Anda di halaman 1dari 9

Teori Akuntansi: Development of The Institutional Structure of Financial Accounting Sebelum tahun 1930, akuntansi tidak diatur dengan

baik di Amerika Serikat sehingga terjadi praktik akuntansi dan pelaporan yang sangat bervariasi antar perusahaan, bahkan dalam satu industri. Hal ini mengurangi kualitas daya banding laporan keuangan sehingga sering menyesatkan dalam proses pengambilan keputusan investasi. Periode perkembangan akuntansi dibagi menjadi tiga, yaitu: 1. Formative Year (1930 - 1946)

Seiring dengan meningkatnya jumlah investasi warga Amerika setelah Perang Dunia Pertama serta terjadinyamarket crash pada tahun 1929, muncul pertanyaan apakah akuntansi menyesatkan investor untuk menanamkan modalnya pada investasi yang kurang baik. AICPA mengajukan solusi dual purpose yaitu memberikan edukasi kepada para pengguna mengenai keterbatasan laporan dan mengadakan perbaikan laporan agar lebih informative bagi pengguna. New York Stock Exchange (NYSE) bekerjasama dengan American Institute of Certified Public Accountant (AICPA) membuat draft yang berisi peraturan bahwa perusahaan yang terdaftar di bursa saham bebas memilih dari beberapa alternative praktik akutansi yang terbatas tetapi ia diminta untuk mengungkapkan kebijakan atau peraturan akuntansi yang diadopsinya. Draft ini kemudian menjadi cikal bakal pengembangan GAAP. Pada tahun 1934, dibentuk Securities and Exchange Commission (SEC) oleh kongres yang bertujuan untuk mengatur Securities Act tahun 1993 tentang penerbitan sekuritas dan Securities Act tahun 1994 tentang perdagangan sekuritas. SEC menentukan bentuk dan isi laporan keuangan yang harus dipenuhi seluruh perusahaan yang terdaftar. Pada masa ini, komite khusus yang dibentuk oleh AICPA yaitu Commission on Accounting Procedures (CAP), mendapat pengawasan ketat dari SEC dalam proses pembuatan prosedur akuntansi. SEC mengancam akan mengambilalih wewenang pembuatan standar akuntansi bila CAP tidak menunjukkan kemajuan dalam waktu dekat. Tekanan tersebut membuat CAP memilih untuk menangani masalah akuntansi yang saat itu banyak dihadapi daripada melakukan penelitian deduktif yang akan memakan waktu yang lama. CAP memiliki dua kontribusi penting antara lain penyeragaman laporan keuangan dan sector privat digunakan sebagai sumber pembuatan kebijakan akuntansi. Pengembangan pembuatan aturan akuntansi mulai tersendat dengan dimulainya Perang Dunia ke 2.

2.

Postwar Period (1946 - 1959)

Isu akuntansi dan pelaporan menjadi semakin krusial seiring dengan peningkatan minat masyarakat untuk berinvestasi pada perusahaan public setelah Perang Dunia ke 2. SEC dan financial press meminta AICPA untuk menyeragamkan metode yang dipakai untuk transaksi yang sama. Meskipun CAP telah menerbitkan 18 Accounting Research Bulletin (ARB) dari tahun 1946-1953, CAP gagal memberikan rekomendasi positif tentang GAAP karena tidak adanya teori akuntansi yang mendasari. Terjadi konflik antara SEC dengan CAP mengenai isu penyajian laporan laba rugi. CAP menerbitkan ARB 32 yang menyatakan bahwa extraordinary gain and losses tidak dimasukkan dalam perhitungan net income. Namun SEC melakukan amandemen terhadap regulasi S-X yang bertentangan dengan ARB 32. Akhirnya, disepakati bersama bahwa extraordinary items dicantumkan pada bagian akhir laporan laba rugi. Isu selanjutnya yang menjadi perhatian bagi CAP mengenai perubahan harga. Perdebatan mengarah pada masalah biaya depresiasi yang berdasarkan historical cost dianggap tidak mencerminkan

pengurangan nilai asset tetap dengan akurat. Masalah ini ditunda selama beberapa tahun dan CAP mengalihkan perhatiannya kembali pada pengembangan pembuatan standar akuntansi.

