Anda di halaman 1dari 5

Penambangan sistem bawah tanah untuk membongkar dan melepas bahan galian

dari batuan induknya, yang terletak jauh di perut bumi dibutuhkan lubang masuk
yang berupa shaft (sumuran) dan adit atau tunnel (terowongan). Dalam tahap
development untuk pembuatan terowongan tambang batu bara di Sigalut, Ombilin
digunakan Roadheader.
Penelitian bertujuan untuk mengetahui penyebab maupun besarnya konsentrasi
debu tambang yang timbul pada kegiatan development di Sigalut agar dapat
dilakukan pencegah an dan pengendalian serta terciptanya kondisi dan suasana
kerja yang aman. Metodologi meliputi studi literatur! penambilan conto (partikel
debu, contoh batuan, ploting titik pengambilan! pengukuran partikel debu! uji
laboratorium (kimia, "#D, mineralogi)! alternati$ penanggulangan. %nalisis kimia
dilakukan terhadap & (tujuh) buah contoh partikel debu yang menempel di pipa
'entilasi dari Slope ( dan (( untuk mengetahui kandungan unsur)unsur yang
terdapat dalam pertikel debu, hasil analisis dari ke)tujuh partikel debu ini
memperlihatkan kandungan SiO* + ,&,- ) .*,/0! %l*O1 + 2-,23 ) 24,320 dan
5e*O1 + 1,// ) /,.30, sedang unsur lainnya, relati$ kecil. %nalisis
mineralogi6mikroskopi dilakukan pada , (lima) buah partikel serta * (dua) contoh
batuan dari Slope ( dan ((. 7asil analisis pada contoh partikel debu S2 ) S, ukuran
partikel material transparan yang menggambarkan mineral silika 3,/ ) && mikron,
kandungan mineral opa8 berwarna hitam , ) 233 mikron, sedang pada contoh
batuan 92 dan 9* mineral dominannya adalah lempung &2 ) &10, kuarsa *3 )
**0! $elspar .0 serta mineral bijih 20. %nalisis "#D yang dilakukan terhadap &
(tujuh) buah contoh partikel, ternyata komosisi mineralnya didominasi oleh
kuarsa, kaolin dan ilit. Dari pantauan kegiatan de'elopment di Slope 2 dengan
roadheader maupun Slope * dengan Dosco, ternyata konsentrasi debu di front
kerja tambang masih timbul, meskipun kedua ujung bit)nya sudah dipasang alat
penyemprot air. 7asil pengukuran konsentrasi debu di Slope * mencapai angka
2*,- mg6m1, ternyata lebih tinggi dibanding konsentrasi debu di Slope 2 yang
hanya ,,&, mg6m1, hal ini disebabkan oleh kekuatan penyemprotan alat tersebut
berbeda. :ila hasil pengukuran konsentrasi partikel debu dibandingkan dengan
nilai ambang batas dari beberapa negara (%ustralia, (nggris dan %merika) serta
Surat ;daran Menteri <enaga =erja, ternyata relati$ lebih tinggi, sehingga perlu
upaya penanggulangan. >paya pemasangan peralatan penyemprot air dengan jalan
pengkabutan yang dipasang dibelakang roadheader maupun Dosco diharapkan
dapat menurunkan konsentrasi partikel debu dalam udara tambang. Meski kecil,
debu bisa menimbulkan masalah serius di tambang.
:ukan masalah yang berakibat langsung pada produksi, melainkan resiko
kesehatan jangka panjang yang mungkin diderita oleh pekerja tambang.
<ambang terbuka dan tambang bawah tanah sama)sama memiliki resiko ini.
7anya saja karena ruang yang terbatas serta sirkulasi udara yang tidak selancar di
permukaan, pekerja tambang bawah tanah memiliki resiko lebih tinggi untuk
terpapar.
<idak semua debu berbahaya. Debu yang dapat mengancam kesehatan adalah
yang mengandung silika. Silika antara lain terkandung di batu granit, batu pasir,
sebagian batubara dan bijih logam.
