0 penilaian0% menganggap dokumen ini bermanfaat (0 suara)
135 tayangan10 halaman
Dokumen tersebut membahas tiga topik utama yaitu:
1. Teori Public Choice yang melihat negara dan politisi sebagai agen yang memiliki kepentingan pribadi dan bertindak rasional untuk mencapai tujuan pribadi mereka.
2. Konservatisme akuntansi yang bertujuan untuk mengakui dan mengukur aktiva serta laba dengan kehati-hatian untuk menghindari ketidakpastian dengan memilih metode akuntansi yang melaporkan laba dan aktiva lebi
Dokumen tersebut membahas tiga topik utama yaitu:
1. Teori Public Choice yang melihat negara dan politisi sebagai agen yang memiliki kepentingan pribadi dan bertindak rasional untuk mencapai tujuan pribadi mereka.
2. Konservatisme akuntansi yang bertujuan untuk mengakui dan mengukur aktiva serta laba dengan kehati-hatian untuk menghindari ketidakpastian dengan memilih metode akuntansi yang melaporkan laba dan aktiva lebi
Dokumen tersebut membahas tiga topik utama yaitu:
1. Teori Public Choice yang melihat negara dan politisi sebagai agen yang memiliki kepentingan pribadi dan bertindak rasional untuk mencapai tujuan pribadi mereka.
2. Konservatisme akuntansi yang bertujuan untuk mengakui dan mengukur aktiva serta laba dengan kehati-hatian untuk menghindari ketidakpastian dengan memilih metode akuntansi yang melaporkan laba dan aktiva lebi
Fakultas Ekonomika dan Bisnis Program Pascasarjana Yogyakarta ========================
Mata Kuliah : Akuntansi Sektor Publik Fasilitator : Abdul Halim
Dikerjakan oleh: Nama : Evan Gunara NIM : 359525
1. Public Choice Theory Teori Public Choice ini merupakan sebuah pendekatan ekonomi politik baru dimana dalam teori ini menganggap negara/pemerintah, politisi atau birokrat sebagai agen yang memiliki kepentingan sendiri. Teori Public Choice memusatkan perhatian pada aktor dimana aktor dipandang sebagai manusia yang mempunyai tujuan atau mempunyai maksud artinya aktor mempunyai tujuan dan tindakan tertuju pada upaya untuk mencapai tujuan tersebut, aktorpun dipandang mempunyai pilihan atau nilai serta keperluan. Teori pilihan rasional tidak menghiraukan apa yang menjadi pilihan atau apa yang menjadi sumber pilihan aktor, yang penting adalah kenyataan bahwa tindakan dilakukan untuk mencapai tujuan yang sesuai dengan tingkatan pilihan aktor. Artinya bahwa walaupun orang bertindak dalam pasar politis memiliki sejumlah kepedulian terhadap orang lain, tapi motif utama mereka adalah kepentingan pribadi. Walaupun banyak orang mendasarkan sejumlah tindakan mereka karena kepedulian mereka terhadap orang lain, motif dominan dalam tindakan orang di pasar baik mereka merupakan, pengusaha, pekerja, 2
maupun konsumen, adalah suatu kepedulian terhadap diri mereka sendiri. Ahli Ekonomi Pilihan Publik membuat asumsi yang sama bahwa walaupun orang bertindak dalam pasar politis memiliki sejumlah kepedulian terhadap orang lain, motif utama mereka adalah kepentingan pribadi. Sebagaimana yang di asumsikan oleh Muller bahwa manusia adalah makhluk yang egois, rasional dan selalu memaksimalkan manfaat serta bertekad memahami upaya yang menghubungkan cara-cara dan tujuan-tujuan seefektif mungkin.