Kritikan banyak ditujukan kepada CAP yang dianggap lambat dan tidak mendasarkan pengembangan standar akuntansi dengan metode research yang benar. Selama ini, CAP menggunakan piecemeal method yang mengarah pada isu- isu akuntansi pada saat itu tanpa didasari dengan deductive research yang lebih menekankan pada prinsip- prinsip dan konsep akuntansi yang lebih fundamental. Oleh karena itu, Alvin R. Jenning, Presiden AICPA, mengajukan pendekatan baru dalam proses pengembangan standar akuntansi. Ia meminta komite pengembangan standar akuntansi untuk melakukan research atau study yang mendalam dengan menggunakan pendekatan konseptual dan meninggalkan piecemeal approach yang selama ini dipakai. Sebagai tindakan nyata, AICPA menunjuk komite khusus untuk melaksanakan program research. Komite tersebut memberikan laporan yang menekankan pentingnya pelaksanaan research dalam pengembangan standar akuntansi. Laporan ini menjadi report of incorporation untuk Accounting Principles Board (APB) dan Accounting Research Division. Hasil dari proyek divisi riset akan diumumkan dalam bentuk Accounting Research Studies (ARSs). Selama keberadaannya, CAP berhasil menerbitkan 51 ARB.

3.

Modern Period (1959 - Present)

Pada awalnya, APB mengalami kegagalan, keraguan, serta kritikan dari berbagai pihak. Isu pertama adalah membahas mengenai perlakuan akuntansi terhadap kredit pajak investasi dimana terdapat dua alternative yaitu dengan flow-through method dan deferral method. APB Opinion no.2 memilih untuk menggunakan deferral method. Namun hal ini mendapat tantangan dari KAP dan SEC. KAP tidak akan menganjurkan kliennya untuk memenuhi APB tersebut, sedangkan SEC mengeluarkan ASR 96 yang memperbolehkan perusahaan yang ingin mendaftar di bursa untuk menggunakan kedua alternative tersebut. Setelah itu, APB mengeluarkan APB Opinion no. 4 yang mendukung ASR 96. Dari hal tersebut dapat kita lihat bahwa APB Opinion tidak memiliki kekuatan yang mengikat, otoritasnya masih diragukan. Akhirnya dewan AICPA mengeluarkan peraturan bagi perusahaan yang tidak mematuhi APB harus mengungkapkannya dan auditor harus mengungkapkan konsekuensi dari tindakan kliennya tersebut. Hal ini menunjukkan bahwa proses pembuatan standar pelaporan belum menggunakan pendekatan dual purpose.

Kontroversi lain muncul dalam pembahasan akuntansi kos dana pension, extraordinary items dan EPS, dan alokasi pajak pendapatan. Dalam periode ini, APB berusaha menggunakan pendekatan dual purpose yang menyebabkan berkurangnya alternative praktik akuntansi dengan menghapuskan keberagaman pilihan dengan ditetapkannya konsep all-inclusive untuk laporan laba rugi serta menetapkan alokasi pajak pendapatan secara komprehensif. Riset pun dilakukan dengan kombinasi antara pendekatan deduktif dan induktif. Melihat berbagai kegagalan yang dialami, komite khusus APB merekomendasikan agar dewan menetapkan tujuan dan keterbatasan laporan keuangan, menentukan prinsip akuntansi yang dapat diterima, serta mendefinisikan GAAP. Rekomendasi ini pun diterima.

Kritik tetap berlanjut atas dua hal yaitu: 1) pengungkapan opini sementara APB terlalu sempit dan lambat dalam proses pembuatan standar, 2) masalah kombinasi bisnis yang ditunjukkan dalam proses pembuatan standar terlalu lama serta terdapat tekanan dari berbagai pihak luar yang dimasukkan dalam proses pembuatan standar dengan tidak tepat. Pada akhirnya, dibentuk dua kelompok study yaitu Wheat dan Trueblood. Laporan dari Wheat memberikan usulan untuk mendirikan Financial Accounting Foundation, Financial Accounting Standard Board(FASB), dan Financial Accounting Standards Advisory Council. Pada 1 Juli 1973, FASB resmi didirikan. Sedangkan laporan dari Trueblood dijadikan sebagai rerangka konsep dalam proses pembuatan standar.

