Anda di halaman 1dari 12

Lupus Eritematosus Sistemik (selanjutnya disingkat sebagai LES) merupakan

penyakit autoimun multisistem yang berat, dimana tubuh membentuk berbagai jenis antibodi,
termasuk antibodi terhadap antigen nuklear (ANAs), sehingga menyebabkan kerusakan
berbagai organ. Manifestasi klinisnya tergantung organ mana yang terkena. Dengan demikian
tampilan klinis LES sangat bervariasi baik beratringannnya maupun gejala dan tandanya.
!al ini tentu saja menyulitkan dokter untuk mendiagnosis se"ara dini. #ika pasien
terdiagnosis dalam keadaan sudah jelas semua tanda dan gejalanya timbul, biasanya
penyakitnya sudah berat, penatalaksaannya lebih sulit, butuh obatobatan yang lebih mahal
dan prognosisnyapun lebih buruk.
$,%,$$
.
Epidemiologi LES
Sembilan puluh persen pasien LES adalah &anita usia produktif. pun"ak insidensinya
usia antara $' (), dengan perbandingan pria dan &anita *$)+$. ,amun untuk onset dapat
bervariasi mulai dari bayi sampai dengan usia lanjut, dan pada kelompok usia ini
perbandingan antara pria dan &anita adalah %+$. -ada populasi se"ara keseluruhan LES
mengenai sekitar $+ %))) orang, dan bervariasi dipengaruhi jenis kelamin, ras, etnis, dan
status sosial ekonomi. Di .merika Serikat prevalensi LES sekitar $'') per $)).))) orang,
dengan prevalensi tertinggi pada etnik .fri"an .meri"ans. LES berkaitan erat dengan
hubungan kekerabatan, frekuensinya lebih tinggi pada kerabat dekat pasien (seperti+ kakak,
adik, ibu). -enyakit ini terjadi pada kembar mono/igot sekitar %'0')0 dan '0 pada
kembar di/igot. -ada hubungan kekerabatan yang jauh, LES berkaitan dengan penyakit
autoimmun lainnya seperti anemia hemolitik, tiroiditis, dan 12-. ,amun LES dapat pula tidak
terkait se"ara herediter.
$,%,,'

Patogenesis LES
LES disebabkan oleh interaksi antara gen yang di"urigai berperan pada LES dan faktor
lingkungan yang menghasilkan respon imun abnormal. 3espon tersebut terdiri dari
hiperaktivitas sel 2 helper sehingga terjadi hiperaktivitas sel 4 juga. 2erjadi gangguan
mekanisme downregulating yang menimbulkan respon imun abnormal antara lain produksi
autoantibodi yang beberapa diantaranya membentuk kompleks imun, dan depositnya
dijaringan menimbulkan kerusakan.
$,%,*,$),$5,$(
Tabel 1. Autoantibodi yang berkaitan dengan penyakit autoimun
13,14
Spesifisitas Epitop 6eterangan
dsD,.



Smith

3,-

SS. (.nti3o)


SS4 (.ntiLa)

-hospholipid

7entromere


S7L8) (topoisomerase)
4erhubungan dengan bentuk lupus yang
berat, seperti nefritis lupus tipe
glomerulonefritis proliferatif difus, dan
lupus dengan target organ jantung dan paru.

4erhubungan dengan nefritis lupus tipe
membranopati

4erhubungan dengan Raynauds
phenomenon dan indikasi keterlibatan
pulmo dan muskuloskeletal
Lupus kutaneus, si""a "omple9, dan
sindroma lupus neonatal

