DENGAN OD HORDEOLUM EKSTERNUM Diajukan untuk melengkapi tugas kepaniteraan senior Ilmu Kesehatan Mata Fakultas Kedokteran Universitas Diponegoro Penguji kasus : dr. Sri Inakawati, Sp.M Pemiming : dr. Sisil!a Maria Umoh Dia"akan oleh : #adith $ulia Dia"akan tanggal : %& Mei '(%& BAGIAN ILMU KESEHATAN MATA FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS DIPONEGORO SEMARANG 2014 HALAMAN PENGESAHAN Melaporkan kasus: Penguji kasus : dr. Sri Inakawati, Sp.M Pemiming : dr. Sisil!a Maria Umoh Dia"akan oleh : #adith $ulia Dia"akan tanggal : %& Mei '(%& Diajukan untuk memenuhi tugas kepaniteraan senior di )agian Ilmu Kesehatan Mata Fakultas Kedokteran Universitas Diponegoro. Semarang, %& Mei '(%& Mengetahui, Pemiming Penguji dr. Sisil!a Maria dr. Sri Inakawati, Sp.M ' LAPORAN KASUS Penguji kasus : dr. Sri Inakawati, Sp.M Pemiming : dr. Sisil!a Maria Umoh Dia"akan oleh : #adith $ulia Dia"akan tanggal : %& Mei '(%& I. PENDAHULUAN Kelopak mata adalah agian mata !ang sangat penting. Kelopak mata melindungi kornea dan er*ungsi dalam pendisriusian dan eliminasi air mata. Penutupan kelopak mata erguna untuk men!alurkan air mata ke seluruh permukaan mata dan memompa air mata melalui pun"tum lakrimalis. Kelainan !ang didapat pada kelopak mata erma"am+ma"am, mulai dari tumor jinak sampai ganas, proses in*lamasi, in*eksi maupun masalah struktur seperti ektropion, entropion dan lepharoptosis. % Salah satu in*eksi pada kelopak mata !ang sering terjadi adalah hordeolum. ,ordeolum merupakan in*eksi lokal atau proses peradangan pada kelopak mata. Se"ara klinis kelainan ini sering sulit diedakan dengan kala-ion akut. ,ordeolum diagi menjadi dua jenis, !aitu hordeolum eksterna dan hordeolum interna. )ila kelenjar Meiom !ang terkena diseut hordeolum interna, sedangkan ila kelenjar .eiss atau Moll !ang terkena maka diseut hordeolum eksterna. ' ,ordeolum iasan!a men!erang pada dewasa muda, namun dapat juga terjadi pada semua umur, terutama orang+orang dengan tara* kesehatan !ang / kurang. Mudah timul pada individu !ang menderita le*aritis dan konjungtivitis menahun. / II. IDENTITAS PENDERITA 0ama : 0n. $S Umur : %1 tahun 2enis Kelamin : Perempuan $gama : Islam $lamat : Kradenan, 3roogan Pekerjaan : Kar!awan 4oko 0o. 5M : 5&667/8 III. ANAMNESIS 9$utoanamnesis pada tanggal 8 Mei '(%& di poliklinik mata #SDK, Semarang: Keluha U!a"a # Kelopak atas mata kanan n!eri R$%a&a! Pe&a'$! Se'a(a) # Sejak empat hari !ang lalu pasien mengeluh kelopak mata kanan engkak dan merah. Pasien merasakan matan!a pegal, n!eri 9;:, gatal 9;:, mata merah 9+:. Semakin lama kelopak mata kanan pasien semakin memengkak, dan erwarna merah dengan di agian tengah didapatkan adan!a intil 9;: erwarna putih. Demam 9+:, n!eri pada kelopak mata kanan 9;:, mata nro"os 9+:, mata merah 9+:, pandangan kaur 9+:. Pasien tidak menggunakan oat apapun untuk mengurangi keluhan sehingga pasien datang ke poliklinik mata #SDK Semarang untuk memeriksakan diri. & R$%a&a! Pe&a'$! Dahulu # #iwa!at radang di kelopak mata seelumn!a disangkal #iwa!at mata merah seelumn!a disangkal #iwa!at trauma pada mata disangkal #iwa!at menggunakan ka"amata koreksi disangkal #iwa!at alergi disangkal #iwa!at diaetes mellitus disangkal #iwa!at hipertensi disangkal R$%a&a! Pe&a'$! Kelua()a # 4idak ada anggota keluarga !ang saat ini