Anda di halaman 1dari 19

ASMA BRONKHIALE DALAM KEHAMILAN

PENDAHULUAN Sampai sekarang belum ada kesepakatan tentang definisi asma yang dapat diterima semua ahli. Definisi yang banya dianut saat ini adalah yang dikemukakan oleh The American Thoracic Societyyaitu asma adalah suatu penyakit dengan cirri meningatnya respon trakhea dan bronkus terhadap berbagai rangsangan dengan manifestasi adanya penyempitan alan napas yang luas dan dera atnya dapat berubah! ubah baik secara spontan maupun sebagai hasil pengobatan. "#$ Asma adalah penyakit paru yang heterogen dengan obstruksi saluran pernapasan yang sembuh sebagian atau total# spontan atau dengan terapi. Serangan umumnya singkat# %alaupun arang# asma dapat berakibat fatal. Secara tradisional asma dapat diklasifikasikan dua kelompok yaitu alergi & ekstrinsik ' dan idiosinkrasi &intrinsik'. Asma ekstrinsik merupakan asma yang dipicu oleh alergen atau mediator (gE. Umumnya terdapat pada orang dan ) atau ri%ayat keluarga dengan penyakit alergi. Sedangkan asma intrinsik ika tidak ditemukan alergen spesifik sebagai pemicunya# dan terdapat pada pasien tanpa ri%ayat alergi dalam keluarganya $#* Pre+alensi asma ter adi pada ,!-. populasi umum. Pada kehamilan pre+alensinya "!,.. Di (ndonesia pre+alensi asma berkisar /!0 ..
*#,#/

1epustakaan

lain menyatakan asma berpengaruh pada "!2. %anita atau pada $33.333 ! *04.333 kehamilan di Amerika setiap tahunnya. 5ata ! rata morbiditas dan mortalitas pada %anita hamil sebanding dengan populasi umum. 5ata ! rata mobilitas asma di

"

Amerika adalah $#" per "33.333. * Asma bronkial merupakan salah satu penyakit saluran napas yang sering di umpai kehamilan dan persalinan. Pengaruh kehamilan terhadap timbulnya serangan asma selalu sama terhadap setiap penderita# bahkan pada seorang penderita asma# serangan tidak sama pada kehamilan pertama dan berikutnya. Penyakit ini menimbulkan yang serius pada %anita hamil. Asma yang tidak terkontrol dengan baik# dapat berpengaruh terhadap ibu dan anin.4#0 6erdapat risiko yang elas baik pada ibu maupun anin# bila ge ala asma memburuk. Pada penelitian menyatakan asma dihubungkan dengan meningkatnya kematian perinatal dua kali lipat. Selain itu uga meningkatkan risiko komplikasi berupa hiperemesis# preeklampsia# dan perdarahan pada pasien yang mengidap asma# begitupula halnya ter adi peningkatan angka kematian neonatal dan persalinan prematur. Hal ini menun ukkan betapa pentingnya penanganan aktif pasien hamil untuk menghindari eksaserbasi akut asma bronkhial.$

E6(7L78( DAN PA678ENES(S Sampai saat ini patogenesis maupun etiologi asma belum diketahui dengan pasti. 9erbagai teori tentang patogenesis telah dia ukan# tetapi yang paling disepakati oleh para ahli adalah yang berdasarkan gangguan saraf autonom dan sistem imun. " Asma saat ini dipandang sebagai penyakit inflamasi saluran napas. Adanya inflamasi hiperakti+itas saluran napas di umpai pada asma baik pada asma alergi maupun non!alergi. 7leh karena itu dikenal dua alur untuk mencapai keadaan

