Anda di halaman 1dari 15

BAB I

PENDAHULUAN

1. A. Latar Belakang
Pada zaman sekarang banyak wanita yang ingin memiliki tubuh langsing. Pada beberapa wanita
yang sudah memiliki tubuh ideal ada juga yang ingin lebih kurus lagi. Tidak jarang mereka
melakukan diet ketat dan melupakan makan demi mendapatkan bentuk tubuh yang mereka
inginkan. Jika pola makan seperti itu dibiarkan terus menerus akan menyebabkan tubuh
kekurangan gizi, khususnya kekurangan energi. Apabila berlangsung lama akan beresiko
mengalami kurang energi kronis (KEK).
Gizi merupakan salah satu faktor penentu utama kualitas sumber daya manusia. Gangguan gizi
pada awal kehidupan akan mempengaruhi kualitas kehidupan berikutnya. Ibu hamil merupakan
kelompok yang cukup rawan gizi. Kekurangan gizi pada ibu hamil mempunyai dampak yang
cukup besar terhadap proses pertumbuhan janin dan anak yang akan dilahirkan.
Wanita yang mengalami kurang energi kronis akan bermasalah jika hamil karena kebutuhan zat
gizi dan energi meningkat saat hamil.Peningkatan energi dan zat gizi tersebut diperlukan untuk
pertumbuhan dan perkembangan janin serta metabolisme tubuh ibu. Sehingga kekurangan zat
gizi tertentu yang diperlukan saat hamil dapat menyebabkan janin tumbuh tidak sempurna.
Kurang energi kronis pada ibu hamil dapat menyebabkan resiko dan komplikasi pada ibu pada
saat hamil maupun bersalin, antara lain : anemia, berat badan ibu tidak bertambah secara
normal,mudah terkena penyakit infeksi, persalinan sulit dan lama, persalinan sebelum waktunya,
dan pendarahan setelah persalinan. Kurang energi kronis pada ibu hamil dapat mempengaruhi
proses pertumbuhan janin, abortus, kematian neonatal, cacat bawaan, anemia pada bayi, lahir
dengan berat badan lahir rendah (BBLR).
Kurang energi kronis pada orang dewasa dapat diketahui dengan indeks massa tubuh (IMT).
Penilaian indeks massa tubuh diperoleh dengan memperhitungkan berat badan sebelum hamil
dalam kilogram dibagi tinggi badan dalam meter kuadrat (Yuni, 2009). Jika indeks massa tubuh
kurang dari 18,5 dikatakan sebagai kurang energi kronis. Pada ibu hamil kurang energi kronis
dapat dilihat dari pengukuran lingkar lengan atas. Lingkaran lengan atas (LILA) mencerminkan
tumbuh kembang jaringan lemak dan otot yang tidak berpengaruh banyak oleh cairan tubuh.
Adapun ambang batas lingkar lengan atas ibu hamil dengan resiko kurang energi kronis di
Indonesia adalah 23,5 cm. Apabila ukuran lingkar lengan kurang dari 23,5 cm atau di bagian
merah pita LILA, artinya wanita tersebut mempunyai resiko kurang energi kronis, dan
diperkirakan akan melahirkan berat bayi lahir rendah ( Arisman, 2007).
Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) yang dilakukan tahun 2007, ditemukan bahwa prevalensi ibu
hamil dengan resiko kekurangan energi kronis di Indonesia sebesar 21,6% dengan prevalensi
terendah terdapat di provinsi Riau (11,8%) dan tertinggi di Nusa Tenggara Timur (32,4%). Di
Bali sendiri, prevalensi ibu hamil yang beresiko kurang energi kronis sebesar 18,2%, dan di
Puskesmas I Denpasar Selatan terdapat 62 orang ibu hamil yang mengalami KEK.
Kurang energi kronis merupakan salah satu penyebab tidak langsung kematian ibu. Kematian ibu
di Indonesia masih cukup tinggi dibandingkan dengan negara-negara di Asia. Survei Demografi
Kesehatan Indonesia tahun 2007 menyebutkan bahwa angka kematian ibu (AKI) yaitu 228/
100.000 kelahiran hidup dan angka kematian bayi (AKB) yaitu 34/ 1000 kelahiran hidup,
sedangkan target kementerian kesehatan tahun 2014 angka kematian ibu sebanyak 118/100.000
kelahiran hidup dan angka kematian bayi sebanyak 24/ 1000 kematian hidup (Depkes RI, 2008).
Berdasarkan survey ini salah satu cara untuk menurunkan angka kematian ibu dan bayi adalah
dengan mencegah terjadinya kurang gizi kronis.
Ibu hamil yang mengalami kurang energi kronis harus mendapat pengawasan yang baik
mengenai pola pemenuhan nutrisinya. Sehingga berdasarkan hal tersebut penulis tertarik untuk
melakukan penelitian mengenai Pola Pemenuhan Nutrisi pada Ibu S yang Mengalami Kurang
Energi Kronis
1. B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang penelitian, kurang energi kronis merupakan salah satu kondisi yang
dapat membahayakan kehamilan. Banyak faktor yang dapat menyebabkan kurang energi kronis,
diantaranya adalah kurang makanan yang bergizi dan pola makan yang salah saat sebelum dan
selama hamil. Masalah yang dirumuskan adalah Bagaimana Pola Pemenuhan Nutrisi pada Ibu
Hamil S Dengan Kurang Energi Kronis?
1. C. Pembatasan Masalah
Pembatasan masalah penelitian dalam usulan penelitian ini adalah pola pemenuhan nutrisi pada
ibu hamil trimester pertama dengan kurang energi kronis yang tidak disebabkan karena stress,
cacingan, dan penyakit kronis.
D. Tujuan Penelitian
1. Tujuan Umum
a. Untuk mengetahui pola pemenuhan nutrisi pada Ibu hamil S dengan kurang energi kronis.
2. Tujuan Khusus
a. Untuk mengetahui pola makan ibu hamil dengan kurang energi kronis
b. Untuk mengetahui jenis makanan ibu hamil dengan kurang energi kronis
c. Untuk mengetahui cara memasak makanan ibu hamil dengan kurang energi kronis
d. Untuk mengetahui cara menyimpan makanan ibu hamil dengan kurang energi kronis

