Anda di halaman 1dari 51

PBL BLOCK 30

SKENARIO 1

B6
Ahli Kelompok
Putri Chairani (102008219)
Budi Irawan (102009019)
Alttha Melisa Djinal (102009070)
Nathania Putri Tambunan (102009110)
Fadini Rizki Inawati (102009153)
Grace Niken Nindita (102009205)
Hani Idzaida Binti Ab. Razak (102009286)
Raphael Christie (102009219)
Spoobalan A/L Subramaniam (102009333)

Skenario 1
Seorang laki-laki ditemukan disebuah sungai kering yang penuh
batu-batuan dalam keadaan mati tertelungkup. Ia mengenakan
kaos dalam(oblong) dan celana panjang yang dibagian bawahnya
digulung hingga setengah tungkai bawahnya. Lehernya terikat
dengan baju(yang kemudian diketahui sebagai baju miliknya sendiri)
dan ujung lengan baju lainnya terikat ke sebuah dahan pohon perdu
setinggi 60 cm. Posisi tubuh relatif mendatar, namun leher memang
terjerat oleh baju tersebut. Tubuh mayat tersebut telah membusuk,
namun masih dijumpai adanya asatu luka terbuka di daerah ketiak
kiri yang memperlihatkan pembuluh darah ketiak yang putus, dan
beberapa luka terbuka di daerah tungkai bawah kanan dan kiri yang
memiliki ciri-ciri yang sesuai dengan akibat kekerasan tajam. Perlu
diketahui bahwa rumah terdekat dari TKP adalah sekitar 2 km. TKP
adalah suatu daerah perbukitan yang berhutan cukup berat.

Identifikasi Istilah Yang Tidak Diketahui
Tidak ada
Rumusan Masalah
Seorang laki-laki ditemukan mati tertelungkup
disebuah sungai kering yang penuh batu-batuan
Lehernya terjerat oleh bajunya sendiri dan ujung
lengan baju lainnya terikat ke sebuah dahan pohon
perdu setinggi 60 cm.
Mayat sudah membusuk dan dijumpai ada satu luka
terbuka di ketiak kiri yang memperlihatkan
pembuluh darah ketiak yang putus dan beberapa
luka terbuka di tungkai bawah kanan dan kiri.
Analisis Masalah


mayat laki2 tergantung
serta ditemukan luka
terbuka di daerah ketiak
kiri, tungkai kanan & kiri

Asfiksia
mekanik
Prosedur
medikolegal
Pemeriksaan
medis
Visum et
Repertum
Traumatologi
Hipotesis
Laki-laki tersebut mati karena kejahatan
tumpul.
Aspek Hukum
Pasal 170 KUHP
Barangsiapa terang-terangan dan dengan tenaga bersama
menggunakan kekerasan terhadap orang atau barang diancam
dengan pidana penjara paling lama lima tahun enam bulan.
Yang bersalah diancam :
1: dengan pidana penjara paling lama tujuh tahun, jika dengan
sengaja menghancurkan barang atau jika kekerasan yang digunakan
mengakibatkan luka-luka.
2: dengan pidana penjara paling lama 9 tahun, jika kekerasan
mengakibatkan luka berat.
3: dengan pidana penjara paling lama 12 tahun, jika kekerasan
mengakibatkan maut.
Pasal 89 tidak berlaku bagi pasal ini.

Pasal 338 KUHP
Barangsiapa dengan sengaja merampas nyawa orang lain, diancam
karena pembunuhan, dengan pidana penjara paling lama lima belas
tahun.

Pasal 339 KUHP
Pembunuhan yang diikuti, disertai atau didahului oleh suatu perbua
tan pidana, yang dilakukan dengan maksud untuk mempersiapkan a
tau mempermudah pelaksanaannya, atau untuk melepaskan diri se
ndiri maupun peserta lainnya dari pidana dalam hal tertangkap tang
an, ataupun untuk memastikan penguasaan barang yang diperolehn
ya secara melawan hukum, diancam dengan pidana penjara seumur
hidup atau selama waktu tertentu, paling lama dua puluh tahun.

Pasal 340 KUHP
Barangsiapa dengan sengaja dan dengan rencana lebih dah
ulu merampas nyawa orang lain, diancam, karena pembunu
han dengan rencana (moord), dengan pidana mati atau pid
ana penjara seumur hidup atau selama waktu tertentu, pali
ng lama dua puluh lima tahun.

