Anda di halaman 1dari 12

TUGAS JURNAL RADIOLOGI

Radiation in Dental Practice: Awareness,


Protection and Recommendations
(Radiasi dalam Praktik Kedokteran Gigi : Kesadaran,
Perlindungan dan Rekomendasi)














OLEH :

NAMA : FITRIYA PRATIWI
NIM : 04031181320035
PRODI : PENDIDIKAN DOKTER GIGI
DOSEN : drg. Shanty Chairani, M.Si



UNIVERSITAS SRIWIJAYA

Radiasi dalam Praktik Kedokteran Gigi : Kesadaran,
Perlindungan dan Rekomendasi
BN Praveen, AR Shubhasini, R Bhanushree, PS Sumsum, CN Sushma

ABSTRAK
Radiasi adalah transmisi energi melalui ruang dan materi. Ada beberapa bentuk dari
radiasi, termasuk pengion dan nonpengion. Sinar x adalah radiasi pengion yang digunakan
secara intensif di dunia medis dan praktek kedokteran gigi. Meskipun sinar x memberikan
informasi yang berguna dan membantu diagnosis, sinar x juga berpotensi menyebabkan efek
berbahaya.
Dalam kedokteran gigi, diutamakan digunakan untuk tujuan diagnosis dan sebuah
pengaturan gigi biasanya dokter gigi berlatih menyinari, proses-proses dan mengartikan
radiografi. Walaupun paparan tersebut kurang, tapi sangat penting untuk mengurangi paparan
personil gigi dan pasien-pasien untuk mencegah efek-efek berbahaya dari radiasi. Beberapa
tindakan pencegahan radiasi telah diajurkan untuk memperbaiki efek-efek ini.
Sebuah survei yang dilakukan di Bengaluru antara prakterk-praktek dokter gigi
mengungkapkan bahwa kesadaran tindakan perlindungan radiasi sangat kurang dan
dibutuhkan pengurkuran untuk mengurangi pencahayaan yang tidak memenuhi syarat. Tujuan
artikel ini adalah untuk meninjau pentingnya parameter-parameter yang harus
dipertimbangkan pada persiapan klinik untuk mengurangi radiasi pada pasien dan anggota
gigi geligi.
Kata kunci : radiasi, dosimetri, perlindungan radiasi, pencahayaan.