FASB bertugas untuk membuat standar akuntansi keuangan dan pelaporan secara efisien dan lengkap. FASB menciptakan conceptual framework project sebagai usaha menyediakan sebuah konstitusi untuk fungsi pembuatan standar. Prosedur pembuatan standar dimulai dengan identifikasi masalah serta seluruh aspek permasalahannya. Proses tersebut menghasilkan seluruh isu dan solusi yang kemudian disebarkan ke semua pihak yang berkepentingan. FASB menerima feedback dari berbagai pihak, kemudian menerbitkan draft standar dan meminta feedback secara tertulis. Setelah mempertimbangkan berbagai feedback yang diterima, draft tersebut direvisi dengan menerbitkan draft baru (bila perlu) untuk diputuskan oleh dewan. Sebelum ditetapkan menjadi standar, draft tersebut harus disetujui oleh 4-3 mayoritas suara (vote). Proses ini sangat kental dengan unsur politis karena melibatkan berbagai elemen atau lingkungan.

Meskipun FASB dapat dikatakan jauh lebih baik daripada pendahulunya yaitu CAP dan APB, kritik tetap dilontarkan oleh beberapa pihak yang mengatakan bahwa standar yang dibuat FASB terlalu konseptual, tidak dilakukan riset terlebih dahulu, dsb. Sebagai respon terhadap kritikan tersebut, Structure committee of the Board of Trustee of the FAF mengalakukan review terhadap dewan (FASB) yang kemudian menghasilkan beberapa rekomendasi. Selanjutnya terjadi perubahan yang signifikan dengan melibatkan lembaga dan proses standard-setting yang lebih terbuka.

Beberapa organisasi seperti AICPA, SEC, dan GASB (diciptakan oleh FAF) berusaha membatasi kekuasaan FASB sebagai pembuat standar. Pada saat tanggungjawab pembuatan standar dialihkan dari AICPA ke FASB, AICPA membentuk Accounting Standards Executive Committee (AcSEC) untuk merespon memoranda diskusi, pengungkapan draft, memberikan komentar tertulis, dan menyiapkan paper mengenai suatu isu untuk FASB yang dapat menjadi agenda tambahan bagi dewan. AcSEC mengeluarkan dua tipe pronouncement yaitu Statement of Position (SOP) dan Accounting Guides. Tantangan terbesar datang dari GASB yang menyebabkan terjadinyaoverlap kekuasaan. Entitas tertentu seperti rumah sakit, sekolah dan universitas, serta organisasi pemerintah yang lain harus menggunakan standar dari FASB kecuali bila GASB mengeluarkan standar yang berbeda untuk aktivitas atau program yang sama, maka entitas tersebut harus menggunakan GASB.

FASB sebagai organisasi terpisah yang memiliki staff dan dewan tersendiri dapat bersikap netral daripada pendahulunya. Namun pada bulan Juli 1985, FEI dan Accounting Principles Task Force of

Business Roundtablemendesak dimasukkannya wakil dari kalangan bisnis ke dalam jajaran dewan FASB dan trustee FAF. Pada tahun 1990, FAF mengubah peraturan 4-3 vote menjadi 5-2 vote yang dibutuhkan untuk meluluskan suatu standar. Namun pada tahun 2002, FASB kembali pada peraturan semula yaitu 43. Disamping itu, SEC semakin berpengaruh terhadap FASB karena berperan sebagai penyedia dana. Isu mengenai independensi FASB yang dinilai menurun akibat terjadinya beberapa skandal akuntansi. Selain ketidakpuasan berbagai pihak dalam proses pembuatan standar, FASB juga mendapat tekanan akibat investigasi yang dilakukan oleh kongres terhadap profesi audit dan aparat pembuat standar. Laporan pertama mengkritisi mengenai konsentrasi kekuatan delapan KAP terbaik saat itu di badan FASB. Kongres terus mengawasi profesi akuntan public secara ketat dan mengusulkan untuk meningkatkankan tanggungjawab akuntan public dalam pendeteksian fraud dalam pelaporan laporan keuangan.