E. Manfaat
1. Manfaat Teoritis
Informasi dari penelitian ini dapat dipergunakan sebagai bahan pertimbangan bagi penelitian
berikutnya yang berkaitan dengan pola pemenuhan nutrisi pada ibu hamil dengan kurang energi
kronis.
1. Manfaat Praktis
Sebagai bahan pertimbangan dirancangnya suatu solusi untuk penelitian berikutnya pada pola
pemenuhan nutrisi pada ibu hamil dengan kurang energi kronis.
















BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
1. A. Kajian Teori
2. 1. Kurang energi kronis (KEK)
3. Definisi
Kurang energi kronis (KEK) adalah suatu keadaan kekurangan makanan dalam waktu yang lama
sehingga menyebabkan indeks massa tubuhnya di bawah normal yaitu kurang dari 18,5 untuk
orang dewasa (Sandjaja, 2009).
KEK pada ibu hamil adalah keadaan dimana ibu mengalami kekurangan makanan menahun
(kronis) yang mengakibatkan timbulnya gangguan kesehatan pada ibu. Ibu hamil diketahui
menderita KEK dapat dilihat dari pengukuran lingkar lengan atas (LILA), adapun batas LILA
ibu hamil dengan resiko KEK adalah kurang dari 23,5 cm (Depkes RI, 2007).
Kurangnya berat badan juga bisa disebabkan karena faktor lain seperti cacingan, penyakit kronis,
dan stress. Cacingan akan mempengaruhi absorbsi makanan di usus. Zat-zat makanan tidak
sepenuhnya kita dapatkan karena adanya cacing parasit dalam usus. Stress dan penyakit kronis
bisa mempengaruhi pola makan. Orang yang stress dan mengalami penyakit kronis kadang bisa
kehilangan nafsu makan sehingga hal juga akan mempengaruhi berat badannya. Dengan
memahami manfaat nutrisi pada ibu hamil, dapat diketahui apakah seorang ibu hamil berisiko
mengalami kondisi kekurangan nutrisi. Hal tersebut dapat dicurigai bila menemui ibu hamil yang
memiliki indeks massa tubuh yang abnormal, berat badan yang abnormal, hamil dalam usia
terlalu muda, ada riwayat pernah melahirkan prematur dan bayi dengan BBLR, menderita
penyakit kronis, kehamilan ganda, gangguan makan dan menderita penyakit alergi.
Ibu hamil KEK adalah suatu keadaan dimana seorang ibu hamil mengalami kekurangan energi
dan protein yang terjadi karena konsumsi bahan pangan pokok yang tidak memenuhi kebutuhan
disertai hidangan yang tidak seimbang dan pengabsorbsian metabolisme zat gizi yang terganggu
(Soediaoetomo, 2002).
1. Tanda dan gejala KEK
1) Tanda-tanda KEK menurut Soediaoetomo (2002), meliputi:
a) LILA kurang dari 23,5 cm
b) Badan kurus (berat badan tidak sesuai dengan tinggi badan)
c) Rambut kusam
d) Turgor kulit kering
e) Conjungtiva pucat
f) Tekanan sistole kurang dari 100 mmHg
g) Hb kurang dari normal (< 11 gr%)
2) Gejala KEK meliputi:
a) Nafsu makan kurang
b) Mual
c) Muntah
d) Badan lemas
e) Mata berkunang-kunang
1. 2. Pola makan
Pola makan adalah cara seseorang atau kelompok orang dalam memilih makanan dan
memakannya sebagai tanggapan terhadap pengaruh fisiologi, psikologi, budaya dan sosial
(Waryana,2010).
1. Frekuensi makan
Frekuensi makan adalah jumlah waktu makan dalam sehari, meliputi makanan lengkap dan
makanan selingan. Secara alamiah makanan dapat diolah dalam tubuh melalui alat-alat
pencernaan mulai dari mulut sampai usus halus. Lama makanan di lambung tergantung sifat dan
jenis makanan. Umumnya lambung kosong antara 3 4 jam, maka jadwal makan menyesuaikan
dengan kosongnya lambung. Makan lengkap biasanya diberikan 3 kali sehari (makan pagi,
makan siang dan makan malam), sedangkan makan selingan biasa diberikan antara makan pagi
dan makan siang, antara makan siang dan makan malam ataupun setelah makan malam.
1. Porsi makan
Porsi makan merupakan suatu ukuran maupun takaran makanan yang dikonsumsi setiap kali
makan. Ibu hamil harus makan yang cukup (tidak kurang dan tidak berlebihan), serta perhatikan