PENGENALAN
Radiasi telah menjadi bagian dari kehidupan modern, mencapai setiap segmen dari
kehidupan sosial. Semua individu terkena radiasi pengion, baik dari radiasi alami dan buatan
manusia. Radiasi adalah energi yang datang dari sebuah sumber dan perjalanan melalui
beberapa material atau melalui ruang. Cahaya, panas dan suara adalah tipe-tipe radiasi.
Radiasi mungkin akan menjadi pengion dan nonpengion. Radiasi pengion adalah radiasi
radiasi dengan energi yang cukup untuk menghilangkan elektron dari atom atau molekul.
Ionisasi ini menghasilkan radikal bebas, yaitu atom atau molekul yang mengandung elektron
yang tidak berpasangan, khususnya cendrung kimia reaktif. Sinar x pengion adalah sinar yang
digunakan secara ekstensif dalam prosedur-prosedur diagnosis.
Selain menggunakan sinar x dan sinar gamma sebagai alat diagnosis dalam kedokteran
penggunaannya meluas ke reaktor nuklir ke inspeksi-inspeksi sinar x. Praktik kedokteran gigi
memiliki caranya sendiri dalam paparan radiasi. Dokter gigi berbeda dari rekan-rekan medis
saat dia memasukkan cahaya proses-proses dan interpretasi radiografi. Meskipun paparan
sedikit, tetapi sangat penting mengurangi radiasi untuk menghindari akumulasi dosis ke
dokter gigi seumur hidup mereka.
Bahaya Radiasi
Penemuan sinar- X dan radioaktivitas memiliki keuntungan dan kerugian tersendiri.
Para ilmuwan belajar bahwa radiasi tidak hanya sumber energi dan obat-obatan , tetapi bisa
juga menjadi ancaman potensial bagi kesehatan manusia , jika tidak ditangani dengan benar.
Para perintis awal dalam penelitian radiasi meninggal karena penyakit radiasi akibat paparan
berlebihan. Awalnya, bahaya dan risiko yang ditimbulkan oleh sinar-X dan keradioaktivan
yang kurang dipahami. Pada bulan Maret tahun 1896, Edison melaporkan iritasi mata terkait
dengan penggunaan X-ray , dan memperingatkan terhadap penggunaan berkelanjutan. Dia
meninggalkan studinya sendiri yang ditujukan ke arah sinar- X lampu neon energi. Pada akhir
tahun 1896, banyak laporan dermatitis sinar X dan luka serius yang telah dipublikasikan
dalam literatur ilmiah. Pada tahun 1896, bagaimanapun, 'luka bakar X-ray ' yang dilaporkan
dalam literatur medis, dan tahun 1910, diketahui bahwa bahan-bahan radioaktif bisa
menyebabkan 'terbakar'. Pada 1920-an, bukti yang cukup langsung (dari pelukis radium
panggilan, ahli radiologi medis, dan penambang) dan bukti tidak langsung (dari biomedis dan
percobaan genetik dengan hewan) telah terakumulasi untuk membujuk komunitas ilmiah
bahwa sebuah badan resmi BN Praveen et al 144 Jaypee harus dibentuk untuk membuat
rekomendasi mengenai perlindungan manusia terhadap paparan sinar-X dan radium.
Komisi Internasional Perlindungan Radiasi (ICRP) adalah badan pengawas
internasional, yang dibentuk pada tahun 1928 untuk meletakkan norma-norma perlindungan