.pabila ada maka meningkatkan resiko
lupus neonatal

-redisposisi fetal loss, trombus, dan
trombositopenia

Didapatkan pada LES tanpa sindroma
73ES2 hanya ada Raynauds phenomenon

Mengindikasikan perubahan ke arah
skleroderma

Etiologi LES
$,5,:,$)
Etiologi lupus se"ara pasti masih belum jelas. Menurut anggapan sekarang penyakit
LES dapat ditimbulkan karena gangguan sistem imun pada sel 4 dan sel 2, atau pada
interaksi antara kedua sel tersebut. !al tersebut akan menyebabkan aktivasi selsel 4
poliklonal, akibatnya terjadi pembentukan autoantibodi se"ara berlebihan. .utoantibodi
adalah antibodi patologik yang terbentuk akibat sistem imun tubuh tidak dapat membedakan
antara ;self < dan ;nonself <. Selain itu banyak faktor lain yang berperan terhadap timbulnya
penyakit LES, antara lain faktor genetik, defisiensi komplemen, hormon, lingkungan, stress,
obatobatan dan faktorfaktor lain.
$. =enetik
4eberapa peneliti menemukan adanya hubungan antara penyakit LES dengan gen
Human Leukocyte Antigen (!L.) seperti D3%, D35 dari Major Histocompatibility Complex
(M!7) kelas 11. 1ndividu dengan gen !L. D3% dan D35 mempunyai risiko relatif menderita
penyakit LES %5 kali lebih besar daripada yang mempunyai gen !L. D3( dan !L. D3'.
-eneliti lain menemukan bah&a penderita penyakit LES yang mempunyai epitop antigen
!L.D3% "enderung membentuk autoantibodi antidsD,., sedangkan penderita yang
mempunyai epitop !L.D35 "enderung membentuk autoantibodi anti3o>SS. dan anti
La>SS4. -enderita penyakit LES dengan epitopepitop !L.D3( dan !L.D3'
memproduksi autoantibodi antiSm dan anti3,-.
%. Defisiensi komplemen
-ada penderita penyakit LES sering ditemukan defisiensi komplemen 75 dan atau 7(,
yaitu pada penderita penyakit LES dengan manifestasi ginjal. Defisiensi komplemen 75 dan
atau 7( jarang ditemukan pada penderita penyakit LES dengan manifestasi pada kulit dan
susunan saraf pusat. 1ndividu yang mengalami defek pada komponenkomponen
komplemennya, seperti 7l?, 7lr, 7ls mempunyai predisposisi menderita penyakit LES dan
nefritis lupus. Defisiensi komplemen 75 akan menyebabkan kepekaan terhadap infeksi
meningkat, keadaan ini merupakan predisposisi untuk timbulnya penyakit kompleks imun.
-enyakit kompleks imun selain disebabkan karena defisiensi 75, juga dapat disebabkan
karena defisiensi komplemen 7% dan 7( yang terletak pada M!7 kelas 11 yang bertugas
menga&asi interaksi selsel imunokompeten yaitu sel 2h dan sel 4. 6omplemen berperan
dalam sistem pertahanan tubuh, antara lain melalui proses opsonisasi, untuk memudahkan
eliminasi kompleks imun oleh sel karier atau makrofag. 6ompleks imun akan diikat oleh
reseptor komplemen (Complement receptor @ 73) yang terdapat pada permukaan sel karier
atau sel makrofag. -ada defisiensi komplemen, eliminasi kompleks imun terhambat, sehingga
jumlah kompleks imun menjadi berlebihan dan berada dalam sirkulasi lebih lama.
5. !ormon
-ada individu normal, testosteron berfungsi mensupresi sistem imuns sedangkan
estrogen memperkuat sistem imun. -redominan lupus pada &anita dibandingkan pria
memperlihatkan adanya pengaruh hormon seks dalam patogenesis lupus. -ada per"obaan di
tikus dengan pemberian testosteron mengurangi lupuslike syndrome dan pemberian estrogen
memperberat penyakit.
(. Lingkungan
-engaruh fisik (sinar matahari), infeksi (bakteri, virus, proto/oa), dan obatobatan
dapat men"etuskan atau memperberat penyakit autoimun. Mekanismenya dapat melalui
aktivasi sel 4 poliklonal atau dengan meningkatkan ekspresi M!7 kelas 1 atau 11.
Abatobatan
4eberapa ma"am obat telah diketahui menyebabkan timbulnya gejala klinik yang menyerupai
penyakit LES ini. Abatobatan yang telah disepakati berhubungan erat dengan kejadian lupus
ini diantaranya + 7arbama/epine, 7hlorproma/ine, Diphenylhydantoin, Ethosu9imide,
!ydrala/ine, 1sonia/id, Methyldopa, -eni"illamine, -ro"ainamide, Buinidine, dan
Sulfasala/ine. Abatobat tersebut diduga dapat bereaksi dengan antigen D,. atau histon dan
menyebabkan antigenantigen tersebut menjadi lebih imunogenik.
*. Stres
Stres mempengaruhi respon imun dan sistem saraf pusat. Sistem imun seperti halnya
sistem yang mempertahankan homeostasis tubuh lainnya, terintegrasi dalam prosesproses
fisiologis lain dan dimodifikasi oleh otak. Caktorfaktor lain seperti usia, neoplasia, gi/i
dapat berpengaruh terhadap penyakit autoimun. Diduga faktorfaktor tersebut dapat
menimbulkan aktivasi poliklonal sel 4.