sakit mata seperti pasien R$%a&a! S*+$al E'**"$ # )ia!a pengoatan pasien dia!ar dengan menggunakan dana priadi. Kesan sosial ekonomi pasien "ukup. IV. PEMERIKSAAN PEMERIKSAAN FISIK 9 4anggal 8 Mei '(%&: S!a!u+ P(ae+e # Keadaan Umum : )aik Kesadaran : Komposmentis 4anda vital : 4ekanan darah : %%(<=( mm,g 0adi : 8(><menit 6 ## : %8><menit Suhu : /7,6 o 5 Pemeriksaan *isik: kepala : mesose*al nnll preaurikuler : +<+ nnll sumandiuler : +<+ leher : tidak ada kelainan thoraks : "or : tidak ada kelainan paru : tidak ada kelainan adomen : tidak ada kelainan ekstremitas : tidak ada kelainan S!a!u+ O,!al"*l*)$ 94anggal %8 2anuari '(%&: ?D ?S ?"ulo De>ter ?"ulo Sinister 7<7,7 @ISUS 7<7,7 4idak dilakukan K?#AKSI 4idak dilakukan 4idak dilakukan SA0SUS 5?B?#IS 4idak dilakukan 7 3erak ola mata eas ke segala arah P$#$SA<P$#$BCSA 3erak ola mata eas ke segala arah 4idak ada kelainan SUPA#5IBI$ 4idak ada kelainan Adema 9;:, hipermesis 9;:, pustula 9;:,spasme 9+: P$BPA)#$ SUPA#I?# Adema 9+:, hiperemis 9+:, pustula 9+:, spasme 9+: Adema 9+:, hiperemis 9+:, pustula 9+:, spasme 9+: P$BPA)#$ I0FA#I?# Adema 9+:, hiperemis 9+:, pustula 9+:, spasme 9+: ,iperemis 9+:,sekret 9+: K?02U034I@$ P$BPA)#$BIS ,iperemis 9+:, sekret 9+: ,iperemis 9+:, sekret 9+: K?02U034I@$ F?#0I5AS ,iperemis 9+:, sekret 9+: ,iperemis 9+:, sekret 9+: K?02U034I@$ )UB)I ,iperemis 9+:, sekret 9+: 4idak ada kelainan S5BA#$ 4idak ada kelainan 2ernih 5?#0A$ 2ernih Kedalaman "ukup 5$MA#$ ?5UBI $04A#I?# Kedalaman "ukup Kripte 9;: I#IS Kripte 9;: )ulat, "entral, diameter : / mm, #P 9;: 0 PUPIB )ulat, "entral, diamaeter : / mm, #P 9;: 0 2ernih BA0S$ 2ernih 9;: "emerlang FU0DUS #AFBAKS 9;: "emerlang 4. digital normal 4A0SI? ?5UBI 4. digital normal 4idak dilakukan SIS4AM 5$0$BIS B$5#IM$BIS 4idak dilakukan V. RESUME = Seorang perempuan usia %1 tahun datang ke poliklinik mata #SDK, Semarang dengan keluhan palpera superior okuli de>tra n!eri sejak & hari !ang lalu. Palpera superior dekstra tampak edema 9;:, hipermeis 9;:, se"ret 9-., n!eri 9;:, gatal 9;:, visus turun 9+:, demam 9+:. #iwa!at menderita sakit ini seelumn!a disangkal. Status praesens : dalam atas normal Pemeriksaan *isik : dalam atas normal, tidak ada kelainan Status ?*talmologi : ?"ulo De>ter ?"ulo Sinister 7<7,7 @ISUS 7<=,6 Adema 9;:, hipermesis 9;:, pustula 9;:,spasme 9+: P$BPA)#$ SUPA#I?# Adema 9+:, hiperemis 9+:, pustula 9+:, spasme 9+: VI. DIAGNOSIS BANDING ?D Kala-ion ?D ,ordeolum interna ?D ,ordeolum eksterna VII. DIAGNOSIS KER/A ?D ,ordeoulum eksterna VIII. TERAPI 8 0eom!"in sul*at, Pol!m!>in ) sul*at, De>amethason A!e ointment / > sehari ?D $moksisilin />6(( mg Kompres hangat I0. PROGNOSIS ?D Duo ad visam ad onam Duo ad sanam ad onam Duo ad vitam ad onam Duo ad "osmeti"am ad onam 0. SARAN Kontrol 6 hari kemudian untuk evaluasi kondisi pasien 0I. EDUKASI Menjelaskan pasien ahwa keluhan pada mata pasien terjadi karena adan!a peradangan pada kelopak mata kanan pasien Menjelaskan pada pasien ahwa kemungkinan pen!ea peradangan pada kelopak mata pasien adalah karena tersumatn!a kelenjar keringat !ang ada di kelopak atas mata kanan. Menjelaskan pada pasien untuk selalu menjaga keersihan mata dan tangan. Pasien dianjurkan untuk men"u"i tangan seelum dan sesudah kontak dengan mata, serta seelum memeri salep mata Menjelaskan pasien tentang