Anda di halaman 1dari 25

Laporan Kasus

Hemorrhoid Interna



Oleh :
Imrul Qays Bin Amran (11.2013.125)

Pembimbing:
dr.Diah Asih Lestari,Sp.B
dr.Rachmat. C.Nikijuluw,Sp.B
dr.Michael,Sp.B
dr.Rhino,Sp.B

Kepaniteraan Klinik Bedah
Fakultas Kedokteran Universitas Kristen Krida Wacana
Rumah Sakit Umum Daerah Tarakan
Periode 31 Maret 7 Juni 2014









Kata Pengantar

Puji syukur saya panjatkan kehadiran Tuhan Yang Maha Kuasa karena Rahmat-Nya saya
dapat menyelesaikan laporan ini untuk memenuhi tugas kepaniteraan klinik bedah di RSUD
Tarakan,yang berjudul Peritonitis et causa Perforasi Ileum.
Dengan ini,saya mengucapkan ribuan terima kasih kepada dokter pembimbing saya, Dr Diah
Asih Lestari Sp.B, Dr Rachmat. C. Nikijuluw Sp.B, Dr Michael Sp.B, dan Dr Rhino Sp.B yang
telah banyak membantu dalam penyusunan laporan kasus ini sekaligus memberikan saran-saran
yang sangat berguna bagi saya dalam menjalankan pendidikan kepaniteraan klinik bedah.
Ucapan terima kasih juga ingin saya sampaikan kepada rekan-rekan koass yang telah membantu
dalam pembuatan laporan ini.
Saya berharap kapsus ini dapat bermanfaat khususnya bagi saya serta teman-teman yang lain
dan dapat memperkaya pengetahuan kita masing-masing sehingga dapat berguna bagi kita dalam
menghadapi pasien dengan kondisi seperti yang saya bahas dalam lapsus ini pada masa depan.





Jakarta, 29 Mei 2014


Penyusun












I. IDENTITAS PASIEN
Nama lengkap : Tn. (01199959) Jenis kelamin : Laki- laki
Umur : 34 thn Suku bangsa : Betawi
Status perkawinan : Sudah Menikah Agama : Islam
Pekerjaan : Buruh Pendidikan : SMP
Alamat : Jalan Tangki Berahim

II. ANAMNESIS
Diambil dari: Autoanamnesis Tanggal : 3 Juni 2014, Jam : 10.30 WIB

Keluhan Utama:
Os mengeluh mengalami ambeyan dan keluar darah segar menetes 5 hari SMRS

Riwayat Penyakit Sekarang:
Os mengeluh setelah BAB seminggu SMRS, mengalami ambeyan walaupun tidak mengedan
kuat.Ambeyan tidak bisa dimasukkan kembali secara spontan atau manual dan disertai
keluarnya darah segar yang menetes-netes sekitar setengah gelas aqua dan nyeri di daerah lubang
dubur.Darah yang menetes terjadi setiap kali selepas BAB.Nyeri yang dirasakan bersifat
tajam,setempat,memules, dirasakan sewaktu dan beberapa menit setiap kali selepas BAB. Os
juga mengeluh dia sempat sesak napas kerana menahan nyeri.BABnya sulit kerana konstipasi,
disertai dengan warna kemerahan,konsistensinya cair,sedikit berlendir dan menyangkal warna
hitam.Os menyangkal adanya mual dan muntah.Malam SMRS Os merasa lemes,sempoyongan
dan sempat pingsan

Riwayat Penyakit Dahulu
Pasien mempunyai riwayat wasir kurang lebih 8 tahun yang lalu.Setiap kali BAB, pasien
mengeluh keluar darah segar,menetes tetapi hanya 3-4 tetes setiap kali BAB.Awalnya wasir
masih bisa masuk kembali secara spontan tetapi lama kelamaan mengambil waktu hingga 3
jam.Pasien coba untuk memasukkan dengan jarinya tetapi sakit.Selain itu pasien juga
mempunyai riwayat penyakit jantung dan maag.Tiada keluhan serupa pada keluarga

Riwayat Hidup
Riwayat kelahiran:
( ) Di Rumah ( ) Rumah Sakit ( ) Rumah Bersalin
Ditolong oleh ( ) Dokter ( ) Bidan ( ) Dukun ( ) Lainnya

Kehidupan Berkeluarga dan Perkawinan:
Adanya kesulitan:
Pekerjaan : Buruh
Keuangan : tidak diketahui
Keluarga : ada (istri, anak laki laki)

Riwayat Makanan : tidak diketahui
Frekuensi/hari : 3x/hari atau lebih
Variasi/hari : kurang sayuran
Jumlah/hari : 3 porsi piring atau kurang makan/hari
Nafsu makan : berkurang

Riwayat Imunisasi : tidak diketahui
( ) BCG ( ) DPT ( ) Polio
( ) Hep B ( ) Campak ( ) Lainnya,.

