Anda di halaman 1dari 12

Informatika

Pelindung: Ketua Umum ICMI Orsat Kairo Pengarah: Drs. Ahmad Isrona Alfakhri Zakirman, Lc. Indra Gunawan, Lc. Penanggungjawab: Koordinator Departemen Media dan Komunikasi ICMI Orsat Kairo
Redaktur Ahli: Ajib Akbar Velayati, Lc., Fajar Pradika, Lc., Jauhar Ridloni Marzuq, Lc., Sayyid Zuhdi, Nikmah Mawaddati, Lc., Rini Arianti, Ayu Rizki Amalia Pemimpin Umum: Abdul Wahid Satunggal Pemimpin Usaha: Fitra Yuzarni Pemimpin Redaksi: Sifrul Akhyar Sekretaris Redaksi: Nurul Azizah Dewan Redaksi: Ahmad Satriawan Hariadi, Ahwazy Anhar, Hilmy Mubarok, Ikfil Hasan, Muhammad Arief, Nurkosin Daiman, Ety Najihah, Evia Jannatul Firdaus, Farida Prima Pratista, Selvia Mei Reporter: Achmad Fawatih, Barmawi Mahral, Fahrizal, Fakhry Emil Habib, Firdaus Fadillah, Harun Ar-Rasid Mahmud, Ilham Sujefri, Khalid Muddatstsir, Yusrizal, Akfini Bifadlika Ghofar, Lina Nabila Ahmad, Nisaul Mujahidah, Rafika Nur Jannah, Ummah Dayanah Futuhat Editor: Dana Ahmad Dahlani, Kurniawan Saputra, Umar Abdulloh Layouter & Ilustrator: Arif Yusuf Distributor dan Periklanan: Fitra Yuzarni: +201119865823 Nurul Azizah: +201119865847 Web Master: Agususanto, Fauzul Hanif, Lukmanul Hakim
Alamat Redaksi: Wisma Nusantara, 8 Wahran St. Rabea elAdawea , Nasr City, Cairo, Egypt. Telp / Mobile: 02-226 092 68 Email: informatika.icmi@gmail.com

Editorial

PEMIMPIN PEREMPUAN
iapa yang tak kenal WIHDAH? Sebuah organisasi induk bagi Mahasiswi Indonesia di Mesir. Agaknya organisasi ini sedang menjadi topik perbincangan hangat di kalangan Masisir. Pasalnya, dalam waktu dekat mereka akan mengadakan hajatan besar yang sudah menjadi tradisi tiap tahunnya. Hajatan itu akan di meriahkan dengan rentetan acara Laporan Pertanggung Jawaban (LPJ) pengurus WIHDAH yang dirangkai dengan Sidang Permusyawaratan Anggota (SPA). Puncaknya, mereka akan menggelar pemilihan akbar ketua WIHDAH yang baru untuk meneruskan tongkat estafet memimpin roda dinamika WIHDAH setahun kedepan. Baru-baru ini, pencalonan Pilkada di tanah air begitu menggeliat hebat. Hampir di setiap daerah terdapat calon kepala daerah dari perempuan. Megawati, Meutia Hatta dan Yenni Wahid merupakan sederat kaum feminis yang menjadi pemimpin pada kelompoknya masing-masing. Bahkan satu diantara mereka pernah menjabat sebagai orang nomor satu di negeri ini. Hal ini membuktikan bahwa kepemimpinan perempuan bukan lagi hal yang tabu di Indonesia. Hal ini berbanding terbalik dengan fenomena yang ada di lingkungan Masisir. Pemilihan ketua WIHDAH tahun ini nampak sepi peminat. Hingga batas pendaftaran berakhir, panitia resmi hanya menjaring satu kandidat ketua. Timbul pertanyaan sebagian orang, apakah ini menandakan dinamika organisasi WIHDAH semakin terpuruk?. Lepas dari penolakan panitia terhadap satu calon lainnya, namun ini merupakan indikator menurunnya minat Mahasiswi terhadap organisasi induknya tersebut. Selain itu, sosialisai program kerja yang belum merata merupakan PR yang harus diselesaikan kepengurusan nanti. Selama ini opini publik tentang kepemimpinan identik dengan kaum laki-laki. Realita yang ada pun demikian, secara kuantitas pemimpin laki-laki masih dominan. Citra pemimpin perempuan senantiasa dinilai dengan bawaan lahirnya sebagai perempuan. Seolah publik masih enggan menilai

pemimpin perempuan murni dari perspektif kapasitas dan kapabilitas sebagai pemimpin tanpa atribut perempuannya. Menjadi pemimpin perempuan tentu harus memiliki kualifikasi dan syarat-syarat untuk melaksanakan amanah yang diembannya. Memimpin berarti menentukan halhal yang tepat untuk dikerjakan. Menciptakan dinamika organisasi yang mempunyai komitmen sesuai dengan visi dan misinya. Termasuk menciptakan kultur budaya yang positif dan iklim yang harmonis dalam lingkungan organisasi. Memimpin juga berarti mensinergikan prinsip organisasi kepada seluruh anggotanya. Di balik semua kesempatan yang ada. Perlu diakui, perempuan pun memiliki kelemahan jika menjadi seorang pemimpin. Pertama, perempuan memiliki keterbatasan fisik dan ruang lingkup gerak. Laki-laki diciptakan dengan kondisi fisik yang memang lebih kuat dan wanita setingkat di bawahnya, hal ini membuat penyikapan terhadap seorang pemimpin perempuan akan berbeda dengan pemimpin laki-laki. Akan tetapi, jika perempuan menyerah dan malah menghindari dunia kepemimpinan. Maka perubahan besar tidak akan mampu terjadi. Karena jika perempuan melupakan peranannya sebagai pemimpin (Ibu ed) bagi anak-anaknya, maka dunia justru dekat dengan ambang kehancuran. Karena ibu adalah sekolah pertama bagi seorang anak. Seperti sebuah unkapan dibalik kesuksesan seorang laki-laki, ada wanita hebat dibelakangnya. Dalam momentum peringatan Hari perempuan se-Dunia inilah kita melakukan refleksi, bahwa pemimpin perempuan akan menemukan kesejatian posisi dan perannya sebagai ibu apabila secara cerdas mampu membaca dan mengambil ketegasan sikap dalam membangun pencitraan. Lepas dari bayang-bayang pencitraan laki-laki dan tidak terjebak dalam logika waktu pendek media massa yang timbul-tenggelam dari trend ke trend.

Melayani cetak , foto copy dan Majalah

Edisi: Interaktif SPA WIHDAH 2013

Suara Mayoritas

Dulu Tertutup, Kini Terbuka


WIHDAH tahun ini. Tepat pada tanggal 7 Maret ini, WIHDAH akan melaporkan pertanggunggjawabannya. Persiapannya dirasa sudah matang. Namun masih terdapat beberapa kekurangan dari WIHDAH tahun ini. Di antara program kerja yang belum sempat terlaksana yaitu menerbitkan buku Historikal WIHDAH. Mulanya, buku tersebut bermaksud menceritakan sejarah organisasi induk keputrian ini, mulai dari berdirinya hingga kini. Selang sehari setelah wawancara Informatika dengan Nurul, melalui seluler, ia meralat keterangan sebelumnya. Menurutnya, program kerja ini telah terhapuskan sebelum mereka menjabat sebagai dewan pengurus WIHDAH. Alasannya, karena data -data yang akan ditulis di buku tersebut kurang memadai. Sangat sulit mencari jejak -jejak ketua
Selengkapnya... Hal 4

Sorot

Calon Tunggal, Ada Apa?

Doc. DP KOMPAK

ore itu, Aula Pasangrahan KPMJB tampak padat. Sekitar 50 orang serius mendengarkan janji -janji calon ketua WIHDAH yang baru. Beberapa masalah seputar Masisir dilontarkan kepada sang calon ketua. Jawabannya tegas penuh keyakinan. Karena merupakan calon tunggal, tak terlihat persaingan berarti. Walaupun satu -satunya calon ketua, Tsaqofina Hanifah tidak meremehkan materi debat

pada pada Selasa (5/3) sore itu. Ia selalu tampil begitu menantang. Beberapa hari sebelumnya, calon ketua mulai mendekatkan diri pada Masisir dengan mengunjungi kekeluargaan yang berada di bawah naungan PPMI. Di luar acara debat kandidat, Nurul Chasanah dan jajaran pengurusnya mulai mempersiapkan laporan pertanggung jawabannya seiring berakhirnya W IHDAH Sprakling Days yang merupakan acara puncak

dara pagi ini dirasakan berbeda oleh sebagian Masisir, matahari tiba-tiba sangat menyengat kulit dan menyilaukan mata, kebisingan kendaraan kota Kairo seakan senyap seketika. Panas adalah kata yang pantas rasanya untuk menggambarkan suasana Kairo saat ini, begitu juga sekiranya panas yang di rasakan oleh Dewan Permusyawaratan Anggota (DPA) WIHDAH untuk membentuk panitia Sidang Permusyawaratan Anggota (SPA) WIHDAH. Bergulirnya waktu membuat kepengurusan WIHDAH 2012Selengkapnya... Hal 7