tatalaksana pada kasus ini !aitu pemerian salep mata, talet antiiotik !ang harus dihaiskan sesuai petunjuk, kompres hangat pada mata !ang sakit selama E %(+%6 menit seelum diolesi salep mata 1 Menjelaskan pada psien untuk selalu menjaga asupan nutrisi !ang aik, serta istirahat !ang "ukup. Menjelaskan pada pasien untuk mematuhi terapi !ang sudah disarankan dokter, agar "epat semuh dan terhindar dari komplikasi pen!akit. Menjelaskan kepada pasien untuk kontrol kemali / hari kemudian untuk evaluasi keadaan pasien. Selama / hari terseut pasien disarankan istirahat !ang "ukup agar proses pen!emuhan dapat erjalan maksimal. 0II. DISKUSI A. Aa!*"$ Pal1e2(ae Palpera superior dan in*erior adalah modi*ikasi lipatan kulit !ang dapat menutup dan melindungi ola mata agian anterior. )erkedip melindungi kornea dan konjungtiva dari dehidrasi. Palpera superior erakhir pada alis mataF palpera in*erior men!atu dengan pipi. %( Palpera terdiri atas lima idang jaringan utama. Dari super*isial ke dalam terdapat lapis kulit, lapis otot rangka 9orikularis okuli:, jaringan areolar, jaringan *irosa 9tarsus:, dan lapis memran mukosa 9konjungtiva pelperae:. 6 %. Kulit Kulit pada palpera ereda dari kulit agian lain tuuh karena tipis, longgar, dan elastis, dengan sedikit *olikel ramut, tanpa lemak sukutan. '. Muskulus ?rikularis okuli Fungsi otot ini adalah untuk menutup palpera. Serat ototn!a mengelilingi *issura palpera se"ara konsentris dan meluas sedikit melewati tepian orita. Seagian serat erjalan ke pipi dan dahi. )agian otot !ang terdapat di dalam palpera dikenal seagai agian pratarsalF agian diatas septum oritae adalah agian praseptal. Segmen luar palpera diseut agian orita. ?rikularis okuli dipersara*i oleh nervus *a"ialis. /. 2aringan $reolar 4erdapat di awah muskulus orikularis okuli, erhuungan degan lapis suaponeurotik dari kulit kepala. &. 4arsus Struktur pen!okong utama dari palpera adalah lapis jaringan *irosa padat !ang diseut tarsus superior dan in*erior. 4arsus terdiri atas jaringan pen!okong kelopak mata dengan kelenjar Meiom 9&( uah di kelopak atas dan '( uah di kelopak awah:. 6. Konjungtiva Palperae %% )agian posterior palperae dilapisi selapis memran mukosa, konjungtiva palpera, !ang melekat erat pada tarsus. 4epian palpera dipisahkan oleh garis kelau 9atas mukokutan: menjadi tepian anterior dan posterior. 4epian anterior terdiri dari ulu mata, glandula .eiss dan Moll. 3landula .eiss adalah modi*ikasi kelenjar seasea ke"il !ang ermuara dalam *olikel ramut pada dasar ulu mata. 3landula Moll adalah modi*ikasi kelenjar keringat !ang ermuara ke dalam satu aris dekat ulu mata. 4epian posterior erkontak dengan ola mata, dan sepanjang tepian ini terdapat muara+muara ke"il dari kelenjar seasesa !ang telah dimodi*ikasi 9glandula Meiom atau tarsal: Punktum lakrimalis terletak pada ujung medial dari tepian posterior palpera. Punktum ini er*ungsi menghantarkan air mata ke awah melalui kanalikulus terkait ke sakus lakrimalis. Fisura palperae adalah ruang elips di antara kedua palpera !ang diuka. Fisura ini erakhir di kanthus medialis dan lateralis. Kanthus lateralis kira+kira (,6 "m dari tepian lateral orita dan mementuk sudut tajam. Septum oritale adalah *as"ia di elakang agian muskularis orikularis !ang terletak di antara tepian orita dan tarsus dan er*ungsi seagai sawar antara palpera orita. Septum oritale superius men!atu dengan tendo dari levator palpera superior dan tarsus superiorF septum oritale in*erius men!atu dengan tarsus in*erior. 