Dalam jangka lama, seorang yang terpapar debu silika dapat menderita silicosis.
Silicosis merupakan penyakit yang ditandai dengan napas pendek, demam, dan
cyanosis (kulit yang berwarna kebiruan).
Silicosis terjadi karena partikel silika yang terhirup tidak dapat dikeluarkan lagi
dari paru)paru. %danya benda asing membuat jaringan paru)paru membengkak.
Silika dan unsur ikutan lain juga menjadi senyawa racun yang kemudian merusak
jaringan paru)paru.
:erbagai ?enis #espirator
Silicosis dapat dicegah dengan memastikan kadar silika selalu di bawah ambang
batas. (tu sebab, dust sampling (uji debu) perlu dilakukan berkala untuk
memantau kadar silika pada suatu area kerja. ?ika ditemukan kadar diatas ambang
batas, tindakan perbaikan mesti dilakukan.
<indakan pencegahan paling umum adalah dengan membasahi permukaan tanah
dan bijih. Mesin)mesin yang berpotensi menimbulkan debu (mis belt con'eyor)
juga mesti diberi pelindung agar debu tidak tersebar. Sedang di tambang bawah
tanah, 'entilasi yang cukup merupakan prasyarat penting untuk mengurangi kadar
debu.
%gar perlindungan menjadi maksimal, pekerja mesti dibekali dengan respirator
(masker anti debu). #espirator dilengkapi dengan $ilter hingga mampu mencegah
partikel debu terhirup ke dalam paru)paru
Debu di sekitar tempat kerja yang berasal dari pabrik industri, misalnya, dapat
menyebabkan sesak na$as hingga sakit perna$asan atau penyakit paru yang serius.
Penyakit paru ini termasuk penyakit yang banyak diderita masyarakat kita.
%da beberapa jenis debu yang di antaranya bisa menyebabkan penyakit
perna$asan atau paru. @akni debu organik dan anorganik. Selain itu gas dan bahan
aerosol yang larut. :erdasarkan penelitian, gas dan erosol yang sering
menimbulkan gangguan perna$asan antara lain gas dari hidrokarbon, bahan
kimiawi insektisida, serta gas dari pabrik plastik dan hasil pembakaran plastik.
=ita ketahui, di (ndonesia sudah banyak industri6pabrik plastik dan penggunaan
bahan kimia insektisida. Semakin banyak pabrik plastik atau penggunaan bahan
kimiawi tersebut, maka makin besar pula risiko bahayanya terutama bagi para
pekerja pabrik dan juga orang)orang yang tinggal di sekitarnya. =hususnya gas
yang berasal dari pabrik plastik adalah polytetra$luorethylene, $osgen dan lainnya.
5osgen dihasilkan dari pembakaran bungkus)bungkus plastik. Aas ini, jika
terhirup, dapat menimbulkan iritasi pada mukosa hidung. Dan dari penggunaan
bahan kimia (seperti insektisida) dan lainnya akan menimbulkan gangguan
perna$asan melalui susunan syara$ pusat.
:anyak jenis debu yang secara tidak sengaja terhirup oleh para pekerja pabrik.
Debu ini lama kelamaan merusak paru dan menimbulkan apa yang disebut dengan
penyakit paru kerja. Dan tergantung dari jenis debunya, maka nama penyakit
disesuaikan dengan bahan penyebabnya. %ntara lain seperti asbestosis, byssinosis,
silikosis atau lainnya.
%da juga nama penyakit yang tidak menurut aturan. Misalnya B5armers CungB
atau penyakit paru yang diderita oleh para petani. Perlu diketahui, 5armer s lung
banyak terjangkit di musim panen. Pada musim itu banyak sisa)sisa batang padi
atau gandum hingga berbagai jamur. Aejalanya ditandai demam6 badan panas,
batuk)batuk (kadangkala batuk darah), dan sesak na$as.
Debu organik, dapat menyebabkan penyakit perna$asan. (ni karena kepekaan dari
saluran na$as bagian bawah terutama al'eoli terhadap debu meningkat. =epekaan
inilah yang mengakibatkan penyempitan saluran na$as, hingga dapat menghambat
aliran udara yang keluar masuk paru dan akibatnya sesak na$as.
