keterangan: X adalah konsentrasi atau persen volume biodiesel
d. Alirkan minyak solar dan biodiesel secara
bersamaan ke dalam tanki melalui pipa yang
telah terpasang indikator metering dan katup
dengan perbandingan laju alir biodiesel (F
B
)
terhadap laju alir minyak solar (F
S
) sebesar:
e. Setelah proses pencampuran selesai, pastikan
volume campuran di dalam tanki sebesar V
T
dan volume minyak solar serta biodiesel yang
dialirkan sebesar V
S
dan V
B
.
12 | P a g e Direktorat Bioenergi-DJ EBTKE
b. Metode Pencampuran biodiesel pada tanki
(Splash Blending)
Pencampuran Splash pada tanki dilakukan dengan cara
memasukkan biodiesel pada bagian atas tanki yang
telah terisi minyak solar. Prinsip dari pencampuran ini
adalah memanfaatkan perbedaan densitas dari
biodiesel dan minyak solar. Biodiesel memiliki densitas
yang lebih besar sehingga pada saat dituangkan di atas
minyak solar, biodiesel bergerak ke bawah sehingga
terjadi pencampuran. Keuntungan dari metode
pencampuran ini adalah sistem operasinya yang mudah
dan tidak memerlukan penambahan fasilitas pada
infrastruktur yang sudah ada. Akan tetapi, tingkat
homogenitas campuran yang dihasilkan kurang merata.
Pada umumnya metode ini digunakan untuk lokasi
dimana tempat loading biodiesel dan loading minyak
solar terpisah.
Skema mekanisme pencampuran dengan metode
Splash Blending atau dikenal juga dengan istilah In-
Tank Blending atau Direct Blending atau Manual
Blending dapat dilihat pada Gambar 2.
13 | P a g e Direktorat Bioenergi-DJ EBTKE
Gambar 2. Skema Metode Pencampuran Splash.
Tahapan pencampuran dengan metode Splash Blending
adalah sebagai berikut :
a. Isi tanki dengan bahan bakar minyak jenis minyak
solar terlebih dahulu;
b. Ukur volume minyak solar di dalam tanki (V
s
);
c. Tentukan target komposisi biodiesel di dalam
minyak solar (BXX = ...., misalkan B10);
d. Hitung volume biodiesel yang harus ditambahkan
ke dalam tanki (V
B
);
e. Tuangkan biodiesel ke dalam tanki melalui bagian
atas tanki. (Untuk dapat memastikan volume
biodiesel yang masuk ke dalam tanki sejumlah V
B
,
dapat dipasang debit/flowmeter).
14 | P a g e Direktorat Bioenergi-DJ EBTKE
c. Ketentuan Umum Pencampuran BBN dengan
BBM
Kedua metode pencampuran tersebut dapat diterapkan
pada berbagai infrastruktur penyimpanan bahan bakar
yang sudah ada saat ini (di Depo dan atau Blending
Point). Pencampuran di lokasi pengguna langsung/
industri dan SPBU lebih memungkinkan untuk dilakukan
metode splash blending pada tanki.
4. APLIKASI METODE PENCAMPURAN
(BLENDING)
Dari kedua metode pencampuran biodiesel tersebut, secara
garis besar metode pencampuran yang biasa dilakukan
pada terminal bahan bakar meliputi empat cara, yaitu:
a. Pencampuran Splash Pada Tanki Terminal.
Sebagaimana dijelaskan sebelumnya, metode
pencampuran dilakukan dengan menuangkan biodiesel
ke dalam tangki di terminal yang berisi bahan bakar
jenis minyak solar. Pencampuran dapat dilakukan
secara sekuensial atau splash batch. Berat jenis bio-
diesel yang lebih berat daripada minyak solar, yaitu
0,88 untuk bio-diesel dan 0,85 untuk minyak solar,
15 | P a g e Direktorat Bioenergi-DJ EBTKE
memudahkan proses pencampuran sehingga diperoleh
produk yang homogen. Mekanisme pencampuran
splash pada tangki di Terminal ditunjukkan pada
Gambar 3.
Gambar 3. Skema Pencampuran Splash Pada Tanki
Terminal.
b. Pencampuran Sekuensial Pada Rak Pipa
Pengisian.
Cara pencampuran ini dilakukan pada saat unloading
minyak solar dari tanker BBM. Pencampuran Sekuensial
merupakan salah satu bentuk metode In-line blending,
yaitu dengan menginjeksikan biodiesel ke dalam Pipa
Pengisian Tangki bahan bakar yang tersusun di rak
perpipaan. Dalam metode ini, biodiesel diinjeksikan
secara bertahap (sekuensial). Debit bahan bakar diatur
16 | P a g e Direktorat Bioenergi-DJ EBTKE
dengan katup yang dikendalikan motor serta meter
indikator.