gizinya. Menurut Rusilanti (2006), ibu hamil sebaiknya makan empat sampai lima porsi sehari
dengan menu seimbang, yaitu terdiri dari nasi, lauk-pauk, sayuran berwarna, dan buah-buahan.
1. 3. Kebutuhan gizi ibu hamil
Kehamilan menyebabkan meningkatnya metabolism energi, karena itu kebutuhan energi dan zat
gizi lainnya meningkat selama kehamilan. Peningkatan energi dan zat gizi tersebut diperlukan
untuk pertumbuhan dan perkembangan janin, pertambahan besarnya organ kandungan,
perubahan komposisi dan metabolisme tubuh ibu. Sehingga kekurangan zat gizi tertentu yang
diperlukan saat hamil dapat menyebabkan janin tidak tumbuh sempurna.
Kebutuhan energi untuk kehamilan yang normal perlu tambahan kira-kira 80.000 kalori selama
masa kurang lebih 280 hari. Hal ini berarti perlu tambahan ekstra sebanyak kurang lebih 300
kalori setiap hari selama hamil (Sibagariang, 2010).
Tabel 2
Kebutuhan Nutrisi Ibu Hamil
Nutrien Tidak hamil Hamil
1 2 3
Kalori 2200 TW I : +0
TW II : +300
TW III : +300
Protein (g) 46 60
Vitamin A (g) 800 800
Vitamin D (g) 5 5
Vitamin E (g) 15 15
Vitamin K (g) 60 65
Vitamin C (g) 75 85
Vitamin B1 (mg) 1,1 1,4
1 2 3
Vitamin B2 (mg) 1,1 1,4
Vitamin B3 (mg) 14 18
Vitamin B6 (mg) 1,3 1,9
Folat (g) 400 600
Vitamin B12 (g) 2,4 2,6
Asam pantotenat (g) 5 6
Biotin (g) 30 30
Kalsium (g) 1000 1000
Fosfor (g) 700 700
Magnesium (mg) 310 350
Zat besi (mg) 15 30
Zink (mg) 12 15
Yodium (g) 150 175
Selenium (g) 55 60
Paath, Ema Francin, Yuyum Rumdasih, dan Heryati, Gizi dalam Kesehatan Reproduksi,2005
1. Makanan yang dikonsumsi ibu hamil
1) Protein
Selama kehamilan, diperlukan tambahan protein, rata-rata 17 gram/hari. Jenis protein yang
dikonsumsi sebaiknya mempunyai nilai biologi tinggi seperti daging, ikan, telur, tahu, tempe,
kacang-kacangan, biji-bijian, susu, dan yogurt (Sibagariang, 2010).
2) Karbohidrat dan serat
Menurut Sibagariang (2010), makanan yang mengandung karbohidrat seperti beras, seralia,
gandum dan lain-lain adalah sumber energi utama. Sebaiknya setengah dari energi berasal dari
karbohidrat. Agar kebutuhan energi ibu hamil terpenuhi, maka disarankan untuk makan 3 porsi
karbohidrat setiap hari. Serat sangat penting, terutama bagi ibu hamil yang sering mengalami
konstipasi. Makanan berserat tingi seperti buah dan sayur segar dapat mengatasi kesulitan buang
air besar.
3) Lemak
Kebutuhan lemak hanya 20 25% dari total kebutuhan energi tubuh sehingga ibu hamil harus
membatasi asupan lemak karena kandungan kalorinya sangat tinggi. Kandungan yang baik dalam
lemak adalah asam lemak esensial. Makanan yang banyak mengandung asam lemak esensial
seperti minyak ikan (ikan lemuru, tuna, salmon), minyak kanola, minyak kedelai, minyak zaitun,
dan minyak jagung (Sibagariang, 2010).
4) Vitamin
Vitamin penting untuk pembelahan dan pembentukan sel baru.Misalnya vitamin A untuk
meningkatkan pertumbuhan dan kesehatan sel dan jaringan janin. Tidak perlu penambahan
suplemen selama konsumsi sayur dan buah cukup. Selama hamil kebutuhan asam folat dan
vitamin B lain seperti Vitamin B1, B2, dan B3 meningkat untuk membantu pembentukan energi.
Selain itu, vitamin B6 diperlukan untuk membantu protein membentuk sel-sel baru. Kebutuhan
vitamin B12 juga meningkat. Vitamin ini banyak terdapat dalam daging, susu, telur, dan
makanan hewani lainnya. Kebutuhan vitamin C meningkat sedikit untuk membantu penyerapan
zat besi dari bahan makanan nabati (Sibagariang, 2010).
5) Kalsium
Kalsium bisa membantu mengurangi timbulnya toksemia dan hipertensi. Sumber kalsium dapat
diperoleh dari susu dan hasil olahannya, ikan laut, sayuran hijau, dan kacang-kacangan.Ibu hamil