Pasal 355 KUHP
Penganiayaan berat yang dilakukan dengan rencana terlebi
h dahulu, diancam dengan pidana penjara paling lama dua
belas tahun.
Jika perbuatan mengakibatkan mati, yang bersalah dikenak
an pidana penjara paling lama 15 tahun.

Prosedur Medikolegal
Sangsi bagi pelanggar kewajiban dokter
Pasal 222 KUHP
Barangsiapa dengan sengaja mencegah,
menghalang-halangi atau menggagalkan
pemeriksaan mayat untuk pengadilan, diancam
dengan pidana penjara paling lama sembilan
bulan atau pidana denda paling banyak empat
ribu lima ratus rupiah.

Pemeriksaan Medis
Pemeriksaan Tempat Kejadian Perkara (TKP)
Ditemukan laki-laki di sungai kering yang penuh batu-
batuan dalam keadaan mati tertelungkup.
Korban mengenakan kaos dalam (oblong) dan celana
panjang yang di bagian bawahnya digulung hingga set
engah tungkai bawahnya.
Lehernya terikat lengan baju (yang kemudian
diketahui sebagai baju miliknya sendiri) dan ujung
lengan baju lainnya terikat ke sebuah dahan pohon
perdu setinggi 60 cm, posisi tubuh relatif mendatar.
Tubuh mayat telah membusuk.
Terdapat satu luka terbuka di daerah ketiak kiri yang memperlih
atkan pembuluh darah ketiak yang putus, dan beberapa luka ter
buka di daerah tungkai bawah kanan dan kiri yang memiliki ciri-c
iri yang sesuai dengan akibat kekerasan tajam. Lengan baju tero
bek di bagian ketiak kiri dan terdapat bercak darah.
Di leher terdapat jejas jerat mendatar yang lebar, bekas simpul d
i bawah telinga kanan, terdapat luka lecet kecil, dangkal, berben
tuk bulan sabit di leher dan puncak hidung dan pipi.
TKP adalah suatu daerah perbukitan yang berhutan cukup berat
dan 2 km dari TKP terdapat sebuah rumah.
Tidak ditemukan nota atau catatan yang biasanya ditinggalkan
oleh korban bunuh diri.

Autopsi
pemeriksaan terhadap tubuh mayat, yang meliputi
pemeriksaan terhadap bagian luar maupun dalam, dengan
tujuan menemukan proses penyakit dan atau adanya cedera,
melakukan interpretasi atas penemuan-penemuan tersebut,
menerangkan penyebab kematian serta mencari hubungan
sebab akibat antara kelainan-kelainan yang ditemukan dengan
penyebab kematian
autopsi klinik, autopsi anatomi, dan autopsi forensik.

Autopsi klinik
untuk menentukan penyebab kematian yang
pasti, menganalisis kesesuaian antara
diagnosis klinis dan diagnosis postmortem,
patogenesis penyakit, dan sebagainya
Pada mayat diduga mati karena penyakit
Autopsi Anatomi
dilakukan terhadap mayat korban meninggal
akibat penyakit, oleh mahasiswa kedokteran
dalam rangka belajar mengenai anatomi
manusia
diperlukan izin dari korban (sebelum
meninggal) atau keluarganya

Autopsi Forensik/Medikolegal
dilakukan terhadap mayat seseorang yang
diduga meninggal akibat suatu sebab tidak
wajar seperti pada kasus kecelakaan,
pembunuhan, maupun bunuh diri
Tanatologi
Tanda kematian tidak pasti
Pernafasan berhenti, dinilai selama lebih dari 10 menit
Terhentinya sirkulasi, dinilai selama 15 menit, nadi karotis tidak teraba.
Kulit pucat, tetapi bukan merupakan tanda yang dapat dipercaya, karena mungkin
terjadi spasme agonal sehingga wajah tampak kebiruan.
Tonus otot menghilang dan relaksasi. Relaksasi daro otot-otot wajah menyebabkan
kulit menimbul sehingga kadang-kadang membuat orang tampak lebih muda.
Kelemasan otot sesaat setelah kematian disebut relaksasi primer. Hal ini
mengakibatkan pendataran daerah-daerah yang tertekan.
Pembuluh darah retina mengalami segmentasi beberapa menit setelah kematian.
Segmen-segmen tersebut bergerak ke arah tepi retina dan kemudian menetap.
Pengeringan kornea menimbulkan kekeruhan dalam waktu 10 menit yang masih
dapat dihilangkan dengan meneteskan air.

