggal 31 Agustus 2007, hal 7.
18
Penjelasan atas Pasal 15 butir (b) Undang-Undang No. 25 Tahun 2007 tentang
Penanaman Modal.

Aimi Solidei Manalu : Corporate Social Responsibility (CSR) Yang Dilakukan Bank Sumut Kepada Masyarakat
Sekitarnya (Studi Pada PT. Bank Sumut, Kantor Pusat J alan Imam Bonjol No. 18 Medan), 2008.
USU Repository 2009


22


2. Sumber Data
a. Data Primer
Yaitu data yang diperoleh langsung di lapangan melalui wawancara dengan
informan yang berasal dari pihak PT. Bank Sumut, Kantor Pusat Jalan Imam
Bonjol No. 18 Medan dan pihak-pihak yang terkait.
b. Data Sekunder
Data-data sekunder tersebut, meliputi:
19
1. Bahan Hukum Primer, yaitu bahan-bahan hukum yang mengikat, dan
terdiri dari:

a. Norma/kaidah dasar, yaitu: Pembukaan UUD 1945
b. Peraturan dasar:
1. Batang Tubuh UUD 1945
2. Ketetapan-ketetapan Majelis Permusyawaratan Rakyat (MPR)
c. Peraturan Perundang-undangan:
1. Undang-Undang dan peraturan yang setaraf,
2. Peraturan Pemerintah dan peraturan yang setaraf,
3. Keputusan Presiden dan keputusan yang setaraf,
4. Keputusan Menteri dan keputusan yang setaraf,
5. Peraturan-peraturan Daerah.
d. Bahan Hukum yang tidak dikodifikasikan, seperti Hukum Adat.

19
Amiruddin & Zainal Asikin, Pengantar Metode Penelitian Hukum, (Jakarta: PT. Raja
Grafindo Persada, 2003), hal. 31-32.

Aimi Solidei Manalu : Corporate Social Responsibility (CSR) Yang Dilakukan Bank Sumut Kepada Masyarakat
Sekitarnya (Studi Pada PT. Bank Sumut, Kantor Pusat J alan Imam Bonjol No. 18 Medan), 2008.
USU Repository 2009


23
e. Yurisprudensi
2. Bahan Hukum Sekunder, yaitu bahan hukum yang memberikan penjelasan
mengenai bahan hukum primer, seperti Rancangan Undang-Undang
(RUU), hasil-hasil penelitian, atau pendapat para pakar hukum.
3. Bahan Hukum Tertier, yaitu bahan yang memberikan petunjuk maupun
penjelasan terhadap bahan hukum primer dan bahan hukum sekunder,
seperti kamus (hukum), ensiklopedia.
3. Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data dilakukan dengan cara:
1. Penelitian Kepustakaan (Library Research), yaitu penelitian yang
dilakukan dengan cara meneliti bahan pustaka atau yang disebut dengan
data sekunder. Adapun data sekunder yang digunakan dalam penulisan
skripsi ini antara lain berasal dari buku-buku baik koleksi pribadi maupun
dari perpustakaan, artikel-artikel baik yang diambil dari media cetak
maupun elektronik, dokumen-dokumen pemerintah, termasuk peraturan
perundang-undangan.
2. Penelitian Lapangan (Fields Research), yaitu suatu pengumpulan data
dengan cara terjun ke lapangan guna memperoleh data-data yang
diperlukan, dan data yang diperoleh itu disebut dengan data primer. Dalam
penelitian ini dilakukan wawancara (interview). Wawancara (interview)
adalah situasi peran antar pribadi bertatap muka (face-to-face), seketika
seseorang yakni pewawancara mengajukan pertanyaan-pertanyaan yang

Aimi Solidei Manalu : Corporate Social Responsibility (CSR) Yang Dilakukan Bank Sumut Kepada Masyarakat
Sekitarnya (Studi Pada PT. Bank Sumut, Kantor Pusat J alan Imam Bonjol No. 18 Medan), 2008.
USU Repository 2009


24
dirancang untuk memperoleh jawaban-jawaban yang relevan dengan
masalah penelitian kepada seorang responden.
20
4. Analisis Data

Data sekunder yang telah disusun secara sistematis kemudian dianalisis secara
perspektif dengan menggunakan metode deduktif dan induktif. Metode
deduktif dilakukan dengan cara membaca, menafsirkan dan membandingkan,
sedangkan metode induktif dilakukan dengan menerjemahkan berbagai
sumber yang berhubungan dengan topik dalam skripsi ini, sehingga diperoleh
kesimpulan yang sesuai dengan penelitian yang telah dirumuskan.

G. Sistematika Penulisan
Dalam menghasilkan karya ilmiah, maka pembahasannya harus diuraikan
secara sistematis. Untuk mempermudah penulisan skripsi ini maka diperlukan
adanya sistematika penulisan yang teratur yang terbagi dalam bab perbab yang
saling berangkaian satu sama lain. Adapun sistematika penulisan skripsi ini
adalah:
BAB I : Berisikan Pendahuluan yang merupakan pengantar yang di
dalamnya terurai mengenai Latar Belakang Penulisan Skripsi,
Perumusan Masalah kemudian dilanjutkan dengan Tujuan dan
Manfaat Penulisan, Keaslian Penulisan, Tinjauan Kepustakaan,
Metode Penulisan, yang kemudian diakhiri oleh Sistematika
Penulisan.

20
Ferd. N. Kerlinger, Asas-asas Penelitian Behavioral, (Yogyakarta: Gajahmada
University Press, Cetakan Kelima, 1996), hal. 770.

Aimi Solidei Manalu : Corporate Social Responsibility (CSR) Yang Dilakukan Bank Sumut Kepada Masyarakat
Sekitarnya (Studi Pada PT. Bank Sumut, Kantor Pusat J alan Imam Bonjol No. 18 Medan), 2008.
USU Repository 2009


25
BAB II : Merupakan bab yang membahas tentang Corporate Social
Responsibility (CSR) dalam Hukum Perusahaan di Indonesia,
dimana di dalamnya diuraikan Pengertian tentang Corporate
Social Responsibility (CSR), Latar Belakang dan Perkembangan
Corporate Social Responsibility (CSR), Dasar HukumCorporate
Social Responsibility (CSR), Manfaat Corporate Social
Responsibility (CSR).
BAB III : Merupakan bab yang membahas Peranan Perbankan dalam
Rangka Pengimplementasian Corporate Social Responsibility
(CSR) di Indonesia, dimana di dalamnya diuraikan, Pengaturan
Corporate Social Responsibility (CSR) dalam Undang-Undang
Perbankan, Peranan Bank Indonesia dalam Penerapan Corporate
Social Responsibility (CSR) di Indonesia, Corporate Social
Responsibility (CSR) yang Dijalankan Bank Sumut Sebelum dan
Sesudah Berlakunya Undang-Undang No. 40 tahun 2007 tentang
Perseroan Terbatas.
BAB IV : Merupakan bab yang membahas mengenai Hambatan dari Upaya
Penerapan Corporate Social Responsibility (CSR) pada
Perbankan di Indonesia, dimana di dalamnya diuraikan gambaran
umum tentang Pedoman Implementasi Corporate Social
Responsibility (CSR) pada Bank Sumut, Bentuk Corporate
Social Responsibility (CSR) yang Dilakukan Bank Sumut,
Realisasi Corporate Social Responsibility (CSR) terhadap

Aimi Solidei Manalu : Corporate Social Responsibility (CSR) Yang Dilakukan Bank Sumut Kepada Masyarakat
Sekitarnya (Studi Pada PT. Bank Sumut, Kantor Pusat J alan Imam Bonjol No. 18 Medan), 2008.
USU Repository 2009


26
Masyarakat, Hambatan dalam Penerapan Corporate Social
Responsibility (CSR) pada Perbankan di Indonesia.
BAB V : Bab ini berisikan rangkuman kesimpulan dari bab-bab yang telah
dibahas sebelumnya dan saran-saran yang mungkin berguna bagi
perkembangan pelaksanaan Corporate Social Responsibility
(CSR) di Indonesia dan orang-orang yang membacanya.


















Aimi Solidei Manalu : Corporate Social Responsibility (CSR) Yang Dilakukan Bank Sumut Kepada Masyarakat
Sekitarnya (Studi Pada PT. Bank Sumut, Kantor Pusat J alan Imam Bonjol No. 18 Medan), 2008.
USU Repository 2009


27
BAB II
CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY (CSR)
DALAM HUKUM PERUSAHAAN DI INDONESIA

A. Pengertian Corporate Social Responsibility (CSR)
Corporate Social Responsibility (CSR) secara etimologis diterjemahkan
sebagai Tanggung J awab Sosial Perusahaan. Dalam konteks lain, Corporate
Social Responsibility (CSR) kadang juga disebut sebagai Tanggung Jawab Sosial
Korporasi atau Tanggung Jawab Sosial Dunia Usaha (Tansodus).
21
Dalam
Undang-Undang No. 40 Tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas Bab V Pasal 74,
Corporate Social Responsibility (CSR) disebutkan dengan istilah Tanggung
Jawab Sosial dan Lingkungan, walaupun tidak dijelaskan lebih lanjut pengertian
Tanggung Jawab Sosial dan Lingkungan tersebut. Namun menurut A.B. Susanto
dalam Undang-Undang No. 40 Tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas, defenisi
dari Tanggung J awab Sosial dan Lingkungan lebih menitikberatkan kepada
pengembangan komunitas (Community Development).
22
Menurut Schermerhon (1993) defenisi Corporate Social Responsibility
(CSR) sebagai suatu kepedulian organisasi bisnis untuk bertindak dengan cara-
cara mereka sendiri dalam melayani kepentingan organisasi dan kepentingan
publik eksternal.

23

21
Yusuf Wibisono, Op. cit., hal. 8.
22
A. B. Susanto, Op. cit., hal. vii.
23
John R. Schermerhon, Loc. cit.
Corporate Social Responsibility (CSR) adalah sebuah
pendekatan dimana perusahaan mengintegrasikan kepedulian sosial dalam operasi

Aimi Solidei Manalu : Corporate Social Responsibility (CSR) Yang Dilakukan Bank Sumut Kepada Masyarakat
Sekitarnya (Studi Pada PT. Bank Sumut, Kantor Pusat J alan Imam Bonjol No. 18 Medan), 2008.
USU Repository 2009


28
bisnis mereka dan dalam interaksi mereka dengan para pemangku kepentingan
(stakeholders) berdasarkan prinsip kesukarelaan dan kemitraan.
24
Beberapa nama lain yang memiliki kemiripan atau bahkan sering
diidentikkan dengan Corporate Social Responsibility (CSR) antara lain
Pemberian/Amal Perusahaan (Corporate Giving/Charity), Kedermawanan
Perusahaan (Corporate Philanthropy), Relasi Kemasyarakatan Perusahaan
(Corporate Community/Public Relation), dan Pengembangan Masyarakat
(Community Development). Keempat nama itu bisa pula dilihat sebagai dimensi
atau pendekatan Corporate Social Responsibility (CSR) dalam konteks Investasi
Sosial Perusahaan (Corporate Social Invesment/Investing) yang didorong oleh
spektrum motif yang terentang dari motif amal hingga pemberdayaan.

25
Corporate Social Responsibility (CSR) belum memiliki pengertian yang
tunggal. Defenisi dari Corporate Social Responsibility (CSR) itu sendiri telah
dikemukakan oleh bapak pakar. Di antaranya adalah defenisi yang dikemukakan
oleh Magnan & Ferrel (2004) yang mendefenisikan Corporate Social
Responsibility (CSR) sebagai:A business acts in socially responsible manner
when its decision and account for and balance diverse stakeholders interest.
Defenisi ini menekankan kepada perlunya memberikan perhatian secara seimbang
terhadap kepentingan berbagai stakeholders yang beragam dalam setiap keputusan


24
Muman Nuryana, Corporate Social Responsibility (CSR) dan Kontribusi bagi
Pembangunan Berkelanjutan, Makalah yang disampaikan pada Diklat Pekerja Sosial Industri,
Balai Besar Pendidikan dan Pelatihan Kesejahteraan Sosial (BBPPKS) Bandung, Lembang tanggal
5 Desember 2005.

25
Briliant dan Rice, Influencing Corporate Philanthropy dalam Cary M. Gould dan
Michael L. Smith (eds), Social Work in the Workplace (New York: Springer Publishing Co.) hal.
299 (dalam Sunarmi, Implementasi CSR dalam Peningkatan Kesejahteraan Masyarakat Sekitar
Toba Samosir, (Medan: Fakultas Hukum Universitas Sumatera Utara, 2007), hal. 7).

Aimi Solidei Manalu : Corporate Social Responsibility (CSR) Yang Dilakukan Bank Sumut Kepada Masyarakat
Sekitarnya (Studi Pada PT. Bank Sumut, Kantor Pusat J alan Imam Bonjol No. 18 Medan), 2008.
USU Repository 2009


29
dan tindakan yang diambil para pelaku bisnis melalui perilaku yang secara sosial
bertanggung jawab. Sedangkan komisi Eropa membuat defenisi yang lebih
praktis, yang pada galibnya bagaimana perusahaan yang secara sukarela memberi
kontribusi bagi terbentuknya masyarakat yang lebih baik dan lingkungan yang
lebih bersih. Sedangkan Elkington mengemukakan bahwa sebuah perusahaan
yang menunjukkan tanggung jawab sosialnya akan memberikan perhatian kepada
peningkatan kualitas perusahaan (profit); masyarakat, khususnya komunitas
sekitar ( people); serta lingkungan hidup (planet earth).
26
The World Business Council for Sustainable Development (WBCSD)
adalah sebuah lembaga internasional yang berdiri tahun 1995 dan beranggotakan
lebih dari 120 multinational company yang berasal lebih dari 30 negara itu, dalam
publikasinya Making Good Business Sense mendefenisikan Corporate Social
Responsibility (CSR) atau Tanggung Jawab Sosial Perusahaan, sebagai:
Continuing commitment by business to be have ethically and contribute to
economic development while improving the quality of life of the workforce and
their families as well as of the local community and society at large. Maksudnya
adalah komitmen dunia usaha untuk terus menerus bertindak secara etis,
beroperasi secara legal dan berkontribusi untuk peningkatan ekonomi, bersamaan
dengan peningkatan kualitas hidup dari karyawan dan keluarganya sekaligus juga
peningkatan kualitas komunitas lokal dan masyarakat secara lebih luas.

27
Versi lain mengenai defenisi Corporate Social Responsibility (CSR)
dikemukakan oleh World Bank. Lembaga keuangan global ini memandang


26
A. B. Susanto, Op. cit., hal. 21-22.
27
Yusuf Wibisono, Op.cit., hal. 7.

Aimi Solidei Manalu : Corporate Social Responsibility (CSR) Yang Dilakukan Bank Sumut Kepada Masyarakat
Sekitarnya (Studi Pada PT. Bank Sumut, Kantor Pusat J alan Imam Bonjol No. 18 Medan), 2008.
USU Repository 2009


30
Corporate Social Responsibility (CSR) sebagai: The commitment of business to
contribute to sustainable economic development working with employees and
their representatives the local community and society at large to improve quality
of life, in ways that are both good for business and good for development. Yang
artinya adalah komitmen bisnis untuk berperilaku etis dan memberikan kontribusi
terhadap pembangunan ekonomi berkelanjutan, melalui kerja sama dengan semua
pemangku kepentingan guna memperbaiki kehidupan mereka dengan cara yang
bermanfaat bagi bisnis, agenda pembangunan yang berkelanjutan maupun
masyarakat umum.
28
Sementara itu sejumlah negara juga mempunyai defenisi
tersendiri mengenai Corporate Social Responsibility (CSR). Uni Eropa (EU
Green Paper on CSR) mengemukakan bahwa: CSR is a concept where by
companies integrate social and environmental concerns in their business
operations and their interaction with their stakeholders on a voluntary basic.
29
Menurut defenisi yang dikemukakan oleh The Jakarta Consulting Group,
tanggung jawab sosial ini diarahkan baik ke dalam (internal) maupun ke luar
(eksternal) perusahaan. Ke dalam, maksudnya tanggung jawab ini diarahkan
kepada pemegang saham dalam bentuk profitabilitas dan pertumbuhan. Seperti
diketahui, pemegang saham telah menginvestasikan sumber daya yang
dimilikinya guna mendukung berbagai aktivitas operasional perusahaan, dan oleh
karenanya mereka akan mengharapkan profitabilitas yang optimal serta
pertumbuhan perusahaan sehingga kesejahteraan mereka di masa depan juga akan
mengalami peningkatan. Oleh karenanya perusahaan harus berjuang keras agar


28
Daniel Prakosa, Loc cit.
29
Yusuf Wibisono, Op.cit., hal. 7-8.

Aimi Solidei Manalu : Corporate Social Responsibility (CSR) Yang Dilakukan Bank Sumut Kepada Masyarakat
Sekitarnya (Studi Pada PT. Bank Sumut, Kantor Pusat J alan Imam Bonjol No. 18 Medan), 2008.
USU Repository 2009


31
memperoleh laba yang optimal dalam jangka panjang serta senantiasa mencari
peluang bagi pertumbuhan di masa depan. Di samping kepada pemegang saham,
tanggung jawab sosial ke dalam ini juga diarahkan kepada karyawan. Karenanya
hanya dengan kerja keras, kontribusi, serta pengorbanan merekalah perusahaan
dapat menjalankan berbagai macam aktivitasnya serta meraih kesuksesan. Oleh
karenanya perusahaan dituntut untuk memberikan kompensasi yang adil serta
memberikan peluang pengembangan karier bagi karyawannya. Tentu saja
hubungan antara perusahaan dengan karyawan ini harus didasarkan pada prinsip
hubungan yang saling menguntungkan (mutually beneficial). Artinya perusahaan
harus memberikan kompensasi yang sesuai dengan prinsip-prinsip keadilan,
namun di lain pihak karyawan pun dituntut untuk memberikan kontribusi yang
maksimal bagi kemajuan perusahaan.
30
Ke luar, maksudnya tanggung jawab sosial ini berkaitan dengan peran
perusahaan sebagai pembayar pajak dan penyedia lapangan kerja, meningkatkan
kesejahteraan karyawan dan kompetensi masyarakat, serta memelihara lingkungan
bagi kepentingan generasi mendatang. Pajak diperoleh dari keuntungan yang
diperoleh perusahaan. Oleh karenanya perusahaan harus dikelola dengan sebaik-
baiknya sehingga mampu meraih laba yang maksimal. Demi kelancaran aktivitas
perusahaan dalam usaha mencapai tujuannya, perusahaan membutuhkan banyak
tenaga kerja. Seiring dengan tumbuh kembangnya perusahaan, kebutuhan akan
tenaga kerja ini akan mengalami peningkatan. Perusahaan berkewajiban untuk
ikut berpartisipasi menyediakan lapangan kerja bagi masyarakat. Lapangan kerja


30
A. B. Susanto, Op.cit., hal. 22-23.

Aimi Solidei Manalu : Corporate Social Responsibility (CSR) Yang Dilakukan Bank Sumut Kepada Masyarakat
Sekitarnya (Studi Pada PT. Bank Sumut, Kantor Pusat J alan Imam Bonjol No. 18 Medan), 2008.
USU Repository 2009


32
akan semakin banyak tersedia manakala perusahaan tumbuh dan berkembang.
Oleh karenanya perusahaan berkewajiban untuk selalu mencari peluang-peluang
baru bagi pertumbuhan, tentu saja dengan tetap mempertimbangkan faktor
keuntungan dan tingkat pengembalian finansial yang optimal. Perusahaan juga
memiliki kewajiban untuk berpartisipasi dalam usaha-usaha untuk meningkatkan
kesejahteraan dan kompetensi masyarakat, baik yang berkaitan dengan perusahaan
maupun yang tidak. Perusahaan juga bertanggung jawab untuk memelihara
kualitas lingkungan tempat mereka beroperasi demi peningkatan kualitas hidup
masyarakat dalam jangka panjang, baik untuk generasi saat ini maupun untuk
generasi penerus.
31
B. Latar Belakang dan Perkembangan Corporate Social Responsibility (CSR)


Corporate Social Responsibility (CSR) yang kini marak
diimplementasikan banyak perusahaan, mengalami evolusi dan metamorfosis
dalam rentang waktu yang cukup panjang. Konsep ini tidak lahir begitu saja, ada
beberapa tahapan sebelum gemanya lebih terasa. Pada saat industri berkembang
setelah terjadi revolusi industri, kebanyakan perusahaan masih memfokuskan
dirinya sebagai organisasi yang mencari keuntungan belaka. Mereka memandang
bahwa sumbangan kepada masyarakat cukup diberikan dalam bentuk penyediaan
lapangan kerja, pemenuhan kebutuhan masyarakat melalui produknya, dan
pembayaran pajak kepada negara. Seiring dengan berjalannya waktu, masyarakat
tidak sekedar menuntut perusahaan untuk menyediakan barang dan jasa yang

31
Ibid., hal. 24-25.

Aimi Solidei Manalu : Corporate Social Responsibility (CSR) Yang Dilakukan Bank Sumut Kepada Masyarakat
Sekitarnya (Studi Pada PT. Bank Sumut, Kantor Pusat J alan Imam Bonjol No. 18 Medan), 2008.
USU Repository 2009


33
diperlukannya, melainkan juga menuntut untuk bertanggung jawab secara sosial.
Karena, selain terdapat ketimpangan ekonomi antara pelaku usaha dengan
masyarakat sekitarnya, kegiatan operasional perusahaan umumnya juga
memberikan dampak negatif, misalnya eksploitasi sumber daya dan rusaknya
lingkungan di sekitar operasi perusahaan.
32
Adanya revolusi industri telah menyebabkan masalah tanggung jawab
perusahaan menjadi fokus yang tajam. Ini merefleksikan kekuatan industri baru
untuk membentuk kembali hubungan yang sudah kuno. Feodal, klan, rumpun,
atau sistem otoritas yang berlandaskan kekeluargaan dan teknologi memberi
kekuasaan yang besar dan kekayaan pada perusahaan. Tanah harus dibagi-bagi
kembali dan kota-kota dibangun. Kekuatan mesin yang melebihi manusia
meningkatkan masalah tanggung jawab dan moralitas.

33
Itulah yang kemudian melatarbelakangi munculnya konsep Corporate
Social Responsibility (CSR) yang paling primitif: kedermawanan yang bersifat
karitatif

34

32
Yusuf Wibisono, Op. cit., hal. 3-4.

33
Tom Canon, Corporate Responsibility (Tanggung Jawab Perusahaan), (Jakarta: PT.
Elex Media Komputindo, 1995), hal. 2.

34
Kegiatan karitatif merupakan suatu kegiatan keagamaan, tradisi dan adat-istiadat.
Maksudnya suatu kegiatan yang ditujukan untuk membangun, memajukan dan mendukung
kegiatan keagamaan, tradisi dan adat-istiadat masyarakat sekitar.
. Tanggung Jawab Sosial Korporasi (Corporate Social Responsibility)
telah menjadi pemikiran para pembuat kebijakan sejak lama. Bahkan dalam Kode
Hammurabi (1700-an SM) yang berisi 282 hukum telah memuat sanksi bagi para
pengusaha yang lalai dalam menjaga kenyamanan warga atau menyebabkan
kematian bagi pelanggannya. Dalam Kode Hammurabi disebutkan bahwa
hukuman mati diberikan kepada orang-orang yang menyalahgunakan ijin

Aimi Solidei Manalu : Corporate Social Responsibility (CSR) Yang Dilakukan Bank Sumut Kepada Masyarakat
Sekitarnya (Studi Pada PT. Bank Sumut, Kantor Pusat J alan Imam Bonjol No. 18 Medan), 2008.
USU Repository 2009


34
penjualan minuman, pelayanan yang buruk dan melakukan pembangunan gedung
di bawah standar sehingga menyebabkan kematian orang lain.
35
Literatur-literatur awal yang membahas Corporate Social Responsibility
(CSR) pada tahun 1950-an menyebut Corporate Social Responsibility (CSR)
sebagai Social Responsibility (SR bukan CSR). Tidak disebutkannya kata
corporate dalam istilah tersebut kemungkinan besar disebabkan pengaruh dan
dominasi korporasi modern belum terjadi atau belum disadari. Buku karangan
Howard R. Bowen yang berjudul Social Responsibility of The Businessman dapat
dianggap sebagai tonggak bagi Corporate Social Responsibility (CSR) modern.
Dalam buku itu Bowen memberikan definisi awal dari Corporate Social
Responsibility (CSR) sebagai: obligation of businessman to pursue those
policies, to make those decision or to follow those line of action wich are
desirable in term of the objectives and values of our society. Walaupun judul dan
isi buku Bowen bias gender (hanya menyebutkan businessman tanpa
mencantumkan businesswoman), sejak penerbitan buku tersebut definisi
Corporate Social Responsibility (CSR) yang diberikan Bowen memberikan
pengaruh besar kepada literatur-literatur Corporate Social Responsibility (CSR)
yang terbit setelahnya. Sumbangsih besar pada peletakan pondasi Corporate
Social Responsibility (CSR) tersebut membuat Bowen pantas disebut sebagai
Bapak CSR.

36

35
Hangga Surya Prayoga, CSR: Sekilas Sejarah dan Konsep,
http://www.donhangga.com/, terakhir kali diakses pada tanggal 11 Desember 2007.
36
Hangga Surya Prayoga, CSR: Sekilas Sejarah dan Konsep,
http://www.donhangga.com/, terakhir kali diakses pada tanggal 11 Desember 2007.


Aimi Solidei Manalu : Corporate Social Responsibility (CSR) Yang Dilakukan Bank Sumut Kepada Masyarakat
Sekitarnya (Studi Pada PT. Bank Sumut, Kantor Pusat J alan Imam Bonjol No. 18 Medan), 2008.
USU Repository 2009


35
Dalam artikelnya, Craig Smith memberikan beberapa ulasan singkat dalam
sejarah yang menjadi tolak ukur perubahan atau evolusi atas pandangan
perusahaan terhadap Corporate Social Responsibility (CSR) di Amerika Serikat.
Sekitar tahun 1950-an, Mahkamah Agung mengeluarkan putusan yang menarik
segala restriksi hukum dan menyatakan tidak berlaku segala aturan tidak tertulis
yang menghalangi keterlibatan perusahaan dalam isu-isu sosial. Sehingga, pada
tahun 1960-an dengan telah ditariknya halangan-halangan tersebut di atas,
perusahaan-perusahaan mulai merasakan adanya tekanan atas diri mereka untuk
menunjukkan tanggung jawab sosial mereka, dan banyak perusahaan yang mulai
mendirikan in-house foundations atau unit khusus untuk menangani hal ini.
37
Gema Corporate Social Responsibility (CSR) semakin terasa pada tahun
1960-an saat dimana secara global, masyarakat dunia telah pulih dari Perang
Dunia II, dan mulai menapaki jalan menuju kesejahteraan. Pada waktu itu
persoalan-persoalan kemiskinan dan keterbelakangan yang semula terabaikan
mulai mendapatkan perhatian lebih luas dari berbagai kalangan. Persoalan ini
telah mendorong berkembangnya beragam aktivitas yang terkait dengan
pengentasan kemiskinan dan keterbelakangan dengan mendorong berkembangnya
sektor produktif dari masyarakat.

38

37
Bismar Nasution, Aspek Hukum Tanggung Jawab Sosial, Disampaikan pada
Semiloka Peran dan Tanggung Jawab Sosial Perusahaan terhadap Masyarakat Lokal Wilayah
Operasional Perusahaan Perspektif Hak Asasi Manusia, diselenggarakan oleh Komisi Hak Asasi
Manusia, Riau: Pekanbaru tanggal 23 Februari 2008, hal. 6.
38
Yusuf Wibisono, Op. cit., hal. 4.
Pada tahun 1960-an banyak usaha dilakukan
untuk memberikan formalisasi definisi Corporate Social Responsibility (CSR).
Salah satu akademisi Corporate Social Responsibility (CSR) yang terkenal pada
masa itu adalah Keith Davis. Davis dikenal karena berhasil memberikan

Aimi Solidei Manalu : Corporate Social Responsibility (CSR) Yang Dilakukan Bank Sumut Kepada Masyarakat
Sekitarnya (Studi Pada PT. Bank Sumut, Kantor Pusat J alan Imam Bonjol No. 18 Medan), 2008.
USU Repository 2009


36
pandangan yang mendalam atas hubungan antara CSR dengan kekuatan bisnis.
Davis mengutarakan Iron Law of Responsibility yang menyatakan bahwa
tanggung jawab sosial pengusaha sama dengan kedudukan sosial yang mereka
miliki (social responsibilities of businessmen need to be commensurate with their
social power).
39
Gema Corporate Social Responsibility (CSR) pada dekade itu juga
diramaikan oleh terbitnya buku legendaris yang berjudul Silent Spring. Di
dalam buku ini untuk pertama kalinya persoalan lingkungan diwacanakan dalam
tataran global. Penulis buku itu, Rachel Carson, yang merupakan seorang ibu
rumah tangga biasa, mengingatkan kepada masyarakat dunia bahwa betapa
mematikannya pestisida bagi lingkungan dan kehidupan. Melalui karyanya itu
sepertinya ia ingin menyadarkan bahwa tingkah laku korporasi mesti dicermati
sebelum berdampak menuju kehancuran. Sejak itu, perhatian terhadap
permasalahan lingkungan semakin berkembang dan mendapat perhatian yang kian
luas.

40
Pemikiran tentang korporasi yang lebih manusiawi juga muncul dalam
The Future Capitalism yang ditulis Lester Thurow tahun 1996. Pandangan
Thurow pun tak kalah tajamnya. Menurutnya, kapitalisme--yang menjadi
mainstream saat itu--tidak hanya berkutat pada masalah ekonomi, namun juga
memasukkan unsur sosial dan lingkungan yang menjadi basis apa yang nantinya
disebut sustainable society. Thurow memang agak pesimistis bahwa konsep itu


39
Hangga Surya Prayoga, CSR: Sekilas Sejarah dan Konsep,
http://www.donhangga.com/, terakhir kali diakses pada tanggal 11 Desember 2007.
40
Yusuf Wibisono, Loc.cit.

Aimi Solidei Manalu : Corporate Social Responsibility (CSR) Yang Dilakukan Bank Sumut Kepada Masyarakat
Sekitarnya (Studi Pada PT. Bank Sumut, Kantor Pusat J alan Imam Bonjol No. 18 Medan), 2008.
USU Repository 2009


37
diimplementasikan. Namun demikian, perilaku karitatif sudah banyak digelar oleh
korporasi.
41
Pada tahun 1970-an, banyak perusahaan yang cenderung menyokong isu-
isu sosial yang paling tidak terkait dengan bisnis perusahaan mereka, menyokong
beraneka ragam isu sosial (tidak terpaku hanya satu), dan bentuk tanggung jawab
sosial disalurkan melalui suatu yayasan atau unit lain yang terpisah dari
perusahaan.

42
Pada dasawarsa 1970-an, terbitlah The Limits to Growth. Buku
yang hingga kini terus diperbaharui itu merupakan hasil pemikiran para
cendikiawan dunia yang tergabung dalam Club of Rome. Buku ini mengingatkan
kepada masyarakat dunia bahwa bumi yang kita pijak ini mempunyai keterbatasan
daya dukung. Sementara di sisi lain, manusia bertambah secara eksponensial.
Karenanya, eksploitasi alam mesti dilakukan secara hati-hati supaya
pembangunan dapat dilakukan secara berkelanjutan.
43
Tahun 1971, Committee for Economic Development (CED) menerbitkan
Social Responsibilities of Business Corporations. Penerbitan yang dapat dianggap
sebagai code of conduct bisnis tersebut dipicu adanya anggapan bahwa kegiatan
usaha memiliki tujuan dasar untuk memberikan pelayanan yang konstruktif untuk
memenuhi kebutuhan dan kepuasan masyarakat. CED merumuskan Corporate
Social Responsibility (CSR) dengan menggambarkannya dalam lingkaran
konsentris. Lingkaran dalam merupakan tanggungjawab dasar dari korporasi
untuk penerapan kebijakan yang efektif atas pertimbangan ekonomi (profit dan


41
Ibid., hal. 5.
42
Bismar Nasution, Op. cit., hal. 7.
43
Yusuf Wibisono, Op. cit., hal. 5.

Aimi Solidei Manalu : Corporate Social Responsibility (CSR) Yang Dilakukan Bank Sumut Kepada Masyarakat
Sekitarnya (Studi Pada PT. Bank Sumut, Kantor Pusat J alan Imam Bonjol No. 18 Medan), 2008.
USU Repository 2009


38
pertumbuhan); Lingkaran tengah menggambarkan tanggung jawab korporasi
untuk lebih sensitif terhadap nilai-nilai dan prioritas sosial yang berlaku dalam
menentukan kebijakan mana yang akan diambil; Lingkaran luar menggambarkan
tanggung jawab yang mungkin akan muncul seiring dengan meningkatnya peran
serta korporasi dalam menjaga lingkungan dan masyarakat.
44
Sejalan dengan bergulirnya wacana tentang kepedulian lingkungan,
kegiatan kedermawanan perusahaan terus berkembang dalam kemasan
philanthropy serta Community Development (CD). Pada dasawarsa ini, terjadi
perpindahan penekanan dari fasilitas dan dukungan pada sektor-sektor produktif
ke arah sektor-sektor sosial. Latar belakang perpindahan ini adalah kesadaran
bahwa peningkatan produktivitas hanya akan dapat terjadi manakala variabel-
variabel yang menahan orang miskin tetap miskin, misalnya pendidikan dan
kesehatan dapat dibantu dari luar. Berbagai program populis kemudian banyak
dilakukan seperti penyediaan sarana dan prasarana pendidikan, kesehatan, air
bersih dan banyak lagi kegiatan sejenisnya.

45
Di era 1980-an makin banyak perusahaan yang menggeser konsep
filantropisnya ke arah Community Devekopment. Intinya kegiatan kedermawaan
yang seperti Robin Hood semakin berkembang ke arah pemberdayaan masyarakat
misalnya pengembangan kerja sama, memberikan ketrampilan, pembukaan akses
pasar, hubungan inti-plasma, dan sebagainya.

