Anda di halaman 1dari 16

Edisi: Interaktif Pemilu Raya

Editorial
2
Email:
informatika.icmi@gmail.com
Telp / Mobile:
01157926958/01128872152
Alamat Redaksi:
Wisma Nusantara, 8 Wahran St. Rabea el-
Adawea , Nasr City, Cairo, Egypt.
Web Master:
Lukmanul Hakim, Dana Ahmad Dahlani
Distributor dan Periklanan:
Khoirun Nisa: +201158328145
Fatimah NK: +201128016755
Layouter & Ilustrator:
Al-Khawarizmi
Editor:
Sifrul Akhyar, Ahwazy Anhar, Kurniawan
Saputra, Achmad Fawatih, Fakhry Emil
Habib,Fitra Yuzarni.
Reporter:
Moch Hammam, Maulana Abdul Aziz, Irfan
Muhammad Ali, Muhammad Fahmi, Nawa
Syarif, Laela Nurhidayah, Shofuriya, Nurul
Aini Azizah, Wasliyah J, Rifatud Darojah.

Redaktur Ahli:
Ahmad Satriawan Hariadi, Fajar Pradika,
Lc., Hilmy Mubarok, Sayyid Zuhdi, S.S.,
Nurul Azizah, Ayu Rizki Amalia
Penanggungjawab:
Koordinator Departemen Media dan
Komunikasi ICMI Orsat Kairo
Pengarah:
Drs. Ahmad Isrona
Alfakhri Zakirman, Lc.
Indra Gunawan, Lc.
Pelindung:
Ketua Umum ICMI Orsat Kairo

Informatika
Dewan Redaksi:
Raidah Sekar Harani, Suhardi Junaidi, Nur
Fitria Qurrotu Aini, Nashirat Zimam al-
Husna, Abdi Zakaria, Rabbani Rizki Fadhi-
la, Pangeran Arsyad, Assadullah Rouf,
Miftakhudin
Sekretaris Redaksi:
Aisyah Ummu Fadhilah, Ikhwan Hakim
Rangkuti, Durratul Azkiya
Pemimpin Redaksi:
Miftah Firdaus
Pemimpin Usaha:
Fatimah Nurul Khoiriyah
Pemimpin Umum:
Hielya Abdurrahman
M
emilih pemimpin berarti
sama dengan memilih
masa depan. Karena
bagaimanapun, seorang pemimpin adalah
yang mempunyai otoritas penuh untuk
mengatur dan menjalankan amanah yang
diberikan dengan janji-janji yang dilontar-
kannya dahulu. Mayoritas janji tersebut
adalah bagaimana bisa melayani atau
menjadi pelayan yang baik untuk rakyat
atau elemen-elemen masyarakat yang
dipimpinnya. Ketika pemimpin terpilih baik
dan amanah maka masayarakat yang se-
nang dan sejahtera, sebaliknya jika tern-
yata pemimpin terpilih hanya sang peng-
incar kekuasaan, maka otomatis rakyat
juga yang menjadi korban.
Rasulullah SAW sangat peduli
terhadap masalah kepemimpinan. Beliau
jauh-jauh hari menasehati dan mem-
berikan rambu-rambu dalam memilih pem-
impin. Diantaranya: beliau menasehati
agar tidak memilih pemimpin yang haus
kekuasaan, seperti meminta atau men-
gemis jabatan. Juga agar tidak memilih
pemimpin yang lemah sehingga tidak
mampu mengemban amanah. Yang ter-
penting beliau dengan tegas melarang
untuk memilih pemimpin yang jelas-jelas
memusuhi umat Islam.
Dalam hal ini, Rasulullah mem-
beri kabar gembira bagi para pemimpin
yang adil, bahwa Allah SWT menjanjikan
fasilitas-fasilitas istimewa bagi mereka.
Seperti: Doa mereka mustajab, pemimpin
yang adil akan selalu memperoleh perto-
long Allah SWT, akan dinaungi dari terik
panas padang Makhsyar, akan mendapat-
kan mimbar dari cahaya, dan akan men-
jadi orang yang paling dicintai dan dekat
dengan Allah SWT.
Namun, bagi pemimpin yang
tidak adil, Rasulullah SAW mengingatkan
bahwa ancaman Allah SWT mengintai
mereka. Seperti, diharamkannya surga
bagi mereka. Maka, fungsi pengawasan
dari rakyat menjadi hal yang sangat pent-
ing, sebagaimana anjuran Rasulullah SAW
agar mengingatkan pemimpin yang zalim
atau tidak amanah.
Pada tanggal 16 nanti kita
dihadapkan dengan proses pemilihan
calon presiden (Capres) dan calon wakil
presiden (Cawapres) PPMI Mesir untuk
satu tahun kedepan. Maka rambu-rambu
yang Rasulullah SAW telah gariskan agar
senantiasa menjadi pedoman kita untuk
memilih nanti.
Disisi lain, dengan proses pemili-
han tersebut, berarti juga bertanda bahwa
masa jabatan kabinet PPMI 2013-2014
yang dinahkodai oleh Amrizal Batubara
dan Sifrul Akhyar akan segera berakhir,
banyak apresiasi yang diberikan oleh
Masisir terhadap kinerja mereka setahun
belakangan. Terutama bagaimana men-
dekatkan mahasiswa Indonesia dengan
ulama-ulama al-Azhar, yang diharapkan
pemimpin terpilih nanti mampu menerus-
kan hal postif yang telah mereka lakukan.
Namun memang tidak ada yang
sempurna, ada banyak hal yang harus
menjadi evaluasi pemimpin terpilih nanti.
Seperti administrasi yang tidak rapih dan
sistem kerja kabinet yang tidak jelas.
Kedepannya jika itu bisa diperbaiki akan
menjadi kredit khusus untuk pemerintahan
mendatang.
Akhirnya, selamat memilih pem-
impin, selamat berdemokrasi. Selama ma-
sa kampanye, tunjukan bahwa kita adalah
mahasiswa yang bermartabat dengan
melakukan kampanye yang sehat.
Memilih Pemimpin
Doc. Google
TAKWAA
PHOTO COPY
Edisi: Interaktif Pemilu Raya
3
Selengkapnya...Hal 8
Suara Mayoritas
P
emilihan
presiden
dan wakil
presiden PPMI 2014-2015
semakin dekat. Perhelatan
besar Masisir ini kembali
digelar tepat ketika Indone-
sia tengah mempersiapkan
diri untuk merayakan hari
ulang tahun
kemerdekaan pada tang-
gal 17 Agustus nanti.
Hampir dipastikan semua
orang akan bergairah
membahas agenda ta-
hunan ini, karena PPMI
memiliki andil sangat
penting bagi masa depan
Masisir. Oleh karena itu,
Pemilu Raya sebagai
momentum peralihan
kepemimpinan, sudah
sepatutnya menjadi per-
hatian serius oleh banyak
pihak, sehingga Masisir
mampu mengukir catatan
sejarah gemilang di masa
depan.
Menjadi orang no-
mor satu di Masisir yang
dinamis bukanlah perkara
mudah. Tidak cukup dengan
menjual janji-janji, kemam-
puan membangun opini dan
program kerja. Namun di
samping itu hal yang paling
berpengaruh adalah
kekuatan dan efektivitas
pergerakan untuk menem-
bus hati para pemilih. Hal
inilah yang saat ini menjadi
tuntutan untuk semua calon
kandidat presiden PPMI.
Masisir adalah miniatur dari
masyarakat Indonesia yang
plural dan heterogen, se-
hingga dibutuhkan pendeka-
tan-pendekatan tertentu
untuk meraih suara dalam
lingkup yang besar ini.
Ketua Wihdah
PPMI Mesir, Choiriah Ikrima
menuturkan bahwa bagi
almamater besar seperti
IKPM, Ishlah dan IKPDN,
memunculkan tokoh terbaik
untuk memimpin Masisir
merupakan hal yang sangat
baik. Hal ini menandakan
bahwa mereka menyadari
potensi yang mereka miliki.
Gak masalah sih kalo ada
almamater besar setiap
tahun mengusung calon, itu
berarti bagus. Mereka
menyadari potensi yang
mereka miliki. tutur Ikrima.
Ada beberapa
organisasi di Masisir yang
secara resmi mengusung
kandidat tertentu untuk
memenangkan kursi
presiden PPMI. Hal ini
menunjukkan bahwa
organisasi tersebut
merupakan lambung suara
bagi calon yang diusungnya.
Namun, hal ini tidak berlaku
bagi beberapa organisasi
yang ada di Masisir.
Menurut Pangeran
Arsyad, Ketua IKPM, al-
mamaternya tidak pernah
mengusung calon presiden
Sorot

P
emimpin yang baik su-
dah seharusnya
memiliki kapabilitas
dalam mengatur segala aspek kehidupan.
Baik dibidang intelektual, sosial, finansial,
politik, budaya, administrasi, maupun
spiritual. Dalam Islam telah dijelaskan
pentingnya seorang pemimpin. Di suatu
negara diperlukan seorang pemimpin yang
mampu berkontribusi penuh untuk
rakyatnya.
Pemimpin yang dipercaya
umatnya untuk menata negara harus
bersikap adil dan jujur. Di suatu organisasi
masyarakat mereka dibutuhkan untuk
memanage kegiatan baik yang bersifat
formal ataupun non formal agar dapat
berjalan secara maksimal dan optimal. Di
berbagai institusi pendidikan sangatlah
penting keberadaan seorang pemimpin
untuk dapat mengatur dinamika generasi
penerus bangsa. Bahkan dalam urusan
keluarga sekalipun Islam telah mengatur
sedemikian rupa seorang Imam
(pemimpin) keluarga untuk menopang
kehidupan berumah tangga yang sesuai
dengan syariat Islam.
Pentingnya eksistensi seorang
pemimpin umat terbukti ketika dahulu keti-
ka baginda Rasulullah SAW di detik-detik
akhir hayatnya, sampai setelah Nabi wafat,
penguburan jenazah beliau ditunda 3 hari
hingga mendapatkan pemimpin
sesudahnya.
Umat berhak memilih calon
pemimpinnya sesuai dengan kriteria
pemimpin masing-masing. Kita harus
selektif dalam memilih pioner yang akan
menyelesaikan setiap permasalahan
kehidupan baik berat, ringan, dan yang
pelik sekalipun. Karena memilih pemimpin
yang baik tentu akan berpengaruh kepada
kehidupan yang lebih baik. Sebaliknya jikal
kita memilih pemimpin yang kurang baik
maka dampak buruk pulalah yang akan
dirasakan.
Sebagai seorang muslim patutlah
kita bercermin kepada sosok pemimpin
ideal di muka bumi ini, ialah Baginda Nabi
Muhammad SAW. Figur pemimpin yang
memiliki sifat mulia Shidiq (jujur), Tabligh
(menyampaikan), Amanah (dapat
dipercaya), Fathonah (cerdas) ini telah
menjadi panutan dan memberikan contoh
kepada kita untuk dapat menjadi sosok
pemimpin yang dapat bermanfaat untuk
orang banyak dengan tetap berpegang
teguh pada norma-norma Islam yang
berlandaskan al-Quran dan as-Sunnah.
Dan Ulama telah bersepakat bahwa
Khalifatul Muslimin hanya sebatas wakil
umat, patuh terhadap kekuasaan
muwakkilnya diberbagai aspek.
Di sisi lain, pemimpin harus
memiliki intelektual yang tinggi agar
mampu memahamkan bagi orang awam
serta memberikan wawasan yang luas
kepada masyarakatnya. Seorang
pemimpin juga harus mempunyai jiwa
pelopor. Pelopor kebangkitan umat,
pelopor kesuksesan masyarakat, pelopor
kebaikan diberbagai tempat, dan pelopor
lainnya yang dapat mengubah mudharat
menjadi manfaat. Terakhir seorang
pemimpin harus mampu memanage
kegitan untuk mendorong ke arah yang
lebih baik. Semoga kita dapat meneladani
sifat mulia Rasulullah SAW sebagai
pemimpin ideal untuk terciptanya Baldatun
thayyibatun wa Rabbun ghafur.