Penyakit Dahulu (Tahun)
(+) Wasir/Hemorrhoid (-) Appendisitis (-) Hepatitis
(-) Batu Ginjal / Saluran Kemih (-) Tumor (-) Fistel
(-) Batu ginjal/saluran kemih (-) Penyakit Prostat (-) Struma tiroid
(-) Hernia (-) Diare Kronis (-) Penyakit jantung bawaan
(-) Typhoid (-) DM (-) Perdarahan otak
(-) Batu empedu (-) Kelainan kongenital (-) Gastritis
(-) Tifus abdominalis (-) Colitis (+) Hipertensi
(-) Ulkus ventrikuli (-) Tetanus (-) Penyakit pembuluh darah
(-) ISK (-) Volvulus (-) Abses hati
(-) Patah tulang
(-) Luka bakar
Lain-lain : (-) Operasi
(-) Kecelakaan
Riwayat Keluarga

Hubungan Umur
(tahun)
Jenis
Kelamin
Keadaan Kesehatan Penyebab Meninggal
Kakek - Laki-laki - -
Nenek - Perempuan - -
Ayah - Laki-laki - -
Ibu - Perempuan - -
Saudara - Lelaki - -
Anak-anak - Perempuan - -

Adakah Keluarga /Kerabat Yang Menderita:
Penyakit Ya Tidak Hubungan
Alergi - - -
Asma - - -
Tuberkulosis - - -
Arthritis - - -
Rematisme - - -
Hipertensi - Orang tua
Jantung - - -
Ginjal - - -
Lambung - - -

ANAMNESIS SISTEM
Kulit
(-) Bisul (-) Rambut (-) Keringat Malam (-) Petechie
(-) Kuku (-) Kuning/Ikterus (-) Sianosis
Kepala
(-) Trauma (-) Sakit Kepala
(-) Sinkop (-) Nyeri pada Sinus
Mata
(-) Nyeri (-) Radang
(-) Sekret (-) Gangguan Penglihatan
(-) Kuning/Ikterus (-) Ketajaman Penglihatan menurun
Telinga
(-) Nyeri (-) Tinitus
(-) Sekret (-) Gangguan Pendengaran
(-) Kehilangan Pendengaran
Hidung
(-) Trauma (-) Gejala Penyumbatan
(-) Nyeri (-) Gangguan Penciuman
(-) Sekret (-) Pilek
(-) Epistaksis
Mulut
(-) Bibir kering (-) Lidah kotor
(-) Gangguan pengecapan (-) Gusi berdarah
(-) Selaput (-) Stomatitis
Tenggorokan
(-) Nyeri Tenggorokan (-) Perubahan Suara
Leher
(-) Benjolan (-) Nyeri Leher
Dada ( Jantung / Paru paru )
(-) Nyeri dada (-) Sesak Napas
(-) Berdebar (-) Batuk Darah
(-) Ortopnoe (-) Batuk
Abdomen ( Lambung Usus )
(-) Rasa Kembung (-) Perut Membesar
(-) Mual (+) Wasir
(-) Muntah (+) Mencret
(-) Muntah Darah (+) Tinja Darah
(-) Sukar Menelan (-) Tinja Berwarna Dempul
(+) Nyeri epigastrik (-) Benjolan
Saluran Kemih / Alat Kelamin
(-) Disuria (-) Kencing Nanah
(-) Stranguri (-) Kolik
(-) Poliuria (-) Oliguria
(-) Polakisuria (-) Anuria
(-) Hematuria (-) Retensi Urin
(-) Kencing Batu (-) Kencing Menetes
(-) Ngompol (-) Penyakit Prostat

Katamenia
(-) Leukore (-) Pendarahan
(-) lain lain

Saraf dan Otot
(-) Riwayat trauma (-) Nyeri (-) Bengkak
(-) Otot Lemah (-) Kejang (-) Asfiksia
(-) Sukar mengingat (-) Ataksia (-) Hipo/hiperestesi
(-) Pingsan (-) Kedutan (-) Pusing
(-) Gangguan bicara

Ekstremitas
(-) Bengkak (-) Deformitas
(-) Nyeri (-) Sianosis

BERAT BADAN : tidak diketahui
Berat badan rata-rata (Kg) : 49
Berat tertinggi (Kg) : 59
Berat badan sekarang (Kg) : 49
Tetap ( )
Turun ( )
Naik ( )

III. STATUS GENERALIS
Keadaan umum : Tampak sakit sedang
Kesadaran : Compos Mentis
Tanda-tanda vital : TD : 150/70 mmHg N : 82x/menit RR : 22x/menit S : 38,5C

Kepala : Normocephali, rambut hitam, terlihat ada uban, distribusi merata.
Mata : Konjungtiva anemis +/+, sclera ikterik -/-, refleks cahaya +/+
Telinga : Normotia, sekret -/-, liang telinga lapang/lapang, abses -/-
Hidung : Deviasi septum(-), Normosepta, deformitas (-), sekret (-), perdarahan (-)
Tenggorokan : Faring tidak hiperemis, Tonsil T1/T1, uvula di tengah.
Leher : KGB leher dan kelenjar tiroid tidak teraba membesar

