Protection and Recommendations (Radiasi dalam Praktik Kedokteran Gigi : Kesadaran, Perlindungan dan Rekomendasi)
OLEH :
NAMA : FITRIYA PRATIWI NIM : 04031181320035 PRODI : PENDIDIKAN DOKTER GIGI DOSEN : drg. Shanty Chairani, M.Si
UNIVERSITAS SRIWIJAYA
Radiasi dalam Praktik Kedokteran Gigi : Kesadaran, Perlindungan dan Rekomendasi BN Praveen, AR Shubhasini, R Bhanushree, PS Sumsum, CN Sushma
ABSTRAK Radiasi adalah transmisi energi melalui ruang dan materi. Ada beberapa bentuk dari radiasi, termasuk pengion dan nonpengion. Sinar x adalah radiasi pengion yang digunakan secara intensif di dunia medis dan praktek kedokteran gigi. Meskipun sinar x memberikan informasi yang berguna dan membantu diagnosis, sinar x juga berpotensi menyebabkan efek berbahaya. Dalam kedokteran gigi, diutamakan digunakan untuk tujuan diagnosis dan sebuah pengaturan gigi biasanya dokter gigi berlatih menyinari, proses-proses dan mengartikan radiografi. Walaupun paparan tersebut kurang, tapi sangat penting untuk mengurangi paparan personil gigi dan pasien-pasien untuk mencegah efek-efek berbahaya dari radiasi. Beberapa tindakan pencegahan radiasi telah diajurkan untuk memperbaiki efek-efek ini. Sebuah survei yang dilakukan di Bengaluru antara prakterk-praktek dokter gigi mengungkapkan bahwa kesadaran tindakan perlindungan radiasi sangat kurang dan dibutuhkan pengurkuran untuk mengurangi pencahayaan yang tidak memenuhi syarat. Tujuan artikel ini adalah untuk meninjau pentingnya parameter-parameter yang harus dipertimbangkan pada persiapan klinik untuk mengurangi radiasi pada pasien dan anggota gigi geligi. Kata kunci : radiasi, dosimetri, perlindungan radiasi, pencahayaan.
PENGENALAN Radiasi telah menjadi bagian dari kehidupan modern, mencapai setiap segmen dari kehidupan sosial. Semua individu terkena radiasi pengion, baik dari radiasi alami dan buatan manusia. Radiasi adalah energi yang datang dari sebuah sumber dan perjalanan melalui beberapa material atau melalui ruang. Cahaya, panas dan suara adalah tipe-tipe radiasi. Radiasi mungkin akan menjadi pengion dan nonpengion. Radiasi pengion adalah radiasi radiasi dengan energi yang cukup untuk menghilangkan elektron dari atom atau molekul. Ionisasi ini menghasilkan radikal bebas, yaitu atom atau molekul yang mengandung elektron yang tidak berpasangan, khususnya cendrung kimia reaktif. Sinar x pengion adalah sinar yang digunakan secara ekstensif dalam prosedur-prosedur diagnosis. Selain menggunakan sinar x dan sinar gamma sebagai alat diagnosis dalam kedokteran penggunaannya meluas ke reaktor nuklir ke inspeksi-inspeksi sinar x. Praktik kedokteran gigi memiliki caranya sendiri dalam paparan radiasi. Dokter gigi berbeda dari rekan-rekan medis saat dia memasukkan cahaya proses-proses dan interpretasi radiografi. Meskipun paparan sedikit, tetapi sangat penting mengurangi radiasi untuk menghindari akumulasi dosis ke dokter gigi seumur hidup mereka. Bahaya Radiasi Penemuan sinar- X dan radioaktivitas memiliki keuntungan dan kerugian tersendiri. Para ilmuwan belajar bahwa radiasi tidak hanya sumber energi dan obat-obatan , tetapi bisa juga menjadi ancaman potensial bagi kesehatan manusia , jika tidak ditangani dengan benar. Para perintis awal dalam penelitian radiasi meninggal karena penyakit radiasi akibat paparan berlebihan. Awalnya, bahaya dan risiko yang ditimbulkan oleh sinar-X dan keradioaktivan yang kurang dipahami. Pada bulan Maret tahun 1896, Edison melaporkan iritasi mata terkait dengan penggunaan X-ray , dan memperingatkan terhadap penggunaan berkelanjutan. Dia meninggalkan studinya sendiri yang ditujukan ke arah sinar- X lampu neon energi. Pada akhir tahun 1896, banyak laporan dermatitis sinar X dan luka serius yang telah dipublikasikan dalam literatur ilmiah. Pada tahun 1896, bagaimanapun, 'luka bakar