Anda di halaman 1dari 6

Workshop & Seminar Nasional Geomekanika III

WSNG III
16-17 Februari 2015, Jakarta

Aplikasi detonator elektronik dalam upaya mengontrol getaran hasil


peledakan di tambang PT. Adaro
Andhiko Maharjono1
1

DNX Technical Service, Indonesia

Sari
PT. DNX Indonesia beroperasi pada sepuluh site di Indonesia dan salah satunya adalah tambang PT. Adaro. Pada areal
penambangan PT. ADARO, terdapat dua lokasi penambangan (Pit) yang sensitif terhadap getaran peledakan. Studi aplikasi
detonator elektronik dilakukan pada dua lokasi penambangan tersebut, yang telah ditetapkan ambang batas getaran peledakan.
Penerapan ambang batas menyebabkan pengelola tambang (kontraktor) mengalami hambatan dari hasil peledakan yang
berdampak pada produktivitas alat galii, maka dilakukan studi dan uji coba aplikasi detonator elektronik Digishot Plus dengan
harapan dapat menghasilkan fragmentasi yang lebih baik dan tetap menjaga ambang batasgetaran hasil peledakan.
Tahap awal dari studi ini dilakukan signature hole test, untuk mengetahui faktor K&B dari pit tempat dilakukan aplikasi detonator
elektronik agar dapat dilakukan prediksi isian maksimum dan desain yang sesuai untuk mengontrol getaran yang dihasilkan. Tes
signature hole ini dilakukan pada beberapa lubang yang dibuat khusus dan diukur oleh blasmate yang ditentukan jaraknya dan
posisi searah dengan area kritis.
Studi aplikasi detonator elektronik Digishot Plus dilakukan pada dua area tambang yang berbeda dengan melakukan komparasi
terhadap peledakan nonel. Komparasi dilakukan pada isian maksimum dan getaran yang dihasilkan serta digging rate antara
peledakan nonel dan digis hot .plus.
Pada studi kasus I peledakan Digishot Plus mampu meningkatkan isian maksimum sebesar lebih dari 100% dibandingkan dengan
isian maksimum peledakan nonel, sedangkan pada studi kasus II peledakan detonator elektronik Digishot Plus mampu
mengurangi efek getaran hingga rata-rata 55% dibandingkan dengan peledakan nonel.

I. PENDAHULUAN
1.1 Vibrasi Peledakan
Proses peledakan menghasilkan beberapa output
seperti :
1. Shock & Gas Energy
2. Fragmentasi
3. Vibrasi/Getaran
4. Airblast
Getaran merupakan salah satu output dari peledakan
yang dapat berpengaruh terhadap kestabilan lereng
dan juga menggangu lingkungan yang berada di
sekitar tambang atau area peledakan. Pada penelitian
ini dilakukan uji coba untuk melihat seberapa
signifikan penggunaan elektronik detonator dalam
mengurangi getaran hasil peledakan dibandingkan
dengan nonel pada tambang batubara Adaro.
Getaran hasil peledakan dapat dipengaruhi beberapa
faktor antara lain : jumlah isian maksimum per satuan
waktu delay, jarak peledakan ke area kritis, faktor
geologi batuan, dan juga arah peledakan. Selain faktor
geologi, faktor-faktor lainnya yang mempengaruhi
hasil getaran peledakan dapat dikontrol melalui
metode dan perhitungan dalam melakukan prediksi
hasil getaran.

Persamaan yang digunakan dalam memprediksi PPV:


PPV = K (

)-B

Dimana :
K = Rock Factor, berkaitan dengan tingkat
confinement
D = Jarak
W = Jumlah bahan peledak /delay
B =Site Konstant
Faktor K & B adalah sangat spesifik dan di tiap-tiap
area akan menunjukkan angka yang berbeda. Untuk
mendapatkan besaran angka yang cukup akurat maka
dilakukan signature hole test yang kemudian datanya
diolah dengan metode scale distance.
Adanya deviasai waktu tunda (scatter) pada sistem
detonator pyrotechnics (nonel) menyebabkan jumlah
lubang yang meledak bersamaan akan lebih dari satu
walaupun sudah di desain untuk meledak lubang per
lubang. Hal tersebut menyebabkan hasil getaran
dengan peledakan nonel akan cenderung jauh lebih
besar dibandingkan dengan peledakan detonator
elektronik.

Workshop & Seminar Nasional Geomekanika III

1.2 Signature Hole Test


Tujuan utama dari signature hole test adalah untuk
merekam gelombang getaran dari satu atau beberapa
lubang ledak. Sensor ukur getaran idealnya diletakkan
diantara lubang signature dan lokasi kritis, seperti

WSNG III
16-17 Februari 2015, Jakarta

pada gambar di bawah ini. Penggunaan lebih dari satu


alat ukur getaran sangat direkomendasikan agar
didapatkan data getaran yang mencukupi untuk diolah
dengan metode scale distance guna memprediksi nilai
getaran.

