Anda di halaman 1dari 16

PENDAHULUAN Angka kematian bayi di Indonesia masih tinggi dibandingkan dengan negara berkembang lainnya.

Angka kematian bayi (AKB) adalah jumlah kematian bayi dalam usia 28 hari pertama kehidupan per 1000 kelahiran hidup ( in!lli"# 1$$$). Angka ini merupakan salah satu indikator derajat kesehatan bangsa. %ingginya angka kematian bayi ini dapat menjadi petunjuk bah&a pelayanan maternal dan neonatal kurang baik# untuk itu dibutuhkan upaya untuk menurunkan angka kematian bayi tersebut. '(')*A' (200+) menunjukkan bah&a AKB di Indonesia adalah ,+ bayi per 1000 kelahiran hidup# sedangkan AKB di propinsi 'umatera (tara men!apai -bayi per 1000 kelahiran hidup. Ini menunjukkan bah&a AKB di propinsi 'umatera (tara masih di atas angka rata.rata nasional. /adahal pada tahun 201+ Indonesia telah menargetkan AKB menurun menjadi 10 bayi per 1000 kelahiran hidup ('ya"ei# dikutip dari kompas 2008). 1en!ana strategi nasional 2aking /regnan!y 'a"er (2/') Indonesia 2001. 2010# dalam konteks ren!ana pembangunan kesehatan menuju Indonesia sehat 2010# mempunyai 3isi 4 Kehamilan dan persalinan di Indonesia berlangsung aman dan bayi yang dilahirkan hidup sehat5. 'edangkan salah satu misi 2/' adalah mempromosikan kesehatan ibu dan bayi baru lahir. /erlu adanya program kesehatan ibu dan bayi baru lahir (BB6) yang dapat menurunkan AKB ('ya"ei# dikutip dari kompas 2008). /eriode BB6 (neonatal) adalah masa 28 hari pertama kehidupan manusia. /ada masa ini terjadi proses penyesuaian sistem tubuh bayi dari kehidupan intra uteri ke kehidupan ekstra uteri. 2asa ini adalah masa yang perlu mendapatkan perhatian karena pada masa ini terdapat mortalitas paling tinggi (1udol"# 2007).

/enyebab kematian bayi ini adalah berat badan lahir rendah# as"iksia# tetanus# in"eksi dan masalah pemberian Asi ('ya"ei# dikutip dari kompas 2008). Tujuan 1. (ntuk mengetahui pengertian as"iksia dan klasi"ikasinya 2. (ntuk mengetahui perubahan pato"isiologis dan gambaran klinis , (ntuk mengetahui gejala dan tanda.tanda as"iksia -. (ntuk mengetahui persiapan resusitasi pada bayi baru lahir +. (ntuk mengetahui diagnosis pada bayi as"iksia 7. (ntuk mengetahui langkah.langkah umum resusitasi BB6 dengan as"iksia 0. (ntuk mengetahui 1esusitasi pada bayi baru lahir dengan as"iksia berat 8. (ntuk mengetahui 1esusitasi pada bayi baru lahir dengan as"iksia ringan $. (ntuk mengetahui asuhan yang diberikan pas!a resusitasi pada bayi as"iksia

ASFIKSIA

Pengertian As"iksia adalah keadaan dimana bayi baru lahir tidak dapat bernapas se!ara spontan dan teratur. Bayi dengan ri&ayat ga&at janin sebelum lahir# umumnya akan mengalami as"iksia pada saat dilahirkan. 2asalah ini erat hubungannya dengan gangguan kesehatan ibu hamil# kelainan tali pusat# atau masalah yang mempengaruhi kesejahteraan bayi selama atau sesudah persalinan. Beberapa kondisi tertentu pada ibu hamil dapat menyebabkan gangguan sirkulasi darah uteroplasenter sehingga pasokan oksigen ke bayi menjadi berkurang. ipoksia bayi di dalam rahim ditunjukkan dengan ga&at janin yang dapat berlanjut menjadi as"iksia bayi baru lahir (Asuhan persalinan normal# 2000) 2enurut ani"a 8iknjosastro (2002) as"iksia neonatorum dide"inisikan sebagai