Tanatologi
Lebam mayat (livor mortis)
bercak warna merah ungu (livide) pada bagian terbawah tubuh
Lebam mayat biasanya mulai tampak 20-30 menit pascamati,
makin lama intensitasnya bertambah dan menjadi lengkap dan
menetap setelah 8-12 jam.
Kaku mayat (rigor mortis)
Kaku mayat mulai tampak kira-kira 2 jam setelah mati klinis,
dimulai dari bagian luar tubuh (otot-otot kecil) ke arah dalam
(sentripetal).
Setelah mati klinis 12 jam, kaku mayat umumnya tidak disertai
pemendekan serabut otot, tetapi jika sebelum terjadi kaku mayat
otot berada dalam posisi teregang, maka saat kaku mayat
terbentuk akan terjadi pemendekan otot


Alur Perjalanan Kaku Mayat
Terdapat kekakuan pada mayat yang
menyerupai kaku mayat:
Cadaveric spasm (instantaneous rigor)
Heat stiffening
Cold stiffening
Penurunan suhu (algor mortis)
melakukan 4-5 kali penentuan suhu rektal dengan interval waktu
yang sama (minimal 15 menit).
Pembusukan
Pembusukan baru tampak kira-kira 24 jam pascamati berupa
warna kehijauan pada perut kanan bawah, yaitu daerah sekum
yang isinya lebih cair dan penuh dengan bakteri serta terletak
dekat dinding perut.
Larva lalat akan dijumpai setelah pembentukan gas pembusukan
nyata, yaitu kira-kira 36-48 jam pascamati. Kumpulan telur lalat
telah dapat ditemukan beberapa jam pascamati di alis mata,
sudut mata, lubang hidung dan di antara bibir. Telur lalat tersebut
kemudian akan menetas menjadi larva dalam waktu 24 jam

Adiposera atau lilin mayat
terdiri dari asam-asam lemak tak jenuh yang terbentuk oleh hidrolisis
lemak dan mengalami hidrogenisasi sehingga terbentuk asam lemak jenuh
pasca mati yang tercampur dengan sisa-sisa otot, jaringan ikat, jaringan
saraf yang termumifikasi dan kristal-kristal sferis dengan gambaran radial



Mumifikasi adalah proses penguapan cairan atau dehidrasi jaringan yang
cukup cepat sehingga terjadi pengeringan jaringan yang selanjutnya dapat
menghentikan pembusukan
Perkiraan saat kematian

Perubahan pada mata
Perubahan dalam lambung
Perubahan rambut
Pertumbuhan kuku
Perubahan dalam cairan serebrospinal
Reaksi supravital


Menentukan sebab kematian, cara
kematian, dan mekanisme kematian

Untuk dapat menentukan sebab kematian secara pasti mutlak
harus dilakukan pembedahan mayat (autopsi) dengan atau
tanpa pemeriksaan tambahan seperti pemeriksaan
mikroskopis, pemeriksaan toksikologis, pemeriksaan
bakteriologis
Cara kematian adalah macam kejadian yang menimbulkan
penyebab kematian- mati karena penyakit(natural death) dan
karena kecederaan atau luka(unnatural death)
Mekanisme kematian adalah gangguan fisiologik dan atau
biokimiawi yang ditimbulkan oleh penyebab kematian
Identifikasi Forensik
Identifikasi korban
1. Metode visual: memperlihatkan jenazah pada orang-orang
yang merasa kehilangan anggota keluarga atau temannya
2. Pemeriksaan pakaian: Pencatatan yang teliti atas pakaian,
bahan yang dipakai, mode serta adanya tulisan-tulisan
seperti: merek pakaian, penjahit, laundry, atau initial
nama, dapat memberikan informasi yang berharga, milik
siapakah pakaian tersebut. Bagi korban yang tidak dikenal,
menyimpan pakaian secara keseluruhan atau potongan-
potongan dengan ukuran 10 cm x 10 cm, adalah
merupakan tindakan yang tepat agar korban masih
dikenali walaupun tubuhnya telah dikubur.

