Abstract
There are many Micro, Small, and Medium Enterprises (MSME) in Yogyakarta. This
research focus on handicraft industry especially for Mapping MSME in organization work
system. The analysis result was shown that as profile 63 respondents can be described that
(55.56% as male worker), education level (49.20% high school graduated), work duration
(68% least than 5 years), Graduation year (66.66% is over 1990s), Department (82.54%
work at design and production), and level course (41.27% never get course).
Main problem in complexity dimension is the MSME has simple criteria for quality,
production, order, and raw material inventory. Main problem in formalization dimension is
the MSME has simple standard form analysis for quality, production, order, and raw
material inventory. Main problem in centralization dimension is the owner has center for
decision making.
1. Pendahuluan
a. Latar Belakang
Usaha produksi skala mikro, kecil, dan menengah atau sering disebut sebagai Usaha
Mikro Kecil Menengah (UMKM) merupakan bagian dari perkembangan industri di Indonesia.
Pada masa krisis ekonomi tahun 1998-2001 yang lalu menunjukkan fakta, bahwa UMKM
secara umum justru lebih mampu bertahan hidup dan tumbuh sekitar 11% per tahun dibanding
industri skala besar yang hanya sekitar 6% per tahun (Deperindag RI, 2002). Sementara itu,
dalam data statistik yang dipublikasikan Kementrian Negara Koperasi dan UKM (2005),
perkembangan investasi UMKM tahun 2004-2005 mencapai 14,9%, lebih besar dari
perkembangan investasi usaha besar yang hanya 6,18%.
Penelitian sebelumnya, membahas tentang UMKM dalam menjalin jejaring dengan
pemasok dan konsumennya dengan bentuk dan cara yang beragam. Konsumen UMKM
sebagian merupakan konsumen langsung yang membeli dalam jumlah besar, sebagian adalah
para pedagang pengecer barang kerajinan, galeri, dan sebagian lagi adalah para eksportir.
Jejaring UMKM di luar rantai pasoknya antara lain adalah bank yang menawarkan berbagai
paket modal sekaligus program-program pembinaan UMKM, Pemerintah melalui Dinas
Perindustrian yang menawarkan berbagai program pembinaan UMKM, dan Lembaga Swadaya
Masyarakat (LSM) yang menawarkan berbagai program bantuan.
Penelitian lanjutan ini bermaksud menganalisis UMKM dari sisi internalnya yaitu
mengetahui ragam karakteristik dan permasalahan umum organisasi sistem kerja dari UMKM
ditinjau dari dimensi complexity, formalization, dan centralization. Complexity diukur dari
tingkat pembagian departemen secara vertikal dan horisontal, serta sistem komunikasi dan
pengendalian perusahaan. Formalization melihat perusahaan dari sisi: cara pengerjaan, prosedur
69
Jurnal Teknologi Industri Vol. XII No.1 Januari 2008: 69- 82
operasi baku (SOP), dan kondisi tempat kerja. Aspek yang ditinjau meliputi bidang produksi,
pengendalian kualitas, perencanaan produk, dan pembuatan desain. Centralization adalah
melihat aspek pengambilan keputusan serta tanggung jawab bila terjadi permasalahan dalam
UMKM tersebut.
b. Perumusan Masalah
Permasalahan yang akan diteliti adalah bagaimana ragam karakteristik dan permasalahan
umum organisasi sistem kerja dari UMKM ditinjau dari dimensi complexity, formalization, dan
centralization.
c. Tujuan Penelitian
Penelitian ini bertujuan untuk:
1) Mengidentifikasi ragam karakteristik UMKM kerajinan di DIY,
2) Mengidentifikasi permasalahan umum organisasi sistem kerja pada UMKM-UMKM di
DIY kerajinan di DIY.
