Anda di halaman 1dari 35

LAPORAN PENDAHULUAN

A. Konsep dasar
1. Pengertian
Penyakit Gagal Ginjal adalah suatu penyakit dimana fungsi organ ginjal
mengalami penurunan hingga akhirnya tidak lagi mampu bekerja sama sekali dalam
hal penyaringan pembuangan elektrolit tubuh, menjaga keseimbangan cairan dan zat
kimia tubuh seperti sodium dan kalium didalam darah atau produksi urine. (Barbara
Engram, 2!"
Gagal ginjal kronik (GG#" atau penyakit ginjal tahap akhir merupakan
gangguan fungsi ginjal yang progresif dan irre$ersible dimana kemampuan tubuh
gagal untuk mempertahankan metabolisme dan kesimbangan cairan dan elektrolit,
menyebabkan uremia (retensi urea dan sampah nitrogen lain dalam darah" (smeltzer
dan bare, %&&'"
Gagal ginjal kronik merupakan suatu keadaan klinis kerusakan ginjal yang
progresif dan irre$ersible dari berbagai penyebab (price dan (ilson %&&!". )edangkan
menurut soeparman dkk (%&&*", gagal ginjal kronik adalah penurunan faal ginjal yang
menahun , yang tidak re$esible dan cukup lanjut .
2. Etiologi
a. Glomerulonefritis kronik
+stilah glomerulonefritis digunakan untuk berbagai penyakit ginjal yang
etiologinya tidak jelas, akan tetapi secara umum memberikan gambaran
histopatologi tertentu pada glomerulus (,arkum, %&&*". Berdasarkan sumber
terjadinya kelainan, glomerulonefritis dibedakan primer dan sekunder.
Glomerulonefritis primer apabila penyakit dasarnya berasal dari ginjal sendiri
sedangkan glomerulonefritis sekunder apabila kelainan ginjal terjadi akibat
penyakit sistemik lain seperti diabetes melitus, lupus eritematosus sistemik (-E)",
mieloma multipel, atau amiloidosis (Prodjosudjadi, 2.".
Gambaran klinik glomerulonefritis mungkin tanpa keluhan dan ditemukan secara
kebetulan dari pemeriksaan urin rutin atau keluhan ringan atau keadaan darurat
1
medik yang harus memerlukan terapi pengganti ginjal seperti dialisis ()ukandar,
2.".
b. /iabetes ,elitus
,enurut American Diabetes Association (20" dalam )oegondo (2!" diabetes
melitus merupakan suatu kelompok penyakit metabolik dengan karakteristik
hiperglikemia yang terjadi karena kelainan sekresi insulin, kerja insulin atau
kedua1duanya.
/iabetes melitus sering disebut sebagai the great imitator, karena penyakit ini
dapat mengenai semua organ tubuh dan menimbulkan berbagai macam keluhan.
Gejalanya sangat ber$ariasi. /iabetes melitus dapat timbul secara perlahan1lahan
sehingga pasien tidak menyadari akan adanya perubahan seperti minum yang
menjadi lebih banyak, buang air kecil lebih sering ataupun berat badan yang
menurun. Gejala tersebut dapat berlangsung lama tanpa diperhatikan, sampai
kemudian orang tersebut pergi ke dokter dan diperiksa kadar glukosa darahnya
((aspadji, %&&.".
c. 2ipertensi
2ipertensi adalah tekanan darah sistolik 3 %4 mm2g dan tekanan darah diastolik
3 & mm2g, atau bila pasien memakai obat antihipertensi (,ansjoer, 2%".
Berdasarkan penyebabnya, hipertensi dibagi menjadi dua golongan yaitu
hipertensi esensial atau hipertensi primer yang tidak diketahui penyebabnya atau
idiopatik, dan hipertensi sekunder atau disebut juga hipertensi renal ()idabutar,
%&&*".
d. Ginjal polikistik
#ista adalah suatu rongga yang berdinding epitel dan berisi cairan atau material
yang semisolid. Polikistik berarti banyak kista. Pada keadaan ini dapat ditemukan
kista1kista yang tersebar di kedua ginjal, baik di korteks maupun di medula. )elain
oleh karena kelainan genetik, kista dapat disebabkan oleh berbagai keadaan atau
penyakit. 5adi ginjal polikistik merupakan kelainan genetik yang paling sering
didapatkan. 6ama lain yang lebih dahulu dipakai adalah penyakit ginjal polikistik
de7asa (adult polycystic kidney disease", oleh karena sebagian besar baru
bermanifestasi pada usia di atas 0 tahun. 8ernyata kelainan ini dapat ditemukan
pada fetus, bayi dan anak kecil, sehingga istilah dominan autosomal lebih tepat
dipakai daripada istilah penyakit ginjal polikistik de7asa ()uhardjono, %&&*".
2
3. Manifestasi Klinis
Pada gagal ginjal kronik akan terjadi rangkaian perubahan. Bila G9: menurun
!1%; dari keadaan normal dan terus mendekati nol, maka pasien akan menderita
sindrom uremik, yaitu suatu kompleks gejala yang diakibatkan atau berkaitan dengan
retensi metabolit nitrogen akibat gagal ginjal.
/ua kelompok gejala klinis dapat terjadi pada sindrom uremik, yaitu <
a. Gangguan fungsi pengaturan dan eksresi < kelainan $olume cairan dan elektrolit,
ketidakseimbangan asam basa, retensi metabolit nitrogen serta metabolit lainnya,
serta anemia akibat defisiensi sekresi ginjal
b. Gabungan kelainan kardio$askuler , neuromuscular, saluran cerna dan kelainan
lainnya.
,enurut (Barbara Engram, 2!" manifestasi klinis Gagal ginjal kronik adalah <
a. Gangguan pada sistem gastrointestinal.
%" =noreksia, mual, dan muntah yang berhubungan dengan gangguan
metabolisme protein dalam usus dan terbentuknya zat > zat toksik.
2" 9etor uremik < disebabkan ureum yang berlebihan pada air liur yang diubah
menjadi amonia oleh bakteri sehingga nafas berbau amonia.
0" ?egukan, belum diketahui penyebabnya.
b. Gangguan sistem 2ematologi dan kulit.
%" =nemia, karena berkurangnya produksi eritropoetin.
2" #ulit pucat karena anemia dan kekuningan karena penimbunan urokrom.
0" Gatal1gatal akibat toksin uremik.
4" 8rombositopenia (penurunan kadar trombosit dalam darah"
!" Gangguan fungsi kulit (9agositosis dan kemotaksis berkurang".
c. )istem )yaraf dan otak.
%" ,iopati, kelelahan dan hipertropi otot.