46

44
Hangga Surya Prayoga, CSR: Sekilas Sejarah dan Konsep,
http://www.donhangga.com/, terakhir kali diakses pada tanggal 11 Desember 2007.
45
Yusuf Wibisono, Loc.cit.
46
Ibid., hal. 6.
Pada tahun 1980-an, juga telah
semakin banyak perusahaan yang menyokong isu-isu sosial yang paling tidak

Aimi Solidei Manalu : Corporate Social Responsibility (CSR) Yang Dilakukan Bank Sumut Kepada Masyarakat
Sekitarnya (Studi Pada PT. Bank Sumut, Kantor Pusat J alan Imam Bonjol No. 18 Medan), 2008.
USU Repository 2009


39
terkait dengan bisnis perusahaan mereka, menyokong beraneka ragam isu sosial,
dan bentuk tanggung jawab sosial disalurkan melalui suatu yayasan atau unit lain
yang terpisah dari perusahaan. Hal ini dapat dilihat dalam kasus Exxon Valdez Oil
Spill (tumpahan minyak Exxon) pada tahun 1989.
47
Dalam artikel yang berjudul Dimensions of Corporate Social
Performance, S. Prakash Sethi memberikan penjelasan atas perilaku korporasi
yang dikenal dengan social obligation, social responsibility, dan social
responsiveness. Menurut Sethi, social obligation adalah perilaku korporasi yang
didorong oleh kepentingan pasar dan pertimbangan-pertimbangan hukum. Dalam
hal ini social obligation hanya menekankan pada aspek ekonomi dan hukum saja.
Social responsibility merupakan perilaku korporasi yang tidak hanya menekankan
pada aspek ekonomi dan hukum saja tetapi menyelaraskan social obligation
dengan norma, nilai dan harapan kinerja yang dimiliki oleh lingkungan sosial.
Social responsiveness merupakan perilaku korporasi yang secara responsif dapat
mengadaptasi kepentingan sosial masyarakat. Social responsiveness merupakan
tindakan antisipasi dan preventif. Dari pemaparan Sethi dapat disimpulkan bahwa
social obligation bersifat wajib, social responsibility bersifat anjuran dan social
responsiveness bersifat preventif. Dimensi-dimensi kinerja sosial (social
performance) yang dipaparkan Sethi juga mirip dengan konsep lingkaran
konsentris yang dipaparkan oleh CED.

48

47
Bismar Nasution, Loc. cit.
48
Hangga Surya Prayoga, CSR: Sekilas Sejarah dan Konsep,
http://www.donhangga.com/, terakhir kali diakses pada tanggal 11 Desember 2007.


Aimi Solidei Manalu : Corporate Social Responsibility (CSR) Yang Dilakukan Bank Sumut Kepada Masyarakat
Sekitarnya (Studi Pada PT. Bank Sumut, Kantor Pusat J alan Imam Bonjol No. 18 Medan), 2008.
USU Repository 2009


40
Dasawarsa 1990-an adalah dasawarsa yang diwarnai dengan beragam
pendekatan seperti pendekatan integral, pendekatan stakeholders maupun
pendekatan civil society. Beragam pendekatan tersebut telah mempengaruhi
praktik Community Development. Community Development menjadi suatu
aktivitas yang lintas sektoral karena mencakup baik aktivitas produktif maupun
sosial dan juga lintas pelaku sebagai konsekuensi berkembangnya keterlibatan
berbagai pihak.
49
Pada tahun 1990-an ini, cara pandang pun berubah dimana
Corporate Social Responsibility (CSR) suatu perusahaan tidak hanya diarahkan
untuk turut mencapai sasaran-sasaran bisnis perusahaan, tetapi perseroan tersebut
juga harus menyokong kegiatan-kegiatan dengan memanfaatkan keahlian dalam
bidang pemasaran (marketing expertise), bantuan teknis perseroan (technical
assistance), dan sukarelawan dari kalangan pegawai.
50
Pada tataran global tahun 1992 diselenggarakan KTT yang diadakan di
Rio de Jenairo, Brazil ini menegaskan konsep pembangunan berkelanjutan
(sustainable development) yang didasarkan atas perlindungan lingkungan hidup,
pembangunan ekonomi dan sosial sebagai hal yang mesti dilakukan. Terobosan
besar dalam konteks Corporate Social Responsibility (CSR) ini dilakukan oleh
John Elkington melalui konsep 3P (profit, people dan planet) yang dituangkan
dalam bukunya Cannibals with Forks, The Tripple Bottom Line of Twentieth
Century Business yang dirilis pada tahun 1997. Ia berpendapat bahwa jika
perusahaan ingin sustain, maka ia perlu memperhatikan 3P, yakni bukan hanya
profit yang diburu, namun juga harus memberikan kontribusi positif kepada


49
Yusuf Wibisono, Loc.cit.
50
Bismar Nasution, Loc.cit.

Aimi Solidei Manalu : Corporate Social Responsibility (CSR) Yang Dilakukan Bank Sumut Kepada Masyarakat
Sekitarnya (Studi Pada PT. Bank Sumut, Kantor Pusat J alan Imam Bonjol No. 18 Medan), 2008.
USU Repository 2009


41
masyarakat (people) dan ikut aktif dalam menjaga kelestarian lingkungan (planet).
Gaung Corporate Social Responsibility (CSR) kian bergema setelah
diselenggarakannya World Summit on Sustainable Development (WSSD) tahun
2002 di Johannesburg, Afrika Selatan. Sejak saat inilah defenisi Corporate Social
Responsibility (CSR) mulai berkembang.
51
C. Dasar Hukum Corporate Social Responsibility (CSR)


Adapun yang menjadi dasar hukum dalam pengaturan Corporate Social
Responsibility (CSR) adalah sebagai berikut:
1. Undang-Undang No. 40 Tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas dalam Pasal
74 ayat (1), (2), (3), dan (4);
2. Undang-Undang No. 25 Tahun 2007 tentang Penanaman Modal dalam Pasal
15 (b) dan Pasal 34;
3. Undang-Undang No. 23 Tahun 1997 tentang Pengelolaan Lingkungan Hidup
pada bagian menimbang butir b, c, d, Pasal 1 butir 1, 2, 3, 14, 24, dan Pasal 3,
Pasal 4, Pasal 6;
Pada Undang-Undang No. 40 Tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas
pengaturan Corporate Social Responsibility (CSR) dapat dilihat pada Pasal 74
yang menyebutkan:
52
(1) Perseroan yang menjalankan kegiatan usahanya di bidang dan/atau berkaitan
dengan sumber daya alam wajib melaksanakan Tanggung Jawab Sosial dan
Lingkungan.


51
Yusuf Wibisono, Op. cit., hal. 6-7.
52
Pasal 74 Undang-Undang No. 40 Tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas.

Aimi Solidei Manalu : Corporate Social Responsibility (CSR) Yang Dilakukan Bank Sumut Kepada Masyarakat
Sekitarnya (Studi Pada PT. Bank Sumut, Kantor Pusat J alan Imam Bonjol No. 18 Medan), 2008.
USU Repository 2009


42
(2) Tanggung Jawab Sosial dan Lingkungan sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
merupakan kewajiban Perseroan yang dianggarkan dan diperhitungkan
sebagai biaya Perseroan yang pelaksanaannya dilakukan dengan
memperhatikan kepatutan dan kewajaran.
(3) Perseroan yang tidak melaksanakan kewajiban sebagaimana yang dimaksud
pada ayat (1) dikenai sanksi sesuai dengan peraturan perundang-undangan.
(4) Ketentuan lebih lanjut mengenai Tanggung Jawab Sosial dan Lingkungan
diatur dengan Peraturan Pemerintah.
Penjelasan atas Pasal 74 ayat (1) lebih lanjut menerangkan bahwa
ketentuan ini bertujuan untuk tetap menciptakan hubungan Perseroan yang serasi,
seimbang, dan sesuai dengan lingkungan, nilai, norma, dan budaya masyarakat
setempat. Yang dimaksud dengan Perseroan yang menjalankan kegiatan
usahanya di bidang sumber daya alam adalah Perseroan yang kegiatan usahanya
mengelola dan memanfaatkan sumber daya alam. Yang dimaksud dengan
Perseroan yang menjalankan kegiatan usahanya yang berkaitan dengan sumber
daya alam adalah Perseroan yang tidak mengelola dan yang tidak memanfaatkan
sumber daya alam, tetapi kegiatan usahanya berdampak pada fungsi kemampuan
sumber daya alam.
53
Penjelasan atas Pasal 74 ayat (3) lebih lanjut menerangkan bahwa yang
dimaksud dengan dikenai sanksi sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-
undangan adalah dikenai segala bentuk sanksi yang diatur dalam peraturan


53
Penjelasan Pasal 74 Undang-Undang No. 40 Tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas.

Aimi Solidei Manalu : Corporate Social Responsibility (CSR) Yang Dilakukan Bank Sumut Kepada Masyarakat
Sekitarnya (Studi Pada PT. Bank Sumut, Kantor Pusat J alan Imam Bonjol No. 18 Medan), 2008.
USU Repository 2009


43
perundang-undangan yang terkait. Sedangkan penjelasan atas Pasal 74 ayat (2)
dan (4) adalah cukup jelas.
Pada Undang-Undang No. 25 Tahun 2007 tentang Penanaman Modal
pengaturan Corporate Social Responsibility (CSR) dapat dilihat pada:
54
1. Pasal 15

Setiap penanam modal berkewajiban:
a. menerapkan prinsip tata kelola perusahaan yang baik;
b. melaksanakan tanggung jawab sosial perusahaan;
c. membuat laporan tentang kegiatan penanaman modal dan
menyampaikannya kepada Badan Koordinasi Penanaman Modal;
d. menghormati tradisi budaya masyarakat sekitar lokasi kegiatan usaha
penanaman modal; dan
e. mematuhi semua ketentuan peraturan perundang-undangan.
2. Pasal 34
(1) Badan usaha atau usaha perseorangan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 5
yang tidak memenuhi kewajiban sebagaimana ditentukan dalam Pasal 15
dapat dikenai sanksi administratif berupa:
a. peringatan tertulis;
b. pembatasan kegiatan usaha;
c. pembekuan kegiatan usaha dan/atau fasilitas penanaman modal; atau
d. pencabutan kegiatan usaha dan/atau fasilitas penanaman modal.

54
Undang-Undang No. 25 Tahun 2007 tentang Penanaman Modal.

Aimi Solidei Manalu : Corporate Social Responsibility (CSR) Yang Dilakukan Bank Sumut Kepada Masyarakat
Sekitarnya (Studi Pada PT. Bank Sumut, Kantor Pusat J alan Imam Bonjol No. 18 Medan), 2008.
USU Repository 2009


44
(2) Sanksi administratif sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diberikan oleh
instansi atau lembaga yang berwenang sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.
(3) Selain dikenai sanksi administratif, badan usaha atau usaha perseorangan
dapat dikenai sanksi lainnya sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-
undangan.
Penjelasan atas Pasal 15 (b) lebih lanjut menerangkan bahwa tanggung
jawab sosial perusahaan adalah tanggung jawab yang melekat pada setiap
perusahaan penanaman modal untuk tetap menciptakan hubungan yang serasi,
seimbang, dan sesuai dengan lingkungan, nilai, norma dan budaya masyarakat
setempat.
55
Pada Undang-Undang No. 23 Tahun 1997 tentang Pengelolaan
Lingkungan Hidup pengaturan Corporate Social Responsibility (CSR) dapat
dilihat pada:

56
1. Menimbang butir b

Bahwa dalam rangka mendayagunakan sumber daya alam untuk memajukan
kesejahteraan umum seperti diamanatkan dalam Undang-Undang Dasar 1945
dan untuk mencapai kebahagiaan hidup berdasarkan Pancasila, perlu
dilaksanakan pembangunan yang berkelanjutan yang berwawasan lingkungan
hidup berdasarkan kebijakan nasional yang terpadu menyeluruh dengan
memperhitungkan kebutuhan generasi masa kini dan generasi masa depan;

55
Penjelasan atas Pasal 15 butir (b) Undang-Undang No. 25 Tahun 2007 tentang
Penanaman Modal.
56
Undang-Undang No. 23 Tahun 1997 tentang Pengelolaan Lingkungan Hidup.

Aimi Solidei Manalu : Corporate Social Responsibility (CSR) Yang Dilakukan Bank Sumut Kepada Masyarakat
Sekitarnya (Studi Pada PT. Bank Sumut, Kantor Pusat J alan Imam Bonjol No. 18 Medan), 2008.
USU Repository 2009


45
2. Menimbang butir c
Bahwa dipandang perlu melaksanakan pengelolaan lingkungan hidup untuk
melestarikan dan mengembangkan kemampuan lingkungan hidup yang serasi,
selaras, dan seimbang guna menunjang terlaksananya pembangunan
berkelanjutan yang berwawasan lingkungan hidup;
3. Menimbang butir d
Bahwa penyelenggaraan pengelolaan lingkungan hidup dalam rangka
pembangunan yang berkelanjutan yang berwawasan lingkungan hidup harus
didasarkan pada norma hukum dengan memperhatikan tingkat kesadaran
masyarakat dan perkembangan lingkungan global dan serta perangkat hukum
internasional yang berkaitan dengan lingkungan hidup.
4. Pasal 1 butir 1
Lingkungan hidup adalah kesatuan ruang dengan semua benda, daya, keadaan
dan makhluk hidup, termasuk manusia dan perilakunya, yang mempengaruhi
kelangsungan perikehidupan dan kesejahteraan manusia serta makhluk hidup
lain.
5. Pasal 1 butir 2
Pengelolaan lingkungan hidup adalah upaya terpadu untuk melestarikan fungsi
lingkungan hidup yang meliputi kebijaksanaan penataan, pemanfaatan,
pengembangan, pemeliharaan, pemulihan, pengawasan, dan pengendalian
lingkungan hidup.
6. Pasal 1 butir 3

Aimi Solidei Manalu : Corporate Social Responsibility (CSR) Yang Dilakukan Bank Sumut Kepada Masyarakat
Sekitarnya (Studi Pada PT. Bank Sumut, Kantor Pusat J alan Imam Bonjol No. 18 Medan), 2008.
USU Repository 2009


46
Pembangunan berkelanjutan yang berwawasan lingkungan hidup adalah upaya
sadar dan terencana, yang memadukan lingkungan hidup, termasuk sumber
daya, ke dalam proses pembangunan untuk menjamin kemampuan,
kesejahteraan dan mutu hidup generasi masa kini dan generasi masa depan.
7. Pasal 1 butir 14
Perusakan lingkungan hidup adalah tindakan yang menimbulkan perubahan
langsung atau tidak langsung terhadap sifat fisik dan/atau hayatinya yang
mengakibatkan lingkungan hidup tidak berfungsi lagi dalam menunjang
pembangunan yang berkelanjutan.
8. Pasal 1 butir 24
Orang adalah orang perseorangan, dan/atau kelompok orang, dan/atau badan
hukum.
9. Pasal 3
Pengelolaan lingkungan hidup yang diselenggarakan dengan asas tanggung
jawab negara, asas berkelanjutan, dan asas manfaat bertujuan untuk
mewujudkan pembangunan yang berkelanjutan yang berwawasan lingkungan
hidup dalam rangka pembangunan manusia Indonesia seutuhnya dan
pembangunan masyarakat Indonesia seluruhnya yang beriman dan yang
bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa.
10. Pasal 4
Sasaran pengelolaan lingkungan hidup adalah:
a. tercapainya keselarasan, keserasian, dan keseimbangan antara manusia dan
lingkungan hidup;

Aimi Solidei Manalu : Corporate Social Responsibility (CSR) Yang Dilakukan Bank Sumut Kepada Masyarakat
Sekitarnya (Studi Pada PT. Bank Sumut, Kantor Pusat J alan Imam Bonjol No. 18 Medan), 2008.
USU Repository 2009


47
b. terwujudnya manusia Indonesia sebagai insan lingkungan hidup yang
memiliki sikap dan tindak melindungi dan membina lingkungan hidup;
c. tercapainya kepentingan generasi masa kini dan generasi masa depan;
d. tercapainya kelestarian fungsi lingkungan hidup;
e. terkendalinya pemanfaatan sumber daya secara bijaksana;
f. terlindungnya Negara Kesatuan Republik Indonesia terhadap dampak
usaha dan/atau kegiatan di luar wilayah negara yang menyebabkan
pencemaran dan/atau perusakan lingkungan hidup.
11. Pasal 6
(1) Setiap orang berkewajiban memelihara kelestarian fungsi lingkungan hidup
serta mencegah dan menanggulangi pencemaran dan perusakan lingkungan
hidup.
(2) Setiap orang yang melakukan usaha dan/atau kegiatan berkewajiban
memberikan informasi yang benar dan akurat mengenai pengelolaan
lingkungan hidup.

D. Manfaat Corporate Social Responsibility (CSR)
Masih banyak kalangan yang memandang Corporate Social Responsibility
(CSR) sebagai program yang tidak profitable sehingga tak urung Corporate
Social Responsibility (CSR) akan menjadi beban dan tuntutan semata, akan tetapi
seharusnya merupakan komitmen yang dilakukan pemerintah dan perusahaan
untuk peduli dan berupaya aktif memberi solusi konkrit atas kompleksnya
permasalahan sosial di tengah masyarakat Indonesia. Fokus Corporate Social

Aimi Solidei Manalu : Corporate Social Responsibility (CSR) Yang Dilakukan Bank Sumut Kepada Masyarakat
Sekitarnya (Studi Pada PT. Bank Sumut, Kantor Pusat J alan Imam Bonjol No. 18 Medan), 2008.
USU Repository 2009


48
Responsibility (CSR) adalah bagaimana meningkatkan kualitas hidup masyarakat
hingga akhirnya muncul kemapanan masyarakat untuk mengatasi permasalahan
sosial.
57
Dalam menjalankan tanggung jawab sosialnya, perusahaan memfokuskan
perhatiannya kepada 3 (tiga) hal, yaitu profit, lingkungan, dan masyarakat.
Dengan diperolehnya laba, perusahaan dapat memberikan deviden bagi pemegang
saham, mengalokasikan sebagian laba yang diperoleh guna membiayai
pertumbuhan dan pengembangan usaha di masa depan, serta membayar pajak
kepada pemerintah. Dengan lebih banyak memberikan perhatian kepada
lingkungan sekitar, perusahaan dapat ikut berpartisipasi dalam usaha-usaha
pelestarian lingkungan demi terpeliharanya kualitas kehidupan umat manusia
dalam jangka panjang. Perusahaan juga ikut mengambil bagian dalam aktivitas
manajemen bencana. Manajemen bencana di sini bukan hanya sekedar
memberikan bantuan kepada korban bencana, namum juga berpartisipasi dalam
usaha-usaha mencegah terjadinya bencana serta meminimalkan dampak bencana
melalui usaha-usaha pelestarian lingkungan sebagai tindakan preventif untuk
meminimalisir bencana.

58
Di Amerika Serikat beredar wacana bahwa apabila suatu perusahaan
berpartisipasi dalam isu-isu sosial, tidak hanya perusahaan tersebut akan kelihatan
baik di mata para konsumen, investor, dan analis keuangan, tetapi perusahaan


57
http://www.corebest.net/, terakhir kali diakses tanggal 7 Januari 2008.
58
A. B. Susanto, Op. cit, hal. 26-27.

Aimi Solidei Manalu : Corporate Social Responsibility (CSR) Yang Dilakukan Bank Sumut Kepada Masyarakat
Sekitarnya (Studi Pada PT. Bank Sumut, Kantor Pusat J alan Imam Bonjol No. 18 Medan), 2008.
USU Repository 2009


49
tersebut akan memiliki reputasi yang baik di mata Congress, atau bahkan di dalam
ruang pengadilan apabila terlibat dalam suatu perkara.
59
Perhatian terhadap masyarakat, dapat dilakukan dengan cara melakukan
aktivitas-aktivitas serta pembuatan kebijakan-kebijakan yang dapat meningkatkan
kompetensi yang dimiliki diberbagai bidang. Kompetensi yang meningkat ini
pada gilirannya diharapkan akan mampu dimanfaatkan bagi peningkatan kualitas
hidup masyarakat. Dengan menjalankan tanggung jawab sosial yang dijalankan,
perusahaan diharapkan tidak hanya mengejar keuntungan jangka pendek, namun
juga turut berkontribusi bagi peningkatan kesejahteraan dan kualitas hidup
masyarakat dan lingkungan sekitar dalam jangka panjang.

60
Tanggung jawab
sosial atau perusahaan berarti menunjukkan, kepada orang miskin, kesalahan jalan
mereka atau memberikan jembatan emas untuk peningkatan diri mereka.
61
Menurut A. B. Susanto dari sisi perusahaan terdapat berbagai manfaat
yang dapat diperoleh dari aktivitas Corporate Social Responsibility (CSR), antara
lain sebagai berikut:

62
1. Mengurangi risiko dan tuduhan terhadap perlakuan tidak pantas yang diterima
perusahaan. Perusahaan yang menjalankan tanggung jawab sosialnya secara
konsisten akan mendapatkan dukungan luas dari komunitas yang telah
merasakan manfaat dari berbagai aktivitas yang dijalankannya. Corporate
Social Responsibility (CSR) akan mendongkrak citra perusahaan, yang dalam
rentang waktu panjang akan meningkatkan reputasi perusahaan. Manakala


59
Bismar Nasution, Op. cit, hal. 8.

60
A. B. Susanto, Op. cit, hal. 27-28.

61
Tom Canon, Op. cit, hal. 12.
62
A. B. Susanto, Op. cit, hal. 28-31.

Aimi Solidei Manalu : Corporate Social Responsibility (CSR) Yang Dilakukan Bank Sumut Kepada Masyarakat
Sekitarnya (Studi Pada PT. Bank Sumut, Kantor Pusat J alan Imam Bonjol No. 18 Medan), 2008.
USU Repository 2009


50
terdapat pihak-pihak tertentu yang menuduh perusahaan melakukan perilaku
serta praktik-praktik yang tidak pantas, masyarakat akan menunjukkan
pembelaannya. Karyawan pun akan berdiri di belakang perusahaan, membela
tempat institusi-institusi mereka bekerja.
2. Corporate Social Responsibility (CSR) dapat berfungsi sebagai pelindung dan
membantu perusahaan meminimalkan dampak buruk yang diakibatkan suatu
krisis. Demikian pula ketika suatu perusahaan diterpa kabar miring bahkan
ketika perusahaan melakukan kesalahan, masyarakat lebih mudah memahami
dan memanfaatkannya. Sebagai contoh adalah sebuah perusahaan produsen
consumer goods yang lalu dilanda isu adanya kandungan bahan berbahaya
dalam produknya. Namun karena perusahaan tersebut dianggap konsisten
dalam menjalankan tanggung jawab sosialnya, maka masyarakat dapat
memaklumi dan memaafkannya sehingga relatif tidak mempengaruhi aktivitas
dan kinerjanya.
3. Keterlibatan dan kebanggaan karyawan. Karyawan akan merasa bangga
bekerja pada perusahaan yang memiliki reputasi yang baik, yang secara
konsisten melakukan upaya-upaya untuk membantu meningkatkan
kesejahteraan dan kualitas hidup masyarakat dan lingkungan sekitarnya.
Kebanggaan ini pada akhirnya akan menghasilkan loyalitas, sehingga mereka
merasa lebih termotivasi untuk bekerja lebih keras demi kemajuan perusahaan.
Hal ini akan berujung pada peningkatan kinerja dan produktivitas.
4. Corporate Social Responsibility (CSR) yang dilaksanakan secara konsisten
akan mampu memperbaiki dan mempererat hubungan antara perusahaan

Aimi Solidei Manalu : Corporate Social Responsibility (CSR) Yang Dilakukan Bank Sumut Kepada Masyarakat
Sekitarnya (Studi Pada PT. Bank Sumut, Kantor Pusat J alan Imam Bonjol No. 18 Medan), 2008.
USU Repository 2009


51
dengan para stakeholdersnya. Pelaksanaan Corporate Social Responsibility
(CSR) secara konsisten menunjukkan bahwa perusahaan memiliki kepedulian
terhadap pihak-pihak yang selama ini berkontribusi terhadap lancarnya
berbagai aktivitas serta kemajuan yang mereka raih. Hal ini mengakibatkan
para stakeholders senang dan merasa nyaman dalam menjalin hubungan
dengan perusahaan.
5. Meningkatnya penjualan seperti yang terungkap dalam riset Roper Search
Worldwide konsumen akan lebih menyukai produk-produk yang dihasilkan
oleh perusahaan yang konsisten menjalankan tanggung jawab sosialnya
sehingga memiliki reputasi yang baik.
6. Insentif-insentif lainnya seperti insentif pajak dan berbagai perlakuan khusus
lainnya. Hal ini perlu dipikirkan guna mendorong perusahaan agar lebih giat
lagi menjalankan tanggung jawab sosialnya.
Manfaat perusahaan mempraktikkan Corporate Social Responsibility
(CSR) yang baik yaitu manfaat yang pertama adalah untuk merajut dan
membangun reputasi perusahaan (corporate reputation). Tidak ada yang lebih
membahagiakan bagi para pelaku bisnis selain mendapati kenyataan bahwa
perusahaannya memiliki reputasi yang positif di mata masyarakat dan para
pelanggannya.
Manfaat yang kedua yang bisa dipetik dari praktik Corporate Social
Responsibility (CSR) adalah tumbuhnya rasa kebanggaan (sense of pride) dari
segenap karyawan perusahaan tersebut. Sebuah kebanggaan bahwa perusahaan
tempatnya bekerja tidak hanya digerakkan oleh profit motif semata, namun juga

Aimi Solidei Manalu : Corporate Social Responsibility (CSR) Yang Dilakukan Bank Sumut Kepada Masyarakat
Sekitarnya (Studi Pada PT. Bank Sumut, Kantor Pusat J alan Imam Bonjol No. 18 Medan), 2008.
USU Repository 2009


52
didorong oleh keinginan untuk mempersembahkan something beyond just money.
Sebuah kebanggaan bahwa perusahaannya juga ikut berikhtiar untuk meringankan
beban saudara-saudaranya yang diderita kemalangan. Dan rasa bangga akan
kiprah perusahaan ini dalam jangka panjang akan mampu melentikkan spirit dan
dedikasi para karyawan untuk juga mempersembahkan yang terbaik.
63
Manfaat bagi perusahaan yang telah melakukan Corporate Social
Responsibility (CSR) dengan baik dan sepenuh hati menurut Yusuf Wibisono
adalah:

64
1. Mempertahankan dan mendongkrak reputasi dan brand image perusahaan.

Perbuatan destruktif pasti akan menurunkan reputasi perusahaan. Begitupun
sebaliknya, kontribusi positif pasti juga akan mendongkrak reputasi dan image
positif perusahaan. Inilah yang menjadi modal non-finansial utama bagi
perusahaan bagi stakeholdersnya yang menjadi nilai tambah bagi perusahaan
untuk dapat tumbuh secara berkelanjutan.
2. Layak mendapatkan social lincene to operate.
Masyarakat sekitar perusahaan merupakan komunitas utama perusahaan.
Ketika mereka mendapatkan benefit dari keberadaan perusahaan, maka pasti
dengan sendirinya mereka ikut merasa memiliki perusahaan. Sehingga
imbalan yang diberikan ke perusahaan paling tidak adalah keleluasaan
perusahaan untuk menjalankan roda bisnisnya di wilayah tersebut. Jadi
program Corporate Social Responsibility (CSR) diharapkan menjadi bagian

63
http://www.strategimanajemen.net/, terakhir kali diakses pada tanggal 22 November
2007
64
A. B. Susanto, Op. cit, hal. 78.

Aimi Solidei Manalu : Corporate Social Responsibility (CSR) Yang Dilakukan Bank Sumut Kepada Masyarakat
Sekitarnya (Studi Pada PT. Bank Sumut, Kantor Pusat J alan Imam Bonjol No. 18 Medan), 2008.
USU Repository 2009


53
dari asuransi sosial (social insurance) yang akan menghasilkan harmoni dan
persepsi positif dari masyarakat terhadap eksistensi perusahaan.


3. Mereduksi risiko bisnis perusahaan.
Mengelola risiko di tengah kompleksnya permasalahan perusahaan
merupakan hal yang esensial untuk suksesnya usaha. Perusahaan mesti
menyadari bahwa kegagalan untuk memenuhi ekspektasi stakeholders pasti
akan menjadi bom waktu yang dapat memicu risiko yang tidak diharapkan.
Misalnya disharmoni dengan stakeholders hingga pembatalan atau
pemberhentian operasi, yang ujungnya akan merusak dan menurunkan
reputasi bahkan kinerja perusahaan. Bila hal itu terjadi, maka di samping
menanggung opportunity loss, perusahaan juga mesti mengeluarkan biaya
yang mungkin justru berlipat besarnya dibanding biaya untuk
mengimplementasikan Corporate Social Responsibility (CSR). Karena itu,
menempuh langkah antisipatif dan preventif melalui penerapan Corporate
Social Responsibility (CSR) merupakan upaya investatif yang dapat
menurunkan risiko bisnis perusahaan.
4. Melebarkan akses sumber daya.
Track record yang baik dalam pengelolaan Corporate Social Responsibility
(CSR) merupakan keunggulan bersaing bagi perusahaan yang dapat
membantu untuk memuluskan jalan melaju sumber daya yang diperlukan
perusahaan.

Aimi Solidei Manalu : Corporate Social Responsibility (CSR) Yang Dilakukan Bank Sumut Kepada Masyarakat
Sekitarnya (Studi Pada PT. Bank Sumut, Kantor Pusat J alan Imam Bonjol No. 18 Medan), 2008.
USU Repository 2009


54
5. Membentangkan akses menuju market (pasar).
Investasi yang ditanamkan untuk program Corporate Social Responsibility
(CSR) ini dapat menjadi tiket bagi perusahaan menuju peluang pasar yang
terbuka lebar. Termasuk di dalamya akan memupuk loyalitas konsumen dan
menembus pangsa pasar baru. Sudah banyak bukti akan resistensi konsumen
terhadap produk-produk yang tidak comply pada aturan dan tidak tanggap
terhadap isu sosial dan lingkungan.
6. Mereduksi biaya.
Banyak contoh yang dapat menggambarkan keuntungan perusahaan yang
didapat dari penghematan biaya yang merupakan buah dari implementasi dari
penerapan program tanggung jawab sosialnya. Yang mudah dipahami adalah
upaya untuk mereduksi limbah melalui proses recycle (daur ulang) ke dalam
siklus produksi. Di samping mereduksi biaya, proses ini tentu juga mereduksi
buangan ke luar sehingga menjadi lebih aman.
7. Memperbaiki hubungan dengan stakeholders.
Implementasi program Corporate Social Responsibility (CSR) tentunya akan
menambah frekuensi komunikasi dengan stakeholders. Nuansa seperti itu
dapat membentangkan karpet merah bagi terbentuknya trust kepada
perusahaan.
8. Memperbaiki hubungan dengan regulator.
Perusahaan yang menerapkan program Corporate Social Responsibility (CSR)
pada dasarnya merupakan upaya untuk meringankan beban pemerintah
sebagai regulator. Sebab pemerintahlah yang menjadi penanggung jawab

Aimi Solidei Manalu : Corporate Social Responsibility (CSR) Yang Dilakukan Bank Sumut Kepada Masyarakat
Sekitarnya (Studi Pada PT. Bank Sumut, Kantor Pusat J alan Imam Bonjol No. 18 Medan), 2008.
USU Repository 2009


55
utama untuk mensejahterakan masyarakat dan melestarikan lingkungan. Tanpa
bantuan dari perusahaan, umumnya terlalu berat bagi pemerintah untuk
menanggung beban tersebut.


9. Meningkatkan semangat dan produktivitas karyawan.
Kesejahteraan yang diberikan para pelaku Corporate Social Responsibility
(CSR) umumnya sudah jauh melebihi standar normatif kewajiban yang
dibebankan kepada perusahaan. Oleh karenanya wajar bila karyawan menjadi
terpacu untuk meningkatkan kinerjanya. Di samping itu reputasi perusahaan
yang baik di mata stakeholders juga merupakan vitamin tersendiri bagi
karyawan untuk meningkatkan motivasi dalam berkarya.
10. Peluang mendapatkan penghargaan.
Banyak reward ditawarkan bagi penggiat Corporate Social Responsibility
(CSR). Sehingga kesempatan untuk mendapatkan penghargaan mempunyai
kans yang cukup tinggi.
Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Business for Social
Responsibility
65
, adapun manfaat yang dapat diperoleh oleh suatu perusahaan
yang mengimplementasikan Corporate Social Responsibility (CSR) antara lain:
66
1. Peningkatan penjualan dan pangsa pasar (Increased sales and market share)

2. Memperkuat posisi nama atau merek dagang (Srengthened brand positioning)

65
Business for Social Responsibility adalah suatu organisasi non-profit global, yang
usahanya adalah memberikan informasi, instrumen, pelatihan-pelatihan dan jasa konsultasi yang
menyangkut Corporate Social Responsibility (CSR).
66
Bismar Nasution, Loc. cit.

Aimi Solidei Manalu : Corporate Social Responsibility (CSR) Yang Dilakukan Bank Sumut Kepada Masyarakat
Sekitarnya (Studi Pada PT. Bank Sumut, Kantor Pusat J alan Imam Bonjol No. 18 Medan), 2008.
USU Repository 2009


56
3. Meningkatkan citra perusahaan (Enhanced corporate image clout)
4. Meningkatkan kemampuan untuk menarik, memotivasi dan mempertahankan
pegawai (Increased ability to attract, motivate, and retain employees)
5. Menurunkan biaya operasi (Decreasing operating cost)
6. Meningkatkan daya tarik bagi investor dan analis keuangan (Increased appeal
to investors and financial analysts).
Konsep piramida Corporate Social Responsibility (CSR) yang
dikembangkan Archie B. Carrol memberi justifikasi teoritis dan logis mengapa
sebuah perusahaan perlu menerapkan Corporate Social Responsibility (CSR) bagi
masyarakat di sekitarnya. Dalam pandangan Carrol, Corporate Social
Responsibility (CSR) adalah puncak piramida yang erat terkait, dan bahkan
identik dengan tanggung jawab filantropis.
67
1. Tanggung jawab ekonomi. Kata kuncinya adalah: make a profit. Motif utama
perusahaan adalah menghasilkan laba. Laba adalah fondasi perusahaan.
Perusahaan harus memiliki nilai tambah ekonomi sebagai prasyarat agar
perusahaan dapat terus hidup (survive) dan berkembang.