3) Mengklasifikasi dan memodelkan organisasi sistem kerja pada UMKM-UMKM di DIY
berdasarkan dimensi complexity, formalization, dan centralization .
d. Manfaat Penelitian
Apabila model organisasi sistem kerja, dan permasalahan umum UMKM-UMKM yang
khas di suatu daerah, dalam hal ini UMKM kerajinan di Sleman dan Bantul DIY, telah
teridentifikasi dengan baik, maka permasalahan UMKM dapat diatasi dengan pendekatan yang
lebih sistemik dan menyeluruh.
Dengan demikian penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi pengembangan
UMKM secara menyeluruh di Sleman dan Bantul DIY. Pendekatan dan metode yang digunakan
dalam penelitian ini diharapkan dapat pula diadaptasi untuk daerah lainnya.
2. Tinjauan Pustaka
Hendrick & Kleiner (2001) menyatakan bahwa desain organisasi sistem kerja terdiri dari
3(tiga) dimensi, yaitu: complexity, formalization, dan centralization. Complexity berkaitan
dengan tingkat diferensiasi dan integrasi yang terdapat dalam sistem kerja. Diferensiasi
merupakan tingkat pembagian dalam sistem kerja sedangkan integrasi merupakan mekanisme
untuk menyatukan antar bagian dalam sistem kerja meliputi komunikasi, koordinasi dan
pengendalian.
Formalization adalah tingkat standarisasi dalam sistem kerja yang menggambarkan
keleluasaan gerak karyawan dalam menjalankan tugasnya. Dalam organisasi sistem kerja
dengan desain Formalization tinggi terdapat deskripsi tugas yang jelas, aturan-aturan yang ketat
dan prosedur kerja yang sangat jelas.
Centralization berhubungan dengan tingkat pemusatan dalam pengambilan keputusan
formal pada organisasi sistem kerja. Pada struktur sistem kerja dengan tingkat centralisasi yang
tinggi, karyawan dan supervisor level rendah hanya memberi input minimal dalam pengambilan
keputusan berkaitan dengan tugas-tugas yang dijalankannya. Sebaliknya, pada struktur sistem
kerja dengan tingkat centralisasi rendah (desentralisasi tinggi), keputusan didelegasikan pada
level bawah yang mempunyai keahlian penting.
Menurut Joyce & Woods (2003), kapabilitas dan kompetensi suatu organisasi UMKM
harus mampu merespon lingkungan yang terus berubah. Mengingat kecepatan perubahan
lingkungan yang tinggi, maka organisasi kerja yang secara naluri dapat merespon dengan cepat
perubahan tersebut yang akan berkembang baik. Di lain pihak, terdapat opini bahwa dibutuhkan
tingkat formalitas strategi dan pengembangan sistem organisasi yang semakin tinggi agar dapat
memberikan competitive advantage bagi organisasi.
70
Pemetaan Organisasi Sistem Kerja Usaha Mikro Kecil dan Menengah di Daerah Istimewa Yogyakarta
(Baju Bawono, Luciana Triani Dewi, Ign. Luddy Indra Purnama)
3. Metode Penelitian
a. Jenis dan Lokasi Penelitian
Penelitian dilakukan pada 15 UMKM dalam wilayah DIY. Penelitian ini adalah
penelitian terapan yang dilakukan di UMKM-UMKM kerajinan dalam wilayah DIY
sebagaimana ditunjukkan oleh Tabel 1.