2" Ensepalopati metabolik < -emah, 8idak bisa tidur, gangguan konsentrasi.
d. )istem #ardio$askuler.
%" 2ipertensi.
2" 6yeri dada, sesak nafas.
0" Gangguan irama jantung akibat sklerosis dini.
3
4" Edema.
e. )istem endokrin.
%" Gangguan seksual < libido, fertilitas dan penurunan seksual pada laki1laki,
pada 7anita muncul gangguan menstruasi.
2" Gangguan metabolisme glukosa, retensi insulin dan gangguan sekresi insulin.
f. Gangguan pada sistem lain.
%" 8ulang < osteodistrofi renal.
2" =sidosis metabolik akibat penimbunan asam organik.
4. Patofisiologi
Perjalanan umum gagal ginjal progresif dapat di bagi menjadi tiga stadium.
)tadium pertama dinamakan penurunan cadangan ginjal. )elama stadium ini kreatinin
serum dan kadar B@6 normal, dan penderita asimtomatik. Gangguan fungsi ginjal
mungkin hanya dapat diketahui dengan memberi beban kerja yang berat pada ginjal
tersebut, seperti tes pemekatan kemih yang lama atau dengan mengadakan tes G9:
yang teliti.
)tadium kedua perkembangan tersebut disebut insufiensi ginjal, dimana lebih
dari '!; jaringan yang berfungsi telah rusak. (G9: besarnya 2!; dari normal". Pada
tahap ini kadar B@6 baru mulai meningkat diatas batas normal. Peningkatan
konsentrasi B@6 ini berbeda1beda, tergantung dari kadar protein dalam diet
(bandingkan dengan diet yang normal kadar proteinnya". Pada stadium ini kadar
keratinin serum juga mulai meningkat melebihi kadar normal. =zotemia baisanya
ringan, kecuali bila penderita misalnya mengalami stress akibat infeksi, gagal jantung
atau dehidrasi. Pada stadium insufisiensi ginjal ini pula gejala1gejala nokturia dan
poluria (diakibatkan oleh kegagalan pemekatan" mulai timbul. 6okturia (berkemih
pada malam hari" adalah gejala pengeluaran kemih 7aktu malam hari yang menetap
sampai sebanyak ' ml atau penderita terbangun untuk berkemih beberapa kali
7aktu malam hari. 6okturia disebabkan oleh hilangnya pola pemekatan kemih diurnal
normal sampai tingkatan tertentu di malam hari. Poliuria berarti peningkatan $olume
kemih yang terus1menerus sedangkan pengeluaran kemih normal sekitar %! ml per
hari dan berubah1ubah sesuai dengan jumlah cairan yang diminum.
)tadium ke tiga dan stadium akhir gagal ginjal progresif disebut gagal ginjal
stadium akhir atau uremia. 8imbul apabila sekitar &; dari masa nefron telah hancur
atau hanya sekitar 2. nefron saja yang masih utuh. 6ilai G9: hanya %; dari
4
keadaan normal, dan bersihan kreatinin mungkin sebesar !1% ml permenit atau
kurang. Pada keadaan ini kreatinin serum dan kadar B@6 akan meningkat dengan
sangat mencolok sebagai respon terhadap G9: yang mengalami penurunan. Pada
stadium akhir gagal ginjal penderita mulai merasakan gejala1gejala yang cukup parah,
karena ginjal tidak sanggup lagi memepertahankan homeostatis cairan dan elektrolit
dalam tubuh. Penderita biasanya menjadi oligurik (pengeluaran kemih kurang dari
!mlAhari" karena kegagalan glomerulus meskipun proses penyakit mula1mula
menyerang tubulus ginjal. . pada stadium akhir gagal ginjal, penderita pasti akan
meninggal kecuali kalau dia mendapat pengobatan berupa transplantasi ginjal atau
dialisis.
. Ko!pli"asi
#omplikasi yang mungkin timbul akibat dari gagal ginjal kronis menurut (Barbara
Engram, 2!" diantaranya adalah sebagai berikut <
a. 2ipertensi
Pada penderita gagal ginjal kronik, hampir selalu disertai dengan hipertensi, sebab
hipertensi dan penyakit ginjal kronik merupakan dua hal yang selalu berhubungan
erat. )elain itu juga penyakit ginjal telah lama di kenal sebagai penyebab
hipertensi sekunder. 2ipertensi terjadi pada lebih kurang *; penderita gagal
ginjal terminal. 2ipertensi pada penderita gagal ginjal kronik dapat terjadi sebagai
efek dari penyakit pembuluh darah yang telah ada sebelumnya atau akibat dari
penyakit ginjal itu sendiri. #eadaan ini juga dapat disebabkan karena adanya
peningkatan $olume cairan, peningkatan sekresi renin, racun1racun uremik,
asupan natrium, hipertiroid sekunder, dan lain1lain. =kibat peningkatan tekanan
darah dalam jangka panjang dapat menyebabkan penebalan dinding $entrikel kiri.
=danya beberapa penyakit penyerta yang terjadi pada penderita gagal ginjal
kronik seperti diabetes dan hipertensi dapat mempercepat buruknya fungsi ginjal
penderita.
b. 2iperkalsemia
8erjadi akibat perlangsungan hiperparatiroidisme sekunder, seperti penderita
penyakit ginjal tahap akhir, defisiensi $itamin /, dan resistensi $itamin /.
#elenjar paratiroid akan mengalami hiperplasia dan mengakibatkan sekresi
berlebihan P82 secara otonom sehingga mengakibatkan hiperkalsemia.
5
Pada penderita gagal ginjal kronik khususnya yang menjalani hemodialisis, sering
dijumpai hiperkalsemia disebabkan oleh kelebihan $itamin /, imobilisasi,
penggunaan antacid kalsium, sekresi P82 otonom, atau kombinasi di antaranya
c. =nemia
=nemia hampir selalu menyertai gagal ginjal kronik dan banyak factor terbukti
sebagai penyebab terjadinya anemia tersebut dimana telah terjadi kerusakan
menetap jaringan ginjal semua fungsi tersebut akan terganggu.
d. Perikarditis
Perikarditis adalah peradangan lapisan paling luar jantung (membran tipis yang
mengelilingi jantung". (2. (inter Griffith ,./, %&&4".
Perikarditis adalah peradangan perikardium parietal, perikardium $iseral, atau
kedua1duanya. (=rif ,ansjoer, 2".
e. penyakit tulang
9ungsi ginjal juga menyebabkan produksi eritropoetin tidak adekuat menstimulasi
sum1sum tulang untuk menghasilkan sel darah merah dan menyebabkan anemia
yang disertai keletihan, angina, sesak napas, defisiemsi nutrisi dan kecenderungan
untuk terjadi perdarahan gastrointestinal. )elain itu juga menurunkan kadar serum
kalsium dan meningkatkan kadar fosfat serum. Penurunan kadar kalsium serum
menyebabkan sekresi dari parathormon dan kelenjar parathiroid.
