Anda di halaman 1dari 15

LAPORAN PENDAHULUAN CIDERA KEPALA BERAT A.

Pengertian Cidera kepala adalah cedera yang meliputi trauma kulit kepala, tengkorak dan otak. Cedera kepala paling sering dan penyakit neurologik yang serius diantara penyakit neurologik dan merupakan proporsi epidemic sebagai hasil kecelakaan jalan raya (Smeltzer & Bare 200 !. "esiko utama pasien yang mengalami cidera kepala adalah kerusakan otak akibat atau pembekakan otak sebagai respons terhadap cidera dan menyebabkan peningkatan tekanan inbakranial, berdasarkan standar asuhan kepera#atan penyakit bedah ( bidang kepera#atan Bp. "S$% %jojonegoro &emanggung, 200'!, cidera kepala sendiri dide(inisikan dengan suatu gangguan traumatik dari (ungsi otak yang disertai atau tanpa disertai pendarahan interslities dalam rubstansi otak tanpa diikuti terputusnya kontinuitas otak Cidera kepala adalah kerusakan neurologis yang terjadi akibat adanya trauma pada jaringan otak yang terjadi secara langsung maupun e(ek sekunder dari trauma yang terjadi (Syl)ia anderson *rice, +,'!. B. Etiologi Cidera kepala dapat disebabkan karena beberapa hal diantaranya adalah . .leh benda / serpihan tulang yang menembus jaringan otak misal kecelakaan, dipukul dan terjatuh. 2. &rauma saat lahir misal - se#aktu lahir dibantu dengan (orcep atau )acum. 0. 1(ek dari kekuatan atau energi yang diteruskan ke otak. 2. 1(ek percepatan dan perlambatan (akselerasi3deselerasi! pada otak. C. Patofisiologi Cidera kepala terjadi karena beberapa hal diantanya karena terjatuh, dipukul, kecelakaan dan trauma saat lahir yang bisa mengakibatkan terjadinya

gangguan pada seluruh sistem dalam tubuh. Bila trauma ekstra kranial akan dapat menyebabkan adanya leserasi pada kulit kepala selanjutnya bisa perdarahan karena mengenai pembuluh darah. 4arena perdarahan yang terjadi terus 5 menerus dapat menyebabkan hipoksia sehingga tekanan intra kranial akan meningkat. 6amun bila trauma mengenai tulang kepala akan meneyebabkan robekan dan terjadi perdarahan juga. Cidera kepala intra kranial dapat mengakibatkan laserasi, perdarahan dan kerusakan jaringan otak bahkan bisa terjadi kerusakan susunan syara( kranial tertama motorik yang mengakibatkan terjadinya gangguan dalam mobilitas. D. Manifestasi linis Cidera otak karena terkenanya benda tumpul berat ke kepala, cidera akut dengan cepat menyebabkan pingsan (coma!, yang pada akhirnya tidak selalu dapat disembuhkan. 4arena itu, sebagai penunjang diagnosis, sangat penting diingat arti gangguan )egetati( yang timbul dengan tiba3tiba dan cepat berupa sakit kepala, mual, muntah, dan puyeng. 7angguan )egetati( tidak dilihat sebagai tanda3tanda penyakit dan gambaran penyakit, namun keadaannya re)ersibilitas. *ada #aktu sadar kembali, pada umumnya kejadian cidera tidak diingat (amnezia antegrad!, tetapi biasanya korban/ pasien tidak diingatnya pula sebelum dan sesudah cidera (amnezia retrograd dan antegrad!. &imbul tanda3 tanda lemah ingatan, cepat lelah, amat sensiti(, negati(nya hasil pemeriksaan 117, tidak akan menutupi diagnosis bila tidak ada kelainan 117. 4oma akut tergantung dari beratnya trauma/ cidera. 8kibatnya juga beraneka ragam, bisa terjadi sebentar saja dan bisa hanya sampai menit. Catatan kesimpulan mengenai cidera kepala akan lebih kalau terjadi koma berjam3jam atau seharian, apalagi kalau tidak menampakkan gejala penyakit gangguan syara((. 9enurut dokter ahli spesialis penyakit syara( dan dokter ahli bedah syara(, gegar otak akan terjadi jika coma berlangsung tidak lebih dari jam. 4alau lebih dari jam, dapat diperkirakan lebih berat dan mungkin terjadi komplikasi kerusakan jaringan otak yang berkepanjangan.