X-ray ' yang dilaporkan dalam literatur medis, dan tahun 1910, diketahui bahwa bahan-bahan radioaktif bisa menyebabkan 'terbakar'. Pada 1920-an, bukti yang cukup langsung (dari pelukis radium panggilan, ahli radiologi medis, dan penambang) dan bukti tidak langsung (dari biomedis dan percobaan genetik dengan hewan) telah terakumulasi untuk membujuk komunitas ilmiah bahwa sebuah badan resmi BN Praveen et al 144 Jaypee harus dibentuk untuk membuat rekomendasi mengenai perlindungan manusia terhadap paparan sinar-X dan radium. Komisi Internasional Perlindungan Radiasi (ICRP) adalah badan pengawas internasional, yang dibentuk pada tahun 1928 untuk meletakkan norma-norma perlindungan terhadap radiasi dan merekomendasikan batas dosis untuk operator dan pasien. Dewan peraturan India untuk perlindungan terhadap radiasi AERB, Atomic Energy Regulatory Board yang dilantik pada tanggal 15 November 1983. Misi dari dewan itu adalah untuk memastikan bahwa penggunaan radiasi pengion dan energi nuklir di India tidak menyebabkan risiko yang tidak semestinya bagi kesehatan dan sekitarnya. LATAR BELAKANG Sumber Radiasi Sumber radiasi dapat dikategorikan menjadi alami dan buatan. Radiasi alami dari eksternal dan internal sumber-sumber menghasilkan kontribusi terbesar terhadap paparan radiasi. Sumber eksternal , kosmik dan terestrial , berkontribusi 35 % dari radiasi alam dunia. Sumber radiasi internal radionuklida yang diambil oleh penghirupan dan konsumsi. Radon ( penghirupan) adalah satu-satunya penyumbang terbesar radiasi alami ( 52 % ) . Kontribusi dari radiasi buatan ( buatan manusia ) telah meningkat dan berasal terutama dari bidang medis, konsumen dan produk industri dan sumber-sumber kecil lainnya. Saat ini, penggunaan radiasi dalam dunia medis lebih dari 99,9 % dari paparan radiasi ke populasi duniadari sumber buatan manusia. Laporan CT scan yaitu 42 % dari kolektif dosis efektif yang timbul dari diagnosis radiologi medis. Setiap hari di seluruh dunia ada 10 juta prosedur diagnosis radiologi dan 1 lakh prosedur diagnostik kedokteran nuklir yang sedang dilakukan. Paparan dan Pengurangan Dosis Faktor penting pada pembahasan efek radiasi bukan pada jumlah radiasi di udara (paparan) melainkan dari jumlah energi yang diserap oleh jaringan pada batas yang spesifik (dosis). Jadi dalam praktek klinis kita harus memberi lebih banyak pentingnya pengurangan dosis. Pengurangan dosis dapat dicapai dalam 3-langkah pengambilan keputusan, pengoptimalan prosedur radiologis dan perlindungan pasien (Flow Chart 1). Pengambilan keputusan Pemeriksaan radiografi harus dilakukan hanya bila menunjukkan riwayat pasien dan pemeriksaan fisik dan ketika pemeriksaan radiologi dapat mempengaruhi diagnosis dan pengobatan. Keputusan untuk menggunakan diagnosis radiografi pada pertimbangan profesional, merupakan kebutuhan untuk kepentingan kesehatan pasien. Jika keputusan ini telah dibuat, kemudian menjadi tugas untuk menghasilkan informasi yang maksimum dari paparan sinar-x per unit. Pengoptimalan Prosedur Radiologic Dalam praktek dokter gigi yang terpenting adalah mengoptimalkan prosedur radiologis, karena ini merupakan cara terbaik untuk meminimalkan paparan terhadap pasien dan operator. Modifikasi pencahayaan dapat dicapai dengan mengambil tindakan pada 3 tingkat radiologis proses pada sumbernya, di jalur pencahayaan dan memodifikasi karakteristik atau lokasi individu yang terkena paparan. Setiap langkah harus diambil untuk mencegah pengulangan dalam pengambilan gambar
Flow Chart 1: metode paparan dan pengurangan dosis pada pasien dan operator kedokteran gigi
