Anda di halaman 1dari 43

PROPOSAL PENELITIAN

Analisis Faktor yang Berhubungan dengan Kejadian Infeksi Nifas di


RSUD Undata, Tahun 2015
Management RS

Nama

: Andi Heri Isman

Stambuk

: 11 777 001

Pembimbing

: dr. John Kaput Sp.OG

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN DOKTER


FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS ALKHAIRAAT
PALU
2015

PROPOSAL PENELITIAN

Analisis Faktor yang Berhubungan dengan Kejadian Infeksi Nifas di


RSUD Undata, Tahun 2015
Management RS

Disusun dan diajukan oleh


Andi Heri Isman
Nomor Pokok 11 777 001

Menyetujui
Tim Pembimbing

Pembimbing 1

Pembimbing 2

dr. Ryzqa

dr. John Kaput Sp.OG

Tanggal:

Tanggal:

Mengetahui
Fakultas Kedokteran Universitas Alkhairaat
Ketua Prodi Kedokteran
Fakultas Kedokteran UNISA

Wakil Dekan I
Fakultas Kedokteran UNISA
a.n Dekan FK UNISA

dr. H. Ruslan Ramlan Ramli, Sp.S

dr. H. A. Mukramin Amran, Sp.Rad

Tanggal :

Tanggal :

DAFTAR ISI
Halaman
Halaman Persetujuan
Daftar Isi
Daftar Tabel
Daftar Gambar
Daftar Lampiran
BAB I. PENDAHULUAN
1. Latar Belakang Masalah
2. Perumusan Masalah
3. Pertanyaan Penelitian
4. Tujuan Penelitian
A. Tujua A. Tujuan Umum
B. Tujuan Khusus
5. Manfaat Penelitian
A. A. Manfaat Kegunaan
B. Manfaat Ilmiah
BAB II. TINJAUAN PUSTAKA
1. Landasan Teori : Infeksi Nifas
A. Definisi
B. Epidemiologi
C. Etiologi
D. Patofisiologi
E. Gambaran Klinis
F. Pengobatan
G. Pencegahan
2. Kerangka Teori
3. Konsep Teori
4. Definisi operasional
BAB III. METODE PENELITIAN
1. Design Penelitian
2. Waktu dan Tempat Penelitian
3. Populasi dan Subyek Penelitian
4. Kriteria Inklusi dan Eksklusi
5. Besar Sampel
6. Cara Pengambilan Sampel
7. Alur Penelitian
8. Prosedur Penelitian
9. Rencana Analisis Data
10. Aspek Etika

11. Daftar Pustaka


BAB IV. LAMPIRAN
1. Naskah penjelasan
2. Formulir Persetujuan Subyek
3. Jadwal Penelitian
4. Daftar Tim Peneliti
5. Biodata Peneliti
6. Daftar Riwayat Hidup Peneliti
7. Riwayat Keluarga
8. Riwayat Pendidikan

BAB I

PENDAHULUAN

1. Latar Belakang Masalah


Infeksi Nifas adalah semua peradangan yang disebabkan oleh kuman
yang masuk ke dalam organ genital pada saat persalinan atau masa nifas,
ditandai dengan kenaikan suhu sampai 38 derajat celcius atau lebih,
setelah pasca persalinan. (Joint Committee on Maternal Welfare, AS).
Menurut WHO (World health organization), di seluruh dunia setiap
menit seorang perempuan meninggal karena komplikasi yang terkait
dengan kehamilan, persalinan dan masa nifas. Diperkirakan bahwa 60 %
kematian ibu akibat kehamilan terjadi setelah persalinan dan 50 %
kematian masa nifas terjadi dalam 24 jam pertama. Pada tahun 2007 AKI (
Angka Kematian Ibu ) secara nasional menurun menjadi 288 per 100.000
KH. Menurut laporan KIA ( Kesehatan Ibu dan Anak ) tahun 2010 sebesar
247 per 100.000 KH lebih tinggi dari jumlah kematian ibu pada tahun 2009
yaitu 229 per 100.000 penyebab utama kematian ibu di sulawesi tengah
adalah infeksi, hipertensi dan perdarahan.
Berdasarkan data survei kesehatan rumah tangga (SKRT) tahun 2010
salah satu penyebab angka kematian ibu (AKI) yakni Infeksi. Infeksi yang
paling sering terjadi adalah infeksi nifas, sehingga beberapa penelitian
mengatakan bahwa infeksi nifas merupakan penyebab tertinggi kematian
ibu. (Puspitaningtyas,AH.2011). Infeksi yang terjadi pada masa nifas,
dikarenakan Ibu post partum yang mengalami luka perineum sangat
rentan terhadap terjadinya infeksi, salah satu infeksi nifas yang sangat

berbahaya yang dapat menyebabkan kematian apabila tidak ditangani


adalah Sepsis puerperalis (Motherhood, 2002).
Faktor-faktor predisposisi infeksi nifas adalah perdarahan, preeklamsi,
malnutrisi, dan anemia serta proses persalinan bermasalah seperti
partus lama/macet terutama dengan ketuban pecah dini, korioamnionitis,
persalinan traumatik, kurang baiknya proses pencegahan infeksi dan
manipulasi yang berlebihan, tindakan obstetrik operatif baik pervaginam
maupun perabdominam, tertinggalnya sisa plasenta, selaput ketuban
dan bekuan darah dalam rongga rahim, higene yang buruk, penolong
persalinan yang tidak steril

dan alat-alat yang tidak steril (Clinical

Obstetrics Edisi 10,2005).


Upaya yang diharapkan untuk mencegah infeksi nifas adalah
pemantauan yang melekat dan asuhan pada ibu dan bayi yang baik pada
masa nifas .(BKKBN, 2006).

2. Perumusan Masalah
Infeksi Nifas merupakan penyebab utama tejadinya kematian pada ibu
pada masa nifas. Faktor-faktor yang mempengaruhi angka ini diantaranya
keadaan sosial ekonomi, status kesehatan ibu selama masa kehamilan
serta ketersediaan dan penggunaan fasilitas pelayanan kesehatan.
Berdasarkan latar belakang diatas maka yang menjadi rumusan
masalah

dalam

penelitian

ini

adalah

faktor-faktor

apakah

yang

mempengaruhi kejadian Infeksi Nifas di RSUD Unndata Palu tahun 2014?