di Indonesia perlu tambahan kalsium 150 mg/hari.
6) Zat besi
Zat besi penting untuk pembentukan hemoglobin. Sumber zat besi adalah makanan yang berasal
dari hewan yaitu daging, ayam, telur, kacang-kacangan, biji-bijian dan sayuran hijau.
7) Seng
Seng diperlukan untuk fungsi sistem reproduksi, pertumbuhan janin, dan fungsi kekebalan tubuh.
Seng terdapat dalam makanan dari hewan, misalnya daging, ikan, dan padi-padian (Sibagariang,
2010).
8) Asam folat
Asam folat membantu mengembangkan sel saraf dan otak janin. Konsumsi asam folat yang
cukup pada mingu-minggu sebelum konsepsi dan 3 bulan pertama kehamilan. Sumber asam folat
adalah hati, sayuran hijau, kembang kol, kacang-kacangan, roti gandum, dan serealia
(Sibagariang, 2010).
9) Air
Air merupakan bagian sistem transportasi tubuh. Ibu hamil disarankan minum minimal tiga liter
per hari (Sibagariang, 2010)
10) Yodium
Zat yodium mudah dijumpai pada garam dapur. Yodium merupakan bahan dasar hormon tiroksin
yang berfungsi dalam pertumbuhan dan perkembangan otak bayi.
1. Makanan yang harus dihindari ibu hamil
1) Zat kontaminan dan zat aditif
Selama hamil sebaiknya ibu menghindari makanan yang mengandung zat kontaminan maupun
zat aditif. Sebaiknya ibu mengkonsumsi makanan yang seimbang dan sehat, menghindari
penggunaan zat warna, zat pengawet dan zat aditif lainnya. Bila mengkonsumsi sayuran mentah
sebagai lalapan atau buah segar, hendaknya dicuci hingga bersih atau dikupas untuk menghindari
pestisida yang mungkin masih menempel pada bahan makanan.
2) Tembakau atau rokok
Nikotin yang ada dalam tembakau dapat membuat pembuluh darah menciut sehingga darah yang
menuju ke janin akan kekurangan oksigen dan rokok dapat mengurangi persediaan ASI.
3) Kopi, teh, coklat dan soft drink
Kopi dan teh merupakan asupan kafein yang tertingi, menyusul soft drink dan coklat. Belum ada
penelitian yang menunjukkan bahwa minum kopi dapat merusak kesehatan termasuk kelainan
pada waktu melahirkan tapi kafein mempunyai efek diuretik, namun tergantung pada banyaknya
yang dikonsumsi. Saat hamil kafein menjadi sensitif dan menyebabkan gangguan tidur, pusing,
sakit perut dan lain-lain. Pilihan terbaik adalah minum secukupnya.
1. Jenis makanan
Dalam menyusun menu seimbang diperlukan pengetahuan bahan makanan karena nilai gizi
setiap bahan makanan tiap golongan tidak sama (Almatsier, 2003).
1) Golongan makanan pokok
Jenis padi-padian merupakan bahan makanan pokok yang memiliki kadar protein lebih tinggi
dari umbi-umbian. Jika bahan makanan pokok yang digunakan berasal dari umbi-umbian maka
harus disertai lauk dalam jumlah yang lebih besar. Porsi makanan pokok yang dianjurkan dalam
sehari untuk orang dewasa adalah sebanyak 300-500 gram beras atau sebanyak 3-5 piring nasi
dalam sehari.
2) Golongan lauk
Lauk sebaiknya terdiri dari campuran hewani dan nabati. Porsi lauk hewani yang dianjurkan
untuk orang dewasa dalam sehari adalah sebanyak 100 gram atau dua potong ikan/daging/ayam,
sedangkan porsi nabati dalam sehari sebanyak 100-500 gram atau 4-6 potong tempe. Tempe
dapat diganti dengan tahu atau kacang-kacangan kering.
3) Golongan sayuran
Sayuran merupakan sumber vitamin dan mineral. Porsi sayuran dalam bentuk tercampur yang
dianjurkan untuk orang dewasa dalam sehari adalah 150-200 gram atau sebanyak 1 2
mangkok dalam keadaan matang.
4) Golongan buah
Porsi buah yang dianjurkan untuk orang dewasa dalam sehari adalah 200-300 gram atau 2-3
potong, dapat berupa papaya atau buah-buahan lain.
5) Susu dan olahannya
Susu merupakan sumber kalsium yang baik, tetapi sedikit sekali mengandung zat besi dan
vitamin C. Porsi susu yang dianjurkan dalam sehari sebanyak 1 gelas.