*Penum Informatika

K
ok tahu-tahu su-
dah ada rentetan
kegiatan pemilu
saja, tanpa ada pemberitahuan terlebih
dahulu atau himbauan bahwa masa
jabatan Pak Presiden Amrizal Batubara
akan segera berakhir, keluh Jaka
(bukan nama sebenarnya). Begitupun
Maya, baginya pemilu kali ini terkesan
sangat mendadak Jadi gimana gitu
mas, kurang greget! cetusnya, saat
dimintai tanggapan tentang acara pemi-
lu raya kali ini.
Menganggapi hal ini, Sekreta-
ris Jendral PPMI, Ramadien Akbar me-
nyebutkan, memang jika dibandingkan
dengan tahun sebelumnya, jelas terlihat
perbedaan dengan PPR sekarang
terkait persiapan panitia. Karena pani-
tia baru dibentuk tanggal 2 Agustus
kemarin sedangkan PPMI sudah harus
melaporkan LPJ pada tanggal 16
Agustus mendatang. Berarti panitia han-
ya memiliki waktu kurang lebih 2
minggu untuk mempersiapkan
rangkaian acara pemilu raya yang be-
gitu banyak dan butuh konsep matang
dan kerja lapangan yang cukup men-
Gerbang
Selengkapnya... Hal 4
Selengkapnya... Hal 5
Panitia Pemilu Raya
Pemimpin Ideal
Oleh: Hielya Abdurrahman*
Menuju Kursi PPMI Satu
Dalam Sorotan
Edisi: Interaktif Pemilu Raya
dan wakil presiden PPMI secara resmi.
Namun hal ini kembali kepada masing-
masing anggota IKPM itu sendiri. Secara
lembaga atau institusi, IKPM tidak pernah
mengusung capres dan cawapres atau
mengajukan nama. Memang secara
kebetulan presiden PPMI tiga tahun terakhir
ini berasal dari almamater IKPM.
Pengusungnya pun berbeda-beda. Ada
yang dari almamater, kekeluargaan, ormas
dan yang lainnya.
Hal senada juga dituturkan Ahmad
Muzaini, Ketua Ormas NU Mesir. NU
sendiri tidak pernah mengusung capres dan
cawapres. Kalaupun ada itupun secara
pribadi masing-masing karena NU secara
lembaga tidak pernah terkait dengan
dukung-mendukung dalam pemilu PPMI.
Apabila ada rumor bahwa tahun ini NU
mengajukan nama capres atau
cawapres, maka kabar ini tidak benar
dan salah besar. Sebab, secara kelem-
bagaan itu tidak benar.
Menurut Rony Giat Brahmantyo,
salah seorang pengamat politik dan
dinamika Masisir menuturkan bahwa tidak
ada satupun organisasi yang memiliki
peranan paling besar di Masisir. Semua
organisasi saling bahu membahu untuk
menjalankan roda organisasi secara
bersama-sama. Meski begitu, lanjut Rony,
kuantitas anggota sangat mempengaruhi
besarnya suatu organisasi. Pada dasarnya
di Mesir tidak ada organisasi apapun yang
lebih dominan. Tapi pada pergerakannya
karena jumlah kuantitas manusianya men-
jadikan ia besar, seperti NU, IKPM dan
yang lainnya. Dan tidak semua ormas dan
almamater mau bergelut di PPMI. Mungkin
IKPM mau berdinamika terus menerus di
PPMI, jadi mereka menemukan momen-
tumnya. Dari tiga tahun belakang ini presi-
den PPMI dari almamater IKPM, meskipun
dinamika di belakangnya bukan murni
IKPM. Ada banyak elemen yang men-
dukung tuturnya.
Saat ini Masisir diberi kesempatan
untuk memilih salah satu dari tiga pasang
kandidat capres dan cawapres. Pasangan
pertama adalah Agususanto-Ahmad Hujaj
Nurrohim, pasangan kedua adalah
Roisuddin-Riki Warman dan untuk
pasangan ketiga adalah Zul Ikrom-Beri
Prima.
Berdasarkan agenda yang
dilaksanakan oleh Panitia Pemilu Raya
(PPR), proses politik ini dimulai dari
sosialisasi pada tanggal 3 dan 4 Agustus,
lalu pendaftaran kandidat pada tanggal 5
dan 6. Kemudian dilanjutkan dengan
screening pada tanggal 7 dan 8, lalu
kampanye pada tanggal 8 sampai 10.
Sementara itu untuk debat kandidat
diadakan pada tanggal 11 Agustus dan
disusul dengan pemungtan suara pada
tanggal 14 nanti.
Banyak pihak menilai bahwa
Pemilu Raya kali ini tidak seramai
perhelatan sebelumnya. Hal ini bisa dilihat
dari lambannya sosialisasi yang dilakukan
oleh PPR dan singkatnya waktu untuk
menjalankan proses pemilihan.
Sebagaimana kata Ketua Wihdah,
pemilihan kali ini sangat sepi sehingga
Masisir dituntut untuk mencari sendiri berita
tentang pemilihan. Sepi ya, kalau gak nyari
-nyari sendiri gak akan tahu, ujar Ikrima
kepada Informatika.
Hal senada juga diungkapkan
Yuda Meilana, mahasiswa Dirasat Islami-
yah Universitas al-Azhar. Kita tidak
mengenal betul ketiga calon yang sekarang
ini menjadi peserta pemilu. Alangkah
baiknya PPR mensosialisasikan profil
mereka juga di depan publik. Terus
mengenai sosialisasi acara juga tidak be-
gitu ramai, sehingga kabar Pemilu Raya ini
bagi sebagian orang masih bersifat kabar
angin, padahal sudah hampir setengah
main.
Sementara itu menurut Ketua
IKPM, pemilihan tahun ini berjalan lancar
namun ia menemukan kejanggalan yang
dilakukan PPR. Menurutnya, PPR terkesan
mencari alasan yang mengada-ada untuk
tidak meloloskan bakal capres dan
cawapres. Menurut saya pemilihan tahun
ini berjalan dengan lancar. Tapi yang
menjadi pertanyaan saya, mengapa ketika
screenning pelajar Daurah Lughah
dipermasalahkan, sehingga calon-calon
yang sudah dapat dukungan tidak lulus
dalam screening hanya gara-gara pelajar
Daurah Lughah. Padahal data mereka
lengkap dan sudah terdaftar, ungkap
Pangeran Arsyad dengan sangat menyesal.
Selain itu, beberapa kalangan menilai
pemilihan kali ini sarat dengan kepentingan
partai politik, sehingga dikhawatirkan akan
mengancam kestabilan dinamika organisasi
Masisir. Hal ini bisa dilihat dari semakin
banyaknya Masisir yang bergabung dengan
partai dan berambisi untuk mendapatkan
kursi presiden dan wakil presiden PPMI.
Kalau biasanya hanya ada satu partai
saja, tetapi tahun ini banyak mahasiswa
yang bergabung di partai politik. Maka di
tahun 2014 ini merupakan fenomena baru
dan mengagetkan, tutur Rony.
Namun, menurut Rony, jika para
para politikus mahasiswa ini mampu
membedakan antara kepentingan partai
dan kepentingan umum, maka tidak akan
terjadi masalah. Sebaliknya, jika mereka
menjadikan PPMI sebagai tunggangan
untuk meraup keuntungan bagi partai
mereka maka hal tersebut akan menjadi
masalah besar bagi Masisir. Yang kurang
tepat menurut saya adalah ketika aktor-
aktor politik ini ingin meneruskan nafsu
berpolitiknya dalam kancah PPMI,
katanya.
Dengan memikul status sebagai
mahasiswa, hendaknya Masisir harus
cerdas memilih pemimpin mereka. Jangan
sampai karena kepentingan suatu
kelompok tertentu, Masisir mengorbankan
intelektualitasnya hanya untuk kepentingan
golongan tersebut.
Selain itu, Masisir juga harus
memahami bahwa PPMI adalah organisasi
induk yang jauh dari kepentingan partai
ataupun kepentingan parsial lainnya. Oleh
sebab itu, semua kepentingan yang ada
harus tunduk di bawah kepentingan
bersama, karena itulah fungsi dari PPMI.
PPMI dirancang untuk merealisasikan
kepentingan seluruh mahasiswa yang bela-
jar di Mesir tanpa memandang golongan.
Lebih dari itu, organisasi induk ini juga
harus ditempatkan di posisi yang pas untuk
mencerdaskan, mengembangkan, mengel-
ola, sekaligus meningkatkan intelektualitas
Masisir dalam ruang yang lebih luas, di
mata internasional. (Rifatud Darojah,
Maulana Abdul Aziz)


4
Menuju Kursi PPMI Satu Halaman 3
Doc. Google
Doc. Panitia Pemilu Raya
Ketiga pasangan Capres dan Cawapres berfoto bersama
Edisi: Interaktif Pemilu Raya
guras tenaga, ujarnya. Yang sedikit mem-
buat khawatir, panitia yang hanya memiliki
waktu sedikit akan berpengaruh terhadap
kinerja mereka dan kesiapan calon presi-
den dan wakil presiden dalam kampanye
dan debat nanti, tambahnya.
Selain sempitnya waktu yang di-
miliki panitia, ada hal janggal lainnya, yaitu
panitia saat ini sekarang didominasi oleh
anak baru. Fenomena ini cukup menarik
perhatian Masisir, karena pemilu raya ada-
lah acara yang membutuhkan konsep ma-
tang serta kerja nyata di lapangan dan
bukan ajang latihan kepanitiaan. Fenomena
ini menyalahi AD/ART PPMI tentang pemilu
raya yang telah diamandemenkan MPA,
terkait pasal yang menjelaskan bahwasann-
ya panitia yang ditunjuk setidak-tidaknya
sudah 2 tahun berdomisili di Mesir.
Namun memang itu semua kem-
bali lagi kepada pihak yang berwenang
disini, yaitu BPA dan MPA yang mempu-
nyai hak menunjuk siapa-siapa untuk men-
jadi panitia pemilu raya. Meskipun saya
sendiri bertanya-tanya mengapa PPR
sekarang didominasi anak baru. Namun
saya tetap positive thingking, mungkin MPA
punya alasan tersendiri mengenai masalah
ini.karena saya paham keadaan Masisir
sekarang yang memang banyak yang pu-
lang dan sedang disibukan kepanitian LPJ
di kekeluargaannya masing-masing, tutur
Ramadien.
Menanggapi hal ini, Ade Suwardi,
ketua PPR 2014 angkat bicara. Saya sa-
dar bahwa hal ini menyalahi AD/ART pemi-
lu raya. Namun memang yang mempunyai
wewenang dalam penunjukan panitia ada-
lah MPA, dan pastinya MPA paham betul
akan undang-undang dalam penunjukan
panitia, ujarnya.
Pada awalnya dia mengaku kesu-
litan dan merasa Pemilu Raya tahun ini
akan berat dijalani. Pasalnya, ia kesulitan
dalam masalah perekrutan panitia karena
terdapat syarat-syarat khusus. Sedangkan
mayoritas Masisir yang telah memenuhi
syarat tersebut mayoritas menolak karena
telah disibukan dengan kepanitian LPJ di
kekeluargaannya masing-masing atau telah
menjadi timses calon presiden dan wakil
presiden PPMI. Namun demikian saya
yakin dengan panitia
sekarang, walaupun
didominasi oleh camaba,
ditambah hanya diberi wak-
tu 2 minggu, InsyaAllah
akan mampu mensukses-
kan PPR 2014, tegas Ade
optimis.
Mengenai hal ini,
ketua satu MPA Ahmad
Ghozali menjelaskan, bah-
wa yang mempunyai hak
untuk menunjuk panitia me-
mang MPA, dan MPA san-
gat paham akan undang-
undang penunjukan panitia.
Dalam AD/ART memang
disebutkan bahwa panitia
yangditunjuk harus sudah berdomisili 2
tahun di mesir, ucapnya. Lewat wa-
wancara ini, MPA ingin menyampaikan
sedikit rasa kecewa terhadap realita yang
terjadi dalam organisasi di kalangan masisir
yang terlalu sering menyoroti kinerja PPMI
tapi tidak memberikan sumbangsih apapun
terhadap PPMI, ujarnya kecewa. Kita
selalu mengkiritik kinerja PPMI namun kita
tidak bertanya balik kepada diri sendiri, apa
yang telah kita berikan untuk PPMI, saya
kecewa dengan realita ini, tuturnya.
Ketua satu MPA ini juga menjelas-
kan, bahwasannya MPA sudah berusaha
berkomunikasi dengan setiap kekeluargaan
untuk mengirimkan nama-nama anggota
mereka untuk kemudian ditunjuk menjadi
panitia pemilu raya. Ketika nama-nama
yang diberikan kebanyakan dari calon ma-
hasiswa baru. MPA merasa dilema untuk
mengembalikan nama-nama itu dan
meminta baru yang memenuhi syarat dan
ketentuan menjadi panitia. karena MPA
faham betul kalau kekeluargaan juga kesu-
litan dalam mencari anggotanya untuk di-
jadikan panitia. Bahkan untuk PPR
sekarang ada beberapa kekeluargaan yang
tidak mengirimkan nama sama sekali,
sebab sudah semakin sulit mencari masisir
yang mempunyai ghiroh untuk membantu
PPMI.
Untuk menindak lanjuti fenomena
ini, MPA berpesan kepada BPA kedepan
untuk merubah undang-undang tentang
penunjukan panitia. Panitia tidak harus
ditunjuk dari mahasiswa yang sudah ber-
domisili di mesir 2 tahun, menimbang
mayoritas mahasiswa yang sudah 2 tahun
di Mesir atau lebih sudah berkurang ghiroh
-nya untuk terjun di dunia organisasi dan
mayoritas mahasiswa baru mempunyai
ghiroh yang tinggi untuk berorganisasi. Ujar
Ahmad Ghozali yang akrab dipanggil Gobe
ini mengakhiri pembicaraan.
Tak berhenti sampai disitu, Pemilu
Raya tahun ini terasa sangat berbeda dan
penuh dengan fenomena yang tidak bi-
asanya terjadi, seperti terlambat mendaftar,
berkas ditolak dan tidak ada satu pasan-
ganpun pada awalnya yang lulus screening.
Sebelumnya PPR sudah mengu-
mumkan pada seluruh Masisir bahwa pen-
daftaran kandidat presiden dan wakil presi-
den dimulai pada 5 agustus sampai 6
agustus lalu dan batas akhir pendaftaran
hingga pukul 7 malam. Pasangan Agus-
Hujaj dan Zulikrom-Beri sudah selesai
mendaftar dan menyerahkan berkas serta
syarat-syarat khusus pencalonan sebelum
batas akhir, yaitu 6 agustus pukul 7 malam.
Namun pasangan Roisuddin-Riki baru da-
tang ke tempat pendaftaran pukul 7. Ke-
bijakan akhir panitia memutuskan pendafta-
ran masih dibuka untuk pasangan tersebut.
Kemudian sampailah pada sebuah
kesepakatan antara PPR, Panwaslura dan
ketiga pasangan, bahwa proses screening
berkas akan dilakukan pukul 21.30 malam,
saat itu hanya pasangan Roisuddin-Riki
yang belum menyerahkan berkas. Baru
pada pukul 22.00 pasangan Rois-Riki me-
nyerahkan berkas dan syarat-syarat khusus
pencalonan, berkas diterima PPR. Namun
dengan sopan, Ade, ketua panitia men-
jelaskan, bahwa berkas-berkas ini sudah
tidak bisa menjalani proses screening kare-
na sudah melewati batas kesepakatan.
Setelah proses screening dil-
akukan, hasil menyatakan bahwa pasangan
Agus-Hujaj dan Zulikrom-Beri tidak lulus
screening karena tidak memenuhi syarat
khusus yang termaktub dalam undang-
undang pasal 15 ayat 4 tentang syarat khu-
sus pencalonan. Dikarenakan ketiga
pasangan ditolak maka Panita Pemilu Raya
mengambil kebijakan untuk mem-
perpanjang waktu pendaftaran hingga tang-
gal 8 agustus dengan kesepakatan bersa-
ma Panwaslura serta ketiga pasangan bah-
wa semua batas akhir pengumpulan berkas
dan syarat-syarat khusus adalah pukul
19.00. ujar Ade Suwardi.
Diperpanjangnya masa pendafta-
ran membuat masa kampanye yang tadinya
dijadwalkan berlangsung selama 3 hari
diperpendek hingga 2 hari, sedangkan
rangkaian acara lainnya seperti debat kan-
didat di Kairo, daerah-daerah, serta hari
pemilihan serta penghitungan suara tetap
sebagaimana telah dijadwalkana sebe-
lumnya. Namun mengingat akan ada demo
besar-besaran pada tanggal 14 Agustus
memperingati tragedy Rabah tahun lalu,
maka hari pencoblosan diundur hingga
tanggal 16 Agustus.
Beberapa inovasi pada Pemilu
Raya kali ini antara lain, menjadikan debat
kandidat lebih menantang dan berbobot,
dengan menghadirkan Dr. Fahmi Lukman,
M.Hum, Atase Pendidikan KBRI Kairo dan
Murtadlo Bisyri, Lc., mantan presiden
PPMI, sebagai debator dalam debat kandi-
dat. Hal ini diharapkan akan membuat de-
bat kali ini lebih kritis dan realistis se-
bagaimana tema PPR sekarang adalah
menuju PPMI yang realistis, kritis dan har-
monis. Ade menambahkan bahwa panita
akan berusaha agar kali ini ada TPS di Al-
exandria. Semoga dari Pemilu Raya ini
terlahir presiden yang ideal, harap Ade di
akhir pembicaraan. (Nawa Syarif)
Pemilu Raya ... Sambungan hal. 3
5
Logo Panitia Pemilu Raya
Edisi: Interaktif Pemilu Raya
Lapsus
Kabinet Amanah Kebersamaan, Amanahkah?