Skandal Enron menyebabkan terjadinya perubahan besar pada profesi akuntan public. SEC menerbitkanSarbanes-Oxley Act (SOX) serta mendirikan Public Company Accounting Oversight Board (PCAOB) yang bertugas mengatur sector privat. PCAOB bertanggungjawab mendaftar KAP, mengatur standar audit, menginspeksi perusahaan public yang terdaftar, serta memastikan dipatuhinya SOX. Meskipun PCAOB harus berkonsultasi dengan kalangan professional seperti ASB yang dulunya mengatur standar audit, kewenangan menetapkan standar tetap berada pada PCAOB. Dengan adanya SOX, peer review diganti dengan inspeksi yang dilakukan oleh PCAOB. Lebih jauh lagi, SOX meminta agar FASB mengubah anggarannya terutama dalam hal sumber pendanaan yang selama ini berasal dari kontribusi sector privat menjadi seperti PCAOB yang didanai dari biaya assessment pada perusahan public dan CPA. Saat ini SEC mengendalikan pendanaan FASB melalui proses anggaran. FASB menjadi lebih condong sebagai lembaga kuasi-pemerintah.

Krisis kepercayaan menjadi masalah yang saat ini dihadapi oleh para akuntan public. Terdapat tekanan besar agar audit berfungsi sebagai pendeteksi adanya fraud. Akuntan public memiliki tanggungjawab melapor kepada SEC apabila manajemen atau dewan komisaris tidak mengambil tindakan yang tepat. Selain itu masih terdapat beberapa kewajiban tambahan seperti apabila auditor gagal memberikan opini yang sesuai sehingga merugikan klien, maka auditor wajib memberikan ganti rugi, dsb.

Sedangkan AICPA sendiri saat ini sudah tidak memiliki otoritas eksklusif sebagai badan pembuat standar karena telah digantikan oleh FASB dan PCAOB. Kolaborasi terbaru antara FASB dan AICPA mengajukan proposal bahwa AICPA berpartisipasi dalam proses pembuatan standar yang terpisah untuk perusahaan privat yang lebih kecil. Proposal ini dianggap berbahaya. Namun AICPA masih memiliki peran penting untuk membatasi apa yang disebutshopping for accounting principles yang menyebabkan ketatnya persaingan KAP untuk mendapatkan klien.

Di lain pihak, SEC yang mendapatkan kekuasaan dari pemerintah masih memegang peranan penting dalam pengaturan dan proses pembuatan standar. Peningkatan operasi SEC juga terlihat dengan

digunakannya Electronic Data Gathering, Analysis, and Retrieval System (EDGAR) untuk mengisi data financial secara elektronik. Seiring dengan perkembangan jaman, pihaknya juga memanfaatkan jaringan internet.

Saat ini, selain AICPA terdapat setidaknya tiga asosiasi yang berkepentingan dengan proses pembuatan standar di USA antara lain: American Accounting Association (AAA), Financial Executives International (FEI), danInstitue of Management Accountants (IMA).

Source: Harry I. Wolk, James L. Dodd, and John J. Royzycki. 2008. Accounting Theory, Conceptual Issues in a Political and Economic Environment 7th Edition. USA: Sage Publication