terhadap radiasi dan merekomendasikan batas dosis untuk operator dan pasien. Dewan
peraturan India untuk perlindungan terhadap radiasi AERB, Atomic Energy Regulatory
Board yang dilantik pada tanggal 15 November 1983. Misi dari dewan itu adalah untuk
memastikan bahwa penggunaan radiasi pengion dan energi nuklir di India tidak
menyebabkan risiko yang tidak semestinya bagi kesehatan dan sekitarnya.
LATAR BELAKANG
Sumber Radiasi
Sumber radiasi dapat dikategorikan menjadi alami dan buatan. Radiasi alami dari
eksternal dan internal sumber-sumber menghasilkan kontribusi terbesar terhadap paparan
radiasi. Sumber eksternal , kosmik dan terestrial , berkontribusi 35 % dari radiasi alam dunia.
Sumber radiasi internal radionuklida yang diambil oleh penghirupan dan konsumsi. Radon (
penghirupan) adalah satu-satunya penyumbang terbesar radiasi alami ( 52 % ) . Kontribusi
dari radiasi buatan ( buatan manusia ) telah meningkat dan berasal terutama dari bidang
medis, konsumen dan produk industri dan sumber-sumber kecil lainnya. Saat ini, penggunaan
radiasi dalam dunia medis lebih dari 99,9 % dari paparan radiasi ke populasi duniadari
sumber buatan manusia. Laporan CT scan yaitu 42 % dari kolektif dosis efektif yang timbul
dari diagnosis radiologi medis. Setiap hari di seluruh dunia ada 10 juta prosedur diagnosis
radiologi dan 1 lakh prosedur diagnostik kedokteran nuklir yang sedang dilakukan.
Paparan dan Pengurangan Dosis
Faktor penting pada pembahasan efek radiasi bukan pada
jumlah radiasi di udara (paparan) melainkan dari jumlah energi yang diserap oleh jaringan
pada batas yang spesifik (dosis). Jadi dalam praktek klinis kita harus memberi lebih banyak
pentingnya pengurangan dosis. Pengurangan dosis dapat dicapai dalam 3-langkah
pengambilan keputusan, pengoptimalan prosedur radiologis dan perlindungan pasien (Flow
Chart 1).
Pengambilan keputusan
Pemeriksaan radiografi harus dilakukan hanya bila menunjukkan riwayat pasien dan
pemeriksaan fisik dan ketika pemeriksaan radiologi dapat mempengaruhi diagnosis dan
pengobatan. Keputusan untuk menggunakan diagnosis radiografi pada pertimbangan
profesional, merupakan kebutuhan untuk kepentingan kesehatan pasien. Jika keputusan ini
telah dibuat, kemudian menjadi tugas untuk menghasilkan informasi yang maksimum dari
paparan sinar-x per unit.
Pengoptimalan Prosedur Radiologic
Dalam praktek dokter gigi yang terpenting adalah mengoptimalkan prosedur
radiologis, karena ini merupakan cara terbaik untuk meminimalkan paparan terhadap pasien
dan operator. Modifikasi pencahayaan dapat dicapai dengan mengambil tindakan pada 3
tingkat radiologis proses pada sumbernya, di jalur pencahayaan dan memodifikasi
karakteristik atau lokasi individu yang terkena paparan. Setiap langkah harus diambil untuk
mencegah pengulangan dalam pengambilan gambar

