Thorax :
Paru-paru :
Inspeksi : Kedua hemi thorax simetris dalam keadaan statis dan dinamis
Palpasi : Vocal fremitus sama pada paru kiri dan kanan dan benjolan (-)
Perkusi : nyeri (-)
Auskultasi : Suara nafas vesikuler, ronkhi -/-, wheezing -/-
Jantung :
Inspeksi : Iktus cordis tidak terlihat
Palpasi : Ictus cordis teraba pada intercostal 5 linea midclavicular sinistra,
berdiameter 2 cm.
Perkusi : Bunyi redup
Auskultasi : Bunyi jantung I dan II reguler, murmur (-), gallop (-)

Abdomen :
Inspeksi : perut tidak kembung warna kulit sawo matang, lesi (-),benjolan (-
),simetris
Palpasi : Defans Muskular (-),nyeri lepas (-), benjolan (-)
Hati : Permukaan rata, tepi tumpul, tidak ada pembesaran
Limpa : sult dinilai
Ginjal : ballotemen (-), bimanual (-)
Auskultasi : bising usus normal
Perkusi : Normotimpani


Alat kelamin (atas indikasi) : tidak dilakukan
Pria
Penis : Skrotum : Testis :
Rectal touche: benjolan

Wanita
Fluor albus/darah


Extremitas (lengan & tungkai):
Kanan Kiri
Tonus normotonus normotonus
Massa (-) (-)
Sendi normal normal
Gerakan normal normal
Kekuatan + 4 +4
Edem (-) (-)
Lain-lain (-) (-)

Refleks
Kanan Kiri
Refleks tendon + +
Bisep + +
Trisep + +
Patella + +
Archiles + +
Kremaster - -
Refleks kulit + +
Refleks patologis - -

IV. STATUS LOKALIS
- Perut tidak tampak kembung dan nyeri tekan epigastrium (-),Defans Muskular (-)
- Perkusi normotimpani, BU
















V. PEMERIKSAAN PENUNJANG


DIAGNOSIS KERJA PRA BEDAH
Diare kronis
Hipertensi grade 3-4
Acute kidney injury
Hipokalemia
Hemorrhoid interna grade 2-3




DIAGNOSIS PASCA BEDAH
Diare kronis
Hipertensi grade 3-4
Acute kidney injury
Hipokalemia
Hemorrhoid interna grade 2-3

Dasar diagnosis :
Os mengeluh keluar tonjolan dari anus, keluar darah segar menetes-netes dan nyeri selepas
BAB 5 hari yang lalu.Tonjolan tidak bisa dimasukkan kembali.
VI. DIAGNOSIS DEFERENSIAL
Karsinoma kolorektum
Penyakit divertikel
Polip
Kolitis ulserosa

VII. PROGNOSIS
- Vitam : ad bonam
- Fungsionam : ad bonam
- Sanationam : ad bonam


VIII. FOLLOW UP
Pada tanggal 28/6/2014
S:BAB keras,sakit(+),darah(+), mencret
O: TD 120/80, RR 20x/menit, Suhu 40.5celsius ,Nadi 70x/menit
A: Diare kronis, hemorrhoid interna stadium 3- 4, acute kidney injury, hipokalemia
P: RL/ 6jam, Inj cefoperazone 2x1 gr,Inj Vit K 3x1 Inj KCl 25 mg/12 jam, Inj transamin
3x1 konsul Sp bedahhemorrhoid interna grade 3-4 dengan therapy Ardium 3x2
tab,lactulate 1x1 tab, nonflamin 3x1 tab

Pada tanggal 30/6/2014

S: Benjolan masih keluar, sakit(+), darah(+), BAB
O: TD 130/80, RR 22x/menit, Suhu 37.5 celsius Nadi 70x/menit
A:Hemorrhoid grade 3-4
P:Kompress benjolan dengan NacCl 3%

Pada tanggal 1/7/2014
S:BAB sulit, nyeri(+), darah(+), mencret(-)
O:NT (-), TD 120/90, RR 20x/menit, Suhu 36.5celsius Nadi 70x/menit
A:Hematokezia ec hemorrhoid dd/ kolitis ulserative,malignancy
Riwayat Diare kronis
Hipokalemia
Acute kidney injury dd/ Chronis kidney injury
P: Kolonoscopy
Elektrolit post koreksi, EKG, anti HIV, HBsAg, SGOT,SGPT,GDS
KSR 3x1, anti HIV,Vitamin k 3x1 amp IV, Transamin 3x1amp IV





Pada tanggal 2/7/2014
S:keluhan(-), benjolan sudah tiada
O: NT(-), TD 110/90, RR 22x/menit, Suhu 37 celsius ,Nadi 68x/menit
A:Hematokezia ec hemorrhoid dd/ kolitis ulserative,malignancy
Riwayat Diare kronis
Hipokalemia
Acute kidney injury dd/ Chronis kidney injury
P:Ardium 3x2 tab, Inj Vit K, Inj Transamin 3x1 ampIV, drip KCl 25 meq, infus Nacl
0.9% /24 jam
Diet tinggi serat
Minum cukup, bubur kicap tanpa sayur atau lauk, susu entrasol
Rawat jalan setelah anuskopi