6 #etraktor palperae er*ungsi memuka palpera. Di palpera superior, agian otot rangka adalah levator palpera superioris, !ang erasal dari apeks orita dan erjalan ke depan dan er"aang menjadi seuah aponeurosis dan agian !ang leih dalam !ang mengandung serat+serat otot polos dari muskulus Muller 9tarsalis superior:. Di palpera in*erior, retraktor utama adalah muskulus rektus in*erior, !ang menjulurkan jaringan *irosa untuk memungkus muskulus oliGus in*erior dan erinsersio ke dalam atas %' awah tarsus in*erior dan orikularis okuli. ?tot polos dari retraktor palperae disara*i oleh nervus simpatis. Bevator dan muskulus rektus in*erior dipasok oleh nervus okulomotoris. Pemuluh darah !ang memperdarahi palperae adalah a. Palpera. Persara*an sensorik kelopak mata atas didapatkan dari ramus *rontal nervus @, sedang kelopak mata awah oleh "aang kedua nervus @. 7 INCLUDEPICTURE "F:\\Eyelid Disorders Diagnosis and Management - Jne !""# - $meri%an $%ademy o& Family P'ysi%ians(&iles\\%art(&)*gi&" \+ MER,EF-RM$TINET INCLUDEPICTURE "F:\\Eyelid Disorders Diagnosis and Management - Jne !""# - $meri%an $%ademy o& Family P'ysi%ians(&iles\\%art(&)*gi&" \+ MER,EF-RM$TINET %/ 3amar %. $natomi palperae superior et in*erior B. De,$$+$ H*(3e*lu" ,ordeolum adalah in*eksi kelenjar pada palpera. )ila kelenjar Meiom !ang terkena, timul pemengkakan esar !ang diseut hordeolum interna. Sedangkan hordeolum eksterna !ang leih ke"il dan leih super*isial adalah in*eksi kelenjar .eiss atau Moll. 6 3amar '. ,ordeolum eksterna 3amar /. ,ordeolum interna 4. E!$*l*)$ H*(3e*lu" Staphylococcus aureus adalah agent in*eksi pada 1(+16H kasus hordeolum. / D. Fa'!*( R$+$'* $da eerapa *aktor risiko !ang dapat memudahkan seseorang terkena pen!akit hordeolum ini !aitu kulit !ang kering, kulit !ang erjerawat, %& keersihan !ang kurang di daerah kelopak mata, misaln!a kurang ersih dalam memersihkan make up di daerah mata, in*eksi kosmetik, stres !ang meningkat dan peruahan hormonal. Selain itu ada pula pen!akit atau kondisi lain !ang dapat menjadi *aktor risiko terjadin!a hordeolum !aitu pen!akit kronik, kesehatan atau da!a tahan tuuh !ang uruk, peradangan kelopak mata kronik, seperti Blefaritis, diaetes, hiperlipidemia 9termasuk hiperkolesterolemia:, riwa!at hordeolum seelumn!a, dan kondisi kulit seperti dermatitis seoroik. & E. Pa!*,$+$*l*)$ ,ordeolum e>ternum timul dari lokade dan in*eksi dari kelenjar .eiss atau Moll. ,ordeolum internum timul dari in*eksi pada kelenjar Meiom !ang terletak di dalam tarsus. ?struksi dari kelenjar+kelenjar ini memerikan reaksi pada tarsus dan jaringan sekitarn!a. Kedua tipe hordeolum dapat timul dari komplikasi le*aritis. ',/ F. Ge5ala 3a Ta3a 3ejala+gejala !ang mun"ul pada hordeolum eksternum antara lain pemengkakan, rasa n!eri pada kelopak mata, perasaan tidak n!aman dan sensasi terakar pada kelopak mata, serta didapatkan adan!a riwa!at pen!akit !ang sama. ',/ %6 4anda dari hordeolum eksternum !ang leih ersi*at ojekti* antara lain adalah eritema, edema, n!eri ila ditekan di dekat pangkal ulu mata, serta terdapatn!a pustula. = ANALISIS KASUS Pasien ini didiagnosis ?D hordeolum eksternum dengan dasar anamnesis dan pemeriksan *isik seagai erikut : %. $namnesis Pasien mengeluh kelopak mata kanan engkak. 