Gerbang

Pincang Tanpa Pemimpin


Oleh: Fitra Yuzarni*

Pepatah mengatakan, kehidupan itu seperti roda pedati. Kadang di atas, kadang di tengah dan terkadang sampai di bawah. Percaya atau tidak, sehebat apapun manusia di muka bumi ini, bukan berarti ia akan melulu berada di atas. Bukan berarti pula dia ditakdirkan untuk terus berkuasa. Ada waktunya orang-orang itu akan turun dan berada di bawah. Bukan terbuang atau tersingkirkan. Namun hanya membantu bagaimana agar tradisi regenerasi dalam dinamika kehidupan ini akan terus berjalan. Begitu juga dengan orang-orang yang berada di bawah. Menjadi bawahan bukan alasan untuk malu berkarya. Atau takut terkucilkan dari lingkungannya. Bahkan, entah berapa orang yang sukses menjadi pemimpin, dikarenakan dia mau bersabar mempelajari kehidupan dari awal, memulai karirnya dari nol. Orang-orang seperti ini begitu bijak menyikapi hidup. Dengan begini, bisa kita simpulkan betapa tergantungnya manusia terhadap sesamanya. Pemimpin tidak akan berarti Edisi: Interaktif SPA WIHDAH 2013

apa-apa tanpa adanya rakyat atau bawa- kelayakan perlu dimiliki seorang pemimpin. hannya. Tanpa pemimpin, rakyat pun tidak Inilah yang nanti menjadi sebuah ujian mungkin bisa berdiri kokoh. bagi anggota/rakyat untuk memilih siapa Selengkapnya...Hal 8 Negara, organisasi atau bahkan seke- yang pantas dan tidak. Tidak lucu kan, jika lompok kecil yang tidak mempunyai pem- sewaktu-waktu pemimpin akan dipandang impin bagaikan bangunan yang tidak utuh, rendah oleh rakyatnya sendiri? cacat. Walaupun kegiatan di dalamnya Dewasa ini, organisasi apapun itu, tidmasih bergerak, tidak ada yang menjamin ak membutuhkan pemimpin yang maju sampai kapan ia dapat bertahan. Tidak hanya dengan modal segudang janji dausah jauh-jauh, lihat saja Mesir pasca lam kampanyenya. Tidak muluk-muluk tsaurah dua tahun yang lalu. Dalam sebenarnya, mereka hanya ingin wujud rentang waktu yang cukup lama tanpa dari omongan-omongan itu. Meyakinkan, seorang presiden, negeri ini nyaris ke- kalau semua itu bukan sekedar omong hilangan jati diri. Sistem pemerintahan kosong belaka. yang carut marut lah, porak poranda, Lalu, seberapa layak sebenarnya berantakan, kejahatan yang merajarela, sosok calon tunggal kita ini untuk memhingga krisis identitas. Rakyatnya? Jangan impin WIHDAH setahun ke depan? Yang ditanya, mereka luntang lantung, bak anak pasti, diharapkan bisa membawa WIHDAH jalanan tanpa ibu. Seiring masih bernafasnya organisasi menjadi lebih baik dari hari kemarin. Serta induk Masisir hingga saat ini, secara otom- mencetak generasi-generasi muslimah atis membuktikan pula betapa komunitas yang bermanfaat dan berkualitas. Bukan kecil seperti kita saja masih membutuhkan membentuk WIHDAH yang stagnan, tanpa pemimpin-pemimpin, agar menjadi adanya perubahan. Karena merugilah komunitas yang terarah. Namun kini yang orang-orang yang hanya menyamakan menjadi masalah, entah berapa banyak hari esok dengan hari sekarang. Dan celapula satu organisasi yang terpimpin masih kehilangan arah, sering kali tidak stabil. kalah orang-orang yang hari esoknya lebih Artinya eksistensi pemimpin saja tidak buruk dari hari sekarang. Selamat berubah menjanjikan terbentuknya sebuah organ- untuk WIHDAH! isasi yang sukses dan gemilang. Label *Pinus Informatika

Dulu Tertutup Halaman 3 WIHDAH dari awal berdirinya. Hingga saat inipun, data tersebut belum dapat dipastikan akurasinya. Pada kepengurusan kali ini, program unggulan yang dirancang Nurul Chasanah adalah Back to Campus dan Sparkling Days. Back to Campus merupakan acara kampanye kepada wafidat dan mishriyat untuk mewujudkan kecintaan kepada kampus. Program ini belum bisa terlaksana maksimal. Di antara rentetan acara Back to Campus, hanya musabaqah hudiyah dan kerja bakti massal yang dapat terlaksana. Musabaqoh hudiyah adalah lomba dan games ringan dengan tujuan saling mengenal antara mishriyat dan wafidat. Namun ada satu hal menjadi kendala terhambatnya kelancaran acara. Dekan kuliyah banat belum bisa memberikan izin untuk mengadakan pagelaran seni di kampus. Padahal persiapannya sudah maksimal. Beberapa jenis tarian dan segala macam bentuk pertunjukan telah dilatih secara optimal. Bagaimapun juga, yang namanya murid harus tetap mengalah, harus patuh terhadap pimpinan kuliyah banat, uangkap ketua Wihdah. Sebenarnya sang Dekan menginginkan acara itu diadakan bulan April nanti. Pelaksananya tetap dari kepengurusan WIHDAH demisioner. Lomba pidato antar negara wafidat akhirnya juga urung terlaksana. Untuk menambal kekurangan tersebut, akhirnya WIHDAH mengadakan lomba pidato antar kekeluargaan dan almameter saja. Jauharotun Naqiyah dari almameter IKPM berhasil menggondol gelar juaranya. Menurut survey yang dilakukan untuk menilai kinerja WIHDAH tahun ini, 88 persen anggota berpendapat bahwa WIHDAH

Doc. WIHDAH

kurang bisa menyinergikan seluruh anggota. Hal ini diakui oleh ketua WIHDAH sendiri. Alasannya, karena WIHDAH merupakan lembaga organisasi besar yang di bawahnya terdapat kekeluargaan dan almameter serta beberapa afiliatif yang berbeda-beda. Mayoritas Masisir lebih respek terhadap organisasi khusus saja. Hanya segelintir akhwat yang berkecimpung di WIHDAH sebagai perwakilan dari organisasi khusus tersebut. Kepengurusan tahun ini punya corak yang khas. Perbedaan yang nampak pada WIHDAH tahun ini adalah keluasan jaringannya. Beberapa bulan yang lalu, W IHDAH mendapat rekomendasi dari Atase Pendidikan untuk ikut menghadiri konferensi PPI (Persatuan Pelajar Indonesia) di India. Mesir satu-satunya negara Timur Tengah yang mengirimkan utusan

perempuan untuk berkontribusi pada konferensi tersebut. Ini membuat WIHDAH lebih dikenal oleh peserta dari negara lain. Wihdah tahun ini mulai membuka link, yang dulunya tertutup menjadi terbuka, tidak hanya nempel pada PPMI saja. WIHDAH kali dipercaya membuka jaringannya, ujar Nurul Chasanah. Program kerja Wihdah tahun ini sudah hampir semua terlaksana, tetapi masih terdapat kekurangannya yaitu kurangnya konsolidasi ke kekeluargaan, ungkap salah seorang Dewan Permusyawaratan Anggota, Sulistio Kusuma Wardani. Setidaknya masih ada delapan kekeluargaan yang belum sempat dikunjungi WIHDAH, walaupun ketua keputriannya cukup sering berkonsultasi dengan WIHDAH. Beberapa pengurus yang pulang juga menjadi sasaran kritik. Jadinya rekan kerjanya agak keteteran. Menurut Jihan Divi, WIHDAH tahun ini mampu menghembuskan semangat baru. Terlihat sekali upaya mereka ingin memberi nuansa berbeda dari tahun sebelumnya. Segenap eksistensi dari kecemerlangan ide mereka hadirkan. Sudah sangat jelas bagaimana mereka dengan seluruh dayanya berusaha memainkan peranan untuk mahasiswi seenerjik mungkin. No body perfect. Every body is always trying to be perfect. And that's WIHDAH on my viewfinder, ungkap mahasiswi fakultas Syariah Islamiyah tingkat dua ini. WIHDAH saat ini sudah mulai terbuka. WIHDAH sekarang juga berupaya meluaskan jaringan sampai ikut dalam Perserikatan Bangsa -Bangsa, terampil berukhuwah, mengenal mahasiswi dari negara lainnya. Tujuannya tak lain untuk mendekatkan wafidat kepada al-Azhar dan

Edisi: Interaktif SPA WIHDAH 2013

Analisa

Apa Pentingnya WIHDAH?