1. 4. Cara memasak
Bahan makanan yang diolah di dapur keluarga akan menjadi hidangan yang bercita rasa lezat dan
menimbulkan nafsu makan. Bahan makanan yang telah dimasak menjadi lebih mudah dicerna.
Perlu diperhatikan dalam pengolahan bahan makanan, antara lain : beberapa vitamin mudah larut
dalam air pencuci sehingga terbuang dan beberapa bagian lagi dapat rusak oleh pemanasan dan
sinar matahari. Cara memasak dapat menjadi penyebab distribusi makanan tidak merata.
Memasak daging perlu waktu 2 3 jam, memasak unggas perlu waktu 1 jam, memasak ikan
perlu waktu 5-30 menit, dan sayuran perlu waktu 5 15 menit (Paath dkk, 2005).

1. 5. Penyimpanan makanan
Menurut Heru (1993), cara menyimpan makanan yang telah direbus adalah taruhlah makanan
tersebut dalam wadah yang bersih (panci, rantang atau sejenisnya ) yang baru saja dibilas dengan
air panas atau baru saja dipakai untuk merebus air. Lalu simpanlah wadah tersebut di tempat
yang dingin dan bebas dari lalat, tikus, serangga dan binatang-binatang lainnya.
Di negara-negara yang beriklim panas, biasanya orang-orang menyimpan air minum di dalam
sebuah tempat yang terlindung dan tertiup angin sepoi-sepoi, misalnya di sudut rumah yang
dekat jendela. Cara ini akan membuat air tersebut tetap dingin. Jadi bila makanan yang telah
dimasak lalu disimpan di dekat tempat penyimpanan air minum, maka cara ini juga akan
membuat makanan menjadi dingin dan tidak membusuk selama beberapa jam.
Tenggang waktu hingga makanan disantap (waktu tunggu) dengan penyimpanan pada suhu
kamar sebaiknya tak lebih dari 4 jam. Sedangkan penyimpanan yang melebihi 4 jam harus
ditempatkan pada suhu dingin (kurang dari 10
0
C) yang nantinya akan dipanaskan lagi (Paath
dkk, 2005).