Dalam model pilihan publik, politik tidak dipandang sekedar sebagai institusi-institusi dan proses-proses dimana individu berusaha memenuhi kebutuhan atau pilihan mereka yang terkait dengan barang-barang yang dibutuhkan banyak orang atau bersifat publik. Disini Politik dipandang bukan hanya sebagai arena memperoleh kekuasaan seperti yang digunakan dalam pendekatan politik murni; melainkan lebih dipandang sebagai arena permainan yang memungkinkan terjadinya pertukaran di antara warga negara, partai-partai politik, pemerintah dan birokrat. Aturan yang harus diikuti dalam permainan politik adalah konstitusi dan sistem pemilihan. Ada pun yang menjadi pemain dalam pasar politik adalah para pemilih sebagai konsumen atau pembeli barang-barang publik, dan wakil rakyat sebagai legislatif dan politikus, yang bertindak layaknya seorang wirausahawan yang menginterpretasikan 3
permintaan rakyat terhadap barang-barang publik dan mencarikan jalan sekaligus memperjuangkan agar barang-barang publik tersebut sampai pada kelompok-kelompok pemilih yang memilih mereka dalam pemilihan. Mitchell memandang bahwa pelaku diasumsikan memiliki sifat-sifat spesifik tertentu termasuk sekumpulan selera atau urutan preferensi dan kapasitas membuat keputusan-keputusan rasional atau kemampuan untuk memilih penyelesaian terefisien atas dilema pilihan yang dihadapinya. Teori pilihan publik ini terbagi dalam dua aliran yaitu teori pilihan publik normatif dan teori pilihan publik positif. Dalam aliran teori publik normatif ini merupakan proses menganalisa sifat-sifat dari sistem politik yang dianggap menguntungkan. Sejalan dengan Caporaso, Erani menekankan bahwa focus dari teori pilihan publik ini adalah pada isu-isu yang terkait dengan desain politik dan aturan-aturan politik dasar. Pendeknya teori ini berhubungan dengan kerangka kerja konstitusi yang mengambil tempat dalam proses politik. Teori pilihan publik positif berusaha untuk merancang penjelasan bagi aturan-aturan dan proses-proses pemilihan yang ada dan menelaah bagaimana konsekuensinya. Sumber: William F. Shugart II and Laura Razzolini
2. Konservatisme Konservatisme adalah prinsip dalam pelaporan keuangan yang dimaksudkan untuk mengakui dan mengukur aktiva dan laba dilakukandengan penuh kehati-hatian oleh karena aktivitas ekonomi dan bisnis yang dilingkupi ketidakpastian (Wibowo, 2002). Implikasi dari penerapan prinsip ini adalah pilihan metode akuntansi ditujukan pada metode yang melaporkan laba dan aktiva lebih rendah atau utang lebih tinggi. Peneliti lain, Basu (1997) mendefinisikan konservatisme sebagai praktik mengurangi laba (dan mengecilkan aktiva 4
bersih) dalam merespons berita buruk (bad news), tetapi tidak meningkatkan laba (meninggikan aktiva bersih) dalam merespons berita baik (good news). Praktik konservatisme bisa terjadi karena standar akuntansi yang berlaku di Indonesia memperbolehkan perusahaan untuk memilih salah satu metode akuntansi dari kumpulan metode yang diperbolehkan pada situasi yang sama. Misalnya, PSAK No. 14 mengenai persediaan, PSAK No. 17 mengenai akuntansi penyusutan, PSAK No. 19 mengenai aktiva tidak berwujud dan PSAK No. 20 mengenai biaya riset dan pengembangan. Akibat dari fleksibelitas dalam pemilihan metode akuntansi adalah terhadap angka-angka dalam laporan keuangan, baik laporan neraca maupun laba-rugi. Penerapan metode akuntansi yang berbeda akan menghasilkan angka yang berbeda dalam laporan keuangan. Widya (2004) telah meneliti penerapan akuntansi konservatif di indonesia. Widya (2004) melaporkan 76,9 % dari 75 perusahaan di BEJ pada periode 1995-2002 menerapkan akuntansi konservatif. Faktor-faktor yang menjelaskan praktik akuntansi konservatif adalah konsentrasi kepemilikan di Indonesia, kontrak utang, kos potlitis dan pertumbuhan. Semua faktor secara signifikan menjelaskan praktik akuntansi konservatif kecuali kontrak utang. Dahlia Sari (2004) meneliti peran akuntansi konservatif dalam mengurangi konflik antara pemegang saham dan pemegang obligasi pada saat pengumuman deviden. Hasil penelitian mendukung hipotesis penelitian bahwa konservatisme berperan dalam perusahaan yang menghadapi konflik pemegang saham-pemegang obligasi. Panman dan Zhang (2002) menjelaskan kualitas laba yang dihasilkan tergantung dari pertumbuhan investasi perusahaan. Pertumbuhan investasi yang temporer atau berfluktuasi akan menghasilkan tingkat pengembalian (rate of return) yang temporer atau berfluktuasi 5
sehingga menghasilkan kualitas laba yang rendah. Penerapan akuntansi konservatif akan menghasilkan laba yang berfluktuasi (tidak persisten). Studi determinan ERC diarahkan untuk mengidentifikasi factor-faktor yang mempengaruhi ERC. Studi determinan diawali dengan model penilaian nilai sekarang dari aliran kas yang standar dalam literature ekonomi dan keuangan (Kothari, 2001). Didalam usaha untuk menghubungkan laba dan return sekuritas, diasumsikan terdapat hubungan antara revisi ekspektasi laba oleh pasar dan aliran kas. Perubahan harga dalam merespons satu rupiah laba yang dihasilkan adalah satu rupiah laba ditambah dengan nilai sekarang dari revisi ekspektasi laba masa depan. Beberapa faktor yang diidentifikasi dalam studi sebelumnya meliputi persistensi laba, daya prediksi laba, pertumbuhan, dan struktur modal. Panman dan Zhang (2002) menemukan bahwa perusahaan yang menerapkan akuntansi konservatif dan pertumbuhan investasi temporer akan menghasilkan tingkat pengembalian yang temporer atau laba yang berfluktuasi. Penjelasannya adalah praktik akuntansi konservatif akan membebankan biaya mengakui rugi pada periode terjadinya, sebaliknya mengakui pendapatan dan keuantungan apabila benar-benar telah terealisasi, sehingga laba yang dihasilkan akan lebih rendah pada periode bersangkutan dibandingkan apabila perusahaan yang menganut prinsip yang lebih optimis. Apabila periode berikutnya tidak terjadi atau terjadi penurunan biaya, atau pendapatan telah terealisasi maka laba periode berikutnya akan dilaporkan lebih tinggi untuk perusahaan yang menganut prinsip konservatima. Sehingga laba yang dilaporkan untuk perusahaan yang menganut prinsip konservatisme cenderung lebih berfluktuatif dari pada perusahaan yang menganut prinsip akuntansi yang lebih optimis. 6
Laba yang berfluktuatif memiliki daya prediksi yang lebih rendah dari pada laba yang lebih stabil untuk memprediksi aliran kas masa depan. Sehingga laba perusahaan yang menerapkan prinsip akuntansi konservatif akan memilki daya prediksi yang lebih rendah dari pada laba perusahaan yang menerapkan prinsip akuntansi yang lebih optimis. Prinsip akuntansi konservatif cenderung membuat laba lebih berfluktuasi (Zhang dan Panman, 2002). Laba yang berfluktuasi akan atau tidak persisten akan memiliki daya prediksi yang rendah. Penurunan daya prediksi laba dapat mengakibatkan informasi laba tahun berjalan menjadi kurang bermanfaat dalam memprediksi laba masa depan.