Oleh : Fatimah Insani Zikra*
ditambatkan kepada organisasi induk. Masisir tidak pernah lupa untuk mencantumkan PPMI dan WIHDAH di daftar terdepan. Meskipun keresahan tersebut masih berwujud kebingungan. Belum ada solusi yang signifikan. Tapi, barangkali dapat ditarik kesimpulan bahwa PPMI dan WIHDAH masih dipercaya. Kemungkinan untuk membentuk organisasi tandingan setidaknya belum ada. Semua pihak masih sepakat bahwa akademis dan kepakaran di bidang yang dipilih adalah penting. Suka atau tidak, kalangan profesional menuntut seperti itu. Bahkan ketika sederet tuntutan lain yang kesannya besar dan mulia hanya akan berarti jika profesionalitas teruji. Pada saat kembali, tidak akan ada yang bertanya kepada Masisir tentang manajemen lembaga media cetak, strategi bisnis informasi, apalagi teknik membuat kapal tempur. Bahkan tidak akan ada yang bertanya tentang bagaimana trik mengelola negara. Yang ingin penulis sampaikan adalah bahwa apapun bentuk tuntutan bangsa Indonesia, pasti akan kembali ke bidang keagamaan. Karena tugas yang seberat inilah kekecewaan tak dapat dielakkan. Ada tantangan lain bagi mahasisiwi. Akademis tidak hanya berarti kuliah yang monoton, apalagi jika digandengkan dengan Al-Azhar. Yang timbul seringkali adalah sikap antipati. Menyedihkan memang. Di satu sisi, kita merasa bangga berafiliasi kepada Al-Azhar. Tapi di sisi lain masih memandang remeh dan acuh saat diajak untuk benar-benar mendekat. Kritik terhadap sistem belajar di Al-Azhar adalah cerita basi. Mengapa tidak memilih mahasiswanya mengikuti Al-Azhar daripada Al-Azhar harusnya begini dan begitu, sistem pendidikan ideal model sekarang adalah begini dan begitu. Toh dengan sistem yang begitu,Al-Azhar tetap melahirkan ulama-ulama mumpuni di bidangnya sepanjang masa, hingga saat ini. Yang dipertanyakan adalah mengapa anakanak Indonesia yang belajar di tempat yang sama tidak mencapai tingkat serupa. Mungkinkah karena tidak mau mengikuti sistem yang ada. Berpikir lebih besar adalah baik. Menyadari bahwa ada yang perlu ditambah dari Al -Azhar (barangkali) adalah baik. Maka meningkatkan kemampuan diskusi, debat, telaah buku, menyuburkan budaya riset, aktif menulis dengan kerangka nalar ilmiah dan sebagainya adalah baik. Dari sinilah WIHDAH akan bekerja. Kerja berkesinambungan. Jika pada periodeperiode sebelumnya telah dimulai geliat akademis, kepengurusan WIHDAH berikutnya akan melanjutkan dengan rangkulan yang lebih luas. Pengaruhnya harus lebih terasa. Bukanlah pengerdilan peran WIHDAH jika masih harus menyorot akademis anggotanya. Peran internal yang sehat dengan sendirinya akan memperkuat eksternal. Seperti individu, organisasi juga harus belajar, berkembang dan peka terhadap perkembangan yang menghadang di masanya. Jika tidak, ia hanya akan hidup dengan sekedarnya atau mati kehilangan daya. WIHDAH memiliki amanat tugas yang mencakup semua. Indikasinya adalah bahwa daya tarik WIHDAH berhasil menggaet mahasiswi-mahasiswi baru. Sementara mereka yang telah lama di Mesir tidak banyak yang merapat ke organisasi besar ini. Mungkinkah perlu membaca ulang kecenderungan program-program WIHDAH? Mungkinkah perlu berdiskusi lebih banyak dengan mereka untuk sebuah sudut pandang baru? Mungkinkah mereka melihat bahwa ada yang lebih esensial dibandingkan program-program yang ditawarkan? Mungkinkah kesadaran akademis akhirnya menyapa mereka? Mengapa tidak dari awal WIHDAH menjadi bagian dari solusi Masisir? Sehingga pada akhirnya semua anggota, baik baru maupun lama, akan mendapatkan keriuhan geliat ilmiah mahasisiwi seperti seharusnya. Dengan demikian WIHDAH lebih dari sekedar penting, tapi sangat diharapkan. *Mahasiswi Tingkat 3 Al-Azhar

ntuk ke sekian kalinya, kabinet kepengurusan WIHDAH akan meletakkan perkakas, mencuci tangan dan purna jabatan. Jika diibaratkan kerja tim yang berkesinambungan, kabinet KOMPAK telah menyelesaikan bagiannya. Pekerjaan selanjutnya telah menunggu kabinet WIHDAH yang akan datang. Sebuah pertanyaan usil barangkali perlu diajukan kepada WIHDAH. Anggap saja pertanyaan ini datang dari luar kalangan Masisir. Pertanyaannya adalah: apa sih pentingnya WIHDAH? Setidaknya, WIHDAH sedikit beruntung dengan posisinya yang dianggap harus ada. Sebuah organisasi induk untuk memayungi semua mahasiswi. Dengan anggota hampir seribu orang, WIHDAH harus diorganisir dengan cerdas dan rapi. Sebagai organisasi induk, tugas pimpinan hanya dua. Secara internal: menggodok formula untuk diterapkan bersama, dan secara eksternal: menjadi perwakilan ketika bertemu dengan komunitas luar. Dalam anggaran dasar disebutkan bahwa tujuan WIHDAH adalah meningkatkan kualitas muslimah dalam bertakwa, berilmu, beramal saleh dan amar maruf nahi munkar. Juga berperan aktif dalam pengabdian, meningkatkan intelektualitas, kreativitas dan keahlian anggota serta memperjuangkan aspirasi dan kepentingan anggota. Sebuah tujuan idealis dan standar untuk sebuah organisasi. Realitanya entah karena organisasi ini dijalankan sebagai warisan yang diterima dari pendahulu tidak banyak yang berbicara tujuan dan esensi dari sebuah kegiatan. Padahal segala aktivitas organisasi amat menguras tenaga dan mengorbankan banyak hal. Apalagi waktu satu tahun sangat singkat untuk merealisasikan amanat organisasi yang berat itu. Cerita tentang mahasisiwi di Mesir akhir -akhir ini memang tidak begitu menyenangkan. Alih-alih membincang tentang prestasi atau rancangan pemikiran untuk Indonesia, yang ada hanyalah cerita miris tentang kondisi yang makin memprihatinkan. Geliat keilmuan yang tidak membaik, terlena dengan fasilitas dunia maya yang murah atau terlalu up to date dengan dunia film yang makin menggila. Itu masih di luar masalah klasik akibat sistem perkuliahan yang tidak terikat absensi. Deretan negatif tersebut akan bertambah panjang jika ditambah dengan minimnya kemampuan berbahasa Arab aktif, menulis, diskusi, dan aktivitas pembentukan pola pikir ilmiah yang masih lemah. Setiap kali berbicara mengenai hal ini, ada satu hal yang tidak pernah luput di benak kita: bahwa harapan besar masih