1. B. Rangkuman/Landasan Teori
Kurang energi kronis (KEK) merupakan suatu keadaan kekurangan makanan (energi dan
protein) dalam jangka waktu lama yang mengakibatkan timbulnya gangguan kesehatan. KEK
pada ibu hamil ditandai dengan ukuran lingkar lengan atas (LILA) yang kurang dari 23,5 cm,
badan kurus (indeks massa tubuh kurang dari 18,5), rambut kusam, dan turgor kulit kering.
Kurangnya berat badan juga bisa disebabkan karena cacingan, stress, dan penyakit kronis.
KEK bisa disebabkan karena pola makan yang salah. Pola makan terdiri dari frekuensi dan porsi
makan. Frekuensi makan merupakan jumlah waktu makan sehari. Makanan lengkap biasanya 3
kali sehari, sedangkan makan selingan bisa diberikan antara makan pagi dan makan siang, antara
makan siang dan makan malam ataupun setelah makan malam.
Porsi makan adalah suatu ukuran makanan yang dikonsumsi setiap kali makan. Apabila
frekuensi dan porsi makan kita kurang maka zat-zat gizi yang diperlukan tubuh akan berkurang
juga. Kekurangan makanan dalam jangka waktu lama bisa menyebabkan KEK.
Kebutuhan energi selama kehamilan akan meningkat dari pada sebelum hamil. Peningkatan
energi dan zat gizi ini diperlukan untuk pertumbuhan dan perkembangan janin, pertambahan
besarnya organ kandungan, dan perubahan metabolisme tubuh ibu. Makanan yang dikonsumsi
ibu hamil harus mengandung protein, karbohidrat, vitamin, mineral, serat, lemak, dan air.
Kebutuhan vitamin yang meningkat selama hamil adalah vitamin A, B1, B2, B3, B6, B12, dan
vitamin C. Kebutuhan mineral yang meningkat terutama adalah kalsium, zat besi, seng, asam
folat, dan yodium.
Makanan pokok adalah makanan yang dianggap memegang peranan penting dalam suatu
hidangan. Makanan pokok berfungsi sebagai sumber kalori dalam tubuh. Makanan pokok yang
biasa dikonsumsi yaitu nasi, roti, dan mie atau bihun. Lauk-pauk berfungsi sebagai teman
makanan pokok yang memberikan rasa enak pada menu makanan sehari-hari. Selain lauk-pauk
ada juga sayur. Sayur yang dikonsumsi bersama nasi bisa berkuah dan tidak berkuah.
Selanjutnya untuk pencuci mulut makanan yang biasanya disajikan adalah buah-buahan. Apabila
semua makanan itu terpenuhi maka kebutuhan gizi ibu hamil juga akan terpenuhi.
Makanan yang sebaiknya dihindari ibu hamil yaitu makanan yang mengandung zat kontaminan
dan zat aditif, rokok, kopi, teh, coklat, dan soft drink. Sebaiknya itu mengkonsumsi makanan
yang seimbang dan sehat, menghindari penggunaan zat warna dan zat pengawet.
Pemenuhan nutrisi tidak hanya dilihat pada pola makan dan jenis makanan yang kita makan
tetapi juga dilihat dari cara memasak dan menyimpan makanan. Cara memasak dapat menjadi
penyebab distribusi makanan tidak merata. Lama memasak tergantung dari bahan makanan yang
akan dimasak misalnya seperti, sayur-sayuran sebaiknya jangan dimasak terlalu lama karena
vitamin akan terurai pada suhu pemanasan yang terlalu tinggi.
Orang-orang biasanya memasak pada pagi hari lalu makanan yang mereka masak itu akan
disimpan untuk dimakan siang dan malam harinya. Tenggang waktu hingga makanan itu
disantap sebaiknya tak lebih dari 4 jam. Penyimpanan yang melebihi 4 jam harus ditempatkan
pada suhu kurang dari 10
0
C yang nantinya akan dipanaskan lagi sebelum dimakan.

