Anda di halaman 1dari 5

Korosi merata (uniform corrosion) adalah korosi yang terjadi secara serentak

diseluruh permukaan logam, oleh karena itu pada logam yang mengalami korosi merata
akan terjadi pengurangan dimensi yang relatif besar per satuan waktu. Kerugian
langsung akibat korosi merata berupa kehilangan material konstruksi, keselamatan kerja
dan pencemaran lingkungan akibat produk korosi dalam bentuk senyawa yang
mencemarkan lingkungan. Sedangkan kerugian tidak langsung, antara lain berupa
penurunan kapasitas dan peningkatan biaya perawatan (preventive maintenance)
Jenis korosi ini dapat diketahui dengan baik karena tampilanya serangannya yang menyeluruh
dan seragam di semua permukaan logam. Korosi ini terjadi jika lingkungan korosif mempunyai
akses yang sama ke seluruh bagian dari permukaan logam dan secara thermodinamika
logamnya harus mempunyai komposisi kimia yang sama. Akan tetapi kondisi ini tidak berlaku
umum. Pada umumnya korosi merata ini tidak mempunyai sifat protektif mandiri yang baik,
sehingga mekanisme korosi di semua tempat berlangsung tanpa hambatan yang berarti. Sebagai
contoh korosi merata pada baja karbon rendah dalam larutan berair, mekanismenya dapat
dijelaskan seperti di bawah ini: [Harsisto, 2005]
1. Pada awalnya ada interaksi antara larutan berair dengan permukaan baja yang bebas
membentuk sel korosi mikro yang bersifat elektrokimia, dimana butir kristal logam akan
bertindak sebagai katoda karena mempunyai energi yang relatif lebih rendah daripada unsur
karbondan atau senyawa karbida dibatas butir.
2. Reaksi elektrokimia lebih lanjut akan terjadi antara butir kristal sebagai anoda karena
mempunyai energi yang lebih tinggi daripada produk korosi tahap pertama.
3. Produk korosi yang sifatnya tidak melekat pada permukaan logam dasar, akan mengakibatkan
reaksi korosi secara elektrokimia berlangsung berkelanjutan.
Kerugian korosi merata ini besar karena jumlah logam yang terkorosi besar, sedangkan
keuntungannya adalah mudah dilihat secara visual dan umur logam mudah ditentukan sehingga
korosi ini mudah dikendalikan.
Contoh dari korosi merata adalah korosi yang terjadi di atmosfir dan korosi pada logam dalam
larutan asam. Kerugian yang ditimbulkan akibat korosi merata cukup besar karena jumlah logam
yang terkorosi sangat banyak sehingga diperlukan biaya yang besar pula untuk dapat
memperbaiki kondisi logam tersebut.
Korosi merata lebih mudah diidentifikasi dibandingkan dengan bentuk-bentuk korosi lainnya
sehingga umur dari suatu logam dapat ditentukan dan proses korosi dapat dikendalikan. [Jones,
1992]

