Anda di halaman 1dari 23

TINJAUAN PUSTAKA

A. Definisi
Skizofrenia adalah gangguan yang umumnya ditandai oleh distorsi
pikiran dan persepsi yang mendasar dan khas, dan oleh afek yang tidak wajar
atau tumpul. Menurut Emi Kraeplin skizofrenia terjadi karena kemunduran
intelegensi sebelum waktunya sehingga disebut dimensia prekoks/muda.
Skizofrenia adalah suatu sindrom klinis yang dinyatakan dengan kelainan
dalam isi dan organisasai pikiran, persepsi masukan sensori, ketegangan
afek/emosional, identitas, kemauan, perilaku psikomotor dan kemampuan
untuk menetapkan hubungan interpersonal yang memuaskan.
B. Epidemiologi
Prealensi skizofrenia di !merika Serikat dilaporkan berariasi
terentang dari " sampai ",# persen dengan angka insidens " per "$.$$$ orang
per tahun. %erdasarkan jenis kelamin prealensi skizofrenia adalah sama,
perbedaannya terlihat dalam onset dan perjalanan penyakit. &nset untuk laki
laki "# sampai '# tahun sedangkan wanita '#()# tahun. Prognosisnya adalah
lebih buruk pada laki laki dibandingkan wanita.
%eberapa penelitian menemukan bahwa *$+ semua pasien skizofrenia
menderita penyakit fisik dan #$+ nya tidak terdiagnosis. %unuh diri adalah
penyebab umum kematian diantara penderita skizofrenia, #$+ penderita
skizofrenia pernah men,oba bunuh diri " kali seumur hidupnya dan "$+
berhasil melakukannya. -aktor risiko bunuh diri adalah adanya gejala
depresif, usia muda dan tingkat fungsi premorbid yang tinggi.
Komorbiditas Skizofrenia dengan penyalahgunaan alkohol kira(kira )$(
#$+, kanabis "#('#+ dan kokain #("$+. Sebagian besar penelitian
menghubungkan hal ini sebagai suatu indikator prognosis yang buruk karena
penyalahgunaan zat menurunkan efektiitas dan kepatuhan pengobatan. .al
yang biasa kita temukan pada penderita skizofrenia adalah adiksi nikotin,
dikatakan ) kali populasi umum. Penderita skizofrenia yang merokok
membutuhkan anti psikotik dosis tinggi karena rokok meningkatkan ke,epatan
metabolisme obat tetapi juga menurunkan parkinsonisme. %eberapa laporan
mengatakan skizofrenia lebih banyak dijumpai pada orang orang yang tidak
"
menikah tetapi penelitian tidak dapat membuktikan bahwa menikah
memberikan proteksi terhadap Skizofrenia.
C. Etiologi.
". -aktor %iologi
a. Komplikasi kelahiran
%ayi laki laki yang mengalami komplikasi saat dilahirkan sering
mengalami skizofrenia, hipoksia perinatal akan meningkatkan
kerentanan seseorang terhadap skizofrenia.
b. /nfeksi
Perubahan anatomi pada susunan syaraf pusat akibat infeksi irus
pernah dilaporkan pada orang orang dengan skizofrenia. Penelitian
mengatakan bahwa terpapar infeksi irus pada trimester kedua
kehamilan akan meningkatkan seseorang menjadi skizofrenia.
,. .ipotesis 0opamin
0opamin merupakan neurotransmiter pertama yang berkontribusi
terhadap gejala skizofrenia. .ampir semua obat antipsikotik baik
tipikal maupun antipikal menyekat reseptor dopamin 0', dengan
terhalangnya transmisi sinyal di sistem dopaminergik maka gejala
psikotik diredakan. %erdasarkan pengamatan diatas dikemukakan
bahwa gejala gejala skizofrenia disebabkan oleh hiperaktiitas sistem
dopaminergik.
d. .ipotesis Serotonin
1addum, wooley dan show tahun "2#3 mengobserasi efek
lysergi, a,id diethylamide 45S06 yaitu suatu zat yang bersifat
,ampuran agonis/antagonis reseptor #(.7. 7emyata zatini
menyebabkan keadaan psikosis berat pada orang normal.