3. Pertanyaan Penelitian
1) Apakah status gizi berhubungan dengan kejadian infeksi nifas di RSUD
Undata?

2) Apakah ketuban pecah dini berhubungan dengan kejadian infeksi nifas


di RSUD Undata?
3) Apakah manajemen persalinan berhubungan dengan kejadian infeksi
nifas di RSUD Undata?
4) Apakah perawatan nifas berhubungan dengan kejadian infeksi nifas di
RSUD Undata Tahun 2014?

4. Hipotesis
1) Terdapat hubungan antara status gizi dengan kejadian infeksi nifas di
RSUD Undata.
2) Terdapat hubungan antara ketuban pecah dini dengan kejadian infeksi
nifas di RSUD Undata.
3) Terdapat hubungan antara manajemen persalinan dengan kejadian
infeksi nifas di RSUD Undata.
4) Terdapat hubungan antara perawatan nifas dengan kejadian infeksi
nifas di RSUD Undata.

5. Tujuan Penelitian
1) Tujuan Umum
Untuk menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi kejadian Infeksi
Nifas di RSUD Undata.

2) Tujuan Khusus
I. Untuk mengetahui hubungan antara status gizi dengan kejadian infeksi
nifas di RSUD Undata.

II. Untuk mengetahui hubungan antara ketuban pecah dini dengan


kejadian infeksi nifas di RSUD Undata Tahun 2014.
III. Untuk mengetahui hubungan antara manajemen persalinan dengan
kejadian infeksi nifas di RSUD Undata.
IV. Untuk mengetahui hubungan antara perawatan nifas dengan kejadian
infeksi nifas di RSUD Undata.

6. Manfaat Penelitian
1) Untuk Pengetahuan
I. Untuk institusi pendidikan kesehatan
a. Sebagai bahan informasi yang bermanfaat untuk pembelajaran
mahasiswa kesehatan.
b. Sebagai bahan rujukan yang bermanfaat untuk penelitian selanjutnya
II. Untuk tempat pelayanan kesehatan
Hasil penelitian ini akan menjadi masukan sebagai bahan untuk
promosi kesehatan khususnya untuk pencegahan infeksi nifas misalnya
dengan menggunakan alat-alat yang steril
III. Untuk peneliti
a. Sebagai sumber informasi dan bahan jika suatu saat bekerja atau
bertugas disuatu rumah sakit dan tempat pelayanan kesehatan
b. pengalaman penelitian yang sangat bermanfaat dan berharga
2) Penggunaan
I. Untuk manajemen tempat pelayanan kesehatan

Hasil

penelitian

ini

memberikan

informasi

tentang

pentingnya

pengendalian infeksimaternal, khusunya infeksi nifas. Sehingga mutu


pelayanan rumah sakit dapat meningkat
II. Untuk staf bagian bersalin dan ruang perawatan nifas
a. Memberikan informasi dan masukan tentang pentingnya manajemen
alat, tekhnik persalinan yang baik, dan kompetensi staf untuk kesembuhan
pasien
b. Memberikan informasi kepada staf bagian persalinan dan ruang
perawatan agar dapat meningkatkan mutu pelayanan demi kepentingan
pasien dan rumah sakit itu sendiri

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

1. Landasan Teori Infeksi Nifas


1) Definisi
I. Nifas atau puerperium adalah periode waktu atau masa dimana
organ-organ reproduksi kembali kepada keadaan tidak hamil. Masa
ini membutuhkan waktu sekitar enam minggu (Fairer, Helen, 2001:225)
II. Masa nifas (puerperium) dimulai setelah kelahiran plasenta dan
berakhir ketika alat-alat kandungan kembali seperti keadaan sebelum
hamil. Masa nifas

berlangsung selama kira-kira enam minggu (Buku

Acuan Nasional Pelayanan Kesehatan Maternal dan Ne'bnatal, 2001:122)


III. Masa nifas atau masa puerperium mulai setelah partus selesai dan
berakhir setelah kira-kira enam minggu (Wiknjosastro, Hanifa, 1999: 237)
IV. Masa nifas (puerperium) adalah masa pulih kembali, mulai dari
persalinan selesai sampai alat-alat kandungan kembali seperti prahamil, lama masa nifas ini yaitu 6-8 minggu (Mochtar, Rustam, 1998:115)
V. Infeksi nifas juga biasa disebut dengan demam nifas, demam dengan
(setidaknya 100,40F [380C]) yang terjadi pada 24 jam pertama pada 9 hari
pertama postpartum (Williams, 2012).

2) Epidemiologi Infeksi Nifas

Menurut WHO (World Health Organization), di seluruh dunia setiap


menit seorang perempuan meninggal karena komplikasi yang terkait
dengan kehamilan, persalinan, dan nifas. Dengan kata lain, 1.400
perempuan meninggal setiap hari atau lebih dari 500.000 perempuan
meninggal setiap tahun karena kehamilan, persalinan, dan nifas
(Riswandi,2005 ).
Berdasarkan hasil survei Demografi dan Kesehatan Indonesia (SDKI,
2008), AKI di Indonesia sebesar 228/100.000 kelahiran hidup.Pada tahun
2009 adalah 226/100.000 kelahiran hidup untuk AKI.Data tersebut
menunjukkan

bahwa

upaya

penurunan

AKI

di

Indonesia

belum

memuaskan.Sesuai dengan kesepakatan global target Indonesia yang


ingin dicapai dalam menurunkan angka kematian ibu adalah 102/100.000
kelahiran hidup pada tahun 2015 (Biro Pusat Statistik, 2010).
Menurut laporan KIA ( Kesehatan Ibu dan Anak ) tahun 2010 sebesar
247 per 100.000 KH lebih tinggi dari jumlah kematian ibu pada tahun 2009
yaitu 229 per 100.000 penyebab utama kematian ibu di sulawesi tengah
adalah infeksi, hipertensi dan perdarahan.