keadaan dimana bayi tidak dapat segera berna"as se!ara spontan dan teratur setelah lahir. As"iksia *eonatus adalah suatu keadaan dimana saat bayi lahir mengalami gangguan pertukaran gas dan transport 92 dan kesulitan mengeluarkan :92 (A. 2arkum# 2002). As"iksia *eonatus adalah suatu keadaan bayi baru lahir yang tidak segera berna"as se!ara spontan dan teratur setelah dilahirkan. (2o!htar# 1$8$) As"iksia neonatus adalah keadaan bayi yang tidak dapat berna"as spontan dan teratur# sehingga dapat meurunkan 92 dan makin meningkatkan :92 yang menimbulkan akibat buruk dalam kehidupan lebih lanjut. (2anuaba# 1$$8) As"iksia neonatus adalah keadaan bayi baru lahir yang tidak dapat berna"as se!ara spontan dan teratur dalam satu menit setelah lahir (2ansjoer# 2000)

As"iksia berarti hipoksia yang progresi"# penimbunan :92 dan asidosis# bila proses ini berlangsung terlalu jauh dapat mengakibatkan kerusakan otak atau kematian. As"iksia juga dapat mempengaruhi "ungsi organ 3ital lainnya. ('ai""udin# 2001). Beberapa "aktor tertentu diketahui dapat menjadi penyebab terjadinya as"iksia pada bayi baru lahir# diantaranya; 1. "aktor ibu; preeklampsia dan eklampsia perdarahan abnormal (plasenta pre3ia atau solusio plasenta) partus lama atau partus ma!et demam selama persalinan in"eksi berat (malaria# si"ilis# %B:# I<) kehamilan le&at &aktu

2. "aktor tali pusat; lilitan tali pusat tali pusat pendek simpul tali pusat prolapsus tali pusat

,. "aktor bayi; bayi prematur (sebelum ,0 minggu kehamilan) persalinan dengan tindakan (sungsang# bayi kembar# distosia bahu# ekstraksi 3akum# ekstraksi "orsep) kelainan ba&aan (kongenital) -

air ketuban ber!ampur mekonium (&arna kehijauan)

/enolong persalinan harus mengetahui "aktor."aktor resiko yang berpotensi untuk menimbulkan as"iksia. Apabila ditemukan adanya "aktor resiko tersebut maka hal itu harus dibi!arakan dengan ibu dan keluarganya tentang kemungkinan perlunya tindakan resusitasi. Akan tetapi ada kalanya "aktor resiko menjadi sulit dikenali atau tidak dijumpai tetapi as"iksia tetap terjadi. 9leh karena itu# penolong harus selalu siap melakukan resusitasi bayi pada setiap pertolongan persalinan. Ada beberapa jenis klasi"ikasi dari as"iksia itu sendiri# diantaranya adalah ; a. As"iksia berat dengan nilai A/=A1 0., b. As"iksia ringan sedang dengan nilai A/=A1 -.7 !. Bayi normal atau sedikit as"iksia dengan nilai A/=A1 0.$ %abel untuk menentukan a"gar s!ore pada bayi baru lahir ; Klinis >etik jantung /ernapasan 1e"l &aktu jalan napas dibersihkan %onus otot 0 %idak ada %idak ada %idak ada 1 Kurang dari 100?menit %idak teratur 2enyeringai 2 lebih dari 100?menit %angis kuat Batuk?bersin

6unglai

8arna kulit

Biru pu!at

@leksi ekstermitas (lemah) %ubuh merah )kstermitas biru

@leksi kuat =erak akti" 2erah seluruh %ubuh

Perubahan Pato isiologis !an "a#baran Klinis

/erna"asan spontan BB6 tergantung pada kondisi janin pada masa kehamilan dan persalinan. Bila terdapat gangguan pertukaran gas atau pengangkutan 92 selama kehamilan atau persalinan akan terjadi as"iksia yang lebih berat. Keadaan ini akan mempengaruhi "ungsi sel tubuh dan bila tidak teratasi akan menyebabkan kematian /ada penderita as"iksia berat# usaha berna"as tidak tampak dan bayi selanjutnya berada dalam periode apnue. /ada tingkat ini terjadi bradikardi dan penurunan %>. /ada as"iksia terjadi pula gangguan metabolisme dan perubahan keseimbangan asam. basa pada tubuh bayi. /ada tingkat pertama hanya terjadi asidosis respioratorik. Bila berlanjut dalam tubuh bayi akan terjadi proses metabolisme anaerobi! yang berupa glikolisis glikogen tubuh# sehingga glikogen tubuh terutama pada jantung dan hati akan berkurang. /ada tingkat selanjutnya akan terjadi perubahan kardio3askular yang disebabkan oleh beberapa keadaan diantaranya ; 1. ilangnya sumber glikogen dalam jantung sehingga mempengaruhi "ungsi jantng