Kemungkinan serotonin berperan pada skizofrenia kembali
mengemuka karena penetitian obat antipsikotik atipikal ,lozapine yang
temyata mempunyai afinitas terhadap reseptor serotonin #(.78 lebih
tinggi dibandingkan reseptordopamin 0'.
e. Struktur &tak
0aerah otak yang mendapatkan banyak perhatian adalah sistem
limbik dan ganglia basalis. &tak pada pendenta skizofrenia terlihat
sedikit berbeda dengan orang normal, entrikel teilihat melebar,
'
penurunan massa abu abu dan beberapa area terjadi peningkatan
maupun penurunan aktifitas metabolik. Pemeriksaan mikroskopis dan
jaringan otak ditemukan sedikit perubahan dalam distnbusi sel otak
yang timbul pada masa prenatal karena tidak ditemukannya sel glia,
biasa timbul pada trauma otak setelah lahir.
f. 1enetika
Para ilmuwan sudah lama mengetahui bahwa skizofrenia
diturunkan, "+ dari populasi umum tetapi "$+ pada masyarakat yang
mempunyai hubungan derajat pertama seperti orang tua, kakak laki
laki ataupun perempuan dengan skizofrenia. Masyarakat yang
mempunyai hubungan derajat ke dua seperti paman, bibi, kakek /
nenek dan sepupu dikatakan lebih sering dibandingkan populasi
umum. Kembar identik 3$+ sampai 9#+ berpeluang menderita
skizofrenia sedangkan kembar dizigotik "'+. !nak dan kedua orang
tua yang skizofrenia berpeluang 3$+, satu orang tua "'+.
D. Faktor predisposisi
". -aktor genetik
/ndiidu:indiidu yang berada pada resiko tinggi terhadap kelainan
ini adalah mereka yang memiliki anggota keluarga dengan keturunan yang
sama, terutama pada kembar monozigot yang mempunyai angka
kesesuaian yang lebih tinggi. Penelitian pada kembar monosigot yang
diadopsi menunjukkan bahwa yang diasuh oleh orang tua angkat
mempunyai skizofrenia dengan kemungkinan yang sama besarnya seperti
saudara kembarnya yang dibesarkan oleh orang tua kandungnya. 7emuan
ini menyatakan bahwa pengaruh genetika melebihi pengaruh lingkungan.
'. -aktor biokimia
Menyatakan adanya peningkatan dari dopamin neurotransmitter,
yang diperkirakan menghasilkan gejala:gejala peningkatan aktiitas yang
berlebihan dan peme,ahan asosiasi:asosiasi yang umumnya diobserasi.
). 7eori psikoanalitik
Sigmund -reud mendalilkan bahwa skizofrenia disebabkan oleh
fiksasi perkembangan yang terjadi lebih awal dari yang menyebabkan
perkembangan neurosis. Pandangan psikoanalisis umum tentang
)
skizofrenia menhipotesiskan bahwa defek ego mempengaruhi interpretasi
kenyataan dan pengendalian dorongan(dorongan dari dalam 4inner dries6,
seperti seks dan agresi. 1angguan terjadi sebagai akibat dari
penyimpangan dalam hubungan timbal balik antara bayi dan ibunya.
Seperti yang dijelaskan oleh Margaret Mahler, anak(anak adalah tidak
mampu untuk berpisah dan berkembang melebihi kedekatan dan
ketergantungan lengkap yang menandai hubungan ibu anak didalam fase
oral perkembangan. &rang skizofrenia tidak pernah men,apai ketetapan
objek, yang ditandai oleh suatu perasaan identitas yang pasti dan yang
disebabkan oleh perlekatan erat dengan ibunya selama masih bayi.
3. 7eori psikodinamik
Pandangan psikodinamika tentang skizofrenia , mereka ,enderung
menganggap hipersensitiitas terhadap stimuli persepsi yang didasarkan
se,ara konstitusional sebagai suatu defisit. Malahan suatu penelitian yang
baik menyatakan bahwa pasien dengan skizofrenia adalah sulit untuk
menyaring berbagai stimuli dan untuk memusatkan pada suatu data pada
suatu waktu. 0efek pada barier stimulus tersebut men,iptakan kesulitan
pada keseluruhan tiap fase perkembangan selama masa anak(anak dan
menempatkan stress tertentu pada hubungan interpersonal.
#. 7eori belajar
Menurut ahli teori belajar, anak(anak yang kemudian menderita
skizofrenia mempelajari reaksi dan ,ara berpikir yang irrasional dengan
meniru orangtuanya yang memiliki masalah emosionalnya sendiri yang
bermakna. .ubungan interpersonal yang dari orang skizofrenia, menurut
teori belajar, juga berkembang karena dipelajarinya model yang buruk
selama masa anak(anak.