Diagnosis LES
3,9, 13,1,19,!1,!!,!4,!,!"
Diagnosis LES dibuat dengan kombinasi datadata temuan klinis, patologi dan
laboratorium, berdasarkan kriteria dari American College o! Rheumatology "ACR#$ %riteria
ini semula disusun untuk kriteria inklusi clinical trials dan studi populasi bukan untuk
diagnosis. 6riteria ini mempunyai sensitivitas D)0 dan spesifisitas DD0 untuk dapat
membedakan dengan artritis reumatoid dan penyakit lainnya.

Tabel !. #riteria A$% untuk #lasi&ikasi Lupus Eritematosus Sistemik
a
6riteria Definisi
$. Malar rash> 3uam pada &ajah Eritema yang rata atau sedikit menimbul diatas
permukaan kulit muka, menyerupai kupukupu,
biasanya tidak mengenai plika nasolabialis
%. Lupus diskoid 3uam berbentuk bulatan menimbul diatas pemukaan
kulit dengan lapisan terkelupas disertai penyumbatan
folikel. -ada lesi yang lama mungkin berbentuk
jaringan parut.
5. Cotosensitif 3uam kulit timbul sebagai reaksi
hipersensitivitas terhadap sinar matahari,
diperoleh dari anamnesis atau pemeriksaan fisik.
(. Elserasi oral atau nasofaring 4iasanya tidak terasa nyeri, didapatkan dari
pemeriksaan fisik
'. .rtritis .rtritis non erosif mengenai % sendi atau lebih,
bengkak dan terasa nyeri atau terdapat efusi
sinovial.
*. Serositis a) -leuritis F adanya ri&ayat nyeri pleura atau
terdengar bunyi gesekan pleura pada pemeriksaan
atau ada efusi pleura
atau
b) -erikarditis Fdari E6= atau didapatkannya
bunyi gesekan perikardium atau ada efusi
perikardium
8. 6elainan ginjal a) proteinuria menetap G ).' g>hari atau
pemeriksaan proteinuria urin se&aktu G 5H
atau
b) 7elular "ast F dapat berupa sel eritrosit,
hemoglobin, granular, tubular atau "ampuran.
:. 6elainan neurologis a) 6ejang F spontan bukan karena obatobatatn atau
gangguan metabolisme seperti uremia, ketoasidosis
dan gangguan keseimbangan elektrolit.
atau
b) -sikosis tanpa adanya sebab lain seperti obat
obatan atau gangguan metabolisme seperti uremia,
ketoasidosis dan gangguan keseimbangan elektrolit.
D. 6elainan hematologik a) .nemia hemolitik dengan retikulositosis
atau
b) Leukopenia F kurang dari ()))>mm5 pada %> lebih
pengukuran
") Limfopenia F kurang dari $'))>mm5 pada %> lebih
pengukuran
d) 2rombositopenia F kurang dari $)).)))>mm5 tanpa
obatobatan yang dapat menimbulkan trombositopenia
$). 6elainan immunologi
b
a) .ntiD,.+ titer abnormal antibodi terhadap native
D,.
atau
b) .ntiSM+ adanya antibodi terhadap antigen inti otot
polos atau
") .ntiphospholipid antibodi positif berdasarkan pada
($) 2iter serum abnormal 1g= atau 1gM antibodi
antikardiolipin atau,
(%) .ntikoagulan lupus positif dengan
menggunakan metode standar atau
(5) Eji serologis positif semu selama minimal *
bulan dan dikonfirmasi oelh uji imobilisasi
2reponema pallidum atau uji fluorosensi absorpsi
antibodi treponema
$$. .ntibodi .ntinu"lear 2iter .,. abnormal diperiksa dengan metode
imunoflurosensi atau "ara lain yang setara, yang
dilakukan pada &aktu yang sama atau adanya
sindroma lupus karena obat

a.
6lasifikasi ini terdiri dari $$ kriteria. Entuk kepentingan studi klinis, seseorang dikatakan
LES apabila didapatkan ( atau lebih dari $$ kriteria, baik se"ara serial maupun
berkelanjutan selama interval atau observasi.
Penatalaksanaan LES
$*
'on (armakologis
$. Edukasi
%. Dukungan sosial dan psikologis.
5. 1stirahat
(. 2abir surya
'. Monitor ketat
(armakologis
13