=danya gagal ginjal tubuh tidak berespon terhadap peningkatan parathormon
akibatnya kalsium ditulang menurun menyebabkan perubahan pada tulang dan
penyakit tulang.
#. Pe!eri"saan Diagnosti"
a" #reatinin dan serum keduanya tinggi karena beratnya gagal ginjal #reatinin
adalah produk sampingan dari hasil pemecahan fosfokreatin (kreatin" di otot yang
dibuang melalui ginjal. Pada pria, normalnya ,. > %,2 mgAdl. /i atas rentang itu
salah satunya mengindikasikan adanya gangguan fungsi ginjal. 8etapi kami rasa
angka %,0 mgAdl masih tergolong normal, 7alaupun =nda sebaiknya mulai
7aspada. Batas normal kreatinin < ,! > %,! mgAdl. #reatinin ,.1%,0 mgAdl *,4
mgAdl ,eningkat. (Budianto, =nang. 2!".
b" #lirens kreatin menunjukkan penyakit ginjal tahap akhir bila berkurang sampai
&;.@ji bersih kretin paling sering dikerjakan dibandingkan yang lain.
6
Pengumpulan urine dilakukan selama 24 jam. 6ilai bersih kreatin, ditubuli.,!*
,gAdl.
c" Elektrolit serum menunjukan peningkatan kalium, fosfor, kalsium, magnesium,
dan produk fosfor1kalsium, dengan natriun serum rendah.
d" Gas, darah arteri menunjukan asidosis metabolik ( nilai p2 kadar bikarbonat, dan
dan kelibahan basa diba7ah reng normal".
e" #aji tingkat pemahaman dan orang terdekat tentang pilihan terapi yang tersedia
dan masalah tentang hasil tindakan.
f" 2emoglobin pada penderita gagal ginjal sangat rendah (nilai normal hemoglobin
%21%! gAdl untuk perempuan dan %01%',! gAdl untuk laki1laki"
$. Penatala"sanaan Kepera%atan dan Medis
a. Penatala"sanaan "epera%atan
%" Pengaturan diet protein , kalium, natrium, dan cairan
a" Pembatasan protein
Pembatasan protein tidak hanya mengurangi kadar B@6 , tetapi juga
mengurangi asupan kalium dan fosfat, serta mengurangi produksi ion
hydrogen yang berasal dari protein.
b" /iet rendah kalium
2iperglikemia biasanya merupakan masalah pada gagal ginjal lanjut.
=supan kalium dikurangi. /iet yang dianjurkan adalah 41* mEBAhari.
c" /iet rendah natrium
/iet 6a yang dianjurkan adalah 41& mEBAhari.
d" Pengaturan cairan
?airan yang diminum penderita gagal ginjal tahap lanjut harus dia7asi
dengan seksama. Parameter yang tepat untuk diikuti selain data asupan dan
pengeluaran cairan yang dicatat dengan tepat adalah pengukuran berat
badan harian .
&. Penatala"sanaan Medis
7
Pengobatan gagal ginjal stadium akhir adalah dengan dialysis dan transplantasi
ginjal . dialysis dapat digunakan untuk mempertahankan penderita dalam keadaan
klinis yang optimal sampai tersedia donor ginjal .
/ialisis apabila kadar kreatinin serum biasanya diatas . mgA % ml pada laki1laki
atau 4 mlA% ml pada 7anita dan G9: kurang dari 4 mlAmenit .
c. Hae!odialisis
1) Pengertian He!odialisa
2emodialisa berasal dari kata hemo yaitu darah,dan dialisa yaitu
pemisahan atau filtrasi. Pada prinsipnya hemodialisa menempatkan darah
berdampingan dengan cairan dialisat atau pencuci yang dipisahkan oleh suatu
membran atau selaput semi permeabel. ,embran ini dapat dilalui oleh air dan
zat tertentu atau zat sampah. Proses ini disebut dialysis yaitu proses
berpindahnya air atau zat, bahan melalui membran semi permeable.
2) '()(an He!odialisa
)ebagai terapi pengganti, kegiatan hemodialisa mempunyai tujuan <
a" ,embuang produk metabolisme protein seperti urea, kreatinin dan asam
urat
b" ,embuang kelebihan air.
c" ,empertahankan atau mengembalikan system buffer tubuh.
d" ,empertahankan atau mengembalikan kadar elektrolit tubuh.
e" ,emperbaiki status kesehatan penderita.
3) Proses He!odialisa
/alam kegiatan hemodialisa terjadi 0 proses utama seperti berikut <
a" Proses /ifusi yaitu berpindahnya bahan terlarut karena perbedaan kadar di
dalam darah dan di dalam dialisat. )emakian tinggi perbedaan kadar dalam
darah maka semakin banyak bahan yang dipindahkan ke dalam dialisat.
b" Proses @ltrafiltrasi yaitu proses berpindahnya air dan bahan terlarut karena
perbedaan tekanan hidrostatis dalam darah dan dialisat.
c" Proses Csmosis yaitu proses berpindahnya air karena tenaga kimia, yaitu
perbedaan osmolaritas darah dan dialisat ( -umenta, %&&. ".
8
4) Alasan dila"("ann*a He!odialisa
2emodialisa dilakukan jika gagal ginjal menyebabkan <
a" #elainan fungsi otak ( ensefalopati uremik "
b" Perikarditis ( peradangan kantong jantung "
c" =sidosis ( peningkatan keasaman darah " yang tidak memberikan respon
terhadap pengobatan lainnya.
d" Gagal jantung
e" 2iperkalemia ( kadar kalium yang sangat tinggi dalam darah ".
5) +re"(ensi He!odialisa.
9rekuensi, tergantung kepada banyaknya fungsi ginjal yang tersisa, tetapi
sebagian besar penderita menjalani dialisa sebanyak 0 kaliAminggu. Program
dialisa dikatakan berhasil jika <
a" Penderita kembali menjalani hidup normal.
b" Penderita kembali menjalani diet yang normal.
c" 5umlah sel darah merah dapat ditoleransi.
d" 8ekanan darah normal.
e" 8idak terdapat kerusakan saraf yang progresif ( ,edicastore.com, 2. "
/ialisa bisa digunakan sebagai pengobatan jangka panjang untuk gagal
ginjal kronis atau sebagai pengobatan sementara sebelum penderita
menjalani pencangkokan ginjal. Pada gagal ginjal akut, dialisa dilakukan
hanya selama beberapa hari atau beberapa minggu, sampai fungsi ginjal
kembali normal.