Sumber (peralatan): gerakan tabung sinar X gigi harus dihindari selama posisi pemaparan. gerakan ini dapat menyebabkan gambar kabur atau pemotongan kerucut. Ujung tertutup dan kerucut tajam merupakan kontraindikasi, karena peningkatan radiasi tersebar. Ruang pengion atau lainnya perangkat pendeteksi sinar x (misalnya unfors multi-o meter) dapat memonitor output dosis dari mesin ketika ditempatkan di depan posisi alat penunjuk (PID). Mesin sinar x gigi yang sudah diuji akan memiliki output 0,7-1 R / sec. pengujian ini harus dilakukan setiap 3 tahun. Pengujian terhadap mesin PLANMECA Promax OPG (orthopanthomograph) menggunakan Unfors Mult-O-Meter menunjukkan adanya radiasi tersebar bahkan pada jarak 5 meter. Pengujian ditunjukkan pada Gambar 1, Tabel 1 dan 2.
Fig. 1: penyesuaian dosis paparan dari mesin IOPAR and OPG Menggunakan Unfors Mult-O-Meter Pengurangan dosis pada pasien Pembuatan Keputusan Pengoptimalan Proses Radiologi Perlindungan Pasien Paparan dan pengurangan dosis Perlindungan Personal Jarak Pelindung Dosimetri Riwayat dan pemeriksaan klinis, keuntungan dari kesehatan pasien, hasil informasi maksimum, pengaruh diagnosis dan perawatan Peralatan kalibrasi, stabilisasi, kVp dan mAs. Kolimasi persegi panjang FSFD dan teknik paralel. Pemilihan reseptor- kecepatan E film , proses dan interpretasi Stabilisasi pasien, alat pelindung, pengawasan pasien. Aturan posisi jarak hukum kuadrat terbalik Perlindungan sumber, ruang pelindung/ desain ruang radiologi, perlindungan individu Lambang TLD. Rekomendasi batas dosis kVp dan mAs harus disesuaikan dengan kontras dan densitas gambar yang dibutuhkan. Gambar kontras tinggi dengan kVp yang rendah digunakan untuk memvisualisasikan perbedaan besar dalam densitas sebuah objek, misalnya karies dan klasifikasi jaringan lunak. Peningkatan kVp, memungkinkan visualisasi perbedaan densitas yang kecil, misalnya tingkat tulang pada periodontitis. kVp yang tinggi mengurangi dosis efektif yang disampaikan per paparan. Densitas gambar dikendalikan oleh kuantitas sinar-X yang dihasilkan, yang pada gilirannya dikendalikan oleh mA. Colimasi: penggunaan PID yang berbentuk persegi panjang (3,5 4.4 cm) dapat mengurangi paparan di kulit sebesar 60% dibandingkan dengan PID yang berbentuk lingkaran (7 cm) . Jarak Focal Spot Film (FSFD)-saat mesin sinar x dioperasikan diatas 50 kVp, jarak sumber ke kulit harus lebih besar dari 7 inches. Studi menunjukkan bahwa FSFD pada jarak 16 inch menurunkan 38% dari dosis tiroid, pada 90 kVp dan 45% menurunkan pada 70 kVp, dibandingkan dengan FSFD pada jarak 8 inci . Ini karena pada jarak yang lebih besar sinar X-ray kurang divergen dan akan ada pengurangan 32% dalam volume jaringan yang terpapar. Penggunaan FSFD yang lebih panjang juga menghasilkan ukuran focal spot yang lebih kecil dan dengan demikian meningkatkan resolusi radiografi. Teknik: Teknik sejajar memberikan gambar yang lebih akurat dan menurunkan dosis paparan pada kelenjar tiroid dan lensa mata. Dalam teknik membagi dua berkas sinar-X menjadi vertikal yang dapat menempatkan kelenjar tiroid dan lensa di jalur utama radiasi sekunder. meningkatkan FSFD dan collimation persegi panjang dapat menghasilkan 70 sampai 80% penurunan paparan. Pilihan Receptor: Disarankan untuk menggunakan film yang paling sensitif (speed) konsisten dengan kualitas gambar. (Ektaspeed) kecepatan E film hampir dua kali lebih cepat kecepatan D film. Pada tahun 1994 peningkatan kecepatan E Film (Ektaspeed plus) diperkenalkan, ditemukan menjadi lebih cepat, kurang sensitif terhadap pengolahan dan kurang kasar dari kecepatan E film dan memiliki kontras yang tinggi mirip dengan film kecepatan D. Pengurangan dosis 60% dibandingkan dengan kecepatan E film dapat dicapai dengan menggunakan digital radiografi intraoral. Bila dibandingkan dengan film, resolusi secara signifikan lebih rendah di RVG sedangkan pengurangan paparan sekitar setengah dari Ektaspeed Plus. Demikian pula pencitraa panorama digital telah dilaporkan mengakibatkan pengurangan dosis 70%.