tersebut. :alur imunologi utama didominasi oleh (gE dan alur saraf otonom. Pada alur (gE # masuknya allergen kedalam tubuh akan diolah oleh AP; & Antigen Presenting Cells'# untuk selan utnya hasil olahan alergen akan dikomunikasikan kepada sel 6h &6 penolong'. Sel ini akan memberikan instruksi melalui interleukin atau sitokin agar sel!sel plasma membentuk serta sel! sel radang lain seperti mastosit# makrofag# sel epitel# eosinifil# neotrofil# trombosit# serta limfosit untuk mengeluarkan mediator!mediator inflamasi seperti histamin prostaglandin &P8'# leukotrin &L6'# platelet activating factor &PA<'# bradikinin# tromboksin &6=' dan lain!lain akan mempengaruhi organ sasaran menyebabkan peningkatan permeabilitas dinding +askuler# edema saluran napas# infiltrasi sel!sel radang# sekresi mukus# dan fibrosis sub epitel sehingga menimbulkan hiperreakti+itas saluran napas &HSN'. :alur non! alergi selain merangsang sel inflamasi# uga merangsang sistem saraf otonom dengan hasil akhir berupa inflamasi dan hiperreakti+itas saluran napas./ Hiperreakti+itas saluran napas diduga sebagian didapat se ak lahir. 9erbagai keadaan dapat meningkatkan hiperreakti+itas saluran napas yaitu > inflamasi saluran napas# kerusakan epitel# mekanisme neurologis# gangguan intrinsik# dan obstruksi saluran napas./

PA67<(S(7L78( 7bstruksi saluran napas pada asma merupakan kombinasi spasme otot bronkus# penyumbatan mukus# edema dan inflamasi dinding bronkus. 7bstruksi bertambah berat selama ekspirasi karena secara fisioiogis saluran napas menyempit pada fase

tersebut. Hal ini menyebabkan udara distal tempat ter adinya obstruksi ter ebak tidak bisa diekspirasi. Selan utnya ter adi peningkatan +olume residu# kapasitas residu fungsional &15<'# dan pasien akan bernapas pada +olume yang tinggi mendekati kapasitas paru total &1P6'. 1eadaan hiperinflasi ini bertu uan agar saluran napas tetap terbuka dan pertukaran gas ber alan lancar. Untuk mempertahankan hiperinflasi ini diperlukan otot bantu napas./ 8angguan yang berupa obstruksi saluran napas dapat dinilai secara obyektif dengan ?EP" &?olume Ekspirasi Paksa detik pertama' atau APE &Arus Puncak Ekspirasi'# sedang penurunan 1?P &1apasitas ?ital Paksa' menggambarkan dera at hiperinflasi paru. Penyempitan saluran napas dapat ter adi# baik pada

saluran napas besar# sedang maupun kecil. 8e ala mengi &%hee@ing' menandakan adanya penyempitan disaluran napas besar# sedangkan penyempitan pada saluran napas kecil ge ala batuk dan sesak lebih dominan dibanding mengi./ Perubahan fungsi paru pada kehamilan meliputi $3. karena peningkatan kebutuhan oksigen dan metabolisme ibu# ,3. peningkatan +entilasi semenit dan peningkatan tidal +olume.* 6erdapat se umlah perubahan fisiologik dan struktural terhadap fungsi paru selama kehamilan. Hiperemia# hipersekresi dan edema mukosa dan saluran pernapasan merupakan akibat dari meningkatnya kadar estrogen. Pada uterus gra+id ter adi peningkatan ukuran lingkar perut# diafragma meninggi# dan semakin dalamnya sudut antar kosta. Aanita hamil mengalami peningkatan tidal +olume# +olume residu# serta kapasitas residu fungsional# penurunan +olume balik ekspirasi# sementara kapasitas +ital tidak berubah. Hiper+entilasi al+eolar ter adi