6) Ko!pli"asi pada He!odialisa
#omplikasi dalam pelaksanaan hemodialisa yang sering terjadi pada saat
dilakukan terapi adalah <
a" 2ipotensi
b" #ram otot
c" ,ual atau muntah
d" )akit kepala
e" )akit dada
f" Gatal1gatal
g" /emam dan menggigil
h" #ejang
9
,. As(-an Kepera%atan
1. Peng"a)ian
a. :i7ayat #esehatan Pasien dan Pengobatan sebelumnya
Berapa lama klien sakit, bagaimana penanganannya, mendapat terapi apa,
bagaimana cara minum obatnya apakah teratur atau tidak, apa saja yang dilakukan
klien untuk menanggulangi penyakitnya.
b. =ktifitas A istirahat <
#elelahan ekstrem, kelemahan, malaise
Gangguan tidur (insomnia A gelisah atau somnolen"
#elemahan otot, kehilangan tonus, penurunan rentang gerak
c. )irkulasi
=danya ri7ayat hipertensi lama atau berat, palpatasi, nyeri dada (angina"
2ipertensi, /@5, nadi kuat, edema jaringan umum dan pitting pada kaki, telapak
tangan. 6adi lemah, hipotensi ortostatikmenunjukkan hipo$olemia, yang jarang
pada penyakit tahap akhir. Pucat, kulit coklat kehijauan, kuning. #ecenderungan
perdarahan
d. +ntegritas Ego <
9aktor stress, perasaan tak berdaya, tak ada harapan, tak ada kekuatan.
,enolak, ansietas, takut, marah, mudah terangsang, perubahan kepribadian.
e. Eliminasi <
Penurunan frekuensi urine, oliguria, anuria (pada gagal ginjal tahap lanjut"
=bdomen kembung, diare, atau konstipasi. Perubahan 7arna urine, contoh kuning
pekat, merah, coklat, oliguria.
f. ,akanan A cairan <
Peningkatan berat badan cepat (oedema", penurunan berat badan (malnutrisi".
=noreksia, nyeri ulu hati, mualAmuntah, rasa metalik tak sedap pada mulut
10
(pernapasan amonia" Penggunaan diuretic /istensi abdomenAasites, pembesaran
hati (tahap akhir" Perubahan turgor kulitAkelembaban. @lserasi gusi, pendarahan
gusiAlidah.
g. 6eurosensori
)akit kepala, penglihatan kabur. #ram otot A kejang, syndrome Dkaki gelisahE,
rasa terbakar pada telapak kaki, kesemutan dan kelemahan, khususnya ekstremiras
ba7ah. Gangguan status mental, contah penurunan lapang perhatian,
ketidakmampuan berkonsentrasi, kehilangan memori, kacau, penurunan tingkat
kesadaran, stupor. #ejang, fasikulasi otot, akti$itas kejang. :ambut tipis, kuku
rapuh dan tipis.
h. 6yeri A kenyamanan
6yeri panggul, sakit kepala, kram ototA nyeri kaki. Perilaku berhati1hati A distraksi,
gelisah
i. Pernapasan
6apas pendek, dispnea, batuk dengan A tanpa sputum kental dan banyak.
8akipnea, dispnea, peningkatan frekuensi A kedalaman. Batuk dengan sputum
encer (edema paru".
j. #eamanan
#ulit gatal =da A berulangnya infeksi Pruritis /emam (sepsis, dehidrasi",
normotermia dapat secara aktual terjadi peningkatan pada pasien yang mengalami
suhu tubuh lebih rendah dari normal.Ptekie, area ekimosis pada kulit 9raktur
tulang, keterbatasan gerak sendi
k. )eksualitas
Penurunan libido, amenorea, infertilitas
l. +nteraksi sosial
#esulitan menentukan kondisi, contoh tak mampu bekerja, mempertahankan
fungsi peran biasanya dalam keluarga.
m. Penyuluhan A Pembelajaran
:i7ayat /, (resiko tinggi untuk gagal ginjal", penyakit polikistik, nefritis
heredeter, kalkulus urenaria, maliganansi. :i7ayat terpejan pada toksin, contoh
obat, racun lingkungan. Penggunaan antibiotic nefrotoksik saat ini A berulang.
2. Diagnosa Kepera%atan
11
a. Gangguan pertukaran gas berhubungan perubahan membrane al$eolar1kapiler atau
$entilasi1perfusi
NO. N/.
)etelah diberikan tindakan
kepera7atan, klien menunjukkan stat(s
respirasi0 pert("aran gas yang adekuat
dengan indikator<
%. )tatus mental sesuai yang
diharapkan
2. #emudahan bernafas
0. 8idak ada dispnea pada saat
istirahat
4. 8idak ada dispnea pada saat
akti$itas
!. 8idak ada kelelahan
.. 8idak ada sianosis
'. 8idak ada somnolen
*. PaC2 dalam batas normal
&. Pa?C2 dalam batas normal
%. p2 arteri dalam batas normal
%%. )aturasi C2 dalam batas normal
%2. :ontgen dada sesuai yang
diharapkan
Mana)e!en )alan nafas0
%. Buka jalan nafas (gunakan teknik
chin lift atau jaw thrust bila klien
tidak sadar"
2. Pasang oral atau nasofaringeal
airway.
0. ,onitor status hemodinamik.
4. /ukung nafas dalam dan lambat,
ganti posisi dan batuk.
!. =uskultasi bunyi nafas, catat
adanya daerah yang menurun atau
tidak ada $entilasi dan adanya
suara paru abnormal.
.. =jarkan klien bagaimana
menggunakan inhaler.
'. #olaborasi untuk terapi nebulasi
ultrasonic.
*. =tur posisi untuk mengurangi
dispnea.
&. Posisikan klien untuk $entilasi
yang maksimum.
%. -akukan fisioterapi dada.
%%. Beri humidifikasi udara atau C2.
%2. ,onitor status respirasi dan
12
oksigenasi.
%0. +dentifikasi klien< membutuhkan
insersi jalan nafas
(actualApotensial"
%4. Beri bronkodilator (sesuai program
terapi"
%!. Bantu klien memakai spirometri
insentif.
%.. -akukan suction
%'. =tur intake cairan untuk
optimalisasi keseimbangan cairan.
%*. #olaborasi pemberian terapi
aerosol.
Monitor respirasi0
%. ,onitor ritme, irama, kedalaman
dan usaha respirasi.
2. ?atat pergerakan dada, penggunaan
otot respirasi, retraksi otot
interkostal dan suprakla$ikula.