Apabila terjadi kontak atau secara listrik kedua logam yang berbeda potensial tersebut akan
menimbulkan aliran elektron/listrik diantar kedua logam. Logam yang mempunyai tahanan korosi
rendah ( potensial rendah) akan terkikis dan yang tahanan korosinya lebih tinggi (potensial tinggi)
akan mengalami penurunan korosinya
Korosi galvanic corrosion dipengaruhi oleh, lingkungan, jarak, area/luas
Pencegahan
Memilih logam dengan posisi deret sedekat mungkin, menghilangkan pengaruh rasio luas penampang
yang tidak diinginkan, memberikan isolasi diantara dua logam yang berbeda bila memungkinkan,
penerapan coating dengan mengutamakan pada logam anode, penambahan inhibitor dengan cermat
untuk mengurangi keagresifan logam dalam proses korosi, pencegahan sistem sambungan mur baut
dengan bahan berbeda dengan logam induknya
Korosi galvanik terjadi apabila dua logam yang tidak sama dihubungkan dan berada di
lingkungan korosif saat terjadi kontak atau secara listrik kedua logam yang berbeda potensial
tersebut akan menimbulkan aliran elektron/listrik diantar kedua logam. shg Salah satu dari
logam tersebut akan mengalami korosi, sedangkan logam lainnya akan terlindungi dari
serangan korosi. Logam yang mengalami korosi adalah logam yang memiliki potensial lebih
rendah dan logam yang tidak mengalami korosi adalah logam yang memiliki potensial yang
lebih tinggi. Contoh korosi galvanik misalnya pada seng terjadi akibat perbedaan potensial
lokal yang dimilikinya. Perbedaan potensial tersebut dapat berasal dari fasa fasa, batas
batas butir, impurity dan bagian bagian lain. Dengan demikian akan terbentuk suatu anoda
dan katoda lokal pada permukaan logam tersebut. Selanjutnya terjadi aliran elektron dari
anoda ke katoda yan dimiliki oleh oksidasi dari anoda lokal. Pada keadaan tertentu, misalnya
seng tercelup dalam larutan asam klorida pekat, Zn akan terkorosi maka terus sampai habis.
Korosi galvanic corrosion dipengaruhi oleh, lingkungan, jarak, area/luas
Pencegahan
Memilih logam dengan posisi deret sedekat mungkin, menghilangkan pengaruh rasio
luas penampang yang tidak diinginkan, memberikan isolasi diantara dua logam yang
berbeda bila memungkinkan, penerapan coating dengan mengutamakan pada logam
anode, penambahan inhibitor dengan cermat untuk mengurangi keagresifan logam
dalam proses korosi, pencegahan sistem sambungan mur baut dengan bahan berbeda
dengan logam induknya

Korosi sumuran (pitting corrosion) merupakan korosi lokal yang terjadi
pada permukaan yang terbuka akibat pecahnya lapisan pasif. Terjadinya korosi sumuran
ini diawali dengan pembentukan lapisan pasif di permukaan bahan pada antar muka
lapisan pasif dan elektrolit terjadi penurunan pH, sehingga terjadi pelarutan lapisan
pasif secara perlahan-lahan dan menyebabkan lapisan pasif pecah dan terjadi korosi
sumuran. Korosi sumuran ini sangat berbahaya karena lokasi terjadinya sangat kecil
tetapi dalam, sehingga dapat menyebabkan peralatan atau struktur patah mendadak.
Cara Pencegahan
1. Meletakkan material tegak berdiri sehingga tidak akan terjadi genangan air
pada permukaan logam
2. Melapisi permukaan logam dengan pelindung atau lazim disebut coating baik
organic maupun yang organic
3. Penambahan inhibitor yang sesuai dengan lingkungannya
4. Merubah lingkungan dengan mengurangi faktor utama penyebab dampak
korosi
5. Pemasangan seng anode yang sesuai dengan kondisi dimana korosi tersebut
terjadi
Korosi celah (crevice corrosion) adalah korosi lokal yang terjadi pada celah di
antara dua komponen. Mekanisme tejadinya korosi celah ini diawali dengan terjadi
korosi merata di luar dan di dalam celah, sehingga terjadi oksidasi logam dan reduksi
oksigen. Apabila oksigen (O2) di dalam celah telah habis sedangkan oksigen(O2) di luar
celah masih banyak, maka akibatnya permukaan logam yang berhubungan dengan
bagian luar menjadi katode dan permukaan logam di dalam celah menjadi anode
sehingga terbentuk celah yang terkorosi.korosi ini Tidak tampak dari luar dan sangat
merusak konstruksiSering terjadi pada sambungan kurang kedap. Penyebabnya, lubang,
gasket, lap joint, kotoran/endapan
Pencegahan
1. Penggunaan sistem sambungan butt joint dengan pengelasan dibanding dengan
sambungan keling untuk peralatan peralatan baru
2. Celah sambungan ditutup dengan pengelasan menerus atau dengan soldering
3. Peralatan peralatan harus diperiksa dan dibersihkan secara teratur, terutama
pada sambungan sambungan yang rawan
4. Hindari pemakaian packing yang bersifat higroskopis
5. Penggunaan gasket dan absorbent seperti teflon jika memungkinkan
6. Pada desain saluran drainase,hindari adanya lengkungan lengkungan tajam
serta daerah genangan fluida
Pendahuluan
Korosi dipengaruhi oleh mikroba merupakan suatu inisiasi atau aktifitas korosi akibat aktifitas mikroba
dan proses korosi. Korosi pertama diindentifikasi hampir 100 jenis dan telah dideskripsikan awal
tahun 1934. bagaimanapun korosi yang disebabkan aktifitas mikroba tidak dipandang serius saat
degradasi pemakaian sistem industri modern hingga pertengahan tahun1970-an. Ketika pengaruh
serangan mikroba semakin tinggi, sebagai contoh tangki air stainless steel dinding dalam terjadi
serangan korosi lubang yang luas pada permukaan sehingga para industriawan menyadari serangan
tersebut. Sehingga saat itu, korosi jenis ini merupakan salah satu faktor pertimbangan pada instalasi
pembangkit industri, industri minyak dan gas, proses kimia, transportasi dan industri kertas pulp.
Selama tahun 1980 dan berlanjut hingga awal tahun 2000, fenomena tesebut dimasukkan sebagai
bahan perhatian dalam biaya operasi dan pemeriksaan sistem industri. Dari fenomena tersebut,
banyak institusi mempelajari dan memecahkan masalah ini dengan penelitian-penelitian untuk
mengurangi bahaya korosi tersebut. Penulisan ini ditujukan untuk sebagai bahan perhatian kembali
kepada pelaku indutriawan, dosen dan pendidik secara khususnya dan orang-orang yang
berkompeten terhadap bidang, kimia, korosi dan ilmu pengetahuan alam pada umumnya, bagaimana
bahayanya korosi bakteri di lingkungan bebas baik air, udara dan tanah di sekitar kita.

