PENDAHULUAN
I. Skenario
Seorang laki-laki 56 tahun datang ke rumah sakit karena batuk
bungkus rokok per hari, tapi sejak gejala penyakitnya makin berat
Kata sulit :
o Tes Spirometry
o Tes Oksimetri
Kata kunci :
o PEF 50%
Pertanyaan :
1. Jelaskan fisiologi pernapasan!
2. Bagaimana mekanisme batuk dan sesak nafas?
3. Bagaimana hub. gejala-gejala yang terjadi pada skenario?
4. Jelaskan interpretasi PEF 50% dan Tes Oksimetri 84%!
5. Jelaskan kandungan rokok dan dampaknya terhadap
kesehatan!
6. Mengapa dampak merokok baru terasa pada usia tua?
7. Jelaskan persamaan dan perbedaan perokok aktif dan
pasif!
8. Jelaskan pencegahan terhadap merokok!
9. Jelaskan konseling yang dapat diberikan kepada perokok!
10.Jelaskan DD pada skenario tersebut!
11.Jelaskan penatalaksanaan kepada perokok?
BAB II
PEMBAHASAN
Tuberkulosis Paru
Definisi
Penyakit radang parenkim paru karena infeksi kuman
Mycobacterium tuberculosis.(1)
Epidemiologi
Tuberkulosis (TB) di seluruh dunia menyerang 10 juta orang dan
menyebabkan 3 juta kematian setiap tahun. Di negara maju, TB
jarang terjadi, yang menyerang 1 per 10.000 populasi. TB paru
paling sering menyerang masyarakat di Asia, Cina, dan India barat.
Transmisi melalui udara dan kontak dekat menyebarkan penyakit.
Orang usia lanjut, orang malnutrisi, atau orang dengan penekanan
sistem imun ( infeksi HIV, diabetes melitus, terapi kortikosteroid,
alkoholisme, limfoma intercurrent ) lebih mudah terkena. Perbaikan
keadaan rumah dan nutrisi mengurangi insidensi. ()
Etiologi
Tuberkulosis disebabkan oleh Mycobacterium tubeculosis,
sejenis kuman berbentuk batang dengan ukuran panjang 1-4/um
dan tebal 0,3-0,6/um.(2)
Patogenesis
Tuberkulosis Primer
Penularan tuberkulosis paru terjadi karena kuman dibatukkan
atau dibersinkan keluar menjadi droplet nuclei dalam udara sekitar.
Partikel infeksi ini dapat menetap dalam udara bebas selama 1-2
jam, tergantung pada ada tidaknya sinar ultraviolet, ventilasi yang
buruk dan kelembaban. Partikel dapat masuk ke alveolar bila
ukuran partikel <5 mikrometer. Kuman akan dihadapi pertama kali
oleh neutrofil, kemudian baru oleh makrofag. Kebanyakan partikel
ini akan mati atau dibersihkan oleh makrofag keluar dari
percabangan trakeobronkial bersama gerakan silia dengan
sekretnya.
Bila kuman menetap di jaringan paru, berkembang biak dalam
sitoplasma makrofag. Di sini ia dapat terbawa masuk ke organ
tubuh lainnya. Kuman yang bersarang di jaringan paru akan
berbentuk sarang tuberkulosis pneumonia kecil dan disebut sarang
primer atau afek primer atau sarang Ghon.
Dari sarang primer akan timbul peradangan saluran getah bening
menuju hilus dan juga diikuti pembesaran kelenjar getah bening
hilus. Semua proses ini memakan waktu 3-8 minggu. (2,)
Diagnosis
Pembagian American Thoracic Society memberikan klasifikasi
baru yang diambil berdasarkan aspek kesehatan masyarakat :
- Kategori 0 : tidak pernah terpajan, tidak terinfeksi, riwayat
kontak negatif,tes tuberculin negative
- Kategori 1 : terpajan tuberculosis, tetapi tidak terbukti ada
infeksi. Disini riwayat kontak positif, tes tuberculin negative
- Kategori 2 : terinfeksi tuberculosis, tetapi tdak sakit, tes
tuberculin positif, radiologis dan sputum negative.
- Kategori 3 : terinfeksi tuberculosis dan sakit
WHO berdasarkan terapi membagi TB dalam 4 kategori, yakni :
Kategori 1, ditujukan terhadap :
- Kasus baru dengan sputum positif
- Kasus baru dengan bentuk TB berat
Kategori 2, ditujukan terhadap :
- Kasus kambuh
- Kasus gagal dengan sputum BTA positif.(2)
Anamnesis
Pemeriksaan Fisis
Pemeriksaan Penunjang()
- Tes darah dapat mendeteksi anemia, penurunan natrium, dan
peningkatan kalsium.