bila P;7$ menurun dari *,!,3 mmHg men adi $0!*, mmHg# yang biasanya terlihat pada umur kehamilan "$ minggu. Seperti yang diperkirakan# frekuensi ter adinya serangan eksaserbasi asma puncaknya pada umur kehamilan sekitar enam bulan# ge ala yang berat biasanya ter adi antara umur kehamilan $, minggu ! *4 minggu.$ :elasnya patofisiologi asma adalah sebagai berikut>$ ". 1ontraksi otot pada saluran napas meningkatkan resistensi alan napas $. Peningkatan sekresi mukosa dan obstruksi saluran napas *. Hiperinflasi paru dengan peningkatan +olume residu ,. Hiperakti+itas bronkial# yang diakibatkan oleh histamin# prostaglandin dan leukotrin. Degranulasi sel mast menyebabkan ter adinya asma dengan cara pelepasan mediator kimia# yang memicu peningkatan resistensi alan napas dan spasme bronkus. Pada kasus kehamilan alkalosis respiratori tidak bisa dipertahankan dia%al berkurangnya +entilasi# dan ter adilah asidosis. Akibat perubahan nilai gas darah arteri pada kehamilan &penurunan P;7$ dan peningkatan pH'. Pasien dengan perubahan nilai gas darah arteri secara signifikan merupakan faktor risiko ter adinya hipoksemia maternal# hipoksia anin yang berkelan utan. dan gagal napas.$ GEJALA KLINIS Pada penderita yang sedang bebas serangan tidak ditemukan ge ala klinis# sedangkan pada %aktu serangan tampak penderita bernapas cepat dan dalam# gelisah duduk dengan tangan menyangga kedepan. /

8ambaran klinis asma klasik adalah serangan episodik batuk# mengi. dan sesak napas. Pada a%al serangan sering ge ala tidak elas# seperti rasa berat didada# dan pada asma alergi mungkin disertai pilek atau bersin# Beskipun pada mulanya batuk tanpa disertai sekret. tetapi pada perkembangan selan utnya pasien akan mengeluarkan sekret baik yang mukoid# putih kadang!kadang purulent./ Aanita hamil dengan eksaserbasi asma akan mengeluh dispnu. batuk yang produktif atau tidak. atau rasa tertekan di dada. 8e ala yang ada bisa bertambah buruk pada malam hari dan didahului sebelumnya rinitis alergi atau penyakit yang disebabkan oleh +irus. Pada pemeriksaan fisis biasanya frekuensi pernapasan pasien biasanya meningkat# nadi yang cepat dan peningkatan tekanan darah. auskultasi# Pada

suara pernapasan berkurang# terdengar ronki# %hee@ing# dan %aktu

pernapasan meman ang. Sebagai tambahan biasanya pasien menggunakan otot bantu napas.$ Pada tahun "22*# 6he National Asthma Education Program & NAEP '# membagi dalam tiga kategori atau kelompok yaitu ringan# sedang# dan berat# berdasarkan eksaserbasi ge ala &%hee@ing. batuk# dispne atau ketiganya'. Pembagian ini uga berdasarkan pada episode perlangsungan asma tiap minggu# fungsi paru!paru# frekuensi serangan asma pada malam hari# dan gangguan terhadap akti+itas sehari! hari. "#Sedangkan menurut berat ringannya ge ala# asma dapat dibagi men adi empat tahap yaitu> /

". Asma intermitten 8e ala intermitten &kurang dari sekali seminggu'# serangan singkat &beberapa am sampai beberapa hari'# ge ala asma pada malam hari kurang dari $ kali sebulan# diantara serangan pasien bebas ge ala dan fungsi paru normal# nilai APE dan 1?P" C -3. dari hasil prediksi# +anabilitas D$3. $. Asma persisten ringan 8e ala lebih dari " kali seminggu# tetapi kurang dari " kali per hari# serangan mengganggu aktifitas dan tidur# serangan asma pada malam hari lebih dari $ kali )bulan# nilai APE atau 1?P" C -3. dari nilai prediksi# +ariabilitas $3!*3. *. Asma persisten sedang 8e ala setiap hari# serangan mengganggu aktifltas dan tidur# serangan asma pada malam hari lebih dari " kali seminggu# nilai APE atau 1?P# antara 43!-3. nilai prediksi# +ariabilitas C*3. ,. Asma persisten berat 8e ala terus menerus. sering mendapat serangan# ge ala asma malam sering# aktifitas fisik terbatas karena ge ala asma# nilai APE atau 1?P " 43. nilai prediksi# +ariabilitas C *3.. D(A8N7S(S Diagnosis asma tergantung pada informasi yang didapatkan dari beberapa sumber lain dari anamnesis pasien asma# pemeriksaan fisis# tes laboratorium# dan tes fungsi paru. Aalaupun tidak ada tes laboratorium yang dapat memastikan diagnosis#