3. Pemeriksaan perhiasan: Perhiasan yang
melekat pada tubuh korban diidentifikasi bila
ada initial nama pada perhiasan tersebut
4. Pemeriksaan dokumen: Apabila dokumen
seperti kartu identifikasi (KTP, SIM, paspor dll)
yang kebetulan ditemukan dalam saku pakaian
yang dikenakan atau berdekatan dengan TKP
sangat membantu mengenali korban tersebut.


5. Identifikasi medik
- Identifikasi umum
- Identifikasi khusus: rajah/tattoo, jaringan paru,
kapalan (callus), Kelainan kulit, anomali dan
cacat pada tubuh
6. Pemeriksaan gigi
7. Pemeriksaan sidik jari
8. Pemeriksaan serologik



Traumatologi Forensik
Dari Skenario 1, didapati ada luka akibat
kekerasan benda tajam.
luka iris atau sayat dan luka bacok mempunyai
kedua sudut luka lancip dan dalam luka tidak
melebihi panjang luka. Sudut luka yang lancip
dapat terjadi dua kali pada tempat yang berdekatan
akibat pergeseran senjata sewaktu ditarik atau
akibat bergeraknya korban.
Penyebab Luka. Pada kasus tertentu, gambaran luka
seringkali dapat memberi petunjuk mengenai bentuk
benda yang mengenai tubuh, misalnya luka yang
disebabkan oleh benda tumpul berbentuk bulat
panjang akan meninggalkan negative imprint oleh
timbulkan marginal haemorrhage. Luka lecet jenis
tekan memberikan gambaran bentuk benda penyebab
luka.
Arah kekerasan luka. Pada luka lecet jenis geser dan
luka robek, arah kekerasan dapat ditentukan. Hal ini
sangat membantu pihak yang berwajib dalam
melakukan rekonstruksi terjadinya perkara.
Cara terjadinya luka. Yang dimaksudkan dengan cara terjadinya luka adalah apakah
luka yang ditemukan terjadi sebagai akibat kecelakaan, pembunuhan, atau bunuh
diri. Luka akibat pembunuhan dapat ditemukan tersebar pada seluruh bagian
tubuh. Pada korban pembunuhan yang sempat mengadkan perlawanan, dapat
ditemukan luka tangkis yang biasanya pada daerah ekstensor lengan bawah atau
telapak tangan.Pada korban bunuh diri, luka biasanya menunjukkan sifat luka
percobaan (tentative wounds) yang mengelompok dan berjalan kurang lebih
sejajar.
Hubungan antar luka yang ditemukan dengan sebab mati. Harus dapat dibuktikan
bahwa terjadinya kematian semata-mata disebabkan oleh kekerasan yang
menyebabkan luka. Untuk itu tanda intravitalitas luka berupa reaksi jaringan
terhadap luka perlu mendapat perhatian. Tanda intravitalitas luka dapat bervariasi
dari ditemukannya resapan darah, terdapatnya proses penyembuhan luka,
serbukan sel radang, pemeriksaan histo-ensimatik sampai pemeriksaan kadar
histamin bebas dan serotonin jaringan. Sekiranya di samping luka, ditemukan pula
keadaan patologik lain, misalnya penyakit tertentu, maka darus diyakinkan bahwa
kelainan yang lain tidaklah merupkan penyebab kematian.





Tabel 1. Perbedaan trauma tumpul dan trauma
tajam


Trauma Tumpul Trauma Tumpul
Bentuk Luka Tidak teratur Teratur
Tepi Luka Tidak rata Rata
Jembatan Jaringan Ada Tidak ada
Rambut Tidak ikut terpotong Ikut terpotong
Dasar luka Tidak teratur Berupa garis atau titik
Sekitar luka Ada luka lecet atau memar Tidak ada luka lain


Perbedaan pembunuhan, bunuh diri, dan kecelakaan
pada kematian akibat kekerasan akibat benda tajam