9. 7eori sistem keluarga
Menggambarkan perkembangan skizofrenia sebagai suatu
perkembangan disfungsi keluarga.1regory %ateson 4Konsep ikatan ganda6
untuk menggambarkan suatu keluarga dimana anak(anak mendapatkan
pesan yang bertentangan dari orangtuanya tentang prilaku, sikap, dan
perasaan anak. 0i dalam hipotesis tersebut anak menarik diri kedalam
3
psikostik mereka sendiri untuk meloloskan dari kebingungan ikatan ganda
yang tidak dapat dipe,ahkan.
E. am!aran Klinis
Perjalanan penyakit Skizofrenia dapat dibagi menjadi ) fase yaitu fase
prodromal, fase aktif dan fase residual. Pada fase prodromal biasanya timbul
gejala gejala non spesifik yang lamanya bisa minggu, bulan ataupun lebih
dari satu tahun sebelum onset psikotik menjadi jelas. 1ejala tersebut meliputi ;
hendaya fungsi pekerjaan, fungsi sosial, fungsi penggunaan waktu luang dan
fungsi perawatan diri. Perubahan perubahan ini akan mengganggu indiidu
serta membuat resah keluarga dan teman, mereka akan mengatakan <orang ini
tidak seperti yang dulu=. Semakin lama fase prodromal semakin buruk
prognosisnya. Pada fase aktif gejala positif / psikotik menjadi jelas seperti
tingkah laku katatonik, inkoherensi, waham, halusinasi disertai gangguan afek.
.ampir semua indiidu datang berobat pada fase ini, bila tidak mendapat
pengobatan gejala gejala tersebut dapat hilang spontan suatu saat mengalami
eksaserbasi atau terus bertahan. -ase aktif akan diikuti oleh fase resid"al
dimana gejala gejalanya sama dengan fase prodromal tetapi gejala positif /
psikotiknya sudah berkurang. 0isamping gejala gejala yang terjadi pada ketiga
fase diatas, pendenta skizofrenia juga mengalami gangguan kognitif berupa
gangguan berbi,ara spontan, mengurutkan peristiwa, kewaspadaan dan
eksekutif 4atensi, konsentrasi, hubungan sosial6
F. Kriteria Diagnosis
". .arus ada sedikitnya satu gejala berikut ini yang amat jelas 4dan biasanya
dua gejala atau lebih bila gejala gejala itu kurang tajam atau kurang jelas6;
a. # $t%o"g%t e&%o' > isi pikiran dirinya sendiri yang berulang atau
bergema dalam kepalanya 4tidak keras6, dan isi pikiran ulangan,
walaupun isinya sama, namun kualitasnya berbeda ? atau
# $t%o"g%t insertion or (it%dra(al' > isi yang asing dan luar masuk
ke dalam pikirannya 4insertion6 atau isi pikirannya diambil keluar oleh
sesuatu dari luar dirinya 4withdrawal6? dan
#
# $t%o"g%t !road&asting'> isi pikiranya tersiar keluar sehingga orang
lain atau umum mengetahuinya?
b. # $del"sion of &ontrol' > waham tentang dirinya dikendalikan oleh
suatu kekuatan tertentu dari luar? atau
# $del"sion of passi)iti*' > waham tentang dirinya tidak berdaya dan
pasrah terhadap suatu kekuatan dari luar? 4tentang =dirinya= > se,ara
jelas merujuk kepergerakan tubuh / anggota gerak atau ke pikiran,
tindakan, atau penginderaan khusus6?
# $del"sional per&eption' > pengalaman indrawi yang tidak wajar,
yang bermakna sangat khas bagi dirinya, biasnya bersifatmistik atau
mukjizat?
,. .alusinasi auditorik;
suara halusinasi yang berkomentar se,ara terus menerus terhadap
perilaku pasien, atau
mendiskusikan perihal pasien pasein di antara mereka sendiri
4diantara berbagai suara yang berbi,ara6, atau
jenis suara halusinasi lain yang berasal dan salah satu bagian tubuh.
d. @aham(waham menetap jenis lainnya, yang menurut budaya setempat
dianggap tidak wajar dan sesuatu yang mustahil, misalnya perihal
keyakinan agama atau politik tertentu, atau kekuatan dan kemampuan di
atas manusia biasa 4misalnya mampu mengendalikan ,ua,a, atau
berkomunikasi dengan mahluk asing dan dunia lain6
'. !tau paling sedikit dua gejala dibawah ini yang harus selalu ada se,ara
jelas;
a. halusinasi yang menetap dan pan,a(indera apa saja, apabila disertai baik
oleh waham yang mengambang maupun yang setengah berbentuk tanpa
kandungan afektif yang jelas, ataupun disertai oleh ide(ide berlebihan
4oer(alued ideas6 yang menetap, atau apabila terjadi setiap hari
selama berminggu minggu atau berbulan(bulan terus menerus?
b. arus pikiran yang terputus 4break6 atau yang mengalami sisipan
4interpolation6, yang berkibat inkoherensi atau pembi,araan yang tidak
relean, atau neologisme?