Edisi: Interaktif SPA WIHDAH 2013

Keislaman

Makhluk itu Bernama Perempuan


Oleh: Ayu Rizqi Amalia*
Orbit khusus untuk siswa-siswi Aceh. Ainun meninggal dunia pada 22 Mei 2010 dan dimakamkan di Taman Makam Pahlawan Kalibata Jakarta atas semua prestasi dan dedikasinya untuk kepentingan bangsa. Lantas, seperti apakah sosok yang telah menggoyahkan pendirian Adam hingga ia melanggar perintah Tuhannya untuk menjauhi buah terlarang di surga itu? Seperti apa pula sosok yang telah mencuri hati Julius Caesar sang panglima besar Romawi? Begitu pula wanita tangguh yang selalu mendampingi Habibie dan menjadi cinta abadi sang Presiden RI ke-3? Rasulullah Saw. menggambarkan perempuan sebagai makhluk yang kurang akal dan agamanya. Relakah perempuan disebut demikian? Tunggu dulu, mari kita telisik hadis ini lebih dalam lagi. Jika diteliti dari segi sanad dan matan, hadis ini adalah hadis shahih. Kemudian yang wajib kita ketahui secara jelas adalah makna dari akal itu sendiri. Dalam literatur bahasa arab, al-aqlu berarti al-rabtu, altaqyid, juga al-imsak. Atas dasar ini, akal berfungsi untuk menahan pemiliknya dari kekeliruan dan membatasinya dari berbuat kesalahan. Maka seseorang akan dikatakan berakal bila ia sudah mencapai kedewasaan, bisa menilai mana yang baik dan buruk dan mampu menahan diri serta membatasi dirinya agar tidak terjerumus kepada hawa nafsu yang menyesatkan. Dari makna tadi, kita mengerti bahwa akal yang berarti al-rabtu dan al-imsak seorang perempuan derajatnya satu tingkat lebih rendah bila dibandingkan dengan laki-laki. Maka dari itu, kesaksian seorang perempuan adalah setengah dari kesaksian lakilaki. Karena penahanan dirinya kurang bila dibandingkan lakilaki. Hal ini disebabkan oleh sifat alami perempuan yang mudah terpegaruh oleh apa saja. Mudah marah, namun mudah juga memaafkan serta mudah terjerumus ke dalam fitnah dan kesesatan. Akan tetapi kekurangan dari segi penahanan diri inilah yang merupakan fitrah dan ciri khas seorang makhluk yang bernama perempuan. Seorang ibu mampu bertahan dalam beratnya masamasa kehamilan dan melahirkan karena ia mempunyai kasih sayang yang mendalam dan tanpa batas kepada bayinya. Ini juga merupakan hasil dari hati yang mudah tersentuh dan mudah terpengaruh. Adapun pernyataan bahwa perempuan kurang agamanya sudah sangat jelas. Ada kalanya seorang perempuan melewati masa di mana ia tidak mampu beribadah secara sempurna kepada Tuhannya. Bukankah saat haid dan nifas ia tidak diperkenankan untuk sholat, puasa dan beberapa ibadah lainnya? Itulah yang dimaksudkan Rasul Saw. dengan kurang agama pada diri perempuan. Ketika menelusuri sejarah masa lampau kita akan banyak menemukan praktek-praktek keji yang dialami perempuan masa itu. Di Cina misalnya, masyarakat Cina jaman dulu yang kental dengan tradisi khurafatnya mengumpamakan kelahiran bayi laki-laki sebagai seorang dewa yang turun dari kayangan. Sebaliknya jika yang lahir adalah bayi perempuan maka ia dianggap sebagai bencana, disembunyikan di dalam kamar bahkan tak ada seorangpun yang akan menangisinya bila ia hilang dari rumahnya. Masyarakat Arab jahiliyah juga memandang kelahiran bayi perempuan sebagai aib yang wajib ditutupi. Dalam tradisi sebagian suku Arab, seorang wanita yang ditinggal mati oleh suaminya otomatis menjadi hak anak lakilaki pertamanya bahkan tanpa ijin wanita tersebut. Miris bukan?! Lantas, bagaimana posisi perempuan pasca Islam? Islam menempatkan perempuan pada derajat yang mulia dan terhormat. Al-quran telah menjelaskan secara gamblang hak dan kewajiban perempuan dalam segala aspek. Agama, rumah tangga, ekonomi, masyarakat dan lain sebagainya. Dalam perintah untuk bertakwa dan menjalankan takalif syariyyah, perempuan memiliki kewajiban yang sama seperti laki-laki. Ketika Allah memerintah Adam untuk tinggal di surga dan melarangnya memakan buah terlarang, Allah juga menujukan khitob ini untuk istri Adam, Hawa. Begitu pula dalam pahala dan hukuman di akhirat, laki-laki dan perempuan ekual. Dalam segi ekonomi, perempuan memiliki hak kepemilikan atas harta sebagaimana laki-laki. Ia berhak menggunakan dan membelanjakan hartanya sesuai dengan keinginannya selama tidak keluar dari pagar syariat. Di sisi lain, Islam juga menetapkan bagi perempuan bagian yang menjadi haknya dalam harta warisan (mirats) yang sebelumnya tidak ia dapatkan pada jaman jahiliyyah. Dengan semua hal yang telah dipaparkan di atas, maka tidak ada lagi alasan untuk merendahkan perempuan atas dasar kekurangankekurangan yang ia miliki. Karena semua itulah yang membuat dirinya sempurna. Begitulah seharusnya wanita muslimah yang berserah diri kepada Allah Swt. Ia telah mematuhi Tuhannya ketika ia mematuhi suaminya. Mengharap ridhaNya semata saat mengurus rumah dan anak-anaknya. Dan menerima dengan ikhlas kepemimpinan laki-laki atas dirinya. Wallahualam bisshawaab.

embahasan tentang perempuan adalah pembahasan menarik yang tak pernah ada habisnya. Makhluk unik ini mengundang banyak perhatian ulama untuk mengkaji dan mendalami tentangnya lebih jauh. Dari awal mula kehidupan manusia di bumi, telah muncul perdebatan tentang masalah perempuan. Seperti yang telah dipaparkan sejarah bahwa Hawalah yang diceritakan menjadi penyebab diturunkannya Adam dan dirinya ke bumi sehingga kehidupan manusia di bumipun dimulai. Siapa pula yang tak mengenal Julius Caesar, pemimpin dan penguasa terhebat Romawi yang berhasil memenangkan perang saudara dengan menggulingkan Pompey Yang Agung dan kemudian melakukan reformasi besarbesaran terhadap masyarakat Romawi. Iapun tak berdaya ketika dihadapkan dengan Cleopatra, putri Raja Mesir Ptolemy XI, Auletes. Kecantikan Cleopatra membuat Julius terpesona dan memihaknya. Lalu Julius melakukan peperangan demi membantu sang pujaan hati untuk melawan adik Cleopatra, Ptolemy XII. Beda dengan Julius-Cleopatra beda pula cerita Habibie-Ainun yang sedang menjadi trending topic masyarakat Indonesia saat ini. Hasri Ainun Besari, istri Bacharuddin Jusuf Habibie Presiden Republik Indonesia ke-3. Ia dianggap sebagai salah satu orang yang paling cerdas di Indonesia sekaligus salah satu kader terbaik yang pernah ada di negeri kita tercinta. Ia juga adalah Bapak Teknologi Indonesia yang namanya tetap harum hingga saat ini. Sang istri, Ainun yang dilahirkan di Semarang, Jawa Tengah adalah sosok wanita tangguh yang berperan cukup besar terhadap kesuksesan yang diraih oleh B.J. Habibie. Ia selalu setia dan memberi semangat terhadap kegiatan sang suami. Bahkan ketika Aceh dilanda gejolak dan menjadi daerah Operasi Militer (DOM) pada tahun 2000-an, Ainun memberikan Beasiswa

Edisi: Interaktif SPA WIHDAH 2013

Calon Tunggal Halaman 3 2013 berada di ujung kepengurusannya. Pembentukan Panitia SPA 2013 pun segera dilakukan. Zakiah Zainun, ketua DPA WIHDAH, menyatakan bahwa pembentukan panitia dilakukan sebulan sebelum acara SPA berlangsung, tepatnya tanggal 6 Februari 2013. Pembentukan panitia kali ini dilakukan sebulan sebelum acara SPA berlangsung tepatnya tanggal 6 februari 2013 oleh DPA wihdah. Pembentukan panitia kali ini jelas berbeda dengan pembentukan panitia tahun lalu yang terkesan mendadak. Harapannya, panitia tahun ini agar lebih cekatan dan siap dibandingkan panitia tahun lalu. Karena meskipun panitianya.redrata-rata anak baru tetapi sangat bisa di andalkan, ujarnya. Sementara itu, ketua SPA tahun ini, Ledy Yolanda mengungkapkan bahwa sejauh ini SPA berjalan lancar, meski ada sedikit kendala kecil. Alhamdulillah, dari rapat perdana tanggal 16 Februari, sekian program dan rancangan panitia terlaksana serta berjalan lancar untuk kepanitiaan tahun ini. Tidak ada kendala yang berarti. Hanya saja, tahun ini kandidat ketua WIHDAH adalah calon tunggal, ujar Ledy Yolanda di tengah kesibukanya. Tahun sebelumnya calon ketua WIHDAH berjumlah tiga orang kandidat. Namun, tahun ini sedikit berbeda, karena kandidat ketua WIHDAH hanya ada calon tunggal, yaitu Tsaqofina Hanifah, mahasiswi tingkat tiga al-Azhar fakultas Syariah Islamiyah. Kejadian ini mengingatkan kita pada WIHDAH periode 2010-2011 yang hanya memiliki satu kandidat untuk memimpin para srikandi Indonesia di Mesir. Pendaftaran calon ketua WIHDAH di agendakan pada tanggal satu dan dua Maret 2013. Pada hari pertama belum terlihat seorang pun datang mendaftarkan diri. Hal ini membuat panitia panas dingin khawatir. Bahkan, di hari kedua menjelang Ashar, belum ada tanda-tanda calon yang maju untuk menyemarakkan pemilihan ketua WIHDAH tahun ini. Akhirnya, harapan dan semangat panitia kembali menggebu ketika tepat pukul 16:50 waktu Kairo saudari Tsaqofina Hanifah mendaftarkan diri dengan diiringi tim sukses. Meskipun telah mendaftarkan diri, Tsaqofina harus tetap menunggu keputusan screening untuk dapat resmi menjadi calon kandidat ketua WIHDAH. Suasana kembali mencekam manakala waktu menunjukan pukul 17:20 CLT tapi belum ada tanda-tanda pencalonan kandidat kedua. Tepat pukul 17:57 CLT, tim sukses dari calon kandidat kedua tiba. Sayangnya, sang calon tidak hadir bersama mereka hingga waktu pendaftaran habis. Waktu pendaftaran sendiri dibuka dari pukul 13:00-18:00. Kenapa tidak ada kandidat lain. Sebenarya ada kandidat. Cuma kandidat yang kedua ini dia baru menelepon pukul 17:21, dan itu baru berangkat dari