Pembunuhan Bunuh Diri Kecelakaan
Lokasi luka Sembarang Terpilih Terpapar
Jumlah luka Banyak Banyak Tunggal/banyak
Pakaian Terkena Tidak terkena Terkena
Luka tangkis Ada Tidak ada Tidak ada
Luka percobaan Tidak ada Ada Tidak ada
Cedera sekunder Mungkin ada Tidak ada Mungkin ada
Kematian Akibat Asfiksia Mekanik
mati lemas yang terjadi bila udara pernafasan
terhalang memasuki saliran pernafasan oleh
berbagai kekerasan (yang bersifat mekanik)
Fase dispnea
Fase konvulsi
Fase apnea
Fase akhir
Pemeriksaan Luar
Dapat ditemukan sianosis pada bibir, ujung-ujung
jari, dan kuku.
Warna lebam mayat merah-kebiruan gelap dan
terbentuk lebih cepat. Terdapat busa halus pada
hidung dan mulut.
Gambaran pembendungan pada mata berupa
pelebaran pembuluh darah konjungtiva bulbi.
Tardieus spot pada konjungtiva bulbi, palpebra,
kulit wajah.

Pemeriksaan dalam

Darah berwarna lebih gelap dan lebih encer.
Busa halus di saluran pernafasan.
Pembendungan sirkulasi pada seluruh organ tubuh
sehingga menjadi lebih berat, berwarna lebih gelap dan
pada pengirisan banyak mengeluarkan darah.
Petekie pada mukosa usus halus, epikardium, subpleura
viseralis paru, kulit kepala sebelah dalam, mukosa epiglotis
dan daerah sub-glotis.
Edema paru.
Kelainan-kelainan yang berhubungan dengan kekerasan
seperti fraktur laring, perdarahan faring
Pemeriksaan laboratorium
Kematian Akibat Asfiksia Mekanik

Mati Akibat Pembekapan
Ada tanda kekerasan di sekitar hidung dan mulut, terutama
pada bagian muka yang menonjol.
Tanda kekerasan seringkali berupa luka memar, atau luka lecet
jenis tekan.
Mungkin ada tanda kekerasan pada permukaan belakang bibir
yang timbul sebagai akibat tertekannya bibir ke arah gigi pada
saat terjadi pembekapan.
Dapat pula ditemukan tanda kekerasan pada daerah belakang
kepala atau tengkuk sebagai akibat tertekannya kepala ke arah
belakang.
Mati Akibat Pencekikan

kulit daerah leher menunjukkan tanda-tanda
kekerasan yang ditimbulkan oleh ujung jari atau kuku
berupa luka memar dan luka lecet jenis tekan
Pada pembedahan akan ditemukan pula tanda
kekerasan berupa resapan darah bawah kulit daerah
leher serta otot atau alat leher
Tulang lidah kadang-kadang ditemukan patah
unilateral.

Mati Akibat Penjeratan

masih ditemukan jerat pada leher korban, biasanya berjalan
horisontal/ mendatar dan letaknya rendah.
Jerat ini meninggalkan jejas jerat berupa luka lecet tekan yang
melingkari leher. Keadaan jejas jerat yang harus diteliti adalah:
arah, lebar, serta letak jerat yang tepat, dan pola permukaan
jerat yang bersentuhan dengan kulit leher.
dikatakan simpul mati ditemukan pada kasus pembunuhan,
sedangkan simpul hidup ditemukan pada kasus bunuh diri.

Mati Tergantung

jerat pada leher menahan berat badan korban dan
mengakibatkan tertekannya leher. Jerat pada leher
menunjukkan ciri khas berupa arah yang tidak mendatar,
tetapi membentuk sudut yang membuka ke arah bawah serta
letak jerat yang tinggi
Bila korban berada cukup lama dalam posisi gantung,
distribusi lebam mayat akan menunjukkan pengumpulan
darah di ujung tangan dan kaki.
Pada pembedahan, akan dapat ditemukan resapan darah
bawah kulit serta pada otot alat leher di tempat yang sesuai
dengan letak jejas jerat pada kulit
VISUM ET REPERTUM
keterangan tertulis yang dibuat oleh dokter
atas permintaan tertulis penyidik yang
berwenang mengenai hasil pemeriksaan
medik terhadap manusia baik hidup atau mati
ataupun bagian atau diduga bagian dari tubuh
manusia, berdasarkan keilmuannya dan di
bawah sumpah, untuk kepentingan peradilan
Visum et repertum terdiri dari 5 bagian tetap:
1. Kata Pro justitia, diletakan di bagian atas,
menjelaskan bahwa khusus dibuat untuk tujuan
peradilan
2. Bagian Pendahuluan, menerangkan nama dokter
pembuat visum et repertum dan instuisi
kesehatannya, instansi penyidik pemintanya berikut
nomor dan tanggal surat permintaannya, tempat dan
waktu pemeriksaan, serta identitas korban yang
diperiksa.