1. Summary : Konsekuensi Ekonomi 1ECONOMIC CONSEQUENCESDEFINISIEconomic Consequences yaitu konsep yang menyatakan bahwa disamping implikasi teori pasar sekuritas yang efisien, pemilihan kebijakan akuntansidapat mempengaruhi nilai perusahaan.Pemahaman konsep konsekuensi ekonomi dalam pemilihan kebijakanakuntansi merupakan hal penting karena beberapa alasan :Konsep itu sendiri merupakan hal yang menarik.Usul bahwa kebijakan akuntansi bukan merupakan persoalan, bertentangandengan pengalaman akuntan.Hadirnya konsekuensi ekonomi menimbulkan pertanyaan mengapa konsekuensiekonomi tersebut ada.Economic consequences adalah konsep yang menyatakan bahwa,walaupun bertentangan dengan implikasi teori pasar modal efisien, pilihan kebijakanakuntansi dapat mempengaruhi nilai perusahaan. Walaupun dengan implikasikebijakan teori pasar modal efisien, tampak bahwa pilihan kebijakan akuntansimemiliki konsekuensi ekonomi bagi pamakai laporan keuangan, walaupun tidaksecara langsung mempengaruhi aliran kas perusahaan.Esensi dari economic consequences adalah bahwa kebijakan akuntansidan perubahan kebijakan akuntansi tersebut merupakan suatu permasalahan(matter), terutama permasalahan bagi manajemen. Akan tetapi, apabila hal tersebutmerupakan permasalahan bagi manajemen, kebijakan akuntansi juga permasalahanbagi investor yang memiliki perusahaan karena manajer dapat mengubah hasiloperasi operasi perusahaan sesungguhnya dengan melakukan perubahan kebijakanakuntansi. 2. Summary : Konsekuensi Ekonomi 2MUNCULNYA KONSEKUENSI EKONOMISalah satu catatan yang paling meyakinkan mengenai keberadaankonsekuensi ekonomi terdapat pada artikel yang ditulis oleh Stephen Zeff (1978)yang berjudul: The Rise Of Economic Cosequences mendefinisikan konsekuensiekonomi sebagai dampak dari pelaporan akuntansi pada kebiasaan pembuatankeputusan dalam bisnis,pemerintah dan kreditur. Esensi dari defenisi tersebutadalah pelaporan akuntansi bisa mempengaruhi keputusan sesungguhnya yangdibuat oleh manajer dan lainnya, dibandingkan dengan hanya merefleksikan hasildari keputusankeputusan tersebut.Zeff mendokumentasikan beberapa kejadian di mana bisnis, asosiasiindustri, dan pemerintah berusaha untuk memengaruhi, atau telah mempengaruhi,standar akuntansi yang ditetapkan oleh Accounting Principal Board (pendahuluFASB) dan pendahulunya, Committee on Accounting Procedure (CAP).Alasan Lain Munculnya Konsekuensi