tes fungsi paru penting mengetahui re+ersibilitas penyakit# progresifitasnya dan sebagai petun uk pelaksanaan." Pada ri%ayat penyakit akan di umpai keluhan batuk# sesak# mengi# atau rasa berat di dada. 6etapi kadang! kadang pasien hanya mengeluh batuk!batuk sa a yang umumnya timbul pada malam hari atau se%aktu kegiatan asmani. Adanya penyakit alergi yang lain nada pasien maupun keluarganya# dapat membantu diagnosis. Eang perlu diketahui adalah faktor!faktor pencetus ter adinya asma. / E<E1 1EHAB(LAN PADA ASBA Aalaupun keadaan hiperresponsif bronkus berkurang selama kehamilan# penelitian terhadap perubahan beratnya asma selama kehamilan menun ukkan hasil yang auh berbeda. 8e ala asma ber+ariasi berdasarkan beratnya penyakit selama kehamilan. Dilaporkan sekitar ")* %anita dengan ge ala asma yang memberat dari sebelum hamil# ")* mengalami perbaikan atau dengan ge ala minimal# dan ")* lainnya mengatakan ge ala asma tidak berubah selama kehamilan.2#"3 Pasien asma memasuki kehamilan dengan masalah napas dan fungsi paru yang terbatas. Pada semua %anita hamil ter adi perubahan kapasitas dan fungsi paru# dan tekanan pada dinding toraks yang disebabkan oleh ekspansi dari uterus. <aktor yang berperan terhadap +ariasi berat ringannya asma pada kehamilan adalah meliputi peningkatan kadar kortisol bebas dalam darah# penurunan tonus bronco motor# dan peningkatan konsentrasi cABP &cyclic adcnosin monophosphate' serum. Perubahan!perubahan yang ter adi ini dapat memperbaiki keadaan asma#

tetapi pada kehamilan dimana faktor!faktor lainnya meningkat seperti paparan terhadap antigen fetus dan perubahan imunitas yang diperantarai cell--mediated immunity. dapat memperburuk ge ala asma. Asma dapat ter adi akibat komplikasi sinusitis dan rinitis yang ter adi pada sekitar */. %anita hamil# tetapi dilatasi pembuluh darah dan edema mukosa saluran pernapasan bagian atas &rinitis +asomotor pada kehamilan' tidak mempengaruhi saluran napas bagian ba%ah.2 Perubahan fisiologis saluran pernapasan selama kehamilan dapat

mempengaruhi keadaan asma. Perubahan kadar gas darah akibat asma akut dapat menyebabkan alkalosis respirarori fisiologis pada kehamilan# sehingga kadar P;7 >$ yang normal atau meningkat akibat asma akut menun ukkan efek yang lebih membahayakan saluran pernapasan pada keadaan hamil dibanding keadaan tidak hamil.2 Dispnu pada kehamilan harus dibedakan dengan dispnu akibat asma. Dan tentu sa a# penderita asma selama kehamilan akan mengalami dispnu yang lebih berat selama kehamilan# yang dapat mengakibatkan hipoksia berat pada ibu dan anin.2 Berupakan hal yang sulit untuk memprediksi %anita mana yang penyakit asmanya memburuk selama hamil# namun ada beberapa hal yang dapat digunakan untuk memprediksi keadaan ini# antara lain beratnya keluhan asma sebelum hamil# tidak ditemukannya penurunan konsentrasi (gE selama kehamilan. Pada sebagian besar %anita# keluhan asma biasanya menyerupai pada keadaan sebelum hamil# tetapi pada beberapa kasus dapat men adi lebih buruk dibanding sebelum hamil.