0. ,onitor bunyi gaduh saat bernafas
(crackles, ronki"
4. ,onitor pola nafas< takipnea,
apnea
!. Palpasi kemungkinan adanya
pembesaran paru.
.. #aji kebutuhan suction bila pada
13
asukultasi terdengar bunyi crackles
dan ronki.
'. Gunakan resusitasi jika perlu.
'erapi o"sigen0
%. Bersihkan secret pada hidung, oral dan
trakea.
2. ,enjaga jalan nafas tetap terbuka.
0. Pasang peralatan oksigen dan beri
humidifier.
4. Berikan suplai oksigen pada klien.
!. ,onitor aliran oksigen.
.. ,onitor posisi peralatan oksigen.
'. Cbser$asi tanda hipo$entilasi.
*. ,onitor tanda keracunan oksigen dan
absorbs atelektasis.
b. #elebihan $olume cairan berhubungan dengan gangguan mekanisme regulasi
NO. N/.
)etelah dilakukan
tindakan kepera7atan, klien
dapat mencapai
keseimbangan cairan dengan
indikator<
%. Fital sign dalam batas
normal
+l(id Manage!ent 0
%. ,onitor BB tiap hari
2. @kur peningkatan BB
0. Pertahankan catatan intake dan output
cairan selama 24 jam, balance cairan
14
2. :ata1rata tekanan arteri
dalam batas normal
0. 8ekanan $ena sentral
dalam batas normal
4. 8ekanan paru dalam batas
normal
!. 6adi perifer teraba
.. 8idak ada hipotensi
ortostatik
'. #eseimbangan intake dan
output 24 jam
*. 8idak ada suara nafas
tambahan
&. Berat badan stabil
%. 8idak ada asites
%%. 8idak ada distensi $ena
jugularis
%2. 8idak ada edema perifer
%0. #elembaban kulit dalam
batas normal
%4. ,embrane mukosa
lembab
%!. Elektrolit serum dalam
batas normal
%.. 6ilai hematokrit dalam
batas normal
4. Pasang /? bila perlu
!. ,onitor status hidrasi (membrane
mukosa, nadi, tekanan darah ortostatik"
.. ,onitor hasil laboratorium yang
berhubungan dengan retensi cairan
'. ,onitor status hemodinamik
*. ,onitor Fital sign
&. ,onitor indikasi o$erload cairan (edema,
asites"
%. #aji lokasi edema
%%. #elola terapi intra$ena
%2. ,onitor status nutrisi
%0. #elola pemberian diuretic (kolaborasi"
%4. ,onitor respon klien selama terapi cairan
+l(id Monitoring 0
%. 8entukan ri7ayat jumlah dan tipe intake
cairan dan eliminasi
2. 8entukan kemungkinan factor resiko dari
ketidak seimbangan cairan (hipertermi,
terapi diuretic, kelainan renal, diaphoresis,
disfungsi hati, gagal jantung, dll"
0. ,onitor Berat Badan
4. ,onitor serum dan elektrolit urine
!. ,onitor serum dan osmolalitas urine
15
%'. Berat jenis urin dalam
batas normal
.. ,onitor BPG2: dan ::
'. Cnitor tekanan darah orthostatic dan
perubahan irama jantung
*. ,onitor parameter hemodinamik in$asi$e
&. ?atat secara akurat intake dan output
cairan
%. ,onitor membrane mukosa dan turgor
kulit, serta rasa haus
%%. ?atat monitor 7arna dan jumlah urin
%2. ,onitor adanya distensi leher, ronchi,
edema perifer dan penambahan BB
%0. ,onitor tanda dan gejala edema
%4. Beri cairan sesuai keperluan
%!. Beri obat yang dapat meningkatkan output
cairan
%.. -akukan hemodialisis bila perlu dan catat
respon pasien
c. ,ual berhubungan dengan peningkatan motilitas G+ sekunder thd gangguan
biokimia < uremia
NO. N/.
)etelah dilakukan
tindakan kepera7atan
diharapkan pasien dapat
mengontrol mual, dengan
indicator <
%. ,engenal onset mual
Na(sea Manage!ent 0
%. #aji penyebab nauseaAmual (missal
medikasi dan prosedur"
2. ,onitor pengalaman mual pasien
0. =jarkan klien makan sedikit tapi sering
16
2. ,enunjukkan factor
penyebab mual
0. ,engenal rangsangan
presipitasi
4. Gunakan ukuran
pencegahan
!. ,enggunakan catatan
harian untuk monitor
gejala
.. ,enghindari factor
penyebab
'. ,enghindari bau yang
merangsang
*. ,enggunakan antiemetic
sesuai anjuran
&. ,elaporkan gagalnya
pengobatan antiemetic
%. ,elaporkan efek samping
dari antiemetic
%%. ,elaporkan mual dan
muntah yang
teratasiAterkontrol
#eterangan <
% < tidak pernah
menunjukkan
2 < jarang menunjukkan
4. =njurkan klien makan saat makanan masih
hangat
!. E$aluasi pengaruh mual terhadap kualitas
hidup pasien
.. Pastikan keefektifan pemberian antiemetic
'. #ontrol factor lingkungan yang dapat
menyebabkan mual
*. #urangiAbatasi factor personal yang
merupakan pencetus mual
&. +dentifikasi strategi yang baik untuk
mengatasi mual
%. =jarkan tehnik nonfarmakologi untuk
memanage mual (missal biofeedback,
hypnosis, relaksasi, guide imagery,
distraksi, akupresure, terapi music"
%%. 8ingkatkan istirahat dan tidur untuk
menfasilitasi pengurangan mual
%2. -akukan oral hygiene untuk meningkatkan
kenyamanan dan mengurangi mual
%0. =njurkan makan tinggi karbohidrat dan
rendah lemak
%4. ,onitor catatan intake
%!. ,onitor uremia dalam darah
%.. 5elaskan tentang mual, penyebab dan
bagaimana itu terjadi
%'. ,onitor pengaruh manajemen nausea
terhadap pasien
17
0 < kadang1kadang
menunjukkan
4 < sering menunjukkan
! < menunjukkan secara
konsisten
=ppetite <
%. =da keinginan untuk makan
2. ,embutuhkanA
menginginkan makanan
0. ,enikmatai makanan
4. /apat mencicipi makanan
!. =da laporan peningkatan
energy untuk makan
.. +ntake makanan adekuat
'. +ntake cairan adekuat
*. =da rangsangan untuk
makan
d. #etidakseimbangan nutrusi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan factor
biologis
NO. N/.