K
antor PPMI, Wisma
Nusantara, lebih
semrawut dari biasanya.
Ditemani secangkir kopi, Presiden PPMI,
Amrizal Batubara dan bendaharanya, Ah-
mad Baihaqi sibuk memeriksa salinan LPJ
yang terserak di lantai. Sesekali keduanya
mengernyitkan alis atau menguap.
Sejumlah anak buahnya juga mondar-
mandir ke Kantor PPMI dari lantai empat
dengan beberapa dokumen di tangan.
Kabinet Amanah Kebersamaan tak lama
lagi lengser. Kira-kira bagaimana penilaian
Masisir terkait kinerja mereka selama se-
tahun? Dan apakah LPJ mereka diterima
atau ditolak?
Secara umum Kinerja PPMI su-
dah sangat bagus! tegas Muhammad Hi-
dayatulloh. Menurut pengamat politik
Masisir ini kinerja DPP-PPMI tahun ini amat
memuaskan, terutama menyangkut
hubungan organisasi induk Masisir
dengan al-Azhar. Mahasiswa lajang
asal Pasuruan tersebut menilai DPP-
PPMI sekarang telah sukses men-
dekatkan Masisir dengan masyayikh
al-Azhar. Ini merupakan tujuan uta-
ma dibentuknya PPMI, yang ter-
wujud hampir sempurna baru peri-
ode sekarang, tegasnya.
Selain itu, menurut Hi-
dayatulloh lagi, prestasi PPMI ini
bisa dilihat dari keberhasilan mereka
mendatangkan Camaba. Se-
bagaimana diketahui tahun ini sem-
pat terancam tak ada Camaba asal
Indonesia akibat ditiadakannya ujian
Depag. Dan Presiden Amrizal memper-
taruhkan segalanya dengan mendobrak
jalur birokrasi normal demi memper-
juangkan Camaba al-Azhar asal Indone-
sia, ujar mahasiswa S2 Jurusan Balagah
al-Azhar itu. Hasilnya pun sangat sukses.
Ia menambahkan pencekalan tersebut ada-
lah blunder Depag yang melakukan pem-
batalan secara sepihak, tanpa konsultasi
terlebih dahulu pada pihak Mesir dan al-
Azhar.
Hal senada diamini Syamsul Fajri.
Mahasiswa pascasarjana al-Azhar itu pun
menekankan PPMI perlu membangun
relasi yang baik dengan al-Azhar. Buat
apa acara atau seminar yang wah, se-
mentara kita makin jauh dari al-Azhar,
tutur pria berusia 27 tahun ini di sela per-
tandingan futsalnya, Rabu, 6 Agustus
2014. Mengomentari keberhasilan program
PPMI dan Amrizal mendekatkan Masisir
dengan masyayikh al-Azhar, ia hanya beru-
jar, Pemimpin itu ketika kita merasakan
keberadaannya, bukan yang sibuk dengan
dirinya sendiri, alias wujuduhu ka `adamihi,
ada, tapi seperti tak ada.
Mau jadi Presiden PPMI lagi juga nggak
papa! ungkap Nur Murhayati , mahasiswi
baru yang diberangkatkan PPMI Desember
lalu. Sulit mencari penggantinya yang mu-
dah akrab dengan siapa saja, kata Riadi,
mahasiwa pascasarjana Universitas Zaga-
zig.
Wakil Ketua Orsat ICMI Kairo,
Abdullah Muttaqin Ramadhan, Lc., turut
mengapresiasi terhadap prestasi PPMI
tahun ini dalam mendekatkan mahasiswa
dengan al-Azhar dan mendatangkan
Camaba. Di samping sisi positif itu,
menurut mahasiswa pascasarjana asal
Purworejo itu, sebagaimana koin dengan
dua sisi, PPMI pun tentu memiliki sejumlah
kekurangan. Salah sisi negatif PPMI
sekarang adalah banyaknya kegiatan yang
terkesan insidental dan kurang terkonsep
dari awal. Contoh dalam RAPBO kemarin.
Beberapa kegiatan sudah disusun terper-
inci dan rapi. Tapi yang kita lihat, banyak
kegiatan lain yang diadakan tiba-tiba.
Ia pun mengemukakan sejumlah
kegiatan dadakan PPMI tersebut. Contoh
ketika ada tokoh Indonesia datang ke Me-
sir, PPMI langsung adakan acara. Padahal
agenda itu tak masuk dalam RAPBO. Mut-
taqin menambahkan, banyaknya reshuffle
kabinet PPMI tahun ini turut berpengaruh
kurang baik, terutama terhadap pengel-
olaan keuangan organisasi. Termasuk
juga masalah keilmuan Masisir. Masih per-
lu ditambah! imbuhnya.
Menurut survei internal yang kami
lakukan beberapa waktu lalu, mayoritas
Masisir memuji kepemimpinan Amrizal Ba-
tubara, S.S. Hal ini terbukti dari 55,2 %
responden memberi rapor baik terhadap
kinerja PPMI. Dan 27.6 % sangat baik, 6,8
% kurang baik dan 10.4 % menjawab tak
tahu.
Lantas bagaimana persiapan DPP
-PPMI sendiri jelang LPJ yang tinggal
menghitung jam? Dikonfirmasi di kedia-
mannya di Kantor PPMI, Kamis, 7 Agustus
2014, Ahmad Baihaqi, Bendahara Umum
PPMI menjelaskan persiapan LPJ mereka
sudah matang jauh-jauh hari. Menurut ma-
hasiswa Fakultas Ushuluddin tingkat dua
itu, Bendahara PPMI dan Sekjen PPMI
telah bekerja sama menyiapkan semua
data-data sejak sebelum 4 Agustus lalu.
Paling tidak, data sudah terkumpul semua.
Jadi seminggu atau 6 hari sebelum LPJ,
kita sudah bisa verifikasi, paparnya.
Ditanya mengenai berapa saldo
akhir PPMI, Bendahara Umum PPMI itu
awalnya hanya mengisyaratkan bahwa
PPMI tahun ini akan meninggalkan saldo
sejumlah tahun lalu. Setidaknya uang pen-
inggalan PPMI tahun ini senilai dengan
yang ditinggalkan PPMI sebelumnya,
ungkap warga KMNTB tersebut. Namun
akhirnya ia mau mengungkap berapa saldo
tahun lalu itu. Kita ditinggalin saldo PPMI
tahun lalu, periodenya Pak Jamil,
dari Mas Huda, bendaharanya,
sebanyak 203 Dolar dan 1.600
Pond. Paling tidak kita juga akan
meninggalkan saldo seperti itu,
atau bahkan lebih, tegasnya. Dari
mana dana tersebut? Ya, mungkin
lewat proposal yang kita tembuskan
ke Dubes, atau bantuan dari
Dubes, ujar Baihaqi.
Menurutnya lagi, kendala
yang ia alami selama menjabat
sebagai Bendahara PPMI adalah
proposal hanya dibuat untuk acara-
acara termin II. Dan itu semua tak
tembus! keluhnya. Kenapa mereka
hanya mengajukan proposal di
akhir tahun? Ia beralasan PPMI sengaja
tak ingin meminta-minta dari KBRI. Namun,
di akhir kepengurusan niatan itu berubah.
Mereka pun akhirnya sepakat meminta
bantuan dana ke Atdik. Pun terlambat
hingga dana sempat seret, terang Baihaqi.
Berlanjut ke persiapan panitia LPJ
PPMI dan Sidang Umum. MPA PPMI resmi
memberi mandat Ketua PSU (Panitia
Sidang Umum) kepada Muhammad Zidni
Ilmi. Sebelumnya, agenda yang rencanan-
ya digelar pada tanggal 10 Agustus lalu ini
sempat dibatalkan. Hal itu akibat keterlam-
batan pihak MPA membentuk Panitia Pemi-
lu Raya (PPR), selain juga karena Capres-
Cawapres PPMI belum ada. Terpaksa
mereka mengambil kebijaksanaan menun-
da LPJ PPMI sampai tanggal 16 Agustus,
atau dua hari setelah pemungutan suara
Presiden dan Wakil Presiden PPMI. Kini
PSU sudah dibentuk, tinggal rapat per-
siapan lebih lanjut, tutur Ketua PSU yang
akrab dipanggil Ilmi itu. (Laela Nurhi-
dayah, Muhammad Fahmi, )