3. Entity Theory Teori entitas menekankan pada konsep kepengelolaan stewardship dan pertanggungjawaban accountability dimana bisnis peduli dengan tingkat keberlangsungan usaha dan informasi keuangan usaha bagi pemilik ekuitas dalam rangka pemenuhan kebutuhan legal dan menjaga suatu hubungan baik dengan pemegang ekuitas tersebut dengan harapan mudah memperoleh dana di masa depan (Paton, 1962). Teori entitas dapat juga menjelaskan pengungkapan informasi yang ada di internet sehubungan dengan tanggungjawab dan akuntabilitas perusahaan ke pemegang saham, dan dalam rangka upaya untuk mencapai kebutuhan informasi pengguna, dimana kerangka peraturan yang ada telah mendorong perusahaan untuk memberikan informasi yang dibutuhkan pengguna secara simultan, dan internet menawatkan diri sebagai alat menyajikan informasi kepada pengguna dalam areal yang lebih luas dalam waktu yang sama (Khan, 2006). Berdasarkan Lymer et al., (1999), terdapat berbagai badan yang sangat aktif memperhatikan penyebaran informasi melalui media IFR, seperti IMF, IASB, International 7
Federation of Accountants (IFAD), Web Trust, COB (Francis), FASB, dan lainnya. Badan tersebut telah menyatakan potensi penyebaran informasi data akuntansi secara elektronik dengan berbagai cara. Menurut Kam (dikutip oleh Triyuwono, 2003), ide utama dari entity theory ini adalah memahami perusahaan sebagai entitas yang terpisah dari pemiliknya. Teori ini muncul dengan maksud mengurangi kelemahan- kelemahan yang ada dalam proprietary theory di mana pemilik menjadi pusat perhatian. Namun demikian, entity theory pada dasarnya tidak berbeda jauh dengan teori pendahulunya, proprietary theory. Dalam konteks teori ini, terdapat dua pandangan yang berbeda walaupun keduanya mengarah kepada konklusi yang sama, yaitu stewardship atau pertanggungjawaban (accountability). Versi pertama adalah versi tradisional yang memandang bahwa perusahaan beroperasi untuk keuntungan pemegang saham, yaitu orang-orang yang menanamkan dananya dalam perusahaan. Dalam hal ini, entitas bisnis memperlakukan akuntansi sebagai laporan kepada pemegang saham tentang status dan konsekuensi dari investasi mereka. Sementara itu versi kedua, yaitu pandangan yang lebih baru terhadap entity theory,menganggap bahwa sebuah entitas adalah bisnis untuk dirinya sendiri yang berkepentingan terhadap kelangsungan hidup dan perkembangannya. Meskipun kedua versi tersebut menempatkan entitas sebagai unit independen, namun terdapat sedikit perbedaan konsep di antara keduanya. Pandangan tradisional masih memposisikan pemegang saham sebagai partisipan (associates), sementara sudut pandang baru lebih memposisikan mereka sebagai pihak luar (outsiders). Namun demikian, hal ini tidak mempengaruhi muatan informasi dari laporan akuntansi yang disajikan oleh entitas tersebut. 8
Meskipun konsep entity theory merupakan pengembangan dari konsep proprietary theory, namun bila diinterpretasikan secara kritis (khususnya dalam konteks konsep kepemilikan), sebagian besar muatannya tetap berbasiskan pada aspek-aspek ideologis yang sama dengan konsep proprietary theory.Secara gamblang, Isgiyarta (2009, p.68) menjelaskan bahwa dalam entity theory, seharusnya utang mempunyai posisi yang sama sebagai sumber dana untuk memperoleh aktiva. Hal ini ditunjukkan dengan persamaan akuntansi sebagai berikut: Aktiva = Utang + Ekuitas
Turunan utang, yaitu bunga utang, seharusnya mempunyai posisi yang sama dengan posisi dividen. Namun dalam praktik akuntansi konvensional, posisi bunga utang pada laporan laba rugi ditempatkan dalam kelompok beban usaha. Posisi bunga yang ditempatkan sebagai bagian dari kelompok beban usaha merupakan konsep dari proprietary theory. Posisi utang dengan posisi ekuitas mempunyai posisi yang berlainan, yaitu utang merupakan pengurang aktiva. Dengan demikian maka turunan utang yaitu bunga utang mempunyai posisi yang tidak sama dengan dividen.