Hasil anuskopi
Hemorrhoid melingkar
Massa tumour (-)
Laserasi (-)
Kesimpulan: Hemorrhoid internal grade 2-3
Tinjauan Pustaka
Hemoroid adalah bagian vena yang berdilatasi dalam kanal. Hemoroid sangat umum terjadi pada
usia 50-an, 50% individu mengalami berbagai tipe hemoroid berdasarkan luas vena yang terkena.
Hemoroid juga biasa terjadi pada wanita hamil. Tekanan intra abdomen yang meningkat oleh
karena pertumbuhan janin dan juga karena adanya perubahan hormon menyebabkan pelebaran
vena hemoroidalis. Pada kebanyakan wanita, hemoroid yang disebabkan oleh kehamilan
merupakan hemoroid temporer yang berarti akan hilang beberapa waktu setelah melahirkan.
Hemoroid diklasifiksasikan menjadi dua tipe. Hemoroid internal yaitu hemorod yang terjadi
diatas stingfer anal sedangkan yang muncul di luar stingfer anal disebut hemorod eksternal.
(brunner & suddarth, 1996)
Kedua jenis hemoroid ini sangat sering terjadi dan terdapat pada sekitar 35% penduduk.
Hemoroid bisa mengenai siapa saja, baik laki-laki maupun wanita. Insiden penyakit ini akan
meningkat sejalan dengan usia dan mencapai puncak pada usia 45-65 tahun. Walaupun keadaan
ini tidak mengancam jiwa, tetapi dapat menyebabkan perasaan yang sangat tidak nyaman.
menimbulkan nyeri dan perdarahan. Istilah hemoroid lebih dikenal sebagai ambeien atau wasir
oleh masyarakat awam. Sudah pasti kehadirannya akan mengundang segelintir rasa tidak
nyaman. Hemoroid bukan saja mengganggu aspek kesehatan, tetapi juga aspek kosmetik bahkan
sampai aspek sosial.
Secara sederhana, kita bisa menganggap hemoroid sebagai pelebaran pembuluh darah, walaupun
sebenarnya juga melibatkan jaringan lunak di sana. Hemoroid hampir mirip dengan varises.
Hanya saja, pada varises pembuluh darah yang melebar adalah pembuluh darah kaki, sedangkan
pada hemoroid pembuluh darah yang bermasalah adalah vena hemoroidalis di daerah anorektal.
(dr.delken kuswanto)
Anatomi dan Fisiologi
Rektum panjangnya 15 20 cm dan berbentuk huruf S. Mula mula mengikuti cembungan
tulang kelangkang, fleksura sakralis, kemudian membelok kebelakang pada ketinggian tulang
ekor dan melintas melalui dasar panggul pada fleksura perinealis. Akhirnya rektum menjadi
kanalis analis dan berakhir jadi anus. Rektum mempunyai sebuah proyeksi ke sisi kiri yang
dibentuk oleh lipatan kohlrausch. Fleksura sakralis terletak di belakang peritoneum dan bagian
anteriornya tertutup oleh paritoneum. Fleksura perinealis berjalan ektraperitoneal. Haustra
(kantong) dan tenia (pita) tidak terdapat pada rektum, dan lapisan otot longitudinalnya
berkesinambungan.
Pada sepertiga bagian atas rektum, terdapat bagian yang dapat cukup banyak meluas yakni
ampula rektum bila ini terisi maka imbullah perasaan ingin buang air besar. Di bawah ampula,
tiga buah lipatan proyeksi seperti sayap sayap ke dalam lumen rektum, dua yang lebih kecil
pada sisi yang kiri dan diantara keduanya terdapat satu lipatan yang lebih besar pada sisi kanan,
yakni lipatan kohlrausch, pada jarak 5 8 cm dari anus. Melalui kontraksi serabut serabut otot
sirkuler, lipatan tersebut saling mendekati, dan pada kontraksi serabut otot longitudinal lipatan
tersebut saling menjauhi.
Kanalis analis pada dua pertiga bagian bawahnya, ini berlapiskan kulit tipis yang sedikit
bertanduk yang mengandung persarafan sensoris yang bergabung dengan kulit bagian luar, kulit
ini mencapai ke dalam bagian akhir kanalis analis dan mempunyai epidermis berpigmen yang
bertanduk rambut dengan kelenjar sebacea dan kelenjar keringat. Mukosa kolon mencapai dua
pertiga bagian atas kanalis analis. Pada daerah ini, 6 10 lipatan longitudinal berbentuk
gulungan, kolumna analis melengkung kedalam lumen. Lipatan ini terlontar keatas oleh simpul
pembuluh dan tertutup beberapa lapisan epitel gepeng yang tidak bertanduk. Pada ujung
bawahnya, kolumna analis saling bergabung dengan perantaraan lipatan transversal. Alur alur
diantara lipatan longitudinal berakhir pada kantong dangkal pada akhiran analnya dan tertutup
selapis epitel thorax. Daerah kolumna analis, yang panjangnya kira kira 1 cm, di sebut daerah
hemoroidal, cabang arteri rectalis superior turun ke kolumna analis terletak di bawah mukosa dan
membentuk dasar hemorhoid interna.
Hemoroid dibedakan antara yang interna dan eksterna. Hemoroid interna adalah pleksus vena
hemoroidalis superior di atas linea dentata/garis mukokutan dan ditutupi oleh mukosa. Hemoroid
interna ini merupakan bantalan vaskuler di dalam jaringan submukosa pada rektum sebelah
bawah. Sering hemoroid terdapat pada tiga posisi primer, yaitu kanan depan ( jam 7 ), kanan
belakang (jam 11), dan kiri lateral (jam 3). Hemoroid yang lebih kecil terdapat di antara ketiga
letak primer tesebut. Hemoroid eksterna yang merupakan pelebaran dan penonjolan pleksus
hemoroid inferior terdapat di sebelah distal linea dentata/garis mukokutan di dalam jaringan di
bawah epitel anus.
Kedua pleksus hemoroid, internus dan eksternus berhubungan secara longgar dan merupakan
awal aliran vena yang kembali bermula dari rektum sebelah bawah dan anus. Pleksus hemoroid
interna mengalirkan darah ke vena hemoroidalis superior dan selanjutnya ke vena porta. Pleksus
hemoroid eksternus mengalirkan darah ke peredaran sistemik melalui daerah perineum dan lipat
paha ke vena iliaka.
Klasifikasi
Pada dasarnya hemoroid di bagi menjadi dua klasifikasi, yaitu :
Hemoroid interna
Merupakan varises vena hemoroidalis superior dan media. Terdapat pembuluh darah pada anus
yang ditutupi oleh selaput lendir yang basah. Jika tidak ditangani bisa terlihat muncul
menonjolke luar seperti hemoroid eksterna.
Gejala - gejala dari hemoroid interna adalah pendarahan tanpa rasa sakit karena tidak adanya
serabut serabut rasa sakit di daerah ini. Jika sudah parah bisa menonjol keluar dan terus
membesar sebesar bola tenis sehingga harus diambil tindakan operasi untuk membuang wasir.