Ekonomi: Economic consequences muncul karena perusahaan melakukan kontrakseperti kompensasi eksekutif (executive compensation) dan kontrak utang(debt contract). Kebijakan akuntansi yang digunakan dapat merupakan sumber informasi yangpenting bagi investor. Manajer dapat menggunakan sumber informasi berupapilihan kebijakan akuntansi yang dipilih sebagai signal tentang informasi dalamdari perusahaan. Teori pasar modal efisien gagal menjelaskan perilaku pasar. Berdasarkan teoripasar modal efisien, suatu perubahan akuntansi direaksi oleh pasar hanyaapabila perubahan akuntansi tersebut berpengaruh terhadap arus kasperusahaan. Economic consequences diperlukan untuk mengetahui respon pasar atasperubahan kebijakan akuntansi walaupun perubahan kebijakan akuntansitersebut tidak berpengaruh secara langsung terhadap arus kas. Karena itu,economic consequences merupakan salah satu anomali pasar modal efisien.Teori akuntansi positif (PAT) adalah penjelasan terhadap adanya economicconsequences. 3. Summary : Konsekuensi Ekonomi 3TEORI AKUNTANSI POSITIF (PAT)PAT adalah teori yang berkaitan dengan prediksi tindakan atas adanyapilihan kebijakan akuntansi oleh manajer dan bagaimana manajer merespon suatustandar baru.Komponen PAT meliputi:1. Bonus Plan Hypothesis2. Debt Covenant Hypothesis3. Political Cost Hypothesis Bonus Plan Hypothesis Manajer yang memiliki program bonus akan memilihkebijakan akuntansi yang menggeser laba dari periode yang akan datang keperiode sekarang. Debt Covenant Hypothesis Semakin dekat perusahaan terhadap pelanggarankovenan utang berbasis akuntansi, semakin mungkin manajer memilih prosedurakuntansi yang menggeser laba dari periode yang akan datang ke periodesekarang. Political Cost Hypothesis Semakin besar biaya politik yang dihadapiperusahaan, semakin mungkin manajer memilih prosedur akuntansi yangmenggeser laba periode sekarang ke periode yang akan datang.ECONOMIC CONSEQUENCES: SFAS 8 DAN SFAS 52SFAS 8 Accounting for the Translation of Foreign Currency Transaction andForeign Currency Financial Statements dikeluarkan oleh FASB tahun 1975. Standarini menuntut penggunaan temporal method dalam penjabaran. Untuk memahamimetode ini, berikut ini terlebih dahulu dijelaskan perbedaan antara unsur nonmoneter(nonmoneter item) dan unsur moneter (moneter item).Unsur nonmoneter, terdiri atas persediaan dan aktiva tetap. Hal yang pokokyang menentukan masuk tidaknya suatu unsur sebagai unsur nonmonter adalahbahwa jumlah arus kas yang akan diterima mungkin berfluktuasi karena perubahankondisi pasar atau perubahan harga.Unsur moneter, terdiri atas kas, piutang dagang, utang dagang, dan utangobligasi. Hal pokok yang digunakan sebagai dasar untuk dimasukkan suatu unsur 4. Summary : Konsekuensi Ekonomi 4sebagai unsur moneter adalah bahwa jumlah yang diterima atau dibayar sudah tetapdan perubahan ekonomi tidak menyebabkan terjadinya perubahan jumlah.Dengan temporal method, unsur nonmoneter dijabarkan dengan historicalrate dan unsur moneter dijabarkan dengan current rate. Perubahan nilai tukar akanmenyebabkan jumlah unsur moneter akan berubah (sehingga memerlukanpenyesuaian), walaupun jumlah tersebut tidak berubah dalam neraca perusahaananak di luar negeri.Periode setelah dikeluarkannya SFAS 8 adalah periode dengan nilai tukarberfluktuasi. Dari tahun 1976 sampai dengan 1981, laba Massey-Ferguson Limited(sekarang Varity Corp) dipengaruhi oleh untung atau rugi penjabaran yang bervariasidari rugi US $90,912 juta dan untung US $190 juta. Kerugian sebelum penjabaranpada tahun 1981 adalah US $384,8 juta menjadi hanya US $194,8 juta karenaadanya keuntungan penjabaran US $190 juta. Manajemen Massey-Ferguson skeptisterhadap penerapan FASB 8 ini.Translation gain dan loss dimasukkan dalam rugi laba, manajemenkeberatan akan hal ini. Manajemen mempermasalahkan (tidak setuju) atasperlakuan terhadap unrealized gain/loss dari translation yang dimasukkan dalamperhitungan rugi laba. Cabang di