E. Klasifi asi Berdasarkan 7CS maka cedera kepala dapat dibagi menjadi 0 gradasi yaitu cedera kepala derajat ringan , bila 7CS - 03 ', cedera kepala derajat sedang, bila 7CS - +3 2, Cedera kepala berat, bila 7CS kurang atau sama dengan , Cidera kepala diklasi(ikasikan menjadi dua . Cidera kepala terbuka 2. Cidera kepala tertutup . Cidera kepala terbuka :uka terbuka pada lapisan3lapisan galea tulang tempurung kepala duramater disertai cidera jaringan otak karena impressi (ractura berat. 8kibatnya, dapat menyebabkan in(eksi di jaringan otak. $ntuk pencegahan, perlu operasi dengan segera menjauhkan pecahan tulang dan tindakan seterusnya secara bertahap. !ra"t#ra Basis Cranii ;ractura ini dapat terletak di depan, tengah, atau di belakang. 7ejala (ractura di depan "hino li<uore disertai lesi di sinus3(rontalis pada ethmoidal, spenoidal, dan arachnoidal. *neunoencephalon, karena pada (ractura basis cranii udara dari sinus maksilaris masuk ke lapisan selaput otak encepalon. 9onokli haematoma, adalah haematoma pada biji mata, karena pada orbita mata dan biji lensa mata memberi gejala pendarahan intracranialis pula. ;ractura bagian tengah basis cranii antara lain memberi gejala khas menetesnya cairan otak bercampur darah dari telinga- otoli<uor, melalui tuba eustachii. 7ambaran rontgen sebagai tanda khas pada (ractura basis cranii selalu hanya memperlihatkan sebagian. 4arena itu, dokter3dokter ahli (orensik selalu menerima kalau hanya ada satu tanda3tanda klinik.

7ejala3gejala klinis lain yang dapat dilihat pada (ractura basis cranii antara lain anosmia (=!> gangguan penglihatan (==!> gangguan gerakan3 gerakan biji mata (===,=?, ?!> gangguan rasa di #ajah (?=!> kelumpuhan (acialis (?==!> serta ketulian bukan karena trauma octa)us tetapi karena trauma pada haemotympanon. *ada umumnya, 6. ?=== 3 @== jaringan sara( otak tidak akan rusak pada (ractura basis cranii. 4alau (ractura disebut (ractura impressio maka terjadi dislocatio pada tulang3tulang sinus tengkorak kepala. Aal ini harus selalu diperhatikan karena kemungkinan ini akibat contusio cerebri. 2. Cidera kepala tertutup *ada tulang kepala, termasuk di antaranya selaput otak, terjadi keretakan3keretakan. %alam keadaan seperti ini, timbul garis/linea (ractura sedemikian rupa sehingga menyebabkan luka pada daerah peri(eria a. meningia media, yang menyebabkan perdarahan arteri. Aaematoma dengan cepat membesar dan gambaran klinik juga cepat merembet, sehingga tidak kurang dari jam terbentuk haematomaepiduralis. *enentuan diagnosis sangat berarti lucidum intervalum (mengigat #aktu yang jitu dan tepat!. Badi, pada epiduralis haematoma, sebenarnya jaringan otak tidak rusak, hanya tertekan (depresi!. %engan tindakan yang cepat dan tepat, mungkin pasien dapat ditolong. *aling sering terdapat di daerah temporal, yaitu karena pecahnya pembulnh darah kecil/peri(er cabang3 cabang a. meningia media akibat (ractura tulang kepala daerah itu (C'D pada ;r. Capitis!. a. Epiduralis haematoma *ada (rontal, parietal, occipital dan (ossa posterior, sin. trans)ersus. ;oto rontgen kepala sangat berguna, tetapi yang lebih penting adalah penga#asan terhadap pasien. Saat ini, diagnosis yang cepat dan tepat ialah C& scan atau 8ngiogra(i. 4adangkala kita sangat terpaksa melakukan "Burr hole Trepanasi", karena dicurigai akan terjadi epiduralis haematoina. %engan ini sekaligus bisa didiagnosis dan