Tanggung jawab ekonomi adalah memperoleh laba, sebuah tanggung jawab
agar dapat menghidupi karyawan, membayar pajak dan kewajiban-kewajiban
perusahaan lainnya. Tanpa laba perusahaan tidak akan eksis, tidak dapat
memberi kontribusi apapun terhadap masyarakat.
68


67
Zaim Saidi dan Hamid Abidin, Op. cit., hal. 59.

68
A. B. Susanto, Op. cit., hal. 32.


Aimi Solidei Manalu : Corporate Social Responsibility (CSR) Yang Dilakukan Bank Sumut Kepada Masyarakat
Sekitarnya (Studi Pada PT. Bank Sumut, Kantor Pusat J alan Imam Bonjol No. 18 Medan), 2008.
USU Repository 2009


57
2. Tanggung jawab legal. Kata kuncinya: obey the law. Perusahaan harus taat
hukum. Dalam proses mencari laba, perusahaan tidak boleh melanggar
kebijakan dan hukum yang telah ditetapkan pemerintah.
Sebagai perwujudan dari tanggung jawab sosial perusahaan di bidang hukum
perusahaan mesti mematuhi hukum yang berlaku sebagai representasi
dari rule of the game.
3. Tanggung jawab etis. Perusahaan memiliki kewajiban untuk menjalankan
praktik bisnis yang baik, benar, adil dan fair. Norma-norma masyarakat perlu
menjadi rujukan bagi perilaku organisasi perusahaan. Kata kuncinya: be
ethical. Tanggung jawab sosial juga harus tercermin dari perilaku etis
perusahaan.
4. Tanggung jawab filantropis. Selain perusahaan harus memperoleh laba, taat
hukum dan berperilaku etis, perusahaan dituntut agar dapat memberi
kontribusi yang dapat dirasakan secara langsung oleh masyarakat. Tujuannya
adalah untuk meningkatkan kualitas kehidupan semua. Kata kuncinya: be a
good citizen. Para pemilik dan pegawai yang bekerja di perusahaan memiliki
tanggung jawab ganda, yakni kepada perusahaan dan kepada publik yang kini
dikenal dengan istilah nonfinanciary responsibility.
Tanggung jawab filantropis, yang mengharuskan perusahaan untuk
berkontribusi terhadap komunitasnya yaitu meningkatkan kualitas hidup.
Pesan utama yang harus dicermati adalah jangan sampai terjadi upaya
filantropis ini untuk menutupi perilaku-perilaku tidak etis perusahaan,
pelanggaran hukum atau bahkan untuk menutupi bahwa sesungguhnya

Aimi Solidei Manalu : Corporate Social Responsibility (CSR) Yang Dilakukan Bank Sumut Kepada Masyarakat
Sekitarnya (Studi Pada PT. Bank Sumut, Kantor Pusat J alan Imam Bonjol No. 18 Medan), 2008.
USU Repository 2009


58
tidak mampu menghasilkan laba. Kegiatan filantropis Corporate Social
Responsibility (CSR), bukanlah kegiatan tukang cuci untuk menghapus
perilaku tidak etis dan pelanggaran hukum yang dilakukan perusahaan.
69
E. Community Development Ujung Tombak Dari Corporate Social
Responsibility (CSR)



Dewasa ini, isu Corporate Social Responsibility (CSR) mengalami
perkembangan yang cukup pesat. Salah satu pendorongnya adalah perubahan
paradigma dunia usaha untuk tidak semata-mata mencari keuntungan, tetapi harus
pula bersikap etis dan berperan dalam menciptakan investasi sosial. Di antaranya,
yang lazim dilakukan oleh perusahaan adalah melakukan kegiatan karitatif,
filantropis dan menyelenggarakan program pengembangan dan pemberdayaan
masyarakat (Community Development).
70
Corporate Social Responsibility (CSR) adalah konsep moral dan etis yang
berciri umum, oleh karena itu pada tataran praktisnya Corporate Social
Responsibility (CSR) adalah konsep moral dan etis yang berciri umum, oleh
karena itu pada tataran praktisnya harus dialirkan ke dalam program-program
konkrit. Salah satu bentuk aktualisasi Corporate Social Responsibility (CSR)
adalah Pengembangan Masyarakat atau CommunityDevelopment (CD). Program-
program Community Development (CD), dapat dilakukan perusahaan-perusahaan



69
Ibid.
70
Yusuf Wibisono, Op. cit., hal. 71.

Aimi Solidei Manalu : Corporate Social Responsibility (CSR) Yang Dilakukan Bank Sumut Kepada Masyarakat
Sekitarnya (Studi Pada PT. Bank Sumut, Kantor Pusat J alan Imam Bonjol No. 18 Medan), 2008.
USU Repository 2009


59
atas dasar sikap dan pandangan yang umumnya telah ada (inheren) dalam dirinya,
yaitu sikap dan pandangan filantropis (kedermaan).
71
Community Development adalah kegiatan pembangunan komunitas yang
dilakukan secara sistematis, terencana dan diarahkan untuk memperbesar akses
komunitas guna mencapai kondisi sosial, ekonomi dan kualitas kehidupan yang
lebih baik apabila dibandingkan dengan kegiatan pembangunan sebelumnya.
Secara hakekat, Community Development merupakan suatu proses adaptasi sosial
budaya yang dilakukan oleh industri, pemerintah pusat dan daerah terhadap
kehidupan komunitas lokal. Prinsip dasar pembangunan komunitas (Community
Development) yang bersumber dari dunia usaha (perusahaan) dan pemerintah pada
dasarnya masih memandang komunitas lokal termasuk di dalamya komunitas asli,
sebagai obyek yang harus diperhatikan dan diubah agar dapat setara kehidupannya
dengan komunitas lainnya dan mandiri.

72
Perusahaan umumnya memiliki sikap filantropis yang didasarkan atas dua
motif sekaligus, yakni altruisme dan self interest. Pendekatan altruisme (sifat
mementingkan kepentingan orang lain) belum menjadi mainstream oleh sebagian
besar perusahaan. Sebagian besar pengambil keputusan perusahaan memandang
filantropi perusahaan sebagai pencerahan atas kepentingan pribadi (self interest).
Self interest merupakan aspek yang tidak dapat dihindari dalam praktek
kedermawanan sosial perusahaan. Motif perusahaan dalam menyumbang
seringkali tidak sepenuhnya didasarkan atas panggilan tanggung jawab moral,


71
B. Tamam Achda, Konteks Sosiologis Perkembangan Corporate Social Responsibility
(CSR) dan Implementasinya di Indonesia, Disampaikan pada Seminar Nasional: A Promise of
Gold Rating: Sustainable CSR, di Hotel Hilton, Jakarta tanggal 23 Agustus 2006, hal. 6.
72
Bambang Rudito dan Melia Famiola, Etika Bisnis dan Tanggung Jawab Sosial
Perusahaan di Indonesia, (Bandung, Rekayasa Sains, 2007), hal. 234.

Aimi Solidei Manalu : Corporate Social Responsibility (CSR) Yang Dilakukan Bank Sumut Kepada Masyarakat
Sekitarnya (Studi Pada PT. Bank Sumut, Kantor Pusat J alan Imam Bonjol No. 18 Medan), 2008.
USU Repository 2009


60
melainkan dalam bentuk pemberian dengan motif; charity (amal atau derma),
imagebuilding (promosi), tax-facility (fasilitas pajak) security-prosperity
(keamananan dan peningkatan kesejahteraan), atau bahkan money laundering.
73
Untuk mengatasi hal itu, pemerintah dan pihak perusahaan seharusnya
memastikan keberlanjutan investasinya pada pengembangan infrastruktur sosial
melalui program-program keterlibatan komunitas, pendekatan kemitraan,
mengembangkan pola-pola adaptasi dunia usaha terhadap komunitas lokal dan
mengembangkan kepemilikan komunitas lokal. Selain itu diperlukan juga usaha
untuk menemukenali pranata-pranata sosial yang berlaku, lembaga-lembaga sosial
yang tumbuh dan berkembang dan menyertakannya dalam investasi infrastruktur
yang dibutuhkan, baik oleh industri maupun oleh komunitas lokal, sehingga
komunitas lokal terutama komunitas asli dapat mengembangkan
kemampuannya.

Berbeda dengan pandangan pemerintah dan perusahaan, banyak anggapan
dari komunitas asli dan komunitas lokal melihat industri khususnya Pertambangan
dan Pengusahaan Hutan (HPH) sebagai sesuatu yang tidak menguntungkan
bahkan lebih merupakan suatu bencana. Anggapan ini didasari adanya posisi
pemerintah dan dunia usaha (industri) adalah sebagai pendatang dengan kekuatan
ekonomi dan politik yang mencari kehidupan di wilayah komunitas lokal.
74
Beroperasinya sebuah perusahaan haruslah mengingat dan memperhatikan
keadaaan gejala sosial budaya yang ada disekitarnya, sehingga dengan adanya
pergerakan sosial budaya komunitas sekitar yang nyata-nyata bervariasi, akan


73
B. Tamam Achda, Loc. cit.
74
Bambang Rudito dan Melia Famiola, Op. cit., hal. 235.

Aimi Solidei Manalu : Corporate Social Responsibility (CSR) Yang Dilakukan Bank Sumut Kepada Masyarakat
Sekitarnya (Studi Pada PT. Bank Sumut, Kantor Pusat J alan Imam Bonjol No. 18 Medan), 2008.
USU Repository 2009


61
dapat menghambat berjalanya perusahaan itu sendiri, seperti munculnya
kecemburuan sosial akibat dari pola hidup dan pendapatan yang sangat jauh
berbeda antara perusahaan (pegawai perusahaan) dengan komunitas sekitar.
Begitu juga dengan kondisi di dalam perusahaan itu sendiri, yaitu antara pegawai
atau karyawan yang berasal dari komunitas lokal biasanya akan mempunyai
perbedaan pendapatan dan bahkan juga perlakuan dibandingkan dengan pegawai
atau karyawan yang berasal dari komunitas pendatang (bisa juga dari komunitas
bangsa asing sebagai tenaga ahli). Kenyataan-kenyataan ini pada dasarnya dapat
menjadi penghambat bagi berjalannya sebuah korporasi dan juga menjadi
hambatan dalam pembentukan kebudayaan perusahaan.
75
Kegiatan Community Development (CD) untuk lingkungan industri pada
dasarnya dapat dipergunakan sebagai media peningkatan komitmen masyarakat
untuk dapat hidup berdampingan secara simbiotik dengan entitas bisnis
(perusahaan) beserta operasinya.

76

75
Ibid.
Dalam kenyataannya juga komunitas lokal
tidak hanya berdiri pada sisi lingkungan sosial suatu perusahaan atau berada di
luar perusahaan yang bersangkutan, akan tetapi juga berada di dalam perusahaan
sebagai karyawan atau pegawai. Sehingga dengan demikian anggota dari
komunitas lokal, juga anggota dari komunitas perusahaan yang setiap individunya
akan dapat bermain dalam status dan peran yang berbeda sekaligus (sebagai
anggota perusahaan dan sebagai anggota komunitas lokal). Keadaan ini
memungkinkan seorang individu dalam komunitas lokal yang bekerja pada
korporasi akan dapat mempunyai pertentangan peran ketika dihadapkan pada
76
B. Tamam Achda, Op. cit., hal. 7.

Aimi Solidei Manalu : Corporate Social Responsibility (CSR) Yang Dilakukan Bank Sumut Kepada Masyarakat
Sekitarnya (Studi Pada PT. Bank Sumut, Kantor Pusat J alan Imam Bonjol No. 18 Medan), 2008.
USU Repository 2009


62
masalah yang menyangkut peran dari kedua komunitas tersebut.
77
Kedudukan
komunitas dalam konsep Community Development (CD) pada lingkungan
industrial adalah sebagai bagian dari stakeholders yang secara strategis memang
diharapkan memberikan dukungannya bagi eksistensi perusahaan.
78
Memang dengan keberadaan suatu perusahaan di suatu daerah maka akan
dapat mendorong bermunculannya kegiatan-kegiatan sosial ekonomi komunitas
sekitarnya, seperti adanya perusahaan-perusahaan jasa menunjang kehidupan
perusahaan yang besar. Akan tetapi kemunculan perusahaan jasa ini pada
umumnya berasal dari luar komunitas lokal dengan modal usaha yang berbeda
dengan komunitas lokal. Untuk meningkatkan peran serta komunitas pada
kegiatan perusahaan atau paling tidak untuk menjaga kemunculan ketidaksetaraan
sosial ekonomi komunitas dengan perusahaan atau dengan pendatang lainnya
diperlukan suatu cara untuk meningkatkan daya saing dan mandirinya komunitas
lokal.

79
Kemudian untuk itu diperlukan suatu wadah program yang berguna untuk
menciptakan kemandirian komunitas lokal untuk menata sosial ekonomi mereka
sendiri maka diciptakan suatu wadah yang berbasis pada komunitas yang sering
disebut sebagai Community Development yang mempunyai tujuan untuk
pemberdayaan komunitas (empowerment), bagaimana anggota komunitas dapat
mengaktualisasikan diri mereka dalam pengelolaan lingkungan yang ada
disekitarnya dan memenuhi kebutuhannya secara mandiri tanpa ketergantungan


77
Bambang Rudito dan Melia Famiola, Loc. cit.
78
B. Tamam Achda, Loc. cit.
79
Bambang Rudito dan Melia Famiola, Op. cit., hal. 236.

Aimi Solidei Manalu : Corporate Social Responsibility (CSR) Yang Dilakukan Bank Sumut Kepada Masyarakat
Sekitarnya (Studi Pada PT. Bank Sumut, Kantor Pusat J alan Imam Bonjol No. 18 Medan), 2008.
USU Repository 2009


63
dengan pihak-pihak lain. Sehingga dengan demikian, pranata sosial yang sudah
ada di komunitas sebelumnya dapat berjalan tanpa adanya ketergantungan dari
pihak perusahaan dan sekaligus perusahaan dapat menjadi bagian dari komunitas
yang bersangkutan dimana perusahaan tersebut berada.
80
Konsep dasar Community Development adalah kesadaran bahwa terdapat
hubungan timbal balik yang saling menguntungkan antara perusahaan dengan
komunitas yang berada dalam lingkungan sekitarnya. Komunitas lokal
mengharapkan perusahaan bersedia membantu mereka dalam manghadapi
masalah-masalah mereka. Sebaliknya pihak perusahaan mengharapkan mereka
diperlakukan secara adil dan cara pandang yang sportif. Berdasarkan pandangan
ini pihak perusahaan harus mengeksplorasi hubungan mereka dengan komunitas.
Kemudian mengidentifikasi titik-titik yang dianggap kritis dalam menjalin
hubungan yang harmonis dan saling menguntungkan. Dari sini dirumuskan
bagaimana perusahaan merespon kebutuhan serta masalah-masalah yang mereka
hadapi.

81
Konsep dan perspektif Community Development memang begitu luas,
karena itu memerlukan pemahaman yang lebih mendalam. Di samping
metodologinya harus benar, kaidah-kaidahnya juga harus tepat. Melaksanakan
Community Development hanya dengan mendengar masukan dari masyarakat saja,
atau sebaliknya hanya mengandalkan inovasi dari pelaksanaan Community
Development, juga bisa menjebak masyarakat kepada ketergantungan yang baru.

82

80
Ibid.
81
A. B. Susanto, Op. cit., hal. 59.

82
B. Tamam Achda, Op. cit., hal. 8.

Aimi Solidei Manalu : Corporate Social Responsibility (CSR) Yang Dilakukan Bank Sumut Kepada Masyarakat
Sekitarnya (Studi Pada PT. Bank Sumut, Kantor Pusat J alan Imam Bonjol No. 18 Medan), 2008.
USU Repository 2009


64
Secara umum ruang lingkup program-program Community Development
dapat dibagi berdasarkan tiga kategori yang secara keseluruhan akan bergerak
secara bersama-sama, ketiga kategori dapat digambarkan sebagai berikut:
83
1. Community Relations;



Yaitu kegiatan-kegiatan yang menyangkut pengembangan kesepahaman
melalui komunikasi dan informasi kepada para pihak yang terkait. Seperti
seringnya pihak perusahaan dengan anggota komunitas lokal bertukar pikiran
dalam suatu hal, atau membangun pertemuan-pertemuan yang kerap
dilakukan. Dalam kedermawanan (charity) perusahaan. Kegiatan yang
menyangkut hubungan sosial antara perusahaan dan komunitas lokal pada
dasarnya merupakan kegiatan yang harus dilakukan pertama kali dalam
kaitannya hubungan antara perusahaan dan komunitas lokal. Dari hubungan
ini maka dapat dirancang pengembangan hubungan yang lebih mendalam
yang terkait dengan bagaimana mengetahui kebutuhan-kebutuhan dan
masalah-masalah yang ada dikomunitas lokal sehingga perusahaan dapat
menerapkan program selanjutnya.
2. Community Services;
Merupakan pelayanan perusahaan untuk memenuhi kepentingan komunitas
ataupun kepentingan umum. Ini dapat ditunjukkan dengan adanya
pembangunan secara fisik sektor-sektor kesehatan, keagamaan, pendidikan,

83
Bambang Rudito dan Melia Famiola, Op. cit., hal. 236-237.

Aimi Solidei Manalu : Corporate Social Responsibility (CSR) Yang Dilakukan Bank Sumut Kepada Masyarakat
Sekitarnya (Studi Pada PT. Bank Sumut, Kantor Pusat J alan Imam Bonjol No. 18 Medan), 2008.
USU Repository 2009


65
transportasi dan sebagainya yang berupa puskesmas, rumah ibadah, sekolah,
jalan raya, sumber air minum dan sebagainya. Inti dari kategori ini adalah
memberikan kebutuhan yang ada di komunitas dan pemecahan tentang
masalah yang ada dikomunitas dilakukan oleh komunitas sendiri sedangkan
perusahaan hanyalah sebagai fasilitator dari pemecahan masalah yang ada di
komunitas. Kebutuhan-kebutuhan yang ada di komunitas dianalisis oleh para
community development officer, dengan menggunakan metode yang bersifat
kualitatif. Hal ini berkaitan untuk menggali kebutuhan yang muncul di
komunitas dapat digali dengan cara mengidentifikasi sifat-sifat dari komunitas
itu sendiri secara fungsional yang bersumber dari komunitas itu sendiri.
3. Community Empowering;
Adalah program-program yang berkaitan dengan memberikan akses yang
lebih luas kepada komunitas untuk menunjang kemandiriannya, seperti
pembentukan koperasi, usaha industri kecil lainnya yang secara natural
anggota komunitas sudah mempunyai pranata pendukungnya dan perusahaan
memberikan akses kepada pranata sosial yang ada tersebut agar dapat
berlanjut. Kategori ini pada dasarnya lebih mendalam dari pada community
services, hal ini menyangkut keberlanjutan dari kegiatan yang ditanamkan
pada pranata-pranata sosial yang ada di komunitas. Sehingga dalam kategori
ini, kemandirian komunitas adalah sasaran utama dari program pembangunan
komunitas. Selain komunitas dapat menjaring permasalahannya serta
pemecahan masalahnya sendiri, komunitas dapat melaksanakan program
secara mandiri dengan pancingan akses yang diberikan oleh perusahaan

Aimi Solidei Manalu : Corporate Social Responsibility (CSR) Yang Dilakukan Bank Sumut Kepada Masyarakat
Sekitarnya (Studi Pada PT. Bank Sumut, Kantor Pusat J alan Imam Bonjol No. 18 Medan), 2008.
USU Repository 2009


66
dalam program pembangunan komunitas. Kategori ini pada dasarnya melalui
tahapan-tahapan kategori lain seperti melakukan community relations pada
awalnya, yang kemudian berkembang pada community services dengan segala
metodologi penggalian data dan kemudian diperdalam melalui ketersediaan
pranata sosial yang sudah lahir dan muncul di komunitas melalui program
kategori ini.
Banyak perusahaan yang telah menerapkan program-programCommunity
Development, yang dilakukan dengan tujuan dan motif-motif pragmatis tertentu,
misalnya dalam kerangka membangun kondisi hubungan yang lebih harmonis
antara perusahaan dengan masyarakat sekitar, atau menjalin co-eksistensi damai.
Tujuan-tujuan pragmatis seperti ini tidak dapat disalahkan, akan tetapi sebaiknya
dilakukan dengan metodologi yang benar.
84

84
B. Tamam Achda, Op. cit., hal. 7.
Dalam kaitannya dengan tanggung
jawab sosial perusahaan dan yang diwujudkan dalam bentuk pembangunan
komunitas (Community Development) maka perlunya suatu rancangan serta
pemantauan yang pada dasarnya tercakup dalam program pembangunan
komunitas itu sendiri yang berupa audit sosial. Berjalannya program
pembangunan komunitas akan dapat sesuai dengan rencana yang telah dijalankan
dan sesuai dengan kondisi komunitas yang merupakan sasaran program asalkan
adanya suatu pemerikasaan yang bersifat sosial dan juga audit sosial. Hal ini
berkaitan dengan tujuan dari pembangunan komunitas yang mengarah pada
partisipasi antara berbagai komunitas sebagai anggota komunitas yang lebih luas.
Partisipasi yang dimaksud bukanlah hanya partisipasi satu pihak yang sebagai

Aimi Solidei Manalu : Corporate Social Responsibility (CSR) Yang Dilakukan Bank Sumut Kepada Masyarakat
Sekitarnya (Studi Pada PT. Bank Sumut, Kantor Pusat J alan Imam Bonjol No. 18 Medan), 2008.
USU Repository 2009


67
partisipasi komunitas terhadap sesuatu, akan tetapi partisipasi dari semua
komunitas, khususnya komunitas korporasi terhadap komunitas lokal dan juga
terhadap komunitas lainnya sebagai stakeholder. Sistem yang terbangun dalam
sebuah komunitas mengisyaratkan adanya hubungan yang fungsional antara
berbagai segmen yang hidup di dalamnya.
85
Konsep Community Development yang benar bagi sebuah perusahaan di
negara-negara maju, Community Development dapat dilakukan dalam bentuk-
bentuk aksi penolakan atau advokasi atas tindakan-tindakan masyarakat, seperti
aborsi, diskriminasi rasial. Namun dalam konteks Indonesia, oleh karena sebagian
besar masyarakat di lingkungan industri berada dalam kondisi kemiskinan, maka
kegiatan Community Development yang relevan adalah dalam bentuk
pemberdayaan masyarakat.

86
Pembangunan komunitas (Community Development)
yang diteliti oleh Bobby Batubara tahun 2005-2006 memberikan gambaran
kepada Indonesia betapa pentingnya sebuah program pembangunan komunitas
diterapkan disebuah perusahaan guna beradaptasi dengan komunitas lokal.
Program pengembangan komunitas atau pembangunan komunitas ini menjadi
dasar bagi perkembangan aktivitas perusahaan pada masa selanjutnya, yaitu
setelah dilakukan sebuah komitmen antara perusahaan dengan komunitas lokal.
87
Indikator keberhasilan suatu program pembangunan komunitas dapat
dilihat dari bentuk-bentuk kebersamaan yang terjalin antara pihak-pihak
pemerintah, perusahaan dan komunitas lokal yang tergambar dalam partisipasi


85
Bambang Rudito dan Melia Famiola, Op. cit., hal. 237-238.
86
B. Tamam Achda, Op. cit., hal. 8.
87
Bambang Rudito dan Melia Famiola, Loc. cit.

Aimi Solidei Manalu : Corporate Social Responsibility (CSR) Yang Dilakukan Bank Sumut Kepada Masyarakat
Sekitarnya (Studi Pada PT. Bank Sumut, Kantor Pusat J alan Imam Bonjol No. 18 Medan), 2008.
USU Repository 2009


68
dan keberlanjutan (sustainability). Partisipasi dapat dilihat sebagai keterlibatan
para pihak di dalam mengelola program-program Community Development.
Secara mendasar, partisipasi bukanlah milik dari komunitas lokal, dalam arti yang
diminta untuk berpartisipasi bukan hanya komunitas lokal atau rakyat atau
komunitas, akan tetapi semua pihak harus berpartisipasi.
88
Program Community
Development direkomendasikan untuk didedikasikan pada peningkatan
pendapatan (ekonomi) atau kesejahteraan masyarakat, masalah-msalah pekerjaan,
peningkatan pendidikan, kesehatan masyarakat, penguatan kelembagaan lokal
serta tersedianya basik infrastruktur yang memadai.
89
Partisipasi sebagai hasil sebuah program penerapan baik yang dilakukan
oleh pemerintah maupun perusahaan dalam bentuk ini menyangkut:

90
1. Pasif

Yaitu, bentuk partisipasi yang tidak menuntut respon partisipan untuk terlibat
banyak. Biasanya perusahaan akan meminta seseorang dari anggota komunitas
(misalnya ketua RT, atau orang yang berpengaruh) untuk mengumpulkan
tanda tangan dari beberapa orang yang dikenal oleh orang yang dihubungi
oleh perusahaan ini, tanda tangan tersebut biasanya menyatakan kesediaan
penduduk dan dukungan penduduk terhadap perusahaan. Orang suruhan
perusahaan tersebut biasanya diberi biaya cukup berikut juga dengan orang-
orang yang menandatangani kertas persetujuan yang bersangkutan.
2. Terapi (therapy)

88
Ibid., hal. 241.
89
B. Tamam, Achda, Loc. cit.
90
Bambang Rudito dan Melia Famiola, Op. cit., hal. 242.

Aimi Solidei Manalu : Corporate Social Responsibility (CSR) Yang Dilakukan Bank Sumut Kepada Masyarakat
Sekitarnya (Studi Pada PT. Bank Sumut, Kantor Pusat J alan Imam Bonjol No. 18 Medan), 2008.
USU Repository 2009


69
Partisipasi yang melibatkan anggota komunitas lokal, dan anggota komunitas
lokal memberikan jawaban atas pertanyaan yang diberikan tetapi jawaban
anggota komunitas tidak mempunyai pengaruh terhadap kebijakan dan tidak
ada pengaruh dalam usaha mempengaruhi keadaan. Bentuk ini seperti sebuah
dengar pendapat dengan mengumpulkan beberapa penduduk lokal untuk
saling tanya jawab dengan perusahaan sedangkan pendapat dari penduduk
lokal sama sekali tidak dapat Mempengaruhi kedudukan program perusahaan
yang sedang berjalan.
3. Konsultasi (consultation)
Bentuk partisipasi dimana anggota komunitas diberikan pendampingan dan
konsultasi oleh semua pihak (pemerintah dan perusahaan) sehingga
pandangan-pandangan diperhitungkan dan tetap dilibatkan dalam menentukan
keputusan. Dalam model ini wakil dari penduduk lokal, biasanya adalah para
pemuka adat, agama dan pemerintahan kampung diberikan hak untuk
menjelaskan pandangannya terhadap kondisi wilayahnya sendiri.
4. Penenangan (placation)
Suatu bentuk partisipasi dengan materi, artinya anggota komunitas diberikan
insentif tertentu. Atau beberapa tokoh komunitas diberikan insentif tertentu
untuk kepentingan perusahaan atau pemerintah sehingga tidak mewakilkan
komunitas secara keseluruhan. Dalam konteks ini para wakil penduduk lokal,
seperti para pemuka adat, agama dan pemerintahan kampung diberikan benda-
benda materi sebagai hadiah dari perusahaan sehingga para pemuka ini
segan berbicara untuk menentang program perusahaan.

Aimi Solidei Manalu : Corporate Social Responsibility (CSR) Yang Dilakukan Bank Sumut Kepada Masyarakat
Sekitarnya (Studi Pada PT. Bank Sumut, Kantor Pusat J alan Imam Bonjol No. 18 Medan), 2008.
USU Repository 2009


70
5. Kerja sama (partnership)
Partisipasi fungsional dimana semua pihak mewujudkan keputusan bersama
(antara perusahaan, pemerintah dan komunitas). Suatu bentuk partisipasi yang
melibatkan para pemuka komunitas dan atau ditambah dengan orang-orang
lainnya sebagai penduduk lokal, duduk berdampingan dengan wakil dari
pemerintah daerah, dalam hal ini bisa dari pihak kabupaten, kecamatan dan
bahkan dinas terkait serta perusahaan secara bersama-sama merancang sebuah
program yang akan diterapkan pada komunitas.
6. Pendelegasian wewenang (delegated power)
Suatu bentuk partisipasi yang aktif, dimana anggota komunitas melakukan
perencanaan, implementasi dan monitoring. Dalam hal ini anggota komunitas
lokal diberikan keleluasaan untuk melaksanakan sebuah program dengan cara
ikut memberikan proposal bagi pelaksanaan program dan bahkan
pengutamaan pembuatan proposal adalah pada penduduk lokal sekitar
perusahaan tersebut berdiri, atau proyek atau program yang akan diterapkan
tersebut ada.
7. Pengawasan oleh komunitas (citizen control)
Dalam model ini sudah terbentuk independensi dari monitoring oleh
komunitas lokal terhadap perusahaan dan juga pemerintah. Monitoring yang
dilakukan oleh komunitas lokal biasanya adalah berupa pendapat yang biasa
diletakkan di pusat informasi bagi perusahaan, seperti public hearing center.
Musyawarah adalah sebuah pendekatan kultural khas Indonesia yang dapat
dimasukkan dalam proses eksplorasi kebutuhan dan identifikasi masalah.

Aimi Solidei Manalu : Corporate Social Responsibility (CSR) Yang Dilakukan Bank Sumut Kepada Masyarakat
Sekitarnya (Studi Pada PT. Bank Sumut, Kantor Pusat J alan Imam Bonjol No. 18 Medan), 2008.
USU Repository 2009


71
Musyawarah dilakukan dengan melibatkan pihak perusahaan, pemerintah daerah
dan masyarakat. Musyawarah merupakan sarana untuk meningkatkan partisipasi
dan rasa memiliki dalam program Community Development yang dijalankan,
sebagai bagian dari transfer ownership program.
91
Partisipasi ini menggambarkan
bahwa bukan komunitas saja yang diharuskan berpartisipasi, dan tidak masuk
apabila komunitas lokal yang diharuskan berpartisipasi. Hal ini terkait dengan
kedudukan komunitas lokal sebagai pemilik dan penguasa wilayah yang ada
sedangkan perusahaan dan pemerintah adalah pendatang dari kewilayahan yang
ada, ini dikuatkan oleh adanya hukum-hukum adat yang berlaku setempat.
Partisipasi ini tentunya mengarah kepada fungsi dari tiga hubungan antar
komunitas, pemerintah, perusahaan dan komunitas lokal (penduduk).
92
Keberlanjutan adalah strategi program yang dipakai untuk menunjang
kemandirian komunitas yang dapat dilihat dari sisi-sisi manusia (human), sosial
(social), lingkungan (environment) dan ekonomi (economic). Sehingga dengan
adanya keberlanjutan, suatu usaha dapat dinikmati tidak hanya oleh generasi pada
masa sekarang saja, akan tetapi juga oleh generasi selanjutnya dalam bentuk alih
teknologi maupun bentuk pola hidup yang berbeda dari sebelumnya. Artinya
bahwa terjadi suatu perubahan kebudayaan yang dialami oleh komunitas yang
akan datang yang sesuai dengan kondisi yang dihadapinya, sehingga pengetahuan
kebudayaan yang dimiliki oleh komunitas generasi selanjutnya dapat berjalan dan
berlaku secara berkesinambungan. Salah satu perangkat dalam melaksanakan


91
A. B. Susanto, Op. cit., hal. 60.
92
Bambang Rudito dan Melia Famiola, Op. cit., hal. 243.

Aimi Solidei Manalu : Corporate Social Responsibility (CSR) Yang Dilakukan Bank Sumut Kepada Masyarakat
Sekitarnya (Studi Pada PT. Bank Sumut, Kantor Pusat J alan Imam Bonjol No. 18 Medan), 2008.
USU Repository 2009


72
Community Development yang baik adalah menempatkan audit sosial sebagai
perangkat terakhir untuk menjadi awal dalam proses selanjutnya.
93
Dari sisi perusahaan unsur-unsur yang mendasari Community
Development adalah pengembangan citra perusahaan (Corporate Image
Development), aktivitas pengembangan komunitas (Community Development) itu
sendiri, dan tentu saja memang terdapat unsur filantropi (Philanthropy) yang
menjadi cikal bakal kegiatan Community Development.

Corporate image
terbentuk dari asosiasi antara perusahaan dengan sekumpulan atribut positif
maupun negatif. Seperti perusahaan diasosiasikan dengan atribut-atribut: bermutu,
layanan baik, akan tetapi kurang memiliki tanggung jawab sosial. Jadi sejatinya
corporate image berada dalam benak para stakeholders-nya. Dari sisi individu,
atribut-atribut yang menonjol (salience) inilah yang menentukan apakah sebuah
perusahaan dinilai mempunyai reputasi baik atau buruk.


94
Sebagian besar donasi perusahaan dalam konteks Corporate Social
Responsibility (CSR) masih merupakan hibah sosial, dan masih sedikit yang
berupa hibah pembangunan. Hibah sosial adalah bantuan kepada suatu organisasi
nirlaba untuk kegiatan-kegiatan sosial, pendidikan atau kegiatan lain untuk
kemaslahatan masyarakat dengan hak pengelolaan sepenuhnya pada penerima,
sementara hibah pembangunan merupakan bantuan selektif kepada suatu kegiatan
pengembangan masyarakat (Community Development).

95

93
Ibid.
94
A. B. Susanto, Op. cit., hal. 37.
Kegiatan Community
Development dan aktivitas filantropis akan memberi dampak berkembangnya citra
95
B. Tamam Achda, Op. cit., hal. 7.