Gambar 1. Layout signature hole test


Untuk mendapatkan data yang mencukupi dalam
melakukan analisa scale distance, maka diperlukan
setidaknya lima lubang ledak. Kedalaman lubang
ledak, jumlah isian, dan jenis bahan peledak yang
digunakan kelima lubang tersebut harus sama dan
sesuai dengan desain dan jenis bahan peledak yang
digunakan pada peledakan biasanya di lokasi tersebut.
Posisi dari kelima lubang tersebut dan sensor getaran
harus diukur dengan akurat menggunakan survey .
Sensor alat ukur getaran harus ditempatkan dengan
kuat pada tanah, agar getaran yang direkam akurat.
Beberapa cara untuk menempatkan sensor getaran
dengan kuat adalah :

1.

Menempatkan sensor dengan melekatkannya


dengan kuat pada batuan.
2. Melekatkan pada dudukan semen yang dicor pada
lubang sedalam 1m.
3. Menimbun sensor dan menindihnya dengan
bantalan pasir (10kg).
Peledakan antar lubang signature menggunakan waktu
tunda yang cukup panjang guna memperoleh grafik
gelombang getaran yang terlihat jelas antara masing
masing lubang. Direkomendasikan minimal waktu
tunda antar lubang sebesar 1500 ms. Penggunaan
waktu tunda nonel pada signature hole test akan
beresiko terjadinya cut off , sehingga disarankan
menggunakan elektronik detonator.

II. STUDI KASUS I


Uji coba pertama dilakukan pada pit CT2 dengan
ambang batas getaran hasil peledakan 2 mm/s. Area
kritik alter dapat pada dua lokasi yaitu tanki pertamina
dan pemukiman penduduk.

2.1 Signature Hole Test


Sebelum melakukan aplikasi menggunakan detonator
elektronik, terlebih dahulu dilakukan signature hole
test yang bertujuan untuk menentukan site konstant
menggunakan scale distance method untuk area pit CT
2. Dibawah adalah data desain signature hole test yang
dilakukan.

Workshop & Seminar Nasional Geomekanika III

Date
8/01/13
8/01/13
8/01/13
8/01/13
8/01/13
8/01/13
8/01/13
8/01/13
8/01/13
9/01/13
9/01/13
9/01/13
3/04/13
3/04/13
3/04/13

Blast
Monito
1
1r
1
2
2
2
3
3
3
1
2
3
1
2
2

Signature Charge Distance Peak Vector


Hole
Weight
(m)
Sum
1
166kg
140
25.1
(mm/s)
2
176kg
100
55.0
3
176kg
60
94.8
1
166kg
190
18.1
2
176kg
150
27.2
3
176kg
110
35.6
1
166kg
240
11.4
2
176kg
200
18.1
3
176kg
160
19.3
1
150kg
60
70.7
1
150kg
110
44.4
1
150kg
160
16.8
1
50
50
26.14
1
50
90
13.00
2
50
70
42.51
Tabel 1. Data signature hole test

Grafik 1.Grafik Site Konstan Pit CT2

Dari data tes signature hole yang dilakukan,diperoleh


grafik site konstant dengan tingkat kepercayaan (R2)
83%. Berdasar grafik tersebut diperoleh persamaan
berikut :
y = 721 x-1.406 dimana: K= 721 dan b=1.406
Persamaan 1
Untuk prediksi PPV yang lebih konservative tingkat
kepercayaan grafik tersebut harus dinaikkan menjadi
100%, sehingga persamaan menjadi :
y = 1065 x-1.406dimana K=1065 dan b=1.406
Persamaan 2
2.2 Uji Coba Peledakan
Peledakan uji coba dengan menggunakan detonator
elektronik Digi shot Plus dilakukan dengan
parameter sebagai berikut :
Single Hole Firing

Scaled Distance
(D/W)
10.87
7.54
4.52
14.75
11.31
8.29
18.63
15.08
12.06
4.90
8.98
13.06
7.07
12.73
9.90

Delay interval 8-30 ms


Delay 67 ms dan 42 ms
Single hole firing memastikan bahwa jumlah
maksimum bahan peledak yang meledak persatuan
waktu/delay sesuai dengan perhitungan isian
maksimum yang dilakukan menggunakan factor K dan
B hasil dari signature hole test. Delay interval yang
digunakan antar lubang mengunakan 8-30 ms,
semakin besar delay interval maka semakin lama
durasi peledakan. Penggunaan waktu delay interval
juga harus mempertimbangkan hasil fragmentasi.
Pada studi kasus ini tidak dilakukan komparasi hasil
getaran antara nonel dan digi shot dikarenakan PT.
Adaro tidak mengizinkan isian maksimum peledakan
nonel sebesar isian maksimum peledakan dengan
detonator elektronik. Maka komparasi dilakukan
dengan melihat besarnya isian maksimum (MIC) yang
didapatkan dengan tetap menjaga besar getaran tetap
berada di bawah ambang batas yang telah ditetapkan.
Sampai saat ini pemetaan isian maksimump ada blok
blok area di pit CT-2 masih berjalan.
200

Bahan Peledak (kg)

