Anda di halaman 1dari 5

ASPEK FISIKA KIMIA Secara kimiawi, aromaterapi yang termasuk dalam minyak atsiri tersusun dari campuran yang

rumit berbagai senyawa, namun suatu senyawa tertentu biasanya bertanggung jawab atas suatu aroma tertentu. Sebagian besar minyak atsiri termasuk dalam golongan senyawa organik terpena dan terpenoid yang bersifat larut dalam minyak (lipofil). Senyawa-senyawa kimia yang memiliki efek farmakologi dalam aromaterapi dapat digolongkan ke dalam berbagai golongan senyawa, yaitu : - golongan terpen alkohol : linalool, -terpineol, 4-terpineol, citronellol, neo-isopulegol dan isopulegol - golongan aldehida : benzaldehyde, citronellal, citral, dan geranial - golongan terpen eter : 1,8-cineole, myristicin dan safrole. - golongan ester : linalyl acetate, geranyl acetate, dan ester berantai karbon panjang (methyl myristate, methyl palmitate, methyl oleate dan methyl stearate) - golongan hidrokarbon terpen: -pinene, -pinene 3-carene, limonene -terpinene, humulene.

Sifat Fisika Minyak Atsiri Kebanyakan tanaman mengandung minyak atsiri, namun hanya beberapa tanaman aromatik yang disuling minyak atsirinya. Minyak atsiri yang disuling dari tanaman berbentuk cairan, ada yang kental, encer, bahkan pekat, biasanya mengandung resin dan berwarna merah kecoklatan, kuning cerah, maupun putih bening. Minyak atsiri sangat sensitif terhadap panas dan cahaya, sehingga minyak atsiri harus disimpan di tempat yang sejuk dan gelap. Sehubungan dengan penekanan proses pembongkaran oksigen yang terkandung pada minyak atsiri, maka minyak atsiri perlu mengalami perlakuan penempatan pada wadah yang sempit (Kazaz 2009). Kualitas dan kemurnian dari sifat fisis minyak atsiri dilihat dari besar spesific gravity pada suhu 15C yaitu antara 0,696 sampai 1,188. Spesific gravity minyak atsiri pada 15C/15C menunjukkan perbandingan antara berat minyak atsiri pada suhu 15C dengan volume air yang terkandung dalam minyak atsiri pada suhu 15C. Minyak atsiri disuling dengan hidrodestilasi ataupun steamdestilasi biasanya menggunakan suhu mesin 150C sampai 300C, meskipun komponennya dapat menguap dan memisah dari bahan pada suhu sekitar 100C. Komponen Kimia Minyak Atsiri Karakteristik kimia minyak atsiri dapat dianalisa menggunakan metode analisa gas chromatography. Komponen utama minyak atsiri adalah terpene (monoterpene, sesquiterpen), komponen yang mengandung oksigen(oxygenated compound) terdiri atas alkohol dan fenol (Monoterpen alkohol, sesquiterpene alkohol), aldehid, keton, ester (Guenther 1949). Kebanyakan minyak atsiri terdiri atas campuran atau perpaduan dari senyawa hidrokarbon (terpene, sesquiterpene, dan sebagainya) dengan senyawa yang mengandung oksigen (Alkohol, fenol , aldehid, keton), dan sedikit senyawa residu yang kental dan tidak dapat menguap, seperti parafin dan lilin. Terpene dan Sesquiterpene dapat menyebebkan minyak atsiri memiliki aroma yang khas, namun di samping terpene dan sesquiterpene, senyawa oksigen yang terkandung dalam minyak atsiri dapat membawa aroma pada minyak atsiri. Senyawa ini menyebabkan minyak atsiri dapat dengan mudah larut dalam pelarut organik (Benzen, toluene, alkohol), serta dapat memacu minyak atsiri untuk memiliki aktivitas antioksidan (Dongmo 2010). Minyak atsiri yang kaya akan senyawa monoterpene dapat diperoleh dari daun dan buah tanaman yang mengandung minyak atsiri, seperti lemon, kayu putih, mawar, cngkeh dan melati. Senyawa monoterpene yang banyak terkandung dalam minyak atsiri diantaranya Limonene, linalool, geraniol, eugenol, citral, terpeniol, sedangkan senyawa sesquiterpene yang banyak terkandung dalam minyak atsiri diantaranya phenil propanoid. Komponen minyak atsiri monoterpene memiliki ikatan rangkap, 10 atom karbon, sedangkan sesquiterpen memiliki 15 atom C. Di samping kedua senyawa di atas, senyawa penting lainya adalah Senyawa yang mengandung oksigen seperti Fenol dan Alkohol. Fenol yang terkandung dalam minyak