1. C. Kerangka Konsep


- Pola pemenuhan nutrisi pada ibu hamil dengan kurang energi kronis
- Pola makan
- Jenis makanan
- Cara memasak makanan
- Penyimpanan makanan



Faktor lain :
- Penyakit kronis
- Cacingan
- Stress
Keterangan :
= diteliti
= tidak diteliti

1. D. Pertanyaan Penelitian
1. Bagaimana pola makan ibu hamil yang mengalami kurang energi kronis (KEK) ?
2. Apa saja jenis makanan ibu hamil yang mengalami KEK ?
3. Bagaimana cara memasak makanan ibu hamil yang mengalami KEK ?
4. Bagaimana penyimpanan makanan ibu hamil yang mengalami KEK ?















BAB III
METODE PENELITIAN
1. A. Jenis Penelitian
Jenis penelitian yang digunakan adalah jenis penelitian studi kasus. Penelitian ini memusatkan
diri secara intensif pada satu subjek tertentu yang mempelajarinya sebagai suatu kasus. Studi
kasus mempelajari satu kejadian atau mesalah secara mendalam dengan penarikan kesimpulan
berdasarkan indikator yang mendukung atau menghambat perubahan dari variabel pada masalah
yang dipelajari (Dantes, 2012). Dalam penelitian ini menggunakan kasus tunggal yaitu meneliti
pola pemenuhan nutrisi pada ibu hamil S yang mengalami kurang energi kronis (KEK).