Flow Chart 1: metode paparan dan pengurangan dosis pada pasien dan operator kedokteran gigi

Sumber (peralatan): gerakan tabung sinar X gigi harus dihindari selama posisi
pemaparan. gerakan ini dapat menyebabkan gambar kabur atau pemotongan kerucut. Ujung
tertutup dan kerucut tajam merupakan kontraindikasi, karena peningkatan radiasi tersebar.
Ruang pengion atau lainnya perangkat pendeteksi sinar x (misalnya unfors multi-o meter)
dapat memonitor output dosis dari mesin ketika ditempatkan di depan posisi alat penunjuk
(PID). Mesin sinar x gigi yang sudah diuji akan memiliki output 0,7-1 R / sec. pengujian ini
harus dilakukan setiap 3 tahun. Pengujian terhadap mesin PLANMECA Promax OPG
(orthopanthomograph) menggunakan Unfors Mult-O-Meter menunjukkan adanya radiasi
tersebar bahkan pada jarak 5 meter. Pengujian ditunjukkan pada Gambar 1, Tabel 1 dan 2.







Fig. 1: penyesuaian dosis paparan dari mesin IOPAR and OPG
Menggunakan Unfors Mult-O-Meter
Pengurangan
dosis pada pasien
Pembuatan
Keputusan
Pengoptimalan
Proses Radiologi
Perlindungan
Pasien
Paparan dan
pengurangan dosis
Perlindungan
Personal
Jarak
Pelindung
Dosimetri
Riwayat dan pemeriksaan klinis, keuntungan dari kesehatan pasien,
hasil informasi maksimum, pengaruh diagnosis dan perawatan
Peralatan kalibrasi, stabilisasi, kVp dan mAs. Kolimasi persegi
panjang FSFD dan teknik paralel. Pemilihan reseptor- kecepatan E
film , proses dan interpretasi
Stabilisasi pasien, alat pelindung, pengawasan pasien.
Aturan posisi jarak hukum kuadrat terbalik
Perlindungan sumber, ruang pelindung/ desain ruang radiologi,
perlindungan individu
Lambang TLD. Rekomendasi batas dosis
kVp dan mAs harus disesuaikan dengan kontras dan densitas gambar yang
dibutuhkan. Gambar kontras tinggi dengan kVp yang rendah digunakan untuk
memvisualisasikan perbedaan besar dalam densitas sebuah objek, misalnya karies dan
klasifikasi jaringan lunak. Peningkatan kVp, memungkinkan visualisasi perbedaan densitas
yang kecil, misalnya tingkat tulang pada periodontitis. kVp yang tinggi mengurangi dosis
efektif yang disampaikan per paparan. Densitas gambar dikendalikan oleh kuantitas sinar-X
yang dihasilkan, yang pada gilirannya dikendalikan oleh mA.
Colimasi: penggunaan PID yang berbentuk persegi panjang (3,5
4.4 cm) dapat mengurangi paparan di kulit sebesar 60% dibandingkan dengan PID yang
berbentuk lingkaran (7 cm) . Jarak Focal Spot Film (FSFD)-saat mesin sinar x
dioperasikan diatas 50 kVp, jarak sumber ke kulit harus lebih besar dari 7 inches. Studi
menunjukkan bahwa FSFD pada jarak 16 inch menurunkan 38% dari dosis tiroid, pada 90
kVp dan 45% menurunkan pada 70 kVp, dibandingkan dengan FSFD pada jarak 8 inci . Ini
karena pada jarak yang lebih besar sinar X-ray kurang divergen dan akan ada pengurangan
32% dalam volume jaringan yang terpapar. Penggunaan FSFD yang lebih panjang juga
menghasilkan ukuran focal spot yang lebih kecil dan dengan demikian meningkatkan
resolusi radiografi.
Teknik: Teknik sejajar memberikan gambar yang lebih akurat dan menurunkan dosis
paparan pada kelenjar tiroid dan lensa mata. Dalam teknik membagi dua berkas sinar-X
menjadi vertikal yang dapat menempatkan kelenjar tiroid dan lensa di jalur utama radiasi
sekunder. meningkatkan FSFD dan collimation persegi panjang dapat menghasilkan 70
sampai 80% penurunan paparan.
Pilihan Receptor: Disarankan untuk menggunakan film yang paling sensitif (speed)
konsisten dengan kualitas gambar. (Ektaspeed) kecepatan E film hampir dua kali lebih cepat
kecepatan D film. Pada tahun 1994 peningkatan kecepatan E Film (Ektaspeed plus)
diperkenalkan, ditemukan menjadi lebih cepat, kurang sensitif terhadap pengolahan dan
kurang kasar dari kecepatan E film dan memiliki kontras yang tinggi mirip dengan film
kecepatan D. Pengurangan dosis 60% dibandingkan dengan kecepatan E film dapat dicapai
dengan menggunakan digital radiografi intraoral. Bila dibandingkan dengan film, resolusi
secara signifikan lebih rendah di RVG sedangkan pengurangan paparan sekitar setengah dari
Ektaspeed Plus. Demikian pula pencitraa panorama digital telah dilaporkan mengakibatkan
pengurangan dosis 70%.


Table 1: Depicting the calibration of Planmeca promax OPG machine, Finland, using Unfors Mult-O-Meter
distance, kVp, times are constant
No Distance
(Cm)
input Output dosage

kVp mA Time kVp Time GY GY/S
1 52 70 2 1 72 1.01 198
195.6
2 52 70 4 1 72.8 1.01 407 402.2
3 52 70 8 1 72.2 1.01 821 810
4 52 70 12 1 72.4 1.01 1.01 mG 1.24 mG/s
5 52 70 16 1 72 1.01 1,01 mG 1.62 mG/s

Table 2: Depicting the calibration of Planmeca Promax OPG machine, Finland, using Unfors Mult-O-Meter
distance, mA, times are constant
No Distance
(Cm)
input Output dosage

kVp mA Time kVp Time GY GY/S
1 52 60 8 1 61.7 1.01 596.8 589
2 52 65 8 1 66.6 1.01 707 697
3 52 70 8 1 72.2 1.01 821 810
4 52 75 8 1 78.7 1.01 939 926
5 52 80 8 1 85 1.01 1.06 mG 1.048 mG/s