atsiri memiliki rantai karbon, dengan konsentrasi yang tinggi, sehingga minyak digunakan dalam konsentrasi rendah, dengan waktu yang singkat. Alkohol yang ada pada minyak atsiri adalah dalam bentuk monoterpene alkohol. oleh karena itu minyak atsiri berfungsi sebagai bahan antiseptik, anti jamur, dan anti virus , yang tidak memiliki efek samping, seperti iritasi kulit dan keracunan jika digunakan oleh manusia. Sedangkan sesquiterpene alkohol yang terkandung pada minyak atsiri, dapat memacu minyak atsiri untuk memiliki aktivitas anti alergi dan anti inflamantori (Dongmo 2011).

Komposisi Kimia Minyak Atsiri Pada umumnya perbedaan komposisi minyak atsiri disebabkan perbedaan jenis tanaman penghasil, kondisi iklim, tanah tempat tumbuh, umur panenan, metode ekstraksi yang digunakan dan cara penyimpanan minyak. Minyak atsiri biasanya terdiri dari berbagai campuran persenyawaan kimia yang terbentuk dari unsur karbon (C), Hidrogen (H), dan Oksigen (O). Pada umumnya komponen kimia minyak atsiri dibagai menjadi dua golongan, yaitu: 1. Hidrokarbon yang terutama terdiri dari persenyawaan terpen 2. Hidrokarbon teroksigenasi

A. Golongan Hidrokarbon Persenyawaan yang termasuk golongan ini terbentuk dari unsur Karbon (C), dan Hidrogen (H). Jenis Hidrokarbon yang terdapat dalam minyak atsiri sebagian besar terdiri dari monoterpen (unit isopren), sesquiterpen (3 unit isopren), diterpen (4 unit isopren), dan politerpen. B. Golongan Hidrokarbon Teroksigenasi Komponen kimia dari golongan ini terbentuk dari unsur Karbon (C), Hidrogen (H), dan Oksigen (O). persenyawaan yang termasuk dalam golongan ini adalah persenyawaan alkohol, aldehid, ester. Fenol. Ikatan Karbon yang terdapat dalam molekulnya dapat terdiri dari ikatan tunggal, ikatan rangkap dua dan ikatan rangkap tiga. Terpen mengandung ikatan tunggal dan ikatan rangkap dua. Senyawa terpen memiliki aroma kurang wangi, sukar larut dalam alkohol encer dan jika disimpan dalam waktu lama akan membentuk resin. Golongan hidrokarbon teroksigenasi merupakan senyawa yang penting dalam minyak atsiri karena umumnya aroma yang lebih wangi. Fraksi terpen perlu dipisahkan untuk tujuan tertentu, misalnya untuk pembuatan parfum, sehingga didapatkan minyak atsiri yang bebas terpen (Ketaren, 1985). Penyelidikan terhadap kandungan kimianya menunjukkan bahwa sebagian besar komponen minyak atsiri terdiri dari senyawa-senyawa yang hanya mengandung karbon dan hidrogen atau karbon, hidrogen dan oksigen yang tidak bersifat aromatik ataupun bersifat aromatik. Senyawa-senyawa yang tidak bersifat aromatik biasanya termasuk ke dalam golongan senyawa terpenoid. Senyawa terpenoid dalam minyak atsiri terdiri dari senyawa dengan jumlah atom C berjumlah 10 atau disebut dengan monoterpen dan atom C yang berjumlah 15 atau disebut dengan sesquiterpen. Fraksi yang paling mudah menguap dari hasil destilasi fraksinasi biasanya terdiri dari senyawa-senyawa monoterpen dengan jumlah atom C berjumlah 10. Sedangkan fraksi yang mempunyai titik didih lebih tinggi biasanya senyawa-senyawa sesquiterpen.

Pada minyak atsiri yang bagian utamanya terpenoid, biasanya terpenoid itu terdapat pada fraksi minyak atsiri yang tersuling uap. Zat inilah penyebab wangi, harum atau bau yang khas pada banyak tumbuhan. Secara ekonomi senyawa tersebut penting sebagai dasar wewangian alam dan juga untuk rempah-rempah serta sebagai senyawa citarasa dalam industri makanan (Harborne, 1987).

Anda mungkin juga menyukai