9
,. perilaku katatonik, seperti keadaan gaduh(gelisah 4eA,itement6, posisi
tubuh tertentu 4posturing6, atau fleksibilitas ,erea, negatiisme,
mutisme, dan stupor?
d. gejala(gejala <negatie=, seperti sikap sangat apatis, bi,ara yang jarang,
dan respons emosional yang menumpul atau tidak wajar, biasanya yang
mengakibatkan penarikan diri dari pergaulan sosial dan menurunnya
kinerja sosial? tetapi harus jelas bahwa semua hal tersebut tidak
disebabkan oleh depresi oleh depresi atau medikasi neuroleptika?
). !danya gejala(gejala khas tersebut diatas telah berlangsung selama kurun
waktu satu bulan atau lebih 4tidak berlaku untuk setiap fase nonpsikotik
4prodromal6
3. .arus ada suatu perubahan yang konsisten dan bermakna dalam mutu
keseluruhan 4oerall Buality6 dan beberapa aspek perilaku pribadi
4personal behaior6, bermanifestasi sebagai hilangnya minat, hidup tak
bertujuan, tidak berbuat sesuatu sikap larut dalam diri sendiri 4self(
absorbed attitude6, dan penarikan diri se,ara sosial.
. Kriteria Diagnosis Ski+ofrenia ,esid"al
Cntuk suatu diagnostik yang menyakinkan , persyaratan berikut harus
di penuhi semua;
". 1ejala <Degatif= dari skizofrenia yang menonjol misalnya perlambatan
psikomotorik, aktifitas menurun, afek yang menumpul, sikap pasif dan
ketiadaan inisiatif, kemiskinan dalam kuantitas atau isi pembi,araan,
komunikasi non erbal yang buruk, seperti ekspresi muka, kontak mata,
modulasi suara, dan posisi tubuh, perawatan diri, dan kinerja sosial yang
buruk.
'. Sedikitnya ada riwayat satu episode psikotik yang jelas di masa lampau
yang memenuhi kriteria untuk diagnosa skizofrenia.
). Sedikitnya sudah melampaui kurun waktu satu tahun dimana intensitas
dan frekuensi gejala yang nyata seperti waham dan halusinasi telah sangat
berkurang 4minimal6 dan telah timbul sindrom negatif dari skizofrenia.
3. 7idak terdapat dementia, atau penyakit/gangguan otak organik lainnya,
depresi kronis atau institusionla yang dapat menjelaskan disabilitas negatif
tersebut.
-. Prognosis
E
@alaupun remisi penuh atau sembuh pada skizofrenia itu ada,
kebanyakan orang mempunyai gejala sisa dengan keparahan yang berariasi.
Se,ara umum '#+ indiidu sembuh sempurna, 3$+ mengalami kekambuhan
dan )#+ mengalami perburukan. Sampai saat ini belum ada metode yang
dapat memprediksi siapa yang akan menjadi sembuh siapa yang tidak, tetapi
ada beberapa faktor yang dapat mempengaruhinya seperti ; usia tua, faktor
pen,etus jelas, onset akut, riwayat sosial / pekerjaan pramorbid baik, gejala
depresi, menikah, riwayat keluarga gangguan mood, sistem pendukung baik
dan gejala positif ini akan memberikan prognosis yang baik sedangkan onset
muda, tidak ada faktor pen,etus, onset tidak jelas, riwayat sosial buruk,
autistik, tidak menikah/janda/duda, riwayat keluarga skizofrenia, sistem
pendukung buruk, gejala negatif, riwayat trauma prenatal, tidak remisi dalam
) tahun, sering relaps dan riwayat agresif akan memberikan prognosis yang
buruk.