Aimi Solidei Manalu : Corporate Social Responsibility (CSR) Yang Dilakukan Bank Sumut Kepada Masyarakat
Sekitarnya (Studi Pada PT. Bank Sumut, Kantor Pusat J alan Imam Bonjol No. 18 Medan), 2008.
USU Repository 2009


73
perusahaan. Tetapi harus disadari citra (image) sifatnya lebih terbatas dari sisi
luasnya terpaan terhadap khalayak (publics), dan dari sisi rentang waktu.
Corporate image menjangkau publik yang lebih terbatas, dan dalam rentang
waktu yang terbatas pula. J ika mengharapkan jangkauan khalayak yang lebih luas
dan rentang waktu yang lebih panjang dibahas dalam manajemen reputasi.
Reputasi merupakan akumulasi dari corporate image secara lintas
kelompok antar stakeholders, maupun dalam lintasan waktu (over the time).
Perusahaan memiliki stakeholders seperti karyawan, pemegang saham, pelanggan,
komunitas, yang acap dikelompokkan sebagai primary groups, dan media,
pemerintah, pemasok sebagai secondary groups. Namun penggolongan ini tidak
baku karena setiap perusahaan mempunyai nature of business yang berbeda dan
pengelompokannya pun berbeda. Kelompok-kelompok stakeholder ini masing-
masing memiliki image tertentu terhadap perusahaan. Kumpulan dari corporate
image masing-masing kelompok dalam rentang waktu yang panjang akan
membentuk reputasi perusahaan. Manajemen reputasi mempunyai tugas utama
untuk mengelola image agar sesuai dengan yang dinginkan oleh perusahaan
(wished image). Walaupun demikian manajemen reputasi harus bergerak di dua
dunia agar tidak timpang: dunia realitas dan dunia image. Bergerak di dunia
realitas dalam arti perusahaan harus benar-benar mempunyai organizational
behavior yang dapat mendukung kinerja perusahaan dan menunjang reputasi
perusahaan.
96

96
A. B. Susanto, Op. cit., hal. 39.


Aimi Solidei Manalu : Corporate Social Responsibility (CSR) Yang Dilakukan Bank Sumut Kepada Masyarakat
Sekitarnya (Studi Pada PT. Bank Sumut, Kantor Pusat J alan Imam Bonjol No. 18 Medan), 2008.
USU Repository 2009


74
Kemudian langkah-langkah manajemen reputasi dalam dunia realitas ini
harus didukung oleh kegiatan corporate communication yang efektif agar persepsi
konstutiens tidak salah, dan terbentuklah - dan dalam jangka panjang reputasi -
yang diharapkan. Ada semacam paradoks yang berkembang dalam pengelolaan
reputasi, bahwa semakin dibutuhkan, reputasi cenderung semakin sulit untuk
dikelola. Reputasi yang kuat dibangun dari tindakan operasional sehari-sehari
yang konsisten dengan tata nilai perusahaan, tidak cukup satu gebrakan saja.
Langkah-langkah yang kongkrit yang harus dilakukan adalah melakukan analisis
kebutuhan komunitas (community need analysis). Dalam melakukan analisis
kebutuhan harus diperhatikan benar agar dapat memenuhi kebutuhan (needs), dan
bukan sekedar keinginan (wants) yang dapat bersifat superfisial demi pemenuhan
sesaat saja. Analisis harus dilakukan secara mendalam agar dapat menggali
kebutuhan yang sesungguhnya, bukan berlandaskan keinginan perusahaan atau
keinginan tokoh-tokoh masyarakat saja.
97
Klasifikasi pembangunan, masyarakat (Community Development),
menurut Arthur Dunham, dalam bukunya Outlook for Community Development
Review, bahwa mengikuti garis kualitas masyarakat yang hendak dibangun dibagi
atas 3 (tiga) klasifikasi Community Development (CD), yaitu:


98
1. Development for Community, adalah pendekatan yang menempatkan
masyarakat pada posisi sebagai objek pembangunan. Karena itu, inisiatif,
perencanaan, dan pelaksanaan kegiatan dilakukan oleh aktor dari luar.
Pendekatan saeperti ini relevan dilakukan pada masyarakat yang kesadaran


97
Ibid., hal. 60.
98
http://www.csrindonesia.com/, terakhir kali diakses tanggal 22 November 2007.

Aimi Solidei Manalu : Corporate Social Responsibility (CSR) Yang Dilakukan Bank Sumut Kepada Masyarakat
Sekitarnya (Studi Pada PT. Bank Sumut, Kantor Pusat J alan Imam Bonjol No. 18 Medan), 2008.
USU Repository 2009


75
dan budayanya terdominasi. Namun berbagai temuan lapangan
memperlihatkan bahwa Development for Community akan sangat mudah
menimbulkan ketergantungan masyarakat terhadap pihak luar.
2. Development with Community, adalah pendekatan yang dilakukan dalam
bentuk kolaborasi antara aktor luar dan masyarakat setempat. Keputusan yang
diambil merupakan keputusan bersama, dan sumber daya yang dipakai berasal
dari kedua belah pihak. Bentuk Community Development ini adalah yang
paling populer dan banyak diaplikasikan oleh berbagai pihak. Dasar pemikiran
bentuk Community Development ini adalah, perlunya sinergi dari potensi yang
dimiliki oleh masyarakat lokal dengan yang dikuasi oleh aktor luar.
Keterlibatan masyarakat dalam upaya pembangunan juga diharapkan dapat
mengembangkan rasa memiliki terhadap inisiatif pembangunan yang ada
sekaligus membuat proyek pembangunan menjadi lebih efesien.
3. Development of Community, adalah pendekatan yang menempatkan
masyarakat sendiri sebagai agen pembangunan, sehingga inisiatif
perencanaan, dan pelaksanaan dilakukan sendiri oleh masyarakat. Masyarakat
menjadi pemilik dari proses pembangunan. Peran aktor dari luar dalam kondisi
ini lebih sebagai sistem pendukung bagi proses pembangunan.
Ketiga pendekatan Community Development tersebut pada dasarnya
memiliki tujuan yang sama, yaitu memperbaiki kualitas kehidupan masyarakat
lokal. Perbedaan yang ada lebih berada pada sarana (means) yang dipakai.
Efektivitas sarana ini sangat ditentukan oleh konteks dan karaterisitik masyarakat
yang dihadapi. Di sinilah letak peran korporasi sangat penting sebagai agen

Aimi Solidei Manalu : Corporate Social Responsibility (CSR) Yang Dilakukan Bank Sumut Kepada Masyarakat
Sekitarnya (Studi Pada PT. Bank Sumut, Kantor Pusat J alan Imam Bonjol No. 18 Medan), 2008.
USU Repository 2009


76
perubahan masyarakat, dalam menentukan program Community Developmentnya
masing-masing, sesuai dengan kebutuhan masyarakatnya.
99
Beberapa hal yang harus diperhatikan dalam pelaksanaan program
Community Development yaitu cater, yang berarti program-program yang
disajikan harus benar-benar sesusai dengan kebutuhan mereka, dan jangan
bersikap seolah-olah tahu, serta memperhatikan dan utilize, yang berarti sedapat
mungkin melibatkan tenaga kerja setempat untuk melaksanakan proyek.
Misalnya, dalam pembangunan gedung sekolah, sedapat mungkin menyerap
tenaga kerja setempat. Selanjutnya harus ada kepekaan (sensitive) dalam
memahami situasi psikologis, sosial, budaya yang tengah berkembang dalam
komunitas. Dan yang terakhir adalah socialize, dalam arti sosialisasi program
Community Development kepada pihak luar melalui aktivitas perusahaan.

100
Telah terjadi pergeseran paradigma dalam pengembangan komunitas atau
Community Development yang dilakukan sebuah perusahaan. Dahulu program ini
bersifat ad hoc, artinya hanya dilaksanakan pada waktu-waktu tertentu dengan
tujuan yang juga terbatas. Programnya pun hanya bersifat charity, memberikan
pertolongan bagi yang membutuhkan yang dampaknya hanya terasa dalam jangka
waktu yang lebih pendek. Kesadaran untuk melakukan Community Development
pun masih kurang karena perusahaan menganggap program ini semata-mata
sebagai beban biaya. Pelaksanaan aktivitas lebih didasarkan karena adanya
dorongan faktor-faktor eksternal, seperti program Community Development


99
http://www.csrindonesia.com/, terakhir kali diakses tanggal 22 November 2007.
100
A. B. Susanto, Op. cit., hal. 65.

Aimi Solidei Manalu : Corporate Social Responsibility (CSR) Yang Dilakukan Bank Sumut Kepada Masyarakat
Sekitarnya (Studi Pada PT. Bank Sumut, Kantor Pusat J alan Imam Bonjol No. 18 Medan), 2008.
USU Repository 2009


77
karena memperingati peristiwa bersejarah tertentu atau karena telah terjadi
bencana di suatu wilayah.
101
Tujuan pelaksanaan Community Development menurut B. Tamam Achda,
antara lain adalah:

102
1. Meningkatkan kemampuan masyarakat dalam menemukan alternatif
ekonomi dalam jangka panjang;

2. Meningkatkan kualitas kehidupan masyarakat, baik dalam dimensi
ekonomi, sosial, maupun budaya;
3. Memperkuat kelembagaan lokal yang mampu mempelopori tumbuhnya
prakarsa-prakarsa lokal;
4. Meningkatkan kemandirian masyarakat, baik dalam bidang politik,
ekonomi, maupun budaya.
Dalam menjalankan program Community Development perusahaan lebih
memperlakukan komunitas yang dikembangkannya sebagai mitra. Hubungan
antara perusahaan dengan komunitasnya bersifat timbal balik dan program-
program yang disajikan harus benar-benar sesuai dengan kebutuhan komunitas
yang dikembangkannya. Saat ini Community Development telah menjadi
kebutuhan moral bagi perusahaan. Perusahaan tidak lagi menganggap Community
Development sebagai hal yang berada di luar tanggung jawab mereka dan hanya
menjadi tanggung jawab pemerintah dan organisasi-organisasi nirlaba lainnya.
Pelaksanaan aktivitas Community Development saat ini lebih berorientasi pada
etika. Perusahaan tidak bisa mengabaikan peran komunitas karena bagaimanapun

101
Ibid., hal. 66.
102
B. Tamam Achda, Op. cit., hal. 8.

Aimi Solidei Manalu : Corporate Social Responsibility (CSR) Yang Dilakukan Bank Sumut Kepada Masyarakat
Sekitarnya (Studi Pada PT. Bank Sumut, Kantor Pusat J alan Imam Bonjol No. 18 Medan), 2008.
USU Repository 2009


78
masyarakat, khususnya komunitas sekitar, memiliki peran baik langsung maupun
tidak langsung, dalam hal memelihara eksistensi perusahaan seperti dalam bentuk
pembelian produk-produk yang dihasilkannya, penyediaan tenaga kerja, dan
sebagainya. Faktor-faktor pendorong yang berasal dari internal perusahaan saat
ini telah menjadi penggerak bagi dijalankannya program Community
Development. Program Community Development telah menjadi bagian dari usaha
perusahaan dalam mewujudkan visi dan misi yang telah ditetapkannya.
103

Pengembangan Masyarakat (Community Development) pada dasarnya merupakan
strategi perubahan sosial terencana yang secara profesional didesain untuk
mengatasi masalah atau memenuhi kebutuhan pada tingkat komunitas.
104
Komunitas dan korporat diusahakan berada dalam sebuah hubungan
simbiosis mutualisme. Keberadaan perusahaan diharapkan dapat memacu derap
roda perekonomian, yang membawa komunitas menuju taraf hidup yang lebih
tinggi. Dengan demikian harus ada keseimbangan keuntungan komunitas
(community benefits) dengan keuntungan bisnis (business benefits), yang dapat
diperoleh dari pencampuran antara filantropi murni dan pendekatan penajaan
bisnis (business sponsorship approach) yang melahirkan filantropi strategis
(strategic philanthropy).

105





103
A. B. Susanto, Op. cit., hal. 67.
104
Edi Suharto, Pengembangan Masyarakat dalam Praktik Pekerjaan Sosial,
Disampaikan pada Pelatihan Pengorganisasian dan Pengembangan Masyarakat, Jurusan Ilmu
Kesejahteraan Sosial, FISIP Universitas Jember, Jember tanggal 28 September 2006, hal 1.
105
A. B. Susanto, Op. cit., hal 69.

Aimi Solidei Manalu : Corporate Social Responsibility (CSR) Yang Dilakukan Bank Sumut Kepada Masyarakat
Sekitarnya (Studi Pada PT. Bank Sumut, Kantor Pusat J alan Imam Bonjol No. 18 Medan), 2008.
USU Repository 2009


79








BAB III
PERANAN PERBANKAN DALAM RANGKA PENGIMPLEMENTASIAN
CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY (CSR) DI INDONESIA

A. Pengaturan Corporate Social Responsibility (CSR) Dalam Undang-
Undang Perbankan
Adapun yang menjadi landasan hukum bagi penerapan Corporate Social
Responsibility (CSR) dalam industri perbankan sebagai berikut:
1. Undang-Undang No. 7 Tahun 1992 tentang Perbankan sebagaimana telah
diubah dengan Undang-Undang No. 10 Tahun 1998;
2. Undang-Undang No. 10 Tahun 1998 tentang Perubahan Atas Undang-Undang
No. 7 Tahun 1992 tentang Perbankan;
3. Kode Etik Bankir di Indonesia;
4. Etika dan Sapta Prasetya KORPRI;
5. Etika dan Sumpah Jabatan;

Aimi Solidei Manalu : Corporate Social Responsibility (CSR) Yang Dilakukan Bank Sumut Kepada Masyarakat
Sekitarnya (Studi Pada PT. Bank Sumut, Kantor Pusat J alan Imam Bonjol No. 18 Medan), 2008.
USU Repository 2009


80
Pada Undang-Undang No. 7 Tahun 1992 tentang Perbankan sebagaimana
telah diubah dengan Undang-Undang No. 10 Tahun 1998, pengaturan Corporate
Social Responsibility (CSR) dapat dilihat pada:
106
1. Menimbang butir b.

Bahwa perbankan yang berasaskan demokrasi ekonomi dengan fungsi
utamanya sebagai penghimpunan dan penyalur dana masyarakat, memiliki
peranan yang srategis untuk menunjang pelaksanaan pembangunan nasional,
dan rangka meningkatkan pemerataan pembangunan dan hasil-hasilnya,
pertumbuhan ekonomi, dan stabilitas nasional, ke arah peningkatan taraf hidup
rakyat banyak.
2. Pasal 1 butir 1
Bank adalah badan usaha yang menghimpun dana dari masyarakat dalam
bentuk simpanan, dan menyalurkannya kepada masyarakat dalam rangka
meningkatkan taraf hidup rakyat banyak.
3. Pasal 4
Perbankan Indonesia bertujuan menunjang pelaksanaan Pembangunan
Nasional dalam rangka meningkatkan pemerataan, pertumbuhan ekonomi, dan
stabilitas nasional ke arah peningkatan kesejahteraan rakyat banyak.
Pada Undang-Undang No. 10 Tahun 1998 tentang Perubahan Atas
Undang-Undang No. 7 Tahun 1992 tentang Perbankan, pengaturan Corporate
Social Responsibility (CSR) dapat dilihat pada Pasal 1 butir 2:
107

106
Undang-Undang No. 7 Tahun 1992 tentang Perbankan.
107
Undang-Undang No. 10 Tahun 1998 tentang Perubahan Atas Undang-Undang No. 7
Tahun 1992 tentang Perbankan.


Aimi Solidei Manalu : Corporate Social Responsibility (CSR) Yang Dilakukan Bank Sumut Kepada Masyarakat
Sekitarnya (Studi Pada PT. Bank Sumut, Kantor Pusat J alan Imam Bonjol No. 18 Medan), 2008.
USU Repository 2009


81
Bank adalah badan usaha yang menghimpun dana masyarakat dalam bentuk
Simpanan dan menyalurkannya kepada masyarakat dalam bentuk Kredit atau
bentuk-bentuk lainnya dalam rangka peningkatan taraf hidup rakyat banyak.
Etika perbankan adalah suatu kesepakatan para bankir yang merupakan
suatu norma sopan-santun dalam menjalankan usahanya, dan merupakan prinsip-
prinsip moral atau nilai-nilai (values) mengenai hal-hal yang dianggap baik, serta
tugas dan tanggung jawab unsur-unsur untuk mewujudkan hal yang baik dalam
mencegah hal yang tidak baik. Prinsip etika perbankan terdiri atas:
108
Pada prinsip pertanggungjawaban sosial ini ditekankan agar para bankir
dan pegawai bank dalam melaksanakan tugasnya, tetap mempunyai tanggung
jawab sosial. Rasa tanggung jawab sosial ini dapat diartikan tanggung jawab

1. Prinsip Kepatuhan Peraturan
2. Prinsip Kerahasiaan
3. Prinsip Kebenaran Pencatatan
4. Prinsip Kesehatan Persaingan
5. Prinsip Kejujuran Wewenang
6. Prinsip Keselarasan Kepentingan
7. Prinsip Keterbatasan Keterangan
8. Prinsip Kehormatan Profesi
9. Prinsip Pertanggungjawaban Sosial
10. Prinsip Persamaan Perlakuan
11. Prinsip Kebersihan Pribadi

108
H. As. Mahmoedin, Etika Bisnis Perbankan, (Jakarta: Pustaka Sinar Harapan, 1994),
hal. 24.

Aimi Solidei Manalu : Corporate Social Responsibility (CSR) Yang Dilakukan Bank Sumut Kepada Masyarakat
Sekitarnya (Studi Pada PT. Bank Sumut, Kantor Pusat J alan Imam Bonjol No. 18 Medan), 2008.
USU Repository 2009


82
moral kepada masyarakat, pemerintah, lingkungan, dan dunia perbankan itu
sendiri, yaitu sebagai berikut:
109
a. Masyarakat: etika bankir kepada masyarakat adalah mempunyai rasa tanggung
jawab kepada masyarakat seperti lingkungan. Tidak memberikan bantuan
kredit kepada perusahaan yang merusak lingkungan, atau yang mematikan
usaha kecil.

b. Nasabah: etika bankir kepada nasabah, adalah rasa tanggung jawab terhadap
kepentingan para nasabah. Tidak membuat ketentuan yang merugikan para
nasabah.
c. Pemerintah: etika bankir kepada pemerintah adalah rasa tanggung jawab
kepada program pemerintah. Dan tidak membuat kebijakan yang dapat
mengganggu program dan kepentingan pemerintah.
d. Pemilik: etika bankir kepada pemilik saham adalah rasa tanggung jawab,
bahwa ia tidak akan mengorbankan perusahaan demi ambisi pribadinya.
e. Karyawan: etika bankir kepada karyawan, adalah memperhatikan nasib para
karyawan, penuh tanggung jawab dan rasa adil.
Isu tanggung jawab sosial (social corporate responsibility) adalah suatu
topik yang berkenaan dengan etika bisnis. Di sini terdapat tanggung jawab sosial
moral perusahaan baik terhadap karyawan perusahaan dan masyarakat di sekitar
perusahaan. Etika merupakan tata cara yang menguji standar moral seseorang atau
standar moral masyarakat.
110

109
Ibid, hal. 128.
110
Bismar Nasution, Op. cit., hal. 1.
Bank sebagai lembaga yang memiliki peran strategis
dalam pembangunan nasional dan yang melakukan usahanya berdasarkan

Aimi Solidei Manalu : Corporate Social Responsibility (CSR) Yang Dilakukan Bank Sumut Kepada Masyarakat
Sekitarnya (Studi Pada PT. Bank Sumut, Kantor Pusat J alan Imam Bonjol No. 18 Medan), 2008.
USU Repository 2009


83
kepercayaan seharusnya mempekerjakan bankir yang dalam sikap dan
perbuatannya mencerminkan integritas pribadi, profesionalisme dan tanggung
jawab sosial yang tinggi. Bankir Indonesia dalam mengelola bank secara sehat
menghormati norma-norma yang berlaku umum serta mematuhi dan mentaati tata
nilai sebagai pedoman dasar dalam menentukan sikap dan tindakannya. Untuk itu,
guna membina dan menjaga integritas secara kejujuran seorang bankir diperlukan
norma-norma yang diakui, diterima dan ditaati sebagai Kode Etik Bankir
Indonesia:
111
1. Seorang bankir patuh dan taat pada ketentuan perundang-undangan dan
peraturan yang berlaku.

2. Seorang bankir melakukan pencatatan yang benar mengenai segala transaksi
yang bertalian dengan kegiatan banknya.
3. Seorang bankir menghindarkan diri dari persaingan yang tidak sehat.
4. Seorang bankir tidak menyalahgunakan wewenangnya untuk kepentingan
pribadi.
5. Seorang bankir menghindarkan diri dari keterlibatan pengambilan keputusan
dalam hal terdapat pertentangan kepentingan.
6. Seorang bankir menjaga kerahasiaan nasabah dan banknya.
7. Seorang bankir memperhitungkan dampak yang merugikan dari setiap
kebijakan yang ditetapkan banknya terhadap keadaan ekonomi, sosial dan
lingkungan.

111
H. As. Mahmoedin, Op. cit., hal. 149.

Aimi Solidei Manalu : Corporate Social Responsibility (CSR) Yang Dilakukan Bank Sumut Kepada Masyarakat
Sekitarnya (Studi Pada PT. Bank Sumut, Kantor Pusat J alan Imam Bonjol No. 18 Medan), 2008.
USU Repository 2009


84
8. Seorang bankir tidak menerima hadiah atau imbalan yang memperkaya diri
pribadi maupun keluarganya.
9. Seorang bankir tidak melakukan perbuatan tercela yang dapat merugikan citra
profesinya.
Tanggung jawab sosial perusahaan berkaitan dengan teori utilitarisme
sebagaimana diutarakan Jeremy Bentham. Menurut utilitarisme suatu perbuatan
atau aturan adalah baik, kalau memang kesenangan paling besar untuk jumlah
orang paling besar (the greatest good for the greatest number), dengan perkataan
lain kalau memaksimalkan manfaat.
112
Dalam Kode Etik Bankir Indonesia seorang bankir memperhitungkan
dampak yang merugikan dari setiap kebijakan yang ditetapkan banknya terhadap
keadaan ekonomi, sosial dan lingkungan. Seorang bankir harus memperhitungkan
dampak yang merugikan yang dapat terjadi sebagai akibat dari kebijakan yang
ditetapkannya, baik yang menimbulkan keresahan-keresahan ekonomi, sosial dan
politik maupun kerusakan lingkungan antara lain, seorang bankir tidak
memberikan pembiayaan yang diketahuinya bahwa dengan pembiayaan tersebut
Prinsip tanggung jawab sosial ialah prinsip
kepedulian perbankan terhadap berbagai hal kehidupan, baik masyarakat, maupun
negara. Rasa tanggung jawab ini dapat berupa kepedulian terhadap perekonomian,
kehidupan rakyat banyak, masalah lingkungan, kependudukan, kebijaksanaan
pmerintah dan masalah politik lainnya.

112
Bismar Nasution, Op. cit., hal. 2.

Aimi Solidei Manalu : Corporate Social Responsibility (CSR) Yang Dilakukan Bank Sumut Kepada Masyarakat
Sekitarnya (Studi Pada PT. Bank Sumut, Kantor Pusat J alan Imam Bonjol No. 18 Medan), 2008.
USU Repository 2009


85
suatu perusahaan akan mencapai kedudukan yang dapat mematikan perusahaan
lain, lebih-lebih apabila akan mematikan perusahaan-perusahaan kecil.
113
Tanggung jawab sosial suatu bank mencari untung tanpa merugikan
masyarakat. Bank adalah bagian dari masyarakat tempat tempat bank bekerja.

114

Prinsip tanggung jawab sosial atau social responsibility menuntut setiap bankir
untuk secara cermat memperhitungkan atau mempertimbangkan dampak dari
setiap keputusan yang akan diambilnya tidak hanya terhadap konsekuensi
finansial umum tetapi juga terhadap masyarakat banyak. Misalnya: bank adalah
badan hukum yang bertanggung jawab; bank mempunyai tanggung jawab
terhadap nasabahnya; nasabah seyogyanya tidak diizinkan mengikat diri
(meminjam) di luar batas kemampuannya; memberikan penjelasan kepada
nasabah tentang konsekuensi jika ia mengambil alih suatu harta/surat berharga
yang ditawarkan kepadanya; atau mengungkapkan dengan lengkap tindak-tanduk
kejahatan yang diketahui.
115
Etika perbankan harus mempertimbangkan harus mempertimbangkan
harapan-harapan masyarakat. Meskipun harapan-harapan masyarakat mungkin
tidak bersifat normatif, harapan-harapan itu sering merupakan petunjuk
kebutuhan-kebutuhan nyata masyarakat yang harus dipenuhi oleh bank, kalau
bank hendak membenarkan eksistensinya.

116

113
H. As. Mahmoedin, Op. cit., hal. 150.

114
O. P. Simorangkir, Etika: Bisnis, Jabatan, dan Perbankan, (Jakarta: PT. Rineka Cipta,
2003), hal. 174.

115
H. As. Mahmoedin, Loc. cit.

116
O. P. Simorangkir, Loc. cit.
Bank adalah bagian dari
masyarakat, oleh karena itu setiap kebijaksanaan perbankan merupakan harapan
hidup orang banyak, dan tanggung jawab dunia perbankan sangat erat dengan

Aimi Solidei Manalu : Corporate Social Responsibility (CSR) Yang Dilakukan Bank Sumut Kepada Masyarakat
Sekitarnya (Studi Pada PT. Bank Sumut, Kantor Pusat J alan Imam Bonjol No. 18 Medan), 2008.
USU Repository 2009


86
kehidupan masyarakat. Dalam hal ini bank seakan mempunyai misi tersendiri buat
masyarakat, dan mempunyai fungsi seperti:
117
1. Mendayagunakan daan masyarakat, yaitu menghimpun dana masyarakat dan
disalurkan melalui kredit sehingga menjadi potensial.

2. Meningkatkan daya guna barang, yaitu melalui kredit, bank bisa memberi
bantuan kepada pengusaha sehingga pengusaha bisa mengolah bahan mentah
menjadi barang jadi.
3. Meningkatkan taraf hidup rakyat, yaitu melalui kredit dapat membantu
pengusaha yang kekurangan modal, yang bermuara dengan meningkatnya
penghasilan mereka.
4. Memeratakan penghasilan (in equilibrium of income), yaitu dengan
kebijaksanaan diversifikasi bunga dan selektivitas kredit, dapat memberikan
prioritas terlebih dahulu kepada golongan ekonomi lemah.
5. Menambah lapangan kerja, yaitu dengan bantuan kredit dapat menciptakan
beberapa lapangan kerja.
6. Meningkatkan kecerdasan masyarakat, yaitu dengan meningkatnya
penghasilan masyarakat, maka meningkat pula pola berpikirnya. Bahkan
dengan kredit meningkat pula pola produksinya.
7. Menambah potensi masyarakat yaitu dengan meningkatnya lapangan kerja,
berarti manambah penghasilan akhirnya menambah potensi masyarakat.
8. Meningkatnya income pemerintah yaitu jika potensi masyarakat bertambah
maka kemampuan masyarakat membayar pajak juga bertambah.

117
H. As. Mahmoedin, Loc. cit.

Aimi Solidei Manalu : Corporate Social Responsibility (CSR) Yang Dilakukan Bank Sumut Kepada Masyarakat
Sekitarnya (Studi Pada PT. Bank Sumut, Kantor Pusat J alan Imam Bonjol No. 18 Medan), 2008.
USU Repository 2009


87
9. Mengendalikan moneter pemerintah, yaitu dengan berbagai kebijaksanaan
perkreditan dapat mengatur situasi moneter dan keuangan pemerintah.
Secara khusus gabungan perbankan swasta nasional mengeluarkan Panca
Etika Perbanas, sedangkan pemerintah yang direksi dan karyawannya menjadi
anggota KORPRI denga Sapta Prasetya KORPRI, dan sumpah jabatan.
Bunyi Etika dan Sapta Prasetya KORPRI adalah sebagai berikut: Kami
anggota KORPRI senantiasa mengutamakan persatuan dan kesatuan bangsa,
kesejahteraan masyarakat serta kesetiakawanan KORPRI. Dalam kalimat
mengutamakan persatuan dan kesatuan bangsa, kesejahteraan masyarakat
terkandung prinsip tanggung jawab kepada masyarakat.
Bunyi dari Etika dan Sumpah Jabatan adalah sebagai berikut: Bahwa
dalam menjalankan jabatan atau pekerjaan saya, saya senantiasa akan lebih
mementingkan kepentingan negara, daripada kepentingan saya sendiri seseorang
atau golongan. Dalam kalimat lebih mementingkan kepentingan negara
terkandung prinsip tanggung jawab kepada masyarakat.
Dalam etika tanggung jawab sosial terdapat tanggung jawab sosial yang
negatif dan tanggung jawab yang positif. Tanggung jawab sosial bank yang
negatif yaitu prinsip etis yang merugikan masyarakat. Contoh: suatu perusahaan
merugikan masyarakat yang menyebabkan polusi, pengotoran air sungai, dan
menyebabkan bau busuk. Tanggung jawab sosial yang positif yaitu prinsip etis
yang berbuat baik terhadap masyarakat. Bank diminta bantuan untuk ikut serta
mangatasi masalah sosial, misalnya turut membangun sekolah-sekolah.
118


118
O. P. Simorangkir, Loc. cit.


Aimi Solidei Manalu : Corporate Social Responsibility (CSR) Yang Dilakukan Bank Sumut Kepada Masyarakat
Sekitarnya (Studi Pada PT. Bank Sumut, Kantor Pusat J alan Imam Bonjol No. 18 Medan), 2008.
USU Repository 2009


88

B. Peranan Bank Indonesia Dalam Penerapan Corporate Social
Responsibility (CSR) Perbankan Di Indonesia
Bank adalah lembaga intermediasi yang dalam menjalankan kegiatan
usahanya bergantung pada dana masyarakat dan kepercayaan baik dari dalam
maupun dari luar negeri. Dalam menjalankan kegiatan usaha tersebut bank
menghadapi berbagai risiko, baik risiko kredit, risiko pasar, risiko operasional
maupun risiko reputasi. Banyak ketentuan yang mengatur sektor perbankan dalam
rangka melindungi kepentingan masyarakat, termasuk ketentuan yang mengatur
kewajiban untuk memenuhi modal minimum sesuai dengan kondisi masing-masig
bank, menjadikan sektor perbankan sebagai sektor yang highly regulated.
119
Krisis perbankan di Indonesia yang dimulai akhir tahun 1997 bukan
semata-mata diakibatkan sektor ekonomi, tetapi juga diakibatkan oleh belum
dilaksanakannya Good Corporate Governance (GCG) dan etika yang
melandasinya. Oleh karena itu, usaha mengembalikan kepercayaan kepada dunia
perbankan Indonesia melalui restrukturisasi dan rekapitalisasi hanya dapat
mempunyai dampak jangka panjang dan mendasar apabila disertai tiga tindakan
penting lain yaitu:

120
1. Ketaatan terhadap prinsip kehati-hatian;

2. Pelaksanaan Good Corporate Governance; dan
3. Pengawasan yang efektif dari Otoritas Pengawas Bank.

119
http://www.csrindonesia.com/, terakhir kali diakses tanggal 4 Januari 2008.
120
http://www.fcgi.or.id/, terakhir kali diakses tanggal 20 November 2007.

Aimi Solidei Manalu : Corporate Social Responsibility (CSR) Yang Dilakukan Bank Sumut Kepada Masyarakat
Sekitarnya (Studi Pada PT. Bank Sumut, Kantor Pusat J alan Imam Bonjol No. 18 Medan), 2008.
USU Repository 2009


89
Pelaksanaan Good Corporate Governance (GCG) sangat diperlukan untuk
membangun kepercayaan masyarakat dan dunia internasional sebagai syarat
mutlak bagi dunia perbankan untuk berkembang dengan baik dan sehat. Oleh
karena itu Bank for International Sattlement (BIS) sebagai lembaga yang
mengkaji terus-menerus prinsip kehati-hatian yang harus dianut oleh perbankan,
telah pula mengeluarkan Pedoman Pelaksaan Good Corporate Governance
(GCG) bagi dunia Perbankan secara internasional.
121
Good Corporate Governance (GCG) mengandung lima prinsip utama
yaitu keterbukaan (transparency), akuntabilitas (accountability),
pertanggungjawaban (responsibility), independensi (independency), dan
kewajaran (fairness), dan diciptakan untuk dapat melindungi kepentingan semua
pihak yang berkepentingan (stakeholders). Pengaturan dan implementasi Good
Corporate Governance (GCG) memerlukan komitmen dari top manajemen dan
seluruh jajaran organisasi.

122
Pelaksanaan Good Corporate Governance pada industri perbankan harus
senantiasa berlandaskan pada lima prinsip dasar. Pertama, transparansi
(transparency), yaitu keterbukaan dalam mengemukakan informasi yang material
dan relevan serta keterbukaan dalam melaksanakan proses pengambilan
keputusan. Kedua, akuntabilitas (accountability) yaitu kejelasan fungsi dan
pelaksanaan pertanggungjawaban organ bank sehingga pengelolaannya berjalan
secara efektif. Ketiga, pertanggungjawaban (responsibility) yaitu kesesuaian
pengelolaan bank dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku dan


121
http://www.csrindonesia.com/, terakhir kali diakses tanggal 4 Januari 2008.

122
http://www.fcgi.or.id/, terakhir kali diakses tanggal 20 November 2007.