4. Proprietary Theory Ide dasar dari proprietary theory adalah usaha atau perusahaan merupakan perpanjangan tangan dari pemilik. Dalam konsep ini, aktiva merepresentasikan sesuatu yang dimiliki oleh pemilik dankewajiban merupakan utang yang harus ditanggung oleh pemilik. Lebih lanjut Isgiyarta (2009, p.89) menjelaskan bahwa dalam proprietary theory, perusahaan merupakan milik pemegang saham sehingga posisi utang akan mengurangi kekayaan 9
perusahaan dan bunga diperlakukan sebagai beban usaha. Dalam persamaan akuntansi, proprietary theory digambarkan sebagai berikut: Ekuitas = Aktiva - Utang
Dari persamaan akuntansi di atas terlihat bahwa utang merupakan pengurang aktiva dan antara utang dengan ekuitas mempunyai posisi yang berbeda terhadap aktiva. Dalam akuntansi konvensional, hal terpenting pada proprietary theory adalah aktiva bersih (aktiva utang) yang berarti pemilik lebih menekankan pada komponen laba rugi. Hal ini sejalan dengan salah satu prinsip dasar dari aliran kapitalisme, yaitu self- interest (kepentingan pribadi). Dalam hal ini pemilik memusatkan perhatian pada upaya untuk memaksimalkan laba atau keuntungan usaha yang pada akhirnya akan meningkatkan kekayaan pemilik. Di samping itu, konsep laba rugi pada akuntansi konvensional hanya mencakup pada aspek keuangan atau materi dan konsep ini memperkuat persepsi manusia bahwa kebahagiaan itu adalah berkaitan dengan perolehan materi.
5. Enterprise Theory Enterprise theory mempunyai pengertian, yang lebih luas dari entity theory. Enterprise theory dapat dilihat sebagai suatu social theory. Konsep ini sangat tepat diterapkan pada perusahaan perusahaan besar yang mau tidak mau harus mempertimbangkan dampak dari tindakan masyarakat luas. Dari segi akuntansi, ini berarti bahwa tanggung jawab dalam menyampaikan laporan yang baik tidaklah terbatas untuk pemegang saham dan kreditor saja tetapi juga pada kelompok kelompok tertentu secara umum.
10
6. Fund Theory Dalam teori dana, dasar akuntansi bukan teori proprietary maupun teori entitas, tetapi kelompok aset dan kewajiban dan restriksi terkait, disebut dana, yang mengatur penggunaan aset. Jadi, teori dana memandang unit bisnis terdiri atas sumber daya ekonomi (dana) serta kewajiban dan restriksi terkait mengenai penggunaan sumber daya. Unit akuntansi didefinisi dalam pengertian aset dan penggunaan aset yang telah dilakukan. Kewajiban menunjukkan serangkaian restriksi hukum dan ekonomi pada penggunaan aset. Sehingga, teori dana berorientasi aset dalam pengertian bahwa fokus utamanya adalah pada administrasi dan penggunaan aset secara memadai. Laporan sumber dan penggunaan dana, bukan neraca atau laporan keuangan, merupakan tujuan utama pelaporan keuangan. Laporan ini merefleksikan perilaku operasi perusahaan yang berkaitan sumber dan penggunaan dana.
7. Commander Theory Teori ini dikembangkan karena adanya ketidak mantapan adanya konsep artifisial seperti dana dan kesatuan. Pengendali juga merupakan sinonim dari manajemen. Manajemen membutuhkan informasi sedemikian sehingga ia dapat melaaksanakan fungsi pengendalian dan perencanaan sesuai dengan kehendak pemilik. Teori ini lebih banyak berhubungan dengan akuntansi manajemen dari pada akuntansi keuangan.
Rencana akumulasi yang dibuat sederhana: Bagaimana dan mengapa berinvestasi di bidang keuangan dengan membangun rencana akumulasi otomatis yang disesuaikan untuk memanfaatkan tujuan Anda