)etelah dilakukan
tindakan kepera7atan, klien
dapat mencapai status nutrisi
yang adekuat dengan
Mana)e!en N(trisi0
%. #aji adanya alergi makanan
2. #olaborasi dengan ahli gizi untuk
18
indikator<
%. Berat badan dalam
rentang normal
2. 8idak ada tanda1tanda
malnutrisi
0. +ntake nutrisi adekuat
4. +ntake cairan adekuat
#eterangan skala<
%< )angat berat
2< Berat
0< )edang
4< :ingan
!< 8idak ada
menentukan jumlah kalori dan nutrisi yang
dibutuhkan klien.
0. Berikan makanan yang terpilih (sudah
dikonsultasikan dengan ahli gizi"
4. =jarkan klien bagaimana membuat
catatan makanan harian.
!. ,onitor jumlah nutrisi dan kandungan
kalori.
.. Berikan informasi tentang kebutuhan
nutrisi.
'. #aji kemampuan klien untuk
mendapatkan nutrisi yang dibutuhkan.
Monitoring N(trisi0
%. ,onitor adanya penurunan berat
badan.
2. ,onitor tipe dan jumlah akti$itas
yang biasa dilakukan.
0. ,onitor lingkungan selama makan.
4. 5ad7alkan pengobatan dan tindakan
tidak selama jam makan.
!. ,onitor turgor kulit.
.. ,onitor mual dan muntah.
'. ,onitor kadar albumin, total protein,
2b dan kadar hematokrit.
*. #aji makanan kesukaan.
19
&. ,onitor adanya pucat, kemerahan dan
kekeringan jaringan konjungti$a.
%. ,onitor kalori dan intake nutrisi.
e. #erusakan mobilitas fisik berhubungan dengan penurunan kekuatan otot
NO. N/.
'ing"at !o&ilitas
)etelah dilakukan inter$ensi
kepera7atan selama 0H24 jam,
klien dapat mencapai tingkat
mobilitas berupa <
%. #eseimbangan tubuh
2. /apat memposisikan
tubuh sendiri
0. Gerakan otot <
mandiriApasif
4. Gerakan sendi <
aktifApasif
!. Berpindah <
dependenAbantuan alatA
bantuan
orang.independen(target
kan"
.. =mbulasi berjalan <
dependenAbantuan
alatAbantuan orang
Positioning
%. Posisikan klien sesuai dengan body
alignment
2. /orong latihan :C, aktif
0. +nstruksikan klien bagaimana
penggunaan body mekanik yang
benar saat berakti$itas.
4. Ganti posisi tiap dua jam.
!. Posisikan untuk meringankan
dispnea (semifo7ler"
'erapi A"ti1itas 0 Mo&ilitas 2endi
%. 8entukan hambatan pergerakan
sendi dan efeknya terhadap fungsi.
2. #olaborasi dengan terapis fisik
dalam mengembangkan
danmenentukan program latihan
0. 5elaskan kepada pasien atau
keluarga tujuan dan rencana dari
20
independen (targetkan"
'. =mbulasi dengan kursi
roda < dependenAbantuan
alatAbantuan
orangAindependen
(targetkan"
latihan sendi
4. -indungi pasien dari trauma selama
latihan
!. Berikan pasien posisi badan yang
optimal untuk pergerakan pasif atau
aktif.
.. Berikan latiha :C, pasif atau
:C, aktif jika memungkinkan
'. -atih pasien dan keluarga
bagaimana cara melakukan :C,
aktif dan pasif.
*. /ukung pergerakan sendi secara
teratur dengan membatasi nyeri dan
mobilitas sendi.
&. Berikan reinforcement positif dalam
melakukan latihan sendiri.
f. /efisit pera7atan diri < mandi berhubungan dengan kelemahan
NO. N/.
)etelah dilakukan
tindakan kepera7atan
diharapkan pasien mampu
membersihkan tubuhnya
secara mandiri (self1care <
bathing", dengan criteria <
- #emampuan masuk dan
a. Bathing
- Bantu pasien mandi, dan mencuci rambut
- Bantu pasien dalam perianal care
- ,onitor kondisi kulit saat mandi
- ,onitor kemampuan fungsional saat
mandi
21
keluar kamar mandi
- ,engambil perlengkapan
mandi
- #emampuan menjangkau
sumber air
- #emampuan membasuh
7ajah
- #emampuan membasuh
tubuh bagian atas
- #emampuan membasuh
tubuh bagian ba7ah
- #emampuan
membersihkan area
perianal
#eterangan <
% < )e$erely compromised
2 < )ubstantially
compromised
0 < ,oderately
compromised
4 < ,ildly compromised
! < 6ot compromised
b. )elf1care assistance < bathingAhygiene
- Pertimbangkan budaya pasien dalam
meningkatkan aktifitas pera7atan diri
- Pertimbangkan usia pasien dalam
peningkatan aktifitas pera7atan diri
- )ediakan perlengkapan mandi
- 9asilitasi kegiatan sikat gigi dan mandi
- ,onitor kebersihan tubuh
- ,onitor integritas kulit
- =njurkan pasienAkeluarga berpartisipasi
dalam kegiatan rutinitas pasien
g. /efisit pera7atan diri < toileting berhubungan dengan kelemahan
NO. N/.
)etelah dilakukan
tindakan kepera7atan
)elf care assintance < toileting
22
diharapkan pasien mampu
melakukan akti$itas toileting
secara mandiri (self1care <
toileting", dengan criteria <
- #emampuan masuk dan
keluar toilet
- Pengosongan kandung
kencing
- Pengosongan bo7el
- ,embersihkan diri
setelah B=#
- ,embersihkan diri
setelah B=B
- #emampuan trurun dari
toilet
- #emampuan melepaskan
pakaian sebelum toileting
- #emampuan mengenakan
pakaian setelah toileting
#eterangan <
% < )e$erely compromised
2 < )ubstantially
compromised
0 < ,oderately
compromised
4 < ,ildly compromised
- Pertimbangkan budaya pasien dalam
meningkatkan aktifitas pera7atan diri
- Pertimbangkan usia pasien dalam
peningkatan aktifitas pera7atan diri
- -epaskan pakaian yang menghalangi
pasien untuk eliminasi
- Bantu pasien untuk toileting
- PertimbangkanAjaga pri$acy pasien
- 9asilitasi kebersihan toilet setelah
eliminasi
- =tur jad7al toileting sesuai kebutuhan
- =njurkan pasien untuk toileting rutin
- )ediakan alat bantu toileting
- ,onitor integritas kulit pasien
23
! < 6ot compromised
h. :esiko kerusakan intergritas kulit berhubungan dengan perubahan turgor kulit
NO. N/.
)elama pera7atan di
rumah sakit, infeksi tidak
terjadi dengan menggunakan
Kontrol resi"o, indicator <
%. Pengetahuan tentang
resiko
2. ,emonitor factor resiko
dari lingkungan
0. ,emonitor factor resiko
dari factor personal
4. ,engembangkan strategi
control resiko yang
efektif.
