Anda di halaman 1dari 37

MENGENAL KEANEKARAGAMAN, HABITAT DAN KONSERVASI AMPHIBIA

Pengenalan istilah
Ordo = Bangsa Famili = Suku Genus = Marga Spesies = Jenis

DI INDONESIA DIKENAL 2 BANGSA AMPHIBIA

1. Bangsa GYMNOPHIONA 2. Bangsa ANURA

1. Bangsa GYMNOPHIONA

Ciri khas : -tidak berkaki -tubuh licin Tempat hidup: -Dalam tanah lumpur -Akan keluar dari dalam tanah sehabis hujan deras
Ichtyophis

2. Bangsa ANURA

Ciri khas: -Mempunyai anggota badan -Tubuh licin atau kasar Tempat hidup: -Di atas tanah -Pohon -Perairan Bangsa ANURA memiliki banyak suku. Di Indonesia dikenal 6 suku, tapi hanya 5 suku paling dikenal

6 suku ANURA 1. Suku MEGOPHRYIDAE 2. Suku BUFONIDAE 3. Suku MICROHYLIDAE 4. Suku DICROGLOSSIDAE 5. Suku RANIDAE 6. Suku RHACOPHORIDAE

1. Suku MEGOPHRYIDAE

Ciri khas: 1. Selaput renang kurang dari separuh dari panjang jari kaki 2. Tangan hampir tidak berselaput renang 3. Mempunyai sepasang tonjolan bagian dada Tempat hidup: Serasah lantai hutan Contoh:
Megophrys nasuta Leptobrachium hasselti

2. Suku BUFONIDAE
Ciri khas: 1. Beberapa jenis selaput renang penuh dan beberapa kurang dari separuh dari panjang jari kaki 2. Tangan beberapa jenis berselaput dan beberapa hampir tidak berselaput renang 3. Mempunyai sepasang tonjolan di belakang mata yang disebut kelenjar parotid Tempat hidup: Sungai berarus deras, sungai berarus lambat, pohon, terestrial Contoh:
Phrynoidis juxaspera , hidup di sungai arus deras

Ansonia glandulosa, pohon

3. Suku MICROHYLIDAE
Ciri khas: 1. Tubuh berukuran kecil, dan umumnya berbentuk segi tiga 2. Kaki berselaput renang separuh atau kurang dari separuh dari panjang jari kaki 3. Tangan hanya berselaput pada bagian dasar 4. Mulut sempit Tempat hidup: Air tergenang, rawa, parit berarus lambat, lubang pohon, serasah lantai hutan Contoh:
Kalophrynus pleurostigma, serasah lantai hutan Microhyla superciliaris, rawa Phrynella pulchra, lubang pohon Kaloula pulchra, air tergenang

4. Suku DICROGLOSSIDAE
Ciri khas: 1. Tubuh gemuk dan berukuran kecil sampai besar 2. Kaki berselaput renang penuh atau separuh dari panjang jari kaki 3. Tangan hanya berselaput di bagian dasar 4. Kulit halus Tempat hidup: Sungai arus deras, parit arus lambat, kubang, parit arus deras Contoh:
Limnonectes blythii, sungai arus deras Limnonectes kuhlii, parit arus lambat Occidozyga laevis, kubang dalam hutan

5. Suku RANIDAE
Ciri khas: 1. Tubuh ramping dan berukuran kecil sampai besar 2. Kaki berselaput renang penuh, separuh atau hanya di dasar jari kaki 3. Tangan berselaput penuh, separuh atau di bagian dasar jari tangan 4. Kulit halus Tempat hidup: Serasah, sungai arus deras, parit arus lambat, kubang, parit arus deras Contoh:
Hylarana luctuosa, serasah Odorrana hosii, sungai arus deras

6. Suku RHACOPHORIDAE
Ciri khas: 1. Tubuh langsing dan kaki panjang 2. Ujung jari melebar berbentuk piringan 3. Kaki berselaput renang penuh sampai ke ujung jari, kecuali pada Philautus dan Nyctixalus 4. Telur diletakkan pada daun di atas air tergenang atau kubangan Tempat hidup: Pohon: Perdu sampai pohon kayu Contoh:
Polypedates otilopus, pohon kayu Rhacophorus bifasciatus, perdu Rhacophorus nigropalmatus, pohon kayu Nictyxalus pictus, perdu

TIPE-TIPE MIKROHABITAT AMPHIBIA

1. Akuatik : sungai arus deras 2 . Akuatik : parit arus lambat 3 . Akuatik : air tergenang 4 . Terestrial : di atas tanah 5 . Arboreal : pada pohon

1. Akuatik : sungai arus deras


Ciri-ciri jenis kodok: 1. Kaki mempunyai selaput renang penuh 2. Ujung jari tangan dan kaki mempunyai piringan Contoh:
Phrynoidis juxaspera Limnonectes blythii Huia sumatrana