2. %erjadinya asidosis metabolik yang akan menimbulkan kelemahan otot jantung. ,. /engisian udara al3eolus yang kurang adekuat akan mengakibatkan tetap tingginya resistensi pembuluh darah paru sehingga sirkulasi darah ke paru dan ke sistem sirkulasi tubuh lain akan mengalami gangguan. (1ustam# 2000). "ejala !an Tan!a$tan!a As i%sia

%idak berna"as atau berna"as megap.megap 8arna kulit kebiruan Kejang# /enurunan kesadaran

Persia&an 'esusitasi &a!a (a)i (aru Lahir

>i dalam setiap persalinan# penolong harus selalu siap melakukan tindakan resusitasi bayi baru lahir. Kesiapan untuk bertindak dapat menghindarkan kehilangan &aktu yang sangat berharga bagi upaya pertolongan. 8alaupun hanya beberapa menit tidak bernapas# bayi baru lahir dapat mengalami kerusakan otak yang berat atau meninggal. /ersiapan yang dilakukan; 1. /ersiapan keluarga 'ebelum menolong persalinan# bi!arakan dengan keluarga mengenai kemungkinan.kemungkinan yang dapat terjadi pada ibu dan bayinya serta persiapan yang dilakukan oleh penolong untuk membantu kalan!aran persalinan dan melakukan tindakan yang diperlukan. 2. /ersiapan tempat resusitasi /ersiapan yang diperlukan meliputi ruang bersalin dan tempat resusitasi. =unakan ruangan yang hangat dan terang. %empat resusitasi hendaknya rata# keras# bersih dan kering# misalnya meja# dipan atau diatas lantai beralas tikar. Kondisi yang rata diperlukan untuk mengatur posisi kepala bayi. %empat resusitasi sebaiknya di dekat sumber pemanas (misalnya; lampu sorot) dan tidak banyak tiupan angin (jendela atau pintu yang terbuka). Biasanya digunakan lampu sorot atau bohlam berdaya 70 &att atau lampu gas minyak bumi (petromaA). *yalakan lampu menjelang kelahiran bayi. ,. /ersiapan alat resusitasi 'ebelum menolong persalinan# selain peralatan persalinan# siapkan juga alat. alat resusitasi dalam keadaan siap pakai# yaitu; a. 2 helai kain ? handuk

b. Bahan ganjal bahu bayi. Bahan ganjal dapat berupa kain# kaos# selendang# handuk ke!il# digulung setinggi + !m dan mudah disesuaikan untuk mengatur posisi kepala bayi !. Alat penghisap lendir >e 6ee atau bola karet d. %abung dan sungkup atau balon dan sungkup neonatal e. Kotak alat resusitasi ". Bam atau pen!atat &aktu Diagnosis &a!a ba)i as i%sia As"iksia yang terjadi pada bayi biasanya merupakan kelanjutan dari anoksia ? hipoksia janin. >iagnosis anoksia ? hipoksia janin dapat dibuat dalam persalinan dengan ditemukannya tanda.tanda ga&at janin. %iga hal yang perlu mendapat perhatian yaitu ; 1. >enyut jantung janin /eningkatan ke!epatan denyut jantung umumnya tidak banyak artinya# akan tetapi apabila "rekuensi turun sampai ke ba&ah 100 kali per menit di luar his# dan lebih.lebih jika tidak teratur# hal itu merupakan tanda bahaya 2. 2ekonium dalam air ketuban 2ekonium pada presentasi sungsang tidak ada artinya# akan tetapi pada presentasi kepala mungkin menunjukkan gangguan oksigenisasi dan harus di&aspadai. Adanya mekonium dalam air ketuban pada presentasi kepala dapat

