Anda di halaman 1dari 6

Definisi

Apa itu Septic Tank ?


Septic tank merupakan cara yang memuaskan dalam pembuangan ekskreta untuk kelompok kecil
yaitu rumah tangga dan lembaga yang memiliki persediaan air yang mencukupi, tetapi tidak memiliki
hubungan dengan sistem penyaluran limbah masyarakat (Chandra, 2007).
Septic tank merupakan cara yang terbaik yang dianjurkan oleh WHO tapi memerlukan biaya mahal,
tekniknya sukar dan memerlukan tanah yang luas (Entjang, 2000).

Pengertian
Dari definisi itu jadi bisa dikatakan Septic Tank adalah bak untuk menampung air limbah yang
digelontorkan dari WC (water closet), konstruksi septic tank ada disekat dengan dinding bata
dan diatasnya diberi penutup dengan pelat beton dilengkapi penutup kontrol dan diberi pipa hawa T
dengan diameter 1 , sebagai hubungan agar ada udara / oksigen ke dalam septictank sehingga
bakteri bakteri menjadi subur.

Fungsi Septic tank
- Sebagai penampungan air limbah & proses penghancuran kotoran - kotoran yang masuk, air limbah
ini akan mengalir ke rembesan/ sumur peresapan yang jaraknya tidak jauh dari septictank, begitu
juga penempatan septictank tidak terlalu jauh dari WC (water closet)
- Hubungan septictank dan rembesan, berupa pipa paralon yang diujungnya diberi lubang - lubang
agar aliran air limbah dapat merata pada lubang rembesannya.
- Tidak semua saluran air kotor dialirkan ke arah bak septictank, jadi aliran air limbah yang masuk ke
septictank hanya dari WC saja.

Sejarah
Septictank
Pada zaman dahulu pembuangan limbah manusia (feses) cukup dilakukan disungai, kolam atau
lubang galian sedalam 4 6 m untuk dijadikan WC sekaligus tempat pembuangan (cubluk). Sampai saat
ini pun sistem tersebut masih berjalan, terutama didaerah pedesaan atau pedalaman. Hal ini disebabkan
masih rendahnya pengetahuan masyarakat pedesaan tentang kesehatan. Selain itu, juga masih tersedianya
lahan kosong yang luas sehingga problem pencemaran air tanah masih relatif kecil. Bagaimana dengan
didaerah perkotaan dan perumahan yang lahannya?


Jenis-Jenis Septic Tank
Beberapa jenis septic tank dan cara kerjanya yang dapat menjadi pertimbangan Anda adalah:
1. Septic tank konvensional
Septic tank model ini menampung dan mengendapkan limbah dan membiarkannya terurai oleh
bakteri, cairan hasil akhir dari tanki ini akan diendapkan ke tanah melalui resapan khusus. Secara
berkala septic tank ini akan penuh dan harus disedot.







2. Septic tank biologis
Pada septic tank biologis, limbah akan terurai sampai aman untuk dimanfaatkan kembali, hingga
tidak perlu disedot lagi. Saat ini ada beberapa jenis septic tank biologis yang telah beredar di
pasaran, diantaranya:

a. Septic tank berbahan fiberglass
Septic tank jenis ini terdiri dari 3 bagian dengan fungsi yang berbeda-beda. Air limbah yang masuk ke
septic tank ini akan masuk di bagian pertama, kemudian disaring dan dialirkan ke bagian ke dua,
pada bagian kedua limbah diurai oleh bakteri dan dialirkan ke kotak ke tiga untuk diurai lebih lanjut.
Sisa penguraian dari bagian ke tiga akan dialirkan ke luar menuju saluran drainase umum setelah
melalui tabung disinfektan yang mensucihamakan limbah hingga aman.







b. Septic tank berbahan beton
Septic tank jenis ini terbuat dari beton yang juga terdiri 3 bagian, tapi dengan proses yang sedikit
berbeda dengan septic tank berbahan fiber glass. Pada septic tank jenis ini, limbah yang masuk di
bagian pertama akan disaring untuk memisahkan kotoran dengan tissue. Limbah dari bagian
pertama lalu dialirkan ke bagian ke dua untuk diproses oleh mikroorganisme yang memakan limbah
tersebut dan mengolahnya menjadi cairan. Limbah yang sudah berubah menjadi cairan di bagian ke
dua akan dialirkan ke bagian ke tiga untuk diendapkan kemudian diresapkan ke dalam tanah dan
dialirkan ke sistem drainase kota.







Secara teknis desain atau konstruksi utama septic tank sebagai berikut :
a. Pipa ventilasi. Pipa ventilasi secara fungsi dan teknis dapat dijelaskan sebagai berikut :
1. Mikroorganisme dapat terjamin kelangsungan hidupnya dengan adanya pipa ventilasi ini,
karena oksigen yang dibutuhkan untuk kelangsungan hidupnya dapat masuk ke dalam bak
pembusuk, selain itu juga berguna untuk mengalirkan gas yang terjadi karena adanya proses
pembusukan. Untuk menghindari bau gas dari septick tank maka sebaiknya pipa pelepas
dipasang lebih tinggi agar bau gas dapat langsung terlepas di udara bebas (Daryanto, 2005).