Doc. PPMI Mesir
Edisi: Interaktif Pemilu Raya
Bagaimana perasaan Anda
berdua setelah resmi mendaftar menjadi
calon PPMI I dan PPMI II?
Pertama-tama, kami
mengucapkan terima kasih kepada kawan-
kawan Informatika yang bersedia
mewawancarai kami. Untuk
menyebarluaskan berita terhangat, terkini
dan teraktual yang sangat dibutuhan
Masisir. Alhamdulillah kami telah mendaftar
kembali pukul 6.30 dengan melengkapi 5
paspor yang kurang sebelumnya.
Diperkirakan malam ini pukul 7.15 ini kita
akan mengikuti screening, dan mudah-
mudahan kami bisa melewatinya dengan
lancar. Setelah ini kami akan mencoba
berdinamika dalam keorganisasian.
Apa motivasi terbesar Anda
berdua sehingga tertarik mencalonkan
diri menjadi PPMI I dan II?
Motivasi kami berangkat dari
keinginan untuk menyambung estafet nilai-
nilai yang telah dibangun oleh Pak Amrizal
dari kepengurusan dan kepemimpinannya.
Banyak sekali nilai-nilai dan ruh-ruh baru
yang ia usung dengan al-Azhar, dari sinilah
kami berdua merasa terpanggil, karena
kebetulan kami juga pelaku dalam hal ini,
alangkah baiknya kita mengestafetkan ini
untuk saling sambung-menyambung dalam
hal-hal kebaikan.
Indonesia sebenarnya memiliki benteng
yang sangat kuat dalam menahan
hancurnya akhlak, benteng itu adalah
lembaga pendidikan yang di sini diwakili
oleh Almamater. Kami melihat komunikasi
antar Almamater saat ini belum optimal.
Maka kami terdorong untuk
memaksimalkan silaturrahim antar
Almamater dalam berbagai bidang, agar
nanti ketika sudah pulang ke Indonesia kita
saling mengenal dan memperkokoh
benteng akhlak itu.
Di samping motivasi dari diri
masing-masing, apa ada orang lain yang
kalian anggap telah memotivasi untuk
maju sebagai calon Presiden PPMI?
Tentunya langsung dari guru-guru.
Kami termotivasi oleh senyumnya Syeikh
Ala atau Syeikh Jailani yang sumringah
ketika dikunjungi oleh banyaknya
mahasiswa Indonesia. Kami lebih banyak
termotivasi dari rohaniah. Kami kadang-
kadang juga ikut talaqqi di Al-Azhar,
sehingga ketika kami di PPMI nanti,
semoga bisa lebih banyak mengajak kawan
-kawan untuk ikut talaqqi ke Al-Azhar.
Dengar-dengar Anda berdua
sempat sama-sama ngotot untuk
menjadi PPMI I, sekarang malah menjadi
pasangan, kita-kira apa yang merubah
hal itu?
Kabar itu menguap karena waktu
itu kami belum ada komunikasi. Setelah
duduk bareng, ngobrol, ternyata impian kita
sama, visi misi sama, meski dari latar
belakang yang berbeda. Bahkan kami
saling melengkapi, satu dari pondok
modern satu dari pondok salaf, satu lahir di
jalanan, satu lagi lahir dengan manajemen
waktu yang luar biasa, jadi kami jatuh cinta
di komunikasi pertama. Dan menurut kami,
PPMI I dan II itu hanyalah simbol, toh kami
akan berjalan seimbang, tinggal bagaimana
mengaturnya. Menurut kami, ini adalah
skenario Allah SWT, sehingga kami
dipasangkan menjadi PPMI I dan II.
Apa visi dan misi anda berdua
secara umum?
Untuk visi, kita menginginkan
Masisir yang berkarakter Azhariy,
komunikatif dan harmoni, karena al-Azhar
adalah kiblat keilmuan kita. Untuk misi,
sebenarnya adalah penjabaran dari visi
tersebut, kita ingin memfungsikan PPMI
untuk benar-benar menjadi media
pembentukan karakter Masisir dan
menghubungkan Masisir dengan al-Azhar.
Kami hanyalah perpanjangan tangan dari al
-Azhar, semua berpusat di sana. Jadi
semua dinamika yang ada di Masisir, akan
kita arahkan kembali lagi ke manhaj
Azhariy yang moderat.
Yang kedua, untuk memaksimalkan peran
PPMI sebagai mitra yang baik bagi intra
PPMI. Intra di sini seperti MPA,
Kekeluargaan, Almamater, dan lain-lain.
Juga terhadap al-Azhar secara struktural,
KBRI, serta PPI dunia lainnya. Jadi intinya
kita ingin memaksimalkan peran PPMI dari
intra, mitra dan ekstra mitra PPMI.
Yang ketiga, kami ingin fungsi PPMI
sebagai pelayan masyarakat itu benar-
benar dirasakan oleh seluruh elemen,
bukan sebagai pejabat.
Banyaknya jumlah Masisir,
tentunya juga akan menghadirkan
permasalahan-permasalahan yang
kompleks, sudahkah Anda berdua
membaca peta permasalahan tersebut?
Dan bagaimana mengatasinya?
Hadirnya kami di sini bukan tanpa
persiapan. Ini hasil perjalanan panjang, dari
shalat istikharah dan pembacaan apakah
kami sanggup menanggung itu semua. Dari
pembacaan dan pemetaan yang ada,
jangankan semasisir, dalam satu rumah
pun ada masalah-masalah itu. Disinilah
adanya visi kami: komunikatif. Perbedaan
itu wajar, namun yang penting bagaimana
kita mengahadapi perbedaan itu agar
tujuan akhir harmoni itu tercapai. Kita juga
akan mendekatkan diri kepada kawan-
kawan sekaligus meminta masukan,
kritikan dan saran dari mereka, jadi kami
bukan PPMI yang eksklusif. Sekali lagi
kami bukan pejabat, kami hanya ingin
belajar melayani masyarakat.
Menurut Anda berdua, kira-kira
apa saja kekurangan-kekurangan yang
ada di Masisir secara umum?
Manusia itu tidak ada yang
sempurna. Sebenarnya bukan kekurangan
hanya saja belum sempurna. Kita disini
menuntut ilmu di al-Azhar Mesir, tapi
terkadang kita lupa akan kebutuhan yang
kita butuhkan ketika di Indonesia,
contohnya komputerisasi, tulis-menulis dan
P
olitik praktis Masisir sudah dimulai, Amrizal Batu Bara tiba di penghujung masa jab-
atannya. Tim sukses dari masing-masing kandidat Capres dan Cawapres PPMI tampak
gencar berkampanye mempromosikan para jagoan mereka. Pesta demokrasi Masisir pun memanas.
Setiap kandidat menyiapkan visi misi dan program-program terbaik agar bisa memikat hati para
Masisir. Berikut kami hadirkan wawancara singkat pasangan kandidat nomor satu, An-Nur (Agus Su-
santo-Hujaj Nurrohim). Yang diwacanakan sebagai pasangan ideal, karena Agus merupakan organi-
satoris sejati dan Hujaj sebagai pegiat Bisnis dan Talaqqi.
Wawancara
Agususanto dan Ahmad Hujaj Nurrohim:
Sosok Pasangan Ideal
6
Doc. Timses Birrul
Doc. Timses An-Nur
Edisi: Interaktif Pemilu Raya
belajar bermasyarakat. Masisir juga
mempunyai kecenderungan masing-
masing, seharusnya bisa
menyeimbangkan antara organisasi dan
belajar.
Setelah melihat
ketidaksempurnaan Masisir, dimulai dari
kami berdua akan instropeksi diri,
membenahi intra PPMI, baru kemudian
bisa memberi contoh kepada Masisir.
Seperti yang telah diketahui,
tahun ini Masisir mempunyai relasi
yang baik dengan al-Azhar, lalu
bagaimana dengan relasi Masisir
dengan Indonesia sendiri?
Relasi kita dengan Indonesia
cukup baik, namun tidak semua orang
tahu karena belum merasakannya.
Tahun lalu kita mempelopori adanya
Semesta Menulis, dari sini kita juga
mencoba membangun relasi dengan
Republika, penerbit Alif dan RRI. Inilah
wujud relasi kita dengan Indonesia, yaitu
relasi yang dibutuhkan oleh mahasiswa.
Maka fungsi PPMI disini sangat penting
agar Indonesia bisa merasakan relasi
tersebut. Sebenarnya dari seluruh PPI di
dunia, PPI Mesirlah yang dipandang baik
oleh Indonesia.
Sebenarnya saya (Hujaj) termasuk
orang yang ketinggalan dalam tulis-
menulis, tapi saya percaya diri untuk
mengirimkannya ke penerbit dan alham-
dulillah, layak untuk diterbitkan di
Indonesia. Dari sini masih banyak masisir
yang kurang percaya diri bahwa dirinya
mampu, maka saya akan berusaha
mengajak masisir lebih percaya diri agar
Indonesia bisa lebih merasakan realisasi
kita.
Sejauh manakan keyakinan
anda berdua untuk menang?
Seluruh masisir memiliki latar
belakang yang berbeda, ada yang dari
pondok salaf dan modern. Sama seperti
kami, karena lembaga pendidikan di
Indonesia hanya dua itu saja. Kami optimis
kawan-kawan akan memilih kami, tapi kami
tetap tawakal kepada Allah apapun
hasilnya, itu yang terbaik. (Hujaj)
Ketika sudah mengeluarkan
seluruh tenaga, fikiran bahkan harta, kita
pantas untuk optimis karena telah berusaha
optimal, tapi jika usaha kita setengah-
setengah, pantaskah kita optimis? (Agus)
Apabila telah berusaha
optimal tapi takdir berkata lain, dapat-
kan Anda berdua menerima dengan
lapang dada?
Menjadi presiden PPMI
merupakan sebuah amanat yang besar.
Kalau kami terpilih, alhamdulillah. Kalau
tidak, tetap bersyukur, karena ketika
mendapatkan kenikmatan kita wajib
mensyukurinya, tapi jika mendapatkan
musibah kita juga wajib mensyukurinya
dengan bersabar. Kami tidak tahu itu
merupakan sebuah kenikmatan atau
cobaan, hanya Allah yang tahu. Lalu
siapapun yang akan terpilih nanti, kami
akan tetap mendukung dan bekerjasama.
Saudara Hujaj, bilamana
terpilih menjadi PPMI I dan II nanti,
apakah bisnis Tempe Alif tetap
berjalan?
Sampai detik ini Tempe Alif tetap
berjalan. Ketika Allah memberi amanah
PPMI ini kepada kami, Tempe Alif pun akan
tetap berjalan dan melayani Masisir, karena
alhamdulillah, saya sudah mempunyai
karyawan. Saya ingin mengutip kata Robert
T. Kiyosaki, bahwa pengusaha sukses itu
adalah ketika bisnisnya tetap berjalan, dan
orangnya bisa jalan-jalan. Jadi ketika kita
dapat amanah, Tempe Alif tetap berjalan,
dan kita tetap bekerja melayani.
(Muhammad Fahmi, Rifatud Darojah)
Apa motivasi
terbesar yang membuat
Saudara memberanikan
diri untuk ikut berperan
aktif sebagai capres
(calon presiden) PPMI
2014-2015?
Awalnya tidak ada
niat untuk menjadi capres
PPMI. Tapi karena ada
dukungan lebih dari lima
puluh orang itu, akhirnya
jadi termotivasi. Pada da-
sarnya kita ingin menjadi
khairun-ns anfa`uhum lin-
ns, ingin menjadi manusia
yang bermanfaat bagi banyak orang, khu-
susnya Masisir.
Jika terpilih sebagai presiden
PPMI, perubahan apa yang Saudara
ingin lakukan untuk Masisir satu tahun
ke depan?
Tentunya kita menginginkan
Masisir yang sesuai dengan visi dan misi
kita, yaitu Masisir yang progresif, akademis,
dan dinamis. Secara umum, kita
menginginkan Masisir yang
mengedepankan keilmuannya, bukan
mengedapankan hal yang bersifat materi
atau barang.
Karena kita sadar keadaan Mesir
saat ini tidak seperti dulu lagi, artinya tidak
D
engan ber-motto-kan Khoirunnas anfauhum linnas membawanya ikut maju dalam
perebutan takhta PPMI Satu. Mahasiswa pascasarjana hadis di Universitas al-Azhar ini
bertekad, jika memenangkan pemilihan ini ingin membawa PPMI Mesir maju kedalam
pentas dunia. Pengalamannya dalam berbagai organisasi, membuatnya yakin mampu membawa
PPMI ke tujuan tersebut. Berikut kami hadirkan wawancara singkat kandidat calon presiden
(Capres) nomor dua, Muhammad Roisuddin.
Wawancara
Muhammad Roisuddin:
7
Untuk PPMI Mesir yang Mendunia
Doc. Timses An-Nur
Doc. Timses Roisuddin-Riki Warman
Roisuddin dalam acara debat kandidat
Edisi: Interaktif Pemilu Raya
banyak lembaga atau dermawan-
dermawan yang mampu mendorong pro-
gram-program PPMI dari segi dana, maka
kita akan mengadakan kerjasama dengan
NGO-NGO (Non-Government Organization)
yang skalanya bersifat nasional dan inter-
nasional. Link-nya sudah ada. Misalnya
Aksi Cepat Tanggap (ACT), Dompet
Dhuafa, dan lembaga lain yang link-nya
ada di PPI Dunia.
Kita juga akan melakukan Student
Exchange dengan mahasiswa di luar negeri
lainnya, sehingga kita bisa berbagi.
Misalnya, kita punya banyak mahasiswa
yang menguasai syari`ah, kita kenalkan
syari`ah itu ke mahasiswa lain di luar
negeri. Pun, kita belajar hal baru dari maha-
siswa lain yang ada di luar negeri, misalnya
belajar IT, politik, dan lain sebagainya.
Hal apakah yang saat ini dibu-
tuhkan Masisir sehingga Saudara mera-
sa perlu untuk turun tangan memenuhi
kebutuhan itu?
Maju bukan lantas yang lain tidak
punya kelebihan. Tentu setiap kita punya
kekurangan dan kelebihan. Karena kita
hidup berdasarkan penilaian orang lain,
artinya kami maju karena ada dukungan
yang menilai bahwa kami layak untuk maju
menjadi capres PPMI. Sebagaimana yang
dikatakan tadi, awalnya tidak ada niat untuk
memajukan diri. Setelah kami termotivasi
pun, kami biasa-biasa saja awalnya untuk
mengiyakan dan tidak mengiyakan. Tapi
karena dukungan itu, akhirnya kita maju.
Melihat progres kinerja PPMI
satu tahun ke belakang, hal apakah yang
perlu dibenahi dan apa kekurangan yang
sudah Saudara terjemahkan ke dalam
program kerja?
Ya, PPMI kemarin sebenarnya
sudah cukup bagus. Misalnya tentang
bagaimana mereka dekat dengan para ula-
ma Azhar, kemudian perhatiannya kepada
maba (mahasiswa baru). Meskipun Ke-
menag sudah menutup jalan, tapi PPMI
tetap berusaha untuk mendatangkan maba.
Walaupun dengan berbagai kendala.
Tapi PPMI sekarang berhadapan
dengan kondisi Mesir yang tidak stabil, se-
hingga mereka tidak bisa berbuat banyak.
Situasi kudeta, situasi keamanan, maka
otomatis itu yang membuat PPMI sekarang
hanya bisa berbuat di internal Masisir saja.
Maka yang perlu kita perhatikan nanti ada-
lah bagaimana Masisir ini bisa go
international. Kalau kita lihat di PPI lainnya
selain Mesir, itu mereka sudah banyak
mempunyai produk yang bisa dijual ke luar.
Mereka tidak lagi berkutat di antara mereka
saja, tapi bisa menyumbang untuk Indone-
sia. Bagaimana mereka bisa menyumbang
untuk warga miskin di Indonesia. Kita ingin
ke sana. Kalau bukan dana, ya apa saja
yang bisa kita berikan. Di samping kita ter-
us melanjutkan hal-hal baik yang sudah
berjalan sekarang.
Ketika PPI Negara lain telah ber-
bicara hal-hal yang besar tentang kontri-
busi untuk bangsa, apa yang akan dil-
akukan PPMI nanti untuk ikut aktif dalam
kontribusi terhadap negeri?
Jadi, kalau simposium-simposium
itu sebenarnya harus kita lihat dari segi
kebutuhan, karena setiap tahunnya sudah
ada simposium. Biasanya di sana dibahas
permasalahan selama setahun yang se-
dang hangat. Bisa jadi jika kita ingin men-
gadakan simposium, kita bisa bekerja sama
dengan PPI Timur Tengah tentang kondisi
Timur Tengah. Itu bisa menjadi hal yang
menarik juga.
Makanya fokus kita untuk go
international itu, kita mulai dari bagiamana
Exchange Student, kita akan membuat
pakar, kita akan mengadakan Masisir Am-
bassador, kita seleksi dari sekian orang-
orang yang expert di situ, dan kita tentukan
yang bisa kita kirim ke luar. Dan kita juga