luar negeri tetap jalan, namun didolarkan sehinggarugi diakui, pada hal perusahaan tetap berjalan. Kinerja, yang digunakan sebagaidasar untuk menentuan gaji dan bonus, menjadi rendah. Berbeda dari translationgain dan loss, manajer tidak keberatan atas transaction gain dan loss dimasukkanke rugi laba. Hal ini terjadi karena trasaction gain dan loss sudah realized. Keberatanatas dimasukkannya translation gain dan loss (yang notabene unrealized) ke rugilaba memicu keluarnya SFAS 52 yang akhirnya memasukkannya ke neraca.Dari perjelasan di atas terlihat jelas bahwa manajemen perusahaanmultinasional melakukan intervensi terhadap badan penyusun standar. Reaksimanajemen Massey-Ferguson merupakan suatu contoh konsekuensi ekonomiseperti yang digambarkan oleh Zeff. Intervensi tersebut terlihat kuat sehinggadikeluarkannya SFAS 52 untuk mengubah sebagian SFAS 8.Hal inilah yang disebut Zeff sebagai delicately balanced, walaupun teoriekonomi lebih mendukung SFAS 8 dibandingkan SFAS 52. Sama seperti SFAS 8, 5. Summary : Konsekuensi Ekonomi 5RRA juga gagal karena opini manajemen. Manajemen mengkritik bahwa RRAmerupakan pengukuran yang tidak memadai.Telah dijelaskan di atas bahwa volatilitas net income dengan SFAS 8 akanmenaikkan decision usefulness apabila hal ini menggambarkan volatilitas operasiluar negeri. Namun apabila volatilitas tersebut hanya sekedar menghasilkan noisedalam net income, maka hal ini akan mengurangi decision usefulness. Hal ini akanmenjadi contoh lain tradeoff antara relevansi dan reliabilitas.Dalam konteks sistem informasi, semakin besar relevansi akanmengakibatkan probabilitas main diagonal meningkat, dan berdampak pada revisikeyakinan yang lebih besar dengan adanya pengumuman earning. Namun, noiseakan mengurangi probabilitas tersebut dan berdampak pada revisi keyakinanrendah. Pengaruh mana yang paling dominan akan menjadi pertanyaan empiris.Untuk menjawab pertanyaan tersebut, Collins dan Salatka (CS), 1993menguji ERC 27 perusahaan multinasional US selama penggunaan SFAS 8 (1976-1980) dan SFAS 52 (1983-1987). Selain itu, CS juga menggunakan control groupsebanyak 27 bukan perusahaan multinasional. Hasil riset ini menunjukkan bahwaSFAS 8 lebih noise daripada SFAS 52 karena ERC perusahaan dengan SFAS 52lebih tinggi. Hasil selengkapnya adalah: Rata-rata ERC sampel 27 perusahaan multinasional lebih rendah dalam SFAS 8daripada rata-rata ERC perusahaan yang sama dalam SFAS 52. Rata-rata ERC sampel 27 perusahaan lebih rendah dalam SFAS 8 daripadarata-rata ERC 27 control group perusahaan bukan multinasional dalam SFASyang sama. Rata-rata ERC sampel 27 perusahaan multinasional sama dalam SFAS 52dengan rata-rata ERC 27 control group perusahaan bukan multinasional dalamSFAS yang sama. Rata-rata ERC control group 27 perusahaan bukan multinasional sam dalamSFAS 8 dengan rata-rata ERC perusahaan yang sama dengan SFAS 52.FASB mengkaji kembali SFAS 8 dan mengeluarkan SFAS 52 ForeignCurrency Translation tahun 1981. Berikut ini dijelaskan berbagai hal yang berkaitandengan SFAS 52. 6. Summary : Konsekuensi Ekonomi 6Functional currency. Sebelum dijabarkan ke dollar sebagai mata uangperusahaan induk, laporan keuangan perusahaan anak yang bersifat self-sustaining(perusahaan yang secara keuangan dan operasional independen) harus ditentukandengan mata uang fungsional perusahaan anak tersebut. Akan tetapi, bagi anakperusahaan yang bersifat integrated foreign operation (misalnya perusahaan anak diInggeris (di Inggeris pound) menjual kembali barang produksinya ke AS (di ASdollar), maka laporan keuangan perusahaan anak harus ditentukan denganmenggunakan mata uang perusahaan induk, yaitu dollar. Perusahaan anak harusditentukan dengan menggunakan mata uang perusahaan induk, yaitu dollar.Current rate translation method. Setelah digunakan mata uang fungsional,maka laporan keuangan perusahaan anak harus dijabarkan ke mata uang induk(dollar), kecuali mata uang fungsional perusahaan anak adalah dollar, denganmenggunakan current rate