Table 1: Depicting the calibration of Planmeca promax OPG machine, Finland, using Unfors Mult-O-Meter distance, kVp, times are constant No Distance (Cm) input Output dosage
Table 2: Depicting the calibration of Planmeca Promax OPG machine, Finland, using Unfors Mult-O-Meter distance, mA, times are constant No Distance (Cm) input Output dosage
Pengolahan dan interpretasi dari gambar: Tiga puluh persen dari pengabilan foto ulang adalah karena densitas film yang salah, langsung berkaitan dengan proses yang berubah-ubah. Gambar radiografi harus dilihat dalam kondisi yang tepat dengan tampilan yang diterangi untuk mencapai informasi maksimum. Kualitas radiografi mengurangi pengambilan foto ulang dan paparan ulang yang tidak perlu. Perlindungan Pasien Stabilisasi kepala pasien sebelum penurunan paparan kabur dan pemotongan gambar secara kerucut. Semua paparan radiasi harus didasarkan pada prinsip ALARA (as low as reasonably achievable). Berarti paparan di pintu masuk kulit untuk film periapikal tunggal adalah 217 mR dan dosis gonad akan menjadi 1/10, 000 dari total lebarnya paparan (0,02 mR) . Lead apron mengurangi 98% radiasi tersebar dan menipiskan dosis untuk 0.04 R. Yang menarik dari kuantitas ini adalah 60 kali lebih kecil dari dosis yang setara yang dihasilkan dari salah satu maskapai penerbangan. Thyroid collar menipiskan 92% dari radiasi yang tersebar. Sehingga disarankan untuk menggunakan thyroid collar dan lead apron sebelum terkena paparan. Pemegang Film menghindari paparan yang tidak perlu ke jari pasien. Riwayat paparan yang diterima pasien harus dipertahankan dan diperbarui setelah setiap terjadinya paparan. Risiko terbesar bagi janin yaitu kelainan kromosom dan keterbelakangan mental yang akan terjadi antara 8 dan 15 minggu kehamilan. Sehingga pemeriksaan yang menggunakan radiasi ke janin harus dihindari selama periode ini. Di trimester kedua dan ketiga, pemeriksaan radiologis disarankan, jika dapat mengubah diagnosis dan rencana perawatan dan wajib menggunakan lead aprons dan prosedur pengurangan dosis lainnya.