akan membuat Masisir memiliki skill selain
dalam keagamaan dari PPI-PPI lainnya.
Masisir merupakan miniatur
masyarakat Indonesia yang plural dan
heterogen. Ada banyak golongan, ke-
lompok, ormas, sehingga dibutuhkan
strategi khusus untuk menjaga kehar-
monisan itu. Adakah program yang
Saudara siapkan untuk itu?
Saya lihat itu menjadi hal yang
sudah lama digadang-gadangkan sejak
kepemimpinan yang lama. Ingin meng-
gabungkan kegiatan, tapi itu memang
bukan hal yang mudah, karena hal yang
fitrah, perbedaan-perbedaan itu pasti ada.
Cuma untuk menggabungkan se-
tiap kegiatan itu, Kita butuh kesamaan
pemikiran, kita butuh kesamaan kepent-
ingan. Ketika kita mengadakan kegiatan,
keuntungan untuk kelompok ini apa, ke-
lompok ini apa. Sehingga makanya ketika
melakukan kegiatan, jarang-jarang atau
tidak seluruhnya ada dalam sebuah
kegiatan.
Atau mungkin dalam kelompok
tertentu ada skala prioritas. Ketika yang
satu menganggap kegiatan ini penting, ada
kelompok yang mengganggapnya bukan
primer.
Yang penting bagaimana menga-
dakan persaingan yang sehat. Misalnya,
bagaimana organisasi-organisasi di Masisir
ini bersaing dalam mengadakan kegiatan
untuk menunjang studi. Itu hal yang bagus.
Misalnya, setiap kekeluargaan mempriori-
taskan kegiatan yang bersifat menunjang
studi atau keilmuan. Sehingga muncullah
suasana intelektual di Masisir. Karena yang
menjadi prioritas bersama itu adalah intel-
ektual Masisir. Dan hal lain yang paling
penting juga adalah bagaimana kita
menghargai perbedaan-perbedaan itu tadi.
(Maulana Abdul Aziz)
8
P
engalaman dan prestasinya sebagai ketua senat Syariah Islamiyah, mengantarkannya
maju dan berpasangan dengan Roisuddin sebagai calon wakil presiden (Cawapres) PPMI
tahun ini. Berikut kami hadirkan wawancara singkat kandidat calon wakil Presiden (Capres) nomor
dua, Riki Warman.
DutaSenat untuk Masisir
Wawancara
Riki Warman:
Apa alasan Anda menerima
Roissudin sebagai partner?
Kenapa saya memilih Roissudin?
Tentu karena beliau lebih senior dari saya
dan orangnya supel. Beliaulah satu-satunya
Capres yang telah merampungkan jenjang
strata satunya dan kini tengah menempuh
strata dua. Yang pasti pengalaman beliau
lebih banyak dari saya, beliau telah
beberapa kali menjabat di keorganisasian
PPMI. Makanya, apa yang kurang dalam
diri saya bisa beliau tambal.
Apa program unggulan yang
Anda usung untuk maju sebagai
Cawapres PPMI?
Untuk program unggulan, kami
memiliki enam program yang tak jauh dari
visi-misi kami, salah satunya Masisir
Ambassador. Karena kami melihat PPMI
belum memiliki program yang bersifat
keluar, terutama masalah akademis. Dan
kami akan mewujudkannya dengan cara
memilih Masisir terbaik yang mempunyai
keahlian dan skill baik. Nah, follow up dari
program ini, program unggulan kedua kami
Expert Student Exchange, pertukaran duta
bangsa. Masisir punya keahlian dan bakat
di bidang agama, nah PPI Dunia di sini
yang mengurusi bidang seni, teknologi dan
sebagainya pasti membutuhkan peran
seorang atau sekelompok yang ahli di
bidang agama. Dari situ kita akan menukar
duta kita dari Mesir ke negara lain, begitu
pula sebaliknya, guna memanfaatkan
keahlian dan skill mereka. Bila program ini
tak terwujud, minimal kita dapat membawa
Masisir terbaik itu mengikuti acara PPI
Dunia.
Visi Anda Mewujudkan PPMI
yang Progresif, Akademis dan Dinamis,
seperti apa teknisnya nanti?
Jadi maksud progresif di sini
Edisi: Interaktif Pemilu Raya
9
terprogram dengan jelas. Seperti kita lihat
banyak acara-acara di Masisir yang tak
terprogram dan diadakan secara tiba-tiba.
Nah, akan kita buat acara yang benar-
benar matang dan pastinya mengarah pada
kemajuan (progresif).
Untuk akademis, kita punya
program Expert Student Exchange yang
saya sebut di awal. Serta Gerakan Cinta
Alim Ulama, yaitu melalui acara sehari atau
seminggu bersama ulama. Dan ulama yang
dihadirkan tentunya para ulama masyhur
hingga mampu menggerakkan Masisir
untuk lebih maju (akademisnya). Mengapa?
Menurut kejadian-kejadian sebelumnya
sejumlah mahasiswa sempat kurang setuju
dengan beberapa masyayikh. Dari kejadian
tersebut kita berinisiatif mengadakan lomba
semacam menulis surat cinta atau kritik
terhadap syaikh A atau syaikh B. Selain
kami juga akan mengutamakan keazharian.
Selanjutnya dinamis. Kami akan menjalin
kerja sama dengan para NGO (Non-
government Organization), baik nasional
maupun internasional. Misalnya kita punya
link dengan Dompet Dhuafa yang sedikit-
banyak telah memberikan konstribusi bagi
Masisir. Tujuan kami bekerja sama dengan
mereka supaya dapat memberi sedikit
kesejahteraan kepada sebagian Masisir
yang membutuhkan, selain juga akan kami
carikan link lain. Kami juga akan mem-
berikan konstribusi bagi para mahasiswa
S2 sebagai sebuah bukti bahwa mereka
telah bekerja sama.
Apa yang Anda harap dari
Masisir hingga Anda tertarik
mewujudkan visi dinamis itu?
Simple saja! Dengan program ini
kami berharap dapat menyatukan berbagai
lembaga di Masisir ini. Dan kita ingin
mengaitkan semua golongan di Masisir
supaya tak terpecah belah. Karena peran
kita di sini untuk menghargai perbedaan-
perbedaan di kalangan Masisir.
Siapa yang mendukung Anda
maju dalam pencalonan Cawapres ini?
Yang mendukung apanya ini? Ya,
untuk siapa persisnya kurang tahu. Namun
beberapa teman dekat, almamater dan
kekeluargaan, serta yang terpenting tanda
tangan 70 orang yang setuju saya maju
sebagai Capres, eh Cawapres
(tersenyum).
Awalnya, yang mendorong maju
hanya segelintir teman saya karena melihat
saya berpotensi. Dari sini saya pun mencari
motivasi kenapa saya memajukan diri
sebagai Cawapres. Akhirnya saya mulai
berpikir, apa salahnya setelah mengabdi di
senat saya kembali mengabdi bagi Masisir.
Apa modal Anda untuk
memenangkan kursi panas ini?
Soal itu kami serahkan semua ke
Timses kami yang berkampanye melalui
media sosial. Kami juga punya tim kreatif
dan tim darat yang siap menyebarkan
pamflet.
Jika Anda terpilih, hal apa dari
diri Anda yang bisa berpengaruh dan
mampu memberi perubahan bagi
Masisir?
Ketua senat. Sangat banyak
pengalaman yang saya raih dari sana,
terutama dalam manajerial dan
kepemimpinan. Karena di Senat Syariah
Islamiah tersebut saya belajar bagaimana
leadership itu. Dan pastinya ini sangat
membantu saya ke depannya.
Seandainya yang terpilih nanti
bukan pasangan no. urut 2, apakah
Anda akan tetap membantu PPMI?
Jelas! kami akan tetap membantu.
Dalam pertarungan seperti ini, pasti ada
kalah dan menang. Itu merupakan hukum
alam. Dan jika kami nanti kalah dalam
pertarungan ini, bukan berarti kami akan
membuka pintu permusuhan. Sebaliknya,
kami akan menyarankan apa yang sudah
kami rancang kepada yang menang.
Jika kita tengok masalah Maba,
terutama terkait administrasi dan
pembayarannya, kita temui banyak
terdapat perbedaan dalam
pembayarannya. Apa tanggapan Anda
mengenai hal ini? Bagaimana cara Anda
menanggulanginya?
Mengenai perbedaan pembayaran
masing-masing broker ini, kami sangat
menyayangkan kenapa hal seperti itu
terjadi. Jika nanti saya terpilih menjadi
Cawapres, kami akan membentuk KPP
Maba dan Dewan Pengawas, serta akan
kami perketat peraturannya, guna
mengawasi dan mencegah agar kejadian
seperti ini tak terulang kembali. Dan untuk
menanggulanginya kami tak akan
mengizinkan Camaba berangkat dari
Indonesia tanpa lolos seleksi Depag di
Indonesia. Karena banyak kita temui ijazah-
ijazah yang tak mu`adalah. Jika kita biarkan
Camaba berangkat ke Mesir tanpa tes
Depag, urusan di sini akan makin rumit.
Kita rumit dan pihak KBRI pun tak punya
solusi. Akhirnya terjadilah pembayaran-
pembayaran lain untuk membuat ijazah
tersebut mu`adalah, tanpa disertai rincian
pasti. Jelas, dari sini muncul
ketidaksesuaian dengan keinginan Maba.
Dan kami tekankan sekali lagi, jika kami
terpilih kami akan membuat kebijakan
Mahasiswa yang tak lolos seleksi dan
ijazahnya tak mu`adalah tidak akan sekali-
kali kami berangkatkan ke Mesir! (Nurul
Aini Azizah)
P
ria yang dikenal memiliki banyak link ke dalam instansi pemerintahan ini bertekad jika
terpilih nanti, ingin memperjuangkan hak-hak mahasiswa Indonesia di Mesir seperti
beasiswa dan anggaran pendidikan. Jaringan yang dia punya meyakinkannya untuk maju dalam
pemilihan kali ini demi Masisir yang sejahtera. Berikut kami hadirkan wawancara singkat kandidat
calon Presiden (Capres) nomor tiga, Muhammad Zul Ikrom.
Bekerja untuk Masisir yang Sejahtera
Muhammad Zul Ikrom:
Apa visi dan misi yang Anda
usung untuk mencalonkan diri sebagai
presiden PPMI?
Visi saya adalah sebagai wadah
penyalur bakat dan peningkatan kualitas
akademis, untuk mempersiapkan insan
mahasiswa yang mandiri, aspiratif,
berkualitas, serta berguna bagi masyarakat,
bangsa dan negara.
Adapun misi saya adalah
memperjuangkan hak-hak mahasiswa
seperti beasiswa dan anggaran pendidikan,
menaikkan persentase kelulusan Masisir,
dengan cara membuat bimbingan-
bimbingan belajar secara gratis dan
gurunya akan digaji oleh PPMI.
Kemudian saya ingin
mendatangkan dokter khusus Masisir dari
Indonesia yang akan bertugas di Konsuler
KBRI Madnat Nashr. Dalam bidang
keamanan, saya ingin mendatangkan
seorang pengacara langsung dari
Indonesia sehingga kehidupan Masisir bisa
lebih aman dan sejahtera.
Saya juga ingin memaksimalkan
kemampuan dan skill yang dimiliki oleh
Masisir yang selama ini masih terpendam
Doc. Pribadi
Edisi: Interaktif Pemilu Raya
karena tidak adanya wadah yang bisa
menampung hal tersebut. Untuk itu, nanti
saya akan bekerja sama dengan Atase
Perdagangan KBRI dan juga Kementerian
Pendidikan Indonesia. Selanjutnya saya
akan melanjutkan program-program yang
telah dibentuk oleh PPMI periode 2013--
2014, terutama dalam hal hubungan baik
dengan pihak Al-Azhar.
Apa motivasi Anda untuk maju
dalam pertarungan pilpres PPMI tahun
ini?
Saya ingin memanfaatkan link
yang saya punya untuk kepentingan
Masisir. Kalau boleh jujur, saya punya
banyak kenalan di tingkat pusat yang bisa
membantu saya untuk mewujudkan
program-program yang akan saya buat.
Saya punya kontak langsung dengan
komisi pendidikan, DPRD komisi VIII ,
bahkan saya punya tembusan langsung ke
Pak Jokowi dan Pak Jusuf Kalla, maka
saya ingin memanfaatkan ini semua.
Untuk berani maju dalam
pertarungan pilpres PPMI tahun ini,
tentunya Anda sudah melihat dukungan
baik secara individu atau kelompok yang
bisa mendongkrak suara Anda di pilpres
nanti. Sejauh ini, dari mana saja
dukungan yang telah Anda dapatkan?
Jadi begini, sebelum mencalonkan
diri, saya terlebih dahulu mendata masalah-
masalah krusial yang terjadi di Masisir. Dan
catatan yang saya dapat, masalah terbesar
yang sedang dialami oleh Masisir adalah
masalah kesejahteraan mahasiswa. Perlu
kita sadari, banyaknya mahasiswa yang
kerja di rumah-rumah makan itu,
kebanyakan karena kurang mampu secara
finansial, dan saya murni ingin membantu
mereka, karena sekali lagi saya punya link
untuk itu. Jadi kalau seandainya Masisir
mempercayai saya, silakan. Kalau tidak
juga tidak ada masalah bagi saya, saya
hanya menawarkan.
Keahlian khusus apa yang Anda
miliki dalam dunia kepemimpinan?
Saya bukan orang yang pandai
berbicara, tapi saya lebih senang bekerja.
Saya lebih senang, jika ada sesuatu yang
bermanfaat untuk saya kerjakan, akan saya
kerjakan. Saya dulu pernah menjadi Leader
of Officer (LO) dalam acara OKI di
Kementerian Kesehatan Indonesia yang
diadakan di salah satu hotel di Indonesia.
Dan seleksi untuk masuk ke sana itu, yang
dibutuhkan bukan pemikir, tapi pekerja
keras. Alhamdulillah dari ribuan orang yang
tes masuk ke LO saya termasuk salah satu
yang terpilih. Saat itu saya mendampingi
Kementerian Kesehatan dari Palestina.
Awalnya saya di tawarkan untuk
mendampingi 3 menteri kesehatan, dari
Arab Saudi, Mesir dan Palestina. Tapi tidak
mungkin saya sendiri mendampingi
ketiganya, dan yang saya ajak ketika itu
adalah teman-teman Masisir. Waktu itu saja
mengajak Abdul Baits, orang KMB dan
Husam, itu orang KPJ. Saya mengajak
mereka untuk berkompetisi di dunia
pemerintahan dan inilah yang saya mau.
Organisasi atau lembaga apa
yang pernah Anda pimpin sebelumnya ?
Sebelum ini saya di Indonesia
pernah menjadi ketua Karang Taruna
Jakarta Selatan, kemudian di Sumatera
Barat saya pernah menjadi ketua Pemuda
Perhimpunan Ahli Syariah. Saya pernah
ikut acara Kementerian Perhubungan.
Kemudian di Masisir saya pernah menjadi
ketua IKPDN dan juga Dewan Konsultatif
Anggota. Lalu pada zaman PPMI Abu
Nashar Bukhari saya pernah menjadi
konseptor pada acara Internasional Student
Show yang melibatkan beberapa negara.
Sudah menjadi rahasia umum
jika Anda adalah seorang kader dari
salah satu partai politik. Pertanyaanya,
apakah Anda maju untuk menjadi ketua
PPMI karena ada kepentingan politik ?
Di sini perlu saya jelaskan bahwa
saya sudah mengajukan surat
pengunduran diri ke partai saya, jika
seandainya ada orang mengatakan, saya
maju karena kepentingan partai, ini fitnah.
Sebab apa lagi yang saya incar? Kalau
disebut saya menginginkan suara, pileg
dan pilpres sudah lewat. Jika saya mau
uang, partai saya bisa memberikan jauh
lebih besar dari itu. Sekali lagi saya katakan
saya hanya ingin mengabdikan diri saya
untuk Masisir, dan PPMI merupakan
sebuah wadah yang cocok untuk itu.
Apakah jika Anda belum
ditakdirkan untuk menang dalam pilpres
kali ini, Anda akan menerimanya dengan
lapang dada dan legowo? Atau
bagaimana sikap Anda?
Jika seandainya saya tidak terpilih
menjadi presiden PPMI, maka saya akan
tetap menjalankan program-program saya
untuk menyejahterakan Masisir, tapi tentu
saja dengan jalan lain. Karena memang
saya tidak terlalu ambisius untuk menjadi
presiden PPMI. Makanya nanti saya tidak
akan terlalu sibuk-sibuk kampanye kesana-
kesini, karena niat saya murni hanya ingin
membantu. (Irfan Muhammad Ali)