I. Terapi.Tatalaksana
/. Penatalaksanaan dilakukan melalui;
a. Psikofarmaka;
Pemilihan jenis antipsikosis mempertimbangkan gejala psikosis
yang dominan dan efek samping obat. Pergantian disesuaikan dengan
dosis ekialen. !pabila obat antipsikosis tertentu tidak memberikan
respons klinis dalam dosis yang sudah optimal setelah jangka waktu
yang tepat, dapat diganti dengan obat antipsikosis lain 4sebaiknya dan
golongan yang tidak sama6 dengan dosis ekialennya. !pabila dalam
riwayat penggunaan obat antipsikosis sebelumnya sudah terbukti efektif
dan efek sampingnya ditolerir baik, maka dapat dipilih kembali untuk
pemakaian sekarang. %ila gejala negatif lebih menonjol dari gejala
positif pilihannya adalah obat antipsikosis atipikal, Sebaliknya bila
gejala positif lebih menonjol dibandingkan gejala negatif pilihannya
adalah tipikal. %egitu juga pasien(pasien dengan efek samping
ekstrapiramidal pilihan kita adalah jenis atipikal. &bat antipsikotik yang
beredar dipasaran dapat dikelompokkan menjadi dua bagian yaitu
*
antipsikotik generasi pertama 4!P1 /6 dan antipsikotik generasi ke dua
4!P1 ll6. !P1 / dapat dibagi lagi menjadi potensi tinggi bila dosis yang
digunakan kurang atau sama dengan "$ mg diantaranya adalah
trifluoperazine, fluphenazine, haloperidol dan pimozide. &bat(obat ini
digunakan untuk mengatasi sindrom psikosis dengan gejala dominan
apatis, menarik diri, hipoaktif, waham dan halusinasi. Potensi rendah
bila dosisnya lebih dan #$ mg diantaranya adalah Fhlorpromazine dan
thiondazine digunakan pada penderita dengan gejala dominan gaduh
gelisah, hiperaktif dan sulit tidur. !P1 // sering disebut sebagai
serotonin dopamin antagonis 4S0!6 atau antipsikotik atipikal. &bat
yang tersedia untuk golongan ini adalah ,lozapine, olanzapine,
Buetiapine dan risperidon. Pada pemberian obat !P1 / perlu
ditambahkan obat antikolinergik golongan triheksipenidil untuk
mengatasi efek samping.
b. Psikoterapi
7erhadap pasien ;
"6 Pengenalan terhadap penyakit, manfaat pengobatan, ,ara
pengobatan, efek samping pengobatan.
'6 Memotiasi pasien agar minum obat se,ara teratur dan rajin kontrol
setelah pulang dari perawatan.
)6 Membantu pasien agar dapat kembali melakukan aktiitas sehari(
hari se,ara bertahap.
7erhadap keluarga ;
"6 Memberikan pengertian untuk menjaga suasana hati pasien. Pasien
jangan terlalu sedih atau terlalu senang.
'6 Menyarankan keluaga jangan membiarkan pasien melamun atau
tanpa aktiitas, keluarga mengarahkan dan mendukung kegiatan
yang disukai pasien dan bermanfaat se,ara ekonomi.
)6 Mengawasi dan mendampingi pasien kontrol meminum obat se,ara
teratur dan rutin.
2
STATUS PENDE,ITA
A. IDENTITAS
Dama ; Dy. S
Cmur ; 3' tahun
Genis Kelamin ; Perempuan
!gama ; /slam
!lamat ; Pedaan H7 E/"" Kedawung, Sragen
Pendidikan ; SMP
Pekerjaan ; 7idak bekerja
Status ; Menikah
B. ,I0A1AT PSIKIAT,I
Hiwayat penyakit pasien diperoleh dari autoanamnesa dan alloanamnesa.
!lloanamnesa dilakukan dengan;
". 7n. S, 3* tahun, pendidikan S0, pekerjaan tani, suami pasien,
tinggal serumah dengan pasien.
/. Kel"%an Utama 2
1aduh gelisah
3. ,i(a*at Pen*akit Sekarang 2
a. Alloanamnesa
Suami pasien men,eritakan bahwa pasien dibawa ke HSG
Surakarta karena pasien terlihat oleh keluarganya gaduh gelisah,
teriak(teriak, dan mondar(mandir. Pasien terlihat gaduh gelisah kurang
lebih tiga hari sebelum masuk rumah sakit. Pasien mengeluhkan tidak
bisa tidur satu hari sebelum pasien terlihat gaduh gelisah. 7iga minggu
sebelum masuk rumah sakit pasien baru saja pulang dari HSG0
Surakarta. Pasien sebelumnya dirawat kurang lebih sepuluh hari akibat
"$
keluhan yang sama. Setelah di rumah, pasien tidak mau minum obat
dengan alasan bosan.