Aimi Solidei Manalu : Corporate Social Responsibility (CSR) Yang Dilakukan Bank Sumut Kepada Masyarakat
Sekitarnya (Studi Pada PT. Bank Sumut, Kantor Pusat J alan Imam Bonjol No. 18 Medan), 2008.
USU Repository 2009


90
prinsip-prinsip pengelolaan bank yang sehat. Bank harus bertindak sebagai good
corporate citizen (perusahaan yang baik) termasuk peduli terhadap lingkungan
dan melaksanakan tanggung jawab sosial. Keempat, independensi (independency)
yaitu pengelolaan bank secara profesional tanpa pengaruh/tekanan dari pihak
manapun. Kelima, kewajaran (fairness) yaitu keadilan dan kesetaraan dalam
memenuhi hak-hak stakeholder yang timbul berdasarkan perjanjian dan peraturan
perundang-undangan yang berlaku. Dalam rangka menerapkan kelima prinsip
dasar tersebut di atas, bank wajib berpedoman pada berbagai ketentuan dan
persyaratan minimum serta pedoman yang terkait dengan pelaksanaan Good
Corporate Governance.
123
Pelaksanaannya dimulai dari penetapan kebijakam
dasar (strategic policy) dan kode etik yang harus dipatuhi oleh semua pihak dalam
perusahaan. Bagi perbankan Indonesia, kepatuhan terhadap kode etik yang
diwujudkan dalam satu kata dan perbuatan, merupakan faktor penting sebagai
landasan penerapan Good Corporate Governance (GCG).
124
Berdasarkan pertimbangan di atas dan tingginya tingkat kompleksitas serta
risiko bisnis perbankan, Komite Nasional Kebijakan Corporate Governance
memandang perlu untuk mengeluarkan Pedoman Good Corporate Governance
(GCG) Perbankan Indonesia (Indonesian Banking Sector Code) sebagai
pelengkap dan bagian tak terpisahkan dari Pedoman Umum Good Corporate


123
Ketentuan Umum Penjelasan Peraturan Bank Indonesia No. 8/4/PBI/2006 tentang
Pelaksanaan Good Corporate Governance Bagi Bank Umum.
124
http://www.fcgi.or.id/, terakhir kali diakses tanggal 20 November 2007.

Aimi Solidei Manalu : Corporate Social Responsibility (CSR) Yang Dilakukan Bank Sumut Kepada Masyarakat
Sekitarnya (Studi Pada PT. Bank Sumut, Kantor Pusat J alan Imam Bonjol No. 18 Medan), 2008.
USU Repository 2009


91
Governance (GCG). Perbankan dalam pedoman ini meliputi bank umum dan
Bank Perkreditan Rakyat yang dijalankan secara konvensional maupun syariah.
125
Sebagai lembaga intermediasi dan lembaga kepercayaan, dalam
melaksanakan kegiatan usahanya bank harus menganut prinsip keterbukaan
(transparency), memiliki ukuran kinerja dari semua jajaran bank berdasarkan
ukuran-ukuran yang konsisten dengan corporate values, sasaran usaha dan srategi
bank sebagai pencerminan akuntabilitas bank (accountability), berpegang pada
prudential banking practices dan menjamin dilaksanakannya ketentuan yang
berlaku sebagai wujud tanggung jawab bank (responsibility), objektif dan bebas
dari tekanan pihak manapun dalam pengambilan keputusan (independency), serta
senantiasa memperhatikan kepentingan seluruh stakeholders berdasarkan asas
kesetaraan dan kewajaran (fairness). Dalam hubungan dengan prinsip tersebut
bank perlu memperhatikan hal-hal sebagai berikut:

126
1. Keterbukaan (Transparency)

a. Bank harus mengungkapkan informasi secara tepat waktu, memadai, jelas,
akurat dan dapat diperbandingkan serta mudah diakses oleh stakeholders
sesuai dengan haknya.
b. Informasi yang harus diungkapkan meliputi tetapi tidak terbatas pada hal-
hal yang bertalian dengan visi, misi, sasaran usaha dan strategi perusahaan,
kondisi keuangan, susunan dan kompensasi pengurus, pemegang saham
pengendali, cross shareholding, pejabat eksekutif, pengelolaan risiko (risk
management), sistem pengawasan dan pengendalian intern, status

125
http://www.csrindonesia.com/, terakhir kali diakses tanggal 4 Januari 2008.
126
http://www.fcgi.or.id/, terakhir kali diakses tanggal 20 November 2007.

Aimi Solidei Manalu : Corporate Social Responsibility (CSR) Yang Dilakukan Bank Sumut Kepada Masyarakat
Sekitarnya (Studi Pada PT. Bank Sumut, Kantor Pusat J alan Imam Bonjol No. 18 Medan), 2008.
USU Repository 2009


92
kepatuhan, sistem dan pelaksanaan Good Corporate Governance (GCG)
serta kejadian penting yang dapat mempengaruhi kondisi bank.
c. Prinsip keterbukaan yang dianut oleh bank tidak mengurangi kewajiban
untuk memenuhi ketentuan rahasia bank sesuai dengan peraturan
perundang-undangan yang berlaku, rahasia jabatan, dan hak-hak pribadi.
d. Kebijakan bank harus tertulis dan dikomunikasikan kepada pihak yang
berkepentingan (stakeholders) dan yang berhak memperoleh informasi
tentang kebijakan tersebut.
2. Akuntabilitas (Accountability)
a. Bank harus menetapkan tanggung jawab yang jelas dari masing-masing
organ organisasi yang selaras dengan visi, misi, sasaran usaha dan strategi
perusahaan.
b. Bank harus meyakini bahwa semua organ organisasi bank mempunyai
kompetensi sesuai dengan tanggung jawabnya dan memahami perannya
dalam pelaksanaan Good Corporate Governance (GCG).
c. Bank harus memastikan terdapatnya check and balance system dalam
pengelolaan bank.
d. Bank harus memiliki ukuran kinerja dari semua jajaran bank berdasarkan
ukuran-ukuran yang disepakati konsisten dengan nilai perusahaan
(corporate values), sasaran usaha dan strategi bank serta memiliki rewards
and punishment system.
3. Tanggung Jawab (Responsibility)

Aimi Solidei Manalu : Corporate Social Responsibility (CSR) Yang Dilakukan Bank Sumut Kepada Masyarakat
Sekitarnya (Studi Pada PT. Bank Sumut, Kantor Pusat J alan Imam Bonjol No. 18 Medan), 2008.
USU Repository 2009


93
a. Untuk menjaga kelangsungan usahanya, bank harus berpegang pada
prinsip kehati-hatian (prudential banking practices) dan menjamin
dilaksanakannya ketentuan yang berlaku.
b. Bank harus bertindak sebagai good corporate citizen (perusahaan yang
baik) termasuk peduli terhadap lingkungan dan melaksanakan tanggung
jawab sosial.
4. Independensi (Indepedency)
a. Bank harus menghindari terjadinya dominasi yang tidak wajar oleh
stakeholders manapun dan tidak terpengaruh oleh kepentingan sepihak
serta bebas dari benturan kepentingan (conflict of interest).
b. Bank dalam mengambil keputusan harus obyektif dan bebas dari segala
tekanan dari pihak manapun.
5. Kewajaran (Fairness)
a. Bank harus senantiasa memperhatikan kepentingan seluruh stakeholders
berdasarkan asas kesetaraan dan kewajaran (equal treatment).
b. Bank harus memberikan kesempatan kepada seluruh stakeholders untuk
memberikan masukan dan menyampaikan pendapat bagi kepentingan bank
serta mempunyai akses terhadap informasi sesuai dengan prinsip
keterbukaan.
Emmy Prabawani, Peneliti Senior Tim Arsitektur Perbankan Indonesia
(API) memaparkan hasil surveinya tentang Good Corporate Governance (GCG)
bank di Indonesia bahwa dari 130 bank yang ada di Indonesia, 12 memperoleh
kategori yang sangat baik, 76 baik, 39 cukup baik, dan 3 kurang baik, dimana tiga

Aimi Solidei Manalu : Corporate Social Responsibility (CSR) Yang Dilakukan Bank Sumut Kepada Masyarakat
Sekitarnya (Studi Pada PT. Bank Sumut, Kantor Pusat J alan Imam Bonjol No. 18 Medan), 2008.
USU Repository 2009


94
peringkat teratas merupakan bank asing dan kantor cabang bank asing. Bank
Indonesia telah melakukan percobaan terhadap 130 bank, termasuk bank asing,
untuk mengukur tingkat Good Corporate Governance (GCG). Percobaan yang
dilakukan Bank Indonesia dengan menerapkan beberapa pasal dari ketentuan
Good Corporate Governance (GCG) terhadap industri perbankan di Indonesia,
yang hasilnya menerangkan bahwa 69,3 % bank yang beroperasi di Indonesia
belum memenuhi ketentuan Good Corporate Governance (GCG). Namun
demikian, sektor usaha di Indonesia yang paling konsisten dalam menerapkan
Good Corporate Governance (GCG) adalah perbankan. Hal ini disebabkan Bank
Indonesia mempunyai aturan khusus yang mengatur Good Corporate Governance
(GCG) dan ada program monitoring setiap tahun sekaligus penerapan sanksinya.
Implementasi Good Corporate Governance (GCG) oleh bank bermanfaat untuk
memaksimalkan nilai perusahaan.
127
Corporate Social Responsibility (CSR) dalam prinsip Good Corporate
Governance (GCG) ibarat dua sisi mata uang. Keduanya sama penting dan tidak
terpisahkan. Dimana keduanya berjalan beriringan untuk meningkatkan
keberlanjutan operasi perusahaan.

128

127
http://www.inilah.com/, terakhir kali diakses tanggal 28 Februari 2008.
128
http://www.fcgi.or.id/, terakhir kali diakses tanggal 20 November 2007.
Peranan Bank Indonesia dalam penerapan
Corporate Social Responsibility (CSR) pada Perbankan di Indonesia dapat dilihat
dalam Peraturan Bank Indonesia No. 8/4/PBI/2006 tanggal 30 Januari 2006
tentang Pelaksanaan Good Corporate Governance Bagi Bank Umum, dan
Peraturan Bank Indonesia No. 8/14/PBI/2006 tanggal 5 Oktober 2006 Perubahan
Atas Peraturan Bank Indonesia No. 8/4/2006 tentang Pelaksanaan Good

Aimi Solidei Manalu : Corporate Social Responsibility (CSR) Yang Dilakukan Bank Sumut Kepada Masyarakat
Sekitarnya (Studi Pada PT. Bank Sumut, Kantor Pusat J alan Imam Bonjol No. 18 Medan), 2008.
USU Repository 2009


95
Corporate Governance Bagi Bank Umum serta Surat Edaran Bank Indonesia No.
9/12/DPNP Perihal Pelaksanaan Good Corporate Governance Bagi Bank Umum.
Dimana dalam Peraturan-peraturan Bank Indonesia tentang Good Corporate
Governance (GCG) tersebut di dalamnya terdapat prinsip Corporate Social
Responsibility (CSR) atau tanggung jawab sosial perusahaan perbankan di
Indonesia.
Pada Peraturan Bank Indonesia Nomor 8/4/PBI/2006 tentang Pelaksanaan
Good Corporate Governance Bagi Bank Umum, pengaturan Corporate Social
Responsibility (CSR) yang terkandung dalam prinsip Good Corporate
Governance dapat dilihat pada:
129
1. Menimbang butir a

Bahwa dengan semakin kompleksnya risiko yang dihadapi bank, maka
semakin meningkat pula kebutuhan praktik Good Corporate Governance oleh
perbankan.
2. Menimbang butir b
Bahwa dalam rangka meningkatkan kinerja bank, melindungi kepentingan
stakeholders dan meningkatkan kepatuhan terhadap peraturan perundang-
undangan yang berlaku serta nilai-nilai etika yang berlaku umum pada industri
perbankan, diperlukan pelaksanaan Good Corporate Governance.
3. Pasal 1 butir 6
Good Corporate Governance adalah suatu tata kelola bank yang menerapkan
prinsip-prinsip keterbukaan (transparency), akuntabilitas (accountability),

129
Peraturan Bank Indonesia No. 8/4/PBI/2006 tentang Pelaksanaan Good Corporate
Governance Bagi Bank Umum.

Aimi Solidei Manalu : Corporate Social Responsibility (CSR) Yang Dilakukan Bank Sumut Kepada Masyarakat
Sekitarnya (Studi Pada PT. Bank Sumut, Kantor Pusat J alan Imam Bonjol No. 18 Medan), 2008.
USU Repository 2009


96
pertanggungjawaban (responsibility), independensi (independency), dan
kewajaran (fairness).
4. Pasal 2 ayat (1)
Bank wajib melaksanakan prinsip-prinsip Good Corporate Governance dalam
setiap kegiatan usahanya pada seluruh tingkatan atau jenjang organisasi.
5. Pasal 2 ayat (2)
Pelaksanaan prinsip-prinsip Good Corporate Governance sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) paling kurang harus diwujudkan dalam:
a. pelaksanaan tugas dan tanggung jawab Dewan Komisaris dan Direksi;
b. kelengkapan dan pelaksanaan tugas komite-komite dan satuan kerja yang
menjalankan fungsi pengendalian intern bank;
c. penerapan fungsi kepatuhan, auditor internal dan auditor eksternal;
d. penerapan manajemen risiko, termasuk sistem pengendalian intern;
e. penyediaan dana kepada pihak terkait dan penyediaan dana besar;
f. rencana strategis bank;
g. transparansi kondisi keuangan dan non keuangan bank.
6. Pasal 3
Bank Indonesia melakukan penilaian terhadap pelaksanaan Good Corporate
Governance bank.
7. Pasal 9 ayat (1)
Dewan Komisaris wajib memastikan terselenggaranya pelaksanaan Good
Corporate Governance dalam setiap kegiatan usaha bank pada seluruh
tingkatan atau jenjang organisasi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2.

Aimi Solidei Manalu : Corporate Social Responsibility (CSR) Yang Dilakukan Bank Sumut Kepada Masyarakat
Sekitarnya (Studi Pada PT. Bank Sumut, Kantor Pusat J alan Imam Bonjol No. 18 Medan), 2008.
USU Repository 2009


97
8. Pasal 26
Direksi wajib melaksanakan prinsip-prinsip Good Corporate Governance
dalam setiap kegiatan usaha bank pada seluruh tingkatan atau jenjang
organisasi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2.
9. Pasal 28
Dalam rangka melaksanakan prinsip-prinsip Good Corporate Governance
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 26, Direksi paling kurang wajib
membentuk:
a. Satuan Kerja Audit Intern;
b. Satuan Kerja Manajemen Risiko dan Komite Manajemen Risiko; dan
c. Satuan Kerja Kepatuhan.
10. Pasal 61 ayat (1)
Bank wajib menyusun laporan pelaksanaan Good Corporate Governance pada
setiap akhir tahun buku.
11. Pasal 61 ayat (2)
Laporan pelaksanaan Good Corporate Governance sebagaimana dimaksud
pada ayat (1), paling kurang meliputi:
a. cakupan Good Corporate Governance sebagaimana dimaksud dalam Pasal
2 ayat (2) dan hasil penilaian (self assesment) atas pelaksanaan Good
Corporate Governance bank;
b. kepemilikan saham anggota dewan Komisaris serta hubungan keuangan
dan hubungan keluarga anggota dewan Komisaris dengan anggota dewan

Aimi Solidei Manalu : Corporate Social Responsibility (CSR) Yang Dilakukan Bank Sumut Kepada Masyarakat
Sekitarnya (Studi Pada PT. Bank Sumut, Kantor Pusat J alan Imam Bonjol No. 18 Medan), 2008.
USU Repository 2009


98
Komisaris lain, anggota Direksi dan/atau pemegang saham bank
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 17;
c. kepemilikan saham anggota Direksi serta hubungan keuangan dan
hubungan keluarga anggota Direksi dengan anggota dewan Komisaris,
anggota Direksi lain dan/atau pemegang saham bank sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 36;
d. paket/kebijakan remunerasi dan fasilitas lain bagi dewan Komisaris serta
Direksi;
e. shares option yang dimiliki Komisaris, Direksi, dan Pejabat Eksekutif;
f. rasio gaji tertinggi dan gaji terendah;
g. frekuensi rapat dewan Komisaris sebagaimana dimaksud dalam Pasal 15;
h. jumlah penyimpangan (internal fraud) yang terjadi dan upaya penyelesaian
oleh bank;
i. jumlah permasalahan hukum dan upaya penyelesaian oleh bank;
j. transaksi yang mengandung benturan kepentingan;
k. buy back shares dan/atau buy back obligasi bank; dan
l. pemberian dana untuk kegiatan sosial dan kegiatan politik, baik nominal
maupun penerima dana.
12. Pasal 61 ayat (3)
Pengungkapan paket/kebijakan remunerasi fasilitas lain bagi dewan Komisaris
dan Direksi sebagaimana dimaksud pada ayat (2) huruf d paling kurang
mencakup jumlah anggota dewan Komisaris, jumlah anggota Direksi, dan
jumlah keseluruhan gaji, tunjangan (benefits), kompensasi berbasis saham,

Aimi Solidei Manalu : Corporate Social Responsibility (CSR) Yang Dilakukan Bank Sumut Kepada Masyarakat
Sekitarnya (Studi Pada PT. Bank Sumut, Kantor Pusat J alan Imam Bonjol No. 18 Medan), 2008.
USU Repository 2009


99
bentuk remunerasi lainnya, dan fasilitas yang ditetapkan berdasarkan
keputusan Rapat Umum Pemegang Saham.
13. Pasal 62 ayat (1)
Bank wajib menyampaikan laporan pelaksanaan Good Corporate Governance
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 61 kepada pemegang saham dan kepada:
a. Bank Indonesia;
b. Yayasan Lembaga Konsumen Indonesia (YLKI);
c. Lembaga pemeringkat di Indonesia;
d. Asosiasi-asosiasi Bank di Indonesia;
e. Lembaga Pengembangan Perbankan Indonesia (LPPI);
f. 2 (dua) lembaga penelitian di bidang ekonomi dan keuangan;
g. 2 (dua) majalah ekonomi dan keuangan,
paling lambat 5 (lima) bulan setelah tahun buku berakhir.
14. Pasal 62 ayat (2)
Bagi bank yang telah memiliki homepage wajib menginformasikan laporan
pelaksanaan Good Corporate Governance sebagaimana dimaksud pada ayat
(1) pada homepage bank paling lambat 5 (lima) bulan setelah tahun buku
berakhir.
15. Pasal 62 ayat (3)
Laporan pelaksanaan Good Corporate Governance sebagaimana dimaksud
pada ayat (1) disampaikan pertama kali untuk posisi laporan akhir Desember
2007.
16. Pasal 62 ayat (4)

Aimi Solidei Manalu : Corporate Social Responsibility (CSR) Yang Dilakukan Bank Sumut Kepada Masyarakat
Sekitarnya (Studi Pada PT. Bank Sumut, Kantor Pusat J alan Imam Bonjol No. 18 Medan), 2008.
USU Repository 2009


100
Bank dianggap terlambat menyampaikan laporan pelaksanaan Good
Corporate Governance apabila bank menyampaikan laporan dimaksud kepada
Bank Indonesia melampaui batas akhir waktu penyampaian laporan
sebagaimana dimaksud pada ayat (1) tetapi belum melampaui 1 (satu) bulan
sejak batas akhir waktu penyampaian laporan.
17. Pasal 62 ayat (5)
Bank dianggap tidak menyampaikan laporan Good Corporate Governance
apabila bank belum menyampaikan laporan dimaksud dalam batas waktu
keterlambatan sebagaimana dimaksud pada ayat (4).
18. Pasal 63
Ketentuan lebih lanjut mengenai penyusunan laporan pelaksanaan Good
Corporate Governance sebagaimana dimaksud dalam Pasal 61 diatur dengan
Surat Edaran Bank Indonesia.
19. Pasal 64
Penyampaian laporan pelaksanaan Good Corporate Governance kepada Bank
Indonesia sebagaimana dimaksud dalam Pasal 62 ayat (1) huruf a dialamatkan
kepada:
a. Direktorat Pengawasan Bank terkait, J l. MH Thamrin No. 2, Jakarta
10110, bagi bank yang berkantor pusat di wilayah kerja Kantor Pusat Bank
Indonesia;
b. Kantor Bank Indonesia setempat, bagi bank yang berkantor pusat di luar
wilayah kerja Kantor Pusat Bank Indonesia.
20. Pasal 65 ayat (1)

Aimi Solidei Manalu : Corporate Social Responsibility (CSR) Yang Dilakukan Bank Sumut Kepada Masyarakat
Sekitarnya (Studi Pada PT. Bank Sumut, Kantor Pusat J alan Imam Bonjol No. 18 Medan), 2008.
USU Repository 2009


101
Bank wajib melakukan penilaian (self assessment) atas pelaksanaan Good
Corporate Governance bank yang mencakup hal-hal sebagaimana diatur
dalam Pasal 2 ayat (2) paling kurang 1 (satu) kali dalam setahun.
21. Pasal 65 ayat (2)
Hasil penilaian (self assessment) pelaksanaan Good Corporate Governance
sebagaimana dimaksud pada ayat (1) merupakan bagian yang tidak
terpisahkan dari laporan pelaksanaan Good Corporate Governance.


22. Pasal 65 ayat (3)
Tata cara penilaian sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diatur dengan Surat
Edaran Bank Indonesia.
23. Pasal 66 ayat (1)
Dalam rangka melakukan penilaian terhadap pelaksanaan Good Corporate
Governance sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3, Bank Indonesia dapat
melakukan penilaian atau evaluasi terhadap hasil penilaian (self assessment)
pelaksanaan Good Corporate Governance sebagaimana dimaksud dalam Pasal
65 ayat (1).
24. Pasal 66 ayat (2)
Berdasarkan hasil penilaian atau evaluasi sebagaimana dimaksud pada ayat
(1), Bank Indonesia dapat meminta bank untuk menyampaikan action plan
yang memuat langkah-langkah perbaikan yang wajib dilaksanakan oleh bank
dengan target waktu tertentu.

Aimi Solidei Manalu : Corporate Social Responsibility (CSR) Yang Dilakukan Bank Sumut Kepada Masyarakat
Sekitarnya (Studi Pada PT. Bank Sumut, Kantor Pusat J alan Imam Bonjol No. 18 Medan), 2008.
USU Repository 2009


102
25. Pasal 66 ayat (3)
Dalam hal diperlukan Bank Indonesia dapat meminta bank untuk melakukan
penyesuaian action plan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan/atau
melakukan pemeriksaan khusus terhadap hasil perbaikan pelaksanaan Good
Corporate Governance yang telah dilakukan oleh bank.
26. Pasal 67 ayat (1)
Kantor cabang bank asing wajib memenuhi ketentuan tentang pelaksanaan
Good Corporate Governance sebagaimana diatur dalam Peraturan Bank
Indonesia ini.
27. Pasal 67 ayat (2)
Pelaksana fungsi dewan Komisaris dan pembentukan komite disesuaikan
dengan struktur organisasi yang berlaku pada bank yang bersangkutan.
28. Pasal 67 ayat (3)
Penyesuaian sebagaimana dimaksud pada ayat (2) wajib memenuhi seluruh
fungsi yang diperlukan dalam pelaksanaan Good Corporate Governance
sebagaimana diatur dalam Peraturan Bank Indonesia ini.
29. Pasal 68
Bank Indonesia berwenang meminta penyesuaian struktur organisasi kantor
cabang bank asing untuk memastikan terlaksananya Good Corporate
Governance sesuai dengan Peraturan Bank Indonesia ini.
30. Pasal 69
Bank yang tidak memenuhi ketentuan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 4,
Pasal 5, Pasal 7, Pasal 8, Pasal 9, Pasal 10, Pasal 11, Pasal 12, Pasal 13, Pasal

Aimi Solidei Manalu : Corporate Social Responsibility (CSR) Yang Dilakukan Bank Sumut Kepada Masyarakat
Sekitarnya (Studi Pada PT. Bank Sumut, Kantor Pusat J alan Imam Bonjol No. 18 Medan), 2008.
USU Repository 2009


103
14, Pasal 15, Pasal 16, Pasal 17, Pasal 18, Pasal 19, Pasal 20, Pasal 22, Pasal
23, Pasal 24, Pasal 25, Pasal 26, Pasal 27, Pasal 28, Pasal 29, Pasal 30, Pasal
31, Pasal 32, Pasal 33, Pasal 35, Pasal 36, Pasal 37, Pasal 38, Pasal 39, Pasal
40, Pasal 41, Pasal 42, Pasal 43, Pasal 44, Pasal 45, Pasal 46, Pasal 47, Pasal
48, Pasal 49, Pasal 50 ayat (2) dan ayat (3), Pasal 52 ayat (2), Pasal 59, Pasal
60, Pasal 65, Pasal 67 dikenakan sanksi administratif antara lain berupa:
a. teguran tertulis;
b. penurunan tingkat kesehatan berupa penurunan peringkat faktor
manajemen dalam penilaian tingkat kesehatan;
c. larangan untuk turut serta dalam kegiatan kliring;
d. pembekuan kegiatan usaha tertentu;
e. pemberhentian pengurus bank dan selanjutnya menunjuk dan mengangkat
pengganti sementara sampai Rapat Umum Pemegang Saham atau Rapat
Anggota Koperasi mengangkat pengganti yang tetap dengan persetujuan
Bank Indonesia; dan
f. pencantuman anggota pengurus, pegawai, pemegang saham bank dalam
daftar tidak lulus melalui mekanisme uji kepatutan dan kelayakan (fit and
proper test).
Perkembangan industri perbankan yang sangat pesat umumnya disertai
dengan semakin kompleksnya kegiatan usaha bank yang mengakibatkan
peningkatan eksposur risiko bank. Good Corporate Governance pada industri
perbankan menjadi lebih penting untuk saat ini dan masa-masa yang akan datang,
mengingat risiko dan tantangan yang dihadapi oleh industri perbankan akan

Aimi Solidei Manalu : Corporate Social Responsibility (CSR) Yang Dilakukan Bank Sumut Kepada Masyarakat
Sekitarnya (Studi Pada PT. Bank Sumut, Kantor Pusat J alan Imam Bonjol No. 18 Medan), 2008.
USU Repository 2009


104
semakin meningkat. Dalam rangka meningkatkan kinerja bank, melindungi
kepentingan stakeholders dan meningkatkan kepatuhan terhadap peraturan
perundang-undangan serta nilai-nilai etika (code of conduct) yang berlaku secara
umum pada industri perbankan, bank wajib melaksanakan kegiatan usahanya
dengan berpedoman pada prinsip-prinsip Good Corporate Governance.
130
Ada perbedaan yang cukup mendasar antara prinsip responsibility dan
empat prinsip Good Corporate Governance (GCG) lainnya. Empat prinsip Good
Corporate Governance (GCG) pertama lebih memberikan penekanan terhadap
kepentingan pemegang saham perusahaan (shareholders) sehingga ketiga prinsip
tersebut lebih mencerminkan shareholders-driven concept. Contohnya, perlakuan
yang adil terhadap pemegang saham minoritas (fairness), penyajian laporan
keuangan yang akurat dan tepat waktu (transparency), dan fungsi dan
kewenangan RUPS, komisaris, dan direksi (accountability).

131
Dalam prinsip responsibility, penekanan yang signifikan diberikan pada
kepentingan stakeholders perusahaan. Di sini perusahaan diharuskan
memperhatikan kepentingan stakeholders perusahaan, menciptakan nilai tambah
(value added) dari produk dan jasa bagi stakeholders perusahaan, dan memelihara
kesinambungan nilai tambah yang diciptakannya. Karena itu, prinsip
responsibility di sini lebih mencerminkan stakeholders-driven concept.

132
Pada Peraturan Bank Indonesia No. 8/14/PBI/2006 tanggal 5 Oktober
2006 Perubahan Atas Peraturan Bank Indonesia No. 8/4/2006 tentang Pelaksanaan


130
Ketentuan Umum Penjelasan Peraturan Bank Indonesia No. 8/4/PBI/2006 tentang
Pelaksanaan Good Corporate Governance Bagi Bank Umum
131
http://www.csrindonesia.com/, terakhir kali diakses tanggal 4 Januari 2008.
132
http://www.fcgi.or.id/, terakhir kali diakses tanggal 20 November 2007.

Aimi Solidei Manalu : Corporate Social Responsibility (CSR) Yang Dilakukan Bank Sumut Kepada Masyarakat
Sekitarnya (Studi Pada PT. Bank Sumut, Kantor Pusat J alan Imam Bonjol No. 18 Medan), 2008.
USU Repository 2009


105
Good Corporate Governance Bagi Bank Umum, pengaturan Corporate Social
Responsibility (CSR) yang terkandung dalam prinsip Good Corporate
Governance dapat dilihat pada:
133
1. Menimbang butir a

Bahwa peningkatan kualitas pelaksanaan Good Corporate Governance
merupakan salah satu upaya untuk memperkuat industri perbankan nasional
sesuai dengan Arsitektur Perbankan Indonesia.

2. Menimbang butir b
Bahwa dewan Komisaris dan Direksi memegang peranan yang sangat penting
dalam menciptakan Good Corporate Governance.
3. Menimbang butir c
Bahwa check and balance dari pihak-pihak independen dengan pihak yang
terkait dengan pemegang saham pengendali akan meningkatkan pelaksanaan
Good Corporate Governance bank.
4. Menimbang butir d
Bahwa dalam pelaksanaan Good Corporate Governance bank terdapat
dinamika yang perlu direspon secara proporsional dalam rangka
mengoptimalkan penerapan Good Corporate Governance bank.
5. Pasal 1 butir 6 diubah menjadi:
Good Corporate Governance adalah suatu tata kelola bank yang menerapkan
prinsip-prinsip keterbukaan (transparency), akuntabilitas (accountability),

133
Peraturan Bank Indonesia No. 8/14/PBI/2006 Perubahan Atas Peraturan Bank
Indonesia No. 8/4/2006 tentang Pelaksanaan Good Corporate Governance Bagi Bank Umum.

Aimi Solidei Manalu : Corporate Social Responsibility (CSR) Yang Dilakukan Bank Sumut Kepada Masyarakat
Sekitarnya (Studi Pada PT. Bank Sumut, Kantor Pusat J alan Imam Bonjol No. 18 Medan), 2008.
USU Repository 2009


106
pertanggungjawaban (responsibility), independensi (independency), dan
kewajaran (fairness).
6. Pasal 9 ayat (1) diubah menjadi:
Dewan Komisaris wajib memastikan terselenggaranya pelaksanaan Good
Corporate Governance dalam setiap kegiatan usaha bank pada seluruh
tingkatan atau jenjang organisasi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2.
7. Pasal 69 diubah menjadi:
Bank yang tidak memenuhi ketentuan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 4,
Pasal 5, Pasal 6, Pasal 7, Pasal 8, Pasal 9, Pasal 10, Pasal 11, Pasal 12, Pasal
13, Pasal 14, Pasal 15, Pasal 16, Pasal 17, Pasal 18, Pasal 19, Pasal 20, Pasal
22, Pasal 23, Pasal 24, Pasal 25, Pasal 26, Pasal 27, Pasal 28, Pasal 29, Pasal
30, Pasal 31, Pasal 32, Pasal 33, Pasal 35, Pasal 36, Pasal 37, Pasal 38, Pasal
39, Pasal 39A, Pasal 40, Pasal 41, Pasal 42, Pasal 43, Pasal 44, Pasal 45, Pasal
46, Pasal 47, Pasal 48, Pasal 49, Pasal 50 ayat (2) dan ayat (3), Pasal 52 ayat
(2), Pasal 59, Pasal 60, Pasal 65, Pasal 67 dikenakan sanksi administratif,
antara lain berupa:
a. teguran tertulis;
b. penurunan tingkat kesehatan berupa penurunan peringkat faktor
manajemen dalam penilaian tingkat kesehatan;
c. larangan untuk turut serta dalam kegiatan kliring;
d. pembekuan kegiatan usaha tertentu;
e. pemberhentian pengurus bank dan selanjutnya menunjuk dan mengangkat
pengganti sementara sampai Rapat Umum Pemegang Saham atau Rapat

Aimi Solidei Manalu : Corporate Social Responsibility (CSR) Yang Dilakukan Bank Sumut Kepada Masyarakat
Sekitarnya (Studi Pada PT. Bank Sumut, Kantor Pusat J alan Imam Bonjol No. 18 Medan), 2008.
USU Repository 2009


107
Anggota Koperasi mengangkat pengganti yang tetap dengan persetujuan
Bank Indonesia; dan
f. pencantuman anggota pengurus, pegawai, pemegang saham bank dalam
daftar tidak lulus melalui mekanisme penilaian kemampuan dan kepatutan
(fit and proper test).
Pada Surat Edaran Bank Indonesia No. 9/12/DPNP Perihal Pelaksanaan
Good Corporate Governance Bagi Bank Umum berlaku tanggal 30 Mei 2007,
pengaturan Corporate Social Responsibility (CSR) yang terkandung dalam prinsip
Good Corporate Governance dapat dilihat pada Self Assessment Pelaksanaan
Good Corporate Governance (GCG) bank.
134
1. Menetapkan Nilai Peringkat per Faktor, dengan melakukan Analisis Self
Assessment dengan cara membandingkan Tujuan dan Kriteria/Indikator yang
telah ditetapkan dengan kondisi bank yang sebenarnya.

Self assessment Good Corporate Governance (GCG) dilakukan dengan
mengisi Kertas Kerja Self Assessment Good Corporate Governance (GCG) yang
telah ditetapkan, yang meliputii 11 (sebelas) Faktor Penilaian, dengan cara:
2. Menetapkan Nilai Komposit hasil self assessment, dengan cara membobot
seluruh Faktor, menjumlahkannya dan selanjutnya memberikan Predikat
Kompositnya.
3. Dalam penetapan Predikat, perlu diperhatikan batasan berikut :


134
Surat Edaran Bank Indonesia No. 9/12/DPNP Perihal Pelaksanaan Good Corporate
Governance Bagi Bank Umum.

Aimi Solidei Manalu : Corporate Social Responsibility (CSR) Yang Dilakukan Bank Sumut Kepada Masyarakat
Sekitarnya (Studi Pada PT. Bank Sumut, Kantor Pusat J alan Imam Bonjol No. 18 Medan), 2008.
USU Repository 2009


108
a. Apabila dalam penilaian seluruh Faktor terdapat Faktor dengan Nilai
Peringkat 5, maka Predikat Komposit tertinggi yang dapat dicapai bank
adalah Cukup Baik;
b. Apabila dalam penilaian seluruh Faktor terdapat Faktor dengan Nilai
Peringkat 4, maka Predikat Komposit tertinggi yang dapat dicapai bank
adalah Baik.