EFEK ASMA PADA KEHAMILAN Pengeluaran anin merupakan saat penting yang membutuhkan oksigenasi segera dan hal ini bergantung pada suplai oksigen dan arteri ibu# venous return, cardiac output# dan arkulasi uteroplasenter. Bekanisme kompensasi bagi anin untuk mela%an kondisi kekurangan oksigen adalah mempertahankan kadar Hb "4g)dL dan P7$ $$ mmHg.2 Asma yang tidak terkontrol baik atau asma yang berat dapat mengancam anin oleh karena mengakibatkan hipoksia yang berat pada ibu dan penurunan sirkulasi darah ke uterus.
2

1elompok %anita ini mempunyai risiko tinggi melahirkan bayi

berat :anin rendah &99L5' dan bayi prematur# hipoksia neonatal# komplikasi selama persalinan# dengan tingkat mortalitas perinatal dan maternal yang tinggi pula. Eang termasuk dalam kelompok ini maternal# dan preeklampsia."#2#"3#"" 7leh karena akibat yang ditimbulkan asma selama kehamilan# maka dianggap yang disertai asma adalah kehamilan risiko tinggi. Namun bayi yang lahir dan dari %anita yang menderita asma &misalnya dari %anita dengan asma yang terkontrol' menun ukkan tidak ada perbedaan dalam hal berat bayi# nilai apgar# dan tingkat kelainan kongenital# dibandingkan dengan %anita yang tidak menderita asma. 2 PENANGANAN Penanganan asma pada kehamilan harus dilakukan secara cepat# dengan tu uan menghilangkan ge ala dan men aga fungsi normal paru. Prinsip penanganan penderita antara lain hiperemesis gra+idarum. perdarahan

"3

inpartu disertai asma sama dengan penanganan asma pada penderita yang tidak harmil. 9eberapa aspek penting dalam penanganan asma meliputi pencegahan. monitoring fungsi paru# dan terapi farmakologi."#2 Pencegahan dan tes fungsi pa u Pencegahan yang dian urkan meliputi menghindari rangsangan potensial atau faktor pencetus# imunoterapi yang teratur sebelum kehamilan# dan memperoleh +aksin influen@a. 6es fungsi paru khususnya ?EP " & ?olume Ekspirasi Paksa detik pertama'# merupakan tes terbaik untuk menilai beratnya penyakit. APE & Arus Puncak Ekspirasi ' berkaitan dengan ?EP" dan indikator ini mudah diukur dengan spirometer. Pada penderita asma berat yang inpartu dian urkan untuk memeriksa APE dua kali sehari di rumah. Hal ini membantu penanganan dengan membandingkan nilai balas sebelum menggunakan F agonis dan untuk mendeteksi secara elas perubahan kearah kekambuhan asma." Penilaian untuk anin berupa>"#$ ". Ultrasonografi > untuk mengetahui pertumbuhan anin lebih dini $. Bonitoring antung anin *. Non Stress Test > digunakan untuk meyakinkan bah%a anin dalam keadaan baik ,. 1artu gerak anin harian> memonitor gerakan anin. dengan mencatat setiap gerakan anin

""

Pe a!atan da u at Pasien yang hamil dengan eksaserbasi berat penyakit asma membutuhkan perhatian karena kega%atan anin akibat hipoksia ibu. Lakukan A9;# dan tempatkan pasien dengan monitor antung dan oximetry pulse. Lakukan intubasi bila ada indikasi untuk mencegah hipoksia pada fetus. (ntubasi dan +entilasi mekanik dilakukan pada pasien yang hampir atau telah mengalami gagal napas atau pada penderita yang tidak mempunyai respon terhadap pengobatan dan bemanifestasi ter adinya gagal napas dan asidosis.* Penanganan asma pada %anita hamil termasuk pemberian oksigen untuk mempertahankan kadar Pa7$ C 43 mmHg# atau saturasi oksigen sebesar 2/.. 1etidakmampuan mempertahankan Pa7$ C 43 mmHg merupakan indikasi untuk melakukan intubasi# dan kemungkinan persalinan darurat ika bayi belum aterm. Pada semua pasien dengan ge ala yang elas# pemeriksaan gas darah arteri dan penggunaan oximetry pulse harus dilakukan. Pada pasien dengan ge ala yang nyata dan dengan kehamilan yang +iabel# dian urkan melakukan fetal monitoring &untuk pemantauan denyut hitung anin secara berkelan utan'. Adanya gambaran denyut antung