10
S
osoknya kalem, gaya bicaranya santai, namun kalimat-kalimat yang keluar dari mulutnya
dalam dan berisi. Sosok yang aktif dalam beberapa kajian di Masisir ini memang terkenal
sebagai pemikir. Maka dia bertekad untuk maju dan yakin untuk menang karena membawa solusi-
solusi kerumitan yang terjadi di Masisir selama ini. Berikut kami hadirkan wawancara singkat kandidat
calon wakil Presiden (Cawapres) nomor tiga, Berry Prima.
Solusi Kerumitan Masisir
Berry Prima:
Terkait pencalonan Anda
sebagai kandidat presiden PPMI 2014-
2015, apa saja visi dan misi Anda?
Sebenarnya kita tidak terlalu
muluk-muluk dalam masalah visi dan misi,
karena kita mempertimbangkan program
kerja yang sudah berjalan maksimal selama
ini. Terutama program kerja yang
menunjang kelancaran studi, seperti Fushl
Taqwiyah dan keefektifan senat
mahasiswa.
Namun, kita juga memiliki misi
untuk melanjutkan hubungan baik dengan
pihak al-Azhar yang sudah dibangun
selama ini oleh presiden-presiden PPMI
sebelumnya, khususnya presiden periode
2013-2014. Satu hal yang paling mendesak
untuk mahasiswa Mesir umumnya, yaitu
terkait dengan masalah pengadaan
beasiswa. Mengingat beasiswa dari
lembaga-lembaga negara yang selama ini
ada perlahan-lahan sudah mulai hilang.
Karena memiliki kaitan erat dengan
kelancaran studi, disini, kita juga akan
Doc. Pribadi
Edisi: Interaktif Pemilu Raya
mengusahakan beasiswa ke lembaga-
lembaga negara atau perorangan, karena
kita memiliki koneksi tersebut.
Mengapa Anda hanya menjalin
kerjasama dengan Bapak Ganjar
Pranowo -yang nyatanya adalah
Gubernur Jawa Tengah- dalam
pemberian beasiswa untuk kawan-
kawan Masisir, terutama warga Jawa
Tengah dan tidak menjalin koneksi
dengan gubernur daerah lainnya?
Karena yang pertama mempunyai
hubungan baik dengan kita adalah Pak
Ganjar yang merupakan gubernur Jawa
Tengah. Kalau kerjasama ini bisa kita
usahakan, karena periode kita sebentar,
maka sementara ini untuk Jawa Tengah.
Kemudian kita usahakan menemukan
koneksi dengan gubernur tiap-tiap daerah.
Perlu dipahami, beasiswa daerah ini
berkaitan erat dengan pemerintah provinsi,
beda halnya dengan beasiswa yang
diberikan kepada semua mahasiswa. Maka
sangat perlu adanya hubungan dengan
pusat. Ketika ada sinyal positif dari Pak
Ganjar, karena beliau juga baru
mengetahui banyaknya warga Jawa
Tengah disini, maka kita singgung bahwa
banyak di antara mereka yang memerlukan
bantuan. Jika permasalahan ini kita
perbincangkan dengan masing-masing
pemerintah daerah, maka pasti sambutann-
ya akan sama.
Siapakah yang memberikan
dukungan penuh kepada Anda untuk
maju dalam pencalonan presiden PPMI
2014-2015 ini?
Kalau masalah peta dukungan, saya kira
semua capres dan cawapres yang maju itu
sudah punya peta dukungan masing-
masing. Sebenarnya, kurang tepat jika
saya sebutkan lembaga-lembaga atau per-
orangan mana saja yang mendukung saya.
Pastinya dukungan itu ada,yang terpenting
kita optimis.
Diketahui bahwasanya pasan-
gan kandidat presiden PPMI nomor urut
satu berasal dari kekeluargaan yang
sama dengan Anda. Adakah perkiraan
akan terjadinya perpecahan suara dari
kekeluargaan kalian?
Sebenarnya ini yang menjadi
sorotan, akan adanya perpecahan suara
dari kekeluargaan KEMMAS, yang
sebagian mendukung pasangan nomor urut
1, dan sebagian ada ke pasangan saya.
Memang sudah disadari sejak awal
perpecahan suara ini, tapi ini bukan hal
yang negatif bagi pasangan kita, karena
kembali pada pribadi masing-masing dan
kita sangat menghormati proses dinamika
Masisir. Disini, kami ingin menyampaikan
bahwa perpecahan ini tidak otomatis men-
jadi gesekan yang tajam antara pasangan
kami, nomor urut 3 dengan nomor urut 1.
Semisal Anda kalah dalam per-
tarungan ini, apakah Anda akan tetap
membantu PPMI?
Terlepas siapapun yang terpilih
nanti, kami akan tetap menghargai karena
ini hasil dari demokrasi dan dinamika kita
sebagai anggota PPMI Mesir. Jika nantinya
kita sudah dinyatakan kalah, tentunya kita
akan legowo dan akan mendukung siapa-
pun yg terpilih dan berusaha menawarkan
visi dan misi kita yang terbaik kepada
pasangan calon yg terpilih serta siap mem-
bantu apa yang bisa kita bantu. Terutama
proses pengadaan beasiswa karena sangat
mendesak bagi kita, dan ini misi yang kita
tekankan.
Apa program unggulan yang
akan Anda laksanakan ketika terpilih
menjadi presiden?
Program unggulan salah satunya
mengusahakan beasiswa yang terhenti
maupun yang memang belum tersentuh
oleh presiden terdahulu, menemukan bakat
-bakat yang terpendam dari Masisir. Bakat
di sini dalam artian, yang menjadi titik
tekan kita adalah bakat-bakat wirausaha.
Apa yang Anda punya sehingga
Anda optimis untuk menjadi kandidat?
Saya tidak mau ujub, tapi saya
kira pengalaman saya cukup untuk menjadi
modal. Saya aktif dalam beberapa
kegiatan, seperti kajian, komunitas sastra,
komunitas jurnalistik, dan pernah menjadi
pimpinan umum AFKAR, staf redaksi TER-
OBOSAN. Saya juga aktif dalam kegiatan
dan masih diamanahi menjadi koordinator
lembaga di bidang media dan informasi di
KEMMAS.
Apakah Anda sangat optimis
untuk menang?
Saya yakin kita akan menang,
karena kita memiliki peta suara yang cukup
hingga membuat kita pantang mundur. Di
samping itu, kita juga membawa visi dan
misi yang menjadi solusi kerumitan Masisir
saat ini.
Alasan Anda menerima untuk
dipinang Zul Ikrom?
Alasan yang paling kuat, karena
Zul Ikrom merupakan organisatoris. Tidak
dipungkiri lagi, pengalaman dan jaringann-
ya ke lembaga pusat ataupun perorangan
sangat luas. Sebelum itu saya juga men-
imbang-nimbang kemampuan yang Zul
Ikrom punya untuk membawa visi misi ber-
sama saya. Tidak asal memilih.
(Shofuriya)

