Anda di halaman 1dari 9

PRAKTIKUM KIMIA ORGANIK I PERCOBAAN I PERBEDAAN SENYAWA ORGANIK DAN SENYAWA ANORGANIK

OLEH :

NAMA NIM KELAS KELOMPOK ASISTEN

: NUGRAHYONO MUTHALIB : F1F1 12 113 :C : V (LIMA) : RIFAATUL MAHMUDAH

LABORATORIUM FARMASI JURUSAN FARMASI FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS HALU OLEO KENDARI 2013

PERBEDAAN SENYAWA ORGANIK DAN SENYAWA ANORGANIK A. TUJUAN Adapun tujuan pada percobaan ini adalah : 1. Mempelajari tes-tes yang digunakan untuk mengidentifikasi unsure penyusun senyawa tersebut 2. Mengamati beberapa perbedaan sifat dasar antara senyawa organic dan anorganik B. LANDASAN TEORI Senyawa organic adalah senyawa-senyawa yang mengandung unsure karbon. Senyawa ini kebanyakan dijumpai dalam makhluk hidup ataupun mantan makhluk hidup, misalnya minyak bumi dan batu bara. Sedangkan senyawa anorganik pada hakikatnya adalah segala sesuatu yang yang tidak organic. Kebanyakan makanan, obat-obatan, dan bahan kimia dalam makhluk hidup adalah organic. Sedangkan semua batuan dan mineral adalah anorganik (Wolke, 1997). Ketika suatu senyawa (atau zat terlarut) ditambahkan kedalam campuran pelarut yang tidak saling bercampur, zat terlarut tersebut mendistribusikan dirinya sendiri diantara kedua pelarut Berdasarkan afinitasnya pada masing-masing fase. Senyawa polar( misalnya gula, asam amino, atau obat-obat terion) akan cenderung menyukai fase organic atau fase nonpolar (Cairns, 2003). Penggolongan senyawa organic dapat dibedakan menurut gugus fungsi yang dikandungnya. Gugus fungsi (Functional group) adalah sekelompok atom yang menyebabkan perilaku kimia molekul induk. Molekul berbeda yang mengandung gugus (atau gugus-gugus) fungsi yang sama mengalami reaksi yang serupa. Jadi, dengan mempelajari sifat-sifat khas beberapa gugus fungsi, kita dapat belajar dan memahami sifat-sifat dari banyak senyawa organic (Chang, 2002). Salah satu senyawa organic lainnya adalah Asam organic adalah hasil kegiatan jasad hidup baik yang terdapat di dalam maupun di permukaan batuan. Senyawa ini umumnya merupakan hasil buangan (sekresi, eksudat) atau pun

rombakan. Asam-asam ini, seperti asam anorganik umumnya karena pada gugus fungsionalnya dapat mengalami disosiasi yang melepasakan proton (H+) dan proton ini dapat menyerang mineral batuan. Selain itu sisa asamnya (anion organik) dapat membentuk senyawa kompleks dengan kation-kation pada tepi mineral atau kation yang terlepas dari mineral. Dengan demikian asam-asam ini nyata berperan dalam pelapukan kimia (Ismangil, 2005). Berbagai unsur anorganik (mineral) terdapat dalam bahan biologi, tetapi tidak atau belum semua mineral tersebut terbukti esensial, sehingga ada mineral esensial dan nonesensial. Mineral esensial yaitu mineral yang sangat diperlukan dalam proses fisiologis makhluk hidup untuk membantu kerja enzim atau pembentukan organ. Unsur-unsur mineral esensial dalam tubuh terdiri atas dua golongan, yaitu mineral makro dan mineral mikro. Mineral makro diperlukan untuk membentuk komponen organ di dalam tubuh. Mineral mikro yaitu mineral yang diperlukan dalam jumlah sangat sedikit dan umumnya terdapat dalam jaringan dengan konsentrasi sangat kecil. Mineral nonesensial adalah logam yang perannya dalam tubuh makhluk hidup belum diketahui dan kandungannya dalam jaringan sangat kecil. Bila kandungannya tinggi dapat merusak organ tubuh makhluk hidup yang bersangkutan (Arifin, 2008). Bahan anorganik sudah dikenal lama sebagai penahan korosi, misalnya calcium nitrit yang cukup efektif sebagai penahan korosi, tetapi membahayakan lingkungan. Studi tentang penahan korosi dari bahan organik sekarang sedang banyak dikembangkan, yaitu bahan kimia yang mengandung amino (misalnya dimethylethanolamine-DMEA) (Berke dan Weil, 1999). Bahan organik penahan korosi ini sekarang sudah banyak diproduksi oleh beberapa perusahaan, antara lain Cortex (MCI 2000), SIKA (Sika Ferrogard 901), Master Builders, dan sebagainya. Penelitian tentang perilaku dan unjuk kerja bahan organik terhadap penahan korosi tulangan baja telah dilakukan oleh Nmai, et al (1992), sedangkan tentang proses peresapan bahan organik dalam beton diteliti oleh Elsener (Hariyadi, 2011). Hasil dekomposisi bahan-bahan organik dari tumbuhan-tumbuhan dan hewan juga menghasilkan Minyak bumi. Minyak bumi adalah campuran hidrokarbon yang terbentuk berjuta-juta tahun yang lalu di masa lampau. Minyak bumi berupa cairan kental berwarna kehitaman yang terdapat dalam cekungan-