KMB. Kemudian tim suksesnya sampai di tempat pendaftaran pukul 17:57 dan calon kandidat tidak bersama tim sukses. Calon kandidat baru sampai pukul 18:17. Sementara di mekanisme kandidat pasal 2 bagi yang mendaftarkan diri, calon mendaftarkan diri kepada panitia . Karena mendaftarkan diri adalah sebuah kalimat aktif, artinya si calon bukan di daftarkan tetapi mendaftarkan diri sendiri. Semua berkasberkas yang dibutuhkan juga semuanya berada di tangan si calon, bukan di tim sukses. Inilah sebab kenapa calon kandidat ketua WIHDAH hanya satu yang masuk dalam proses screening, papar Ledy Yolanda. Hal ini penolakan calon kedua-, menurut Yola, bukan keputusan sepihak dari panitia SPA, melainkan ketentuan yang memang sudah di tetapkan pada sidang SPA tahun lalu. Panitia SPA hanya menjalankan tugas, selain itu panitia juga banyak berkonsultasi kepada senior-senior WIHDAH. Hal ini sudah ditanyakan juga terhadap senior, dan semua senior serempak menjawab bahwa yang harus datang adalah calon kandidat bukan perwakilan atau tim suksesnya. Juga, salah satu syarat calon ketua WIHDAH lainnya adalah pernah menjadi DP WIHDAH dan atau panitia WIHDAH, itu pun minimal 3 kali kepanitiaan, jelas Yola kepada kru Informatika. Selanjutnya, seluruh agenda yang telah dirancang oleh panitia tidak mengalami perubahan, semua tetap berjalan. Tanggal 5, tepatnya hari Rabu, akan diadakannya kampanye dialogis bertempat di KPMJB. Dengan adanya kampanye seperti ini kita bisa tahu visi dan misi dari sang calon ketua. Meskipun tahun ini kandidat ketua WIHDAH kita adalah calon tunggal, lanjut Yola. Calon tunggal ini, saudari Tsaqofina Hanifah, akhirnya dinyatakan lulus screening oleh Dewan Permusyawaratan Angota (DPA) WIHDAH. Tepatnya hari Sabtu, 2 Februari 2013. Dalam wawancara, Zakiah Zainun selaku DPA WIHDAH mengatakan bahwa dengan adanya calon tunggal bukan berarti kepengurusan WIHDAH berahir. Malah seharusnya kita bersyukur, kata Zainun, karena masih ada Mahasiswi yang ingin mengabdikan dirinya kepada WIHDAH. Meskipun calon ketua WIHDAH adalah calon tunggal, Insyaallah (WIHDAH) bisa lebih baik ke depannya dan dapat meneruskan estafet perjuangan WIHDAH. Juga, tetap bersyukur karena masih ada Mahasiswi yang ingin mengabdikan dirinya kepada WIHDAH. Tetap semangat untuk panitia khususnya, meskipun tahun ini calon kandidat adalah calon tunggal, panitia tidak boleh berkecil hati, ujar Zainun memberi motivasi. Di sisi lain, meski hanya ada satu kandidat ketua WIHDAH, pemungutan suara tetap diadakan. Pemilihan akan di jadwalkan pada tanggal 8 Maret nanti. Namun,

tidak ada ketentuan berapa persen dari jumlah Masisir suara yang harus diperoleh calon tunggal ini. Sistem kalau calon tunggal kan pernah terjadi pada zaman saudari Ismah Zein, ketentuanya di undang-undang nggak ada berapa persennya. Dengan adanya pemilihan itu pun kita ingin tahu, sejauh mana intens orang-orang pada Tsaqofina dan usaha dari tim suksesnya selama ini, ujar Yola dengan senyuman. Harapan untuk ketua yang akan datang adalah, karena WIHDAH adalah salah satu organisasi induk selain PPMI, maka sudah sepatutnya WIHDAH merangkul organisasi lain. Harapan yang pasti adalah visi misi yang telah dijanjikan terlaksana. Karena WIHDAH juga adalah organisasi yang bisa langsung berhubungan dengan kuliah, maka diharapkan memiliki andil dalam menanyakan apa pun ke syuun kuliah. Selain itu, saya berharap WIHDAH nanti dapat memberikan solusi-solusi untuk permasalahan yang sering terjadi di Masisir, seperti lamanya pengumuman muqoyyad. Kemudian masalah banyaknya Masisir yang terjun bebas ke sini, lalu masuk mahad dan menghabiskan waktu banyak. Ini permasalahan yang harus ada jalan keluarnya, ujar Ledy Yolanda menyampaikan harapannya di akhir wawancara. Harapan lain disampaikan Khulaefatur Raudhoh, mahasiswi Tafsir tingkat tiga, Semoga WIHDAH tahun depan tetap jaya dipegang oleh orang-orang yang memang betul di bidangnya, sehingga kompeten untuk membawa WIHDAH lebih baik lagi. Begitu pula para anggota untuk tidak melupakan hakikat kita sebagai Mahasiswi di Cairo. Lain lagi harapan mahasiswi baru, Nana Najatul Huda. Mahasiswi Ushuludin ini mengungkapkan harapannya agar ketua WIHDAH kelak lebih dekat dengan mahasiswi baru sehingga dapat berbagi pengalaman dan ilmu. Menurut saya pribadi yang belum lama di sini, saya ingin ketua WIHDAH tahun depan lebih akrab dengan anggotanya. Terutama para mahasiswi baru yang belum banyak tahu tentang Mesir, keorganisasian, dan terutama tentang pelajaran, ungkapnya. (Lina, Fini)

Edisi: Interaktif SPA WIHDAH 2013

Dinamika

Menyoal Nama WIHDAH dan Kesadaran Berbahasa


Oleh: Ahmad Satriawan Hariadi
dang kontradiktif di kalangan mahasiswi pada waktu itu. Pertama, kalangan yang tidak memperbolehkan ikhtilath. Kedua, kalangan yang menganggap bahwa ikhtilath, selama bernilai positif, tidaklah menjadi masalah. Akhirnya, dipilihlah nama WIHDAH, yang berarti persatuan, agar mampu menyatukan dua kalangan di atas. Jika benar kata wihdah yang Ellywarti dkk maksudkan merujuk pada persatuan, maka kata yang benar adalah wahdah, bukan wihdah. Menurut syeikh Muhammad al-Ghazali, orang yang pertama kali mengkasrahkan huruf waw (( pada kata wahdah, adalah Presiden Gamal Abdel Nasser, ketika dia mengampanyekan Pan-Arabisme (al-Wahdah al-Qaumiyyah al -Arabiyyah) versinya pada dekade 50-an. Pada waktu itu, Nasser memakai kata wihdah, bukan wahdah. Akibatnya, kata wihdah tergaung di seluruh penjuru Timur Tengah, terlebih di Bumi Kinanah ini. Semua lapisan masyarakat-dari golongan bawah hingga aristokratikut berbondong-bondong menyerukah kata wihdah. Tak ayal, jejak kata wahdah pun berangsur-angsur lenyap di permukaan, dan hanya tersisa di lidah para penekun dan pemerhati bahasa Arab. Barangkali banyak yang menganggap perbedaan kata wihdah maupun wahdah, tidak perlu dipermasalahkan, sebagaimana perbedaan antara dilalah dan dalalah, begitu juga kata ilaqah dan alaqah. Tetapi kita katakan kepada mereka bahwa memang benar jika kedua kata tersebut, yaitu kata dilalah dan alaqah, mempunyai dua cara baca; kasrah dan fathah. Namun tidak demikian dengan kata wahdah sebagaimana termaktub di dalam kamus-kamus bahasa Arab. Sebab, sampai kiamat sekali pun, kata wahdah tidak akan berubah menjadi wihdah. Mungkin karena begitu popularnya kata wihdah pada akhir dekade 80-an, juga tentunya minimnya perhatian Ellywarti dkk terhadap validitas bahasa Arab, menyebabkan mereka memilih kata wihdah tanpa sadar bahwa yang seharusnya di pakai adalah kata wahdah. Namun, yang amat disayangkan adalah tidak adanya kesadaran pengurus dan anggota organisasi WIHDAH dari tahun ke tahun mengenai kesalahan nama ini. Hingga kini, di usia WIHDAH yang ke-24, belum juga ada tanda-tanda untuk memperbaiki nama organisasi kemahasiswian tersebut. Memang, ada beberapa mahasiswi sebagaimana kata Nor Annisa Utami, mantan punggawa WIHDAHyang mempertanyakan (baca: heran) nama organisasi ini. Namun tetap saja tidak cukup jika hanya berkisar pada obrolan ringan saja. Penulis melihat Sidang Permusyawaratan Anggota (SPA) WIHDAH pada bulan Maret 2013 ini, merupakan momen paling yang tepat untuk meninjau kembali nama WIHDAH. Momen untuk menunjukkan keseriusan dan perhatian kita pada bahasa al-Quran. Kesadaran Bahasa Diakui atau tidak, permasalahan nama WIHDAH adalah contoh kecil dari sikap apatis kita terhadap bahasa Arab. Penulis tidak menafikan adanya geliat mahasiswa /i dalam belajar kaidah bahasa Arab, sebagaimana termanifestasi dalam keikutsertaan mereka di Madrasah Nahwu MAWAR ICMI, daurah Alfiyah Ibnu Malik, dan lain-lain. Penulis juga tidak menafikan semangat mereka mengikuti hal-hal semacam ini. Bahkan MAWAR, hingga saat ini sudah mewisuda beberapa generasi sejak tahun 2010. Namun sayangnya, bahasa pengantar yang dipakai di MAWAR maupun yang lainnya, adalah bahasa Indonesia. Hal ini seakan mengembalikan kita pada suasana belajar-mengajar di pesantren dulu. Sehingga penulis melihat adanya stagnasi metode belajar bahasa Arab, sekaligus menunjukkan bahwa kita tidak kuasa (baca: tidak siap) dengan metode al-Azhar yang memakai bahasa Arab sebagai bahasa pengantar. Ini mengingat keberadaan kita di Negeri al-Azhar dan status kita sebagai mahasiswa/i al-Azhar. Oleh sebab itu, untuk menunjang kemampuan bahasa Arab -terutama kemampuan verbal- yang selama ini diabaikan oleh mahasiswa/i Indonesia, baik berupa kemampuan berdebat, pidato/khotbah, maupun penulisan makalah bahasa Arab, perlu diadakan kajian khusus berbahasa Arab yang mencakup hal-hal di atas. Adapun mengenai bayangan model kajian yang paling cocok, penulis melihat kajian Kawkib al-Fusah, yang dibimbing langsung oleh Dr. Syarafuddin Muslim sejak tahun 2010, merupakan model yang patut ditiru untuk kemudian diberdayakan. Akhirnya, inilah usaha untuk mengajak kawan-kawan mahasiswa maupun mahasiswi untuk benar-benar serius menekuni dan memperhatikan bahasa Arab. Kita harus sadar, bahwa al-Azhar, lewat para Azhary, telah menjaga bahasa wahyu ini selama seribu tahun lebih. Jangan sampai kebajikan ini terputus, apalagi di tangan kita. *Pemred Jurnal HIMMAH PPMI