3) Etiologi Infeksi Nifas


Kuman-kuman yang sering menyebabkan infeksi Nifas antara lain
adalah :
a. Streptococcus haemoliticus anaerobic
Masuknya secara eksogen dan menyebabkan infeksi berat. Infeksi ini
biasanya eksogen (ditularkan dari penderita lain, alat-alat yang tidak
suci hama, tangan penolong, infeksi tenggorokan orang lain).
b. Staphylococcus aureus
Masuknya secara eksogen, infeksinya sedang, banyak ditemukan
sebagai penyebab infeksi di rumah sakit dan dalam tenggorokan orangorang yang nampaknya sehat. Kuman ini biasanya menyebabkan

infeksi terbatas, walaupun kadang-kadang menjadi sebab infeksi


umum.
c. Escherichia Coli
Sering berasal dari kandung kemih dan rektum, menyebabkan infeksi
terbatas pada perineum, vulva, dan endometriurn. Kuman ini
merupakan sebab penting dari infeksi traktus urinarius
d. Clostridium Welchii
Kuman ini bersifat anaerob, jarang ditemukan akan tetapi sangat
berbahaya. Infeksi ini lebih sering terjadi pada abortus kriminalis dan
partus yang ditolong oleh dukun dari luar rumah sakit.

4) Patofisiologi Infeksi Nifas


Setelah persalinan, tempat bekas perlekatan plasenta pada dinding
rahim

merupakan

luka

yang

cukup

besar

untuk

masuknya

mikroorganisme. Bermacam-macam jalan mikroorganisme masuk ke


dalam rahim, seperti melalui eksogen (mikroorganisme dari luar) dan
endogen (mikroorganisme dari dalam).
Penyebab yang terbanyak dan lebih dari 50% adalah
streptococcus anaerob yang sebenarnya tidak patogen sebagai
penghuni normal dari jalan lahir. (Obstetri Patologi,2004)

5) Gambaran Klinis Infeksi Nifas


I. Infeksi pada perineum, vulva, vagina dan serviks
Gejalanya berupa rasa nyeri serta panas pada tempat infeksi dan
kadang-kadang perih bila kencing. Bila getah radang bisa keluar, biasanya
keadaannya tidak berat, suhu sekitar 38C dan nadi di bawah 100 per
menit. Bila luka terinfeksi tertutup oleh jahitan dan getah radang tidak

dapat keluar, demam bisa naik sampai 39 - 40C dengan kadang-kadang


disertai menggigil.
II. Endometritis
Kadang-kadang lokia tertahan oleh darah, sisa-sisa plasenta dan
selaput ketuban. Keadaan ini dinamakan lokiametra dan dapat
menyebabkan kenaikan suhu. Uterus pada endometritis agak membesar,
serta nyeri pada perabaan dan lembek.
Pada endometritis yang tidak meluas, penderita merasa kurang
sehat dan nyeri perut pada hari-hari pertama. Mulai hari ke-3 suhu
meningkat, nadi menjadi cepat, akan tetapi dalam beberapa hari suhu
dan nadi menurun dan dalam kurang lebih satu minggu keadaan sudah
normal kembali.
Lokia pada endometritis, biasanya bertambah dan kadang-kadang
berbau. Hal ini tidak boleh dianggap infeksinya berat. Malahan infeksi
berat kadang-kadang disertai oleh lokia yang sedikit dan tidak berbau.
III. Septicemia dan piemia
Kedua-duanya merupakan infeksi berat namun gejala-gejala
septicemia lebih

mendadak dari

piemia. Pada

septicemia,

dari

permulaan penderita sudah sakit dan lemah. Sampai tiga hari


postpartum suhu meningkat dengan cepat, biasanya disertai menggigil.
Selanjutnya, suhu berkisar antara 39 - 40C, keadaan umum cepat
memburuk, nadi menjadi cepat (140 - 160 kali/menit atau lebih).
Penderita meninggal dalam enam sampai tujuh hari postpartum. Jika ia
hidup terus, gejala-gejala menjadi seperti piemia.
IV. Peritonitis
Peritonitis nifas bisa terjadi karena meluasnya endometritis, tetapi
dapat juga ditemukan bersama-sama dengan salpingo-ooforitis dan
sellulitis pelvia. Selanjutnya, ada kemungkinan bahwa abses pada

sellulitis pelvika mengeluarkan nanahnya ke rongga peritoneum dan


menyebabkan peritonitis.
Peritonitis, yang tidak menjadi peritonitis umum, terbatas pada
daerah pelvis. Gejala-gejalanya tidak seberapa berat seperti pada
peritonitis umum. Penderita demam, perut bawah nyeri, tetapi keadaan
umum tetap baik. Pada pelvioperitonitis bisa terdapat pertumbuhan
abses. Nanah yang biasanya terkumpul dalam kavum douglas harus
dikeluarkan dengan kolpotomia posterior untuk mencegah keluarnya
melalui rektum atau kandung kencing.
Peritonitis umum disebabkan oleh kuman yang sangat patogen dan
merupakan penyakit berat. Suhu meningkat menjadi tinggi, nadi cepat
dan kecil, perut kembung dan nyeri, ada defense musculaire. Muka
penderita, yang mula-mula kemerah-merahan, menjadi pucat, mata
cekung, kulit muka dingin; terdapat apa yang dinamakan facies
hippocratica. Mortalitas peritonitis umum tinggi.
V. Sellulitis pelvika (Parametritis)
Sellulitis pelvika ringan dapat menyebabkan suhu yang meninggi
dalam nifas. Bila suhu tinggi menetap lebih dari satu minggu disertai
dengan rasa nyeri di kiri atau kanan dan nyeri pada pemeriksaan
dalam, hal ini patut dicurigai terhadap kemungkinan sellulitis pelvika.
Pada perkembangan peradangan lebih lanjut gejala-gejala sellulitis
pelvika menjadi lebih jelas. Pada pemeriksaan dalam dapat diraba
tahanan padat dan nyeri di sebelah uterus dan tahanan ini yang
berhubungan erat dengan tulang panggul, dapat meluas ke berbagai
jurusan. Di tengah-tengah jaringan yang meradang itu bisa tumbuh
abses. Dalam hal ini, suhu yang mula-mula tinggi secara menetap
menjadi naik-turun disertai dengan menggigil. Penderita tampak sakit,
nadi cepat, dan perut nyeri. Dalam dua pentig kasus tidak terjadi
pembentukan abses, dan suhu menurun dalam beberapa minggu. Tumor

di sebelah uterus mengecil sedikit demi sedikit, dan akhirnya terdapat


parametrium yang kaku.
Jika terjadi abses, nanah harus dikeluarkan karena selalu ada bahaya
bahwa abses mencari jalan ke rongga perut yang menyebabkan
peritonitis, ke rektum, atau ke kandung kencing.