abnormal C"43 G)menit atau D"$3 G) menit'# membutuhkan konsultasi obstetri secepatnya.$ Persalinan biasanya dapat berlangsung spontan akan tetapi bila penderita masih dalam serangan dapat diberi tindakan ekstraksi +akum atau forceps. 6indakan seksiosesarea atas indikasi asma arang dilakukan. Penderita asma yang melahirkan secara seksiosesarea lebih berisiko mengalami komplikasi post partum dibandingkan

"$

dengan penderita asma yang melahirkan per+aginam. "#0 O"at# O"at $%u% Semua obat anti asma dapat digunakan secara luas# termasuk steroid sistemik. aman buat kehamilan dan menyusui. 6erapi yang kurang merupakan masalah utama dalam penanganan %anita hamil dengan asma. 9ahan inhalasi merupakan terapi utama untuk pengobatan asma. F!agonis menyebabkan relaksasi otot pernapasan. Anti inflamasi inhalasi dapat mengurangi pelepasan mediator radang yang diyakini sebagai penyebab sekresi dan bronkospasme.* 6erapi standar konser+atif yaitu F!adrenergik agonis direkomendasikan untuk asma ringan. Hadrenergik F!agonis inhalasi atau oral ditambah dengan anti inflamasi inhalasi disarankan untuk asma sedang# dan F!agonis dan kortikosteroid oral direkomendasikan untuk asma yang berat. Saat ini kortikosteroid inhalasi meningkat penggunaannya untuk asma yang ringan dan sedang.* Kateg& i O"at ' A( B &n)&di*at& 1er a cepat dan sangat efektif# meningkatkan diameter alan napas dan merelaksasikan otot polos alan napas. F $ reseptor agonis lebih luas penggunaannya dan mempunyai efek sistemik yang kurang. Efektifitas sesudah inhalasi atau oral mempunyai masa ker a obat yang lebih lama. Albuterol# terbutaline# metaproterenol# dan bitolterol digunakan sebagai patokan dosis inhalasi. Salmetrol# uga F
$

adrenoreseptor agonis# mempunyai masa ker a yang pan ang & sekurang ! kurangnya

"*

"$ am '. :adi efektif untuk pengobatan asma nokturnal. ". Nama obat> Albuterol & Pro+entil# ?entolin '# kategori ; I!agonis untuk bronkospasme seperti epinefrin. Berelaksasikan otot polos bronkus melalui aksi F$ reseptor dengan efek minimal pada kontraksi otot antung. Dosis > $!* puffs setiap ,!4 am &23mcg) inhalasi'J tidak melebihi "$ inhalasi)hari $. Nama obat> Salmeterol & Sere+ent '# kategori ; Berelaksasikan otot polos bronkiolus pada kondisi yang berhubungan dengan bronkitis# emfisema# asma# atau bronkiektasis. Efeknya dapat uga difasilitasi dengan ekspektoran. Dosis > $ puffs & ,$ mcg ' dua kali)hari B( Anti)&*ine gi) Nama obat> (patropium & Atro+ent ' kategori 9 Secara kimia%i sama dengan atropin. Bempunyai efek anti sekresi dan beker a lokal. Benghambat sekresi glandula sereus dan seromukus pada mukosa hidung. Dosis > $!* puffs tiap ,!4 am & " - mcg)(nhalasi'