0!eri 96., gatal 9;:. Semakin hari semakin memengkak, mun"ul enjolan 9;: erwarna putih. '. Pemeriksaan ?*talmologis 9?DS: Ditemukan penurunan visus, ?D: 7<7,7, ?S: 7<7,7 ?D palpera superior edema, hiperemis 9;:, ases 9;: /. Pemeriksaan *isik Pada pemeriksaan *isik didapatkan hasil semua dalam atas normal, tidak ada kelainan. Dari anamnesis dan pemeriksaan *isik ditemukan adan!a gejala dan tanda !ang mengarah kepada diagnosis hordeolum sesuai dengan tinjauan pustaka, !aitu didapatkan adan!a edema pada palpera, hiperemis pada %7 palpera, didapatkan pula adan!a rasa n!eri pada palpera, serta tampak adan!a pustula !ang erisis "airan ases karena in*eksi dari akteri. Diagnosis anding pada kasus ini adalah kala-ion, hordeolum interna, dan hordeolum eksterna. Kala-ion merupakan suatu pen!akit chronic non- infective granulomatous inflammation of the meibomian gland. Pen!akit ini ditanda dengan adan!a enjolan, tidak n!eri, dan disertai dengan rasa erat atau pegal pada palpera, tanpa disertai dengan adan!a pustula atau ases. Pen!akit ini iasan!a ersi*at kronis, dengan ditemukan adan!a riwa!at sakit seperti ini seelumn!a. Pada pasien ini aru pertama kali menderita sakit seperti ini, sehingga diagnosis kala-ion dapat disingkirkan. ,ordeolum interna memiliki gejala dan tanda !ang hampir mirip dengan hordeolum eksterna, namun rasa sakit pada hordeolum interna leih n!eri karena terjadi pemengkakan pada jaringan *irous !ang leih dalam dari hordeolum eksterna. Selain itu pemengkakan dan pementukan pustula terletak leih jauh dari margin palpera, !aitu pada konjungtiva tarsal, dan jarang terlihat pada kulit palpera. 3amaran klinis seperti terseut di atas ereda dengan gamaran klinis pada pasien, sehingga diagnosis hordeolum interna juga dapat disingkirkan. 4anda dan gejala pada pasien ini adalah edema pada palpera, hiperemis pada palpera, rasa n!eri pada palpera, serta pustula !ang tampak pada lapisan kulit palpera. 4anda dan gejala ini merupakan gamaran klinis !ang sesuai untuk diagnosis hordeolum eksterna. Pada kasus ini dierikan terapi erupa e!e ointment />% 9?D: !ang mengandung antiiotik dan anti radang !ang er*ungsi untuk mengatasi in*eksi dan radang lokal pada palpera. Pada pasien ini juga dierikan amoksisilin />6(( mg untuk mengontrol in*eksi awal, dan seagai pen"egahan untuk terjadin!a pen!earan in*eksi leih jauh. Kopres hangat juga dierikan seelum mengoleskan salep mata, !ang er*ungsi untuk %= memersihkan serta mengurangi peradangan dan pemengkakan pada kelopak mata. DAFTAR PUSTAKA %. Khurana, $. K. ?phthalmolog!, Adisi &. A+ook, '((=. '. Bang, 3. K. ?phthalmolog!. 0ew Cork. '(((. /. http:<<www.emedi"ine."om<emerg<?P,4,$BM?B?3C.htm &. Perhimpunan Dokter Spesialis Mata Indonesia. Ilmu Pen!akit Mata. Adisi Kedua. 2akarta: Sagung Seto, '(%(. 6. @aughan, D.3. ?*talmologi Umum, Adisi %&, 5etakan I, Iid!a Medika, 2akarta, '(((: ,al %=+'( 7. Sidarta, I. Ilmu Pen!akit Mata, Adisi III, 5etakan I, )alai Penerit FK UI, 2akarta. '((&: ,al 1'+1& =. Sidarta, I, dkk. Sari Ilmu Pen!akit Mata, 5etakan III, )alai Penerit FK UI, 2akarta '((/: ,al%6 +%7 8. 2ames ), 5hew 5, )ron $. Be"ture 0otes ?*talmologi. 2akarta: Penerit Arlangga, '((7. %8 %1