Blast
1#
1
1
1
1
1
1
1
1
2
2
2
3
3
3

WSNG III
16-17 Februari 2015, Jakarta

150
TARG
ET
MIC

100

50

0
600 650 675 700 780 786 839 894 982 1020105111001200
Jarak (m)

Grafik 2.Perbandingan Isian Maksimum Nonel vs


Digishot Plus

Workshop & Seminar Nasional Geomekanika III

WSNG III
16-17 Februari 2015, Jakarta

Sebanyak 25 data uji coba peledakan Digishot Plus


dilakukan dengan pemetaan isian maksimum untuk
masing-masing area pit CT2 dan tetap menjaga

ambang batas getaran yang dihasilkan. Di bawah


merupakan getaran hasil peledakan yang dihasilkan
selama uji coba detonator elektronik Digishot Plus.

Grafik 3.Getaran hasil peledakan uji coba digishot plus


III. STUDI KASUS II
Studi kasus yang kedua dilakukan pada lokasi pit yang
berbeda yaitu Pit LW dengan ambang batas getaran 5
mm/s. Area kritikal merupakan tanki bahan bakar
yang berada pada jarak 350 m dari area tambang
terdekat.
D
70
140
210

3.1 Signature Hole Test


Tabel di bawah merupakan data hasil signature holetes
yang kemudian digunakan dalam perhitungan scale
distance method untuk mencari site konstant (factor K
dan B).

W
PVS
Sqrt(W)
SD
140
13
11.83216 5.91608
140
5.12
11.83216 11.83216
140
2.39
11.83216 17.74824
Tabel 2: Data hasil signature hole

Scaled Distance Determination of


Site Constants
PVS (mm/s)

100
Signature Hole

10

200.46x-1.52

y=
R = 0.9915
1
1

10

100

Power (Signature
Hole)

Scaled Distance (D/W)


Grafik5 .Grafik Scale Distance
Berdasarkan data hasil signature hole test diperoleh
grafik dengan tingkat kepercayaan 99% dan diperoleh
site konstant dengan persamaaan sebagai berikut :

y = 200 x-1.520dimana K= 200 dan b=1.520


Persamaan 3

Workshop & Seminar Nasional Geomekanika III

WSNG III
16-17 Februari 2015, Jakarta

3.2 Uji Coba Peledakan


Peledakan uji coba dengan menggunakan detonator
elektronik Digishot Plus pada pit LW dilakukan
dengan parameter sebagai berikut :
Single Hole Firing
Delay interval 8 ms

Kombinasi delay 42,53,72, 62, 109, 223 ms


Pada studi kasus ini dilakukan komparasi hasil
getaranan tara nonel dan detonator elektronik
Digishot Plus. Semua parameter desain peledakan
Digishot Plus sama dengan peledakan nonel kecuali
waktu delay.

Blast
#

Date

Type

Timing

Charge

5/12

Nonel

100 / 17

210kg

Distance to
Vibration
Monitor
600m

6/12

Nonel

109 / 17

170kg

500m

4.12

6/12

DigiShot +

223 / 42

170kg

500m

2.96

28%

8/12

DigiShot +

109 / 42

220kg

500m

1.13

73%

8/12

DigiShot +

109 / 62

220kg

500m

0.90

78%

10/12

Nonel

109 / 17

180kg

300m

6.48

10/12

DigiShot +

109 / 42

180kg

500m
300m

2.40
2.64

59%

500m

1.02

58%

300m

3.84

41%

500m

1.43

40%

500m

2.56

66%

10/12

DigiShot+

109 / 62

180kg

12/12

DigiShot+

53 / 72

240kg

PVS
(mm/s)
7.63

Electronic PVS
Compared With
Nonel Blast #
-

%
Reduction
in PVS

Tabel 4.Komparasi getaran peledakan nonel vs Digishot Plus


Di bawah adalah grafik komparasi hasil getaran nonel dan digishot plus pada uji coba di pit LW dengan ambang
batas 5 mm/s.

Grafik 6.Vibrasi Nonel vs Digishot Plus


5

Workshop & Seminar Nasional Geomekanika III

IV. KESIMPULAN
Peledakan dengan elektronik detonator Digishot
Plus dapat menaikkan isian maksimum per delay lebih
dari 100% dibandingkan dengan peledakan nonel pada
pit CT-2. Isian maksimum per delay pada pit CT-2
masih berpotensi untuk dinaikkan.

WSNG III
16-17 Februari 2015, Jakarta

Peledakan dengan detonator elektronik Digishot


Plus dapat mereduksi efek getaran sebesar rata-rata
55% dibandingkan dengan peledakan nonel pada pit
LW.

DAFTAR PUSTAKA
International
Society of
Explosives
Engineers, 2011, Blaster Handbook 18th,
Cleveland, Ohio, USA, pp. 553-601.
Marcus Vaughan, 2013, Signature Hole
Report Pit CT-2, Tanjung, Kalimantan
Selatan, Indonesia.
Marcus Vaughan, 2012, Signature Hole
Report Pit LW, Tanjung, Kalimantan
Selatan, Indonesia

Anda mungkin juga menyukai