Perlindungan Operator Dari perspektif kerja ada dua sumber radiasi, tabung sinar-X adalah sumber utama sebenarnya dari radiasi tetapi dalam prakteknya hanya sedikit situasi di mana operator langsung akan terkena sinar primer. Sumber sekunder merupakan pasien. Interaksi dari balok utama dengan bagian tubuh pasien yang tergambar menghasilkan radiasi yang tersebar, yang terpancar dari pasien ke segala arah. Jadi prosedur yang mengurangi paparan ke pasien juga mengurangi kemungkinan paparan ke operator. Dalam kebanyakan kasus, penentu utama dari kerja paparan radiasi adalah kedekatan dari operator dengan pasien ketika paparan sedang terjadi. Meningkatkan jarak dari sumber dan penghalang dari sumber radiasi telah terbukti menjadi sangat penting dalam melindungi operator dan pasien dari potensi risiko radiasi. Jarak: Penurunan paparan berbanding terbalik dengan kuadrat dari jarak (hukum kuadrat terbalik). Menurut aturan jarak posisi Operator harus berdiri minimal 6 meter dari pasien pada sudut 90 sampai 135 untuk sinar pusat X-ray. Aturan ini diambil dari hukum kuadrat terbalik untuk mengurangi intensitas sinar-X tetapi juga mempertimbangkan bahwa pada posisi ini radiasi yang tersebar diserap oleh kepala pasien. Pada radiografi (gigi), operator harus berada setidaknya 2 meter dari pasien, tabung sinar-X dan sinar primer saat terpapar. Pelindung : Pelindung menandakan bahwa bahan tertentu ( beton , timbal ) akan melemahkan radiasi ketika mereka ditempatkan antara sumber dan operator. Pelindung meliputi pelindung tabung X - ray, ruang pelindung , dan pelindung operator. AERB22 merekomendasikan kebocoran maksimum dari tabung mesin tidak lebih dari 1mGy/hr/100 cm2. Ruangan danpelindung operator -sesuai dengan pedoman AERB : ( i ) ruangan unit X - ray untuk gigi / OPG tidak boleh kurang dari 12 m2 ,( ii ) Dinding ruang X - ray dimana sinar utama jatuh tidak kurang dari 35 cm batu bata tebal dan dinding tempat tersebarnya X - ray jatuh tidak kurang dari 23 cm tebal batu bata ( iii ) lead 1,5 mm di depan pintu dan jendela dari ruang X - ray ( iv ) yang bukan pelindung di ruang X ray harus terletak di atas ketinggian 2 m dari permukaan luar ruang X - ray , ( v ) ruang harus disediakan dengan langsung melihat dan fasilitas komunikasi lisan antara Operator dan pasien , ( vi ) batas pelindung dengan operator harus memiliki lead minimum 1,5 mm , apron pelindung dan sarung tangan harus memiliki ketebalan 0,25 mm. Satu milimeter ketebalan timbal melemahkan 99 % sinar pada75kVp.
Deteksi Radiasi dan Dosimeter Instrumen yang digunakan untuk mendeteksi dan mengukur radiasi disebut dosimeter radiasi . Tujuan pemantauan radiasi adalah untuk memastikan bahwa batas dosis tidak terlampaui dan tindakan perlindungan dilakukan dengan baik. Ada beberapa metode untuk mendeteksi radiasi , berdasarkan pada fisik dan efek kimia yang dihasilkan oleh paparan radiasi. Metode-metode ini yaitu ionisasi , efek fotografi , luminescence dan kilau. Pengawasan dosimeter turmoluminesensi ( TLD ) umumnya digunakan di India . Termoluminesensi memiliki bahan tertentu untuk memancarkan cahaya ketika mereka dirangsang oleh panas . Jumlah cahaya yang dipancarkan sebanding dengan dosis radiasi . Bahan seperti lithium fluoride , borat lithium , kalsium fluorida dan kalsium sulfat sudah digunakan untuk membuat TLDs . Selama radiografi yang dosimeter dipakai di salah satu dari 2 daerah -pada batang tubuh pada daerah pinggang di sisi anterior individu atau pada daerah dada bagian atas pada bagian daerah kerah pada permukaan anterior individual. Penguji harus mengirimkan pengukuran dosis setiap 3 bulan. Teknologi masa depan adalah pengembangan yang memanfaatkan perangkat pemantauan elektronik pribadi yang nirkabelnya terhubung ke base station. Sehingga semua operator yang terlibat dalam prosedur pemotretan yang rumit dapat memantau dosis mereka pada waktu yang tepat dan menggunakan informasi ini untuk memodifikasi praktek mereka . Untuk pengukuran kontinyu dosis radiasi gamma , metode penginderaan nirkabel dikembangkan berdasarkan polimerisasi akrilamida. Sebuah survei kuesioner telah dilakukan di 100 klinik gigi di dalam dan sekitar Bengaluru. Tujuan dari survei adalah untuk memahami tingkat pengetahuan proteksi radiasi pada populasi dokter gigi di sekitar Bengaluru. Klinik dengan fasilitas X-ray yang dipilih untuk survei. Di antara 100 dokter gigi 47% dokter gigi menggunakan kerucut pendek dan 60% dari dokter gigi berada di dekat pasien ketika menyinari. survey menunjukkan hanya 20% yang menggunakan penghalang utama dan lebih dari 60% dokter gigi yang membuang limbah radiasi ke selokan. Hasilnya menunjukkan bahwa proteksi radiasi di kalangan dokter gigi tidak memuaskan di Bengaluru. Oleh karena itu, Langkah-langkah kesadaran perlindungan dan keselamatan radiasi harus diikuti karena profesi yang berbahaya. The Grafik 1 dan 2 menunjukkan kesimpulan dari survei.