- Tes Mantoux: sangat positif pada TB paru pasca primer ( indurasi
kulit >5 mm dengan 10 unit tuberkulin intradermal; dibaca pada
hari ketiga)
- Mikrobiologi: Basil tahan asam dapat dideteksi pada sputum atau
bilasan paru yang menggunakan pewarnaan Ziehl-Neelsen.
- Histopatologi: Aspirasi pleura dengan biopsi mengkonfirmasi TB
pada 90% pasien dengan efusi pleura.
- Radiologi dada: Pembentukan bayangan di lobus bawah sangat
menunjang. Kavitas di apeks, efusi pleura, dan pneumotoraks
dapat terjadi.
Manifestasi Klinis
Keluhan yang dirasakan pasien tuberkulosis dapat bermacam-
macam atau malah banyak pasien ditemukan TB paru tanpa
keluhan sama sekali dalam pemeriksaan kesehatan. Keluhan yang
terbanyak adalah :
- Demam
- Batuk berdahak ( terjadi dalam 3 minggu ) dapat disertai
darah.
- Sesak nafas
- Nyeri dada
- Malaise.(2)
Komplikasi
Penyakit TB paru bila tidak ditangani dengan benar akan
menimbulkan komplikasi. Komplikasi dibagi atas komplikasi dini
dan komplikasi lanjut
- Komplikasi dini : Pleuritis, efusi pleura, empiema, laringitis,
usus, poncets arthropathy
- Komplikasi lanjut : Obstruksi jalan nafas, kerusakan parenkim
berat, fibrosis paru, kor pulmonal, amiloidosis, karsinoma
paru, sindrom gagal nafas dewasa, sering terjadi pada TB
milier dan kavitas TB.(2)
Penatalaksanaan
Non medikamentosa
- Pemberian nutrisi yang baik
- Kurangi konsumsi alkohol
Medikamentosa
Terapi medikamentosa diberikan selama 6 bulan.
- Rifampisin, Pirazinamid dan isozianid diberikan selama 2 bulan
awal
- Rifampisin dan isozianid diberikan selama 4 bulan
Jika terjadi resistensi obat dapat ditambahkan :
- Etambutol
- Streptomisin
- Siprofloksasin()
Bronkiektasis
Definisi
Epidemiologi
Di negeri-negeri barat, presentase bronkiektasis diperkirakan
sebanyak 1,3% di antara populasi.(2)
Etiologi
Penyebab bronkiektasis sampai sekrang masih belum diketahui
dengan jelas. Pada kenyataannya kasus-kasus bronkiektasis dapat
timbul secara kongenital maupun didapat. (2)
Patogenesis
Patogenesis bronkiektasis tergantung faktor penyebabnya.
Apabila bronkiektasis timbul kongenital, patogenesisnya tidak
diketahui, diduga erat hubungannya dengan faktor genetik serta
faktor pertumbuhan dan perkembangan fetus dalam kandungan.
Sedangkan untuk kebanyakan patogenesis bronkiektasis yang
didapat, diduga melalui dua mekanisme dasar. Dua mekanisme
tersebut yakni :
- Permulaannya didahului adanya faktor infeksi bakterial.
Mula-mula karena adanya infeksi pada bronkus atau paru
kemudian timbul bronkiektasis. Mekanisme kejadiaannya
sangat rumit. Secara ringkas dapat dikatakan bahwa infeksi
pada bronkus paru atau paru, akan diikuti proses destruksi
dinding bronkus daerah infeksi dan kemudian timbul
bronkiektasis.
- Permulaannya didahului adanya obstruksi bronkus. Adanya
obstruksi bronkus oleh beberapa penyebab ( misalnya
tuberkulosis kelenjar limfe pada anak; karsinoma bronkus,
korpus alienum dalam bronkus ) akan diikuti terbentuknya
bronkiektasis. Pada bagian distal obstruksi biasanya akan
terjadi infeksi dan destruksi bronkus, kemudian terjadi
bronkiektasis. Mekanisme terjadinya sangat rumit.(2)
Pneumonia
Definisi
Patofisiologi
Gejala Klinis
Diagnosis
Penatalaksanaan
KESIMPULAN
BAB IV
DAFTAR PUSTAKA
1.
2. Aru W. Sudoyo, Bambang Setiyohadi, Idrus Alwi, Siti Setiati. Buku Ajar
Ilmu Penyakit Dalam. Jilid III Ed. 5. Jakarta Pusat penerbitan FKUI.
2009
3. InfoSheet Radial Tunnel Syndrome David M. Klein, MD Kennedy-
White Orthopaedic Center
MIND MAP