method. Hal ini dilakukan dengan mengalikan semuaunsur (kecuali ekuitas) dengan nilai tukar (ingat bahwa dalam SFAS 8 hanya unsurmoneter saja yang dijabarkan dengan current rate). Perbedaan hasil penjabaranantara SFAS 8 dan SFAS 52 disebut sebagai konsep exposure.Integrated foreign operations. Pengecualian penggunaan current methodberdasarkan SFAS 52 adalah bagi anak perusahaan dengan operasi luar negeriyang terintegrasi. Karena itu, bagi perusahaan dengan operasi luar negeri yangterintegrasi dinyatakan masih berlaku SFAS 8 dengan temporal method.Highly inflationary economies. Pengecualian lain penggunaan SFAS 52adalah perusahaan beroperasi di negara dengan kondisi ekonomi inflasi yang tinggi.Temporal method masih digunakan bagi anak perusahaan tersebut dan tidakmenggunakan SFAS 52. Kalau SFAS 52 digunakan, maka nilai neraca perusahaananak akan tidak rasional (disappearing asset phenomenon).Treatment of translation adjustments. Hal yang paling signifikan dalamSFAS 52 adalah berkaitan dengan perlakuan untung dan rugi penjabaran valas.Berdasarkan SFAS 8 hal ini akan dihapus segera, namun hal ini tidak disukai olehmanajemen seperti dalam kasus Massey-Ferguson. SFAS 52 menghindari masalahini dengan memasukkan penyesuaian penjabaran valas dalam other comprehensiveincome. 7. Summary : Konsekuensi Ekonomi 7Translation gain dan loss dimasukkan ke modal, bukan ke rugi laba, kecualianak perusahaan di luar negeri.HUBUNGAN ECONOMIC CONSEQUENCES DAN PASAR MODAL EFISIENTeori pasar modal efisien tidak mampu menjelaskan perubahan kebijakanakuntansi terhadap reaksi pasar, pada tidak ada pengaruh perubahan akuntansitersebut terhadap arus kas. Karena itu, economic consequences dikategorikansebagai anomali pasar modal efisien.Ada lagi anomali pasar modal efisien. Teori pasar modal efisienmemprediksi tidak ada reaksi pasar terhadap perubahan kebijakan akuntansi yangtidak berdampak terhadap profitabilitas dan arus kas. Apabila tidak ada reaksi pasar(terlihat dari tidak berubahnya cost of capital), hal ini menjadi tidak jelas mengapamanajemen dan pemerintah harus konsen terhadap kebijakan akuntansi yangdigunakan perusahaan. Dengan kata lain, teori pasar modal efisien mendukungpengungkapan penuh, termasuk pengungkapan kebijakan akuntansi. Namun,sekalipun kebijakan akuntansi diungkapkan, pasar tidak bereaksi karena pasar tidakmempermasalahkan perubahan nilai perusahaan hanya karena terjadi perubahanmetode akuntansi.Terlihat bahwa tiga kontituen laporan keuangan, manajemen, pemerintah,dan investor bereaksi terhadap artikel tentang kebijakan akuntansi. Namun reaksimanajemen mengejutkan sampai pada intervensi badan penyusun standar.Perbedaan reaksi ini merupakan bagian dari konsekuensi ekonomi, yaitu bahwapilihan kebijakan akuntansi dapat menjadi masalah walaupun tidak ada pengaruhnyaterhadap arus kas.REKONSILIASI ECONOMIC CONSEQUENCES DAN PASAR MODAL EFISIENKonsekuensi ekonomi merupakan anomali bagi pasar modal efisien. Hal initerjadi karena perubahan kebijakan akuntansi yang tidak berpengaruh terhadap aruskas memiliki konsekuensi ekonomi tetapi tidak direaksi oleh pasar. Bagi manajer,kebijakan akuntansi adalah suatu masalah (matter) karena dua hal. 8. Summary : Konsekuensi Ekonomi 81. Pertama, bonus manajer seringkali ditentukan berdasarkan variabel akuntansi.2. Kedua, kontrak dengan kreditor seringkali terkait dengan variabel akuntansi.Walaupun memiliki konsekuensi ekonomi, namun kebijakan akuntansi tersebuttidak sesuai dengan efisiensi pasar modal. Memang, konsekuensi ekonomi danefisiensi pasar modal tidak sejalan.Konsekuensi ekonomi dan efisiensi pasar modal dapat direkonsiliasi melaluiteori akuntansi positif yang didukung oleh teori keagenan. Teori ini menjelaskanmengapa perusahaan terlibat dengan kontrak yang variabelnya adalah angkaakuntansi.Penjelasan lain selain teori keagenan adalah karena

manajer tidak percayaterhadap teori pasar modal efisien. Manajer yakin bahwa reaksi investor dan biayamodal perusahaan dipengaruhi oleh kebijakan akuntansi apapun dampaknyaterhadap arus kas.

Anda mungkin juga menyukai