!. ,engatur strategi
pengontrolan resiko
seperti yang dibutuhkan.
.. ,elaksanakan strategi
control resiko yang
dipilih.
'. ,enghindari paparan
yang bisa menyebabkan
infeksi.
*. ,Engenali perubahan
status kesehatan.
Massage <
%. #aji kontraindikasi seperti adanya luka
atau lesi, trombositopenia, inflamasi,
tumor.
2. Pilih area yang akan di massage.
0. ?uci tangan dengan air hangat.
4. )iapkan ruangan yang hangat , nyaman
dan pri$asi.
!. Gunakan lotion atau minyak untuk
mengurangi friksi pada kulit.
.. ,assage area yang ditentukan (punggung,
tangan, kaki".
'. E$aluasi dan catat hasil tindakan dari
massage.
Pen3ega-an l("a te"an <
%. Gunakan instrument untuk mengkaji
factor resiko pada klien seperti Braden
)cale.
2. ?atat berat badan dan perubahan dari
berat badan.
0. ?atat kondisi dari kulit.
24
&. ,emonitor perubahan
status kesehatan
#eterangan )kala <
%< tidak pernah
menunjukkan
2< jarang menunjukkan
0< kadang1kadang
menunjukkan
4< sering menunjukkan
!< selalu menunjukkan
)elama pera7atan di
rumah sakit, kerusakan
integritas kulit tidak terjadi
dengan integritas )aringan 0
"(lit dan !e!&rane
!("osa, indicator <
%. )uhu kulit
2. )ensasi kulit
0. Elastisitas kulit
4. 2idrasi kulit
!. 8ekstur kulit
.. Perfusi jaringan
'. +ntagritas kulit
4. ,onitor adanya tanda kemerahan yang
tertutup.
!. @bah posisi tiap %12 jam.
.. @bah posisi secara hati1hati agar tidak
trauma.
'. Pertahankan sprei tetap bersih, kering dan
bebas kerutan.
*. Pasang sprei dengan kencang.
&. Gunakan tipe DdonatE untuk areal sacral.
%. 5angan gunakan air panas saat
memandikan.
%%. ,onitor sumber area yang beresiko untuk
tertekan atau luka.
%2. Gunakan pelindung siku dan tumit seperti
bantal.
25
*. -esi kulit
&. Eritema
#eterangan skala <
%<sangat tampak
2<tampak
0<tampak sedang
4<tampak ringan
!<tidak tampak
.
i. #eputusasaan berhubungan dengan penurunan kondisi fisiologis
26
NO. N/.
)etelah dilakukan
tindakan kepera7atan
diharapkan pasien tidak
mengalami putus ada dengan
indicator <
2ope <
%. ,engekpresikan harapan
masa depan yang positif
2. ,engekpresikan iman
0. ,engekspresikan
keinginan untuk hidup
4. ,engekpresikan alas an
untuk hidup
!. ,engekpresikan arti
hidup
.. ,engekspresikan
optimism
'. ,engekspresikan
kepercayaan dalam diri
pasien
*. ,engekpresikan
kepercayaan pada orang
lain
&. ,engekspresikan
kedamaian dalam diri
%. ,engekspresikan
kepekaan pengendalian
Hope /nspiration 0
%. =njurkan pasien untuk mengidentifikasi
harapan dalam hidup
2. 8unjukkan harapan dengan mengenalkan
factor instrinsik pasien dan pandangan
pasien tentang penyakitnya
0. #aji mekanisme koping yang dapat
dilakukan pasien
4. =jarkan pengenalan realita dengan
melakukan sur$e situasi dan membuat
rencana
!. =njurkan pasien untuk membuat tujuan
sebagai objek harapan
.. Bantu pasien daam menggali spiritual diri
'. 9asilitasi pasien mengungkapkan
pengalaman pribadi
*. =njurkan pasien untuk menjalin hubungan
dengan orang lain
&. =jarkan pada keluarga tentang aspek
positif dari harapan
%. Beri pasien dan keluarga kesempatan
untuk memberikan dukungan
%%. ?iptakan lingkungan yang memfasilitasi
pasien melakukan agamanya
27
diri
%%. ,enunjukkan semangat
untuk hidup
#eterangan <
% < tidak pernah
menunjukkan
2 < jarang menunjukkan
0 < kadang1kadang
menunjukkan
4 < sering menunjukkan
! < menunjukkan secara
konsisten
j. #urang pengetahuan tentang hemodialisa berhubungan dengan kurang pajanan
informasi
NO. N/.
)etelah diberikan
penjelasan (%10 kali" klien
memperoleh pengeta-(an0
proses pen*a"it, dengan
indikator<
%. ,endeskripsikan proses
penyakit spesifik
2. ,endeskripsikan faktor
yang berkontribusi dan
penyebab
Pengeta-(an0 A)ar"an proses pen*a"it
%. #aji pengetahuan klien tentang proses
penyakit.
2. 5elaskan patofisiologi penyakit.
0. 5elaskan tanda dan gejala penyakit.
4. 8erangkan proses penyakit.
!. +dentifikasi proses kemungkinan
penyebab.
28
0. ,endeskripsikan faktor
risiko
4. ,endeskripsikan efek
penyakit
!. ,endeskripsikan tanda
dan gejala
.. ,endeskripsikan
perjalanan penyakit
'. ,endeskripsikan tindakan
untuk menurunkan
progresifisitas
*. ,endeskripsikan
komplikasi
&. ,endeskripsikan tanda
dan gejala dari komplikasi
.. Berikan informasi tentang kondisi klien.
'. 2indari memberi harapan palsu.
*. Berikan informasi kemajuan klien pada
klien dan keluarga.
&. /iskusikan perubahan gaya hidup untuk
mencegah komplikasi di masa depan.
%. 8erangkan rasional tindakan.
%%. 8erangkan tanda dan gejala apa yang
harus dilaporkan ke tenaga kesehatan.
%2. 5elaskan cara mencegah atau
meminimalkan efek samping penyakit.
Pengeta-(an0 A)ar"an terapi
-e!odialisa
%. 5elaskan klien untuk mengenal prosedur
dan penatalaksanaan hemodialisa
2. +nformasikan efek samping dari
hemodialisa
0. +dentifikasi efek samping hemodialisa
4. 5elaskan cara mengatasi efek samping
hemodialisa
!. Berikan informasi tertulis tentang
penatalaksanaan dan efek samping dari
hemodialisa
29
k. ?emas berhubungan dengan krisis situasional < 2emodialisa
NO. N/.