Pada tahun "22#, pasien pertama kali dibawa ke HSG0
Surakarta, akibat pasien teriak(teriak dan kebingungan. Sebelumnya
pasien mengeluh tidak bisa tidur. Pagi hari setelah pasien tidak bisa
tidur, pasien berpamitan untuk pergi berwisata ke Fandi %orobudur.
Selama dua hari pasien tidak pulang. Keluarga berusaha untuk
men,ari, tetapi tidak ketemu. Kemudian keluarga pergi ke orang pintar
untuk men,ari petunjuk. &rang pintar tersebut mengatakan jika sudah
tidak bingung, pasien akan pulang dengan sendirinya. Siang harinya,
pasien pulang ke rumah dengan membawa dua topi besar yang biasa
dijual di tempat(tempat wisata. Pasien ditanya darimana tidak
menjawab. Kemudian setelah itu pasien terlihat bingung dan bi,ara
ngelantur. Kemudian oleh keluarga dibawa ke HSG0 Surakarta dan
dirawat inap.
Pasien sebelumnya pernah dirawat sebanyak "' kali di HSG0
Surakarta dengan keluhan yang sama. Setiap kumat, pasien
sebelumnya mengeluh tidak bisa tidur dan sore harinya pasien teriak(
teriak. Ketika ditanya oleh suami mengapa tidak bisa tidur, pasien
hanya diam. Saat kumat pasien berteriak(teriak, berbi,ara kotor, dan
bi,ara ngelantur.
Pasien tidak bekerja, pasien sebagai ibu rumah tangga.
Keseharian pasien di rumah hanya memasak. Pasien sering berada
sendirian di rumah. Pasien tinggal dengan seorang suami, dua orang
anak, dan seorang menantu. Pasien sering sendiri karena ditinggal
suami, anak dan menantu bekerja, serta anak yang masih sekolah.
Sesekali pasien ke tempat tetangga untuk mengobrol.
Suami mengatakan pasien sempat tidak kambuh selama * tahun
setelah di EF7. Pasien kontrol jika pasien sedang kumat saja.
!. A"toanamnesa
""
Pasien adalah seorang perempuan berumur 3' tahun,
berpenampilan sesuai umur, pakaian rapi bersih, dan perawatan diri
baik. Ketika ditanya oleh pemeriksa, pasien ,ukup kooperatif, dapat
duduk tenang, dan menjawab semua pertanyaan yang diajukan oleh
pemeriksa. Saat ditanya kenapa pasien dibawa ke HSG0 Surakarta,
pasien menjawab bahwa suaminya yang membawanya masuk rumah
sakit, pasien tidak tahu penyebabnya apa.
Pasien mengatakan dirinya sudah "' kali bolak(balik dirawat di
HSG0. Pasien ber,erita bahwa dirinya kerap ketakutan karena melihat
ular besar yang sering menampakkan diri di dalam rumahnya. Saat
pasien melihat ular tersebut, pasien mengaku akan marah(marah
dengan berteriak supaya ular tersebut pergi. Pasien juga mendengar
suara burung hantu di rumahnya. Pasien merasa rumahnya angker.
Pasien sering melihat dedemit. Pasien juga mengatakan dirinya
dirasuki oleh roh nenek moyangnya yang memiliki ilmu kebatinan,
yang mengatakan bahwa pasien adalah seorang putri. Pasien merasa
selama dirinya di rumah sakit jiwa, suaminya sedang men,ari bantuan
kepada dukun untuk menyembuhkan dirinya. Suatu saat pasien pulang
dari rumah sakit, pasien mengaku sering didatangi orang berusia tua
melakukan ritual di depan pasien supaya pasien sembuh. Damun
pasien mengatakan tidak ada perubahan, pasien masih sering melihat
ular besar dan mendengar burung hantu, rumahnya masih terasa angker
dan masih sering melihat dedemit.
Pasien ber,erita bahwa pasien sehari(hari bekerja sebagai ibu
rumah tangga di rumah. Pasien tinggal bersama suami, ' anak dan "
anak menantu. Pasien mengaku sering merasa kesepian ketika seluruh
anggota keluarga sedang berada di luar rumah. .ubungan dengan
anggota keluarga lain umumnya ,ukup baik. Pasien mengatakan
suaminya baik dan perhatian, namun pasien tidak dekat dengan putri
pertamanya karena sering memarahi ibunya.