Pengolahan dan interpretasi dari gambar: Tiga puluh persen dari pengabilan foto ulang
adalah karena densitas film yang salah, langsung berkaitan dengan proses yang berubah-ubah.
Gambar radiografi harus dilihat dalam kondisi yang tepat dengan tampilan yang diterangi
untuk mencapai informasi maksimum. Kualitas radiografi mengurangi pengambilan foto
ulang dan paparan ulang yang tidak perlu.
Perlindungan Pasien
Stabilisasi kepala pasien sebelum penurunan paparan kabur dan pemotongan gambar
secara kerucut. Semua paparan radiasi harus didasarkan pada prinsip ALARA (as low as
reasonably achievable). Berarti paparan di pintu masuk kulit untuk film periapikal tunggal
adalah 217 mR dan dosis gonad akan menjadi 1/10, 000 dari total lebarnya paparan (0,02
mR) . Lead apron mengurangi 98% radiasi tersebar dan menipiskan dosis untuk 0.04 R.
Yang menarik dari kuantitas ini adalah 60 kali lebih kecil dari dosis yang setara yang
dihasilkan dari salah satu maskapai penerbangan. Thyroid collar menipiskan 92% dari radiasi
yang tersebar. Sehingga disarankan untuk menggunakan thyroid collar dan lead apron
sebelum terkena paparan. Pemegang Film menghindari paparan yang tidak perlu ke jari
pasien. Riwayat paparan yang diterima pasien harus dipertahankan dan diperbarui setelah
setiap terjadinya paparan.
Risiko terbesar bagi janin yaitu kelainan kromosom dan keterbelakangan mental yang
akan terjadi antara 8 dan 15 minggu kehamilan. Sehingga pemeriksaan yang menggunakan
radiasi ke janin harus dihindari selama periode ini. Di trimester kedua dan ketiga,
pemeriksaan radiologis disarankan, jika dapat mengubah diagnosis dan rencana perawatan
dan wajib menggunakan lead aprons dan prosedur pengurangan dosis lainnya.

Perlindungan Operator
Dari perspektif kerja ada dua sumber radiasi, tabung sinar-X adalah sumber utama
sebenarnya dari radiasi tetapi dalam prakteknya hanya sedikit situasi di mana operator
langsung akan terkena sinar primer. Sumber sekunder merupakan pasien. Interaksi dari balok
utama dengan bagian tubuh pasien yang tergambar menghasilkan radiasi yang tersebar, yang
terpancar dari pasien ke segala arah. Jadi prosedur yang mengurangi paparan ke pasien juga
mengurangi kemungkinan paparan ke operator. Dalam kebanyakan kasus, penentu utama dari
kerja paparan radiasi adalah kedekatan dari operator dengan pasien ketika paparan sedang
terjadi. Meningkatkan jarak dari sumber dan penghalang dari sumber radiasi telah terbukti
menjadi sangat penting dalam melindungi operator dan pasien dari potensi risiko radiasi.
Jarak: Penurunan paparan berbanding terbalik dengan kuadrat dari jarak (hukum
kuadrat terbalik). Menurut aturan jarak posisi Operator harus berdiri minimal 6 meter dari
pasien
pada sudut 90 sampai 135 untuk sinar pusat X-ray. Aturan ini diambil dari hukum kuadrat
terbalik untuk mengurangi intensitas sinar-X tetapi juga mempertimbangkan bahwa pada
posisi ini radiasi yang tersebar diserap oleh kepala pasien. Pada radiografi (gigi), operator
harus berada setidaknya 2 meter dari pasien, tabung sinar-X dan sinar primer saat terpapar.
Pelindung : Pelindung menandakan bahwa bahan tertentu ( beton , timbal ) akan
melemahkan radiasi ketika mereka ditempatkan antara sumber dan operator. Pelindung
meliputi pelindung tabung X - ray, ruang pelindung , dan pelindung operator. AERB22
merekomendasikan kebocoran maksimum dari tabung mesin tidak lebih dari 1mGy/hr/100
cm2. Ruangan danpelindung operator -sesuai dengan pedoman AERB : ( i ) ruangan unit X -
ray untuk gigi / OPG tidak boleh kurang dari 12 m2 ,( ii ) Dinding ruang X - ray dimana sinar
utama jatuh tidak kurang dari 35 cm batu bata tebal dan dinding tempat tersebarnya X - ray
jatuh tidak kurang dari 23 cm tebal batu bata ( iii ) lead 1,5 mm di depan pintu dan jendela
dari ruang X - ray ( iv ) yang bukan pelindung di ruang X ray harus terletak di atas
ketinggian 2 m dari permukaan luar ruang X - ray , ( v ) ruang harus disediakan dengan
langsung melihat dan fasilitas komunikasi lisan antara Operator dan pasien , ( vi ) batas
pelindung dengan operator harus memiliki lead minimum 1,5 mm , apron pelindung dan
sarung tangan harus memiliki ketebalan 0,25 mm. Satu milimeter ketebalan timbal
melemahkan 99 % sinar pada75kVp.