neh rasanya jika ada komunitas ilmiah di negara Arab, namun masih terbata-bata berbahasa Arab. Terlebih, komunitas itu berada di negerinya al-Azhar, sang penjaga bahasa Arab sejak seribu tahun lalu. Lebih aneh lagi atau miris-, komunitas ini ternyata hanya mengandalkan hafalan dan pemahaman dangkal dalam menaklukkan ujian di al-Azhar. Maka, jangan heran jika publik pun mempertanyakan kemampuan -baik ilmiah maupun literer-, komunitas ini. Perkara bahasa memang terlihat remeh dan terkesan tidak terlalu penting. Namun, tidak ada yang menyangkal, bahasa Arab adalah bahasa mayor di perguruan tinggi Islam tertua ini. Sayangnya, dalam komunitas ini sudah mengakar sebuah paradigma: bahwa kecerdasan ilmiah cukup dengan pemahaman teks. Sungguh amat disayangkan. Karena kecakapan ilmiah adalah sebuah kemahiran integral. Aspek verbal seperti kemampuan diskusi, debat, pidato/khotbah dan lain-lain tidak bisa diabaikan begitu saja. Sebab itu, Anda jangan pernah bermimpi, komunikasi intensif antara mahasiswa/i dengan para dosen saat kelas berlangsung akan terjalin, dengan baik. Jangan pula Anda terlalu berharap, akan ada seorang dari komunitas ini tampil sebagai pembicara di forum-forum international. Yang terjadi justru sebaliknya. Muncul anggapan diskriminatif dari mereka (baca: mahasiswa/i Mesir maupun dosen) bahwa mahasiswa/i Asia Tenggara, khususnya Indonesia, adalah sekumpulan orangorang dungu dan apatis ketika muhadharah. Berangkat dari fakta ini, mari kita intropeksi diri. Dapat kita simpulkan bahwa perhatian komunitas ini terhadap bahasa Arabbaik membaca, menulis, dan berbicarasebagai nyawa kehidupan ilmiah di negeri para ulama ini, sangat kecil. Tak sebanding dengan perhatian mereka terhadap kegiatan organisasi, bisnis, olahraga, musik maupun yang lainnya. Ini pekerjaan rumah bagi kita. Menyoal Nama WIHDAH Bukti paling konkret dari apatisme komunitas ini terhadap bahasa Arab adalah: nama WIHDAH. Itu adalah nama organisasi yang menghimpun seluruh mahasiswi Indonesia di Mesir. Organisasi yang didirikan pada tanggal 23 Januari 1989, dibawah komando Ellywarti ini, memilih nama WIHDAH sebagai nama organisasi kemahasiswian tersebut. Menurut sumber resmi WIHDAH, pemilihan nama tersebut didasarkan pada upaya untuk menyatukan dua sudut pan-

Edisi: Interaktif SPA WIHDAH 2013

Wawancara Tsaqofina Hanifah :

ingin yang menusuk, di kulit masih terasa menyengat. Namun, keindahan musim semi sudah terasa dengan mekarnya bunga-bunga baru di tubuh organisasi pemersatu gerakan mahasiswi Indonesia di Kairo, WIHDAH. Dalam waktu dekat, WIHDAH akan mengalami pergantian kepengurusan. Berbagai persiapan ditatasebelum memulai langkahnya. Salah satunya, pemilihan ketua WIHDAH. Pada pemilihan kali ini telah diputuskan satu orang calon untuk ketua WIHDAH periode 2013-2014, Tsaqofina Hanifah. Berikut wawancara Informatika dengan saudari Tsaqofina Hanifah di sela-sela kesibukannya kampanyemenjelang hari-H.
Nama TTL Kuliah Kekeluargaan Visi Misi Program Unggulan : Tsaqofina Hanifah : Jakarta, 13 Januari 1992 : Tingkat 3 Syariah Islamiyah Universitas Al-Azhar : Kelompok Studi Walisongo (KSW) : Mencetak Muslimah Pembelajar yang Sittilkul dan Komprehensif : 1. Melestarikan Spirit Akademis dan Perluasan Jaringan 2. Menggeliatkan Investasi Karya Anggota WIHDA 3. Memeratakan Kepernahan setiap Anggota WIHDAH : 1. Mengadakan Kajian Literatur Muslimah. 2. Mengadakan Pameran Karya WIHDAH, WIHDAH Exhibition. 3. Menyelenggarakan Haflah Wuddiyyah Alamiyah. 4. Mengadakan Talkshow Inspirasi WIHDAH. 5. Mengadakan Rekapitulasi Keaktifan dan Apresiasi anggota WIHDAH Tergiat. : Lets Be the Excellent Muslimah Scholar! Selanjutnya misi Anda yang kedua adalah Menggeliatkan Investasi Karya Anggota WIHDAH melalui Pameran Karya WIHDAH atau WIHDAH Exhibition, apakah ini seperti lokakarya, tolong dijelaskan gambaran acara ini nantinya? Ya, pameran karya seperti lokakarya. Nanti kita adakan pameran karya, baik karya tulis maupun keterampilan. Alasannya tidak lain karena banyak mahasiswi yang berbakat dalam pelbagai kerajinan tangan seperti: korsase, bros, menyulam, dan lain-lain. Maka keinginan kami ingin menggeliatkan minat dan bakat berupa karya tersebut.

Mari Menulis!