cekuangan kerak bumi dan merupakan campuran sangat komplek dari senyawasenyawa hidrokarbon dan bukan hidrokarbon (Marsaoli, 2004). Metoda sol gel merupakan suatu metode yang digunakan untuk pembentukan senyawa-senyawa anorganik melalui suatu reaksi kimia pada temperatur yang relatif rendah. Selain itu, metoda sol gel merupakan metoda yang mudah dan telah banyak digunakan dalam sintesis senyawa organik mapun senyawa anorganik (Yulita, 2012).

C. ALAT DAN BAHAN 1. Alat Adapun alat-alat yang digunakan pada percobaan ini adalah: Cawan Porselin Gelas Kimia Hot Plate Kawat Ose Lampu Bunsen

2. Bahan Adapun bahan-bahan yang digunakan dalam percobaan ini adalah : Aqua (air es) Etanol Kloroform Larutan AgNO3 Larutan KI Larutan NaCl

D. PROSEDUR KERJA 1. Tes unsur-unsur dengan pembakaran senyawa organik Deteksi unsure-unsur dengan pembakaran senyawa organik

Etanol 2 ml
Dimasukkan ke dalam cawan porselin Dibakar Dipipet air 2 ml Dimasukkan ke dalam gelas kimia Dimasukkan air di dalam gelas kimia di dalam mortar (cawan porselin Hasil...? Tes Beistein Diamati perubahan yang terjadi

Kloroform 2 ml

Larutan KI 2 ml

Dimasukkan tabung reaksi Dibakar Dicelupkan tabung reaksi

ke

dalam dengan dalam

kawat ke

menggunakan lampu busen -

Hasil...?

Diamati hasil yang terjadi

2. Perbedaan Senyawa organic dan anorganik Perbedaan dalam ionisasi

Kloroform 2 ml

Larutan KI 2 ml

Dimasukkan tabung reaksi

masing-

masing larutan ke dalam Ditambahkan masing-

masing 3 tetes AgNO3 ` E. HASIL PENGAMATAN Adapun hasil pengamatan pengaruh konsentrasi terhadap absorbansi adalah sebagai berikut : No 1 2 3 Perlakuan - Etanol dimasukkan cawan + panaskan - Air + Panaskan - Kloroform + Kawat panas - KI + Kawat Panas - NaCl + AgNO3 - Kloroform + AgNO3 Hasil Menguap Tidak menguap (hangat) Menggelembung Tidak menggelembung Endapan Putih Terbentuk 2 Lapisan Hasil...? Diamati hasil yang terjadi

F. PEMBAHASAN Pada percobaan ini dilakukan pengecekkan tentang perbedaan senyawa organic dan anorganik. Golongan senyawa organik dan senyawa anorganik mempunyai karakteristik yang menandakan perbedaan pada kedua golongan senyawa tersebut. Ada beberapa sifat fisika maupun kimia yang memberikan deskripsi dalam suatu senyawa termasuk dalam senyawa organik ataupun senyawa anorganik, seperti keadaan saat pemanasan, konduktivitas,