6) Pencegahan Infeksi Nifas


I. Selama kehamilan
Perbaikan gizi untuk mencegah anemia.
II. Selama persalinan
a. Membatasi masuknya kuman-kuman ke dalam jalur jalan lahir.
b.. Membatasi perlukaan.
c.. Membatasi perdarahan.
d. Membatasi lamanya persalinan.
III. Selama nifas
a. Perawatan luka post partum dengan teknik aseptik.
b. Semua alat dan kain yang berhubungan dengan daerah genital harus
suci hama.
c. Penderita dengan tanda infeksi nifas jangan digabung dengan wanita
dalam nifas yang sehat.

7) Pengobatan Infeksi Nifas


Antibiotik memegang peranan yang sangat penting dalam pengobatan
infeksi nifas.Karena pemeriksaan-pemeriksaan ini memerlukan waktu,
maka pengobatan perlu dimulai tanpa menunggu hasilnya. Dalam hal ini
dapat diberikan penicillin dalam dosis tinggi atau antibiotik dengan
spektrum luas, seperti ampicillin dan lain-lain. Disamping pengobatan

dengan antibiotika, tindakan-tindakan untuk mempertinggi daya tahan


badan tetap perlu dilakukan. Perawatan baik sangat penting, makanan
yang mengandung zat-zat yang diperlukan hendaknya diberikan dengan
cara yang cocok dengan keadaan penderita, dan bila perlu transfusi darah
dilakukan.
Pada sellulitis pelvika dan pelvioperitonitis perlu diamat-amati dengan
seksama apakah terjadi abses atau tidak. Jika terjadi abses, abses harus
dibuka dengan menjaga supaya nanah tidak masuk kedalam rongga
peritoneum dan pembuluh darah yang agak besar tidak sampai dilukai.
(Manuaba,2001)

2. Kerangka Teori

3. Kerangka Konsep
Variabel
Independent

Variable
Dependent

Status Gizi
Ketuban Pecah dini
Perawatan nifas
Management Persalinan :

Frekensi
pemeriksaan
intravaginal
Cuci tangan
Memakai sarung
tangan
Pengetahuan

INFEKSI NIFAS

4. Definisi Operasional

1. Infeksi Nifas yang dimaksud dalam penelitian ini adalah infeksi yang
terjadi di saluran genital setelah 24 jam pertama, pada 9 hari pertama
postpartum yang ditandai dengan demam (100,4 F {38 C} ) yang didapat
dari pemeriksaan suhu tubuh dan akan ditulis pada case report
2. Persalinan lama yang dimaksud dalam penelitian ini adalah persalinan
yang > 24 jam pada primigravida dan > 18 jam pada multigravida yang
didapat dalam observasi dan ditulis dalam case report
3. Manajemen persalinan yang dimaksud dalam penelitian ini adalah
manajemen persalinan yang tidak sesuai dengan asuhan persalinan yang
didapat dari observasi dan akan ditulis dalam daftar check list
4. Perawatan nifas yang dimaksud dalam penelitian ini adalah perawatan
nifas yang tidak sesuai dengan standar prosedur perawatan masa nifas
yang didapat dari observasi dan akan ditulis dalam daftar check list

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

1. Design Penelitian
Desain penelitian yang digunakan untuk membahas objek penelitian
adalah desain nested case-control study. nested case-control study adalah
yang mengikuti subyek sampai timbulnya atau tidak timbul efek (infeksi).
Kemudian sampel dipisahkan menjadi kasus ( yang timbul efek (infeksi)
dan kontrol (yang tidak timbul efek (infeksi) ).

Observasi
Persalinan
Observasi

Infeksi +

Kriteria Infeksi 9 hariInfeksi -

FR
FR
FR
FR

Informedconsent
Pengambilan data (usia, status gizi dan TD)

2. Waktu dan Tempat


1) Waktu

: Selama 6 bulan pada tahun 2015

2) Tempat penelitian: Kamar Bersalin dan Ruang Perawatan nifas di


RSUD Undata Palu, Sulawesi Tengah.

3. Populasi dan Subyek Penelitian


Populasi Penelitian
Populasi penelitian ini adalah ibu-ibu yang telah partus pervaginam di
RSUD Undata Palu pada tahun

4. Kriteria Inklusi, Eksklusi dan Drop Out

1) Kriteria Inklusi
I. Ibu-ibu yang partus pervaginam di RSUD Undata
II. Melakukan pemeriksaan antenatal care di RSUD Undata
III. Berusia 20-35 tahun
IV. Bertempat tinggal di kota Palu
V. Bersedia mengikuti penelitian secara sukarela

2) Kriteria Eksklusi
I. Tidak dapat berkomunikasi dengan baik
II. Mengalami perdarahan pada saat persalinan
III. Mempunyai riwayat preeklamsia
IV. Mempunyai riwayat penyakit Diabetes Melitus

3) Kriteria Drop Out


I. Subyek meminta berhenti dari penelitian yang kita lakukan
II. Subyek meninggal pada masa pengamatan

5. Besar Sampel
Besar sampel yang digunakan berdasarkan jenis masalah yaitu:
- Multivariate regresi logistik, dengan pendekatan Rhole of Thumb dengan
koreksi
- Dengan rumus :

Ket :

- N : Jumlah sampel yang akan diteliti


- Jumlah Variabel : 4
- Insidens : 49 % = 0,49 dari data pendamping tahun 2013
10 x 4 N = 40
=
= 82
0,49
0,4

6. Cara Pengambilan Sampel


Cara pengambilan sampel berdasarkan tehnik consecutive sampling
(semua subyek yang memenuhi syarat penelitian atau memenuhi kriteria
inklusi, diambil sampai jumlah sampel terpenuhi).