3. Bagian Pemberitaan, berisi hasil pemeriksaan medic tentang
keadaan kesehatan atau sakit atau luka korban yang berkaitan
dengan perkaranya, tindakan medic yang dilakukan serta
keadaannya selesai pengobatan/perawatan. Bila korban meinggal
dan dilakukan autopsy, maka diuraikan keadaan seluruh alat
dalam yang berkaitan dengan perkara dan matinya orang tersebut.
4. Kesimpulan, berisi pendapat dokter berdasarkan keilmuannya,
mengenai jenis perlukaan/cedera yang ditemukan dan jenis
kekerasan atau zat penyebabnya, serta derajat perlukaan atau
sebab kematiannya.
5. Penutup, berisikan kalimat baku Demikianlah visum et
repertum ini saya buat dengan sesungguhnya berdasarkan
keilmuan saya dan dengan mengingat sumpah
CONTOH VISUM ET REPERTUM

Bagian Ilmu Kedokteran Forensik
Fakultas Kedokteran Universitas Kristen Krida Wacana
Jl. Arjuna Utara No.6, Jakarta 11510

Nomor : 1234- SK.I/5678/9-10 Jakarta, 3 Januari 2012
Lamp. : Satu sampul tersegel-----------------------------------------------------------------------------------
Perihal : Hasil Pemeriksaan Pembedahan---------------------------------------------------------------------
Atas jenasah Tn. X--------------------------------------------------------------------------------------
PROJUSTITIA
Visum et Repertum
Yang bertanda tangan di bawah ini, Sarah Regina Christy, dokter ahli kedokteran for ensik pada
Bagian Ilmu Kedokteran Forensik Fakultas Kedokteran Universi tas Kristen Krida Wacana Jakarta,
menerangkan bahwa atas permintaan tertulis dari kepolisian Resort Polisi Jakarta Barat No. Pol:
B/123/VR/I/11/Serse tertanggal 2 Januari 2012, maka pada tanggal dua Januari tahun dua ribu dua
belas, pukul dua siang waktu I ndonesia bagian barat, bertempat di ruang bedah jenasah Bagian
Forensik Fakultas Kedokteran Universitas Kristen Krida Wacana Jakarta telah melakukan
pemeriksaan atas jenasah yang menurut permintaan tersebut adalah:
Nama : X -----------------------------------------------------------------------------------------
Jenis Kelamin : Laki-laki ---------------------------------------------------------------------------------
Umur : 30 tahun ----------------------------------------------------------------------------------
Kebangsaan : Indonesia --------------------------------------------------------------------------------
Agama : ---------------------------------------------------------------------------------------------
Pekerjaan : ---------------------------------------------------------------------------------------------
Alamat : ---------------------------------------------------------------------------------------------
Mayat telah diidentifikasi dengan sehelai label berwarna biru, dengan mater ai lak merah, terikat
pada ibu jari kaki kanan.