merupakan indikasi untuk mengakhiri persalinan bila hal itu dapat dilakukan dengan mudah. ,. /emeriksaan p darah janin >engan menggunakan amnioskop yang dimasukkan le&at ser3iks dibuat sayatan ke!il pada kulit kepala janin# dan diambil !ontoh darah janin. >arah ini diperiksa p .nya. Adanya asidosis menyebabkan turunnya p . Apabila p itu turun

sampai di ba&ah 0#2 hal itu dianggap sebagai tanda bahaya ga&at janin mungkin disertai as"iksia ('ar&ono# 2000) Lang%ah$lang%ah U#u# 'esusitasi ((L !engan as i%sia 1esusitasi BB6 bertujuan untuk memulihkan "ungsi pernapasan bayi baru lahir yang mengalami as"iksia dan terselamatkan hidupnya tanpa gejala sisa dikemudian hari. Kondisi ini merupakan dilema bagi penolong tunggal peralinan karena disamping menangani ibu bersalin# ia juga harus menyelamatkan bayi ang mengalami as"iksia. 1esusitasi pada A/* ini dibatasi pada langkah.langkah penilaian# langkah a&al dan 3entilasi untuk inisiasi dan pemulihna pernapasan. Lang%ah a*al perlu dilakukan se!ara !epat (dalam &aktu ,0 detik). 'e!ara umum# 7 langkah a&al di ba&ah ini !ukup untuk merangsang bayi baru lahir untuk bernapas spontan dan teratur. 6angkah a&al terdiri dari; 1. Baga bayi tetap hangat; 6etakkan bayi di atas kain yang ada di perut ibu atau dekat perineum. 'elimuti bayi dengan kain tersebut# potong tali pusat. /indahkan bayi ke atas kain ke tempat resusitasi.

2. Atur posisi bayi Baringkan bayi terlentang dengan kepala di dekat penolong. =anjal bahu agar kepala sedikit ekstensi.

,. Isap lendir Isap lendir di dalam mulut# kemudian baru isap lendir di hidung. isap lendir sambil menarik keluar penghisap (bukan pada saat memasukkan). Bila menggunakan penghisap lendir >e 6ee# jangan memasukkan ujung penghisap terlalu dalam (lebih dri + !m ke dalam mulut atau , !m ke dalam hidung) karena dapat menyebabkan denyut jantung bayi melambat atau henti na"as bayi. -. Keringkan dan rangsangan taktil Keringkan bayi mulai dari muka# kepala dan bagian tubuh lainnya dengan sedikit tekanan. 1angsangan ini dapat memulai pernapasan bayi atau bernapas lebih baik. 6akukan rangsangan taktil dengan menepuk tau menyentil telapak kaki# menggosok punggung# perut# dada atau tungkai bayi dengan telapak tangan. +. 1eposisi =anti kain yang telah basah dengan kain bersih dan kering yang baru (disiapkan). 'elimuti bayi dengan kain tersebut# jangn tutupi bagian muka dan dada agar pemantauan pernapasan bayi dapat diteruskan.

10

Atur kembali posisi terbaik kepala bayi (sedikit ekstensi)

7. 6akukan penilaian bayi 6akukan penilaian apakah bayi bernapas normal# megap.megap atau tidak bernapas. Bila bayi bernapas normal# berikan pada ibunya dan letakkan bayi di atas dada ibu dan selimuti keduanya untuk menjaga kehangatan tubuh bayi melalui persentuhan kulit ibu dan bayi kemudian menganjurkan ibu ibu untuk menyusukkan bayi sambil membelainya. Bila bayi tidak bernapas atau megap.megap segera lakukan tindakan 3entilasi.

+entilasi adalah bagian dari tindakan resusitasi untuk memasukkan sejumlah udara ke dalam paru.paru dengan tekanan positi" yang memadai untuk membuka al3eoli agar bayi bisa bernapas spontan dan teratur. 6angkah.langkah melakukan 3entilasi; 1. /asang sungkup# perhatikan lekatan. 2. <entilasi 2 kali dengan tekanan ,0 !m air# amati gerakan dada bayi 6akukan tiupan udara dengan tekanan ,0 !m air 2elihat apakah dada bayi mengembang# bila tidak mengembang periksa posisi kepala# pastikan posisinya telah benar# periksa pemasangan sungkup dan pastikan tidak terjadi kebo!oran# periksa ulang apakah jala napas tersumbat !airan atau lendir. Bila dada mengembang# lakukan tahap berikutnya.