Hemoroid interna terbagi menjadi 4 derajat :
Derajat I
Timbul pendarahan varises, prolapsi / tonjolan mokosa tidak melalui anus dan hanya dapat di
temukan dengan proktoskopi.
Derajat II
Terdapat trombus di dalam varises sehingga varises selalu keluar pada saat depikasi, tapi seterlah
depikasi selesai, tonjolan tersebut dapat masuk dengan sendirinya.
Derajat III
Keadaan dimana varises yang keluar tidak dapat masuk lagi dengan sendirinya tetapi harus di
dorong
Derajat IV
Suatu saat ada timbul keadan akut dimana varises yang keluar pada saat defikasi tidak dapat di
masukan lagi. Biasanya pada derajat ini timbul trombus yang di ikuti infeksidan kadang kadang
timbul perlingkaran anus, sering di sebut dengan Hemoral Inkaresata karena seakan - akan ada
yang menyempit hemoriod yang keluar itu, padahal pendapat ini salah karena muskulus spingter
ani eksternus mempunyai tonus yang tidak berbeda banyak pada saat membuka dan menutup.
Tapi bila benar terjadi. Inkaserata maka setelah beberapa saat akan timbul nekrosis tapi tidak
demikiaan halnya. Lebih tepat bila di sebut dengan perolaps hemoroid .
Hemoroid eksterna
Merupakan varises vena hemoroidalis inferior yang umumnya berada di bawah otot dan
berhubungan dengan kulit. Biasanya wasir ini terlihat tonjolan bengkak kebiruan pada pinggir
anus yang terasa sakit dan gatal.
Hemoroid eksrterna jarang sekali berdiri sendiri, biasanya perluasan hemoroid interna. Tapi
hemoroid eksterna dapat di klasifikasikan menjadi 2 yaitu:

a. Akut
Bentuk akut berupa pembengkakan bulat kebiruan pada pinggir anus dan sebenarnya adalah
hematom, walaupun disebut sebagai trombus eksterna akut.
Tanda dan gejala yang sering timbul adalah:
1. Sering rasa sakit dan nyeri
2. Rasa gatal pada daerah hemorid
Kedua tanda dan gejala tersebut disebabkan karena ujung ujung saraf pada kulit merupakan
reseptor rasa sakit .
b. Kronik
Hemoroid eksterna kronik atau Skin Tag terdiri atas satu lipatan atau lebih dari kulit anus yang
berupa jaringan penyambung dan sedikit pembuluh darah.
Etiologi
Hemoroid timbul akibat kongesti vena yang disebabkan gangguan aliran balik dari vena
hemoroidalis. Beberapa factor etiologi telah digunakan, termasuk konstipasi/diare, sering
mengejan, kongesti pelvis pada kehamilan, pembesaran prosfat; fibroma arteri dan tumor rectum.
Penyakit hati kronik yang disertai hipertensi portal sering mengakibatkan hemoroid karena vena
hemoroidalis superior mengalirkan darah ke dalam system portal. Selain itu system portal tidak
mempunyai katup sehingga mudah terjadi aliran balik.
Faktor Resiko hemoroid :
1. Keturunan
Dinding pembuluh darah yang lemah dan tipis
2. Anatomic
Vena darah anorektal tidak mempunyai katup dan plexus hemorhoidalis kurang mendapat
sokongan otot dan fasi sekitarnya
3. Pekerjaan
Orang yang harus berdiri dan duduk lama atau harus mengangkat barang berat, memounyai
predisposisi untuk hemoroid
4. Umur
Pada umur tua timbul digenerasi dari seluruh jaringan tubuh, juga otot sfingter menjadi tipis dan
atonis
5. Endokrin
Misalnya pada wanita hamil ada dilatasi vena ekstermitas dan anus (sekresi hormon kelaksin)
6. Mekanis
Semua keadaan yang mengakibatkan timbulnya tekanan yang meninggi dalam rongga perut.
Misalnya penderita hipertrofi prostat
7. Fisiologis
Bendungan pada peredaran darah portal misalnya pada penderita dekompensiasio hordis atau
sikrosis hepatis
8. Radang
Adalah faktpr penting yang menyebabkan fitalitas jaringan di daerah itu berkurang