dekompresi, sebab terapi untuk epiduralis haematoma adalah suatu kejadian yang ga#at dan harus segera ditangani. b. Subduralis haematoma akut 4ejadian akut haematoma di antara durameter dan corteks, dimana pembuluh darah kecil sinus )ena pecah atau terjadi perdarahan. 8tau jembatan )ena bagian atas pada inter)al yang akibat tekanan lalu terjadi perdarahan. 4ejadiannya keras dan cepat, karena tekanan jaringan otak sehingga darah cepat tertuangkan dan memenuhi rongga antara durameter dan corteks. 4ejadian dengan cepat memberi tanda3 tanda meningginya tekanan dalam jaringan otak (&=4 E &ekanan =ntra 4ranial!. *ada kejadian akut haematoma, lucidum inter)alum akan terasa setelah beberapa jam sampai atau 2 hari. &anda3tanda neurologis3klinis di sini jarang memberi gejala epilepti(orm pada perdarahan dasar duramater. 8kut hematoma subduralis pada trauma kapitis dapat juga terjadi tanpa ;ractura Cranii, namun pembuluh darah arteri dan )ena di corteks terluka. *asien segera pingsan/ koma. Badi, di sini tidak ada "free interval time". 4adang3kadang pembuluh darah besar seperti arteri dan sinus dapat juga terluka. %alam kasus ini sering dijumpai kombinasi dengan intracerebral haematoma sehingga mortalitas subdural haematoma akut sangat tinggi (,0D!. c. Subrachnoidalis Haematoma 4ejadiannya karena perdarahan pada pembuluh darah otak, yaitu perdarahan pada permukaan dalam duramater. Bentuk paling sering dan berarti pada praktik sehari3hari adalah perdarahan pada permukaan dasar jaringan otak, karena ba#aan lahir aneurysna Fpelebaran pembuluh darahG. =ni sering menyebabkan pecahnya pembuluh darah otak. 7ambaran klinik tidak menunjukkan gejala3gejala penyakit tetapi terjadi gangguan ingatan karena timbulnya gangguan meningeal. 8kut =ntracerebralis Aaematoma terjadi karena pukulan benda tumpul di daerah korteks dan subkorteks yang mengakibatkan pecahnya )ena yang besar atau arteri pada jaringan otak. *aling sering terjadi dalam

subkorteks. Selaput otak menjadi pecah pula karena tekanan pada durameter bagian ba#ah melebar sehingga terjadilah Hsubduralis haematomaH, disertai gejala kliniknya. d. Contusio Cerebri %i antara yang paling sering adalah bagian yang berla#anan dengan tipe centralis 3 kelumpuhan 6. ;acialis atau 6. Aypoglossus, atau kelumpuhan syara(3syara( otak, gangguan bicara, yang tergantung pada lokalisasi kejadian cidera kepala. Contusio pada kepala adalah bentuk paling berat, disertai dengan gegar otak encephalon dengan timbulnya tanda3tanda koma, sindrom gegar otak pusat encephalon dengan tanda3tanda gangguan pernapasan, gangguan sirkulasi paru 3 jantung yang mulai dengan bradikardia, kemudian takikardia, meningginya suhu badan, muka merah, keringat pro(us, serta kekejangan tengkuk yang tidak dapat dikendalikan (decebracio rigiditas!. E. Pe$eri saan %iagnosti . Spinal @ ray 9embantu menentukan lokasi terjadinya trauma dan e(ek yang terjadi (perdarahan atau ruptur atau (raktur!. 2. C& Scan 9emeperlihatkan secara spesi(ik letak oedema, posisi hematoma, adanya jaringan otak yang in(ark atau iskemia serta posisinya secara pasti. 0. 9yelogram %ilakukan untuk menunjukan )ertebrae dan adanya bendungan dari spinal aracknoid jika dicurigai. 2. 9"= (magnetic imaging resonance! %engan menggunakan gelombang magnetik untuk menentukan posisi serta besar/ luas terjadinya perdarahan otak. '. &horaI @ ray $ntuk mengidenti(ikasi keadaan pulmo.

J. *emeriksaan (ungsi perna(asan 9engukur )olume maksimal dari inspirasi dan ekspirasi yang penting diketahui bagi penderita dengan cidera kepala dan pusat perna(asan (medulla oblongata!. C. 8nalisa 7as %arah 9enunjukan e(ekti(itas dari pertukaran gas dan usaha perna(asan. !. Pengo&atan *enderita trauma sara( spinal akut yang diterapi dengan $etil're%nisolon (bolus 00 mg/kg berat badan dilanjutkan dengan in(us ',2 mg/kg berat badan per jam selama 20 jam!, akan menunjukkan perbaikan keadaan neurologis bila preparat itu diberikan dalam #aktu paling lama , jam setelah kejadian (golden hour!. *emberian nalo son (bolus ',2 mg/kg berat badan dilanjutkan dengan 2,0 mg/kg berat badan per jam selama 20 jam! tidak memberikan perbaikan keadaan neurologis pada penderita trauma sara( spinal akut. 9etilprednisolon yang diberikan secara dini dan dalam dosis yang akurat, dapat memperbaiki keadaan neurologis akibat e(ek inhibisi terjadinya reaksi peroksidasi lipid. %engan kata lain, metilprednisolon bekerja dengan cara-

K K
membran.