Laporan Pelaksanaan Good Corporate Governance
1. Laporan Pelaksanaan Good Corporate Governance (GCG) dapat menjadi Bab
tersendiri dalam Laporan Tahunan Bank atau disajikan terpisah dari Laporan
Tahunan Bank yang disampaikan bersama-sama dengan Laporan Tahunan
Bank.
2. Apabila Hasil Pelaksanaan Self Assessment Good Corporate Governance
(GCG) Bank menunjukkan perbedaan material yakni mengakibatkan hasil
Predikat Komposit yang berbeda, maka bank wajib menyampaikan revisi
Hasil Pelaksanaan Self Assessment Good Corporate Governance (GCG) Bank
tersebut secara lengkap kepada Bank Indonesia.
3. Revisi Laporan Pelaksanaan Good Corporate Governance (GCG) terkait
dengan Hasil Pelaksanaan Self Assessment Good Corporate Governance
(GCG) tersebut, harus dipublikasikan pula dalam Laporan Keuangan Publikasi

Aimi Solidei Manalu : Corporate Social Responsibility (CSR) Yang Dilakukan Bank Sumut Kepada Masyarakat
Sekitarnya (Studi Pada PT. Bank Sumut, Kantor Pusat J alan Imam Bonjol No. 18 Medan), 2008.
USU Repository 2009


109
Bank pada periode terdekat, paling kurang meliputi Nilai Komposit dan
Predikatnya.

C. Corporate Social Responsibility (CSR) Yang Dijalankan Bank Sumut
Sebelum dan Sesudah Berlakunya Undang-Undang No. 40 Tahun 2007
Tentang Perseroan Terbatas
Sebelum Corporate Social Responsibility (CSR) diatur dalam Undang-
Undang Perseroan Terbatas No. 40 Tahun 2007 pada Pasal 74 yang menjadi
motivasi yang mendasari kalangan bisnis dalam menerima konsep Corporate
Social Responsibility (CSR) sangatlah beragam. Selain karena sifat Corporate
Social Responsibility (CSR) sendiri yang bersifat sukarela, juga karena paradigma
yang dimiliki oleh korporasi sangat beragam. Absennya regulasi dan produk
hukum yang mengikat ditambah lagi lemahnya penegakan hukum juga ikut andil
pada beragamnya motivasi korporasi untuk mempraktikkan Corporate Social
Responsibility (CSR).
135
Keragaman pengertian konsep Corporate Social
Responsibility (CSR) adalah akibat logis dari sifat pelaksanaannya yang
berdasarkan prinsip kesukarelaan.
136
Cara perusahaan memandang Corporate Social Responsibility (CSR) atau
alasan perusahaan menerapkan Corporate Social Responsibility (CSR) bisa
diklasifikasikan dalam tiga kategori. Pertama, sekedar basa-basi dan
keterpaksaaan. Artinya, Corporate Social Responsibility (CSR) dipraktikkan lebih


135
http://www.csrindonesia.com/, terakhir kali diakses tanggal 4 Januari 2008.
136
http://radjafahmi.multiply.com/, terakhir kali diakses tanggal 7 Januari 2008.

Aimi Solidei Manalu : Corporate Social Responsibility (CSR) Yang Dilakukan Bank Sumut Kepada Masyarakat
Sekitarnya (Studi Pada PT. Bank Sumut, Kantor Pusat J alan Imam Bonjol No. 18 Medan), 2008.
USU Repository 2009


110
karena faktor eksternal (external driven). Berikutnya karena faktor reputasi
(reputation driven), motivasi pelaksanaan Corporate Social Responsibility (CSR)
adalah untuk mendongkrak citra perusahaan. Yang masih hangat dalam ingatan
misalnya saat bencana tsunami di Aceh dan Sumatera Utara terjadi. Korporasi
besar dan kecil seperti dikomando untuk berebut memberikan bantuan uang,
sembako, medis dan sebagainya. Berikutnya, para perusahaan berlomba
menginformasikan kontribusinya melalui media massa. Tujuannya bisa ditebak,
mengangkat reputasi.
137
Di satu sisi, hal itu memang menggembirakan terutama dikaitkan dengan
kebutuhan riil atas bantuan bencana dan rasa solidaritas kemanusiaan. Namun di
sisi lain, fenomena ini menimbulkan tanda tanya terutama dikaitkan dengan
komitmen solidaritas kemanusiaan itu sendiri. Artinya, niat untuk menyumbang
masih diliputi kemauan meraih kesempatan untuk melakukan publikasi positif
misalnya untuk menjaga atau mendongkrak citra korporasi. Ada pamrihnya,
seperti perumpamaan ada udang dibalik batu. Pada fase ini hampir dapat
dipastikan bahwa yang dilakukan perusahaan merupakan kebijakan bisnis yang
hanya bersifat kosmetik. Corporate Social Responsibility (CSR)
diimplementasikan sebagai upaya dalam konteks pekerjaan rumah. Perusahaan
melakukannya untuk memenuhi tuntutan dan memberi citra sebagai korporasi
yang tanggap terhadap kepentingan sosial.

138

137
Yusuf Wibisono, Op. cit., hal. 73.
138
Ibid., hal. 74.
Sebelum Undang-Undang No. 40
Tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas dan Undang-Undang No. 25 Tahun 2007
tentang Penanaman Modal mengatur Corporate Social Responsibility (CSR),

Aimi Solidei Manalu : Corporate Social Responsibility (CSR) Yang Dilakukan Bank Sumut Kepada Masyarakat
Sekitarnya (Studi Pada PT. Bank Sumut, Kantor Pusat J alan Imam Bonjol No. 18 Medan), 2008.
USU Repository 2009


111
memang Corporate Social Responsibility (CSR) bersifat sukarela sehingga
penerapannya pun bebas tafsir berdasarkan kepentingan masing-masing
perusahaan.
139
Kedua, sebagai upaya untuk memenuhi kewajiban (compliance).
Corporate Social Responsibility (CSR) diimplementasikan karena memang ada
regulasi, hukum, dan aturan yang memaksanya. Misalnya karena adanya market
driven. Kesadaran tentang pentingnya mengimplementasikan Corporate Social
Responsibility (CSR) ini menjadi tren seiring dengan semakin maraknya
kepedulian masyarakat global terhadap produk-produk yang ramah lingkungan
dan diproduksi dengan memperhatikan kaidah-kaidah sosial. Contoh kongkritnya,
pengusaha-pengusaha Amerika Serikat sudah semakin keras dengan produk
furnitur yang datang dari Indonesia. Dengan alasan, produk furnitur diharuskan
menerapkan ecolabeling, suatu tanda bukti bahwa kayunya diambil secara
bijaksana dengan memperhatikan lingkungan, misalnya tidak menebang kayu
seenaknya tanpa usaha peremajaan.

140
Bank-bank di Eropa juga telah menurunkan regulasi dalam masalah
pinjaman yang hanya diberikan kepada perusahaan yang mengimplementasikan
Corporate Social Responsibility (CSR) dengan baik. Sebagai contoh, mereka
hanya memberikan pinjaman pada perusahaan-perusahaan perkebunan di Asia
yang memberikan jaminan bahwa ketika membuka lahan perkebunan mereka
tidak melakukannya dengan cara membakar hutan. Tren global lainnya adalah di
bidang pasar modal dimana beberapa bursa sudah menerapkan indeks yang


139
http://www.hukumonline.com/, terakhir kali diakses tanggal 20 November 2007.
140
Yusuf Wibisono, Loc. cit.

Aimi Solidei Manalu : Corporate Social Responsibility (CSR) Yang Dilakukan Bank Sumut Kepada Masyarakat
Sekitarnya (Studi Pada PT. Bank Sumut, Kantor Pusat J alan Imam Bonjol No. 18 Medan), 2008.
USU Repository 2009


112
memasukkan kategori saham-saham perusahaan yang telah mengimplementasikan
Corporate Social Responsibility (CSR). New York Stock Exchange sekarang
memiliki Dow Jones Sustainability Index (DJSI) sebagai saham-saham
perusahaan yang dikategorikan memiliki nilai Corporate Social Responsibility
(CSR) yang baik. Dow Jones Sustainability Index (DJSI) mulai dipraktikkan sejak
tahun 1999. Begitu pula London Stock Exchange yang memiliki Socially
Responsible Investment (SRI) Index dan Financial Times Stock Exchange (FTSE)
yang mempunyai FTSE4Good sejak 2001. Inisiatif ini mulai diikuti oleh otoritas
bursa saham di Asia, seperti di Hangseng Stock Exchange dan Singapore Stock
Exchange. Konsekuensi dari adanya indeks-indeks tersebut memacu investor
global untuk menanamkan investasinya hanya di perusahaan-perusahaan yang
sudah masuk dalam indeks tersebut.
141
Selain market driven, faktor lain yang sanggup memaksa perusahaan untuk
mempraktikkan Corporate Social Responsibility (CSR) adalah adanya
penghargaan-penghargaan (reward) yang diberikan oleh segenap intitusi atau
lembaga. Misalnya Corporate Social Responsibility (CSR) Award baik yang
regional maupun yang global, Padma (Pandu J aya Masyarakat) Award yang
digelar oleh Derpartemen Sosial, dan PROPER (Program Peringkat Kinerja
Perusahaan) yang diadakan oleh Kementerian Lingkungan Hidup. Khusus untuk
PROPER, perusahaan tidak dapat meraih peringkat hijau, apalagi peringkat emas


141
Ibid., hal. 75.

Aimi Solidei Manalu : Corporate Social Responsibility (CSR) Yang Dilakukan Bank Sumut Kepada Masyarakat
Sekitarnya (Studi Pada PT. Bank Sumut, Kantor Pusat J alan Imam Bonjol No. 18 Medan), 2008.
USU Repository 2009


113
apabila praktik Corporate Social Responsibility (CSR) pada perusahaan tersebut
buruk.
142
Ketiga, bukan lagi sekedar compliance tetapi beyond compliance atau
compliance plus. Corporate Social Responsibility (CSR) diimplementasikan
karena memang ada dorongan yang tulus dari dalam (internal driver). Perusahaan
telah menyadari bahwa tanggung jawabnya bukan lagi sekedar kegiatan ekonomi
untuk menciptakan profit demi kelangsungan bisnisnya, melainkan juga tanggung
jawab sosial dan lingkungan. Dasar kesehatan pemikirannya, menggantungkan
semata-mata pada kesehatan finansial tidak akan menjamin perusahaan bisa
tumbuh secara berkelanjutan.

143
Perusahaan meyakini bahwa program Corporate Social Responsibility
(CSR) merupakan investasi demi pertumbuhan dan keberlanjutan (sustainability)
usaha. Artinya, Corporate Social Responsibility (CSR) bukan lagi dilihat sebagai
pusat biaya (cost center) melainkan sebagai pusat laba (profit center) di masa
mendatang. Logikanya sederhana, bila Corporate Social Responsibility (CSR)
diabaikan, kemudian terjadi insiden, maka biaya untuk mengatasi risikonya jauh
lebih besar daripada nilai yang hendak dihemat dari alokasi anggaran Corporate
Social Responsibility (CSR) itu sendiri. Belum lagi risiko non-finansial yang
berpengaruh buruk pada citra korporasi dan kepercayaaan masyarakat kepada
perusahaan.

144

142
http://www.csrindonesia.com/, terakhir kali diakses tanggal 4 Januari 2008.
143
Yusuf Wibisono, Op. cit., hal. 76.
144
http://www.csrindonesia.com/, terakhir kali diakses tanggal tanggal 4 Januari 2008.


Aimi Solidei Manalu : Corporate Social Responsibility (CSR) Yang Dilakukan Bank Sumut Kepada Masyarakat
Sekitarnya (Studi Pada PT. Bank Sumut, Kantor Pusat J alan Imam Bonjol No. 18 Medan), 2008.
USU Repository 2009


114
Dengan demikian, Corporate Social Responsibility (CSR) bukan lagi
sekedar aktivitas tempelan yang kalau terpaksa bisa dikorbankan demi mencapai
efesiensi, namun Corporate Social Responsibility (CSR) merupakan nyawa
korporasi. Corporate Social Responsibility (CSR) telah masuk ke dalam jantung
strategi korporasi. Corporate Social Responsibility (CSR) disikapi secara strategis
dengan melakukan alignment antara inisiatif Corporate Social Responsibility
(CSR) dengan strategi korporasi. Caranya, inisiatif Corporate Social
Responsibility (CSR) dikonsep untuk memperbaiki kontes kompetitif korporasi
yang berupa kualitas lingkungan bisnis tempat korporasi beroperasi.
145
Aktivitas Corporate Social Responsibility (CSR) berada dalam koridor
strategi perusahaan yang diarahkan untuk mencapai bottom line business goal
yaitu mendatangkan keuntungan. Perbaikan konteks ini diyakini akan menjadi
sumber keunggulan kompetitif yang sangat power full bagi perusahaan.
Implementasi Corporate Social Responsibility (CSR) itu merupakan langkah-
langkah pilihan sendiri, sebagai kebijakan perusahaan, bukan karena dipaksa oleh
aturan dan tekanan masyarakat. Bahwa kemudian efeknya positif ke arah
pembentukan citra, melampaui standar regulasi yang berlaku, mendongkrak nilai
saham, atau memenangi kompetisi dan memperoleh penghargaan, itu sudah
seharusnya. Tetapi awalnya murni karena korporasi berniat untuk berbuat baik.
Meski demikian, tidak serta-merta semua perusahaan akan memiliki sikap seperti


145
http://www.csrindonesia.com/, terakhir kali diakses tanggal tanggal 4 Januari 2008.

Aimi Solidei Manalu : Corporate Social Responsibility (CSR) Yang Dilakukan Bank Sumut Kepada Masyarakat
Sekitarnya (Studi Pada PT. Bank Sumut, Kantor Pusat J alan Imam Bonjol No. 18 Medan), 2008.
USU Repository 2009


115
ini. Bukan hanya di Indonesia secara global pun perusahaan-perusahaan masih
berada dalam fase metamorfosis yang berbeda-beda.
146
Corporate Social Responsibility (CSR) yang dijalankan oleh PT. Bank
Sumut sebelum berlakunya Undang-Undang No. 40 Tahun 2007 tentang
Perseroan Terbatas adalah sebagai berikut:

147
1. Bidang Sosial, antara lain berupa:

a. Kesehatan, yaitu melakukan pengobatan gratis kepada masyarakat kurang
mampu, melakukan pemeriksaan kesehatan secara gratis, memberikan
perlindungan asuransi jiwa secara gratis kepada seluruh penabung Martabe
Bank Sumut.
b. Kesejahteraan sosial, yaitu memberikan sumbangan ke Panti Asuhan
Karya Murni, Panti Asuhan Alpha Omega, dan Panti Asuhan Madrasah,
memberikan bantuan kepada korban tsunami di Aceh dan Sumatera Utara
berupa uang tunai, rumah, pakaian, obat-obatan, makanan dan secara
khusus memberikan bantuan uang tunai kepada seluruh anggota keluarga
korban bencana gempa dan tsunami yang menabung di Bank Sumut.
c. Pendidikan, yaitu merehab 5 bangunan sekolah dasar negeri (SDN) antara
lain SDN 104247 Tanjung Mulia, SDN 105352 Desa Pasar Miring, SDN
105350 Perbarakan Kecamatan Pagar Merba, SDN 107433 Desa
Bahgerger dan SDN 105349 Desa Kulasar Kecamatan Bangun Purba.
2. Bidang Ekonomi, antara lain berupa:

146
Yusuf Wibisono, Op. cit., hal. 77.

147
Dokumentasi kliping koran PT. Bank Sumut dari tahun 2005-2006.

Aimi Solidei Manalu : Corporate Social Responsibility (CSR) Yang Dilakukan Bank Sumut Kepada Masyarakat
Sekitarnya (Studi Pada PT. Bank Sumut, Kantor Pusat J alan Imam Bonjol No. 18 Medan), 2008.
USU Repository 2009


116
a. Pembinaan UKM, yaitu memberikan bantuan uang tunai sebanyak Rp 22.
500,00,- kepada Tim Penggerak Pembinaan Kesejahteraan Keluarga (TP.
PKK) dan Pemuda Mitra Kamtibnas (PMK) Tanjung Balai untuk
membina 15 unit sampan kota, sebagai sarana untuk menuju dan
menumbuhkembangkan wisata bahari.
b. Kewirausahaan, yaitu memberikan bantuan kredit kepada UKM/UMKM
dengan agunan biaya rendah.
3. Bidang Lingkungan, antara lain berupa:
a. Penggunaan energi secara efesien baik penggunaan energi listrik maupun
penggunaan air bersih
b. Pengembangan ekowisata.
Sebelum berlakunya Undang-Undang No. 40 Tahun 2007 tentang
Perseroan Terbatas, perbuatan Corporate Social Responsibility (CSR) yang
dilakukan oleh Bank Sumut baru bersifat kedermawanan (charity), dan sebagai
brand image saja.
Sebelum lahirnya Undang-Undang No. 40 Tahun 2007 tentang Perseroan
Terbatas dan Undang-Undang No. 25 Tahun 2007 tentang Penanaman Modal
yang baru, tanggung jawab sosial perusahaan atau Corporate Social
Responsibility (CSR) merupakan etika bisnis yang tidak tertulis di Indonesia.
Namun saat ini etika ini telah normatif dengan diundangkannya Undang-Undang
No. 40 Tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas dan Undang-Undang No. 25
Tahun 2007 tentang Penanaman Modal.
148

148
Bismar Nasution, Op. cit., hal.12.


Aimi Solidei Manalu : Corporate Social Responsibility (CSR) Yang Dilakukan Bank Sumut Kepada Masyarakat
Sekitarnya (Studi Pada PT. Bank Sumut, Kantor Pusat J alan Imam Bonjol No. 18 Medan), 2008.
USU Repository 2009


117
Dalam pelaksanaannya terdapat tiga tingkat kegiatan Corporate Social
Responsibility (CSR) atau program Corporate Social Responsibility (CSR) yang
berorientasi penguatan ekonomi masyarakat atau pengembangan ekonomi lokal.
Tiga tingkat kegiatan program Corporate Social Responsibility (CSR) dalam
usaha memperbaiki kesejahteraan masyarakat yakni :
149
1. Kegiatan program Corporate Social Responsibility (CSR) yang bersifat
charity, Bentuk kegiatan seperti ini ternyata dampaknya terhadap
masyarakat hanyalah menyelesaikan masalah sesaat hampir tidak ada
dampak pada peningkatan kesejahteraan masyarakat, selain lebih mahal,
dampak jangka panjang tidak optimal untuk membentuk citra perusahaan, dari
sisi biaya, promosi kegiatan sama mahalnya dengan biaya publikasi kegiatan.
Walaupun masih sangat relevan, tetapi untuk kepentingan perusahaan dan
masyarakat dalam jangka panjang lebih dibutuhkan pendekatan Corporate
Social Responsibility (CSR) yang berorientasi pada peningkatan produktivitas
dan mendorong kemandirian masyarakat.

2. Kegiatan programCorporate Social Responsibility (CSR) yang membantu
usaha kecil secara parsial. Saat ini makin banyak perusahaan yang
menyadari pentingnya pendekatan Corporate Social Responsibility (CSR)
yang berorientasi pada peningkatan produktivitas dan mendorong kemandirian
masyarakat, salah satu bentuk kegiatannya adalah membantu usaha kecil,
tetapi bentuk kegiatan memperkuat tersebut masih bersifat parsial,
memisahkan kegiatan program yang bersifat pendidikan, ekonomi,

149
http://www.goodcsr.wordpress.com/, terakhir kali diakses pada tanggal 4 Januari 2007.

Aimi Solidei Manalu : Corporate Social Responsibility (CSR) Yang Dilakukan Bank Sumut Kepada Masyarakat
Sekitarnya (Studi Pada PT. Bank Sumut, Kantor Pusat J alan Imam Bonjol No. 18 Medan), 2008.
USU Repository 2009


118
infrastruktur dan kesehatan. Walaupun lebih baik ternyata pada tingkat
masyarakat kegiatan ini tidak dapat diharapkan berkelanjutan, bahkan
cenderung meningkatkan kebergantungan masyarakat pada perusahaan,
sehingga efek pada pembentukan citra ataupun usaha untuk menggalang
kerjasama dengan masyarakat tidak didapat secara optimal.
3. Kegiatan programCorporate Social Responsibility (CSR) yang berorientasi
membangun daya saing masyarakat, programCorporate Social Responsibility
(CSR) akan memberi dampak ganda untuk perusahaan dan masyarakat
karena :
a. Dari awal dirancang untuk meningkatkan produktivitas (sebagai ukuran
data saing) guna meningkatkan daya beli sehingga meningkatkan akses
pada pendidikan dan kesehatan jangka panjang, untuk itu perlu diberikan
penekanan pada keberlanjutan penguatan ekonomi secara mandiri
(berjangka waktu yang jelas/mempunyai exit policy yang jelas)
b. Untuk memberikan dorongan besar pada pendapatan masyarakat maka
kegiatan memperkuat dilakukan pada rumpun usaha spesifik yang saling
terkait dalam rantai nilai, setiap pelaku pada mata rantai nilai. Pada
dasarnya adalah organ ekonomi yang hidup, usaha memperkuat dilakukan
untuk meningkatkan metabolisme (aliran barang, jasa, uang, informasi dan
pengetahuan) dalam sistem yang hidup tersebut yang pada gilirannya akan
meningkatkan performa setiap organ. Pendekatan Corporate Social
Responsibility (CSR) yang bijak dengan mengambil peran sebagai
fasilitatif-katalistik sehingga kegiatan Corporate Social Responsibility

Aimi Solidei Manalu : Corporate Social Responsibility (CSR) Yang Dilakukan Bank Sumut Kepada Masyarakat
Sekitarnya (Studi Pada PT. Bank Sumut, Kantor Pusat J alan Imam Bonjol No. 18 Medan), 2008.
USU Repository 2009


119
(CSR) lebih efesien memberikan dampak pada rumpun usaha dalam satu
rantai nilai.
c. Program pendidikan, kesehatan, dan infrastruktur-infrastruktur dirancang
sinergis dengan penguatan ekonomi sehingga mampu meningkatkan
indeks pembangunan manusia pada tingkat lokal.
Corporate Social Responsibility (CSR) yang dijalankan oleh PT. Bank
Sumut setelah berlakunyaUndang-Undang No. 40 Tahun 2007 tentang Perseroan
Terbatas adalah sebagai berikut:
150
a. Kesehatan, yaitu melakukan pengobatan gratis kepada masyarakat kurang
mampu, melakukan pemeriksaan kesehatan secara gratis, dan melakukan
donor darah yang mengikutkan seluruh karyawan Bank Sumut.

1. Bidang Sosial, antara lain berupa:
b. Kesejahteraan Sosial, yaitu memberikan sumbangan ke Panti Asuhan
Amaliyah berupa alat-alat sekolah seperti buku, tas, pakaian seragam serta
berbagai kebutuhan harian anak-anak yatim, juga membagikan hewan
kurban sebanyak 10 ekor lembu dan 7 ekor sapi kepada masyarakat yang
kurang mampu pada hari raya Kurban, memberikan kredit pinjaman rumah
biaya ringan kepada Pegawai Negeri Sipil (PNS) yang belum mempunyai
rumah, menyantuni fakir miskin/kaum dhuafa serta memberikan bantuan
kepada orang tua yang berada di panti jompo.


150
Dokumentasi kliping koran PT. Bank Sumut tahun 2007-2008.

Aimi Solidei Manalu : Corporate Social Responsibility (CSR) Yang Dilakukan Bank Sumut Kepada Masyarakat
Sekitarnya (Studi Pada PT. Bank Sumut, Kantor Pusat J alan Imam Bonjol No. 18 Medan), 2008.
USU Repository 2009


120
c. Pendidikan, yaitu memberikan bantuan uang tunai kepada Sekolah
Menengah Atas Negeri 3 Medan sebesar Rp 6.000.000,00,- yang
melakukan kegiatan perlombaan diskusi berbahasa Inggris.
2. Bidang Ekonomi, antara lain berupa:
a. Pembinaan UKM, yaitu melakukan pembinaan kepada para petani
perkebunan.
b. Kewirausahaan, yaitu memberikan bantuan kredit kepada UKM/UMKM
dengan agunan biaya rendah maupun memberikan pinjaman biaya bunga
rendah kepada para petani perkebunan (petani dan nelayan kecil).
c. Penguatan kelembagaan, yaitu pemberian bantuan 1 unit mobil bus kepada
Badan Narkotika Provinsi Sumatera Utara dan memberikan pinjaman 10
miliar kepada Pemerintah Daerah Bengkulu untuk proyek recovery
(pemulihan) pasca gempa di Bengkulu.
3. Bidang Lingkungan, antara lain berupa:
a. Penggunaan energi secara efesien baik penggunaan energi listrik maupun
penggunaan air bersih.
b. Perumahan dan pemukiman.
Setelah berlakunya Undang-Undang No. 40 Tahun 2007 tentang Perseroan
Terbatas, programCorporate Social Responsibility (CSR) yang dilakukan oleh
Bank Sumut masih bersifat kedermawanan (charity), dan sebagai brand image
saja. Karena Bank Sumut belum membentuk satu divisi khusus yang menangani
Corporate Social Responsibility (CSR).


Aimi Solidei Manalu : Corporate Social Responsibility (CSR) Yang Dilakukan Bank Sumut Kepada Masyarakat
Sekitarnya (Studi Pada PT. Bank Sumut, Kantor Pusat J alan Imam Bonjol No. 18 Medan), 2008.
USU Repository 2009


121




















BAB VI
CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY (CSR) YANG DILAKUKAN
BANK SUMUT TERHADAP MASYARAKAT

Aimi Solidei Manalu : Corporate Social Responsibility (CSR) Yang Dilakukan Bank Sumut Kepada Masyarakat
Sekitarnya (Studi Pada PT. Bank Sumut, Kantor Pusat J alan Imam Bonjol No. 18 Medan), 2008.
USU Repository 2009


122

A. Pedoman Implementasi Corporate Social Responsibility (CSR) Pada Bank
Sumut
Implementasi Corporate Social Responsibility (CSR) diawali dengan
diajukannya Corporate Social Initiatives (inisiatif sosial perusahaan). Inisiatif
sosial perusahaan dapat didefenisikan sebagai major activities undertaken by a
corporation to support social causes and to fulfill commitments to corporate
social responsibility, yaitu berbagai kegiatan atau aktivitas utama perusahaan
yang dilakukan untuk mendukung aksi sosial guna memenuhi komitmen dalam
tanggung jawab sosial perusahaan.
151
Implementasi Corporate Social Responsibility (CSR) di perusahaan pada
umumnya dipengaruhi oleh beberapa faktor. Yang pertama adalah terkait dengan
komitmen pimpinannya. Perusahaan yang pimpinannya tidak tanggap dengan
masalah sosial, jangan diharap akan mempedulikan aktivitas sosial. Kedua,
menyangkut ukuran dan kematangan perusahaan. Perusahaan besar dan mapan
lebih mempunyai potensi memberi kontribusi ketimbang perusahaan kecil dan
belum mapan. Ketiga, regulasi dan sistem perpajakan yang diatur pemerintah.
Semakin kacaunya regulasi dan penataan pajak akan membuat semakin kecil
ketertarikan perusahaan untuk memberikan donasi dan sumbangan sosial kepada
masyarakat. Sebaliknya, semakin kondusif regulasi atau semakin besar insentif


151
Bismar Nasution, Op. cit., hal. 5.

Aimi Solidei Manalu : Corporate Social Responsibility (CSR) Yang Dilakukan Bank Sumut Kepada Masyarakat
Sekitarnya (Studi Pada PT. Bank Sumut, Kantor Pusat J alan Imam Bonjol No. 18 Medan), 2008.
USU Repository 2009


123
pajak yang diberikan, akan lebih berpotensi memberi semangat kepada
perusahaan untuk berkontribusi kepada masyarakat.
152
Pelaksanaan Corporate Social Responsibility (CSR) di Indonesia sangat
bergantung pada pimpinan puncak korporasi. Artinya, kebijakan Corporate Social
Responsibility (CSR) tidak selalu dijamin selaras dengan visi dan misi korporasi.
J ika pimpinan perusahaan memiliki kesadaran moral yang tinggi, besar
kemungkinan korporasi tersebut menerapkan Corporate Social Responsibility
(CSR) dengan benar. Sebaliknya, jika orientasi pimpinannya hanya berkiblat pada
kepentingan kepuasan pemegang saham (produktivitas tinggi, profit besar, nilai
saham tinggi) serta pencapaian prestasi pribadi, bisa jadi kebijakan Corporate
Social Responsibility (CSR) hanya sekedar kosmetik.

153
Kedua, kalangan bisnis dan masyarakat sebaiknya memiliki hubungan
yang bersifat simbiosis mutualisme. Untuk mendapatkan dukungan dari

Setidaknya tiga alasan penting mengapa kalangan dunia usaha mesti
merespon dan mengembangkan isu tanggung jawab sosial sejalan dengan operasi
usahanya. Pertama, perusahaan adalah bagian dari masyarakat dan oleh karenanya
wajar bila perusahaan memperhatikan kepentingan masyarakat. Perusahaan mesti
menyadari bahwa mereka beroperasi dalam suatu tatanan lingkungan masyarakat.
Kegiatan sosial ini berfungsi sebagai kompensasi atau upaya timbal balik atas
penguasaan sumber daya alam dan sumber daya ekonomi oleh perusahaan yang
kadang bersifat ekspansif dan eksploratif, di samping sebagai kompensasi sosial
karena timbulnya ketidaknyamanan (discomfort) pada masyarakat.

152
Yusuf Wibisono, Op. cit., hal. 71.
153
http://www.madani-ri.com/, terakhir kali diakses tanggal 11 Desember 2007.

Aimi Solidei Manalu : Corporate Social Responsibility (CSR) Yang Dilakukan Bank Sumut Kepada Masyarakat
Sekitarnya (Studi Pada PT. Bank Sumut, Kantor Pusat J alan Imam Bonjol No. 18 Medan), 2008.
USU Repository 2009


124
masyarakat, setidaknya licence to operate, wajar bila perusahaan juga dituntut
untuk memberikan kontribusi positif kepada masyarakat, sehingga bisa tercipta
harmonisasi hubungan bahkan meningkatkan citra dan performa perusahaan.
Ketiga, kegiatan tanggung jawab sosial merupakan salah satu cara untuk
meredam atau bahkan menghindari konflik sosial. Potensi konflik itu bisa berasal
akibat dampak operasional perusahaan ataupun akibat kesenjangan struktural dan
ekonomis yang timbul antara masyarakat dengan komponen perusahaan.
154
Kotler dan Lee menyebutkan bahwa setidaknya ada 6 opsi untuk berbuat
kebaikan (Six options for Doing Good) sebagai insiatif sosial perusahaan yang
dapat ditempuh dalam rangka implementasi Corporate Social Responsibility
(CSR), yaitu:

155
a. Cause Promotions

Suatu perusahaan dapat memberikan dana atau berbagai macam kontribusi
lainnya, ataupun sumber daya perusahaan lainnya untuk meningkatkan
kesadaran masyarakat atas sesuatu isu sosial tertentu, ataupun dengan cara
mendukung pengumpulan dana, partisipasi dan rekruitmen sukarelawan untuk
aksi sosial tertentu.



b. Cause Related Marketing

154
Yusuf Wibisono, Op. cit., hal. 72.

155
Bismar Nasution, Op. cit., hal. 5.

Aimi Solidei Manalu : Corporate Social Responsibility (CSR) Yang Dilakukan Bank Sumut Kepada Masyarakat
Sekitarnya (Studi Pada PT. Bank Sumut, Kantor Pusat J alan Imam Bonjol No. 18 Medan), 2008.
USU Repository 2009


125
Suatu perusahaan dalam hal ini berkomitmen untuk berkontribusi atau
menyumbang sekian persen dari pendapatannya dari penjualan suatu produk
tertentu miliknya untuk isu sosial tertentu.
c. Corporate Social Marketing
Suatu perusahaan dapat mendukung perkembangan atau pengimplementasian
kampanye untuk merubah cara pandang maupun tindakan, guna meningkatkan
kesehatan publik, keamanan, lingkungan, maupun kesejahteraan masyarakat.
d. Corporate Philanthropy
Dalam hal ini, suatu perusahaan secara langsung dapat memberikan
sumbangan, biasanya dalam bentuk uang tunai. Pendekatan ini merupakan
bentuk implementasi tanggung jawab sosial yang paling tradisional.
e. Community Volunteering
Dalam hal ini, perusahaan dapat mendukung dan mendorong pegawainya,
mitra bisnis maupun para mitra waralabanya untuk menjadi sukarelawan di
organisasi-organisasi kemasyarakatan lokal.
f. Socially Responsible Business Practicse
Misalnya perusahaan dapat mengadopsi dan melakukan praktik-praktik bisnis
dan investasi yang dapat mendukung isu-isu sosial guna meningkatkan
kelayakan masyarakat (community well-being) dan juga melindungi
lingkungan.
Implementasi Corporate Social Responsibility (CSR) yang dilakukan oleh
masing-masing perusahaan sangat bergantung kepada misi, budaya, lingkungan
dan profil risiko, serta kondisi operasional masing-masing perusahaan. Banyak

Aimi Solidei Manalu : Corporate Social Responsibility (CSR) Yang Dilakukan Bank Sumut Kepada Masyarakat
Sekitarnya (Studi Pada PT. Bank Sumut, Kantor Pusat J alan Imam Bonjol No. 18 Medan), 2008.
USU Repository 2009


126
perusahaan yang telah melibatkan diri dalam aktivitas-aktivitas yang berkaitan
dengan pelanggan, karyawan, komunitas, dan lingkungan sekitar yang merupakan
titik awal yang sangat baik menuju pendekatan Corporate Social Responsibility
(CSR) yang lebih luas. Pelaksanaan Corporate Social Responsibility (CSR) dapat
dilaksanakan menurut prioritas yang didasarkan pada ketersediaan sumber daya
yang dimiliki oleh perusahaan. Aktivitas Corporate Social Responsibility (CSR)
perlu diintegrasikan dengan pengambilan keputusan inti, strategi, aktivitas, dan
proses manajemen perusahaan.
156
Penerapan Corporate Social Responsibility (CSR) di Indonesia semakin
meningkat baik dalam kuantitas, dilihat dari kontribusi finansial, jumlahnya
semakin besar. Penelitian PIRAC pada tahun 2001 sekitar 11.5 juta dollar AS dari
180 perusahaan yang dibelanjakan untuk 279 kegiatan sosial yang terekam oleh
media massa. Meskipun dana ini masih sangat kecil jika dibandingkan dengan
dana Corporate Social Responsibility (CSR) di Amerika Serikat, dilihat dari
angka kumulatif tersebut, perkembangan Corporate Social Responsibility (CSR)
di Indonesia cukup menggembirakan. Angka rata-rata perusahaan yang
meyumbangkan dana bagi kegiatan Corporate Social Responsibility (CSR) adalah
sekitar 640 juta rupiah atau sekitar 413 juta perkegiatan. Sebagai perbandingan, di
AS porsi sumbangan dana Corporate Social Responsibility (CSR) pada tahun
1998 mencapai 21.51 miliar dollar dan tahun 2000 mencapai 203 miliar dollar
atau sekitar 2.030 triliun rupiah.