11

,. Bila dada bayi mengembang# lakukan 3entilasi 20 kali dengan tekanan 20 !m air dalam ,0 detik. -. 6akukan penilaian; Bila bayi sudah bernapas normal# hentikan 3entilasi dan pantau bayi. Bayi diberikan asuhan pas!a resusitasi. Bila bayi belum bernapas atau megap.megap lanjutkan 3entilasi. 6anjutkan 3entilasi dengan tekanan 20 !m air# 20A untuk ,0 detik berikutnya# e3aluasi hasil 3entilasi tiap ,0 detik# lakukan penilaian bayi apakah bernapas# tidak bernapas# atau megap.megap# bila bayi sudah bernapas normal hentikan 3entilasi dan pantau bayi dengan seksama dan memberikan asuhan pas!a resusitasi# bila bayi tidak bernapas atau megap.megap# teruskan 3entilasi dengan tekanan 20 !m air# 20A untuk ,0 detik berikutnya dan nilai hasilnya yiap ,0 detik. 'iapkan rujukan bila bayi belum bernapas normal sesudah 2 menit di3entilasi# mintalah keluarga membantu persiapan rujukan# teruskan resusitasi sementara persiapan rujukan dilakukan. Bila bayi tidak bisa dirujuk lanjutkan 3entilasi sampai 20 menit# pertimbangkan untuk menghentikan tindakan resusitasi jika setelah 20 menit upaya 3entilasi tidak berhasil. Bayi yang tidak bernapas normal setelah 20 menit diresusitasikan akan mengalami kerusakan otak sehingga bayi akan menderita ke!a!atan yang berat atau meninggal.

'esusitasi &a!a ba)i baru lahir !engan as i%sia berat

12

1esusitasi akti" dalam keadaan ini harus segera dilakukan. 6angkah utama adaah memperbaiki 3entilasi paru.paru dengan memberikan oksigen se!ara se!ara tekanan langsung dan berulang.ulang. :ara yang terbaik adalah melakukan intubasi endotrakeal dan setelah kateter dimasukkan ke dalam trakea# oksigen diberikan dengan tekanan tidak lebih dari ,0 ml air. %ekanan positi" diberikan dengan meniupkan udara yang telah diperkaya dengan oksigen melalui kateter tadi. (ntuk men!apai tekanan ,0 ml air peniupan dapat dilakukan dengan kekuatan kurang lebih sepertiga sampai seperdua dari tiupan maksimal yang dapat dikerjakan. 'e!ara ideal napas buatan harus dilakukan dengan terlebih dahulu memasang manometer. 'elanjutnya untuk memperoleh tekanan positi" yang lebih aman dan e"ekti"# dapat digunakan pompa resusitasi. /ompa ini dihubungkan dengan kateter trakea# kemudian udara dengan oksigen dipompakan se!ara teratur dengan memperhatikan gerakan.garakan dinding toraks. Bila bayi telah memperlihatkan pernapasan spontan# kateter trakea segera dikeluarkan. Keadaan as"iksia berat ini hampir selalu disertai asidosis yang membutuhkan perbaikan segera# karena itu bikarbonas natrikus 0#+C harus segera diberikan dengan dosis 2.- ml?kg berat badan. >isamping itu glukosa -0C diberikan diberikan pula dengan dosis 1.2 ml?kg berat badan. 9bat.obat ini harus diberikan se!ara berhati.hati dan perlahan.lahan. (ntuk menghindarkan e"ek samping obat# pemberian harus dien!erkan dengan air steril atau kedua obat diberikan bersama.sama dalam satu semprit melalui pembuluh darah umbilikus. Bila setelah beberapa &aktu pernapasan spontan tidak timbul dan "rekuensi jantung menurun (kurang dari 100 permenit) maka pemberian obat.obat lain serta mssage jantung sebaiknya segera dilakukan. 2assage jantung dikerjakan dengan