Mikroba korosi
Mikroba merupakan suatu mikroorganisme yang hidup di lingkungan secara luas pada habitat-
habitatnya dan membentuk koloni yang pemukaanya kaya dengan air, nutrisi dan kondisi fisik yang
memungkinkan pertumbuhan mikroba terjadi pada rentang suhu yang panjang biasa ditemukan di
sistem air, kandungan nitrogen dan fosfor sedikit, konsentrat serta nutrisi-nutrisi penunjang lainnya.
Mikroorganisme yang mempengaruhi korosi antara lain bakteri, jamur, alga dan protozoa. Korosi ini
bertanggung jawab terhadap degradasi material di lingkungan. Pengaruh inisiasi atau laju korosi di
suatu area, mikroorganisme umumnya berhubungan dengan permukaan korosi kemudian menempel
pada permukaan logam dalam bentuk lapisan tipis atau biodeposit. Lapisan film tipis atau biofilm.
Pembentukan lapisan tipis saat 2 4 jam pencelupan sehingga membentuk lapisan ini terlihat hanya
bintik-bintik dibandingkan menyeluruh di permukaan. Lapisan film berupa biodeposit biasanya
membentuk diameter beberapa centimeter di permukaan, namun terekspos sedikit di permukaan
sehingga dapat meyebabkan korosi lokal. Organisme di dalam lapisan deposit mempunyai efek besar
dalam kimia di lingkungan antara permukaan logam/film atau logam/deposit tanpa melihat efek dari
sifat bulk electrolyte. Mikroorganisme dikatagorikan berdasarkan kadar oksigen yaitu :
1. Jenis anaerob, berkembang biak pada kondisi tidak adanya oksigen
2. Jenis Aerob, berkembang biak pada kondisi kaya oksigen.
3. Jenis anaerob fakultatif, berkembang biak pada dua kondisi.
Mikroaerofil, berkembang biak menggunakan sedikit oksigen
Fenomena korosi yang terjadi dapat disebabkan adanya keberadaan dari bakteri. Jenis-jenis bakteri
yang berkembang yaitu :