Gambar 4. Skema Pencampuran Sekuensial Pada Rak
Pipa Pengisian.
c. Pencampuran Sekuensial Pada Loading Arm
Pengisian Mobil Tangki
Metode ini juga merupakan salah satu bentuk metode
In-line blending. Yang membedakan adalah
penempatan titik injeksi biodiesel ke dalam pipa bahan
bakar. Bahan bakar minyak solar dicampur dengan
biodiesel tepat pada saat akan dimasukkan ke dalam
tanki sistem transportasi bahan bakar seperti truk tank.
Pencampuran pada loading arm pengisian ini
mempunyai keuntungan yaitu tidak terlalu banyak
17 | P a g e Direktorat Bioenergi-DJ EBTKE
merubah sistem pengisian di terminal seperti depo.
Kerugian dari sistem ini adalah biaya operasi dan
perawatan serta instalasi meningkat.
Gambar 5. Skema Pencampuran Sekuensial Pada
Loading Arm Pengisian.
d. Pencampuran Injeksi Pada Rak Pipa Pengisian
Mobil Tangki
Metode pencampuran ini, menyerupai sistem
pencampuran aditif bahan bakar minyak sehingga
cukup dikenal oleh sebagian besar operator terminal
pengisian. Biodiesel diinjeksikan ke pipa yang
menyalurkan minyak solar dari tanki ke loading arm.
18 | P a g e Direktorat Bioenergi-DJ EBTKE
Dengan cara ini pencampuran dapat dilakukan secara
bersamaan di beberapa titik pengisian melalui loading
arm.
Yang harus diperhatikan adalah standar peralatan
pengendali injeksinya sehingga campuran biodiesel di
setiap titik sesuai dengan konsentrasi yang ditargetkan.
Gambar 6. Skema Pencampuran Injeksi Pada Rak Pipa
19 | P a g e Direktorat Bioenergi-DJ EBTKE
5. CATATAN KHUSUS
Beberapa hal yang menjadi catatan dan harus diperhatikan
dalam melakukan pencampuran (blending) minyak solar
dengan biodiesel antara lain :
Berat jenis (spesific gravity) biodiesel lebih berat
daripada minyak solar, yaitu nilainya sekitar 0,88 kg/L
untuk biodiesel dan 0,85 kg/L untuk minyak solar. Hal
menyebabkan kecenderungan biodiesel untuk berada di
bagian bawah jika proses pencampuran belum
homogen.
Campuran biodiesel dan solar dalam tangki sebaiknya
disirkulasi atau diaduk untuk mempertahankan suspensi
dan homogenitas biosolar.
Jika proses pencampuran belum homogen, sebagian
kecil biodiesel akan mengendap tetapi dapat segera
tercampur kembali saat dipompa dan terjadi goncangan
pada saat dikirim ke konsumen. Namun demikian, jika
terdapat lebih dari satu konsumen, maka bahan bakar
campuran (biosolar) harus benar-benar dalam kondisi
homogen saat dipompakan.
20 | P a g e Direktorat Bioenergi-DJ EBTKE
Untuk memastikan bahwa campuran bahan bakar
benar-benar homogen, lakukan pengambilan sampel
dan uji kadar Biodiesel dalam Biosolar.
Campuran biosolar lebih dari 20% (B20), harus selalu
disimpan dalam tangki yang bersih sebagaimana
direkomendasikan untuk minyak solar.
Penggunaan biodiesel hingga B20 selama 10 tahun
memperlihatkan kompatibilitasnya terhadap material
elastomer yang digunakan dalam diesel fuel systems.
21 | P a g e Direktorat Bioenergi-DJ EBTKE
MENUJU KETAHANAN ENERGI NASIONAL
DENGAN ENERGI TERBARUKAN
DAN
SELALU UTAMAKAN SELAMAT
________000_________
Informasi terkait biodiesel dapat diunduh melalui website :
www. ebtke.esdm.go.id
Saran, masukan, kritik, dan pengaduan terkait
implementasi biodiesel dapat disampaikan melalui :
1. Email : layananbbn@ebtke.esdm.go.id
2. Telpon : (021)3983007,31924583
3. Faksimile : (021)31901087, 31924585
4. Surat dan konsultasi lansung di alamat :
Direktorat Bioenergi,
Gedung Direktorat Jenderal Energi Baru terbarukan dan
Konservasi Energi, Lantai 5, Jl. Pegangsaan Timur No.1,
Menteng, Jakarta Pusat, 10320.
22 | P a g e Direktorat Bioenergi-DJ EBTKE