ionisasi serta kelarutan masing-masing. Pada umumnya senyawa organik merupakan senyawa yang mengandung unsur karbon, selain itu juga terdapat unsur hidrogen (H), oksigen (O), nitrogen (N), sulfur (S) dan pospor (P). Senyawa organik dapat diperoleh dari hasil suatu reaksi atau hasil isolasi bahanbahan alam. Senyawa organik banyak terkandung didalam jasad hidup, dan sangat lama dipercayai bahwa senyawa organik tidak bisa disintesis di laboratorium. Kini pernyataan tersebut tidak benar, setelah wohler berhasil mensintesis senyawa organik amonium sianat membentuk urea. Pada perlakuan pertama yaitu proses pemanasan terhadap larutan etanol dan air. proses pemanasan larutan etanol lebih mudah menguap di bandingkan air yang perubahannya hanya hangat ketika dipanaskan. Hal ini membuktikan bahwa larutan alkohol tersebut mudah menuap, dan berdasarkan data perbedaan senyawa organic dan anorganic, larutan/senyawa etanol tersebut merupakan golongan senyawa organik. Pada perlakuan kedua yaitu dengan pengetesan beilstein menggunakan kawat ose yang digunakan untuk mendeteksi adanya unsur C dan H dalam suatu senyawa organik. Prinsip dasar dari tes ini adalah mencelupkan kawat ose yang kemudian akan bakar lalu dicelupkan kedalam larutan senyawa yang akan diuji. Larutan yang diuji dlam perlakuan ini adalah larutan kloroform dan larutan KI. Hal yang diamati adalah adanya gelembung atau tidak pada saat kawat panas dimasukkan ke dalam larutan. Setelah dimasukkan kawat ternyata larutan yang terdapat gelembung adalah larutan kloroform, dan larutan KI tidak terdapat gelembung. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa KI merupakan senyawa anorganik sedangkan Kloroform merupakan senyawa organik. Perlakuan yang ketiga adalah dengan metode membedakan senyawa organic dan anorganik melalui ionisasi, NaCl yang direaksikan dengan AgNO3 maka larutan akan berwarna putih dan larut, hal ini terjadi karena NaCl mudah melepaskan ion dan membentuk ion-ion positif sehingga reaktif karena energi ionisasi yang dimilikinya kecil bila dibandingkan dengan Ag yang energi ionisasinya besar dan membentuk ion positif. Sedangkan CHCl3 yang direaksikan dengan AgNO3 larutan terdiri dari dua fase, hal ini terjadi karena CHCl3 memiliki energi ionisasi yang sangat kuat sehingga sukar untuk membentuk ion positif, sama dengan Ag yang sukar membentuk ion positif, sehingga keduanya sukar

larut. Dari pengamatan tersebut dapat disimpulkan bahwa NaCl merupakan senyawa anorganik sedangkan kloroform merupakan senyawa organik. G. KESIMPULAN Kesimpulan dari percobaan ini adalah bahwa : senyawa organik merupakan senyawa yang mengandung unsur karbon, selain itu terdapat juga unsur hidrogen, oksigen, nitrogen, sulfur dan fosfor dan juga merupakan zat penyusun dari sebagian besar makhluk hidup, umumnya berikatan kovalen, dan terurai bila terbakar. Sedangkan senyawa anorganik adalah senyawa yang berasal dari sintesis mineral, umumnya berikatan ion, dan tidak terurai bila dibakar.

DAFTAR PUSTAKA

Arifin, zainal. 2008. Beberapa Unsur Mineral Esensial Mikrodalam Sistem Biologi Dan Metode Analisisnya. Jurnal Litbang Pertanian. Vol. 27 No.3 Cairns, Donald. 2004. Instisari Kimia Farmasi. Penerbit Buku Kedokteran EGC ; Jakarta Chang, Raymond. 2002. Kimia Dasar Edisi Ke III. Penerbit Buku Kedokteran EGC; Jakarta Hariyadi,Dkk. 2011. Pengaruh Kandungan Dymethylaminoethanol (DMAE) Pada Senyawa Organik Penahan Korosi Terhadap Perubahan Sifat Fisik Dan Kimia Pasta Semen. Jurnal Rekayasa Vol. 12 No. 1 Ismangil dan Eko Hanuddin. 2005. Degradasi Mineral Batuan Oleh Asam-Asam Organik. Jurnal Ilmu Tanah dan Lingkungan. Vol. 5 No. 1 Marsaoli, Muhajjir. 2004. Kandungan Bahan Organik, N-Alkana, Aromatik Dan Total Hidrokarbon Dalam Sedimen Di Perairan Raha Kabupaten Muna, Sulawesi Tenggara. Makara Sains. Vol. 8 No.3 Wolke, Robert L. Einstein Aja Gak Tau. Gramedia Pustaka Utama; Jakarta Yulita, Rina., dkk. 2012. Optimasi Proses Kalsinasi Pada Sintesis Komposit Tio2/Kitosan. Jurnal Kimia Unand. Vol.1 No.1

Anda mungkin juga menyukai