Hasil pemeriksaan
I. Pemeriksaan Luar
1. Mayat tidak terbungkus. ----------------------------------------------------------------------------------
2. Mayat berpakaian sebagai berikut:-----------------------------------------------------------------------
a. Kaos oblong, berwarna putih polos, tanpa merek ukuran L. Kemeja bercak darah pada
bagian ketiak sebelah kiri. Pada kemeja bagian ketiak sebelah kiri terdapa t sayatan
dengan panjang 10 cm. -------------------------------------------------------------------------------
b. Celana panjang bahan warna hitam tanpa merek dan tanpa kantong. --------------------------
c. Celana dalam warna abu-abu, dengan karet warna hitam pada pinggang. ---------------------
1. Kaku mayat terdapat pad a seluruh tubuh, sukar dilawan, lebam mayat pada daerah dada dan
perut, berwarna merah keunguan, tidak hilang pada penekanan. ------------------------------------
2. Mayat adalah seorang laki-laki bangsa Indonesia, umur tiga puluh tahun, kulit berwarna sawo
matang, gizi cukup, panjang badan seratus tujuh puluh tiga sentimeter, dan berat badan enam
puluh kilogram dan zakar telah disunat. ---------------------------------------------------------------
3. Rambut kepala berwarna hitam. Tumbuh lebat lurus, panjang sepuluh sentimeter. Alis warna
hitam, tumbuh lebat. Bulu mata berwarna hitam, tumbuh lurus, panjang enam millimeter. -----
4. Kedua mata tertutup rapat. ------------------------------------------------------------------
5. Hidung berbentuk biasa, ada luka lecet tek an, dangkal, berbentuk bulan sabit di puncak
hidung. -------------------------------------------------------------------------------------------------------
6. Kedua daun telinga berbentuk biasa. --------------------------------------------------------------------
7. Mulut tebuka delapan millimeter, kedua bibir t ebal, permukaan belakang bibir terdapat
memar, terdapat luka lecet tekan di pipi sebelah kiri yang sesuai gambaran kuku jari, gigi
geligi lengkap dan utuh. -----------------------------------------------------------------------------------
8. Dari lubang hidung dan mulut keluar busa halus. -----------------------------------------------------
9. Alat kelamin berbentuk biasa tidak ad a kelainan. Lubang dubur berbent uk biasa tidak ada
kelainan. Terdapat feses yang keluar dari lubang dubur. ---------------------------------------------
10. Di kedua tungkai terdapat luka yang sesuai dengan kekerasan akibat benda tajam dengan luka
terpanjang lima sentimeter dan luka terpendek tiga sentimeter. Terdapat luka robek di kedua
tungkai bagian depan. -------------------------------------------------------------------------------------

I. Pemeriksaan dalam (bedah jenazah)
11. Jaringan lemak di bawah kulit daerah dada dan perut berwarna kuning, kecoklatan, tebal di
daerah dada empat millim eter sedangkan di daerah perut sebelas sentimeter. Otot -otot
berwarna coklat dan cukup tebal. ------------------------------------------------------------------------
12. Sekat rongga badan sebelah kanan setinggi sela iga keempat dan yang kiri setinggi sela ig a
kelima. -------------------------------------------------------------------------------------------------------
1. Pada puncak ketiak kiri, terdapat luka yang sesuai dengan kekerasan akibat benda tajam
dengan panjang luka sepuluh sentimeter dan kedalaman lima sentimeter. Pembuluh darah
terlihat putus. -----------------------------------------------------------------------------------------------
2. Jaringan bawah kulit daerah leher dan otot leher terlihat resapan darah. ---------------------------
3. Kandung jantung tampak tiga jari di antara kedua tepi paru. ----------------------------------------
4. Dinding rongga perut tampak licin, berwarna kehijauan. Dalam rongga perut terdapat cairan
dan berbau busuk. Tirai usus tampak menutupi sebagian besar usus. ------------------------------
5. Lidah berwarna kelabu, parabaan lemas, tidak terdapat bekas tergigit maupun resapan darah.
Tonsil tidak membesar dan penampang tidak menunjukan kelainan. Kelenjar gondok
berwarna coklat, merah tidak membesar dan penampangannya tidak menunjukan kelainan,
berat dua puluh gram. -------------------------------------------------------------------------------------
6. Batang tenggorokan dan cabangnya berisi sedikit darah dan busa. Selaput lendirnya berwarna
putih tidak menunjukan kelainan. ------------------------------------------------------------------------
7. Kerongkongan kosong dan selaput lendir putih. -------------------------------------------------------
8. Paru kanan terdiri dan tiga baga, berwarna kelabu kemerahan dan perabaan seperti karet busa.
Penampangannya tampak agak pucat dan dari irisan keluar darah. Paru kiri terdiri dari 2 baga,
berwarna kelabu kemerahan dan perabaan agak kenyal,kurang mengandung udara. Paru kiri
tampak agak menguncup. Berat paru kiri tiga ratus gram dan yang kanan empat ratus gram. --
9. Hati berwarna coklat, permukaan rata, tepinya tajam dan perbaan kenyal padat. Penampang
hati berwarna merah-coklat dan gambran hatu tampak jelas. Berat hati seribu dua ratus gram.
10. Kandung empedu berisi cairan berwarna hijau coklat, selaput lendirnya berwarna hijau
seperti beludru. Saluran empedu tidak menunjukan penyumbatan. ---------------------------------
11. Limpa berwarna ungu kelabu, permukaanya keriput dan perabaan lembek. Penampangnya
berwarna merah hitam dengan gambaran limpa jelas. Berat limpa seratus sepuluh gram. ------
12. Kelenjar liur perut berwarna putih kekuningan, permukaan menunjukan belah-belah dan
penampangannya tidak menunjukan kelainan. Berat kelenjar liur perut delapan puluh lima
gram. ---------------------------------------------------------------------------------------------------------
13. Lambung berisi makanan yang tercerna. Selaput lendir berwarna kehijauan dan menunjukan
lipatan yang biasa, tidak terdapat kelainan.Usus duabelas jari, usus halus dan usus besar tidak
menunjukan kelainan. -------------------------------------------------------------------------------------
14. Anak ginjal berbentuk trapesium dan yang kiri berbentuk bulan sabit. Gambaran kulit dan
sumsum jelas, tidak menunjukan kelainan. Berat anak ginjal kanan delapan gram dan yang
kiri sembilan gram. ----------------------------------------------------------------------------------------
1. Ginjal kanan dan kiri bersimpai lemak tipis. Simpai ginjal kanan dan kiri tampak rata dan
licin berwarna coklat dan mudah dilepas. Berat ginjal kanan sembilan puluh gram dan yang
kiri seratus gram. Penampang ginjal menunjukan gambaran yang jelas, piala ginjal dan
saluran kemih tidak menunjukan kelainan. -------------------------------------------------------------
2. Kandung kencing berisi cairan berwarna kuning dan selaput lendirnya berwarna putih, tidak
menunjukan kelainan. -------------------------------------------------------------------------------------
3. Kulit kepala bagian dalam bersih. Tulang tengkorak utuh. Selaput keras otak tidak
menunjukan kelainan. Tidak terdapat pendarahan di atas maupun di bawah selaput keras otak.
Permukaan otak besar menunjukan gambaran lekuk otak yang biasa, tidak terdapat
pendarahan. Penampang otak besar tidak menunjukan kelainan. Otak kecil dan batang otak
tidak menunjukan pendarahan baik pada permukaan maupun penampangnya. -------------------