Terapi )munomodulator
$. Siklofosfamid
-emberian per oral dengan dosis $$,' mg>kg44 dapat ditingkatkan sampai %,'5
mg>kg44 dengan kondisi neutrofil G $)))>mm
5
dan leukosit G 5'))>mm
5
. Monitoring
jumlah leukosit dievaluasi tiap % minggu dan terapi intravena dengan dosis ),'$
gram>m
%
setiap $5 bulan.
%. My"ophenolate mofetil (MMC)
MMC merupakan inhibitor reversibel inosine monophosphate dehydrogenase, yaitu suatu
en/im yang penting untuk sintesis purin. MMC akan men"egah proliferasi sel 4 dan 2
serta mengurangi ekspresi molekul adhesi. MMC se"ara efektif mengurangi proteinuria
dan memperbaiki kreatinin serum pada penderita SLE dan nefritis yang resisten terhadap
siklofosfamid. Efek samping yang terjadi umumnya adalah leukopenia, nausea dan diare.
6ombinasi MMC dan -rednison sama efektifnya dengan pemberian siklosfosfamid oral
dan prednison yang dilanjutkan dengan a/athioprine dan prednisone. MMC diberikan
dengan dosis '))$))) mg dua kali sehari sampai adanya respons terapi dan dosis obat
disesuaikan dengan respons tersebut. -ada penderita SLE dengan nefropati lupus yang
mengalami kehamilan obat golongan ini sebaiknya dihindarkan.
5. ./athioprine
./athioprine adalah analog purin yang menghambat sintesis asam nukleat dan
mempengaruhi fungsi imun seluler dan humoral. -ada SLE obat ini digunakan sebagai
alternatif siklofosfamid untuk pengobatan lupus nefritis atau sebagai steroid sparing
agent untuk manifestasi non renal seperti miositis dan sinovitis yang refrakter. -emberian
mulai dengan dosis $,' mg>kg44>hari, jika perlu dapat dinaikkan dengan interval &aktu
:$% minggu menjadi %,'5 mg>kg44>hari dengan syarat jumlah leukosit G 5'))>mm
5
dan
metrofil G $))). #ika diberikan bersamaan dengan allopurinol maka dosisnya harus
dikurangi menjadi *)8'0. Efek samping yang terjadi lebih kuat dibanding
siklofosfamid, yang biasanya terjadi yaitu supresi sumsum tulang dan gangguan
gastrointestinal. ./athioprine juga sering dihubungkan dengan hipersensitifitas dengan
manifestasi demam, ruam di kulit dan peningkatan serum transaminase. 6eluhan biasanya
bersifat reversibel dan menghilang setelah obat dihentikan. Aleh karena dimetabolisme di
hati dan dieksresikan di ginjal maka fungsi hati dan ginjal harus diperiksa se"ara
periodik.

Abat ini merupakan pilihan imunomodulator pada penderita nefropati lupus
yang hamil, diberikan dengan dosis $$,' mg>kg44>hari karena relatif aman.
(. Leflunomide (.rava)
Leflunomide merupakan suatu inhibitor de novo sintesis pyrimidin yang disetujui pada
pengobatan rheumatoid arthritis. 4eberapa penelitian telah melaporkan keuntungan pada
pasien SLE yang pada mulanya diberikan karena ketergantungan steroid. -emberian
dimulai dengan loading dosis $)) mg>hari untuk 5 hari kemudian diikuti dengan %)
mg>hari.
'. Methotre9ate

Methotre9ate diberikan dengan dosis $'%) mg peroral satu kali seminggu, dan terbukti
efektif terutama untuk keluhan kulit dan sendi. Efek samping yang biasa terjadi adalah
peningkatan serum transaminase, gangguan gastrointestinal, infeksi dan oral ulcer,
sehingga perlu dimonitor ketat fungsi hati dan ginjal. -ada penderita SLE dengan
nefropati lupus yang mengalami kehamilan obat golongan ini sebaiknya dihindarkan.
*. Siklosporin
-emberian siklosporin dosis %,'' mg>kg44>hari pada umumnya dapat ditoleransi dan
menimbulkan perbaikan yang nyata terhadap proteinuria, sitopenia, parameter imunologi
(75, 7(, antids D,.) dan aktifitas penyakit. #ika kreatinin meningkat lebih dari 5)0
atau timbul hipertensi maka dosisnya harus disesuaikan efek samping yang sering terjadi
adalah hipertensi, hiperplasia gusi, hipertrikhosis, dan peningkatan kreatinin serum.
Siklosporin terutama bermanfaat untuk nefritis membranosa dan untuk sindroma nefrotik
yang refrakter, sehingga monitoring tekanan darah dan fungsi ginjal harus dilakukan
se"ara rutin. Siklosporin . dapat diberikan pada penderita nefropati lupus yang hamil,
diberikan dengan dosis % mg>kg44>hari karena relatif aman.