",

+( Meth,*-anthine Banfaat 6heophyllin sebagai anti asma berkurang se ak adrenoreseptor agonis dan obat anti inflamasi digunakan. 6heophyllin mempunyai batas terapeutik yang sempit. Nama obat> 6eophyllin & 6heo ! Dur# Aminophylline '# kategon ; Benghasilkan katekolamin eksogen dan menstimulasi pelepasan katekolamin endogen dan relaksasi muskulus diafragma# serta menyebabkan bronkodilatasi. Dosis > 433!233 mg) hr dalam dua atau tiga kali)hari D( K& ti)&ste &id Beliputi kortikosteroid oral &prednison'# kortikosteroid inhalasi & beclamethasone# flunisolide# triamcinolone'# cromolyn dan nedocromil. Penelitian menun ukkan efek yang stabil dengan penggunaan kortikosteroid. Penggunaan aerosol lebih efektif untuk mengurangi efek sistemik pada terapi kortikosteroid. Penggunaan yang lama akan mengurangi ge ala dan meningkatkan fungsi paru pada pasien dengan asma ringan. :ika bronkodilator inhalasi tidak berhasil# maka kortikosteroid iragulasi dapat dimulai. ". Nama obat> Prednison & Deltason '# kategori 9 (mmunosupresan untuk terapi pada gangguan autoimun dapat mengurangi

inflamasi dengan meningkatkan permeabilitas kapiler dan mengurangi akti+itas PBN. Dosis > /!43 mg)hr per oral dalam dua atau tiga kali)Khari.

"/

$. Nama obat> 9eclomethasone & 9eclo+ent# 9econase# ?ancenase'. kategori ; Benghambat bronkokonstriksi# menyebabkan mungkin relaksasi otot polos#

dapat mengurangi umlah dan akti+itas sel

inflamasi dan

mengurangi hiperresponsif alan napas. Dosis > $!/ puffs dalam empat kali)hari &,$ mcg)puffs' *. ;romolyn &(ntal'# kategori 9 Benghambat degranulasi pada sensitasi sel mast Dosis > "!, puffs dalam empat kali)hari &3#- mcg)spray'

Pe a!atan *an.ut di u%ah sa)it 1riteria ra%at rumah sakit >* ". 5espon tidak adekuat terhadap terapi $. P7$ kurang dari 03 mmHg# adanya tanda ga%at anin &penurunan gerakan# kardiotokodinamometri abnormal# kontraksi uterus' *. Penggunaan pengobatan multipel &membutuhkan tiga atau lebih pengobatan secara bersamaan' ,. Penderita dengan ri%ayat asma berat yang memerlukan intubasi atau pera%atan (;U dan kondisi transportasi yang kurang baik dan tempat tinggal ke rumah sakit. 1riteria ra%at (;U >* ". 1esadaran menurun $. 6erdapatnya aliran udara pernapasan yang kurang

"4

*. 6erdapat tanda!tanda kelemahan# memerlukan +entilasi mekanik

keadaan

bertambah

buruk

atau

,. APE)?EP"# kurang dari $/. nilai prediksi atau P;7$ lebih dari */ mmHg. Pe a!atan *an.ut di *ua u%ah sa)it'

". 1riteria untuk pera%atan di rumah> 8e ala dan pemeriksaan fisik mengalami perbaikan Pasien dapat ber alan tanpa gangguan APE)?EP" lebih dari 03. 6idak ada gangguan pada anin $. Disarankan untuk follow - up $!, hari dengan berkun ung ke 5S *. 9erkun ung ke spesialis asma PROGNOSIS Pada suatu penelitian asma dan kehamilan# sebagian pasien tidak

mengalami perubahan# dimana terdapat keadaan men adi buruk atau mengalami perbaikan dari keadaan sebelumnya. Aanita dengan penyakit ringan tidak mempunyai masalah Pasien dengan asma berat mempunyai risiko men adi buruk Adanya bukti yang tidak tetap pada %anita dengan asma# dimana ter adi peningkatan insiden> 1ehamilan yang menginduksi hipertensi