1,

malakukan penekanan di atas tulang dad se!ara teratur 80.100 kali per menit. %indakan ini dilakukan berselingan dengan na"as buatan# yaitu setiap + kali massage jantung diikuti dengan satu kali pemberian na"as buatan. menghindarkan kemungkinan timbulnya komplikasi al ini bertujuan untuk pneumotoraks atau

pneumomediastinum apabila tindakan dilakukan se!ara bersamaan. >isamping massage jantung ini obat.obat yang dapat diberikan antara lain ialah larutan 1?10.000 adrenalin dengan dosis 0#+.1 !! se!ara intra3ena?intrakardial (untuk meningkatkan "rekuensi jantung) dan kalsium glukonat +0.100 mg?kg berat badan se!ara perlahan. lahan melalui intra3ena (sar&ono# 2000). 'esusitasi &a!a ba)i baru lahir !engan as i%sia ringan$se!ang >i sini dapat di!oba melakukan rangsangan untuk menimbulkan re"leks pernapasan. al ini dapat dikerjakan selama ,0.70 detik setelah penilaian menurut

apgar 1 menit. Bila dalam &aktu tersebut pernapasan tidak timbul# pernapasan buatan harus segera dimulai. /ernapasan akti" yang sederhana dapat dilakukan se!ara perna"asan kodok. :ara ini dikerjakan dengan memasukkan pipa kedalam hidung# dan oksigen dialirkan dengan ke!epatan 1.2 liter dalam satu menit. Agar saluran napas bebas# bayi diletakkan dengan kepala dalam dorso"leksi. 'e!ara teratur dilakukan gerakan membuka dan menutup lubang hidung dan mulut dengan disertai menggerakkan dagu ke atas dan ke ba&ah dalam "rekuensi 20 kali semenit. %indakan ini dilakukan dengan memperhatikan gerakan dinding toraks dan abdomen. Bila bayi mulai memperlihatkan gerakan pernapasan# usahakanlah supaya gerakan tersebut diikuti. /ernapasan ini dihentikan bila setelah 1.2 menit tidak juga di!apai hasil yang diharapkan# dan segera dilakukan pernapasan buatan dengan tekanan tekanan positi" sa!ara tidak langsung. /ernapasan ini dapat dilakukan dahulu dengan pernapasan dari

1-

mulut ke mulut. 'ebelum tindakan dilakukan# kedalam bayi dimasukkan pharyngeal air&ay yang ber"ungsi mendorong pangkal lidah ke depan# agar jalan napas berada dalam keadaan sebebas.bebasnya. /ada pernapasan dari mulut ke mulut# mulut penolong diisi terlebih dahulu dengan oksigen sebelum peniupan. /eniupan dilakukan se!ara teratur dengan "rekuensi 20.,0 kali semenit dan diperhatikan gerakan pernapasan yang mungkin timbul. %indakan dinyatakan tidak berhasil apabila setelah dilakukan beberapa saat# terjadi penurunan "rekuensi jantung atau pemburukan tonus otot. >alam hal ini bayi harus diperlakukan sebagai penderita as"iksia berat. ('ar&ono#2000) Asuhan Pas,a 'esusitasi Asuhan pas!a resusitasi diberikan sesuai dengan keadaan bayi setelah menerima tindakan resusitasi. Asuhan pas!a resusitasi dilakukan pada keadaan; 1. Konseling 6akukan asuhan bayi baru lahir normal 6akukan pemantauan seksama terhadap bayi pas!a resusitasi selama 2 jam pertama 2. ,. Konseling Asuhan bayi baru lahir yang dirujuk Asuhan lanjutan 1esusitasi tidak berhasil 2enjaga agar bayi tetap hangat dan kering Bayi perlu rujukan 1esusitasi berhasil;

1+

>ukungan moral Asuhan lanjutan bagi bayi Asuhan tindak lanjut; kunjungan ibu ni"as (pra&irohardjo# 2000) DAFTA' PUSTAKA

B*/KDK1# 2000# Asuhan Persalinan Normal# B*/KDK1# Bakarta 2o!htar# 1ustam# (2000)# 'inopsis 9bstetri; 9bstetri /atologi# )disi 2# Bakarta; )=:. Eayasan Bina /ustaka 'ar&ono /ra&iroharjo# (2000)# Ilmu Kebidanan# Bakarta; B*/KK1./9=I 8inkjosastro# ani"a. 200+. Ilmu Kandungan. Bakarta ; EB/.'/ http;??teguhsubianto.blogspot.!om?200$?07?prosedur.penatalaksanaan.as"iksia.html . A. 2arkum# (2002). Ilmu Kesehatan Anak# Bakarta; @K(I.

17

Anda mungkin juga menyukai