Da&tar Pustaka
$. 4elmont !M. Lupus 7lini"al Avervie&. %))8. .vailable at+
http+>>&&&."erebl."om>lupus>nephritis.php
%. 4rent L!. Lupus ,ephritis. %))8. .vailable at+
http+>>&&&.eMedi"ine."om>med>tipe$D'8.htm
5. 6alunian 67. Definition, 7lassifi"ation, ."tivity and Damage 1ndi"es. 1n+ Ialla"e D#,
!ahn 4J. DuboisK Lupus Erythematosus. '
th
ed. Iilliams L IilkinsM $DD8. p.$D5).
(. !ess EJ and Mongey .4. 2he role of the Environment in Systemi" Lupus
Erythematosus and .sso"iated Disorders. 1n+ Ialla"e D#, !ahn 4J. DuboisK Lupus
Erythematosus. '
th
ed. Iilliams L IilkinsM $DD8. p.5$(:.
'. !o"hberg M7. 2he Epidemiology of Systemi" Lupus Erythematosus. 1n+ Ialla"e D#,
!ahn 4J. DuboisK Lupus Erythematosus. '
th
ed. Iilliams L IilkinsM $DD8. p.(D*:
*. !ahn 4J. .n Avervie& of the -athogenesis of Systemi" Lupus Erythematosus. 1n+
Ialla"e D#, !ahn 4J. DuboisK Lupus Erythematosus. '
th
ed. Iilliams L IilkinsM $DD8.
p.*D8*.
8. Salmon #E. .bnormalities in 1mmune 7omple9e 7learan"e and C7N3e"eptor
Cun"tion. 1n+ Ialla"e D#, !ahn 4J. DuboisK Lupus Erythematosus. '
th
ed. Iilliams L
IilkinsM $DD8. p.%%$%((.
:. S"hur -!. 7omplement and Systemi" Lupus Erythematosus. 1n+ Ialla"e D#, !ahn
4J. DuboisK Lupus Erythematosus. '
th
ed. Iilliams L IilkinsM $DD8. p.%('%*%.
D. Ialla"e D#. 2he 7lini"al presentation of Systemi" Lupus Erythematosus. 1n+ Ialla"e
D#, !ahn 4J. DuboisK Lupus Erythematosus. '
th
ed. Iilliams L IilkinsM $DD8. p.*%8
*5(.
$). 6ashgarian M. Lupus ,ephritis+ -athology, -athogenesis, 7lini"al 7orrelations and
-rognosis. 1n+ Ialla"e D#, !ahn 4J. DuboisK Lupus Erythematosus. '
th
ed. Iilliams L
IilkinsM $DD8. p.$)58$)'%.
$$. Ialla"e D#, !ahn 4J, and 6lippel #!. Lupus ,ephritis. 1n+ Ialla"e D#, !ahn 4J.
DuboisK Lupus Erythematosus. '
th
ed. Iilliams L IilkinsM $DD8. p.$)'5$)**.
$%. 6lippel #!. 6idney disease and Lupus. %))$. .vailable at+
http+>>&&&.healthline."om>ad"ontent>lupusnephritis.
$5. 6lippel #!, Iortmann 3L, Ieyand 7M. -rimer on the 3heumati" Disease, $$
th
ed.
2he .rthritis Coundation, .tlanta, =eorgia. $DD8. p.%(*%*5.
$(. !ahn 4J. -athogenesis of Systemi" Lupus Erythematosus. Systemi" Lupus
Erythematosus and 3elated Syndromes. 1n 3uddy S, !arris ED, Sledge 74, 4udd 37,
and Sergent #S. 6elleyKs 2e9tbook of 3heumatology. *
th
ed. Jolume %. I.4. Saunders
7ompanyM %))$. p.$):D$$)(.
$'. Ed&orthy SM. 7lini"al Manifestation of Systemi" Lupus Erythematosus. Systemi"
Lupus Erythematosus and 3elated Syndromes. 1n 3uddy S, !arris ED, Sledge 74, 4udd
37, and Sergent #S. 6elleyKs 2e9tbook of 3heumatology. *
th
ed. Jolume %. I.4.
Saunders 7ompanyM %))$. p.$$)'$$%(.
$*. !ahn 4J. Management of Systemi" Lupus Erythematosus. Systemi" Lupus
Erythematosus and 3elated Syndromes. 1n 3uddy S, !arris ED, Sledge 74, 4udd 37,
and Sergent #S. 6elleyKs 2e9tbook of 3heumatology. *
th
ed. Jolume %. I.4. Saunders
7ompanyM %))$. p.$$%'$$((.

Anda mungkin juga menyukai