7. Alur Penelitian
Semua ibu yang
akan bersalin

Informed
consent
Subyek
penelitian
Partus
Masa nifas

Observ
asi dan
pemerik
saan

Infeksi

Memenuhi kriteria
inklusi
Asuhan
perawatan
persalinan
Ketuban
pecah dini
Pemeriksaa
n suhu,
nadi,
tekanan
darah
Observasi
lokia

Pengumpulan
data
Analisa
Penulisan
hasil
Seminar
hasil

8. Prosedur Penelitian

1) Persiapan penelitian
Persiapan penelitian yaitu, melakukan pelatihan pada semua tim
peneliti dan Juga mempersiapkan semua alat dan bahan yang digunakan
untuk pengumpulan data.

2) Semua Ibu yang akan bersalin


Semua ibu yang partus pervaginam diRSUD Undata diambil sebagai
populasi penelitian

3) Informed consent
Pada semua ibu yang partus pervaginam diberi penjelasan tentang
latar belakang, tujuan, cara, dan manfaat penelitian, serta hak dan
kewajiban subyek penelitian, terutama hak untuk menolak menjadi subyek
penelitian tanpa konsekuensi. Setelah ibu mengerti segala sesuatu
tentang penelitian ini, maka peneliti akan meminta persetujuan ibu untuk
ikut dalam penelitian ini dengan memberikan formulir persetujuan menjadi
responden setelah penjelasan

4) Subyek penelitian
Setelah pasien bersedia, maka pasien dimasukkan sebagai subyek
penelititan

5) Observasi dan pemeriksaan saat persalinan


Pada saat partus sampai persalinan akan dilakukan obsevasi pada
semua manajemen persalinan yang dilakukan oleh bidan dan perawat,
bagaimana pengendalian infeksi yang dilakukan yakni kebersihan tangan
penolong partus pervaginam, penggunaan alat pelindung diri dan
penggunaan sarung tangan steril. Serta dilakukan pemeriksaan tanda vital
(suhu tubuh, tekanan darah, dan nadi) dan pemeriksaan lokia ibu.

Ibu yang pada saat observasi ditemukan tanda-tanda infeksi yaitu suhu
tubuh 38 c dimasukan dalam kelompok infeksi, sedangkan yang tidak
infeksi dilakukan observasi setelah hari ke 9 post partum.
.
6) Pengumpulan data
Dilakukan pengisian check list pengendalian infeksi oleh peneliti
berdasarkan apa yang dilihat pada saat observasi. Kemudian catat hasil
penelitian sesuai dengan hasil observasi yang dilakukan pada subyek
penelitian dan hasil penelitian ini akan dimasukan ke komputer sebagai
data

7). Analisa data


Untuk menganalisis data hasil penelitian menggunakan analitik
komparatif kategorik tidak berpasangan, yaitu Chi square. Analisa data ini
menggunakan perangkat lunak komputer dengan pengolahan data
statistik program SPSS.

8). Penulisan hasil


Setelah semua data diolah dan dianalisa selanjutnya dilakukan
penulisan laporan dalam bentuk skripsi

9). Seminar hasil


Setelah selesai penulisan laporan, maka peneliti akan menyajikan hasil
penelitian dalam seminar atau ujian skripsi

9. Implikasi Etika Penelitian


1) Semua subyek setuju untuk ikut penelitian tanpa paksaan
2) Tidak berdampak buruk kepada kesehatan karena penelitian ini hanya
menggunakan metode observasi dan pemeriksaan status gizi, tanda vital
(suhu tubuh, tekanan darah, denyut nadi) serta pemeriksaan lokia.
Sebagai cara pengambilan data.
3) Semua subyek berhak untuk menjawab pertanyaan dan mengajukan
pertanyaan tanpa hilangnya hak untuk menerima pelayanan kesehatan.
4) Semua data disimpan dengan aman dan disajikan secara lisan maupun
tertulis sebagai data anonim.
5) Semua pemeriksaan yang dilakukan untuk keperluan penelitian ini
ditanggung oleh peneliti

DAFTAR PUSTAKA
1. Arulkumaran, S., Regan, L., Papageorghiou, A.T., Monga, A.,
Farquharson, D.I.M. 2011. Oxford desk reference obstetrics and
gynecology. New York : Oxford University Perss. Hal 360.
2. Badan Pusat Statistik. 2000. Meillenium Development Goals (MDGs).
(Online), (http://mdgs-dev.bps.go.id diakses 19 September 2013)
3. BKKBN. 2006. Hati hati dengan infeksi nifas. (Online),
(http://www.pikas.bkkbn.go.id diunduh 21 September 2013)