2 . Akuatik : parit arus lambat


Sawah Parit arus lambat

Ciri-ciri jenis kodok: 1. Kaki mempunyai selaput renang tidak penuh 2. Ujung jari tangan dan kaki tidak mempunyai piringan

Contoh:

Fejervarya cancrivora

Limnonectes laticeps

Limnonectes kuhlii

3 . Akuatik : air tergenang


Rawa Kubangan

Ciri-ciri jenis kodok: 1. Kaki mempunyai selaput renang kurang dari separuh panjang jari kaki 2. Ujung jari tangan dan kaki tidak mempunyai piringan

Contoh:

Microhyla superciliaris

Hylarana baramica

Phrynella pulchra

4 . Terestrial : di atas tanah


Ciri-ciri jenis kodok: 1. Kaki mempunyai selaput renang hanya pada bagian dasar jari kaki 2. Ujung jari tangan dan kaki tidak mempunyai piringan

Contoh:

Duttaphrynus melanostictus

Megophrys aceras

Leptobrachium hendricksoni

5 . Arboreal : pada pohon


Ciri-ciri jenis kodok: 1. Kaki mempunyai selaput renang penuh, kecuali pada Philautus dan Nyctixalus 2. Ujung jari tangan dan kaki mempunyai piringan yang lebar

Contoh:

Philautus cornutus

Rhacophorus nigropalmatus

Rhacophorus prominanus

KELOMOK KODOK BERDASARKAN MAKRO HABITAT


1. JENIS ASLI HUTAN 2. JENIS DI LUAR HUTAN 3. JENIS DI DALAM DAN LUAR HUTAN

1. JENIS ASLI HUTAN


-Kelompok kodok ini sangat rentan terhadap perubahan habitat. -Pengrusakan hutan merupakan bencana terhadap kelangsungan hidup mereka

Ancaman:
Konversi hutan jadi lahan pertanian Penebangan liar

Contoh jenis-jenis asli hutan

Kalophrinus pleurostigma

Huia sumatrana

Hylarana signata

Metaphrynella sundana

Hylarana nigrovittata

Rhacophorus nigropalmatus

2. JENIS DI LUAR HUTAN


-Kelompok kodok ini keberadaannya tergantung pada manusia. -Habitat ciptaan manusia merupakan tempat hidup yang paling disukai
Sawah Perkampungan

Ancaman hampir tidak ada pada kelangsungan hidupnya

Contoh jenis-jenis di luar hutan

Fejerfarya cancrivora

Fejerfarya limnocharis

Hylarana nicobariensis

Hylarana chalconota

Duttaphrynus melanostictus

Limnonectes shompenorum

3. JENIS DI DALAM DAN LUAR HUTAN

-Kelompok kodok ini dapat toleran terhadap perubahan habitat. -Beberapa jenis memanfaatkan habitat luar hutan hanya sebagai tempat cari makan, hidupnya masih tergantung pada hutan, terutama waktu musim kawin -Pengrusakan hutan merupakan bencana, tetapi mereka masih dapat bertahan hidup -Tidak dapat hidup di daerah perkampungan/kota atau lokasi yang amat jauh dari hutan

Contoh jenis-jenis dalam hutan dan luar hutan

Odorrana hosii

Hylarana crassiovis

Phrynoidis aspera

Rhacophorus pardalis

Rhacophorus achantharrenna

Microhyla palmipes

STUDI KASUS
PENURUNAN KERAGAMAN JENIS KODOK DENGAN DEGRADASI HUTAN Di Taman Nasional Gunung Halimun

10 Lokasi Penelitian
(1)Citalahab; (2) Cikaniki; (3) Cianten; (4) Cigadog; (5) Cibunar; (6) Gunung Botol; (7) Legok Karang; (8) Cikeris; (9) Gunung Wangun; (10) Gunung Bedil Ct=Citalahab Ck=Cikaniki Cn=Cianten Cg=Cigadog Ce=Cikeris Cb=Cibunar GB=Gunung Botol LK=Legok Karang GW=Gunung Wangun Gd=Gunung Bedil

Perolehan jenis kodok di 10 lokasi penelitian


Spesies
Leptobrachium hasselti Megophrys montana Leptophryne borbonica Leptophryne cruentata * Bufo asper Bufo biporcatus Bufo melanostictus Microhyla achatina * Huia masonii * Rana chalconota Rana erythraea Rana hosii Rana nicobariensis Fejervarya cancrivora Fejervarya limnocharis Limnonectes kuhlii Limnonectes macrodon Limnonectes microdiscus Occidozyga sumatrana Nyctixalus margaritifer * Philautus aurifasciatus Philautus vittiger * Polypedates leucomystax Rhacophorus javanus * Rhacophorus reinwardtii Total Jumlah Jenis