Patofisiologi
Faktor penyebab faktor-faktor hemoroid adalah mengedan saat defekasi, konstipasi menahun,
kehamilan dan obesitas. Keempat hal diatas menyebabkan peningkatan tekanan intra abdominal
lalu di transmisikan ke derah anorektal dan elevasi yang tekanna yang berulang-ulang
mengakibatkan vena hemoroidalis mengalami prolaps. Hasil di atas menimbulkan gejala gatal
atau priritus anus akibat iritasi hemoroid dengan feses, perdarahan akibat tekanan yang terlalu
kuat dan feses yang keras menimbulkan perdarahan, dan ada udema dan peradangan akibat
infeksi yang terjadi saat ada luka akibat perdarahan. Proses di atas menimbulkan diagnosa
gangguan intregritas kulit, nyeri, kekurangan volume cairan, dan kelemahan .
Manifestasi Klinis
Hemoroid menyebabkan rasa gatal dan nyeri dan sering menyebabkan perdarahan berwarna
merah terang pada saat defekasi. Hemoroid eksternal dihubungkan dengan nyeri hebat akibat
inflamasi dan edema yang disebabkan oleh trombosis.Trombosis adalah pembekuan darah dalam
hemoroid. Ini dapat menimbulkan iskemia pada area tersebut dan nekrosis. Hemoroid internal
tidak selalu menimbulkan nyeri sampai hemoroid ini membesar dan menimbulkan perdarahan
atau prolaps.

Pemeriksaan Diagnostik
1. Pemeriksaan fisik yaitu inspeksi dan rektaltouche(colok dubur).
Pada pemeriksaan colok dubur, hemoroid interna stadium awal tidak dapat diraba sebab tekanan
vena di dalamnya tidak terlalu tinggi dan biasanya tidak nyeri. Hemoroid dapat diraba apabila
sangat besar. Apabila hemoroid sering prolaps, selaput lendir akan menebal. Trombosis dan
fibrosis pada perabaan terasa padat dengan dasar yang lebar. Pemeriksaan colok dubur ini untuk
menyingkirkan kemungkinan karsinoma rektum.
2. Pemeriksaan dengan teropong yaitu anoskopi atau rectoscopy.
Dengan cara ini dapat dilihat hemoroid internus yang tidak menonjol keluar. Anoskop
dimasukkan untuk mengamati keempat kuadran. Penderita dalam posisi litotomi. Anoskop dan
penyumbatnya dimasukkan dalam anus sedalam mungkin, penyumbat diangkat dan penderita
disuruh bernafas panjang. Hemoroid interna terlihat sebagai struktur vaskuler yang menonjol ke
dalam lumen. Apabila penderita diminta mengejan sedikit maka ukuran hemoroid akan
membesar dan penonjolan atau prolaps akan lebih nyata. Banyaknya benjolan, derajatnya, letak
,besarnya dan keadaan lain dalam anus seperti polip, fissura ani dan tumor ganas harus
diperhatikan.

3. Pemeriksaan proktosigmoidoskopi
Proktosigmoidoskopi perlu dikerjakan untuk memastikan keluhan bukan disebabkan oleh proses
radang atau proses keganasan di tingkat tinggi, karena hemoroid merupakan keadaan fisiologik
saja atau tanda yang menyertai. Feses harus diperiksa terhadap adanya darah samar.
4. Rontgen (colon inloop) dan/atau kolonoskopi.
5. Pemeriksaan darah, urin, feses sebagai pemeriksaan penunjang

