Gambar 1.1 Goldich Weathering Series 1.1.1 Pengertian Goldich weathering series secara umum adalah menjelaskan tentang urutan daya tahan mineral terhadap pelapukan. Seri ini merangkum resistensi relatif mineral terhadap pelapukan umum pembentuk batuan silikat, dan menunjukkan bahwa mineral yang mengkristal pada suhu tertinggi, di bawah kondisi yang paling anhidrat, lebih mudah lapuk daripada mineral yang mengkristal terakhir pada suhu yang lebih rendah. (www.mindat.org) Goldich Weathering series adalah cara untuk memprediksi stabilitas relatif atau tingkat pelapukan berbagai mineral di permukaan bumi. SS Goldich menyusun seri pelapukan pada tahun 1938 setelah mempelajari profil tanah. Ia menemukan bahwa mineral yang terbentuk pada suhu tinggi dan tekanan yang lebih tinggi akan kurang stabil di permukaan dibandingkan dengan mineral yang terbentuk pada suhu dan tekanan yang lebih rendah. Pola ini mengikuti pola yang sama seperti seri reaksi Bowen, dengan mineral yang pertama mengkristal adalah mineral pertama yang mengalami pelapukan kimia. (en.wikipedia.org)
1.1.2 Siklus Sedimen Pelapukan Terjadi pelapukan secara mekanik dan kimia batuan yang tersingkap di permukaan bumi menghasilkan produk sedimen berupa kerikil, pasir, lumpur, tanah liat, ion larut. Transportasi Transporasi oleh aliran, gelombang, angina dan gletser sehingga terjadi pemilahan dan pembundaran partikel sedimen dan menghasilkan struktur sedimen. Deposisi Pada lapisan horizontal sering terbentuk cross-bedding. Kompaksi - mengurangi air dalam ruang pori, - menekan partikel kohesif bersama-sama, Sementasi - oleh pengendapan ion terlarut dari air dalam ruang pori - silika, kalsit, dan hematit adalah semen yang paling umum Batuan sedimen dapat terkena uplift dan erosi untuk memulai siklus itu lagi. 1.1.3 Pelapukan Pelapukan Mekanik Batuan rusak dan terkelupas menjadi fragmen yang berukuran kecil. Unloading Rekahan yang dalam pada batuan oleh tekanan. Frost Wedging Air di celah batuan mengembang ketika membeku dan dan retakan terbuka ketika air mencair. Root wedging Akar-akar pohon yang tumbuh mengembang dan membentuk celah yang lebih besar. Pelapukan Kimia Mineral secara kimiawi diubah menjadi mineral-mineral baru dan produk sampingan. 1.1.4 Karakteristik Mineral dalam Goldich Weathering Series
Gambar 1.2 Goldich Weathering Series
Gambar 1.3 Ubahan Mineral yang Terlapukan dalam Goldich Weathering Series
Pada goldich weathering series menjelaskan tentang Ketahan mineral umum silikat terhadap pelapukan. Merupakan Bowens Reaction Series yang terbalik. Dimana pada gambar Goldich Weathering Series terpapar bahwa urutan mineral dari atas ke bawah yang semakin mudah mengalami pelapukan. Pelapukan dalam hal ini dapat terjadi pada sebuah batuan yang mengandung mineral mineral yang ada di Goldich Weathering Series yang tersingkap ke luar permukaan bumi akibat proses weathering. Dalam gambar tersebut terlihat bahwa mineral kuarsa adalah mineral yang sangat tahan terhadap pelapukan karena resistennya. Dan olivine merupakan mineral yang mudah mengalami pelapukan. Pelapukan mineral mineral yang ada dalam gambar Goldich Weathering Series, terlihat bahwa karakteristik karakteristik mineralnyan antara lain: a. Mineral kuarsa adalah mineral yang sangat tahan terhadap pelapukan karena resistennya. Dimana dalam batuan sedimen klasti kuarsa tetap ditemukan dalam keadaan mineral kuasra. b. Mineral Feldspar ketika terlapukan biasanya ditemukan di clay stone, dimana mengandung clays mineral dengan banyak kandungan unsur K, Na dan Ca. c. Mineral Muscovite mica ketika mengalami pelapukan akan berubah menjadi clays minerals K ions. d. Calcite akan berubah menjadi Ca atauCO ions.