Ct
X X X X X X X X X X X X X X X X X 17

Ck
X X X X X X X X X X X X X X X X 16

Cn
X X X X X X X X X X X X 12

Cg
X X X X X X X X X X X X X X X 15

Cb
X X X X X X X X X X 10

GB
X X X X X X 6

LK
X X X X X X X X 8

Ce
X X X X X X X 7

GW
X X X X X X X X X X X 11

GD
X X X X X X X X X 9

Hasil analisa cluster

10 lokasi penelitian terbagi menjadi 3 group berdasarkan indeks persamaan

1. Group Hutan Dataran Tinggi Terdegradasi


12 10 8 6 4 2 0

y = -1.5x + 11.333 R2 = 0.9643

Cb

LK

Ce

-Persamaan garis linier penurunan jenis kodok adalah Y = -1.5x + 11.33; dengan nilai korelasi sangat kuat, yaitu R2 = 0.96. -Pada group ini terlihat penurunan jenis kodok sangat tajam karena pengaruh perubahan habitat.

2. Group Hutan Sangat Terdegradasi


16 14 12 10 8 6 4 2 0

y = -1.9x + 16.5 R2 = 0.9627

Cg

Cn

GW

GD

-Persamaan garis linier penurunan jenis kodok adalah Y = -1.9x + 16.5; dengan nilai korelasi sangat kuat, yaitu R2 = 0.96. -Pada group ini terlihat penurunan jenis kodok sangat tajam karena pengaruh perubahan habitat.

3. Group Hutan Primer


20 15 10 5 0

y = -5.5x + 24 R2 = 0.8176

Ct

Ck

GB

-Persamaan garis linier penurunan jenis kodok adalah Y = -5.5x + 24; dengan nilai korelasi kuat, yaitu R2 = 0.82. -Penurunan jenis pada group ini dikarenakan pengaruh ketinggian tempat. Makin tinggi tempat keragaman kodok makin berkurang.

Konservasi kodok
Terutama jenis-jenis kodok yang terancam punah di PULAU JAWA

ISTILAH STATUS POPULASI Berdasarkan kategori IUCN


-Kritis (Critically Endangered) : Jenis yang menghadapi resiko kepunahan di alam sangat tinggi. Populasi sangat kecil dan memiliki peluang untuk punah lebih dari 50% dalam kurun waktu 5 tahun. -Genting (Endangered) : Jenis yang tidak termasuk kategori kritis dan menghadapi resiko kepunahan di alam sangat tinggi dalam waktu dekat. Populasi sangat kecil dan memiliki peluang untuk punah lebih dari 20% dalam kurun waktu 20 tahun. -Rentan (Vulnerable) : Jenis yang tidak termasuk kategori kritis atau genting tetapi menghadapi resiko kepunahan di alam sangat tinggi. Populasi kecil dan memiliki peluang untuk punah lebih dari 10% dalam kurun waktu 100 tahun.

Leptophryne cruentata (Tschudi, 1838) Kodok Merah


(Endemik Jawa) Berdasarkan IUCN, Kodok Merah termasuk dalam kategori Kritis (Critically Endangered). Alasan dimasukkannya Kodok Merah dalam kategori Kritis karena populasi menurun drastis lebih dari 80% dalam kurun waktu 10 tahun. Pada beberapa tempat yang dahulunya Kodok Merah dijumpai, pada saat ini mereka tidak dijumpai lagi.

Huia masonii (Boulenger, 1884) Kongkang Jeram


(Endemik Jawa) Berdasarkan IUCN, Kongkang Jeram termasuk dalam kategori Rentan (Vulnerable). Alasan Kongkang Jeram dimasukkan dalam kategori Rentan, karena keberadaan kodok ini pada area kurang dari 2000 km2, penyebarannya hanya pada lokasi-lokasi tertentu (terfragmentasi) dan terus berlanjutnya penurunan kualitas serta keberadaan habitat mereka di Jawa.

Nyctixalus margaritifer Boulenger, 1882 Kodok Pohon Mutiara


(Endemik Jawa) Berdasarkan IUCN, Kodok Pohon Mutiara termasuk dalam kategori Rentan (Vulnerable). Alasan kodok ini dimasukkan dalam kategori Rentan karena keberadaan mereka pada areal kurang dari 20.000 km2, penyebarannya hanya pada lokasi-lokasi tertentu (terfragmentasi) dan terus berlanjutnya penurunan kualitas habitat karena degradasi hutan.

Rhacophorus javanus (Schlegel, 1837) Kodok Pohon Jawa


(Endemik Jawa) Berdasarkan IUCN, Kodok Pohon Jawa termasuk dalam kategori Rentan (Vulnerable). Alasan kodok ini dimasukkan dalam kategori Rentan sama seperti Kodok Pohon Mutiara, yaitu keberadaan mereka pada areal kurang dari 20.000 km2, penyebarannya hanya pada lokasi-lokasi tertentu (terfragmentasi) dan terus berlanjutnya penurunan kualitas habitat karena degradasi hutan.

Anda mungkin juga menyukai