Tahun
No. Nama Alamat Produk
berdiri
1. Sido Mukti Arts 2001 Jodag, Tlogoadi, Mlati, Kain batik tulis
Gallery (SM) Sleman 55286 dan Cap
2. Heraton Craft 1984 Palgading, Sinduharjo, Tas wanita, sandal,
(HC) Jl. Kaliurang Km. 10 ikat pinggang,
Ngaglik, Sleman kantong koin
3. Natural 2000 Besalen RT 06 RW 18, Produk dekoratif
Handicraft (NH) Baturetno, Banguntapan, Bantul akar wangi
4. Yanto Batik (YB) 1997 Pringgading Kidul, Topeng, souvenir,
RT 04/RW 34 (Kawasan miniatur barang
Perum. Guwosari Indah)
Guwosari, Pajangan, Bantul
5. Amulet Indonesia 1991 Jl. Kusumanegara 189, Souvenir,
(AI) Yogyakarta perlengkapan,
patung kayu
6. Agung Handicraft 1992 Desa Klurak Baru RT 05/III, Miniatur, terutama
(AG) Bokoharjo, Sleman kendaraan
7. Alam Raya (AR) 2004 Jl. Yogya Solo Km. 11, Relief, patung,
Mangunan, Kalitirto, loster, pedestal,
Brebah, Sleman fountain, ornamen
8. Didiy Craft (DC) 1989 Gang Mangga No. 50, Miniatur kapal,
Jl. Anggrek, Sambilegi telepon /radio, ,
Kidul, Maguwoharjo, Sleman produk dekoratif
9. CV Pandanus 1991 Jl. Anggrek 144 D, Furnitur dan
Internusa (PI) Sambilegi, Maguwoharjo, Barang-barang
Depok, Sleman Anyaman pandan
10. Mutiara Jati (MJ) 1999 Jl. Kasongan, Tirtonirmolo, Produk dekoratif
& Handycraft Kasihan, Bantul dan souvenir
71
Jurnal Teknologi Industri Vol. XII No.1 Januari 2008: 69- 82
Tabel 1. Lanjutan
11. D&D 1982 Jotawang, Jl. Imogiri Barat Tas, topi, box
Handycraft No. 1 Km. 3,5 Bangunharjo,
Collection (DD) Sewon, Bantul 55187
12. Acces (Ac) Tompeyan TR III Tas kain
RT 3/RW 8, Yogyakarta
13. Exis Collection 1984 Bugisan, Jl. Sugeng Jeroni 79 Tas, dompet,
(Ex) Yogyakarta ikat pinggang
14. Wahyu Art Jl. Ring Road Utara 19 Patung, relief, air
Stones (WAS) Yogyakarta mancur, lampu,
ornamen,
15. Garis Collection 1997 Jl. Tohpati, Nyutran Produk/souvenir
& Souvenirs MG II/1786, Tamansiswa, kain
(Grs) Yogyakarta 55151
b. Data
Data diambil dengan observasi ke beberapa UMKM kerajinan di DIY, melalui:
1) pengamatan langsung, untuk melihat aktivitas produksi dan manajemen yang dilakukan
oleh UMKM kerajinan, dan
2) wawancara dengan pemilik dan pekerja berdasarkan kuesioner yang telah dibuat, untuk
mengetahui ragam karakteristik dan permasalahan umum organisasi sistem kerja dari
UMKM ditinjau dari dimensi complexity, formalization, dan centralization.
c. Tahapan Analisis
Tahapan analisis dalam penelitian ini ditunjukkan oleh Gambar 1. Analisis tersebut
dilakukan untuk setiap UMKM yang diobservasi.
72
Pemetaan Organisasi Sistem Kerja Usaha Mikro Kecil dan Menengah di Daerah Istimewa Yogyakarta
(Baju Bawono, Luciana Triani Dewi, Ign. Luddy Indra Purnama)
Mulai
Selesai
60%
50%
40%
30%
20%
10%
0%
Bahan alam Kayu Kayu olahan Kain Kulit
mentah
73
Jurnal Teknologi Industri Vol. XII No.1 Januari 2008: 69- 82
100
93.65
80
Persentase
60
40
20
6.35
0
Internal Eksternal
Kategori Jenis Pekerjaan
60
55.56
50
Persentase
40 44.44
30
20
10
0
Wanita Pria
Kategori Jenis Kelamin
74
Pemetaan Organisasi Sistem Kerja Usaha Mikro Kecil dan Menengah di Daerah Istimewa Yogyakarta
(Baju Bawono, Luciana Triani Dewi, Ign. Luddy Indra Purnama)
Sebanyak 100 orang karyawan dari 15 UMKM yang ada, terdapat 63 orang karyawan
UMKM yang mengisi kuesioner mengisi secara lengkap sehingga layak untuk dianalisis lebih
lanjut. Dari Gambar 4 terlihat sebanyak 93,55% (59 orang) merupakan karyawan internal, serta
sisanya adalah karyawan eksternal. Sedangkan Gambar 5 menunjukkan profil karyawan
ditinjau dari jenis kelamin, jumlah karyawan wanita dan pria hampir sama, yaitu wanita 44,44%
(28 orang) dan pria sebanyak 55,56% (35 orang).