Penatalaksanaan Medis
1. Penatalaksanaan Medik
Gejala hemoroid dan ketidaknyamanan dapat dihilangkan dengan hygiene personal yang baik
dan menghindari mengejan berlebihan selama defekasi. Diet tinggi serat yang mengandung buah
dan sekam mungkin satu-satunya tindakan yang diperlukan, bila tindakan ini gagal, laksatif yang
berfungsi mengapsorpsi air saat melewati usus dapat membantu. Tirah baring adalah tindakan
yang memungkinkan pembesaran berkurang.
Terdapat berbagai tipe tindakan nonoperatif untuk hemoroid. Fotokoagulasi inframerah, diatermi
bipolar, dan terapi laser adalah teknik terbaru yang digunakan untuk melekatkan mukosa ke otot
yang mendasarinya. Injeksi larutan sklerosan juga efektif untuk hemoroid berukuran kecil dan
berdarah. Prosedur ini membantu mencegah prolaps.
2. Penatalaksanaan Surgikal
Terapi bedah
Terapi bedah dipilih untuk penderita yang mengalami keluhan menahun dan pada penderita
hemoroid derajat III dan IV. Terapi bedah juga dapat dilakukan dengan perdarahan berulang dan
anemia yang tidak dapat sembuh dengan cara terapi lainnya yang lebih sederhana. Penderita
hemoroid derajat IV yang mengalami trombosis dan kesakitan hebat dapat ditolong segera
dengan hemoroidektomi. Prinsip yang harus diperhatikan dalam hemoroidektomi adalah eksisi
yang hanya dilakukan pada jaringan yang benar-benar berlebihan. Eksisi sehemat mungkin
dilakukan pada anoderm dan kulit yang normal dengan tidak mengganggu sfingter anus. Eksisi
jaringan ini harus digabung dengan rekonstruksi tunika mukosa karena telah terjadi deformitas
kanalis analis akibat prolapsus mukosa. Ada tiga tindakan bedah yang tersedia saat ini yaitu
bedah konvensional (menggunakan pisau dan gunting), bedah laser ( sinar laser sebagai alat
pemotong) dan bedah stapler (menggunakan alat dengan prinsip kerja stapler).
1. Bedah Konvensional
Saat ini ada 3 teknik operasi yang biasa digunakan yaitu :
1. Teknik Milligan Morgan
Teknik ini digunakan untuk tonjolan hemoroid di 3 tempat utama. Basis massa hemoroid tepat
diatas linea mukokutan dicekap dengan hemostat dan diretraksi dari rektum. Kemudian dipasang
jahitan transfiksi catgut proksimal terhadap pleksus hemoroidalis. Penting untuk mencegah
pemasangan jahitan melalui otot sfingter internus.
Hemostat kedua ditempatkan distal terhadap hemoroid eksterna. Suatu incisi elips dibuat dengan
skalpel melalui kulit dan tunika mukosa sekitar pleksus hemoroidalis internus dan eksternus,
yang dibebaskan dari jaringan yang mendasarinya. Hemoroid dieksisi secara keseluruhan. Bila
diseksi mencapai jahitan transfiksi cat gut maka hemoroid ekstena dibawah kulit dieksisi. Setelah
mengamankan hemostasis, maka mukosa dan kulit anus ditutup secara longitudinal dengan
jahitan jelujur sederhana.
Biasanya tidak lebih dari tiga kelompok hemoroid yang dibuang pada satu waktu. Striktura
rektum dapat merupakan komplikasi dari eksisi tunika mukosa rektum yang terlalu banyak.
Sehingga lebih baik mengambil terlalu sedikit daripada mengambil terlalu banyak jaringan.
2. Teknik Whitehead
Teknik operasi yang digunakan untuk hemoroid yang sirkuler ini yaitu dengan mengupas seluruh
hemoroid dengan membebaskan mukosa dari submukosa dan mengadakan reseksi sirkuler
terhadap mukosa daerah itu. Lalu mengusahakan kontinuitas mukosa kembali.
3. Teknik Langenbeck
Pada teknik Langenbeck, hemoroid internus dijepit radier dengan klem. Lakukan jahitan jelujur
di bawah klem dengan cat gut chromic no 2/0. Kemudian eksisi jaringan diatas klem. Sesudah itu
klem dilepas dan jepitan jelujur di bawah klem diikat. Teknik ini lebih sering digunakan karena
caranya mudah dan tidak mengandung resiko pembentukan jaringan parut sekunder yang biasa
menimbulkan stenosis. Dalam melakukan operasi diperlukan narkose yang dalam karena sfingter
ini harus benar-benar lumpuh.
2. Bedah Laser
Pada prinsipnya, pembedahan ini sama dengan pembedahan konvensional, hanya alat
pemotongnya menggunakan laser. Saat laser memotong, pembuluh jaringan terpatri sehingga
tidak banyak mengeluarkan darah, tidak banyak luka dan dengan nyeri yang minimal. Pada
bedah dengan laser, nyeri berkurang karena saraf rasa nyeri ikut terpatri. Di anus, terdapat
banyak saraf. Pada bedah konvensional, saat post operasi akan terasa nyeri sekali karena pada
saat memotong jaringan, serabut saraf terbuka akibat serabut saraf tidak mengerut sedangkan
selubungnya mengerut. Sedangkan pada bedah laser, serabut saraf dan selubung saraf menempel
jadi satu, seperti terpatri sehingga serabut syaraf tidak terbuka. Untuk hemoroidektomi,
dibutuhkan daya laser 12 14 watt. Setelah jaringan diangkat, luka bekas operasi direndam
cairan antiseptik. Dalam waktu 4 6 minggu, luka akan mengering. Prosedur ini bisa dilakukan
hanya dengan rawat jalan.
3. Bedah Stapler
Alat yang digunakan sesuai dengan prinsip kerja stapler. Bentuk alat ini seperti senter, terdiri
dari lingkaran di depan dan pendorong di belakangnya.
Pada dasarnya hemoroid merupakan jaringan alami yang terdapat di saluran anus. Fungsinya
adalah sebagai bantalan saat buang air besar. Kerjasama jaringan hemoroid dan m.sfingter ini
untuk melebar dan mengerut menjamin kontrol keluarnya cairan dan kotoran dari dubur. Teknik
PPH ini mengurangi prolaps jaringan hemoroid dengan mendorongnya ke atas garis mukokutan
dan mengembalikan jaringan hemoroid ini ke posisi anatominya semula karena jaringan
hemoroid ini masih diperlukan sebagai bantalan saat BAB, sehingga tidak perlu dibuang semua.
Mula-mula jaringan hemoroid yang prolaps didorong ke atas dengan alat yang dinamakan
dilator, kemudian dijahitkan ke tunika mukosa dinding anus. Kemudian alat stapler dimasukkan
ke dalam dilator. Dari stapler dikeluarkan sebuah gelang dari titanium diselipkan dalam jahitan
dan ditanamkan di bagian atas saluran anus untuk mengokohkan posisi jaringan hemoroid
tersebut. Bagian jaringan hemoroid yang berlebih masuk ke dalam stapler. Dengan memutar
sekrup yang terdapat pada ujung alat, maka alat akan memotong jaringan yang berlebih secara
otomatis. Dengan terpotongnya jaringan hemoroid maka suplai darah ke jaringan tersebut
terhenti sehingga jaringan hemoroid mengempis dengan sendirinya.
Keuntungan teknik ini yaitu mengembalikan ke posisi anatomis, tidak mengganggu fungsi anus,
tidak ada anal discharge, nyeri minimal karena tindakan dilakukan di luar bagian sensitif,
tindakan berlangsung cepat sekitar 20 45 menit, pasien pulih lebih cepat sehingga rawat inap di
rumah sakit semakin singkat.
Komplikasi
1. Terjadi trombosis
Karena hemoroid keluar sehinga lama - lama darah akan membeku dan terjadi trombosis.
2. Peradangan
Kalau terjadi lecet karena tekanan vena hemoroid dapat terjadi infeksi dan meradang karena
disana banyak kotoran yang ada kuman - kumannya.
3. Terjadinya perdarahan
Pada derajat satu darah keluar menetes dan memancar. Perdarahan akut pada umumnya jarang,
hanya terjadi apabila yang pecah adalah pembuluh darah besar. Hemoroid dapat membentuk
pintasan portal sistemik pada hipertensi portal, dan apabila hemoroid semacam ini mengalami
perdarahan maka darah dapat sangat banyak. Yang lebih sering terjadi yaitu perdarahan kronis
dan apabila berulang dapat menyebabkan anemia karena jumlah eritrosit yang diproduksi tidak
bisa mengimbangi jumlah yang keluar. Anemia terjadi secara kronis, sehingga sering tidak
menimbulkan keluhan pada penderita walaupun Hb sangat rendah karena adanya mekanisme
adaptasi. Apabila hemoroid keluar, dan tidak dapat masuk lagi(inkarserata/ terjepit) akan mudah
terjadi infeksi yang dapat menyebabkan sepsis dan bisa mengakibatkan kematian.