1. Bakteri reduksi sulfat
Bakteri ini merupakan bakteri jenis anaerob membutuhkan lingkungan bebas oksigen atau lingkungan
reduksi, bakteri ini bersirkulasi di dalam air aerasi termasuk larutan klorin dan oksidiser lainnya,
hingga mencapai kondisi ideal untuk mendukung metabolisme. Bakteri ini tumbuh pada oksigen
rendah. Bakteri ini tumbuh pada daerah-daerah kanal, pelabuhan, daerah air tenang tergantung pada
lingkungannya. Bakteri ini mereduksi sulfat menjadi sulfit, biasanya terlihat dari meningkatnya kadar
H_2S atau Besi sulfida. Tidak adanya sulfat, beberapa turunan dapat berfungsi sebagai fermenter
menggunakan campuran organik seperti pyruvnate untuk memproduksi asetat, hidrogen dan CO_2,
banyak bakteri jenis ini berisi enzim hidrogenase yang mengkonsumsi hidrogen.
2. Bakteri oksidasi sulfur-sulfida
Bakteri jenis ini merupakan bakteri aerob yang mendapatkan energi dari oksidasi sulfit atau sulfur.
Bebarapa tipe bakteri aerob dapat teroksidasi sulfur menjadi asam sulfurik dan nilai pH menjadi 1.
bakteri Thiobaccilus umumnya ditemukan di deposit mineral dan menyebabkan drainase tambang
menjadi asam.
3. Bakteri besi mangan oksida
Bakteri memperoleh energi dari oksidasi Fe^(2+) atau Fe^(3+) dimana deposit berhubungan dengan
bakteri korosi. Bakteri ini hampir selalu ditemukan di Tubercle (gundukan Hemispherikal berlainan ) di
atas lubang pit pada permukaan baja. Umumnya oksidaser besi ditemukan di lingkungan dengan
filamen yang panjang.

Masalah biokorosi di dalam suatu sistem lingkungan mempunyai beberapa variabel-variabel yaitu :
1.Temperatur, umumnya kenaikan suhu dapat meningkatkan laju korosi tergantung karakteristik
mikroorganisme yang mempunyai suhu optimum untuk tumbuh yang berlainan
2. Kecepatan alir, jika kecepatan alir biofilm rendah akan mudah terganggu sedangkan kecepatan alir
tinggi menyebabkan lapisan lebih tipis dan padat
3. pH, umumnya pH bulk air dapat mempengaruhi metabolisme mikroorganisme
4. Kadar Oksigen, banyak bakteri membutuhkan O2 untuk tumbuh, namun pada Organisme fakultatif
jika O2 berkurang maka dengan cepat bakteri ini mengubah metabolismenya menjadi bakteri anaerob
5. Kebersihan, dimaksud air yang kadar endapan padatan rendah, padatan ini menciptakan keadaan
di permukaan untuk tumbuhnya aktifitas mikroba.


Pada korosi bakteri secara umum merupakan gabungan dan pengembangan sel diferensial oksigen,
konsentrasi klorida dibawah deposit sulfida, larutan produk korosi dan depolarisasi katodik lapisan
proteksi hidrogen. Biofilm bakteri merupakan agen dari proses inisiasi dan propagasi pertumbuhan
korosi bakteri terlihat pada Gambar 1, sehingga korosi mikroba tidak terjadi dengan absennya biofilm.
Biofilm menyediakan kondisi kondisi local. lingkungan misalnya pH yang rendah, sel difernsial
oksigen untuk inisiasi atau propagasi aktifitas korosi.

Korosi galvanik terjadi apabila dua logam yang tidak sama dihubungkan dan berada di lingkungan korosif. Salah satu
dari logam tersebut akan mengalami korosi, sementara logam lainnya akan terlindung dari serangan korosi. Logam
yang mengalami korosi adalah logam yang memiliki potensial yang lebih rendah dan logam yang tidak mengalami
korosi adalah logam yang memiliki potensial lebih tinggi

Anda mungkin juga menyukai