4. Beckmann, C.R.B., Ling, F.W., Barzansky, B.M., Herbert, W.N.P.,Laube,


D.W., Smith, R.P. 2010. Obstetrics and Gynecology.Edisi 6. USA :
Collaboration with Acog. 133.
5. Cunningham, F.G., Leveno, K.J., Bloom, S.L., Hauth, J., Rouse, D.,
Spong, C. 2009. Williamsobstetrics.Edisi 23. New York : Mc Graw Hill. Hal
661.
6. Departemen Kesehatan Republik Indonesia. 2009. Profil Kesehatan
Indonesia 2008. (Online),(http://depkes.go.id diakses 21 September
2013).
7. Gopalan, S., Jain, V. 2005. Clinical Obstetrics. Edisi 10. Orient
Longman. India. Hal 291-293.
8. Manuaba, I.B.G. 2011. Ilmu Kebidanan Penyakit Kandungan dan
Keluarga Berencana untuk panduan bidan. Edisi 1. Jakarta : EGC. Hal
313-315.
9. Ngoc, N.T.N., Sloan, N.L., Thach, T.S., Liem, L.K.B., Winikoff, B. 2005.
Incidence of postpartum infection after vaginal delivery in Vietnam.
(Online),
(https://tspace.library.utoronto.ca/bitstream/1807/5976/1/hn05014.pdf
diakses 30 September 2013)
10. Puspitaningtyas, A.H., Harjanti, A.I. 2011. Hubungan pengetahuan
teknik perawatan dengan Kesembuhan luka perineum pada ibu nifas di
bps kota Semarang. Disertasi tidak diterbitkan. Semarang : Akademi
Kebidanan Abdi Husada.
11. Saifuddin, A.B., Hanifa, G., Waspodo, J., Afandi, B. 2002. Panduan
praktis pelayanan kesehatan maternal dan neonatal. Jakarta : Yayasan
Bina Pustaka Sarwono Prawihardjo.
12. Sastrawinata, S. Martadisoebrata, D., Wirakusumah, F.F. 2004
Obstetri Patologi Ilmu Kesehatan Reproduksi. Jakarta : ECC. Hal 188
13. Varney, H., Kriebs, J.M., Gegor, C.L. 2004. Varneys midwifery. Edisi 4.
Canada : Jones and Bartlett.hal 1093.
14. Williams, W. 2012. Proffesional Guide to Disease. Edisi 10. China :
Wolkers Kluwer. Hal 1071.
15. World Health Organization. 2002. Safe Motherhood. Modul sepsis
puerperalis materi pendidikan kebidanan.Jakarta : ECG. Hal 17

BAB IV

LAMPIRAN

Lampiran1 :
NASKAH PENJELASAN UNTUK RESPONDEN (SUBYEK)
Assalamualaikum dan selamat Pagi. Saya Andi Heri Isman, dari
fakultas Universitas alkhairaat yang melakukan penelitian tentang infeksi
nifas.

Infeksi nifas bisa terjadi pada ibu-ibu setelah melahirkan dan merupakan
masalah kesehatan, karena dapat memperlama proses penyembuhan,
biaya perawatan bertambah, dan menambah penderitaan ibu. Infeksi nifas
disebabkan oleh kuman yang bisa berasal dari tubuh ibu sendiri, dari
penolong, maupun petugas kesehatan. Sumber kuman ini biasanya
disebabkan karena lingkungan rumah sakit. Karena itu saya bermaksud
mengadakan penelitian ini untuk menilai faktor-faktor apa saja yang
berhubungan dengan kejadian infeksi nifas.
Keuntungan mengikuti penelitian ini, dapat mengetahui hal-hal yang bisa
menyebabkan infeksi nifas, maka kejadian ini dapat dicegah.dan
dikendalikan sehingga semua hal yang merugikan akibat infeksi nifas
tidak terjadi.
Penelitian ini tidak menimbulkan bahaya apapun pada ibu karena saya
hanya

melakukan

wawancara,

pemeriksaan

suhu

tubuh

dengan

menggunakan alat termometer, tekanan darah dengan menggunakan


tensi meter, denyut nadi dengan pemeriksaan fisik serta pemeriksaan
lokia.
Perlu ibu ketahui, bahwa keikutsertaan ibu dalam penelitian ini bersifat
sukarela tanpa paksaan, sehingga ibu mempunyai hak untuk menolak ikut
dalam penelitian ini.
Saya sangat mengharapkan ibu untuk ikut dalam penelitian ini, dan bila
bersedia diharapkan dapat memberikan persetujuan tertulis.
Bila ada hal yang ibu kurang mengerti atau kurang jelas, maka ibu bisa
menanyakan pada saya dengan menghubungi nomor telepon saya Andi
Heri Isman (...........) atau petugas yang ditunjuk.
Data penelitian ini akan dikumpulkan dan disimpan tanpa menyebut nama
ibu dalam arsip tertulis atau komputer. Yang tidak bisa dilihat oleh orang
lain. Saya juga meminta izin menggunakan data ibu tanpa nama, yang
akan saya sajikan secara lisan maupun tulisan.

Jika ibu setuju berpartisipasi, diharapkan menandatangani formolir


persetujuan untuk mengikuti penelitian. Atas kesediaan dan kerjasamanya
diucapkan terima kasih.
Identitas peneliti
Nama

: Andi Heri Isman

Alamat

: Jln. Yojokodi No 23

Telepon

DISETUJUI OLEH
KOMISI ETIK PENELITIAN
KESEHATAN
FAK. KEDOKTERAN UNHAS
Tgl. ....................

Lampiran2 :
FORMULIR PERSETUJUAN SETELAH PENJELASAN
Saya yang bertandatangan di bawah ini:
Nama

: .......................................................................................

Alamat

: .......................................................................................

Kecamatan

: ......................................................................................

Setelah mendengar/membaca dan mengerti penjelasan yang diberikan


mengenai tujuan, manfaat apa yang akan dilakukan pada penelitian ini
maka dengan ini saya menyatakan setuju untuk ikut sebagai peserta
dalam penelitian ini. Saya juga setuju semua data saya disajikan tanpa
nama, baik tertulis ataupun lisan.
Persetujuan ini saya berikan tanpa paksaan dan saya tau bahwa saya
punya hak untuk menolak sebagai peserta kapanpun saya mau. Saya

juga tau bahwa saya bisa bertanya kapanpun bila ada hal yang tak jelas.
Dan semua biaya yang menyangkut penelitian yang dilakukan terhadap
responden akan ditanggung oleh peneliti.
NAMA

TANDA TANGAN

TGL/BLN/THN

Klien

................................. .............................
........
.

.............................
.

Saksi 1

................................. .............................
........
.

.............................
.

Saksi 2

................................. .............................
........
.

.............................
.

Tempat memperoleh tambahan informasi


Nama
: Andi Heri Isman
DISETUJUI OLEH
Alamat
: Jln. Yojokodi No.23
KOMISI ETIK PENELITIAN
Telepon
: 081241091949
KESEHATAN
FAK. KEDOKTERAN UNHAS
Tgl. ....................

Lampiran 3 :
JADWAL PENELITIAN

Lampiran 4 :
SUSUNAN TIM PENELITI
NO
.