SIMPULAN DAN SARAN
Simpulan
Hemoroid adalah distensi vena di daerah anorektal. Sering terjadi namun kurang diperhatikan
kecuali kalau sudah menimbulkan nyeri dan perdarahan. Istilah hemoroid lebih dikenal sebagai
ambeien atau wasir oleh masyarakat. Akibat dari adanya hemoroid adalah timbulnya rasa tidak
nyaman. Hemoroid bukan saja mengganggu aspek kesehatan, tetapi juga aspek kosmetik bahkan
sampai aspek sosial. Hemoroid mengakibatkan komplikasi,diantaranya adalah terjadi
trombosis,peradangan,dan terjadi perdarahan.Hemoroid juga dapat menimbulkan cemas pada
penderitanya akibat ketidaktahuan tentang penyakit dan pengobatannya.
Saran
Perlu penyuluhan yang intensif tentang penyakit, proses penyakit dan pengobatannya pada
penderita hemoroid. Menginformasikan tentang pencegahan-pencegahan terjadinya hemoroid
dengan cara :
1. Makan makanan tinggi serat, vitamin K, dan vitamin B12.
2. Sarankan untuk tidak banyak duduk atau kegiatan yang menenkan daerah bokong.
3. Sarankan untuk tidak terlalu kuat saat mengedan karena dapat menambah besar
hemoroid.
4. Sarankan agar mengurangi makan makanan pedas yang dapat mengiritasi hemoroid.
5. Sarankan untuk melakukan hemoroidektomi apabila stadium hemoroid telah mencapai
derajat 3 hemoroid interna untuk mencegah terjadinya infeksi.

Anda mungkin juga menyukai