35
33.33
30
25.40
25
Persentase
20 15.87
15 11.11
10 6.35
4.76
5 1.59 1.59
0
Tidak SD SMP SMA SMK MTS D2 S1
Lulus
Kategori Tingkat Pendidikan
Dari 63 orang karyawan UMKM dapat dilihat dari Gambar 6 bahwa mayoritas karyawan
berpendidikan SMA/SMK yaitu sebanyak 33,33% (21 orang) berpendidikan SMA dan 15,87%
adalah lulusan SMK. Bahkan sekitar 11% adalah lulusan perguruan tinggi. Hal ini menunjukkan
bahwa tingkat pendidikan sudah mencukupi.
45
39.68
40
35
Persentase
30
23.81
25 20.63
20
15 11.11
10
3.17
5 1.59
0
0-12 13-60 61-90 91-120 >120
Tidak
Kategori Lama Waktu bekerja (bulan)
Dari 63 orang karyawan UMKM dapat dilihat dari Gambar 7 terlihat mayoritas karyawan
memiliki masa kerja 13-60 bulan yaitu sebanyak 39,68% (25 orang) bahkan 32 % memiliki
masa kerja lebih dari 5 tahun. Hanya sekitar 27% yang memiliki masa kerja kurang dari 1 tahun.
75
Jurnal Teknologi Industri Vol. XII No.1 Januari 2008: 69- 82
Hal ini menunjukkan bahwa pengalaman karyawan dan ketrampilan karyawan sudah terbilang
mencukupi.
90
80 82.54
70
Persentase
60
50
40
30
20 Admin
10 3.17 1.59 3.17 3.17 3.17
1.59 1.59
0
P+CS Produksi Produksi Kepala Gudang Marketing
Pemilik
Design Bagian
7. Profil Pekerja Ditinjau Tingkat Pelatihan 8. Profil Pekerja Ditinjau Bidang Pelatihan
45 60
39.68 49.21
40 50
41.27 41.27
35
Pers entas e
40
P ers entase
30
25
30
20
14.29
15 20
10 6.35
3.17 10 3.17
5 1.59
0 0
Tidak Nasional Regional Lokal Magang Tidak Manajemen Produksi Manajer
Pernah Pernah
Kategori Tingkat Pelatihan Kategori Bidang Pelatihan
Dari 63 orang karyawan UMKM, pada Gambar 9 bagian pertama terlihat mayoritas
karyawan yaitu sebanyak 41,27% (26 orang) tidak pernah mendapatkan pelatihan, dan
sebanyak 39,68% hanya mendapatkan pelatihan tingkat lokal. Hal ini menunjukkan bahwa
ketrampilan yang didapatkan karyawan boleh dikatakan didapat secara otodidak, atau hasil
magang dengan karyawan yang lebih senior. Gambar 9 bagian kedua menunjukkan bahwa
bidang pelatihan yang paling banyak diikuti adalah bidang produksi (49,21%) dan disusul
bagian manajemen (6,35%). Sisanya sebanyak 41,27% (26 orang) tidak pernah mendapatkan
pelatihan sama sekali.