NAMA

KEDUDUKAN
DALAM
PENELITIAN

KEAHLIAN

1.

Andi Heri Isman

Peneliti Utama

Tidak ada

2.

Dr. Baedah Madjid, Sp.MK (K)

Rekan Peneliti

Dokter
Spesialis
Mikrobiologi

3.

dr.Ryzqa

Rekan Peneliti

Dokter Umum

Lampiran 5 :
BIODATA LENGKAP PENELITI UTAMA
A. Data Pribadi
Nama
: Andi Heri Isman
Tempat tanggal lahir
: Palu, 18 April 1993
Pekerjaan
: Mahasiswa
Jenis Kelamin
: Laki-laki
Agama
: Islam
Kewarganegaraan
: Indonesia
Alamat
: Jln.Yojokodi No.23
B. Riwayat Keluarga
Nama Ayah
: Andi Ilham Nurman SH.MH
Nama Ibu
: Andi Nurifa Nurdin SH
Anak ke 2 dari 4 bersaudara
C. Riwayat Pendidikan
No.
Nama Sekolah
Tempat

Tahun

1.
2.
3.
4.
5.

TK
SD
SMP
SMA
PT

Aysiah
SDN 5 Palu
SMPN 4 Palu
SMAN 1 Palu
Program Studi Pendidikan
Dokter

1998
2004
2007
2010
2011-Sekarang

D. Pengalaman Organisasi
a. Almerc
E. Pengalaman Meneliti
Belum ada.

Lampiran 6 :
DAFTAR ALAT
NO
.
1.
2.
3.

NAAMA ALAT
Lembar Kuesioner
Lembar Daftar Tilik
Observasi
Thermometer

MERK

JUMLAH

SATUAN

72
72

Eksamplar
Eksampler

Buah

LAMPIRAN7 :
Kuisoner Penelitian
(Untuk Ibu)
Analisis Faktor-faktor yang berhubungan dengan kejadian infeksi nifas di
RSUD Undata tahun 2014
a. Identitas Responden
Jawab
1.
2.

3.

4.

Nomor Kode Responden:


Umur
< 20 tahun
20 30 tahun
31 40 tahun
> 40 tahun

Ras dan Suku apa


Kaili
Bugis
Jawa
Arab
china
dll sebutkan
Alamat
: .
.
5. Pendidikan
:
Tamat SD
Tamat SMP
Tidak tamat SMA
Tamat SMA/ sederajat
Program diploma
Strata 1
Strata 2
6. Masih bekerja
:
Ya
Tidak
7. Pekerjaan
:
PNS (.Sebutkan)

Wiraswasta (........................Sebutkan)
Pensiunan pegawai
Petani
Nelayan
Tidak bekerja
Lainnya(Sebutkan)
8. Anda tinggal bersama siapa?
Suami/Istri
Anak
Kerabat/teman (sebutkan..)
Hidup sendiri
panti jompo/sejenisnya
9. Penghasilan keluarga
:
Sangat rendah : < Rp. 750.000, Rendah : Rp. 1.000.000,- s/d Rp. 2.900.000, Tinggi : Rp. 3.000.000,- s/d Rp. 4.900.000, Sangat tinggi : Rp. 5.000.000, Lainnya (Rp.
) Sebutkan.
10. Apakah ini merupakan anak pertama?
Ya
Tidak
11. Apakah saat kehamilan anda selalu memeriksakan kehamilannya ?
Ya
Tidak
12. Berapa kali anda memeriksakan kehamilan?
< 4 kali
>4 kali
13. Berapa Berat Badan anda saat hamil ?
< 40 kg atau 40 kg
> 40 kg
14. Bagaimana Pelayanan yang diberikan pada saat persalinan ?
Baik
Kurang Baik
Tidak Baik
15. Apakah anda peserta kartu kesehatan/sejenisnya?
ASKES
ASABRI
JAMSOSTEK
JAMKESMAS
JAMKESDA
Tidak ada

16. Apakah anda mempunyai riwayat hipertensi atau tekanan darah tinggi ?
Ya
Tidak
17. Apakah anda mempunyai riwayat anemia pada saat hamil ?
Ya
Tidak

Lampiran8 :
Kuisoner Penelitian
(Untuk Tenaga Medis)
Analisis Faktor-faktor yang berhubungan dengan kejadian infeksi nifas di
RSUD Undata tahun 2014
b. Identitas Responden
Jawab
18. Nomor Kode Responden:
19. Umur
< 20 tahun
20 30 tahun
31 40 tahun
> 40 tahun

20. Ras dan Suku apa


Kaili
Bugis
Jawa
Arab
china
dll sebutkan
21. Alamat
: .
.
22. Pekerjaan
:
Bidan
Perawat
23. Berapa kali AC di kamar bersalin dibersihkan?
1 kali dalam 1 bulan

1 kali dalam 2 bulan


1 kali dalam 3 bulan
Lainnya (sebutkan)
24. Apakah dikamar bersalin menggunakan sinar UV ?
Ya
Tidak
25. Setiap hari berapa lama sinar UV digunakan ?
10 menit
>10 menit
26. Berapa kali kamar bersalin dibersihkan ?
1 kali dalam 1 hari
> 1 kali dalam 1 hari (sebutkan..)
27. Berapa kali toilet di kamar bersalin dibersihkan ?
1 kali dalam 1 hari
> 1 kali dalam sehari (sebutkan)
1 kali dalam 2 hari
Lainnya (sebutkan..)
LAMPIRAN 9 :
CASE REPORT
Analisis Faktor yang Berhubungan dengan Kejadian Infeksi Nifas di
RSUD Undata, Tahun 2014
1. Registrasi
- Tempat Yankes
- Tanggal masuk RS
- Tanggal dilakukan persalinan

2.Data
No.
:
- No. Telp/Hp
Alamat
Ruang perawatan

: RSUD Undata Palu


: .
: .
Kode responden
:
: ..............................................................
: ..

