Anda di halaman 1dari 5

KEBIJAKAN DEVIDEN BAGI PERUSAHAAN

OLEH:

M. Arya Kemal

120521148

PROGRAM STUDI STRATA 1 MANAJEMEN EKSTENSI

FAKULTAS EKONOMI

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


1. Pengertian dan teori tentang deviden

Deviden adalah pembagian keuntungan yang didapatkan oleh perusahaan pada


periode tertentu kepada para pemegang saham yang berinvestasi di perusahaan tersebut dan
nominalnya sesuai dengan kesepakatan yang telah ditentukan di awal dari perusahaan atau
pemegang saham utama dan deviden itu sendiri sangat relatif artinya para pemegang saham
bisa mengambil keuntungannya atau tidak mengambilnya dan menjadi laba ditahan dalam
akuntansi perusahaan yang bertujuan untuk memperkuat finansial perusahaan. Saham yang
dimiliki oleh para pemegang saham juga memilki sifat fluktuatif yakni setiap periode
mengalami naik dan turun sesuai dari strategi perusahaan itu sendiri dalam meningkatkan
nilai aset dan pendapatan perusahaan tersebut.

Menurut Martono dan D. Agus Harjito (2000:253) merupakan bagian yang tidak
dapat dipisahkan dengan keputusan pendanaan perusahaan. Kebijakan dividen (dividend
policy) merupakan keputusan apakah laba yang diperoleh perusahaan pada akhir tahun akan
dibagi kepada pemegang saham dalam bentuk dividen atau akan ditahan untuk menambah
modal guna pembiayaan investasi di masa yang akan datang.

Menurut Dr.Dermawan Sjahrial, M.M. (2002:305), perusahaan akan tumbuh dan


berkembang, kemudian pada waktunya akan memperoleh keuntungan atau laba. Laba ini
terdiri dari laba yang ditahan dan laba yang dibagikan.Pada tahap selanjutnya laba yang
ditahan merupakan salah satu sumber dana yang paling penting untuk pembiayaan
pertumbuhan perusahaan. Makin besar pembiayaan perusahaan yang berasal dari laba yang
ditahan di tambah penyusutan aktiva tetap, maka makin kuat posisi finansial perusahaan
tersebut. Dari seluruh laba yang diperoleh perusahaan sebagian dibagikan kepada pemegang
saham berupa dividen. Mengenai penentuan besarnya dividen yang akan dibandingkan itulah
yang merupakan kebijakan dividen dari pimpinan perusahaan.
2. Faktor-faktor yang mempengaruhi deviden

Perusahaan yang dalam hal ini peran manajer keuangan sebagai pengatur pembagian
deviden kepada para pemegang saham juga terus memiliki pertimbangan sebelum melakukan
pembagian deviden dan ketika perusahaan menetapkan suatu kebijakan dan memperhatikan
sejumlah hal, pertimbangan-pertimbangan ini harus dikaitkan kembali ke teori pembayaran
deviden dan penilaian perusahaan. Beberapa faktor-faktor penentu perusahaan dalam
pembayaran deviden antara lain:

1. Kebutuhan dana bagi perusahaan


Semakin besar kebutuhan dana perusahaan berarti semakin kecil kemampuan untuk
membayar dividen. Penghasilan perusahaan akan digunakan terlebih dahulu untuk
memenuhi dananya baru sisanya untuk pembayaran dividen.
2. Likuiditas perusahaan
Likuiditas perusahaan merupakan salah satu pertimbangan utama dalam kebijakan
dividen. Karena dividen merupakan arus kas keluar, maka semakin besar jumlah kas
yang tersedia dan likuiditas perusahaan, semakin besar pula kemampuan perusahaan
untuk membayar dividen. Apabila manajemen ingin memelihara likuiditas dalam
mengantisipasi adanya ketidakpastian dan agar mempunyai fleksibilitas keuangan,
kemungkinan perusahaan tidak akan membayar dividen dalam jumlah yang besar.
3. Kemampuan untuk meminjam
Posisi likuiditas bukanlah satu-satunya cara untuk menunjukkan fleksibilitas dan
perlindungan terhadap ketidakpastian. Apabila perusahaan mempunyai kemampuan yang
tinggi untuk mendapatkan pinjaman, hal ini merupakan fleksibilitas keuangan yang
tinggi sehingga kemampuan untuk membayar dividen juga tinggi. Jika perusahaan
memerlukan pendanaan melalui hutang, manajemen tidak perlu mengkhawatirkan
pengaruh dividen kas terhadap likuiditas perusahaan.
4. Pembatasan-pembatasan dalam perjanjian hutang
Ketentuan perlindungan dalam suatu perjanjian hutang sering mencantumkan
pembatasan terhadap pembayaran dividen. Pembatasan ini digunakan oleh para kreditur
untuk menjaga kemampuan perusahaan tersebut membayar hutangnya. Biasanya,
pembatasan ini dinyatakan dalam persentase maksimum dari laba kumulatif. Apabila
pembatasan ini dilakukan, maka manajemn perusahaan dapat menyambut baik
pembatasan dividen yang dikenakan para kreditur, karena dengan demikian manajemen
tidak harus mempertanggungjawabkan penahanan laba kepada para pemegang saham.
Manajemen hanya perlu mentaati pembatasan tersebut.
5. Pengendalian perusahaan
Apabila suatu perusahaan membayar dividen yang sangat besar, maka perusahaan
mungkin menaikkan modal di waktu yang akan datang melalui penjualan sahamnya
untuk membiayai kesempatan investasi yang menguntungkan.
6. Tingkat laba

Tingkat hasil pengembalian atas aktiva yang diharapkan akan menentukan pilihan relatif
untuk membayar laba tersebut dalam bentuk dividen pada pemegang saham atau
menggunakannya di perusahaan tersebut.

2.1 Proses administrasi


Dalam pembagian deviden kepada pemegang saham hal-hal yang perlu digaris bawahi
adalah :
Pada saat perusahaan akan membagikan deviden
Ketika terjadi proses administrasi terhadap para pemegang saham yang berhak
memperoleh deviden
Saat perusahaan membayarkan atau mendistribusikan deviden kepada para
pemegang saham

Dengan memahami alur ini maka antara pihak perusahaan sebagai pihak pertama dan
para pemegang saham sebagai pihak kedua tidak mengalami salah paham yang justru akan
merusak iklim finansial perusahaan itu sendiri.
3. Contoh Perusahaan
Perusahaan perusahaan banyak melakukan langkah ini yang lebih dikenal dengan
nama Go Public yakni mengeluarkan lembar saham yang diperuntukkan kepada masyarakat
yang tertarik untuk ikut berkecimpung dalam bisnis perusahaan dan usaha untuk
mengumpulkan dana dari masyarakat untuk kebaikan finansial perusahaan itu sendiri.
Bank Danamon adalah contoh kecil dari perusahaan yang Go Public dengan iklim
pendanaan yang baik. Berdasarkan persetujuan rapat direksi dan RUPST, Danamon dapat
membagikan dividen interim sebelum akhir tahun fiskal. Selain itu, RUPST juga
berwenangmenentukan penggunaan laba bersih (termasuk pembagian dividen dan cadangan
umum & wajib); penetapan remunerasi Direksi dan Dewan Komisaris (gaji dan tantiem),
penunjukan akuntan publik, dan persetujuan laporan keuangan. Danamon terus membagikan
dividen kepada para pemegang saham dengan rasio pembayaran dividen sebesar 50% untuk
tahun buku yang berakhir 2009 (dibayarkan pada tahun 2010), 35% untuk tahun buku yang
berakhir 2010 (dibayarkan pada tahun 2011), dan 30% untuk tahun buku yang berakhir 2011
(dibayarkan pada tahun 2012).

Kesimpulan : Keputusan untuk menjual saham perusahaan itu sendiri bukan semata-mata
untuk mengumpulkan dana yang dalam arti memang perusahaan itu sendiri memiliki
finansial yang kurang sehingga memerlukan dana dari pihak ketiga yaitu dari masyarakat.
Namun keputusan ini juga diambil berdasarkan ingin meningkatkan image / citra perusahaan
kepada masyarakat dan menciptakan perusahaan yang masuk dalam kategori GCG ( Good
Corporate Governance ).

Anda mungkin juga menyukai