76
Pemetaan Organisasi Sistem Kerja Usaha Mikro Kecil dan Menengah di Daerah Istimewa Yogyakarta
(Baju Bawono, Luciana Triani Dewi, Ign. Luddy Indra Purnama)
60
50 55.56
Persentase 40 44.44
30
20
10
0
Tidak Sesuai Sesuai
Kategori Tingkat Kesesuaian Pelatihan
c. Profil Organisasi
Analisis Profil Organisasi Sistem Kerja dikelompokan menjadi:
1) Aspek Complexity profil perusahaan (departemen vertikal, departemen horisontal,
spesialisasi tugas, rotasi kerja)
2) Aspek Kualitas: Complexity (item kualitas yang diuji, cara mengerjakan pengujian,
inspektor penguji), Formalization (SOP, dan tempat pengujian), Centralization
(masalah/kendala, solusi: mekanisme dan penanggung jawab)
3) Aspek Produksi: Complexity (aktivitas proses, waktu proses, operator, alat/mesin utama),
Formalization (SOP, dan tempat pengujian), Centralization (masalah/kendala, solusi:
mekanisme dan penanggung jawab)
4) Aspek Pengelolaan Order: Complexity (Jenis order, mekanisme), Formalization
(Ketersediaan form), Centralization (masalah/kendala, solusi: mekanisme dan penanggung
jawab)
5) Aspek Pengelolaan Bahan Baku: Complexity (Jenis bahan baku, mekanisme),
Formalization (Ketersediaan form, treatmen khusus, tempat), Centralization
(masalah/kendala, solusi: mekanisme dan penanggung jawab)
6) Aspek Pengelolaan Desain: Complexity (materi, personal, siklus desain, tingkat kesulitan),
Formalization (dokumentasi, tempat), Centralization (masalah/kendala, solusi: mekanisme
dan penanggung jawab)
77
Jurnal Teknologi Industri Vol. XII No.1 Januari 2008: 69- 82
Sedangkan untuk Rotasi Kerja, proporsi antara perusahaan yang melakukan rotasi dan
tidak hampir seimbang. Sebanyak 53,33% melakukan rotasi kerja, terutama untuk perusahaan
yang jumlah pekerjanya banyak, dan ketrampilan pekerjanya hampir merata.
80 40
33.33
66.67
Pers entas e
P e r s e n ta s e
60
26.67
30
20.00
40 20 13.33
33.33
20 10 6.67
0.00
0 0
Tdak Ada
Ada 0 1 2 3 4 5
Pembagian Departemen Vertikal Jumlah Departemen Horisontal
53.33
100 80.00 55
80
Pers entas e
50
60 46.67
40
20.00 45
20
0
40
Tidak Ada Ada Tidak Ada Ada
Spesialisasi Peker jaan Rotasi Kerja
78
Pemetaan Organisasi Sistem Kerja Usaha Mikro Kecil dan Menengah di Daerah Istimewa Yogyakarta
(Baju Bawono, Luciana Triani Dewi, Ign. Luddy Indra Purnama)
A s p e k K u a lita s
D im e n s i C o m p le x ity UMKM D im e n s i F o rm a liz a tio n
Ite m k u a lita s y a n g d iu ji S O P (T e rt u lis d a n T id a k
C a ra m e n g e rja k a n T e rtu lis )
In s p e k to r y a n g D im e n s i C e n tra liz a tio n T e m p a t M e n g u ji ( s e a d a n y a ,
m e la k u k a n kh usu s)
M a s a la h /K e n d a la
S o lu s i (M e k a n is m e d a n
p e n a n g g u n g ja w a b )
Gambar 12. Model Umum Organisasi Sistem Kerja UMKM pada Aspek Kualitas
Masalah/Kendala
Solusi (Mekanisme dan
penanggung jawab)
Gambar 13. Model Umum Organisasi Sistem Kerja UMKM pada Aspek Produksi
Aspek Perencanaan
Dimensi Complexity (Pengelolaan Order)
Dimensi Formalization
Jenis order (MTO/ UMKM
MTS) Ketersediaan Form (Order,
Pesanan Material, Perintah
Mekanisme (OK, Due Kerja, yang lain: keuangan)
Date)
Dimensi Centralization
Masalah/Kendala
Solusi (Mekanisme dan
penanggung jawab)
Gambar 14. Model Umum Organisasi Sistem Kerja UMKM pada Aspek Pengelolaan Order
79