157

156
A. B. Susanto., Op. cit., hal 73.

157
Zaim Saidi dan Hamid Abidin, Op. cit., hal. 64.


Aimi Solidei Manalu : Corporate Social Responsibility (CSR) Yang Dilakukan Bank Sumut Kepada Masyarakat
Sekitarnya (Studi Pada PT. Bank Sumut, Kantor Pusat J alan Imam Bonjol No. 18 Medan), 2008.
USU Repository 2009


127
Implementasi program Corporate Social Responsibility (CSR) dapat
dikelola berdasarkan pola sebagai berikut:
158
1. Program sentralisasi

Perusahaan sebagai pelaksana/penyelenggara utama kegiatan. Begitupun
tempat, kegiatan berlangsung di area perusahaan. Pada praktiknya,
pelaksanaan kegiatan bisa bekerja sama dengan pihak lainnya seperti event
organizer atau institusi lainnya sejauh memiliki kesamaan visi dan tujuan.
2. Program desentralisasi
Kegiatan dilaksanakan di luar area perusahaan. Perusahaan berperan sebagai
pendukung kegiatan tersebut baik dalam bentuk bantuan dana, material
maupun sponsor.
3. Program kombinasi
Program ini dapat dilakukan terutama untuk program-program pemberdayaan
masyarakat, dimana inisiatif, pendanaan maupun pelaksanaan kegiatan
dilakukan secara partisipatoris dengan beneficiaries.
Tidak terdapat standar atau praktik-praktik tertentu yang dianggap terbaik
dalam pelaksanaan Corporate Social Responsibility (CSR), namun kerangka kerja
(framework) yang luas dalam pengimplementasian Corporate Social
Responsibility (CSR) masih dapat dirumuskan, yang didasarkan pada pengalaman
juga pengetahuan dalam bidang-bidang seperti manajemen lingkungan.
159

158
Yusuf Wibisono, Op. cit., hal. 138.
159
A. B. Susanto., Op. cit., hal. 74.


Aimi Solidei Manalu : Corporate Social Responsibility (CSR) Yang Dilakukan Bank Sumut Kepada Masyarakat
Sekitarnya (Studi Pada PT. Bank Sumut, Kantor Pusat J alan Imam Bonjol No. 18 Medan), 2008.
USU Repository 2009


128
Mekanisme dalam pelaksanaan program atau kegiatan Corporate Social
Responsibility (CSR) dapat dilakukan sebagai berikut:
160
1. Bottom Up Process

Program berdasar pada permintaan beneficiaries, yang kemudian dilakukan
evaluasi oleh perusahaan.
2. Top Down Process
Program berdasar survei/pemeriksaan seksama oleh perusahaan, yang
disepakati oleh beneficiaries.
3. Partisipatif
Program dirancang bersama antara perusahaan dan beneficiaries.
Dalam menjalankan aktivitas Corporate Social Responsibility (CSR) tidak
ada standar atau praktik-praktik tertentu yang dianggap terbaik. Setiap perusahaan
memiliki karakteristik dan situasi yang unik yang berpengaruh terhadap
bagaimana mereka memandang tanggung jawab sosial. Dan setiap perusahaan
memiliki kondisi yang beragam dalam hal kesadaran akan berbagai isu berkaitan
dengan Corporate Social Responsibility (CSR) serta seberapa banyak hal yang
telah dilakukan dalam hal memgimplementasikan pendekatan Corporate Social
Responsibility (CSR).
161
Penilaian terhadap Corporate Social Responsibility (CSR) bertujuan untuk
mengidentifikasi masalah, peluang, dan tantangan yang dihadapi perusahaan
dalam menjalankan aktivitas Corporate Social Responsibility (CSR). Penilaian
Corporate Social Responsibility (CSR) bertujuan agar perusahaan melakukan


160
Yusuf Wibisono, Op. cit., hal. 139.
161
A. B. Susanto, Loc. cit.

Aimi Solidei Manalu : Corporate Social Responsibility (CSR) Yang Dilakukan Bank Sumut Kepada Masyarakat
Sekitarnya (Studi Pada PT. Bank Sumut, Kantor Pusat J alan Imam Bonjol No. 18 Medan), 2008.
USU Repository 2009


129
aktivitas-aktivitas Corporate Social Responsibility (CSR) secara
berkesinambungan, tidak bersifat parsial. Penilaian Corporate Social
Responsibility (CSR) juga membantu perusahaan mengidentifikasi kesenjangan
dan peluang yang ada, sehingga mampu memperbaiki kualitas pengambilan
keputusan. Langkah pertama yang dapat dilakukan adalah mengumpulkan dan
menguji informasi yang relevan mengenai produk, layanan, proses pengambilan
keputusan, serta aktivitas-aktivitas yang dilakukan perusahaan agar secara akurat
menentukan posisi perusahaan saat ini berkaitan dengan aktivitas Corporate
Social Responsibility (CSR). Penilaian Corporate Social Responsibility (CSR)
yang tepat harus memberikan pemahaman mengenai hal-hal:
162
1. Nilai-nilai dan etika perusahaan

2. Dorongan eksternal dan internal yang memotivasi perusahaan untuk
menjalankan aktivitas Corporate Social Responsibility (CSR)
3. Isu-isu penting seputar Corporate Social Responsibility (CSR) yang dapat
memberikan dampak bagi perusahaan
4. Stakeholders kunci
5. Struktur pengambilan keputusan yang berlaku dalam perusahaan saat ini,
kekuatan dan kelemahannya dalam hal mengimplementasikan program
Corporate Social Responsibility (CSR) yang terintegrasi.
6. Implikasi terhadap sumber daya manusia dan anggaran yang dimiliki
7. Aktivitas-aktivitas berkaitan dengan Corporate Social Responsibility (CSR)
yang tengah berjalan.

162
Ibid., ha. 75.

Aimi Solidei Manalu : Corporate Social Responsibility (CSR) Yang Dilakukan Bank Sumut Kepada Masyarakat
Sekitarnya (Studi Pada PT. Bank Sumut, Kantor Pusat J alan Imam Bonjol No. 18 Medan), 2008.
USU Repository 2009


130
Menurut Saidi dan Abidin yang memotivasi perusahaan melakukan
Corporate Social Responsibility (CSR) digambarkan dalam tiga tahap paradigma
yang berbeda:
163
1. Tahap pertama adalah corporate charity, yakni dorongan amal berdasarkan
motivasi keagamaan.

2. Tahap kedua adalah corporate philanthropy, yakni dorongan manusia yang
biasanya bersumber dari norma dan etika universal untuk menolong sesama
dan memperjuangkan pemerataan sosial.
3. Tahap ketiga adalah corporate citizenship, yaitu motivasi kewarganegaraan
demi mewujudkan keadilan sosial berdasarkan prinsip keterlibatan sosial.
J ika dipetakan, tampaklah bahwa spektrum paradigma Corporate Social
Responsibility (CSR) terentang dari sekedar menjalankan kewajiban hingga
demi kepentingan bersama atau dari membantu dan beramal kepada sesama
menjadi memberdayakan manusia. Meskipun tidak selalu berlaku otomatis,
pada umumnya perusahaan melakukan Corporate Social Responsibility (CSR)
didorong oleh motivasi karitatif kemudian motivasi kemanusiaan dan akhirnya
motivasi kewargaan.
164
Tahapan-tahapan dari pelaksanaan penilaian Corporate Social
Responsibility (CSR) adalah sebagai berikut:

165
1. Membentuk tim kepemimpinan Corporate Social Responsibility (CSR)



163
Zaim Saidi dan Hamid Abidin, Op. cit., hal. 64

164
Ibid.
165
A. B. Susanto., Op. cit., hal. 76.

Aimi Solidei Manalu : Corporate Social Responsibility (CSR) Yang Dilakukan Bank Sumut Kepada Masyarakat
Sekitarnya (Studi Pada PT. Bank Sumut, Kantor Pusat J alan Imam Bonjol No. 18 Medan), 2008.
USU Repository 2009


131
Biasanya tim kepemimpinan Corporate Social Responsibility (CSR)
mencakup perwakilan dari dewan direksi, manajemen puncak, dan pemilik,
serta sukarelawan dari berbagai unit dalam perusahaan yang terkena dampak
atau terlibat dengan isu-isu seputar Corporate Social Responsibility (CSR).
2. Merumuskan defenisi program Corporate Social Responsibility (CSR)
Perumusan defenisi program Corporate Social Responsibility (CSR) akan
menjadi landasan bagi aktivitas penilaian selanjutnya. Dapat juga
diidentifikasi nilai-nilai kunci yang memotivasi perusahaan. Melibatkan
orang-orang pada setiap tingkatan dalam perusahaan akan lebih menjamin
tercapainya tujuan dan penerimaan dari aktivitas Corporate Social
Responsibility (CSR) yang dilakukan.
3. Melakukan kajian terhadap dokumen, proses, dan aktivitas perusahaan
Dokumen-dokumen ini dapat mencakup misi, kebijakan, code of conduct,
prinsip-prinsip dan dokumen-dokumen operasional lainnya. Dapat juga
mencakup dokumen-dokumen eksternal yang berhubungan dengan program-
program atau inisiatif-inisiatif yang melibatkan perusahaan. Ini berguna untuk
menelusuri mengapa dokumen-dokumen ini dibuat serta pelajaran-pelajaran
apa yang bisa diambil.
Perusahaan secara khusus memiliki proses pengambilan keputusan yang
spesifik serta pengambilan keputusan yang berkaitan dengan aspek-aspek
tertentu dari kegiatan operasionalnya. Hal ini dapat berguna dalam kaitannya
dengan aktivitas Corporate Social Responsibility (CSR). Aktivitas-aktivitas
perusahaan yang secara langsung berhubungan dengan produk dan layanan

Aimi Solidei Manalu : Corporate Social Responsibility (CSR) Yang Dilakukan Bank Sumut Kepada Masyarakat
Sekitarnya (Studi Pada PT. Bank Sumut, Kantor Pusat J alan Imam Bonjol No. 18 Medan), 2008.
USU Repository 2009


132
yang dihasilkan dapat secara erat berhubungan dengan aktivitas-aktivitas
Corporate Social Responsibility (CSR). Memperhatikan aktivitas pesaing dan
juga perusahaan di sektor lain juga dapat bermanfaat.
4. Mengidentifikasi dan melibatkan stakeholder kunci
Perusahaan mungkin saja melewatkan isu-isu penting yang sedang hangat di
luar. Oleh karenanya diskusi dengan para stakeholder kunci, khusunya pihak
eksternal, sangat penting guna memetakan kepentingan yang mereka miliki.
Adalah penting untuk memperoleh kejelasan mengenai tujuan diskusi, karena
stakeholder dapat melihatnya sebagai kesempatan untuk mengemukakan
pandangan mereka mengenai perilaku perusahaan. Kunci bagi efektifnya
keterlibatan para stakeholder ini adalah memetakan defenisi mereka mengenai
keberhasilan dalam rangka kerja samanya dengan perusahaan.
Oleh karena pelaksanaan tanggung jawab sosial yang dilakukan oleh Bank
Sumut hingga saat ini masih bersifat brand image, kedermawanan (filantropis)
dan karitatif saja sehingga pedoman implementasi Corporate Social
Responsibility (CSR) pada Bank Sumut belum ada. Penulis mendapat keterangan
dari pihak Bank Sumut sendiri yang menerangkan hingga saat ini (saat penulisan
skripsi) belum ada pedoman implementasi pada Bank Sumut dalam melakukan
Corporate Social Responsibility (CSR). Hal ini disebabkan belum adanya divisi
khusus bagi program pelaksanaan Corporate Social Responsibility (CSR).




Aimi Solidei Manalu : Corporate Social Responsibility (CSR) Yang Dilakukan Bank Sumut Kepada Masyarakat
Sekitarnya (Studi Pada PT. Bank Sumut, Kantor Pusat J alan Imam Bonjol No. 18 Medan), 2008.
USU Repository 2009


133
B. Bentuk Corporate Social Responsibility (CSR) Yang Dilakukan Bank
Sumut
Pada dasarnya bentuk tanggung jawab sosial perusahaan dapat beraneka
ragam dari yang bersifat charity sampai pada kegiatan yang bersifat
pengembangan komunitas, dari yang bernuansa abstrak sampai pada bentuk yang
konkrit. Akan tetapi dari keseluruhan kegiatan tersebut, pada dasarnya tidak
terkait dengan produk dari yang dihasilkan perusahaan, seperti sebuah reklame
tetapi tidak berisi produk dari si pembuat reklame. Menurut Bambang Rudito dan
Melia Famiola kegiatan program yang dilakukan oleh perusahaan dalam konteks
tanggung jawab sosial dapat dikategorisasi dalam tiga bentuk:
166
Usaha untuk menanamkan persepsi positif kepada komunitas tentang kegiatan
yang dilakukan oleh perusahaan. Biasanya berbentuk kampanye yang tidak
terkait sama sekali dengan produk yang dihasilkan perusahaan yang
bersangkutan. Bentuk ini lebih ditekankan pada penanaman persepsi tentang
perusahaan dengan si perusahaan membuat suatu kegiatan sosial tertentu dan
khusus sehingga tertanam dalam image komunitas bahwa perusahaan tersebut
banyak melakukan kegiatan sosial sampai anggota komunitas tidak
mengetahui produk apa yang dihasilkan oleh perusahaan yang bersangkutan.
Atau sebaliknya anggota komunitas mengetahui produk yang dihasilkan
perusahaan, akan tetapi tertanam di benak anggota komunitas bahwa

1. Public Relations

166
Bambang Rudito dan Melia Famiola, Op. cit., hal 210.

Aimi Solidei Manalu : Corporate Social Responsibility (CSR) Yang Dilakukan Bank Sumut Kepada Masyarakat
Sekitarnya (Studi Pada PT. Bank Sumut, Kantor Pusat J alan Imam Bonjol No. 18 Medan), 2008.
USU Repository 2009


134
perusahaan yanag bersangkutan selalu menyisihkan sebagian keuntungannya
untuk kegiatan sosial.
Kegiatan atau usaha ini lebih mengarah pada menjalin hubungan baik antara
perusahaan dengan komunitas, khususnya menanamkan sebuah persepsi yang
baik tentang perusahaan terhadap komunitas. Pekerjaan untuk model public
relations ini lebih banyak menjadi tugas dari unit kerja hubungan komunitas
dalam sebuah perusahaan. Contoh dalam konteks public relations adalah
program cause related marketing yang dijalankan oleh sebuah perusahaan
pakaian. Di sini ditampilkan gambar-gambar tawanan yang dijatuhi hukuman
mati, disertai dengan kampanye anti hukuman mati bagi umat manusia di
seluruh dunia. Upaya menentang hukuman mati ini tidak ada kaitannya atau
hubungannya sama sekali dengan kebijakan korporasi atau produk-produk
yang diproduksikan oleh perusahaan yang bersangkutan. Kampanye ini
semata-mata ditujukan untuk membuat komunitas mengasosiasikan
perusahaan tersebut dengan sebuah perasaan emosional yang bertujuan baik,
dan berusaha untuk menanamkan bahwa usaha dari perusahaan yang
bersangkutan sebagian keuntungannya untuk membela kepentingan usaha
menghindarkan hukuman mati.
2. Strategy Defensive
Usaha yang dilakukan oleh perusahaan guna menangkis anggapan negatif
komunitas luas yang sudah tertanam terhadap kegiatan perusahaan terhadap
karyawannya, dan biasanya untuk melawan serangan negatif dari anggapan
komunitas atau komunitas yang sudah terlanjur berkembang. Kegiatan ini

Aimi Solidei Manalu : Corporate Social Responsibility (CSR) Yang Dilakukan Bank Sumut Kepada Masyarakat
Sekitarnya (Studi Pada PT. Bank Sumut, Kantor Pusat J alan Imam Bonjol No. 18 Medan), 2008.
USU Repository 2009


135
biasanya dilakukan dengan sasaran yang berbeda dengan anggapan yang telah
berkembang atau bertolak belakang dengan persepsi-persepsi yang ada
dikomunitas pada umumnya. Prinsipnya hampir sama dengan bentuk kegiatan
public relations, akan tetapi berbeda pada proses kejadiannya.
Pada public relations, pada dasarnya menjalin hubungan yang belum ada,
sedangkan dalam strategy defensive mengarah pada proses melawan kejadian
yang pernah dialami, artinya anggapan komunitas terhadap perusahaan sudah
ada sebelumnya dan anggapan ini biasanya bernada negatif yang pada
umumnya bicara tentang aktivitas dari perusahaan yang bersangkutan yang
negatif terhadap sesuatu hal. Usaha Corporate Social Responsibility (CSR)
yang dilakukannya adalah untuk merubah anggapan yang berkembang
sebelumnya dengan menggantinya dengan yang baru sebagai suatu anggapan
baru yang bersifat positif.
Sehingga usaha dari perusahaan yang melakukan kegiatan Corporate Social
Responsibility (CSR) dari bentuk ini adalah seakan merupakan perlawanan
terhadap pandangan orang luar terhadap perusahaan yang bersangkutan.
Perlawanan ini tentunya harus ditunjang dengan modal yang tidak sedikit, hal
ini berkaitan dengan usaha membersihkan nama baik yang telah beredar
secara meluas di dalam kehidupan komunitas, sedangkan untuk mengganti
secara menyeluruh seperti mengganti logo tidak memungkinkan dan bahkan
menjadi kerugian yang besar.
Contoh kajian PriceWaterhouse Coopers tentang program Corporate Social
Responsibility (CSR), ditemukan bahwa sejumlah perusahaan menjalankan

Aimi Solidei Manalu : Corporate Social Responsibility (CSR) Yang Dilakukan Bank Sumut Kepada Masyarakat
Sekitarnya (Studi Pada PT. Bank Sumut, Kantor Pusat J alan Imam Bonjol No. 18 Medan), 2008.
USU Repository 2009


136
Corporate Social Responsibility (CSR) karena ingin menghindari konsekuensi
negatif dari publisitas yang buruk. Contohnya adalah kasus sebuah perusahaan
yang merespon pemberitaan tentang perusahaan tersebut yang melanggar hak-
hak pekerjanya dengan melakukan kegiatan sosial lainnya untuk meredam
pemberitaan tersebut.
3. Keinginan tulus untuk melakukan kegiatan yang baik yang benar-benar
berasal dari visi perusahaan itu.
Melakukan program untuk kebutuhan komunitas atau komunitas sekitar
perusahaan atau kegiatan perusahaan yang berbeda dari hasil dari perusahaan
itu sendiri. Kegiatan perusahaan dalam konteks ini adalah sama sekali tidak
mengambil suatu keuntungan secara materil tetapi berusaha untuk
menanamkan kesan baik terhadap komunitas atau komunitas berkaitan dengan
kegiatan perusahaan.Biasanya bentuk keinginan tulus suatu perusahaan dalam
kegiatan tanggung jawab sosialnya adalah berkaitan erat dengan kebudayaan
perusahaan yang bersangkutan sudah tersirat etika dari perusahaan tersebut.
Di sini dapat diberikan contoh seperti tindakan perusahaan sepatu dengan
memberikan obat-obatan kepada mereka yang membutuhkan. Kemudian
sebuah perusahaan minuman kopi membayar petani kopi dengan harga yang
layak serta membangun infrastruktur pendidikan dan kesehatan pada
komunitas petani-petani itu; langkah sebuah perusahaan komputer yang
membangun sistem komunikasi yang unggul, dapat diandalkan, dapat
terjangkau kepada komunitas yang digabungkan dengan kontribusi terhadap

Aimi Solidei Manalu : Corporate Social Responsibility (CSR) Yang Dilakukan Bank Sumut Kepada Masyarakat
Sekitarnya (Studi Pada PT. Bank Sumut, Kantor Pusat J alan Imam Bonjol No. 18 Medan), 2008.
USU Repository 2009


137
proyek-proyek komunitas; atau program dari perusahaan rokok untuk
membangun klinik-klinik kesehatan di pedesaan.
Secara garis besar, perwujudan perilaku Corporate Social Responsibility
(CSR) yang baik dapat direfleksikan dalam dua tindakan utama. Yang pertama
adalah melalui apa yang disebut sebagai corporate charity (upaya kedermawanan
dari perusahaan). Dalam tindakan ini perusahaan mencoba memberikan
kontribusinya bagi pengembangan masyarakat yang membutuhkan. Dalam banyak
kasus, kontribusi ini berwujud dalam bentuk dana tunai misalnya dana bantuan
bencana alam, dana beasiswa pendidikan, ataupun dana pinjaman lunak bagi
pengembangan ekonomi kelas kecil. Juga bisa berwujud bantuan fisik semacam
bantuan piranti komputer, tenda, buku, ataupun gedung perpustakaan, dan lain-
lain. Namun demikian, tidak jarang bantuan ini dapat berupa bantuan tenaga ahli.
Misalnya, salah satu perusaaan teknologi besar di Amerika mewajibkan
karyawannya untuk menjadi guru sukarelawan selama 40 jam dalam setahun dan
selama menjadi sukarelawan ini gaji karyawan tetap dibayarkan secara penuh.
167
Bentuk perilaku Corporate Social Responsibility (CSR) yang kedua adalah
melalui apa yang disebut sebagai penerapan praktik good corporate governance
dan etika bisnis yang baik. Sebuah perusahaan hanya layak disebut sebagai warga
yang baik jika ia mampu mengelola segenap tindakan bisnisnya dalam bingkai
tata kelola bisnis yang profesional dan penuh integritas. Serta juga dibarengi oleh


167
http://www.strategimanajemen.net/, terakhir kali diakses pada tanggal 22 November
2007

Aimi Solidei Manalu : Corporate Social Responsibility (CSR) Yang Dilakukan Bank Sumut Kepada Masyarakat
Sekitarnya (Studi Pada PT. Bank Sumut, Kantor Pusat J alan Imam Bonjol No. 18 Medan), 2008.
USU Repository 2009


138
kesungguhan untuk menegakkan etika bisnis secara konsisten dalam setiap
langkah geraknya.
168
Bentuk Corporate Social Responsibility (CSR) yang dilakukan Bank
Sumut berdasarkan pembagian yang dilakukan Bambang Rudito dan Melia
Famiola maka program tanggung jawab sosial dan lingkungan yang dilakukan
oleh Bank Sumut termasuk ke dalam bentuk public relations karena Bank Sumut
berusaha menanamkan persepsi positif kepada komunitas tentang kegiatan yang
dilakukan oleh perusahaan. Bila berdasarkan pembagian bentuk perilaku
Corporate Social Responsibility (CSR) secara umum maka Bank Sumut termasuk
ke dalam bentuk corporate charity (upaya kedermawanan dari perusahaan) dapat
dilihat dalam tindakan Bank Sumut mencoba memberikan kontribusinya bagi
pengembangan masyarakat yang membutuhkan. Dalam banyak kasus, kontribusi
ini berwujud dalam bentuk dana tunai semisal dana bantuan bencana alam,
ataupun dana pinjaman lunak bagi pengembangan ekonomi kelas kecil. Juga
berwujud bantuan fisik semacam bantuan mobil, tenda, buku, pakaian, ataupun
rehabilitasi gedung sekolah, dan sebagainya.

169
Pendekatan terhadap Corporate Social Responsibility (CSR) terdiri atas 2
bentuk, yaitu pendekatan tradisional (traditional approach) dan pendekatan baru
(new approach). Dalam pendekatan tradisional, Corporate Social Responsibility
(CSR) oleh perusahaan-perusahaan hanya dipandang sebagai kewajiban semata
(fulfilling an obligation), sedangkan dalam pendekatan baru, Corporate Social


168
http://www.strategimanajemen.net/, terakhir kali diakses pada tanggal 22 November
2007
169
http://www.strategimanajemen.net/, terakhir kali diakses pada tanggal 22 November
2007

Aimi Solidei Manalu : Corporate Social Responsibility (CSR) Yang Dilakukan Bank Sumut Kepada Masyarakat
Sekitarnya (Studi Pada PT. Bank Sumut, Kantor Pusat J alan Imam Bonjol No. 18 Medan), 2008.
USU Repository 2009


139
Responsibility (CSR) tidak hanya dipandang sebagai kewajiban yang harus
dipenuhi, tetapi juga turut membantu mencapai sasaran-sasaran bisnis
perusahaan.
170
C. Realisasi Corporate Social Responsibility (CSR) Terhadap Masyarakat


Lingkup penerapan Corporate Social Responsibility (CSR) berdasarkan
gagasan Prince of Wales International Business Forum yang mengusung lima
pilar. Pertama, upaya perusahaan untuk menggalang dukungan sumber daya
manusia, baik internal (karyawan) maupun eksternal (masyarakat sekitar).
Caranya adalah dengan melakukan pengembangan dan memberikan kesejahteraan
kepada mereka. Istilahnya, building human capital. Kedua, memberdayakan
ekonomi komunitas. Istilahnya, strengthening economies. Ketiga, menjaga
harmonisasi dengan masyarakat sekitar agar tidak terjadi konflik (assessing social
cohesion). Keempat, mengimplementasikan tata kelola yang baik (encouraging
good corporate governance). Kelima, memperhatikan kelestarian lingkungan
(protecting the environment).
171
Pandangan lain yang sejalan dengan pemikiran di atas adalah yang
dikemukakan oleh Gurvy Kavei, pakar manajemen dari Universitas Manchester.
Ia menyatakan bahwa corporate social responsibility (CSR) dipraktikkan di tiga
area. Pertama, di tempat kerja. Implementasinya mencakup aspek kesehatan dan
keselamatan kerja, pengembangan knowledge dan skill karyawan, peningkatan
kesejahteraan dan bahkan mungkin kepemilikan saham. Kedua, di komunitas.


170
Bismar Nasution, Op. cit., hal. 7.
171
Yusuf Wibisono, Op. cit., hal. 139.

Aimi Solidei Manalu : Corporate Social Responsibility (CSR) Yang Dilakukan Bank Sumut Kepada Masyarakat
Sekitarnya (Studi Pada PT. Bank Sumut, Kantor Pusat J alan Imam Bonjol No. 18 Medan), 2008.
USU Repository 2009


140
Implementasinya bisa berupa kontribusi dalam bentuk charity, philanthropy
maupun community development. Ketiga, terhadap lingkungan. Praktiknya bisa
berupa proses produksi dan produk yang ramah lingkungan, ikut serta dalam
upaya pelestarian lingkungan hidup dan sebagainya.
172
Green Paper dari Komisi Masyarakat Eropa (2001) memberikan
perspektif lain, bahwa tanggung jawab sosial korporat itu memiliki dua dimensi
yaitu dimensi internal dan dimensi eksternal. Dimensi internal itu mencakup
manajemen sumber daya manusia, kesehatan dan keselamatan kerja, beradaptasi
dengan perubahan, dan manajemen dampak lingkungan dan sumber daya alam.
Sedangkan dimensi eksternalnya mencakup komunitas-komunitas lokal, mitra
usaha, pemasok dan konsumen, hak-hak asasi manusia, dan kepedulian kepada
lingkungan hidup.

173
Eleanor Chambers dengan kawan-kawan pada tahun 2003 melakukan
penelitian atas praktik tanggung jawab sosial korporat di tujuh negara di Asia
mengklasifikasikan Corporate Social Responsibility (CSR) ke dalam tiga aspek
yaitu, keterlibatan dalam komunitas, pembuatan produk yang bisa
dipertanggungjawabkan secara sosial, dan employee relations. Yang termasuk ke
dalam keterlibatan dalam komunitas itu di antaranya pengembangan masyarakat
(community development), pendidikan dan pelatihan kegiatan keagamaan dan
olahraga. Sedangkan yang masuk ke dalam pembuatan produk yang bisa
dipertanggungjawabkan secara sosial adalah kesehatan dan keselamatan kerja dan
proses dan produk yang ramah lingkungan termasuk kepedulian terhadap


172
Ibid.
173
http://www.yahoo.com/, terakhir kali diakses tanggal 7 Januari 2008.

Aimi Solidei Manalu : Corporate Social Responsibility (CSR) Yang Dilakukan Bank Sumut Kepada Masyarakat
Sekitarnya (Studi Pada PT. Bank Sumut, Kantor Pusat J alan Imam Bonjol No. 18 Medan), 2008.
USU Repository 2009


141
konservasi lingkungan hidup. Adapun yang masuk ke dalam employee relations
adalah kesejahteraan pekerja dan keterlibatan pekerja.
174
Umumnya perusahaan-perusahaan yang telah berhasil dalam menerapkan
Corporate Social Responsibility (CSR) menggunakan tahap-tahap sebagai berikut:


175
1. Tahap Perencanaan
Perencanaan terdiri atas tiga langkah utama yaitu Awareness Building;
Corporate Social Responsibility (CSR) Assessement, dan Corporate Social
Responsibility (CSR) Manual Building.
Awareness Building merupakan langkah awal untuk membangun kesadaran
mengenai arti penting Corporate Social Responsibility (CSR) dan komitmen
manajemen. Upaya ini dapat dilakukan antara lain melalui seminar, lokakarya,
diskusi kelompok dan lain-lain.
Corporate Social Responsibility (CSR) Assessement merupakan upaya untuk
memetakan kondisi perusahaan dan mengidentifikasi aspek-aspek yang perlu
mendapatkan prioritas perhatian dan langkah-langkah yang tepat untuk
membangun struktur perusahaan yang kondusif bagi penerapan Corporate
Social Responsibility (CSR) secara efektif.
Langkah selanjutnya adalah membangun Corporate Social Responsibility
(CSR) Manual. Hasil assessement merupakan dasar untuk penyusunan manual
atau pedoman implementasi Corporate Social Responsibility (CSR). Upaya
yang mesti dilakukan antara lain melalui benchmarking, menggali dari

174
http://www.google.co.id/, terakhir kali diakses tanggal 22 November 2007.
175
Yusuf Wibisono, Op. cit., hal. 121.