1.2 Diagram Hjulstrom 1.2.1 Pengertian Diagram Hjulstrom menunjukkan hubungan antara kelajuan aliran air dengan ukuran butir. Diagram ini di tunjukkan oleh Hjulstrom pada tahun 1939. Ada dua garis utama dalam diagram ini. Garis yang di bawah menunjukkan hubungan kelajuan aliran dan partikel yang telah berada dalam keadaan bergerak. Kemudian yang atas menunjukkan kelajuan yang dibutuhkan untuk menggerakkan partikel yang berada dalam keadaan diam. Pada bagian kanan kedua garis tampak lebih sejajar dibandingkan dengan yang di sebelah kiri. Garis atas menunjukkan kelengkungan dibanding dengan garis di bawah. Ini menunjukkan bahwa, dalam keadaan diam, partikel seperti claydan silt membutuhkan kelajuan yang lebih besar dibandingkan pasir untuk dapat digerakkan oleh aliran. Hal ini disebabkan oleh sifat dari mineral lempung yang adhesif. Sekali mineral-mineral lempung ini terendapkan, maka mineral-mineral ini akan salin menempel. Hal inilah yang menyebabkan partikel- pertikel lempung lebih sulit terangkut.
Gambar 1.4 Diagram Hjulstrom
Diagram Hjulstrm, menunjukkan hubungan antara kecepatan aliran dan transportasi butir-butir lepas. Ketika butir telah terendapkan, diperlukan energi yang lebih tinggi untuk mulai menggerakkannya daripada menjaganya tetap bergerak ketika telah bergerak. Sifat kohesif partikel lempung mengartikan bahwa sedimen berbutir halus memerlukan kecepatan yang lebih tinggi untuk mengerosi kembali sedimen ini ketika sedimen ini terendapkan, khususnya ketika terkompaksi. (dari Earth, edisi kedua oleh Frank Press dan Raymond Siever. 1974, 1978, dan 1986 oleh W.H. Freeman and Company). Partikel halus dalam aliran, sebagaimana yang ditunjukkan oleh diagram Hjulstrm, memiliki konsekuensi penting untuk pengendapan dalam lingkungan pengendapan alami. Lempung dapat tererosi dalam semua kondisi kecuali air yang menggenang, tapi lumpur dapat terakumulasi dalam semua kondisi dimana aliran berhenti mengalir dengan waktu yang cukup untuk partikel lempung terendapkan: aliran yang kembali mengalir tidak akan menaikkan kembali endapan lempung kecuali kecepatannya relatif tinggi. Diagram Hjulstrm adalah diagram yang menunjukkan hubungan antara kecepatan aliran air dan ukuran butir (Hjulstrm 1939). Ada dua garis utama pada grafik. Garis yang lebih rendah menunjukkan hubungan antara kecepatan aliran dan partikel yang siap akan bergerak. Ini menunjukkan bahwa kerakal akan berhenti di sekitar 20-30 cm/s, butirpasir sedang pada 2-3 cm/s, dan partikel lempung ketika kecepatan aliran adalah secara efektif nol. Oleh karena itu ukuran butir partikel di dalam aliran dapat digunakan sebagai petunjuk kecepatan pada waktu pengendapan sedimen jika terendapkan sebagai partikel-partikel terisolasi. Garis kurva bagian atas menunjukkan kecepatan aliran yang diperlukan untuk mengerakkan partikel dari kondisi diam. Pada setengah bagian kanan grafik, garis ini sejajar dengan garis yang pertama tapi untuk ukuran butir tertentu diperlukan kecepatan yang lebih besar untuk memulai pergerakan daripada untuk menjaga partikel tetap bergerak. Pada sisi kiri diagram terdapat garis divergen yang tajam: secara intuisi, partikel lanau yang lebih kecil dan lempung memerlukan kecepatan yang lebih besar untuk menggerakkannya daripada pasir. Hal ini dapat dijelaskan melalui sifat mineral lempung yang akan mendominasi fraksi halus dalam sedimen. Mineral lempung bersifat kohesif dan sekali terendapkan akan cenderung merekat bersama, membuatnya lebih sulit untuk naik ke dalam aliran daripada butir-butir pasir.