1. B. Desain Penelitian
Adapun desain penelitian yang digunakan adalah deskriptif yaitu penelitian yang bertujuan untuk
membuat gambaran atau mendeskripsikan tentang suatu keadaan secara objektif dan melacak
urutan peristiwa dalam menemukan fenomena kunci yang mendasar sebagai ciri kehidupan di
masyarakat. Pada penelitian ini menjelaskan tentang pola pemenuhan nutrisi ibu hamil yang
mengalami KEK.

1. C. Pendekatan Subyek
Pendekatan subyek yang digunakan adalah pendekatan retrospektif yaitu penelitian yang
berusaha melihat ke belakang, artinya pengumpulan data dimulai dari efek atau akibat yang telah
terjadi. Kemudian dari efek tersebut ditelusuri penyebabnya atau variabel-variabel yang
mempengaruhi (Notoatmodjo, 2005). Pendekatan retrospektif digunakan untuk mengumpulkan
data pola pemenuhan nutrisi ibu hamil dengan KEK, dari sebelum hamil hingga hamil.
1. D. Subyek Penelitian
Subyek penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah subyek tunggal, yaitu hanya
meneliti satu subyek penelitian saja. Dalam penelitian ini yang dijadikan subyek adalah ibu S
karena telah memenuhi kriteria sebagai berikut.
1. Ibu bersedia menjadi responden dengan menandatangani informed consent
2. Ibu hamil dengan kurang energi kronis
3. Kooperatif dalam memberikan informasi

1. E. Lokasi Penelitian
Penelitian ini dilakukan di rumah keluarga Bapak Y di Jalan Piranha No.9, Kelurahan Pegok
yang merupakan wilayah kerja Puskesmas I Denpasar Selatan.

1. F. Metode Pengumpulan Data
Metode pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah wawancara dengan
mengajukan pertanyaan langsung pada pasien bertujuan untuk memperoleh data identitas pasien,
keluhan, pola pemenuhan nutrisi (meliputi pola makan, jenis makanan yang dikonsumsi, cara
memasak makanan, dan penyimpanan makanan) ibu hamil KEK, dari sebelum hamil hingga
hamil.

1. G. Instrumen Pengumpulan Data
Instrumen pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah pedoman wawancara
dengan formulir yang sudah baku dan telah disiapkan berupa pertanyaan-pertanyaan tertulis
untuk mengetahui pola pemenuhan nutrisi pada ibu hamil KEK secara mendalam dari sebelum
hamil hingga hamil dan voice recorder untuk merekam proses wawancara yang dilakukan.

1. H. Analisis Data
Analisis data yang digunakan adalah analisis data kualitatif yaitu mendeskripsikan temuan-
temuan yang kita dapat saat wawancara mengenai pola pemenuhan nutrisi ibu hamil KEK, dari
sebelum hamil hingga hamil. Teknik ini digunakan untuk mendapatkan data yang mendalam dan
tidak ada data yang dibandingkan.

1. I. Teknik Penyajian Data
Teknik penyajian data yang digunakan adalah dengan penyajian data secara naratif yaitu
memaparkan dengan kalimat-kalimat secara jelas mengenai keadaan subyek yang diteliti.




DAFTAR PUSTAKA
Almatsier,S, 2003, Prinsip Dasar Ilmu Gizi, Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama.

, 2004, Penuntun Diet, Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama.

Arisman, 2004, Gizi Dalam Daur Kehidupan, Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC.

, 2007, Gizi Dalam Daur Kehidupan, Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC.

, 2009, Gizi Dalam Daur Keidupan, Yogyakarta: Nuha Medika.

Banudi, La, 2013, Gizi Kesehatan Reproduksi, Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC.

Dantes, Nyoman, 2012, Metode Penelitian, Yogyakarta: ANDI.

Departemen Kesehatan Republik Indonesia, 2008, Profil Kesehatan Indonesia 2007, Departemen
Kesehatan Republik Indonesia.

Heru, Adi, 1993, Kader Kesehatan Masyarakat, Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC.

Anda mungkin juga menyukai