"'
Kedua orang tua pasien sudah meninggal dunia. /bu pasien
meninggal pada tahun "22E, sedangkan ayah pasien meninggal pada
tahun '$"". Pasien merasa kehilangan ayah dan ibunya.
Pasien menikah pada tahun "22$. Pasien mengaku menikah
dengan suaminya karena dijodohkan. Satu tahun sebelum menikah,
pasien ber,erita dirinya diperkosa oleh teman kakak laki(lakinya.
4. ,i(a*at Pen*akit da%"l"
a. ,i(a*at Psikiatri
Pasien pernah "' kali dirawat di HSG0 Surakarta dengan keluhan yang
sama
!. ,i(a*at angg"an 5edis
( Hiwayat hipertensi ; disangkal
( Hiwayat diabetes mellitus ; disangkal
( Hiwayat trauma ; disangkal
( Hiwayat kejang ; disangkal
( Hiwayat asma ; disangkal
&. ,i(a*at 5edis 6ain
( Hiwayat konsumsi alkohol ; disangkal
( Hiwayat merokok ; disangkal
( Hiwayat konsumsi obat psikotropik ; disangkal
7. ,i(a*at Ke%id"pan Pri!adi
a. ,i(a*at Prenatal dan Perinatal
Pasien lahir normal, kelahiran di dukun.
!. ,i(a*at 5asa Anak A(al 89#4 ta%"n:
Pasien tumbuh dan berkembang seperti anak(anak seusianya. Pasien
tidak pernah mengalami sakit berat, demam tinggi, kejang. Pasien
diasuh oleh oleh kedua orang tuanya.
&. ,i(a*at 5asa Anak Pertenga%an 87#// ta%"n:
Pasien masa ini pasien tumbuh dan berkembang seperti anak
seusianya, pasien dapat bergaul dengan teman(temannya.
d. ,i(a*at 5asa Anak Ak%ir 8p"!ertas sampai rema;a:
Setelah tamat S0, pasien melanjutkan pendidikan ke SMP, tetapi
pasien tidak melanjutkan ke SM!.
e. ,i(a*at 5asa De(asa
/: ,i(a*at Peker;aan
Pasien tidak bekerja
3: ,i(a*at Perka(inan
Pasien sudah menikah sejak tahun "22$, dikaruniai ' orang anak.
4: ,i(a*at Pendidikan
Pasien tamat SMP
")
7: Agama
Pasien pemeluk agama /slam. Pasien rajin beribadah.
<: Akti)itas Sosial
Pasien mudah bergaul.
=: Sit"asi -id"p Sekarang
Sebelum tinggal di rumah sakit jiwa, pasien tinggal serumah
dengan suami bersama ' orang anak kandung, dan " orang
menantu.
<. ,i(a*at Kel"arga
Pasien adalah anak kelima dari tujuh bersaudara. 7erdapat anggota
keluarga yang mengalami sakit serupa pasien adalah kakak dan adik
kandung pasien
1enogram;
Keterangan gambar;

C.
D. PE5E,IKSAAN STATUS 5ENTA6
/. am!aran Um"m
a. Penampilan
Seorang perempuan, 3' tahun, penampilan sesuai umur, perawatan
diri baik, memakai seragam HSG0 dan memakai sandal.
!. Psikomotor
"3
; tanda gambar untuk jenis kelamin perempuan
; tanda gambar yang menunjukkan pasien
; tanda gambar yang menunjukkan yang telah meninggal
; tanda gambar untuk jenis kelamin laki(laki
; tanda gambar yang menunjukkan yang mengalami sakit serupa
pasien
Pasien tampak tenang dan dapat duduk tenang.
&. Sikap ter%adap pemeriksa
Sikap pasien terhadap pemeriksa kooperatif. Saat ditanya, pasien
bersedia untuk menjawab pertanyaan yang diajukan.
3. Kesadaran
/.
K"antitatif 2 Fompos Mentis, E
3
I
#
M
9
3.
K"alitatif 2 %erubah
4. Pem!i&araan
Pasien menjawab sesuai dengan pertanyaan yang diberikan, isi
pembi,araan tidak dapat dilogika, tetapi isi dan banyaknya pembi,araan
,ukup banyak dalam menjawab pertanyaan pemeriksa. Pasien menjawab
dengan olume suara yang ,ukup, intonasi, dan artikulasi yang jelas,
menjawab pertanyaan dengan spontan.