Jurnal Teknologi Industri Vol. XII No.1 Januari 2008: 69- 82
Aspek Pengelolaan
Bahan Baku Dimensi Formalization
Dimensi Complexity
Jenis Bahan Baku UMKM Ketersediaan Form (Order,
Pesanan Material, Perintah
(kayu, serat, kain dan Kerja, yang lain: keuangan)
sebagainya) Treatment Khusus
Tempat: (khusus, seadanya)
Dimensi Centralization
Masalah/Kendala
Solusi (Mekanisme dan
penanggung jawab)
Gambar 15. Model Organisasi Sistem Kerja UMKM pada Aspek Pengelolaan Bahan Baku
Aspek Pengelolaan
Dimensi Complexity Desain
Materi Dimensi Formalization
Personal (pemilik, UMKM
Karyawan Khusus, Dokumentasi (khusus,
semua karyawan) seadanya, tidak ada)
siklus Desain Tempat (khusus,
(berkala/tidak, jangka seadanya)
waktu
Tingkat kesulitan
Dimensi Centralization
Masalah/Kendala
Solusi (Mekanisme dan
penanggung jawab)
Gambar 16. Model Organisasi Sistem Kerja UMKM pada Aspek Pengelolaan Desain
80
Pemetaan Organisasi Sistem Kerja Usaha Mikro Kecil dan Menengah di Daerah Istimewa Yogyakarta
(Baju Bawono, Luciana Triani Dewi, Ign. Luddy Indra Purnama)
penyelesaian produk akhir (Finishing). Hal ini menunjukkan bahwa masih banyak UMKM
yang masih kesulitan di bidang penjualan dan penyelesaian produk
4) Berdasarkan kriteria pengambilan keputusan: 100% (15 perusahaan) tergantung pada
pemilik untuk menyelesaikan permasalahan. Ini berarti bahwa, pemilih sangat penting dan
berpengaruh pada pengambilan keputusan untuk menyelesaikan permasalahan. Dengan
kata lain pemilik sebagai pusat (sentral pengambil keputusan bagi perusahaan).
b. Saran
Melalui hasil identifikasi ini hendaknya, dilanjutkan dengan mencari model penyelesaian
atau jalan keluar untuk mengatasi permasalahan yang muncul di UMKM.
81
Jurnal Teknologi Industri Vol. XII No.1 Januari 2008: 69- 82
Daftar Pustaka
Chopra, S. dan Meindl, P., 2004, Supply Chain Management: Strategy, Planning, and
Operations, 2nd ed., Pearson Education International, New Jersey.
Danusastro, L., 2006, Kinerja Pasar Kerajinan dan Kinerja Ekspor Kerajinan Dunia,
Dekranasda DIY.
Fletcher, D., 2002, A Network Perpective of Cultural Organising and “Professional
Management” in the Small, Family Business, Journal of Small Business and Enterprise
Development, 9(4), 400 – 415.
Goetsch, D.L. dan Davis, S.B., 2000, Quality Management: Introduction to Total Quality
Management for Production, Processing, and Services, 3rd ed., Prentice Hall International,
Inc., New Jersey.
Hendrick, H.W., dan Kleiner, B.M., 2001, Macroergonomics: An Introduction to Work System
Design, Human Factor and Ergonomics Society, Santa Monica
Institute of Industrial Engineers Georgia, 1991, Industrial Engineering Terminology, revised
ed., Industrial Engineering and Management Press, Georgia.
Joyce, P., Woods, A., 2003, Managing for Growth: Decision Making, Planning and Making
Change, Journal of Small Business and Enterprise Development, 10(2), 144-151
Kementrian Negara Koperasi dan UKM, 2005, Statistik Usaha Kecil dan Menengah Tahun
2004-2005, http://www.depkop.go.id.
Stone, M., 2003, SME e-Business and Supplier-Customer Relations, Journal of Small Business
and Enterprise Development, 10(3), 345 – 353.
Wikipedia, 2007, Euler Diagram, http://en.wikipedia.org/wiki/Image:EulerDiagram.svg.
Wikipedia, 2007, Pareto Chart, http://en.wikipedia.org/wiki/Image:Pareto.png.
82