Motto

Apakah alasan Anda untuk menjadi kandidat pada pemilihan ketua WIHDAH tahun ini? Alasan saya untuk pencalonan kali ini, yang pertama adalah pengembangan diri. WIHDAH adalah sebuah organisasi, dan organisasi pun bisa menjadi ladang pembelajaran, lebih spesifiknya, belajar bagaimana bermasyarakat. Selain itu, saya juga ingin mengamalkan ilmu dan berbagi pengalaman yang saya miliki kepada para anggota WIHDAH, agar wawasan dan kepribadian mereka semakin bertambah dan berkembang. Pada pemilihan ketua WIHDAH kali ini, visi Anda adalah Mencetak Muslimah pembelajar yang sittilkully dan komprehensif, apa maksud dari visi Anda tersebut? Maksud dari Mencetak muslimah pembelajar yang sittilkully dan komprehensif, kita ingin menjadi muslimah pembelajar yang luas wawasannya, serba bisa, serta luar biasa. Sebagaimana moto kita Lets be the excellent muslimah scholar. Sitti diambil dari kata sayyidati, yaitu wanita. Sedangkan artinya keseluruhannya adalah wanita yang serba bisa. Sedangkan komprehensif, yakni berwawasan yang luas. Luas jaringannya, luas jangkauannya. Sittilkul dan komprehensif disini, khususnya dalam bidang apa? Sittilkul dan komprehensif disini mencakup keseluruhan. Meski setiap orang

Salah satu misi Anda adalah memeratakan kepernahan setiap anggota pasti memiliki kecondongan yang berbeda- WIHDAH, apa maksud dari kepernahan gota ini? beda, semisal dalam bidang keterampilan. angYang terpenting, bagaimana dia mampu Maksudnya, saya memmengetahui bahwa dia memiliki bakat di iliki keinginan agar bidang lain. Sisi ini oke, sisi lain pun para anggota oke, dan WIHDAH adalah wadahnya. WIHDAH nantinya senantiasa Misi pertama Anda adalah aktif di setiap Melestarikan Spirit Akademis dan kegiatan Perluasan Jaringan, apakah makWIHDAH, baik sud jaringan di sini? akademis: seperOrganisasi itu kan ilmu kemasyarati diskusi dan katan. Organisasi adalah sarana kajian, maupun pembelajaran. Organisasi bukannonlah suatu hal yang bertolak akadebelakang dengan dunia akademis: mis, tetapi organisasi adalah sarana untuk belajar, mempelajari karakter, perangai dan psikologis manusia yang akan kita hadapi nanti di masyarakat. Penggunaan kata lestari juga tidak lain untuk meneruskan semangat yang telah dibangun oleh kepengurusan sebelum kami, yaitu Nurul Chasanah, dan hal ini perlu dilestarikan. Sedangkan jaringan di sini mencakup perluasan jaringan internal dan eksternal WIHDAH seperti hubungan antar Ittihad putri seASEAN.

Edisi: Interaktif SPA WIHDAH 2013

seperti perlombaan-perlombaan yang diadakan oleh WIHDAH. Kita juga akan rekapitulasi daftar kehadiran mereka. Anggota yang paling banyak hadir akan kita berikan apresiasi, semacam hadiah bagi yang teraktif. Selain itu, untuk mengatur jalannya kegiatan keputrian di Masisir yang begitu banyak, WIHDAH akan mengadakan konsolidasi keputrian antar organisasi di Masisir. Nantinya, award atau apresiasi anggota tergiat akan diberikan, baik personal maupun secara kelompok, keputrian atau almamater. Apakah menurut Anda rekapitulasi ini cukup untuk meningkatkan keaktifan anggota WIHDAH sendiri? Adakah rencana Anda selain rekapitulasi untuk memeratakan kepernahan setiap anggota WIHDAH sebagaimana misi Anda? Rekapitulasi bagian dari yang kita usahakan. Kalau belum cukup, nanti kan ada award buat yang paling aktif. Jadi hubungan award ini dengan apresiasi, selain untuk motivasi, juga untuk pemerataan kepernahan anggota, yaitu dengan rekapitulasi tadi. Alternatif lain, kita gaet mereka dengan acara yang berhubungan dengan keputrian, misalnya dengan acara kerjasama antar keputrian atau afiliatif putri. Selanjutnya, apakah makna dari motto berbahasa inggris Anda Lets Be the Excellent Muslimah Scholar? Adapun makna motto itu adalah ajakan Mari, para muslimah! Jadilah sang pembelajar yang baik dan luar biasa, karena pembelajar muslimah bersifat begitu. Sesuai dengan misinya, mencetak sittikully, jadi wanita yang serba bisa. Punya keterampilan, tapi juga berwawasan luas, bahkan mampu bersinergi dengan lainnya. Makanya, WIHDAH selalu hadir sebagai organisasi yang mewadahi para anggotanya dalam mengeksplorasi bakatbakatnya, biidznillah. Ada pernyataan bahwa sosialisasi program WIHDAH tahun kemarin masih kurang menyeluruh, bagaimana menurut Anda sebagai mantan sekretaris WIHDAH dan adakah rencana untuk memperbaikinya jika terpilih? Menurut saya pribadi, WIHDAH sudah mulai membaik. Bahkan tahun lalu WIHDAH sudah membuka jaringan dengan al-Azhar. Kalaupun sosialisasi terasa kurang, tapi usaha yang dilakukan sudah maksimal dan banyak juga progker yang sukses dilaksanakan. Untuk masalah sosialisasi, jika nanti terpilih, kita akan buka lagi jaringannya. Kita akan memakai dua pendekatan: eksternal dan internal, biidznillah. Salah satunya dengan door to door ke rumah warga WIHDAH, selain ke sekretariat kekeluargaan.

ataukah sama dengan tahun-tahun sebelumnya? Untuk program kerja unggulan yang telah saya canangkan, beberapa diantaranya baru, dan lainnya pengembangan. Kajian literatur muslimah misalkan, program ini merupakan warisan dari empat tahun yang lalu dan aktif sampai sekarang. Ini yang akan saya galakkan kembali. AlMuhafadzoh ala al-qodimi as-solih wa alAkhdzu bi al-Jadidi al-Aslah, atau melestarikan hal lama yang masih baik dan mengambil hal baru yang lebih baik.. Untuk Kajian Literatur Muslimah ini, bagaimana formatnya dan literatur apa yang ingin dikaji? Nantinya kajian ini memiliki anggota tetap dan mengundang tamu undangan dari kajian lain yang ada di Masisir. Pastinya kajian juga mempunyai sebuah silabus. Tentang apa yang dikaji, jawabannya beragam, misalnya minggu ini kita bahas masalah perbankan, minggu depan bahas lainnya, Usul Fikih contohnya. Misalnya dalam perbankan, kita panggil anak PAKEIS sebagai tamu undangan dan ikut sharing tentang perbankan, di samping kita musti membaca buku referensi yang ia tawarkan kepada kita. Literatur di sini juga mencakup klasik ataupun kontemporer. Kemudian disana juga dikatakan Mengadakan haflah wuddiyyah alamiyah, kira-kira seperti apa nantinya haflah ini? Apa manfaat haflah wuddiyyah alamiyah ini bagi para anggota WIHDAH? Haflah Wuddiyyah Alamiyah ini nanti ada beberapa acara, seperti ada perlombaan dan sosialisasi budaya. Artinya kurang lebih, gebyar persahabatan antar bangsa. Kalau kemarin kita sudah membuka jaringan atau koneksi dengan al-Azhar, ada acara back to kampus yang sebelumnya sudah dilaksanakan, maka ke depannya network akan diperluas, bukan hanya ASEAN saja, tapi juga antar bangsa. Jadinya gebyar persahabatan antar bangsa ini, kita ingin mengajak dan merangkul negara-negara lainnya, tidak hanya ASEAN. Manfaatnya, tidak lain biar tahu bagaimana kebudayaan di negara-negara lain karena kita sudah ada di luar negeri.

tumkan. Apalagi keamanan ketika musim dingin, sudah banyak kejadian dan setiap tahunnya pasti membahas masalah itu. Dalam pencalonan Anda, apakah KSW sendiri mendukung atau tidak? Ya, saya dari KSW, alhamdulillah memberikan dukungan penuh. Kekeluargaan saya mendukung, kawan dan organisasi juga turut menyemangati. Kemudian dalam kampanye Anda, apakah bentuk dukungan dari KSW sendiri? Kemarin kita sudah kumpul dengan para senior KSW. Mereka mendukung secara kekeluargaan. Mereka memberikan support dengan pendekatan emosional. Mereka juga memberikan wejangan dan harapan bagaimana WIHDAH untuk ke depannya. Riilnya, kami tahu bahwa mereka selalu ada, mem-backup kami, mendukung kami sepenuhnya secara kekeluargaan. Ada pernyataan bahwa saat ini dalam timses Anda hanya terdapat orangorang dari organisasi tertentu saja, pasti kalau jadi ketua WIHDAH Anda akan memilih DP dari organisasi tersebut. Apakah pernyataan ini benar? Bagaimana tanggapan Anda sendiri? Untuk Timses terdiri dari beberapa perwakilan kekeluargaan. Luthfi ketua keputrian dari KSW, dari GAMAJATIM kita ambil Maulidatul dan lain sebagainya. Kalaupun ada yang berpikiran demikian, karena dia memandang secara umumnya saja. Mengenai pemilihan DP (dewan pengurus), pastinya nanti kita ambil perwakilan dari setiap anggota keputrian kekeluargaan. WIHDAH itu satu dan menyeluruh, di dalamnya terkandung pelbagai macam elemen. Mengenai calon tunggal pada kandidat calon ketua WIHDAH kali ini, bagaimana pendapat Anda sendiri? Calon tunggal tidak menjadikan suatu kemudahan bagi saya. Justru inilah perjuangan yang sebenarnya. Saya berfikir, apakah kepedulian dan minat mahasiswi untuk WIHDAH masih ada. Maka saya yakinkan kembali bahwa WIHDAH bukan milik pribadi, tapi milik kita bersama, kumpulan mahasiswi dan pelajar putri di Mesir. Maka pemilu esok ini membuktikan bahwa WIHDAH layak diperjuangkan dan diakui dengan saya sebagai partner mereka. Setelah itu, kita bersinergi dalam mensukseskan kegiatan yang ada di dalamnya (Fawatih)