Doc. Panitia Pemilu Raya
B
e
r
r
i

P
r
i
m
a

s
a
a
t

m
e
n
g
a
m
b
i
l

n
o
m
o
r

u
r
u
t

p
e
s
e
r
t
a

12
Hati mulai menoreh derita
Saat asa berwujud fana
Namun tinta tetap tergerak
Melukis indah sebuah harapan

Bahagia entah mengapa
Saat doa mulai terpanjat
Saat asa berubah nyata
Saat senyum mulai mengembang
Sungguh terpatri dalam jiwa

Senja,
Dari sini aku mulai semua
Kurubah duka jadi bahagia
Kubunuh tangis yang mulai mengi-
ris
Kuucap janji yang terpuji

Ramai mulai menepi
Dalam sisi yang sunyi dan sepi
Dalam senja yang menebar pesona
Teringat pada waktu yang tak
pernah berhenti
Pada hidup yang terhiasi mimpi-
mimpi
Kutahu, semua adalah kuasa Il-
lahi
*Penus Informatika
Asa di Ufuk Senja Sastra
Oleh: Fatimah Nurul Khoiriyah*
Edisi: Interaktif Pemilu Raya

D
emokrasi merupakan
suatu sistem pemerinta-
han yang mengandalkan
kekuatan rakyat untuk dapat berperan lang-
sung dalam suatu pemerintahan. Kata de-
mos (rakyat) dan kratos/cratein
(pemerintahan) merupakan pembentukan
dari demokrasi yang berarti rakyat menjadi
pemimpin dalam suatu negara; rakyat me-
megang peran penting dalam proses
jalannya suatu pemerintahan; pemerinta-
han yang terbentuk harus berdasarkan
suara rakyat. Negara terbentuk disebabkan
karena adanya peran rakyat untuk memilih
para pemimpinnya.
Peran rakyat dalam membentuk
suatu pemerintahan akan membuat legiti-
masi para pemimpin. Legitimasi ini merupa-
kan suatu kepercayaan dari rakyat kepada
pemimpinnya untuk mengatur jalannya
suatu pemerintahan. Bila legitimasi dalam
suatu pemerintahan lemah maka ke-
percayaan rakyat terhadap pemimpinnya
cenderung akan semakin memudar.
Keadaan ini membuat rakyat atau ke-
lompok masyarakat akan berusaha meng-
ganti pemimpinnya yang tidak sesuai
dengan harapannya. Harapan rakyat ter-
hadap kepemimpinan demokrasi ditujukan
agar rakyat dapat memiliki kebebasan
berekspresi, berbicara, berserikat dan
berkumpul serta dapat mengawasi jalannya
pemerintahan. Dalam hal ini istilah demo-
krasi menjadi sangat populer dikem-
bangkan pada abad ke-19 yang mana se-
tiap negara yang merdeka pasti
menginginkan agar rakyatnya dapat ber-
peran menentukan arah suatu negara
setelah mencapai kemerdekaan.
Kenyataannya dalam beberapa
dekade konsep demokrasi Barat dengan
liberalisme menjadi bahan perdebatan.
Banyak negara-negara Islam juga menga-
nut paham demokrasi sesuai dengan nilai-
nilai yang dianutnya. Konsep Barat dengan
demokrasinya sangat jelas bahwa adanya
Trias Politica yang dikembangkan oleh
pemikir Yunani bahwa suatu pemerintahan
dibagi atas eksekutif, legislatif dan yudi-
katif. Tiga pembagian ini menjadi dasar
untuk menjalankan pemerintahan dengan
pengawasan dari yudikatif. Di satu sisi
eksekutif dapat membuat undang-undang
bersama legislatif dan di sisi lain ada
pengawasan dari yudikatif dan legislatif
dalam melaksanakan undang-undang ter-
sebut. Konsep demokrasi Barat
mengedepankan rakyat sebagai suatu
sumber yang berdaulat, memegang penuh
keputusan atas dasar keinginan rakyat.
Kedaulatan berada di tangan rakyat.
Rakyat yang menentukan dan mengatur
jalannya pemerintah. Sekiranya mayoritas
rakyat tidak memiliki nilai-nilai yang baik
maka dengan serta merta keputusan atau
undang-undang yang dibuat tentunya akan
mencerminkan suara rakyat tersebut.
Pencerminan dari kehidupan
bernegara mewarnai konsep Islam bahwa
kekuasaan tertinggi sebenarnya bukan di
tangan rakyat melainkan Allah SWT atau
Tuhan Yang Maha Esa. Konsep ini
sebenarnya menjadi dasar bagi para pem-
impin atau Khalifah bahwa suatu pemimpin
haruslah orang yang memiliki keimanan
yang tinggi, sehingga setiap keputusan
yang disampaikan sesuai dengan atau tid-
ak bertentangan dengan ajaran atau nilai-
nilai agama. Islam tidak menawarkan kon-
sep pembagian kekuasaan secara terpisah
(trias politica) seperti konsep demokrasi
Barat.
Negara yang berhasil menerapkan
model Islam adalah menampilkan kaum
ulama dalam Majelis ash-Shura (Dewan
Penasihat Ulama) yang dapat mengawasi
jalannya pemerintahan. Dalam suatu nega-
ra yang tidak memiliki etnis, suku atau ras
yang banyak seperti Indonesia, Iran dan
Arab Saudi telah berhasil mengimplemen-
tasikan demokrasi dalam suatu masyarakat
Islam. Negara tersebut tidak banyak mem-
iliki jumlah suku, agama dan ras bahkan
mereka memiliki kesamaan atas pan-
dangan keagamaan, dan bahasa yang sa-
ma. Demokrasi Barat menerapkan adanya
berbagai kepentingan di dalam masyarakat
yang dapat disuarakan ke dalam wakilnya
di parlemen. Konsep pemerintahan dalam
Islam tidak adanya contoh untuk membuat
suatu kelompok kepentingan, sedangkan
dalam demokrasi Barat, masyarakat mem-
iliki kemerdekaan untuk berserikat dan
berkumpul dan bersuara untuk membentuk
suatu partai politik.
Partai politik merupakan suatu
kelompok kepentingan yang memilki tujuan
untuk memenangkan pemilihan umum agar
dapat menduduki wakilnya di parlemen dan
membentuk suatu pemerintahan. Partai
politik merupakan suatu kendaraan untuk
memasuki pemerintahan. Masuknya partai
politik yang menyuarakan suatu kelompok
tertentu menjadi sah, sehingga perlu ada
legitimasi politik dalam suatu pemerinta-
han. Legitimasi politik merupakan bagian
dari kepercayaan dan pengakuan masyara-
kat kepada penguasa atau para pem-
impinnya. Tanpa adanya legitimasi politik
maka kehidupan politik tidak akan stabil.
Setiap kelompok atau partai akan berusaha
untuk menjatuhkan kelompok atau partai
yang sedang memimpin bila legitimasi poli-
tiknya lemah.
Partai dibuat tidak hanya untuk
mengambil kekuasaan melalui pemilu, teta-
pi juga sebagai suatu aspirasi dari
masyarakat dalam menentukan pem-
impinnya. Negara yang memiliki keanekar-
gaman suku, agama, budaya maka partai
menjadi bagian dari suatu kelompok terten-
tu. Di samping itu, dengan adanya partai
maka kelompok-kelompok minoritas dapat
terwakilkan di dalam suatu perwakilan
rakyat. Kelompok minoritas sebagai bagian
dari kehidupan masyarakat memiliki hak
yang sama terhadap kelompok mayoritas.
Keterwakilannya diatur oleh suatu pera-
turan sehingga sistem demokrasi yang
dijalankan semakin memperkuat legitimasi
politik karena menyuarakan berbagai ke-
lompok.
Demokrasi merupakan bagian
untuk memperkuat legitimasi politik dari
suatu kelompok partai di pemerintahan.
Pemimpin memerlukan legitimasi politik
untuk dapat menjalankan pemerintahan.
Dalam Islam, legitimasi politik dapat
dibangun melalui kepercayaan rakyat ter-
hadap para ulama. Para Khalifah menjadi
seorang ulama dan sekaligus seorang
pemimpin ummat, sedangkan setelah itu
banyak para pemimpin Islam yang bukan
seorang ulama atau tokoh Islam sehingga
legitimasi politiknya sangat rendah. Pemili-
han seorang pemimpin sangat terkait
dengan legitimasi politik. Pemimpin yang
dipilih langsung oleh rakyat akan semakin
memperkuat kepercayaan rakyat terhadap
pemimpinnya.
Kepercayaan rakyat terhadap
pemimpin harus terus diperbaruhi, maka
demokrasi Barat menawarkan adanya
pemilihan umum yang dilakukan secara
teratur. Pemilu merupakan satu-satunya
cara yang mana seluruh rakyat ber-
partisipasi dalam menentukan pilihannya
atas wakil-wakilnya yang akan duduk dan
memerintahnya. Dengan sistem pemilu
yang langsung memilih tokoh partainya,
rakyat akan semakin yakin bahwa tokoh
yang dipilihnya dapat membawa as-
pirasinya untuk memimpin suatu
pemerintahan. Pemilu merupakan bagian
terpenting dari proses pembangunan legiti-
masi politik dari suatu pemerintahan.
Tanpa pemilu, legitimasi politik akan lemah
dan rakyat semakin tidak mempercayai
Kolom
Demokrasi dan Islam di Indonesia
Oleh: Ahmad Satriawan Hariadi
Oleh: Dr . Windratmo Soewarno, SIP., M.Si*
Kolom
Doc. Google
13
Edisi: Interaktif Pemilu Raya
para pemimpinnya.
Setelah terbentuknya pemerinta-
han, masyarakat tetap akan dapat
mengawasinya melalui wakilnnya di parle-
men. Selain itu, masyarakat dalam suatu
sistem demokrasi memiliki hak dan
kebebasan menyatakan pendapat.
Kebebasan ini kemudian diimplementasi-
kan dalam bentuk kebebasan media atau
pers; sebagai bentuk upaya masyarakat
untuk memberikan penilaian terhadap
jalannya pemerintahan. Masyarakat dapat
memberikan pendapat dan para wakil
rakyat di parlemen juga melakukan
pemeriksaan, mengawasi jalannya pera-
turan perundang-undangan oleh
pemerintah. Keadaan inilah yang men-
imbulkan suatu keseimbangan karena bila
ada masalah yang dihadapi oleh
pemerintah, para wakil rakyat juga
melakukan pengawasan, memberikan pen-
dapat bahkan dapat menjatuhkan suatu
pemerintahan bila suatu pemerintahan te-
lah menyimpang dari tujuannnya.
Dalam suatu sistem pemerintahan
yang menjalankan demokrasi, bentuk
negara dibagi menjadi dua yaitu bentuk
negara kesatuan dan negara federal.
Negara kesatuan merupakan suatu sistem
yang mana adanya otoritas dari pemerintah
secara langsung kepada pemerintahan di
bawahnya. Negara menjadi satu kesatuan
yang tidak terpisahkan. Sedangkan dalam
negara federal negara terpisah menjadi
negara bagian yang memiliki kewenangan
tersendiri seperti Amerika Serikat. Indone-
sia merupakan merupakan negara kesatu-
an Republik Indonesia yang distilahkan
menjadi NKRI. Adapun sistem pemerinta-
han adalah republik atau kerajaan/monarki.
Sebagian besar negara-negara Islam di
teluk adalah monarki. Republik dipimpin
oleh seorang presiden yang dipilih secara
teratur dalam 4 atau 5 tahun. Sedangkan
dalam sistem monarki, negara dipimpin
oleh raja/pangeran yang tidak akan diganti
bila yang bersangkutan tidak meninggal
dunia.
Sistem monarki dalam suatu
negara demokrasi dimodifikasi misalnya
oleh Inggris dan Thailand sehingga yang
memimpin pemerintahan
adalah perdana menteri. Per-
dana menteri merupakan
ketua partai politik yang me-
menangkan pemilu dan mem-
bentuk suatu pemerintahan.
Partai yang kalah dalam
pemilu akan menjadi oposisi
yang siap mengambil alih
pemerintahan jika pemerinta-
han gagal melaksanakan
konstitusi. Sedangkan di In-
donesia tidak mengenal
istilah oposisi dalam suatu
pemerintahan. Oposisi akan
berupaya cenderung untuk
mencari kelemahan dari par-
tai yang berkuasa.
Sistem demokrasi yang mengan-
dalkan pada kekuatan oposisi tidak dapat
berjalan di Indonesia. Keadaan ini
mengakibatkan sistem demokrasi parle-
menter yang telah dijalankan oleh Indone-
sia pada masa tahun 1955 tidak dapat ber-
jalan karena pergantian kabinet sangat
cepat karena adanya oposisi yang sangat
serius mengawasi jalannya pemerintahan.
Kemudian, Indonesia menerapkan sistem
demokrasi terpimpin pada masa orde lama
yang mana dalam sistem ini, presiden me-
megan kekuasan penuh untuk mengen-
dalikan negara. Sistem ini efektif dalam
menjalankan pemerintahan tetapi para
wakil rakyat tidak dapat melakukan
pengawasan terhadap jalannya pemerinta-
han. Kekuatan eksekutif sangat kuat se-
hingga kritik dan saran serta pembaruan
terhadap kebijakan pemerintah tidak dapat
disampaikan.
Sistem Demokrasi Pancasila
setelah itu diperkenalkan pada masa Presi-
den Soeharto dalam masa Orde Baru. Sis-
tem ini juga memperkuat eksekutif dalam
menjalankan roda pemerintahan. Presiden
memperkuat pengaruhnya tidak melalui
partai melainkan kelompok kepentingan
Golongan Karya. Dalam sistem ini presiden
memasukan kelompok militer ke dalam
kelompok sipil. Presiden sebagai pemimpin
militer tertinggi memiliki kewenangan untuk
mengatur kelompok sipil Golongan Karya,
sehingga mereka dapat dengan leluasa
menempati kursinya di DPR. Sistem ini
bukannya untuk mengontrol jalannya
pemerintahan tetapi justru melakukan
pengawasan terhadap para partai politik di
legislatif dan yudikatif. Eksekutif bukannya
yang diawasi tapi eksekutif melakukan
pengawasan terhadap legislatif dan yudi-
katif.
Dalam Sistem Demokrasi Pan-
casila, Indonesia telah berhasil me-
nanamkan benih-benih demokrasi mes-
kipun masih banyak kekurangannya. Sis-
tem demokrasi yang dijalankan tidak sepe-
nuhnya dapat menyerap aspirasi rakyat
Indonesia karena jumlah partai dibatasi,
Golongan Karya dikuasai oleh militer dan
pegawai negeri sipil sehingga Golkar dapat
menguasai parlemen, parlemen tidak dapat
menyuarakan pendapatnya karena akan
dikenakan sanksi. Rakyat bahkan tidak
mengetahui siapa para wakilnya yang
duduk di parlemen/DPR karena ketika itu
kita hanya memilih partai tetapi tidak mem-
ilih orang. Keadaan ini mengakibatkan
sumber arus aspirasi rakyat tersumbat dan
pemerintah semakin mudah untuk menye-
lewengkan kewengannya karena tidak ada
pengawasan dari lembaga legislatif dan
yudikatif dan bahkan Ketika itu, presiden
tidak memiliki batas berapa kali dipilih.
Di era reformasi, Indonesia ber-
hasil mengubah dari Demokrasi Pancasila
menjadi Demokrasi Reformasi. Demokrasi
setelah reformasi ini membuat rakyat se-
makin mudah untuk mengawasi jalannya
pemerintahan. Kebebasan berkelompok
untuk membuat partai tidak dibatasi tetapi
rakyat yang menentukan. Bila suara partai
tidak mendapatkan ambang batas suara
misalnya 2,5 persen maka partai tersebut
tidak dapat menduduki wakilnya di parle-
men. Kekuasaan presiden dibatasi hanya
dua kali yang dapat dipilih. Rakyat dapat
memilih wakilnya karena rakyat memilih
orang tidak hanya partai sehingga ada ket-
erikatan emosi antara rakyat dan wakil
rakyat. Dalam kaitan ini parlemen akan
selalu mengawasi jalannya pemerintahan
dengan benar. Tidak semua partai dapat
mengajukan calon tetapi hanya partai yang
mendapatkan suara di atas 20 persen yang
dapat mengajukan calon. Bila suara yang
diperoleh di bawah 20 persen maka partai
dapat melakukan koalisi dengan partai
lainnya untuk mengajukan presiden dan
wakil presiden.