Kesimpulan
Pada mayat laki -laki ini ditemukan luka terbuka pada ketiak kiri akibat kekerasan benda tajam
dengan panjang sepuluh sentimeter dan kedalaman lima sentimeter. ----------------------------------------
Terdapat luka terbuka pada kedua tungkai menunjukkan cir i-ciri sesuai dengan bacokan benda
tajam bermata satu dengan luka terpanjang lima sentimeter dan luka terpendek tiga sentimeter.
Terdapat luka r obek di kedua tungkai bagian depan. Jejas jerat pada leher berjalan mendatar dan
terlihat bekas simpul di bawah telinga kiri menunjukkan cir i-ciri yang sesuai dengan lebar lengan
baju yang diikatkan pada korban. ---------------------------------------------------------------------------------
Sebab mati orang ini adalah penjeratan yang menyebabkan korban mati lemas. ---------------------
Demikianlah visum et repertum ini saya buat dengan sesungguhnya berdasarkan keilmuan saya
dan dengan mengingat sumpah sesuai dengan Kitab Undang-undang Hukum Acara Pidana. -----------

Dokter yang memeriksa,


dr. Sarah Regina Christy
NIP. 10.2009.230
Jenis dan bentuk Visum et Repertum

VeR perlukaan (termasuk keracunan)
VeR kejahatan susila
VeR jenasah
VeR psikiatrik

Visum et repertum jenasah

Jenasah yang akam dimintakan VeR harus
diberi label yang memuat identitas mayat, di-
lak dengan diberi cap jabatan, yang diikatkan
pada ibu jari kaku atau bagian tubuh lainnya.
Pada surat permintaan VeR, harus jelas tertulis
jenis pemeriksaan yang diminta, apakah hanya
pemeriksaan luar jenasah, ataukah
pemeriksaan autopsi (bedah mayat) (pasal
133 KUHAP).

Kesimpulan
Berdasarkan hasil pemeriksaan autopsi maka
dapat disimpulkan bahwa kematian yang
dialami korban merupakan suatu tindak
pidana kasus pembunuhan
Terima Kasih
B6

Anda mungkin juga menyukai