Tentang masalah keamanan, kenapa belum tercantumkan dalam program Anda? Adakah rencana Anda untuk meningkatkan keamanan anggota WIHDAH, jika nanti terpilih? Mengenai keamanan sendiri, dari tahun -tahun kemarin sudah banyak program, contohnya kak Nurul ia meneruskan program sebelumnya yaitu meningkatkan keamanan mahasiswi. Kenapa kami tidak? Ya, karena sudah banyak edaran mengenai keamanan itu. Lazimnya, hal tersebut suDalam program kerja unggulan yang dah menjadi kewaspadaan dan prioritas Anda canangkan, adakah yang baru yang harus kami perhatikan, tanpa dican-

10

Edisi: Interaktif SPA WIHDAH 2013

Kata, Enigma dan Tanda Tanya


emakin kenal aku seorang wanita, semakin tak mengertilah aku akan dia. Adagium ini terdapat dalam salah satu mahakarya William Shakespeare, penulis Inggris yang terkenal atas puisi dan novelnya yang sudah ratusan kali naik panggung dan dipentaskan di mana-mana. Anne Hathaway, istrinya, ia nikahi saat berumur 18 tahun. Umur yang terbilang sangat belia, jika dikomparasikan dengan sosiokultural terkini. Padahal Anna sudah beranjak 26 saat itu. Namun, setelah ia menikah, semakin banyak karya fenomenal yang lahir di tangannya, terutama 10 tahun setelah pernikahan mereka. Tapi bukan poin ini yang saya tekankan. Wanita adalah ciptaan Allah yang memiliki pelbagai keistimewaan. Secara mayoritas, mereka cenderung membaca suatu permasalahan secara detil, berbeda dengan laki-laki yang melihat suatu permasalahan secara global. Bukan berarti lelaki tidak detil dalam melihat suatu permasalahan, tetapi otak laki-laki lebih berorientasi kepada solusi, sedangkan otak wanita sangat memprioritaskan proses. Secara mendasar, antara wanita dan lakilaki juga berbeda dari segi fisik. Seperti yang diutarakan Dr. Deddy Mulyana dalam bukunya, Nuansa-nuansa Komunikasi. Pada waktu lahir, bayi laki-laki lebih berat dari pada bayi perempuan. Kaum Adam memiliki lebih banyak kadar air dalam tubuhnya dari pada wanita, yaitu berkisar 60-70% dan kaum Hawa hanya 50-60%. Itulah sebabnya, laki-laki lebih mampu mencairkan minuman keras dan pengaruhnya. Banyak orang mengatakan bahwa wanita adalah makhluk yang lemah, misterius dan suka berbelit-belit. Kalimat yang diungkapkan Shakespeare di atas cukup mewakili. Pandangan tersebut sebenarnya tidaklah benar adanya, karena sebenarnya seorang wanita memiliki bahasa tersendiri dalam mengungkapkan apa yang ada dalam pikiran dan perasaannya. Bahasa pakem yang kadang terasa sulit untuk dipahami oleh kaum laki-laki, dan akan sangat fatal apabila mereka tidak mengetahuinya. Robin Lakoff, seorang profesor linguistik dari Universitas California mengemukakan bahwa ternyata wanita memiliki bahasa yang secara tak sadar terbentuk. Hal ini disebabkan adanya stereotip yang dibentuk sendiri oleh mereka. Semisal, wanita berbicara lebih sopan dari pada laki-laki dan pembicaraan kaum wanita biasanya tidak tegas. Menurut Lakoff, wanita juga dinilai lebih sering bergosip daripada pria, berteletele, lebih emosional, dan terperinci. Wanita lebih banyak berbicara dan menghasilkan kata-kata, dibandingkan pria yang lebih memilih diam untuk perkara seEdisi: Interaktif SPA WIHDAH 2013

Dinamika

Oleh: Umar Abdullah*


pele. Dalam hal ini, pemindaian otak yang dilakukan oleh sebuah Institute Psychiatry di London, mengungkapkan bahwa sel otak wanita lebih banyak menghasilkan katakata dari pada sel otak pria. Otak wanita mempunyai kemampuan yang lebih tinggi dalam menggunakan fungsi verbal. Saya cenderung melihat diri wanita sebagai koma dan pria adalah titik. Dalam berkomunikasi dan menyampaikan maksud, wanita cenderung memboroskan belasan kata lebih banyak daripada pria. Kaum Rama sanggup berhemat dan berbicara atau menulis se-efesien mungkin untuk menmengungkapkan bahwa pemerasan tersebut adalah cara wanita paling mudah yang memungkinkan untuk menghindari konfrontasi dengan lawan bicaranya. Para wanita lebih suka menggunakan jalur pemerasan emosional, sedangkan kaum Adam lebih suka menggunakan pendekatan secara langsung dan terencana untuk mendapatkan apa yang mereka inginkan. Tidak jauh berbeda dengan yang lain, profesor Heymans mengatakan bahwa perbedaan wanita dan laki laki terletak pada sifat sekundaritas, emosionalitas, dan aktivitas dari fungsi kejiwaan. Nilai perasaan dari pengalamannya jauh lebih lama mempengaruhi struktur kepribadiannya. Olah emosi yang kuat menjadikan wanita lebih tabah, mudah tegang, cemas, berani, dan keras. Kilat tangkap dari beragam ulasan di atas mengindikasikan wanita sebagai makluk yang terletak di antara superfisial dan artifisial. Dengan piawainya, mereka mampu menggunakan seluruh kelebihan yang tidak dimiliki lelaki dalam menjalankan rutinitas dan pekerjaan. Tidak heran jika sering terdapat kesalahpahaman dalam interaksi yang terjadi pada sebuah komunitas antar gender. Hanya saja, hal ini termasuk permasalahan klise dan sangat sepele. Perlu kita ingat, wanita dan laki-laki diciptakan tidak untuk bersaing, tapi untuk saling melengkapi satu sama lain. Mengingat hari pelantikan ketua baru WIHDAH semakin dekat, bukan kewajiban kaum Hawa saja untuk berpusing ria dalam menyukseskan acara tersebut. Lepas dari segala tetek-bengek enigmatis yang meliputi pribadi mereka pada khususya, yang perlu dipertimbangkan adalah bagaimana kriteria pemimpin WIHDAH yang ideal? Setelah pembahasan panjang lebar mengenai karakter wanita, selayaknya bagi calon ketua nanti untuk menyajikan pribadi yang loyal, tidak berbelit-belit dan tegas dalam perkataan dan perbuatan. Tentu saja karena pribadi seorang pemimpin haruslah tegas, kharismatik, tidak egois dan musti bijaksana. Wanita yang cenderung melihat sesuatu secara detil, acapkali bersikap ekstrim dalam menyikapi sebuah masalah yang sebenarnya bisa dicari titik solutifnya. Jika dia ingin duduk di atas kursi tertinggi, lazimny mulai belajar untuk berpikir lebih sederhana dan tidak mengambil banyak langkah pembuang waktu tapi menjalankan program sesuai rancangan, niat dan ideologi realis. Jika diterapkan, dalam setahun ke depan, WIHDAH dan para anggotanya bisa lebih menata pribadi menjadi wanita cantik luar dalam, bukan hanya kulit. *Editor Informatika

capai tujuan yang dimaksud secara taktikal dan sistematis. Sedangkan kaum Sinta lebih sering mengeluarkan seluruh isi pikiran mereka dalam sebuah enigma kasat mata yang seringkali memaksa pria untuk melontarkan balik Apa dan Mengapa kepada mereka. Tambahan lagi, menurut Barbara Allen, selain bermain kata, wanita juga memiliki alat lain untuk meluapkan ungkapan emosi mereka, salah satunya adalah dengan tangisan. Hal ini dikarenakan kelenjar air mata wanita bergerak lebih aktif dari pada lelaki. Pria jarang sekali menangis di depan umum, karena dari sudut pandang evolusi, seorang laki laki yang memperlihatkan emosi di depan laki-laki lain akan mendatangkan resiko. Dia akan tampak lemah dan akan mendorong lelaki lain untuk menyerangnya, atau setidaknya, menjatuhkan martabatnya. Berbeda dengan wanita. Tangisan wanita lain di hadapan sesama adalah tanda sebuah ketulusan, Bak seorang bayi dengan ibunya, wanita yang menangis menempatkan dirinya sebagai bayi dan teman-temannya berperan sebagai orang tua yang melindungi. Selain itu tangis juga memiliki tiga tujuan lain, yaitu: mencuci mata, mengurangi stres, dan sebagai isyarat emosional. Sebaga isyarat emosional, wanita juga tidak segan dan sanggup menggunakan tangisan mereka sebagai pemerasan. Allen

11

+201149616691 +201000721126
PIN BB: 27CFB596

PIN BB: 27CFB596

Anda mungkin juga menyukai