Penutup
Demokrasi merupakan sistem
pemeritahan dari rakyat, oleh rakyat, dan
untuk rakyat. Maka rakyat dapat ikut serta
membentuk, mengawasi dan menjalankan
pemerintahan. Kemampuan Indonesia da-
lam menjalankan demokrasi adalah melalui
proses yang panjang untuk dapat
menemukan sistem yang sesuai. Sistem
demokrasi dapat berjalan dengan baik
adanya keseimbangan antara eksekutif,
legislatif dan yudikatif.
Kekuasaan harus dibatasi
dan diawasi. Semakin tinggi
kepercayaan rakyat terhadap
pemerintah maka semakin
tinggi tingkat legitimasi politik
suatu pemerintahan. Legiti-
masi politik yang tinggi akan
membawa pada kestabilan
politik sehingga pemerintah
akan semakin kuat untuk
memperjuangkan kepent-
ingan rakyat menuju pada
aman, damai dan makmur.
*Fungsi Pensosbud KBRI
Kairo
Suasana pemilu di kawasan muslim India
Doc. Civ
14
Edisi: Interaktif Pemilu Raya
I
slamisasi tata kehidupan
atau tata nilai dan
sekularisasi Islam atau
pandangan dunia dan ketegangan-
ketegangan yang menyertai proses itu ada-
lah isu yang selalu hangat dalam wacana
keislaman. Setumpuk literatur tentang fe-
nomena sekularisasi dan islamisasi telah
menghangatkan perbincangan para akade-
mis dan teologis, terutama dalam dunia
Islam dengan konteks sosial budaya yang
beragam. Munculnya tanggapan atas seku-
larisasi pandangan dunia yang menyertai
proyek modernisasi -yang dalam beberapa
hal dianggap tak terlepas dari westernisasi-
di kalangan masyarakat muslim pun berva-
riasi, bergantung pada konteks sosial buda-
yanya.
Asumsi umum dalam teori pem-
bangunan menyatakan, bahwa modernisasi
melemahkan ajaran agama, karena ia me-
nyebabkan proses perkembangan sekular-
isasi dan menguatnya pandangan dunia
sekular. Dalam istilah Peter E Glasner,
sekularisme bermakna: yang bukan aga-
ma atau nonreligius. Kata ini berasal dari
bahasa latin saeculum, yang pada awalnya
berarti masa atau generasi. Dalam arti
waktu temporal, kata ini kemudian bermak-
na segala hal yang berhubungan dengan
dunia ini, yang dibedakan dengan hal spir-
itual yang ditujukan untuk mencapai surga.
Mark Juergensmeyer (1998) menggunakan
istilah ini untuk menyebut prinsip-prinsip
atau ide-ide yang tidak ada kaitannya
dengan sistem realitas transenden atau
eksistensi Tuhan. Sekularisasi dimak-
sudkan sebagai suatu proses yang
digunakan untuk mengalihkan sektor-sektor
masyarakat dan budaya dari dominasi lem-
baga-lembaga serta simbol-simbol religius.

Sekularisasi Basis Legimitasi
Hampir di semua sistem religio-
politik tradisional seluruh dunia, pemerintah
atau penguasa memiliki arti Ilahiyah. Legiti-
masi pemerintah berbasis utama pada
fungsi dan watak ke-ilahiyah-an. Tak ada
fakta tunggal yang menandai secara lebih
jelas berakhirnya era tradisional selain
pemerintah yang tidak lagi mendasarkan
klaim legitimasinya atas dasar ke-Ilahiyah-
an (Smith, 1970: 115). Sekularisasi basis
legitimasi bermula ketika agama tak lagi
menjadi sumber yang kuat bagi legitimasi
pemerintah, polisi, ataupun gerakan politik.
Menghalau sebagai basis legiti-
masi politik jauh lebih problematik dalam
agama yang menganut monoteisme yang
kuat seperti Islam. Komunitas-komunitas
Muslim dari madzhab dan tradisi apa pun
setuju bahwa tauhid merupakan inti keya-
kinan, tradisi, dan amalan Islam. Secara
sederhana, tauhid berarti suatu keyakinan
dan kesaksian bahwa tidak ada tuhan
selain Allah; dan sebagai konsekuensinya,
Tuhan serba hadir (omnipresent) di setiap
aspek dan praktik kehidupan Muslim. Untuk
memastikan hal ini, para penganut Islam
diberikan seperangkat aturan sebagai tun-
tunan dalam aspek kehidupan. Berdasar-
kan prinsip ini, banyak kalangan Muslim
berpendapat bahwa kedaulatan bukanlah
milik manusia, melainkan Allah. Sepanjang
sejarah Indonesia, para pendukung negara
Islam terus berjuang untuk mempertahan-
kan kedaulatan Tuhan sebagai basis utama
legitimasi politik. Perjuangan tersebut se-
jauh ini gagal, jika konstitusi Indonesia di-
jadikan ukuran. Menurut UUD 1945, Islam
bukanlah agama negara, dan kedaulatan
tidaklah berasal dari Tuhan melainkan dari
rakyat.
Namun demikian, dengan mem-
baca sejarah dari bawah, bisa jadi
mengarah pada kesimpulan yang berbeda.
Islam telah dibentuk oleh pertanyaan-
pertanyaan yang diajukan oleh pemeluknya
dan oleh kesediaan orang Islam untuk
mencari otoritas keagamaanya sendiri,
melebihi apa yang dilakukan oleh pemeluk
agama-agama lain. dorongan untuk peru-
bahan dalam islam lebih sering berasal dari
bawah ketimbang dari pusat (Bulliet, 1994:
195). Fakta bahwa hingga hari ini, simbol-
simbol, isu, organisasi, dan para pemimpin
agama masih memainkan peranan penting
dalam menginduksi masa ke dalam proses
politik di dunia Muslim, menunjukkan
kelemahan pandangan sejarah dari atas.
Terhadap proses sekularisasi yang telah
didiskusikan. Lantas, bagaimana kita me-
mahami gelombang pasang kemunculan
elite politik santri dan penguatan aspirasi
islam dalam politik di era transisi demokrasi
saat ini.

Islam dan Politik dalam Perspektif Na-
sionalisme Kiai
Hubungan antara agama dan
negara dalam konteks Indonesia ternyata
menjadi perbincangan yang penting dalam
diskursus keislaman dan keindonesiaan.
Meskipun, bagi para kiai, persoalan relasi
agama dan negara bukan merupakan prob-
lem yang sangat penting dan mendasar,
sebagaimana kaum modernis. Hal itu tidak
berarti bahwa mereka sama sekali tidak
memiliki pemahaman yang menarik tentang
relasi antara keduanya. Ketidakmenonjolan
pandangan mereka tentang wacana ini
disebabkan oleh kenyataan adanya pan-
dangan bahwa hubungan antara Islam dan
negara telah terumuskan di dalam
pemikiran kitab kuning dan pandangan-
pandangan pendiri Nahdlatul Ulama sebe-
lum bangsa Indonesia menyatakan ke-
merdekaannya. Sebagaimana diketahui
bahwa salah satu di antara panitia sembi-
lan yang merumuskan Pancasila adalah
KH. A. Wahid Hasyim, seorang pembesar
NU. Ditetapkannya Pancasila dan UUD
1945 sebagai dasar negara telah diterima
secara tulus oleh para Kiai. Bahkan kepu-
tusan itu sudah menjadi ketetapan dalam
Muktamar NU ke 11 di Banjarmasin pada
1936. Lebih lanjut, wacana ini menjadi
tuntas dengan penegasan KH Ahmad Shid-
diq yang dikemukakan dalam Musyawarah
Nasional (MUNAS) alim ulama (1938) di
situbondo. Hubungan antara Islam dan
politik (negara) bercorak simbiosis mutual-
isme. Ia adalah ibarat dua mata sisi uang
yang berbeda namun hakikatnya saling
berhubungan dan membutuhkan; jika tidak
ada satu sisi dari keduanya maka tidak
dianggap sebagai sebuah koin mata uang.
Di dalam melihat hubungan antara
islam dan negara, penulis mencoba
menunjukkan bahwa para kiai me-
mandangnya bercorak simbiotik, se-
bagaimana ungkapan KH, Yasri Marzuki
yang menegaskan bahwa Indonesia adalah
sebuah bangsa yang terdiri dari berbagai
suku, dan bahasa dan juga oleh kawasan
yang juga berlainan. Oleh karena itu, jika
masing-masing elemen bangsa melihat
kepentingan golongan pribadinya sendiri
maka Indonesia akan mengalami disinte-
grasi sosial yang berujung pada keruntu-
han bangsa dan negara ini. Dalam konteks
ini, nasionalisme bisa menjadi sesuatu
yang mengikat (kalimatun sawa) dengan
syarat adanya komitmen terlebih dahulu
untuk menjamin keaulatan rakyat di depan
negara. Siapa yang bertanggung jawab
terhadapa nasionalisme, tentu saja adalah
semua kelompok yang ada dalam NKRI,
baik atas nama agama, suku, kelompok
kepentingan atau golongan mana pun.
Dengan kata lain, para kiai se-
bagai pemimpin tradisional telah sepakat
untuk mempertahankan dan memanfaatkan
nasionalisme Indonesia tanpa mem-
bedakan garis kepentingan agama, umat,
suku, golongan, dan kepentingannya
sendiri. Mereka berkomitmen untuk tetap
mengokohkan nasionalisme dalam sesulit
apapun, seperti saat ini, di mana bangsa
Indonesia sedang berhadapan dengan
maraknya gerakan kembali ke etnisitas,
primordialisme kelompok, semangat global-
isasi, dan bahkan fundamentalisme agama.

Sekularisasi, Islamisasi dan Keindonesiaan
Oleh: Miftah Firdaus*
Analisis
15
*Pemred Informatika
Edisi: Interaktif Pemilu Raya

Anda mungkin juga menyukai