Anda di halaman 1dari 6

BAB 2

TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Anophthalmic socket
2.1.1. Definisi
Anoftalmia adalah suatu keadaan yang ditandai dengan tidak ada bola mata
sama sekali di dalam kavum orbita, disertai kelopak mata dan adneksa mata yang
masih ada.
1

Enukleasi merupakan pengangkatan bola mata dengan mempertahankan
jaringan orbita yang lain. Eviserasi adalah pengangkatan isi intraocular (lensa, uvea,
retina, vitreus dan kornea) dengan meninggalkan skelera dan otot ekstraokular.
Ekstenserasi adalah pengangkatan seluruh jaringan orbita, termasuk bola mata.
1


2.1.2.Klasifikasi
1. Enukleasi
Enukleasi merupakan pengangkatan bola mata dengan mempertahankan
jaringan orbita yang lain. Melalui enukleasi dapat dilakukan untuk pemeriksaan
histology dari mata dan saraf optic, akan mempengaruhi pengobatan dan pengetahuan
medis. Hal ini juga mengurangi perhatian bahwa pembedahan dapat menimbulkan
resiko sympatetik ophthalmia pada kedua mata. Enukleasi selalu menjadi pilihan
untuk kelainan intraocular yang tidak diketahui.
1

Enukleasi diindikasikan untuk keganasan intrakular primer yang tidak dapat
dilakukan dengan terapi alternative lain seperti sinar radiasi (sinar eksternal atau sinar
proton) atau brakiterapi plak episkelera. Retinoblastoma dan melanoma koroidal
adalah tumor ocular yang sering dilakukan enukleasi.
1

Pada trauma mata yang berat, enukleasi dilakukan dalam 14 hari pertama luka
yang beresiko simpatetik ophthalmia dan kemungkinan besar dapat membahayakan
mata daripada perbaikan penglihatan setelah trauma mata.
1

Simpatetik ophtalmia myebabkan terjadinya respon imun delayed
hipersensitif pada antigen uveal. Kondisi ini dapat terjadi dari 9 hari sampai 50 tahun
setelah perforasi korneaskelera.
1
Tingkat kejadian simpatetik ophthalmia yang terjadi
setelah trauma mata tanpa dienukleasi berkisar 0.19 %. Enukleasi dengan
pengangkatan secara komplit lebih menguntungkan untuk mencegah akibat respon
imun.
1

Mata yang nyeri yang tanpa fungsi penglihatan dapat diatasi dengan enukleasi
atau episerasi, seperti pada keadaan glaucoma neovaskular, uveitis kronik, atau
setelah trauma yang menyebabkan mata buta.
1

Implan orbital

Prosthesis

2. Eviserasi
Eviserasi merupakan pengangkatan isi intraocular (lensa, uvea, retina, vitreus
dan kornea) dengan meninggalkan skelera dan otot ekstraokular. Eviserasi dilakukan
hanya bila pada keadaan keganasan intaokular.
1

Keuntungan eviserasi
Hanya sedikit mengganggu anatomi orbita
Motilitas yang baik untuk prosthesis
Pengobatan yang lebih baik untuk kejadian endoftalmitis
Teknik prosedur yang sederhana
Rendah kejadian migrasi, ekstrusi dan operasi kembali
Kerugian dari eviserasi
Meskipun tidak semua ahli bedah setuju dengan indikasi yang sesuai untuk
enukleasi dan eviserasi, penting ditekankan bahwa eviserasi tidak bisa dilakukan pada
kasus yang masih suspek tumor. Hal itu telah disarankan bahwa simpatetik oftalmia
jarang terjadi disebabkan reaksi residual jaringan uveal ketika eviserasi. Akhirnya,
eviserasi hanya kecil kemungkinan memberikan specimen untuk pemeriksaan
patologi.
1

3. Ekstenserasi
Ekstenserasi adalah pengangkatan seluruh jaringan orbita, termasuk bola
mata. Pertimbangan untuk ekstenserasi terdiri atas beberapa hal :
Tumor yang mendestruksi sekitar orbita mulai dari sinus, wajah, kelopak
mata, konjungtiva dan ruang intracranial. Namun, ekstenserasi tidak
diindikasikan untuk semua tumor, sebagian masih dapat diradiasi.
Keganasan melanoma intraocular atau retinoblastoma
Keganasan epiteliat tumor kelenjar lakrimasi
Sarcoma atau kegansan orbital primer
Infeksi jamur
Ekstenserasi terdiri atas beberapa jenis untuk pengangkatan jaringan, yaitu :
Subtotal, mata dan jaringan intaorbital sekitarnya diangkat hanya mengeksisi
lokal (meninggalkan periorbita dan sebagian kelopak mata). Teknik ini
digunakan pada beberapa tumor invasive.
Total, semua jaringan intraorbital diangkat, termasuk periorbiital, dengan atau
tanpa keluit kelopak mata.
Luas, semua jaringan intraorbital diangkat bersama struktur sekitarnya
(biasanya dinding tulang dan sinus)
Teknik yang dipilih berdasarkan proses patologi. Tujuannya adalah
mengangkat semua lesi dengan jaringan sekitar namun tetap mempertahankan
jaringan yang sehat.