2. Panjang pipa ventilasi 2 meter dengan diameter pipa 175 mm dan pada lubang hawanya
diberi kawat kasa (Machfoedz, 2004).
b. Dinding septic tank:
Dinding septic tank dapat terbuat dari batu bata dengan plesteran semen (Machfoedz,2004)
Dinding septic tank harus dibuat rapat air (Daryanto, 2005)
Pelapis septic tank terbuat dari papan yang kuat dengan tebal yang sama (Chandra, 2007).
c. Pipa penghubung:
Septic tank harus mempunyai pipa tempat masuk dan keluarnya air (Chandra, 2007).
Pipa penghubung terbuat dari pipa PVC dengan diameter 10 atau 15 cm (Daryanto, 2005)


d. Tutup septic tank:
Tepi atas dari tutup septic tank harus terletak paling sedikit 0,3 meter di bawah permukaan tanah
halaman, agar keadaan temperatur di dalam septic tank selalu hangat dan konstan sehingga
kelangsungan hidup bakteri dapat lebih terjamin (Daryanto,2005).
Tutup septic tank harus terbuat dari beton (kedap air) (Machfoedz, 2004).

Dimensi Tangki Septik
Dalam merancang tangki septic tentu perlu untuk mengetahui dimensi tangki septic yang akan
dibuat. Berikut tabel yang bisa dijadikan acuan

*keterangan : 2 dan 3 tahun adalah waktu pengurasan tangki septic

Jarak Tangki Septik dan Bidang Resapan
Agar buangan (kotoran) yang dialirkan mengalami proses demineralisasi, proses penguraian
suatu senyawa organik sehingga hasil penguraiannya tidak lagi menimbulkan efek yang
merugikan, terutama bagi lingkungan secara baik, maka tangki septic perlu dilengkapi dengan
sumur resapan



Mekanisme Kerja Septic Tank

Septic tank terdiri dari tangki sedimentasi yang kedap air, sebagai tempat tinja dan air
buangan masuk dan mengalami dekomposisi. Di dalam tangki ini tinja akan berada selama
beberapa hari. Selama waktu tersebut tinja akan mengalami 2 proses (Notoatmodjo, 2003):
a. Proses kimiawi

Akibat penghancuran tinja akan direduksi dan sebagian besar (60-70%) zat-zat padat akan
mengendap di dalam tangki sebagai sludge. Zat-zat yang tidak dapat hancur bersama-sama
dengan lemak dan busa akan mengapung dan membentuk lapisan yang menutup
permukaan air dalam tangki tersebut. lapisan ini disebut scum yang berfungsi
mempertahankan suasana anaerob dari cairan di bawahnya, yang memungkinkan bakteri-
bakteri anaerob dapat tumbuh subur, yang akan berfungsi pada proses berikutnya.

b. Proses biologis

Dalam proses ini terjadi dekomposisi melalui aktivitas bakteri anaerob dan fakultatif
anaerob yang memakan zat-zat organik dalam sludge dan scum. Hasilnya, selain
terbentuknya gas dan zat cair lainnya, adalah juga pengurangan volume sludge, sehingga
memungkinkan septic tank tidak cepat penuh. Kemudian cairan enfluent sudah tidak
mengandung bagian-bagian tinja dan mempunyai BOD yang relatif rendah.
Cairan enfluent ini akhirnya dialirkan keluar melalui pipa dan masuk ke dalam tempat
perembesan.

Pemeliharaan






Tangki septik hanya menerima buangan kakus / tinja saja, tidak untuk air bekas (mandi dan cuci)
Pengurasan tangki septic dilakukan secara berkala setiap 3 tahun sekali
Tidak membuang bahan-bahan kimia berbahaya kedalam tangki septik, seperti insektisida, karbol
pembersih lantai, pemutih pakaian.
Lumpur tinja hasil pengurasan tangki septik masih berbahaya bagi manusia dan lingkungan,
pengurasan sebaiknya dilakukan oleh orang / petugas yang mempunyai peralatan penguras yang
memenuhi syarat.
Lumpur hasil pengurasan tidak boleh dibuang ke sungai, atau ketempat terbuka akan tetapi harus
dibuang ketempat yang telah direncanakan untuk menampung lumpur tinja (misal Instalasi Pengolah
Lumpur Tinja /IPLT).

Peresapan
Fungsi dari peresapan adalah untuk meresapkan air yang berasal dari septictank ke dalam tanah.
Hal-hal yang perlu diperhatikan berkaitan dengan peresapan :
1. Jarak minimal peresapan dengan sumur minimal 15 meter. Perlu diperhatikan bahwa jarak
tidak hanya terhadap sumur kita sendiri tetapi juga terhadap sumur tetangga
2. Pilih letak peresapan pada tanah yang berpasir (kondisi yang ideal). Prinsipnya adalah
carilah tanah yang mudah meresapkan air.

Anda mungkin juga menyukai