9enyusup masuk ke lapisan lipid untuk melindungi (os(olipid dan komponen membran lain dari kerusakan. 9empertahankan kestabilan dan keutuhan

K
dekatnya.

9encegah perembetan kerusakan sel3sel lain di

K K
intraseluler.

9encegah berlanjutnya iskemia pascatrauma. 9emutarbalikkan proses akumulasi kalsiun

9enghambat pelepasan asam arakhidonat.

(. Konse' Ke'era)atan A. Peng a*ian %ata dasar pengkajian pasien tergantung tipe,lokasi dan keparahan cedera dan mungkin di persulit oleh cedera tambahan pada organ )ital a. 8kti(itas dan istirahat 7ejala - merasa lemah,lelah,kaku hilang keseimbangan &anda- *erubahan kesadaran, letargi, hemiparese, ataksia cara berjalan tidak tegap, masalah dlm keseimbangan, cedera/trauma ortopedi, kehilangan tonus otot. b. Sirkulasi 7ejala -*erubahan tekanan darah atau normal, *erubahan (rekuensi jantung (bradikardia,takikardia yg diselingi bradikardia disritmia! c. =ntegritas ego 7ejala - *erubahan tingkah laku atau kepribadian &anda - Cemas,mudah tersinggung,delirium,agitasi,bingung,depresi. d. 1liminasi 7ejala- =nkontensia kandung kemih/usus mengalami gangguan (ungsi e. 9akanan/cairan 7ejala - mual,muntah dan mengalami perubahan selera &anda - muntah,gangguan menelan (. 6eurosensori 7ejala-4ehilangan kesadaran sementara,amnesia seputar kejadian, )ertigo, sinkope,tinitus,kehilangan pendengaran, *erubahan dalam penglihatan seperti ketajamannya, diplopia, kehilangan sebagain lapang pandang, gangguan pengecapan dan penciuman

&anda - *erubahan kesadran bisa sampai koma, *erubahan status mental, *erubahan pupil, 4ehilangan penginderaan, Lajah tdk simetris, 7enggaman lemah tidak seimbang, 4ehilang(an sensasi sebagian tubuh. g. 6yeri/kenyamanan 7ejala- Sakit kepala dengan intensitas dan lokasi yg berbeda biasanya lama &anda- Lajah menyeringai,respon menarik pd ransangan nyeri, nyeri yang hebat,merintih. h. *erna(asan &anda- *erubahan pola na(as, na(as berbunyi, stridor, tersedak,ronkhi,mengi. i. 4eamanan 7ejala- &rauma baru/trauma karena kecelakaan &anda;raktur/dislokasi,gangguan penglihatan, 4ulit laserasi,abrasi,perubahan #arna,tandabatle disekitar telinga,adanya aliran cairan dari telin ga atau hidung, 7angguan kogniti(, 7angguan rentang gerak, %emam. B. Diagnosa e'era)atan . 7angguan per(usi jaringan b/ d oedema cerebri, meningkatnya aliran darah ke otak. 2. 6yeri b/ d peningkatan tekanan intra kranial. 0. *erubahan persepsi sensori b/ d penurunan kesadaran, peningkatan tekanan intra kranial.

C. Ren"ana As#+an Ke'era)atan Diagnosa 7angguan per(usi jaringan oedema cerebri, aliran ke otak. 3 darah T#*#an Inter,ensi 7angguan per(usi jaringan 3 *antau status tidak dapat diatasi setelah b/d dilakukan tindakan kepera#atan selama 2I 22 jam dengan 4A 9ampu mempertahankan tingkat kesadaran ;ungsi sensori dan motorik membaik. 9engukur kesadaran secara keseluruhan dan kemampuan untuk berespon pada rangsangan eksternal. 3 1)aluasi kemampuan membuka mata (spontan, rangsang nyeri!. *eningkatan tekanan darah sistemik yang diikuti dengan penurunan tekanan darah diastolik merupakan tanda 3 4aji respon motorik terhadap perintah yang peningkatan &=4 . *eningkatan ritme dan disritmia merupakan tanda adanya depresi %ikatakan sadar bila pasien mampu meremas atau melepas tangan pemeriksa. neurologis secara teratur. Rasional 9engkaji adanya kecenderungan pada tingkat kesadaran dan potensial peningkatan &=4 dan berman(aat dalam menentukan lokasi, perluasan dan perkembangan kerusakan SS* 9enentukan tingkat kesadaran

meningkatnya 3

sederhana.

atau trauma batang otak pada pasien yang tidak mempunyai kelainan jantung sebelumnya.