2.1.3. Pemeriksaan Penunjang
Magnetic Resonance Imaging (MRI) dapat menjadi pencitraan yang
digunakan. Hal ini karena dapat menggambarkan jaringan lunak dari orbita dan otak,
dan tidak menimbulkan efek samping. Biasanya, dokter akan memilih pemeriksaan
MRI menggambarkan otak untuk memastikan tidak ada hubungan dengan kelainan
intakranial. Namun, pemeriksaan MRI harus dengan sedasi atau anastesi umum, dan
tidak langsung didapatkan. Kemudian anatomi tulang sekitar mata tidak digambarkan
secara langsung. Kemudian, MRI bisa menjadi pencitraan awal setelah USG orbital
dan dapat digunakan untuk memantau setelah pengobatan dan tindakan operasi.
5

Computerized Axiial Tomography (CAT) scan lebih banyak digunakan oleh
dokter ahli dalam intervensi hypoplastik orbit. CAT scan dapat menggambarkan
tulang dalam tiga dimensi rekonstruksi, berdasarkan scan ini dapat dikonstruksi
tulang pasien sebagai persiapan sebelum operasi. CAT scan juga cepat dan dapat
menggambarkan anak hanya dengan sedasi. Namun, pajanan radiasi cukup besar
kepada anak harus diperhatikan karena radiasi CAT scan yang berulang dapat
menimbulkan resiko keganansan yang tinggi mencapai 1 dalam 1000. Resiko ini
dapat diperkecil dengan menggunakan parameter sesuai dengan menurunkan pajanan.
Sebagian besar pasien yang akan dioperasi membutukan CAT scan preoperasi.
Pemantauan pencitraan dapat dengan MRI, untuk membatasi pajanan radiasi.
5


2.1.4. Pengobatan dan Komplikasi anoftalmia socket
Anoftalmia socket sindrom atau postnukleasi sindrom meliputi beberapa kelainan :
2

Deformitas sulkus superior
Ptosis
Enoftalmus
Ektropion, jarang terjadi entropion
Komplikasi yang sering terjadi pada pasien dengan prostetik ocular setelah
enukleasi adalah resesi sulkus kelopak atas, hilang kelopak superior dan progressif
enoftalmus. Komplikasi ini mempengaruhi degenerasi otot ekstraokular menjadi tidak
aktif, atrofi lemak orbital, dan enoftalmus setelah penuaan. Sehingga dari beberapa
faktor ini penting dilakukan pilihan bedah primer atau sekunder.
2


2.1.4. Penatalaksanaan
1. Pembedahan
Intervensi pembedahan meliputi mengisi ruang dengan implant atau alat yang
memicu perkembangan orbital. Implan yang sesuai akan lebih mudah ditempatkan,
secara lengkap dan mengisi ruang sepenuhnya. Namun, modalitas pembedahan sesuai
dengan implant. Intervensi pembedahan terbadi atas dua kategori yaitu static dan
dinamik. Static maksudnya volume implant tidak berubah setiap waktu, namun
dinamik maksudnya volume dapat bertambah.
5

Dengan static sangat tradisional, implant sferis, akrilik lembut atau silicon,
ditempatkan dalam rongga mata. Sebagian ahli bedah memulai dengan implant kecil
kemudian secara serial meningkatkan ukurannya perlahan setiap tahun. Keuntungan
pilihan ini dapat membentuk orbital yang mirip. Namun, harus dilakukan beberapa
orang ahli bedah. Metode lain untuk menempatkan implant yang besar tanpa
memperhatikan ukuran orbital yang hipoplasia.
5
Implan orbital dinamik lebih menguntungkan dibanding dengan static karena
volume implant dapat bertambah untuk menstimulus perkembagan orbital setiap saat.
Pilihan yang paling sederhana untuk rekonstruksi rongga mata dengan okulasi lemak
kulit adalah implant dinamik.
5

Okulasi lemak kulit merupakan cara implant yang ideal, lebih sesuai dan
dapat tumbuh perlahan setiap waktu. Namun, okulasi lemak kulit tidak bisa tanpa
dibatasi. Okulasi memerlukan pengambilan di tempat lain, seperti bokong yang bisa
digunakan. Kesesuaian okulasi dan perkembangannya bervariasi, lemak dapat atropi
atau hipertropi pada sebagian kasus.
5,7

Pilihan implant dinamik lainnya dengan kantung berisi cairan dengan
menginjeksi natrium ke kantung dan kantung mengembang sesuai rongga, atau
bahan sintetik yang dapat mengembang. Kantung natrium penting dimodifikasi
menjadi pengembang jaringan sederhana. Biasanya terdiri atas dua komponen,
kandung dalam dan lubang injeksi. Kandung dalam berbentuk sferis dan harus
terfiksasi ke tulang, biasanya ditempatkan di rongga subperiosteal orbita. Lubang
mengisi mirip seperti pori subkutan untuk kemoterapi. Saluran pengisi membentuk
terowongan dan melalui dinding lateral orbital terhubung ke kandung dalam.
Kemudian, injeksi natrium melalui pori subkutan dan kantung mengembang. Volume
dapat ditambah perlahan. Namun, injeksi akan terasa nyeri pada pasien dan
menimbulkan penekanan yang dapat membuat erosi. Ketika volume yang diharapkan
tercapai, saluran dan kandung dalam dapat dilepas dan diganti dengan implant
permanen.
5

Anda mungkin juga menyukai