Batas Dosis yang Direkomendasikan Batas dosis hanya berlaku dalam situasi paparan yang direncanakan tetapi tidak untuk paparan medis terhadap pasien. Dalam kategori paparan batas dosis kerja atau umum berlaku untuk jumlah paparan dari sumber yang terkait dengan praktek-praktek yang sudah dibenarkan. Batas dosis yang dianjurkan diberikan dalam tabel 3.
Graph 1: Penggunaan penghalang utama Dan lead aprons oleh dokter gigi
Graph 2: Posisi dokter gigi ketika paparan
Table 3: Batas dosis yang direkomendasikan Kuantitas dosis Batas kerja dosis Dosis efektif 20 mSv per year averaged over 5 consecutive years (100 mSv in 5 years) Dosis setara pada Lensa mata Kulit Tangan dan kaki
Meskipun paparan radiasi dalam kedokteran gigi sedikit,tapi sangat penting mengikuti pedoman untuk meminimalkan paparan radiasi. Mengikuti pedoman AERB ketika membangun unit radiologi dan memantau paparan individu dan kualitas instrumen sangat berguna dalam perlindungan terhadap radiasi. Pengetahuan tentang jenis peralatan radiologis dan kalibrasi mesin adalah wajib selama membeli dan pemakaian nantinya.Langkah sederhana selama membangun unit radiologi dan patuhan pada pedoman AERB akan membantu individu untuk mengurangi dosis dalam praktek dokter gigi.
RANGKUMAN
Radiasi merupakan transmisi energi yang melalui ruang dan materi. Terdiri dari pengion dan non pengion. Sedangkan sinar X merupakan radiasi pengion yang digunakan secara intensif di dunia medis maupun praktek kedokteran. Sinar X tentunya memiliki keuntungan dan kerungian . Radiasi dari sinar X tidak hanya membantu diagnosis kedokteran tetapi juga menjadi ancaman potensial bagi kesehatan manusia jika tidak ditangani dengan benar. Telah dibentuk Komisi Internasional Perlindungan Radiasi (ICRP) yaitu badan pengawas internasional pada tahun 1928 untuk meletakkan norma-norma perlindungan terhadap radiasi dan batas dosis bagi operator dan pasien. Efek radiasi pada dasarnya bukan pada jumlah radiasi di udara, melainkan jumlah energi yang diserap pada batas yang spesifik (dosis). Dalam praktek klinis sangat penting memperhatikan pengurangan dosis. Pengurangan dosis dapat dicapai dalam 3 langkah, yaitu pengambilan keputusan, pengoptimalan prosedur radiologi dan perlindungan pasien. Hal-hal yang juga harus diperhatikan dalam proses penyinaran sinar X yaitu peralatan dari mesin sinar X, teknik pengambilan gambar, dan pemilihan film juga harus disesuaikan agar pengambilan foto bisa diambil secara maksimal dan tidak perlu pengulangan. Dalam proses pengambilan gambar, baik pasien maupun operator sama-sama harus diberikan perlindungan terhadap radiasi sinar X. Faktor-faktor yang perlu diperhatikan adalah jarak,dari jarak sendiri dikenal hukum kuadrat terbalik, dan pelindung-pelindung yang wajib digunakan seperti lead aprons dan thyroid collar. Selain itu juga dosis yang diberikan harus dibatasi sesuai dengan yang dianjurkan. Radiasi dari sinar X sesungguhnya dapat kita kurangi apabila pengetahuan terhadap sistem radiologi dan langkah-langkahnya telah kita ketahui.