3 *antau &&? dan catat hasilnya.

6a(as yang tidak teratur menunjukan adanya peningkatan &=4 $ngkapan keluarga yang menyenangkan klien tampak mempunyai e(ek relaksasi pada beberapa klien koma yang akan menurunkan &=4 *embatasan cairan diperlukan untuk menurunkan .edema cerebral- meminimalkan (luktuasi aliran )askuler, tekanan darah (&%! dan &=4

3 8njurkan orang terdekat untuk berbicara dengan klien

3 4olaborasi pemberian cairan sesuai indikasi melalui =? dengan

alat kontrol 7angguan nyeri "asa nyeri berkurang b/d kepera#atan selama 2 I 22 jam dengan 4A pasien mengatakan nyeri berkurang. 3 *asien menunjukan skala nyeri pada angka 0. 3 1kspresi #ajah klien rileks. 3 Catat kemungkinan pato(isiologi yang khas, misalnya adanya in(eksi, trauma ser)ikal. 9eningkatkan rasa nyaman dengan menurunkan )asodilatasi. 3 &eliti keluhan nyeri, catat intensitasnya, lokasinya dan lamanya. 9engidenti(ikasi karakteristik nyeri merupakan (aktor yang penting untuk menentukan terapi yang cocok serta menge)aluasi kee(ekti(an dari terapi. *emahaman terhadap penyakit yang mendasarinya membantu dalam memilih inter)ensi yang sesuai.

rasa nyaman setelah dilakukan tindakan peningkatan kranial.

tekanan intra 3

3 Berikan kompres dingin pada kepala *erubahan persepsi penurunan kesadaran, peningkatan tekanan intra kranial. 3 ;ungsi persepsi sensori kembali normal setelah selama 0I 22 jam dengan 4A 3 mampu mengenali orang dan lingkungan sekitar. 9engakui adanya 3 1)aluasi secara teratur perubahan orientasi, kemampuan berbicara, alam perasaan, sensori dan proses pikir. ;ungsi cerebral bagian atas biasanya terpengaruh lebih dahulu oleh adanya gangguan sirkulasi, oksigenasi. *erubahan persepsi sensori motorik dan kogniti( mungkin akan berkembang dan menetap dengan perbaikan respon secara bertahap

sensori b/ d dilakukan pera#atan

perubahan dalam kemampuannya.

Semua sistem sensori dapat terpengaruh dengan adanya perubahan yang melibatkan peningkatan atau penurunan 3 4aji kesadaran sensori dengan sentuhan, panas/ dingin, benda tajam/ tumpul dan kesadaran terhadap gerakan. *asien mungkin mengalami keterbatasan perhatian atau pemahaman selama (ase akut dan penyembuhan. %engan tindakan ini akan membantu pasien untuk memunculkan komunikasi. 9engurangi kelelahan, kejenuhan 3 Bicara dengan suara yang lembut dan pelan. 7unakan kalimat pendek dan sederhana. *ertahankan kontak mata. 9emberikan perasaan normal tentang perubahan #aktu dan pola tidur. *endekatan antar disiplin ilmu 3 Berikan lingkungan tersetruktur rapi, dapat menciptakan rencana panatalaksanaan terintegrasi yang ber(okus pada masalah klien dan memberikan kesempatan untuk tidur "19 (ketidakadaan tidur "19 ini dapat meningkatkan gangguan persepsi sensori!. sensiti)itas atau kehilangan sensasi untuk menerima dan berespon sesuai dengan stimuli.

nyaman dan buat jad#al untuk klien jika mungkin dan tinjau kembali.

3 7unakan penerangan siang atau malam.

3 4olaborasi pada ahli (isioterapi, terapi okupasi, terapi #icara dan terapi kogniti(.

DA!TAR PU-TAKA
Doenges M.E. (1989) Nursing Care Plan, Guidlines for Planning Patient Care (2 nd ed ). Philadelpia, F. . Da!is Co"pan#. $ong% &C and Phipps '( (198)) Essential of Medical Surgical Nursing : A Nursing Process Approach *t. $ouis. C!. Mos+# Co"pan#. si,in - (1991) Simposium Keperawatan Penderita Cedera Kepala. Panatala,sanaan Penderita dengan lat &antu .apas, (a,arta. /arsono (1990) Kapita Selekta Neurologi, Gad1ah Mada 2ni!ersit# Press

Anda mungkin juga menyukai