)elama %H24 jam
pera7atan di rumah sakit
akan tercapai "ontrol 3e!as
dengan indikator<
%. ,onitor intensitas
kecemasan
2. ,enyingkirkan tanda
kecemasan
0. ,enurunkan stimulus
lingkungan ketika cemas
4. ,encari informasi untuk
menurunkan cemas
!. ,erencanakan strategi
koping
.. ,enggunakan strategi
koping yang efektif
'. ,enggunakan teknik
relaksasi untuk
menurunkan kecemasan
*. ,elaporkan penurunan
durasi dari episode cemas
&. ,elaporkan peningkatan
rentang 7aktu antara
episode cemas
%. ,elaporkan pemenuhan
kebutuhan tidur adekuat
Pen(r(nan "e3e!asan0
%. 8enangkan klien.
2. 5elaskan tentang penatalaksanaan,
prosedur dan efek samping dari
2emmosialisa
0. Berusaha memahami keadaan klien.
4. Berikan informasi tentang diagnose,
prognosis dan tindakan.
!. #aji tingkat kecemasan dan reaksi fisik
pada tingkat kecemasan (takikardi,
takipnea, ekspresi cemas non $erbal".
.. Gunakan pendekatan dan sentuhan,
$erbalisasi untuk meyakinkan klien tidak
sendiri.
'. 8emani klien untuk mendukung keamanan
dan menurunkan rasa takut.
*. /ukung penggunaan mekanisme
defensi$e dengan cara yang tepat.
&. +nstruksikan klien untuk menggunakan
teknik relaksasi.
%. #urangi rangsangan yang berlebihan
dengan mneyediakan lingkungan yang
tenang, kontak yang terbatas dengan orang
lain.
30
%%. ,elaporkan tidak adanya
manifestasi fisik dari
kecemasan
%2. 8idak ada manifestasi
perilaku kecemasan
)elama %H24 jam
pera7atan di rumah sakit
klien menggunakan "oping
dengan indikator<
%. ,enunjukkan fleksibilitas
peran
2. Pertentangan masalah
0. ,emanej masalah
4. ,engkespresikan
perasaan dan kebebasan
emosional
!. ,enunjukkan strategi
untuk memanajemen
masalah
.. ,enggunakan strategi
penurunan stress
'. ,empunyai perencanaan
pada kondisi kega7atan
*. ,enggunakan support
sosial
Mana)e!en ling"(ngan0
%. ?iptakan lingkungan yang nyaman untuk
klien.
2. +dentifikasi kebutuhan akan kenyamanan
klien berdasarkan pada le$el fungsi fisik.
0. #urangi stimulus lingkungan.
4. =tur suhu ruangan di sekitar klien.
!. #ontrol dan cegah penambahan
suaraAkebisingan.
.. Batasi pengunjung.
'. Gunakan pengharum ruangan.
*. 8empatkan bunga di ruangan.
&. ,anipulasi pencahayaan.
31
l. :esiko infeksi berhubungan dengan prosedur in$asi$e
NO. N/.
)etelah dilakukan
tindakan pera7atan
diharapkan pasien tidak
terjadi infeksi selama
pera7atan, dengan indicator <
)tatus imun
%. )tatus gastro intestinal
dalam rentang yang
diharapkan.
2. )tatus respiratori
dalam rentang yang
diharapkan.
0. )tatus genitourinary
dalam rentang yang
diharapkan.
4. )uhu badan dalam
rentang yang
diharapkan.
!. +ntegritas kulit utuh.
.. =ntibodi titer dalam
batas normal.
'. -ekosit dalam batas
normal.
*. 2itung jenis lekosit
dalam batas normal.
&. +nfeksi berulang tidak
Kontrol infe"si
%. Bersihkan lingkungan secara tepat
setelah digunakan oleh pasien.
2. ,emonitor 88F.
0. Ganti infus setiap 0H24 jam, 6G8
seminggu sekali (bila terpasang".
4. Batasi jumlah pengunjung.
!. =jarkan cuci tangan untuk menjaga
kesehatan indi$idu.
.. Gunkan sabun antimicrobial untuk
cuci tangan.
'. ?uci tangan sebelum dan sesudah
kontak dengan pasien.
*. -akukan uni$ersal precautions
&. Gunakan sarung tangan steril.
%. -akukan pera7atan aspetik pada
semua jalur +F.
%%. #olaborasi rencana pemeriksaan urine
midstream (urin pancar tengah".
%2. #olaborasi pemberian terapi
antibiotic.
Prote"si ter-adap infe"si
%. ,onitor tanda dan gejala infeksi
32
terjadi.
%. #ehilangan berat
badan tidak terjadi.
%%. ,ukosa utuh.
%2. 9atigue kronik tidak
ada.
Pengetahuan < manajemen
infeksi
%. #eluargaApasien
menerangkan cara1
cara penyebaran.
2. #eluargaApasien
menerangkan factor1
faktor yang
berkontribusi dengan
penyebaran.
0. #eluargaApasien
menjelaskan tanda1
tanda dan gejala.
4. #eluargaApasien
menjelaskan akti$itas
yang dapat
meningkatkan
re0sistensi terhadap
infeksi
sistemik dan local.
2. ,onitor kerentanan terhadap infeksi.
0. ,onitor hitung granulosit, (B?.
4. )aring pengunjung terhadap penyakit
menular (penunggu %12 orang".
!. Pertahankan tehnik aspesis pada
pasien yang beresiko.
.. Pertahankan tehnik isolasi kAp.
'. +nspeksi kulit dan membran mukosa
terhadap kemerahan, panas dan
drainase.
*. /orong masukan nutriasi cukup
(8#8P".
&. /orong istirahat.
%. /orong peningkatan mobilitas dan
latihan.
%%. #olaborasi pemberian antibiotic.
%2. =jarkan pasien dan keluarga tanda dan
gejala infeksi.
%0. =jarkan cara menghindari infeksi.
%4. Batasi buah segar, sayuran dan merica
pada pasien netropenia.
%!. -aporkan kecurigaan infeksi.
%.. -aporkan kultur positif.
33
DA+'AR PU2'AKA
34
Bulechek, Gloria ,I 2o7ard #. ButcherI 5oanne ,c?loskey /ochtermanI Nursing
Intervention Classification (NIC) ifth !dition. @)=< ,osby Else$ierI 2*
,oorhead, )ueI ,arion 5ohnsonI ,eridean -. ,aasI Elizabeth )7anson. Nursing "utcomes
Classification (N"C) ourth !dition. @)=< ,osby Else$ierI 2*
6=6/= +nternational, 2%, Diagnosis #eperawatan $ Definisi dan #lasifikasi 2& > 2%%,
Penerbit Buku #edokteran EG? 5akarta
35

Anda mungkin juga menyukai