3. Tim bersalin
- Operator persalinan
:
-Pembantu/asisten persalinan: 1
2...
- Waktu persalinan
: Mulai pukul ..... WITA s/d pukul .....
WITA
4. Operasi

a. Waktu persalinan :
1. Sebentar (<24 jam pada primigravida dan < 18 jam pada multi gravida)
2. Lama (>24 jam pada primigravida dan > 18 jam pada multi gravida)
c. Tanda-tanda infeksi
Demam >
Kalor
38 C

Rubor

d. Gejala lain :
Nadi > 100 kali permenit
Berikan tanda centang, jika positif
Berikan tanda kali (X), jika negative

Tumor

Dolor

Lokia berbau

Fungsio
lesa

Lampiran 9 :
DAFTAR TILIK
Subyek Penelitian
Analisis faktor-faktor yang berhubungan dengan kejadian infeksi nifas
di RSUD Undata palu tahun 2014
1. Pengendalian Infeksi
A. Manajemen alat-alat persalinan
Manajemen alat-alat persalinan
Ya

Tidak

Ya

Tidak

Peralatan medis
Peralatan medis dalam keadaan steril dan
terbungkus sebelum digunakan
Apakah semua alat dalam keadaan terbungkus
dengan rapi?
Apakah kasa disterilkan sebelum digunakan?
Apakah kasa dibungkus secara bersama dengan
peralatan medis yang lain?
Apakah peralatan medis dipakai secara
bergantian dengan pasien yang satu dengan
pasien yang lainnya?
Didekontaminasi pada larutan klorin 0,5%
setelah digunakan
B. Cuci tangan
Cuci Tangan
Prosedur cuci tangan sebelum dan sesudah
melakukan tindakan medik
1. Basahi tangan dengan air mengalir.
2. Tuangkan kira-kira 3 ml sabun cair,dan ratakan
diseluruh tangan.
3. Kedua telapak tangan saling digosokkan
4. Gosoklah punggung tangan kanan dengan
menggunakan telapak tangan kiri, dan
sebaliknya.
5. Gosoklah jari-jari kedua tangan dengan
memasukkan jar-jari tangan kiri diantara jari-jari
tangan kanan.
6. Gosoklah kedua ibu jari dan area sekitarnya.
7. Gosokkan ujung jari dan kuku jari tangan kiri

pada telapak tangan kanan, dan sebaliknya.


8. Gosok kedua pergelangan tangan sampai kirakira setengah lengan bawah
9. Bilas kedua tangan dengan air mengalir
10. Tutuplah keran tanpa menyentuh dengan tangan
yang sudah dicuci, yaiti dengan menggunakan
siku, kertas tisu atau lap bersih.
11. Keringkan tangan dengan tisu atau lap bersih

Perilaku Tenaga Medis/Penolong partus


1.
Melarang seseorang yang mempunyai
penyakit traktus respiratorius, Traktus Digestivus,
dan penyakit menular lainnyamasuk tanpa
menggunakan alat pelindung diri

Ya

Lampiran 10 :
Rincian Anggaran dan Sumber Dana

Tidak

Lampiran 11 :
DAFTAR PUSTAKA
1. Arulkumaran,

S.,

Regan,

L.,

Papageorghiou,

A.T.,

Monga,

A.,

Farquharson, D.I.M. 2011. Oxford desk reference obstetrics and


gynecology. New York : Oxford University Perss. Hal 360.
2. Badan Pusat Statistik. 2000. Meillenium Development Goals (MDGs).
(Online), (http://mdgs-dev.bps.go.id diakses 19 September 2013)
3. BKKBN. 2006. Hati hati dengan infeksi nifas. (Online),
(http://www.pikas.bkkbn.go.id diunduh 21 September 2013)
4. Beckmann, C.R.B., Ling, F.W., Barzansky, B.M., Herbert, W.N.P.,Laube,
D.W., Smith, R.P. 2010. Obstetrics and Gynecology.Edisi 6. USA :
Collaboration with Acog. 133.
5. Cunningham, F.G., Leveno, K.J., Bloom, S.L., Hauth, J., Rouse, D.,
Spong, C. 2009. Williamsobstetrics.Edisi 23. New York : Mc Graw Hill. Hal
661.
6. Departemen Kesehatan Republik Indonesia. 2009. Profil Kesehatan
Indonesia 2008. (Online),(http://depkes.go.id diakses 21 September
2013).
7. Gopalan, S., Jain, V. 2005. Clinical Obstetrics. Edisi 10. Orient Longman.
India. Hal 291-293.

8. Manuaba, I.B.G. 2011. Ilmu Kebidanan Penyakit Kandungan dan Keluarga


Berencana untuk panduan bidan. Edisi 1. Jakarta : EGC. Hal 313-315.
9. Ngoc, N.T.N., Sloan, N.L., Thach, T.S., Liem, L.K.B., Winikoff, B. 2005.
Incidence of postpartum infection after vaginal delivery in Vietnam.
(Online),
(https://tspace.library.utoronto.ca/bitstream/1807/5976/1/hn05014.pdf
diakses 30 September 2013)
10. Puspitaningtyas, A.H., Harjanti, A.I. 2011. Hubungan pengetahuan teknik
perawatan dengan Kesembuhan luka perineum pada ibu nifas di bps kota
Semarang. Disertasi tidak diterbitkan. Semarang : Akademi Kebidanan
Abdi Husada.
11. Saifuddin, A.B., Hanifa, G., Waspodo, J., Afandi, B. 2002. Panduan praktis
pelayanan kesehatan maternal dan neonatal. Jakarta : Yayasan Bina
Pustaka Sarwono Prawihardjo.
12. Sastrawinata, S. Martadisoebrata, D., Wirakusumah, F.F. 2004 Obstetri
Patologi Ilmu Kesehatan Reproduksi. Jakarta : ECC. Hal 188
13. Varney, H., Kriebs, J.M., Gegor, C.L. 2004. Varneys midwifery. Edisi 4.
Canada : Jones and Bartlett.hal 1093.
14. Williams, W. 2012. Proffesional Guide to Disease. Edisi 10. China :
Wolkers Kluwer. Hal 1071.
15. World Health Organization. 2002. Safe Motherhood. Modul sepsis
puerperalis materi pendidikan kebidanan.Jakarta : ECG. Hal 17

Anda mungkin juga menyukai