Aimi Solidei Manalu : Corporate Social Responsibility (CSR) Yang Dilakukan Bank Sumut Kepada Masyarakat
Sekitarnya (Studi Pada PT. Bank Sumut, Kantor Pusat J alan Imam Bonjol No. 18 Medan), 2008.
USU Repository 2009


142
referensi atau bagi perusahaan yang menginginkan langkah instan,
penyusunan manual ini dapat dilakukan dengan meminta tenaga ahli
independen dari luar perusahaan. Penyusunan manual Corporate Social
Responsibility (CSR) dibuat sebagai acuan, pedoman dan panduan dalam
pengelolaan kegiatan-kegiatan sosial kemasyarakatan yang dilakukan oleh
perusahaan. Pedoman ini diharapkan mampu memberikan kejelasan dan
keseragaman pola pikir dan dan pola tindak seluruh elemen perusahaan guna
tercapainya pelaksanaan program yang terpadu, efektif dan efesien.
2. Tahap Implementasi
Perencanaan sebaik apapun tidak akan berarti dan tidak akan berdampak
apapun bila tidak diimplementasikan dengan baik. Akibatnya tujuan
Corporate Social Responsibility (CSR) secara keseluruhan tidak akan tercapai,
masyarakat tidak merasakan manfaat yang optimal. Padahal, anggaran yang
telah dikeluarkan tidak sedikit. Oleh karenanya perlu disusun strategi untuk
menjalankan rencana yang telah dirancang.
Dalam memulai implementasi pada dasarnya ada tiga pertanyaan yang mesti
dijawab. Siapa orang yang akan menjalankan, apa yang mesti dilakukan, serta
bagaimana cara melakukan sekaligus alat apa yang diperlukan. Dalam istilah
manajemen populer, pertanyaan tersebut diterjemahkan menjadi:
a. pengorganisasi (organizing) sumber daya yang diperlukan
b. penyusunan (staffing) untuk menempatkan orang sesuai dengan jenis tugas
atau pekerjaan yang harus dilakukannya

Aimi Solidei Manalu : Corporate Social Responsibility (CSR) Yang Dilakukan Bank Sumut Kepada Masyarakat
Sekitarnya (Studi Pada PT. Bank Sumut, Kantor Pusat J alan Imam Bonjol No. 18 Medan), 2008.
USU Repository 2009


143
c. pengarahan (directing) yang terkait dengan bagaimana cara melakukan
tindakan
d. pengawasan atau koreksi (controlling) terhadap pelaksanaan
e. pelaksanaan pekerjaan sesuai dengan rencana
f. penilaian (evaluating) untuk mengetahui tingkat pencapaian tujuan.
Tahap implementasi ini terdiri atas tiga langkah utama yaitu sosialisasi,
pelaksanaan, dan internalisasi. Sosialisasi diperlukan untuk memperkenalkan
kepada komponen perusahaan mengenai berbagai aspek yang terkait dengan
implementasi Corporate Social Responsibility (CSR) khusunya mengenai
pedoman penerapan Corporate Social Responsibility (CSR). Agar efektif
upaya ini perlu dilakukan dengan suatu tim khusus yang dibentuk untuk itu,
langsung berada di bawah pengawasan salah satu direktur yang ditunjuk
sebagai Corporate Social Responsibility (CSR) champion di perusahaan.
Tujuan utama sosialisasi ini adalah agar program Corporate Social
Responsibility (CSR) yang akan diimplementasikan mendapat dukungan
penuh dari seluruh komponen perusahaan, sehingga dalam perjalannya tidak
ada kendala serius yang dapat dialami oleh unit penyelenggara.
Pelaksanaan kegiatan yang dilakukan pada dasarnya harus sejalan dengan
pedoman Corporate Social Responsibility (CSR) yang ada, berdasar roadmap
yang telah disusun. Sedang internalisasi adalah tahap jangka panjang.
Internalisasi mencangkup upaya-upaya untuk memperkenalkan Corporate
Social Responsibility (CSR) di dalam seluruh proses bisnis perusahaan
misalnya melalui sistem manajemen kinerja, prosedur penggandaan, proses

Aimi Solidei Manalu : Corporate Social Responsibility (CSR) Yang Dilakukan Bank Sumut Kepada Masyarakat
Sekitarnya (Studi Pada PT. Bank Sumut, Kantor Pusat J alan Imam Bonjol No. 18 Medan), 2008.
USU Repository 2009


144
produksi, pemasaran dan proses bisnis lainnya. Dengan upaya ini dapat
dinyatakan bahwa penerapan Corporate Social Responsibility (CSR) bukan
sekedar kosmetik namun telah menjadi strategi perusahaan, bukan lagi sebagai
upaya untuk compliance tetapi sudah beyond compliance.
3. Tahap Evaluasi
Setelah program Corporate Social Responsibility (CSR) diimplementasikan,
langkah berikutnya adalah evaluasi program. Tahap evaluasi adalah tahap
yang perlu dilakukan secara konsisten dari waktu ke waktu untuk mengukur
sejauh mana efektivitas penerapan Corporate Social Responsibility (CSR).
Tahap evaluasi harus tetap dilakukan baik saat kegiatan itu berhasil atau gagal.
Bahkan kegagalan atau keberhasilan bisa diketahui setelah kegiatan atau
program tersebut dievaluasi. Evaluasi bukan tindakan untuk mencari-cari
kesalahan atau mencari kambing hitam. Evaluasi dilakukan untuk
pengambilan keputusan. Misalnya keputusan untuk menghentikan,
melanjutkan atau memperbaiki dan mengembangkan aspek-aspek tertentu dari
program yang telah diimplementasikan.
Evaluasi bisa dilakukan dengan meminta pihak independen untuk melakukan
audit implementasi atas praktik Corporate Social Responsibility (CSR) yang
telah dilakukan. Langkah ini tidak terbatas pada kepatuhan terhadap peraturan
dan prosedur operasi standar tetapi juga mencakup pengendalian risiko
perusahaan. Evaluasi dalam bentuk assessement audit atau scoring juga dapat
dilakukan secara mandotori. Evaluasi tersebut dapat membantu perusahaan
untuk memetakan kembali kondisi dan situasi serta pencapaian perusahaan

Aimi Solidei Manalu : Corporate Social Responsibility (CSR) Yang Dilakukan Bank Sumut Kepada Masyarakat
Sekitarnya (Studi Pada PT. Bank Sumut, Kantor Pusat J alan Imam Bonjol No. 18 Medan), 2008.
USU Repository 2009


145
dalam implementasi Corporate Social Responsibility (CSR) sehingga dapat
mengupayakan perbaikan-perbaikan yang perlu berdasarkan rekomendasi
yang diberikan.
4. Pelaporan
Pelaporan diperlukan dalam rangka membangun sistem informasi baik untuk
keperluan proses pengambilan keputusan maupun keperluan keterbukaan
informasi material dan relevan mengenai perusahaan. Jadi selain berfungsi
untuk keperluan shareholder juga untuk stakeholders yang memerlukan.
Lingkup program Corporate Social Responsibility (CSR) antara lain:
176
1. Bidang Sosial, antara lain:

a. Pendidikan/Pelatihan
b. Kesehatan
c. Kesejahteraan sosial
d. Kepemudaan/Kewanitaan
e. Keagamaan
f. Kebudayaan
g. Penguatan kelembagaan
2. Bidang Ekonomi, antara lain:
a. Kewirausahaan
b. Pembinaan UKM
c. Agrobisnis
d. Pembukaan lapangan kerja

176
Ibid., hal. 133.

Aimi Solidei Manalu : Corporate Social Responsibility (CSR) Yang Dilakukan Bank Sumut Kepada Masyarakat
Sekitarnya (Studi Pada PT. Bank Sumut, Kantor Pusat J alan Imam Bonjol No. 18 Medan), 2008.
USU Repository 2009


146
e. Sarana dan prasarana ekonomi
f. Usaha produktif lainnya
3. Bidang Lingkungan, antara lain:
a. Penggunaan energi secara efisien
b. Proses produksi yang ramah lingkungan
c. Pengendalian polusi
d. Penghijauan
e. Pengelolaan air
f. Pelestarian alam
g. Pe
177
h. Penyehatan lingkungan
ngembangan ekowisata
i. Perumahan dan pemukiman
Realisasi Corporate Social Responsibility (CSR) yang dilakukan oleh PT.
Bank Sumut dapat dilihat dalam:
1. Bidang Sosial, antara lain berupa:
a. Kesehatan yaitu melakukan pengobatan gratis kepada masyarakat kurang
mampu, melakukan pemeriksaan kesehatan secara gratis, memberikan
perlindungan asuransi jiwa secara gratis kepada seluruh penabung
Martabe, donor darah.
b. Kesejahteraan sosial, yaitu memberikan sumbangan ke Panti Asuhan
Amaliyah berupa alat-alat sekolah seperti buku, tas, pakaian seragam serta
berbagai kebutuhan harian anak-anak yatim, memberikan sumbangan ke


177
Dokumentasi kliping koran PT. Bank Sumut dari tahun 2005-2008.

Aimi Solidei Manalu : Corporate Social Responsibility (CSR) Yang Dilakukan Bank Sumut Kepada Masyarakat
Sekitarnya (Studi Pada PT. Bank Sumut, Kantor Pusat J alan Imam Bonjol No. 18 Medan), 2008.
USU Repository 2009


147
Panti Asuhan Karya Murni, Panti Asuhan Alpha Omega, dan Panti Asuhan
Madrasah, memberikan bantuan kepada korban tsunami di Aceh dan
Sumatera Utara berupa uang tunai, rumah, pakaian, obat-obatan, makanan
dan secara khusus memberikan bantuan uang tunai kepada seluruh anggota
keluarga korban bencana gempa dan tsunami yang menabung di Bank
Sumut, juga membagikan hewan kurban sebanyak 10 ekor lembu dan 7
ekor sapi kepada masyarakat yang kurang mampu pada hari raya Kurban,
memberikan kredit pinjaman rumah biaya ringan kepada Pegawai Negeri
Sipil (PNS) yang belum mempunyai rumah, menyantuni fakir
miskin/kaum dhuafa serta memberikan bantuan kepada orang tua yang
berada di panti jompo.
c. Pendidikan, yaitu memberikan bantuan uang tunai kepada Sekolah
Menengah Atas Negeri 3 Medan sebesar Rp 6.000.000,00,- yang
melakukan kegiatan perlombaan diskusi berbahasa Inggris, merehab 5
bangunan sekolah dasar negeri (SDN) antara lain SDN 104247 Tanjung
Mulia, SDN 105352 Desa Pasar Miring, SDN 105350 Perbarakan
Kecamatan Pagar Merba, SDN 107433 Desa Bahgerger dan SDN 105349
Desa Kulasar Kecamatan Bangun Purba.
d. Keagamaan, yaitu pembangunan rumah ibadah baik mesjid maupun
gereja, pemberian zakat, infaq dan shadaqah kepada kaum dhuafa/fakir
miskin.



Aimi Solidei Manalu : Corporate Social Responsibility (CSR) Yang Dilakukan Bank Sumut Kepada Masyarakat
Sekitarnya (Studi Pada PT. Bank Sumut, Kantor Pusat J alan Imam Bonjol No. 18 Medan), 2008.
USU Repository 2009


148
2. Bidang Ekonomi, antara lain berupa:
a. Pembinaan UKM, yaitu memberikan bantuan uang tunai sebanyak Rp 22.
500,00,- kepada Tim Penggerak Pembinaan Kesejahteraan Keluarga (TP.
PKK) dan Pemuda Mitra Kamtibnas (PMK) Tanjung Balai untuk
membina 15 unit sampan kota, sebagai sarana untuk menuju dan
menumbuhkembangkan wisata bahari.
b. Kewirausahaan, yaitu memberikan bantuan kredit kepada UKM/UKMK
dengan agunan biaya rendah maupun memberikan pinjaman biaya bunga
rendah kepada para petani perkebunan (petani dan nelayan kecil).
c. Penguatan kelembagaan, yaitu pemberian bantuan 1 unit mobil bus kepada
Badan Narkotika Provinsi Sumatera Utara dan memberikan pinjaman 10
miliar kepada Pemerintah Daerah Bengkulu untuk proyek recovery
(pemulihan) pasca gempa di Bengkulu.
3. Bidang Lingkungan, antara lain berupa:
a. Penggunaan energi secara efesien baik penggunaan energi listrik maupun
penggunaan air bersih.
b. Perumahan dan pemukiman.
c. Pengembangan ekowisata.

D. Hambatan Dalam Penerapan Corporate Social Responsibility (CSR) Pada
Perbankan Di Indonesia
Pembangunan suatu negara bukan hanya tanggung jawab pemerintah dan
industri saja, tetapi setiap insan manusia berperan untuk mewujudkan

Aimi Solidei Manalu : Corporate Social Responsibility (CSR) Yang Dilakukan Bank Sumut Kepada Masyarakat
Sekitarnya (Studi Pada PT. Bank Sumut, Kantor Pusat J alan Imam Bonjol No. 18 Medan), 2008.
USU Repository 2009


149
kesejahteraan sosial dan pengelolaan kualitas hidup masyarakat. Konsep tanggung
jawab sosial pweusahaan telah dikenal sejak awal 1970, yang secara umum
diartikan sebagai kumpulan kebijakan dan praktik yang berhubungan dengan
stakeholder, nilai-nilai, pemenuhan ketentuan hukum, penghargaan masyarakat,
lingkungan, serta komitmen dunia usaha untuk berkontribusi dalam pembangunan
secara berkelanjutan. Corporate Social Responsibility (CSR) tidak hanya
merupakan kegiatan kreatif perusahaan dan tidak terbatas pada pemenuhan aturan
hukum semata. Masih banyak perusahaan tidak menjalankan program-program
Corporate Social Responsibility (CSR) karena melihat hal tersebut hanya sebagai
pengeluaran biaya (cost center).
178
Corporate Social Responsibility (CSR) tidak memberikan hasil secara
keuangan dalam jangka pendek. Namun Corporate Social Responsibility (CSR)
akan memberikan hasil baik langsung maupun tidak langsung pada keuangan
perusahaan pada masa mendatang. Investor juga ingin investasinya dan
kepercayaan masyarakat terhadap perusahaannya memiliki citra yang baik di mata
masyarakat umum. Dengan demikian, apabila perusahaan melakukan program-
program Corporate Social Responsibility (CSR) diharapkan keberlanjutan,
sehingga perusahaan akan berjalan dengan baik. Oleh karena itu, program
Corporate Social Responsibility (CSR) lebih tepat apabila digolongkan sebagai
investasi dan harus menjadi strategi bisnis dari suatu perusahaan.

179

178
http://www.fcgi.or.id/, terakhir kali diakses tanggal 22 November 2007.
179
http://www.madani-ri.com/, terakhir kali diakses tanggal 11 Desember 2007.


Aimi Solidei Manalu : Corporate Social Responsibility (CSR) Yang Dilakukan Bank Sumut Kepada Masyarakat
Sekitarnya (Studi Pada PT. Bank Sumut, Kantor Pusat J alan Imam Bonjol No. 18 Medan), 2008.
USU Repository 2009


150
Dalam proses berjalannya Corporate Social Responsibility (CSR) banyak
masalah yang dihadapinya, diantaranya adalah:
180
1. Program Corporate Social Responsibility (CSR) belum tersosialisasikan
dengan baik di masyarakat.

2. Masih terjadi perbedaan pandangan antara Departemen Hukum dan HAM
dengan Departemen Perindustrian mengenai Corporate Social Responsibility
(CSR) dikalangan perusahaan dan industri.
3. Belum adanya aturan yang jelas dalam pelaksanaan Corporate Social
Responsibility (CSR) dikalangan perusahaan.
Hambatan yang dihadapi oleh pihak perbankan dalam upaya penerapan
Corporate Social Responsibility (CSR) adalah double taxation. Misalnya ketika
perusahaan membentuk yayasan dari profit perusahaan, maka ketika dana tersebut
dikeluarkan untuk yayasan, perusahaan harus menanggung pajaknya. Pajak juga
akan dikenakan jika ternyata ada kelebihan dari dana yang dikeluarkan ke yayasan
yang dibentuk tersebut. Juga hukum yang menjamin iklim usaha sering tidak
sehat. Seharusnya hukum yang menjamin iklim usaha yang sehat, artinya selain
menjamin praktik bisnis, juga menjamin perlindungan stakeholdersnya. Hukum
yang tidak terintegrasi ditambah dengan lemahnya penegakkan hukum menjadi
celah malpraktik usaha. Juga kurangnya kesadaran dari para pengusaha itu sendiri
dalam melaksanakan Corporate Social Responsibility (CSR).
181

180
http://www.business.enveronment.wordpress.com/, terakhir kali diakses tanggal 4
Januari 2008.
181
http://www.csrindonesia.com/, terakhir kali diakses tanggal 4 Januari 2008.


Aimi Solidei Manalu : Corporate Social Responsibility (CSR) Yang Dilakukan Bank Sumut Kepada Masyarakat
Sekitarnya (Studi Pada PT. Bank Sumut, Kantor Pusat J alan Imam Bonjol No. 18 Medan), 2008.
USU Repository 2009


151
Perbankan dalam upaya penerapan Corporate Social Responsibility (CSR)
secara efektif diperlukan lingkungan yang kondusif. Untuk itu maka pihak-pihak
yang terkait dengan perbankan perlu memberikan dukungan, misalnya:
182
1. Pemerintah dan otoritas terkait mengeluarkan peraturan perundang-undangan
yang memungkinkan dilaksanakannya Corporate Social Responsibility (CSR)
secara efektif.

2. Dilaksanakannya penegakkan hukum (law enforcement)
3. Peningkatan peran dari asosiasi-asosiasi perbankan di Indonesia dalam
menunjang dan mensosialisasikan Corporate Social Responsibility (CSR).
Dapat ditarik kesimpulan yang menjadi hambatan dalam upaya penerapan
Corporate Social Responsibility (CSR) pada perbankan di Indonesia adalah:
1. Absennya produk hukum yang menunjang penerapan Corporate Social
Responsibility (CSR). Karena hingga saat penulisan skripsi ini, DPR belum
mensahkan Rancangan Peraturan Pemerintah tentang Tanggung Jawab Sosial
dan Lingkungan sebagai peraturan pelaksana/peraturan organik dari Pasal 74
Undang-Undang No. 40 Tahun 2007 tentang Peseroan Terbatas. DPR berjanji
akan mensahkan Rancangan Peraturan Pemerintah tersebut paling lama akhir
triwulan pertama tahun 2008. Namun hingga akhir triwulan pertama tahun
2008, rancangan peraturan pemerintah tersebut belum juga disahkan.
Seharusnya rancangan peraturan pemerintah tersebut sudah disahkan setelah
tiga bulan keluarnya Undang-Undang No. 40 tahun 2007 tentang Perseroan
tersebut.

182
http://www.csrindonesia.com/, terakhir kali diakses tanggal 4 Januari 2008.

Aimi Solidei Manalu : Corporate Social Responsibility (CSR) Yang Dilakukan Bank Sumut Kepada Masyarakat
Sekitarnya (Studi Pada PT. Bank Sumut, Kantor Pusat J alan Imam Bonjol No. 18 Medan), 2008.
USU Repository 2009


152
2. Hukum yang tidak terintegrasi dan lemahnya penegakan hukum di Indonesia,
sehingga banyak dari pihak perbankan tidak melaksanakan Corporate Social
Responsibility (CSR) dengan baik dan efektif. Hal ini akan menjadi celah
malpraktik usaha seperti tindak pidana pencucian uang (money laundering).
Terdapat indikasi bahwa pengusaha dalam melakukan Corporate Social
Responsibility (CSR) karena ingin mencuci uang yang diperolehnya secara
tidak halal seperti korupsi. Ataupun dana yayasan yang diperolehnya ingin
dipergunakannya sendiri atau masuk menjadi harta kekayaannya dan
pengusaha tersebut tidak ingin memberikannya kepada masyarakat yang
membutuhkan.
3. Pihak pengusaha perbankan kurang menyadari dan memahami Corporate
Social Responsibility (CSR) serta kurang mensosialisasikan Corporate Social
Responsibility (CSR) kepada karyawannya. Bilamana perusahaan sudah
terbangun kesadarannya terhadap Corporate Social Responsibility (CSR) dan
mau mensosialisasikannya kepada karyawan maka pelaksanaan Corporate
Social Responsibility (CSR) akan lebih maju.
4. Kurangnya hukum yang menjamin iklim usaha yang sehat, artinya selain
menjamin praktik bisnis, juga menjamin perlindungan stakeholdernya.
Sehingga apabila perusahaan menerapkan Corporate Social Responsibility
(CSR), ada kesempatan bagi para pemungut liar (pungli) atau pihak-pihak
yang tidak bertanggung jawab untuk melakukan pemerasan terhadap
perusahaan perbankan tersebut.

Aimi Solidei Manalu : Corporate Social Responsibility (CSR) Yang Dilakukan Bank Sumut Kepada Masyarakat
Sekitarnya (Studi Pada PT. Bank Sumut, Kantor Pusat J alan Imam Bonjol No. 18 Medan), 2008.
USU Repository 2009


153
5. Perusahaan perbankan belum membentuk divisi khusus untuk menangani
pelaksanaan Corporate Social Responsibility (CSR) sehingga masih
melakukan Corporate Social Responsibility (CSR) sekedar saja sebagai upaya
kedermawaan dan brand image.
6. Perusahaan perbankan yang menerapkan Corporate Social Responsibility
(CSR) dengan memberikan bantuan kredit biaya ringan kepada UKM/UMKM
dan petani/nelayan kecil sering mengalami kesulitan dalam menagih
pembayaran kredit tersebut. Hal ini disebabkan para UKM/UMKM dan
petani/nelayan kecil kurang sadar kewajibannya dalam membayar kembali
kredit pinjamannya kepada bank.














Aimi Solidei Manalu : Corporate Social Responsibility (CSR) Yang Dilakukan Bank Sumut Kepada Masyarakat
Sekitarnya (Studi Pada PT. Bank Sumut, Kantor Pusat J alan Imam Bonjol No. 18 Medan), 2008.
USU Repository 2009


154
BAB V
PENUTUP

A. Kesimpulan
1. Corporate Social Responsibility (CSR) perlu diterapkan di Indonesia untuk
dapat mengentaskan kemiskinan dan melakukan pembangunan yang
berkelanjutan dalam mensejahterakan seluruh komunitas baik itu masyarakat
Indonesia, pemerintah maupun para pengusaha. Juga karena Corporate Social
Responsibility (CSR) memberikan manfaat bagi masyarakat dimana praktik
Corporate Social Responsibility (CSR) yang baik akan meningkatkan nilai
tambah sebab adanya perusahaan di suatu daerah akan menyerap tenaga kerja,
meningkatkan kualitas sosial di daerah tersebut. Pekerja lokal yang diserap
akan mendapatkan perlindungan akan hak-haknya sebagai pekerja. J ika ada
masyarakat adat/masyarakat lokal, praktik Corporate Social Responsibility
(CSR) akan menghargai keberadaan tradisi dan budaya lokal tersebut. Bagi
perusahaan manfaat yang akan diperoleh dari diterapkannyaCorporate Social
Responsibility (CSR) adalah usahanya akan lebih lestari/berkesinambungan
(sustainable) karena pekerjanya sejahtera dan kerasan bekerja di sana
sehingga produktivitas pekerja semakin meningkat; bahan bakunya terjamin
karena lingkungan terjaga; nama baik (image) akan diperoleh karena
dukungan sosial dari masyarakat sekitar, maka pada akhirnya untung/laba
(profit) yang didapat perusahaan juga akan terjaga. Bagi lingkungan manfaat
dari praktik Corporate Social Responsibility (CSR) yang baik akan mencegah

Aimi Solidei Manalu : Corporate Social Responsibility (CSR) Yang Dilakukan Bank Sumut Kepada Masyarakat
Sekitarnya (Studi Pada PT. Bank Sumut, Kantor Pusat J alan Imam Bonjol No. 18 Medan), 2008.
USU Repository 2009


155
eksploitasi yang berlebihan atas sumber daya alam, menjaga kualitas
lingkungan dengan menekan tingkat polusi dan justru perusahaan terlibat
memperbaharui lingkungan. Sedangkan manfaat bagi pemerintah dari
penerapan Corporate Social Responsibility (CSR) yang baik adalah akan
mencegah apa yang disebut dengan misconduct atau malpraktik bisnis yang
banyak terjadi seperti penyuapan pada aparat negara atau aparat hukum yang
memicu tingginya korupsi dan selain itu negara akan menikmati pendapatan
dari pajak yang wajar (yang tidak digelapkan) dari perusahaan.
2. Peranan perbankan dalam rangka pengimplementasian Corporate Social
Responsibility (CSR) di Indonesia yaitu dapat dilihat dengan diterapkannya
berbagai program kedermawanan kepada masyarakat. Baik berupa pemberian
beasiswa di bidang pendidikan, memberikan bantuan materil kepada
masyarakat yang terkena bencana alam, mendonorkan darah di bidang
kesehatan, ataupun mengadakan pengobatan gratis, memberikan bantuan
kepada kaum dhuafa/masyarakat miskin, memberikan bantuan kepada panti
asuhan, anak-anak yatim, maupun orang-orang jompo. Selain itu perbankan
juga melakukan program pemberian bantuan kredit dengan tanpa agunan atau
dengan biaya ringan kepada UKM/UMKM maupun para petani dan nelayan
kecil (pengusaha kecil), dan memberikan pinjaman kredit kepada pengusaha
yang telah menerapkan Corporate Social Responsibility (CSR) dengan baik.
3. Hambatan yang dihadapi oleh pihak perbankan dalam upaya penerapan
Corporate Social Responsibility (CSR) adalah double taxation. Misalnya
ketika perusahaan membentuk yayasan dari profit perusahaan, maka ketika

Aimi Solidei Manalu : Corporate Social Responsibility (CSR) Yang Dilakukan Bank Sumut Kepada Masyarakat
Sekitarnya (Studi Pada PT. Bank Sumut, Kantor Pusat J alan Imam Bonjol No. 18 Medan), 2008.
USU Repository 2009


156
dana tersebut dikeluarkan untuk yayasan, perusahaan harus menanggung
pajaknya. Pajak juga akan dikenakan jika ternyata ada kelebihan dari dana
yang dikeluarkan ke yayasan yang dibentuk tersebut. Juga hukum yang
menjamin iklim usaha sering tidak sehat. Seharusnya hukum yang menjamin
iklim usaha yang sehat, artinya selain menjamin praktik bisnis, juga menjamin
perlindungan stakeholdersnya. Hukum yang tidak terintegrasi ditambah
dengan lemahnya penegakkan hukum menjadi celah malpraktik usaha. Juga
kurangnya kesadaran dari para pengusaha itu sendiri dalam melaksanakan
Corporate Social Responsibility (CSR).

B. Saran
1. Agar seluruh perusahaan mensosialisasikan pengertian Corporate Social
Responsibility (CSR) kepada seluruh jajaran perusahaan. Dengan demikian
setiap karyawan diharapkan bisa mengerti konsep Corporate Social
Responsibility (CSR) dengan benar, yaitu bagaimana dia bisa peduli pada
sosial dan lingkungan sehingga semua karyawan yang terlibat selalu berpikir
konsep Corporate Social Responsibility (CSR) dan suistanable development
(pembangunan yang berkelanjutan).
2. Pihak bank dalam memberikan pinjaman/kredit baik kepada pengusaha
maupun kepada sektor UKM/UMKM tidak hanya melihat kepada
neraca/kondisi keuangan dari perusahaan itu saja namun juga melihat apakah
perusahaan telah menerapkan Corporate Social Responsibility (CSR) dengan

Aimi Solidei Manalu : Corporate Social Responsibility (CSR) Yang Dilakukan Bank Sumut Kepada Masyarakat
Sekitarnya (Studi Pada PT. Bank Sumut, Kantor Pusat J alan Imam Bonjol No. 18 Medan), 2008.
USU Repository 2009


157
baik. Sehingga jangan sampai pihak bank memberikan bantuan kredit kepada
perusahaan yang melakukan pencemaran maupun perusakan lingkungan.
3. Perusahaan yang menerapkan Corporate Social Responsibility (CSR)
sebaiknya kegiatannya berkaitan dengan usaha yang dijalankannya sehingga
bisa memberikan manfaat secara langsung bagi perusahaan, lingkungan dan
pertumbuhan ekonomi masyarakat di sekitarnya, dan bukan hanya pemberian
sumbangan atau kegiatan sosial saja.
4. Perusahaan sebaiknya membentuk suatu divisi khusus yaitu divisi Corporate
Social Responsibility (CSR) yang akan melaksanakan program-program
Corporate Social Responsibility (CSR) pada perusahaan tersebut. Sehingga
program pelaksanaan Corporate Social Responsibility (CSR) pada perusahaan
tersebut dapat terencana, terprogram dan terealisasi dengan baik. Oleh
karenanya pelaksanaan Corporate Social Responsibility (CSR) yang dilakukan
bukan sekedar kedermawaan belaka dengan tujuan untuk brand image saja.









Aimi Solidei Manalu : Corporate Social Responsibility (CSR) Yang Dilakukan Bank Sumut Kepada Masyarakat
Sekitarnya (Studi Pada PT. Bank Sumut, Kantor Pusat J alan Imam Bonjol No. 18 Medan), 2008.
USU Repository 2009


158
DAFTAR PUSTAKA
I. Buku
Amiruddin & Zainal Asikin, Pengantar Metode Penelitian Hukum, (Jakarta: PT.
Raja Grafindo Persada, 2003).

Arifin, Zaenal dan S. Amran Tasai, Cermat Berbahasa Indonesia Untuk
Perguruan Tinggi, (Jakarta: Akademika Pressindo, 2004).

Briliant, Eleanor L dan Kimberlee A. Rice, Influencing Corporate Philanthropy
dalam Cary M. Gould dan Michael L. Smith (eds), Social Work in the
Workplace (New York: Springer Publishing Corporation, 1998).

Canon, Tom, Corporate Responsibility (Tanggung Jawab Perusahaan), (Jakarta:
PT. Elex Media Komputindo, 1995).

Kerlinger, Fred. N, Asas-Asas Penelitian Behavioral, (Yogyakarta: Gajahmada
University Press, 2003).

Mahmoedin, H. As, Etika Bisnis, Perbankan, (Jakarta: Pustaka Sinar Harapan,
1994).

Rudito, Bambang dan Melia Famiola, Etika Bisnis dan Tanggung Jawab Sosial
Perusahaan di Indonesia, (Bandung: Rekayasa Sains, 2007).

Saidi, Zaim dan Hamid Abidin, Menjadi Bangsa Pemurah: Wacana dan Praktik
Kedermawanan Sosial di Indonesia, (Jakarta: Piramedia, 2004).

Schermerhorn, John R, Management for Productivity, (New York: John Wiley
and Son, 1993).

Simorangkir, O. P, Etika: Bisnis, Jabatan, dan Perbankan, (Jakarta: PT. Rineka
Cipta, 2003).

Susanto, A. B, A Strategic Management Approach Corporate Social
Responsibility, (Jakarta: The Jakarta Consulting Group, 2007).

Wibisono, Yusuf, Membedah Konsep & Aplikasi Corporate Social Responsibility,
(Gresik: Fascho Publishing, 2007).

Sunarmi, Implementasi Corporate Social Responsibility (CSR) dalam
Peningkatan Kesejahteraan Masyarakat Sekitar Toba Samosir, (Medan:
Fakultas Hukum Universitas Sumatera Utara, 2007)


Aimi Solidei Manalu : Corporate Social Responsibility (CSR) Yang Dilakukan Bank Sumut Kepada Masyarakat
Sekitarnya (Studi Pada PT. Bank Sumut, Kantor Pusat J alan Imam Bonjol No. 18 Medan), 2008.
USU Repository 2009


159
II. Surat Kabar, Majalah, Makalah
Achda, B. Tamam, Konteks Sosiologis Perkembangan Corporate Social
Responsibility (CSR) dan Implementasinya di Indonesia, Disampaikan
pada Seminar Nasional: A Promise of Gold Rating: Sustainable CSR, di
Hotel Hilton, Jakarta tanggal 23 Agustus 2006.

Nasution, Bismar, Aspek Hukum Tanggung Jawab Sosial Perusahaan,
Disampaikan pada Semiloka Peran dan Tanggung Jawab Sosial
Perusahaan terhadap Masyarakat Lokal Wilayah Operasional Perusahaan
Perspektif Hak Asasi Manusia, Pekanbaru tanggal 28 Februari 2008.

Nuryana, Muman, Corporate Social Responsibility dan Kontribusi bagi
Pembangunan Berkelanjutan, Makalah yang disampaikan pada Diklat
Pekerja Sosial Industri, Balai Besar Pendidikan dan Pelatihan
Kesejahteraan Sosial (BBPPKS) Bandung, Lembang tanggal 5 Desember
2005.

Prakosa, Daniel, CSR for Better Life a Learning Forum Series, Disampaikan
pada Seminar IBL Resource Center for Corporate Citizenship, di Hotel
Grand Angkasa, Medan tanggal 31 Agustus 2007.

Suharto, Edi, Pengembangan Masyarakat Dalam Praktik Pekerjaan Sosial,
Disampaikan pada Pelatihan Pengorganisasian dan Pengembangan
Masyarakat, Jurusan Ilmu Kesejahteraan Sosial, FISIP Universitas Jember,
Jember 28 September 2006.



III. Internet

http://yesalover.wordpress.com/, terakhir kali diakses tanggal 27 Januari 2008.

http://www.mbpib.com/, terakhir kali diakses tanggal 27 Januari 2008.

http://www.arthagrahapeduli.org/, terakhir kali diakses tanggal 7 Januari 2008.

http://www.corebest.net/, terakhir kali diakses tanggal 7 Januari 2008.

http://id.wikipedia.org/, terakhir kali diakses tanggal 4 Januari 2008.

http://www.csrindonesia.com/, terakhir kali diakses tanggal 4 Januari 2008.

http://www.business.enveronment.wordpress.com/, terakhir kali diakses tanggal 4
Januari 2008.


Aimi Solidei Manalu : Corporate Social Responsibility (CSR) Yang Dilakukan Bank Sumut Kepada Masyarakat
Sekitarnya (Studi Pada PT. Bank Sumut, Kantor Pusat J alan Imam Bonjol No. 18 Medan), 2008.
USU Repository 2009


160
Chrysanti Hasibuan dan Sedyono, Etika Bisnis Corporate Social Responsibility
(CSR) dan PPM, http://www.goodcsr.wordpress.com/, terakhir kali
diakses tanggal 4 Januari 2008

http://www.goodcsr.wordpress.com/, CSR Bukan Cost Semata Tetapi Juga
Sebuah Investasi Jangka Panjang, terakhir kali diakses tanggal 4 Januari
2008.

http://www.goodcsr.wordpress.com/, terakhir kali diakses tanggal 4 Januari 2008.

Hangga Prayoga, CSR: Sekilas Sejarah dan Konsep
http://www.donhangga.com/, terakhir kali diakses tanggal 11 Desember
2007.

http://www.madani-ri.com/, terakhir kali diakses tanggal 11 Desember 2007.

http://www.strategimanagement.com/, terakhir kali diakses tanggal 22 November
2007.

http://www.google.co.id/, terakhir kali diakses tanggal 22 November 2007.

http://www.hukumonline.com/, terakhir kali diakses tanggal 20 November 2007.

http://www.fcgi.or.id/, terakhir kali diakses tanggal 20 November 2007.

http://www.yahoo.com/

http://www.microsoft.com/


IV. Perundang-Undangan

Undang-Undang Republik Indonesia No. 40 Tahun 2007 tentang Perseroan
Terbatas.

Undang-Undang Republik Indonesia No. 25 Tahun 2007 tentang Penanaman
Modal.

Undang-Undang Republik Indonesia No. 7 Tahun 1992 tentang Perbankan.

Undang-Undang Republik Indonesia No. 10 Tahun 1998 tentang Perubahan Atas
Undang-Undang Rpublik Indonesia No. 7 Tahun 1992 tentang Perbankan.

Undang-Undang Republik Indonesia No. 23 Tahun 1997 tentang Pengelolaan
Lingkungan Hidup.


Aimi Solidei Manalu : Corporate Social Responsibility (CSR) Yang Dilakukan Bank Sumut Kepada Masyarakat
Sekitarnya (Studi Pada PT. Bank Sumut, Kantor Pusat J alan Imam Bonjol No. 18 Medan), 2008.
USU Repository 2009


161
Peraturan Bank Indonesia No. 8/4/PBI/2006 Tanggal 30 Januari 2006 tentang
Pelaksanaan Good Corporate Governance Bagi Bank Umum.

Peraturan Bank Indonesia No. 8/14/PBI/2006 Tanggal 5 Oktober 2006 tentang
Perubahan Atas Peraturan Bank Indonesia No. 8/4/PBI/2006 tentang
Pelaksanaan Good Corporate Governance Bagi Bank Umum.

Surat Edaran Bank Indonesia No. 9/12/DPNP Perihal Pelaksanaan Good Coporate
Governance Bagi Bank Umum.

Anda mungkin juga menyukai