Deteksi Radiasi dan Dosimeter
Instrumen yang digunakan untuk mendeteksi dan mengukur radiasi disebut dosimeter
radiasi . Tujuan pemantauan radiasi adalah untuk memastikan bahwa batas dosis tidak
terlampaui dan tindakan perlindungan dilakukan dengan baik. Ada beberapa metode untuk
mendeteksi radiasi , berdasarkan pada fisik dan efek kimia yang dihasilkan oleh paparan
radiasi. Metode-metode ini yaitu ionisasi , efek fotografi , luminescence dan kilau.
Pengawasan dosimeter turmoluminesensi ( TLD ) umumnya digunakan di India .
Termoluminesensi memiliki bahan tertentu untuk memancarkan cahaya ketika mereka
dirangsang oleh panas . Jumlah cahaya yang dipancarkan sebanding dengan dosis radiasi .
Bahan seperti lithium fluoride , borat lithium , kalsium fluorida dan kalsium sulfat sudah
digunakan untuk membuat TLDs . Selama radiografi yang dosimeter dipakai di salah satu dari
2 daerah -pada batang tubuh pada daerah pinggang di sisi anterior individu atau pada daerah
dada bagian atas pada bagian daerah kerah pada permukaan anterior individual. Penguji harus
mengirimkan pengukuran dosis setiap 3 bulan. Teknologi masa depan adalah pengembangan
yang memanfaatkan perangkat pemantauan elektronik pribadi yang nirkabelnya terhubung ke
base station. Sehingga semua operator yang terlibat dalam prosedur pemotretan yang rumit
dapat memantau dosis mereka pada waktu yang tepat dan menggunakan informasi ini untuk
memodifikasi praktek mereka . Untuk pengukuran kontinyu dosis radiasi gamma , metode
penginderaan nirkabel dikembangkan berdasarkan polimerisasi akrilamida.
Sebuah survei kuesioner telah dilakukan di 100 klinik gigi di dalam dan sekitar
Bengaluru. Tujuan dari survei adalah untuk memahami tingkat pengetahuan proteksi radiasi
pada populasi dokter gigi di sekitar Bengaluru. Klinik dengan fasilitas X-ray yang dipilih
untuk survei. Di antara 100 dokter gigi 47% dokter gigi menggunakan kerucut pendek dan
60% dari dokter gigi berada di dekat pasien ketika menyinari. survey menunjukkan hanya
20% yang menggunakan penghalang utama dan lebih dari 60% dokter gigi yang membuang
limbah radiasi ke selokan. Hasilnya menunjukkan bahwa proteksi radiasi di kalangan dokter
gigi tidak memuaskan di Bengaluru. Oleh karena itu, Langkah-langkah kesadaran
perlindungan dan keselamatan radiasi harus diikuti karena profesi yang berbahaya. The Grafik
1 dan 2 menunjukkan kesimpulan dari survei.