:anyak jenis debu organik dihasilkan oleh industri tekstil mulai dari proses awal
yakni pembuatan biji kapas sampai penenunan. Masa6 waktu untuk timbulnya
penyakit ini cukup lama. Daktu yang terpendek adalah , tahun. Aejala khas yang
mucul dari penyakit ini adalah merasa berat di dada atau sesak. :erdasarkan
penelitian, angka kesakitan bisa mencapai .30 dan angka tertinggi terjadi pada
mereka yang bekerja di bagian pemintalan.
Debu anorganik, bila terhirup dalam jumlah banyak, dapat menimbulkan
gangguan paru pula. Debu ini banyak menyerang para pekerja di pabrik semen,
asbes, keramik, tambang emas atau besi. Debu ini mengandung partikel)partikel
besi, timah putih, asbes dan lainnya. =emampuan debu untuk bisa masuk ke
dalam paru tergantung dari besar kecilnya partikel tersebut.
:ila partikel debu yang masuk ke dalam paru berukuran diameter ,E23 mikron (2
mikron + 262333 milimeter), is akan tertahan dan melekat pada dinding saluran
perna$asan bagian atas. Sedang yang berukuran 1), mikron akan masuk lebih
dalam dan tertimbun pada saluran na$as bagian tengah.
Partikel debu berukuran 2)1 mikron akan masuk lebih dalam lagi sampai ke
al'eoli dan mengedap. Sedangkan yang ukurannya lebih kecil dari 2 mikron, tidak
mengendap di al'eoli karena teramat ringan dan pengaruh adanya peredaran
udara.
Melihat kenyataan di atas, kita tidak boleh menganggap sepele terhadap debu.
>ntuk mencegah6 mengurangi risiko bahayanya, perlu memikirkan aspek higiene
di tempat kerja. ?uga melindungi diri dengan kontrol rutin kesehatan,
perlengkapan kerja yang memberi perlindungan dari debu, dan meningkatkan
kewaspadaan terhadap debu)debu di sekitar kita
Ores adalah batuan6rock yang mengandung berbagai mineral. :isa terdiri dari satu
atau lebih mineral . Cogam)logam yang terdapat dalam batuan dapat berupa logam
murni atau suatu senyawa dan campuran dengan logam lain yang disebut
amalgam. Proses Pengambilan logam ini dilakukan dengan proses ekstraksi padat
cair menggunakan pelarut asam nitrat. Penelitian ini untuk mempelajari perolehan
tembaga dengan proses ekstraksi dalam batuan mineral, melalui 'ariable
kecepatan pengadukan, dan konsentrasi nitrat serta mendapatkan kondisi yang
terbaik dalam proses tersebut. :atuan mineral yang telah dihaluskan lolos *33
mesh ditimbang seberat 233 gram. Dilakukan pencucian untuk menghilangkan
kotoran, dan retorting untuk menghilangkan senyawa kimia yang terikat dalam
logam.Setelah itu batuan di ekstraksi menggunakan asam nitrat sebagai pelarut
dengan 'ariable kosentrasi asam nitrat dan kecepatan pengadukkan. Dari proses
tersebut didapat larutan dan endapan. Selanjutnya endapan kita pisahkan dari
larutannya.:erikut pada larutan kita masukkan logam besi (5e) sebagai
pengendap. ;ndapan yang dihasilkan dicuci beberapa kali dengan air bersih yang
terakhir dicuci dengan air a8uades.=emudian kita lakukan proses retorting pada
suhu -33 o9 dan proses terakhir adalah kita lebur dengan $urnace pada suhu 23&3
o9 selanjutnya kita timbang tembaga yang didapat. Dari hasil analisa diperoleh
hasil terbaik pada kosentrasi asam nitrat 23F dan kecepatan pengadukkan *33rpm
dengan hasil sebanyak 1.,4-4 ppm.

Anda mungkin juga menyukai