"0

9ayi kecil dan preterm &ke adian ini dapat diperkecil dan dikurangi dengan kontrol asma yang baik' Partus preterm. RINGKASAN Asma merupakan penyakit kronik yang ditandai dengan inflamasi pada alan napas# obstruksi saluran pernapasan yang re+ersibel dan respon berlebihan dari alan napas# yang dapat sembuh sebagian atau total# spontan atau dengan terapi. Diagnosis asma tergantung pada informasi yang didapatkan dari beberapa sumber antara lain dari anamnesis pasien asma# pemeriksaan fisis# tes laboratorium# dan tes fungsi paru. 8e ala asma selama kehamilan yaitu sekitar ")* %anita dengan ge ala asma yang memberat dari sebelum hamil# ")* mengalami perbaikan atau dengan ge ala minimal# dan ")* lainnya mengatakan ge ala asma tidak berubah selama kehamilan. Penderita asma selama kehamilan akan mengalami dispnu yang lebih berat selama kehamilan# yang dapat mengakibatkan hipoksia berat pada ibu dan anin. Aanita yang menderita asma yang berat mempunyai risiko tinggi melahirkan bayi berat lahir rendah &99L5' dan bayi prematur. hipoksia neonatal# komplikasi selama persalinan# dengan tingkat mortalltas perinatal dan maternal yang tinggi pula. Prinsip penanganan penderita inpartu disertai asma sama dengan penanganan asma pada penderita yang tidak hamil. 9eberapa aspek penting dalam penanganan

"-

asma meliputi pencegahan# monitoring fungsi paru# dan terapi farmakologi. DAF/AR P$S/AKA

".

1rohner 58. Asthma and Pregency. A+ailable from> http>))%%%..ramanathaus.com)AS6HBA .$3 AND P5E8EN;E.htm. Accessed on> "/)"$)$334 $. Halls 8# ;rump 6. Bedical disorder in the pregrant patient. A+ailable from http>))%%%.thrombosis.consult.com . Accessed on> "/)"$)$334 *. 1a@@i AA. Pregrency# asthma. A+ailable from http>))%%%.emedicine.com)linkus.htm. Accessed on> "/)"$)$334 ,. Elkayam U. Pulmonary disease# (n> 8leicher N#8all SA# Sibai 9B# Elkayam U# 8albarth 5B# Sarto 8E# Eds. Principales and Practice of medical therapy in pregnancy. $ nd. ;alifornia Appleton L LangeJ "22$# p 0**!/4 /. Sundaru H# Asma 9ronkial. Dalam> Suyono S# Aaspad i S# Lesmana L#Al%i ( Setiani S# Sundaru H# D o oningrat D# Suhard ono# Sudoyo AA# 9ahar A# Bud adid E. Eds. 9uku a ar ilmu penyakit dalam ilid ((. Edisi $. :akarta > 9alai Penerbit U(J $33". hal. $"!*$. 4. ;arroll P. Asthma and Pregnancy. A+ailable from http>))%%%.rtmagi@ine .com)articiles.ASPM. Accessed on> "/)"$)$334 0. Euni@af. Penyakit saluran napas. Dalam > Aikn osastro H# Saifuddin A9# 5achimhadhi 6. Eds. (lmu kebidanan edisi *. :akarta > Eayasan 9ina Pustaka Sar%ono Pra%irohard oJ "222. Hall.,--!2* -. Dombro%sk( BP. Asthma in Pregnancy. (n> 5ansom S9# Dombro%skiBP# BcNeeley S8# Boghissi 1S# Bunkarah A5. Eds. Practical strategies in obstetrics and gynecology. Philadelphia> A.9. Saunders ;ompanyJ p. *42!02. 2. <re@@o 6#BcBahon ;L# Pergament e. Asthma and pregnancy. $33$J 2 A+ailable from http>))%%%.fetal!eGposure.org)AS6HBA. Accessed on> "/)"$)$334 "3. ;anadian medical asociatiton. Asthma in pregnancy. "222J "4" &23"""' A+ailable from http>))%%%.cma .ca)cgi)content) full) "4") ""!suppl!s/". Accessed on> "/)"$)$334 "". 6he lung asociation. Asthma and pregnancy. A+ailable from http>))%%%.lung.ca)asthma)pregnancy. Accesed on> "/)"$)$334

"2

Anda mungkin juga menyukai