Batas Dosis yang Direkomendasikan
Batas dosis hanya berlaku dalam situasi paparan yang direncanakan tetapi
tidak untuk paparan medis terhadap pasien. Dalam kategori paparan batas dosis kerja atau
umum berlaku untuk jumlah paparan dari sumber yang terkait dengan praktek-praktek yang
sudah dibenarkan. Batas dosis yang dianjurkan diberikan dalam tabel 3.










Graph 1: Penggunaan penghalang utama
Dan lead aprons oleh dokter gigi


Graph 2: Posisi dokter gigi ketika paparan

Table 3: Batas dosis yang direkomendasikan
Kuantitas dosis Batas kerja dosis
Dosis efektif 20 mSv per year averaged
over
5 consecutive years (100
mSv in 5 years)
Dosis setara
pada
Lensa mata
Kulit
Tangan dan kaki



150 mSv setahun
500 mSv setahun /cm2
500 mSv setahun
KESIMPULAN

Meskipun paparan radiasi dalam kedokteran gigi sedikit,tapi sangat penting
mengikuti pedoman untuk meminimalkan paparan radiasi. Mengikuti pedoman AERB ketika
membangun unit radiologi dan memantau paparan individu dan kualitas instrumen sangat
berguna dalam perlindungan terhadap radiasi. Pengetahuan tentang jenis peralatan radiologis
dan kalibrasi mesin adalah wajib selama membeli dan pemakaian nantinya.Langkah
sederhana selama membangun unit radiologi dan patuhan pada pedoman AERB akan
membantu individu untuk mengurangi dosis dalam praktek dokter gigi.

























RANGKUMAN

Radiasi merupakan transmisi energi yang melalui ruang dan materi. Terdiri dari
pengion dan non pengion. Sedangkan sinar X merupakan radiasi pengion yang digunakan
secara intensif di dunia medis maupun praktek kedokteran.
Sinar X tentunya memiliki keuntungan dan kerungian . Radiasi dari sinar X tidak
hanya membantu diagnosis kedokteran tetapi juga menjadi ancaman potensial bagi kesehatan
manusia jika tidak ditangani dengan benar. Telah dibentuk Komisi Internasional Perlindungan
Radiasi (ICRP) yaitu badan pengawas internasional pada tahun 1928 untuk meletakkan
norma-norma perlindungan terhadap radiasi dan batas dosis bagi operator dan pasien.
Efek radiasi pada dasarnya bukan pada jumlah radiasi di udara, melainkan jumlah
energi yang diserap pada batas yang spesifik (dosis). Dalam praktek klinis sangat penting
memperhatikan pengurangan dosis. Pengurangan dosis dapat dicapai dalam 3 langkah, yaitu
pengambilan keputusan, pengoptimalan prosedur radiologi dan perlindungan pasien. Hal-hal
yang juga harus diperhatikan dalam proses penyinaran sinar X yaitu peralatan dari mesin sinar
X, teknik pengambilan gambar, dan pemilihan film juga harus disesuaikan agar pengambilan
foto bisa diambil secara maksimal dan tidak perlu pengulangan.
Dalam proses pengambilan gambar, baik pasien maupun operator sama-sama harus
diberikan perlindungan terhadap radiasi sinar X. Faktor-faktor yang perlu diperhatikan adalah
jarak,dari jarak sendiri dikenal hukum kuadrat terbalik, dan pelindung-pelindung yang wajib
digunakan seperti lead aprons dan thyroid collar. Selain itu juga dosis yang diberikan harus
dibatasi sesuai dengan yang dianjurkan. Radiasi dari sinar X sesungguhnya dapat kita kurangi
apabila pengetahuan terhadap sistem radiologi dan langkah-langkahnya telah kita ketahui.

Anda mungkin juga menyukai