7. Alam Perasaan
a. 5ood 2 labil
!. Afek 2 tumpul
&. Keses"aian 2 sesuai 4appropriate6
d. Empati 2 tidak dapat dirabarasakan
<. angg"an Persepsi
a. -al"sinasi 2 4J6 pasien melihat ular besar dan mendengar suara
burung hantu di rumah, melihat dedemit di rumah dan di bangsal, serta
melihat tukang panggang daging di bangsal.
!. Il"si 2 4(6
&. Depersonalisasi 2 4(6
d. Derealisasi 2 4(6
=. Proses Pikir
a. Bent"k pikir 2 Don realistik
!. Ar"s pikir 2 !sosiasi longgar
&. Isi pikir 2
( Delusion of control ; pasien melakukan perintah dukun yang
dibawa suaminya, seperti minum air garam.
( Delusion of passivity ; pasien melakukan perintah kyai yang
mendatanginya untuk mandi air panas dan melumuri tubuhnya
dengan minyak.
( Thought echo ; pasien selalu berpikir bahwa telah terjadi perang
antara Gawa 7imur dan Gawa 7engah.
( Thought insertion ; pasien per,aya perkataan roh nenek moyang
pasien bahwa pasien adalah seorang putri.
"#
>. Kesadaran dan Kognisi
a. ?rientasi
&rang ; baik, pasien dapat mengenali nama suami dan anaknya,
dapat mengenali dokter dan perawat.
7empat ; baik, pasien mengetahui sedang berada di rumah sakit dan
alamat tempat tinggalnya.
@aktu ; baik, pasien mengetahui waktu saat dilakukan
pemeriksaan.
!. Da*a ingat
Gangka panjang ; pasien dapat mengingat kapan menikah, riwayat
pendidikan, dan dapat menyebutkan kejadian(kejadian setahun
yang lalu.
Gangka sedang ; baik, pasien dapat men,eritakan kejadian sebelum
dibawa ke HSG0 Surakarta dan kapan tepatnya dibawa.
Gangka pendek ; baik, pasien mampu menyebutkan apa yang
dimakan saat sarapan.
Gangka segera ; baik, pasien mampu menyebutkan angka <'#"3=
yang pemeriksa sebutkan kepada pasien.
&. Da*a konsentrasi dan per%atian
Konsentrasi ; tidak mudah dialihkan
Perhatian ; tidak mudah dialihkan
d. Kemamp"an a!strak
Pasien tidak dapat menyebutkan arti perumpamaan yang ditanyakan
pemeriksa kepadanya.
e. Kemamp"an menolong diri sendiri
%aik, pasien dapat makan, minum, mandi, dan bisa tidur sendiri
dengan baik.
f. Tilikan
". Penilaian realita ; buruk
'. Tilikan ; derajat //
g. Taraf Dapat diper&a*a
Se,ara keseluruhan informasi diatas dapat diper,aya.
E. PE5E,IKSAAN DIAN?STIK 6EBI- 6ANJUT
/. Stat"s Interna
a. Kesan Ctama ; ,omposmentis, kesan status gizi baik
"9
b. Iital Sign ;
"6 7ekanan darah ; ")$/*$ mm.g
'6 Dadi ; *$ kali/menit
)6 Suhu ; )9,3
o
F
36 Hespirasi ; '$ kali/menit
Kesan ; Pemeriksaan vital sign dalam batas normal
3. Stat"s Ne"rologi
a.
-ungsi kesadaran ; 1FS E
3
I
#
M
9
b.
-ungsi luhur ; baik
,.
-ungsi kognitif ; baik
d.
-ungsi sensorik ; baik
D D
D D
e.
-ungsi motorik ; baik
Kontraksi otot 7onus otot
J# J# D D
J# J# D D
Heflek fisiologis Heflek patologis
J' J' ( (
J' J' ( (
f.
Derus ,ranialis ; D ///, I//, K// dalam batas normal.
Kesan ; Pemeriksaan status neurologi dalam batas normal
4. Pemeriksaan 6a!oratori"m
7anggal '" Ganuari '$"'
a. 1ula 0arah Sewaktu ; "$2 mg/dl
b. Kolesterol 7otal ; "*$ mg/dl
,. 7rigliseride ; "$2 mg/dl
d. Creum ; )) mg/dl
e. Kreatinin ; $,* mg/dl
f. S1&7 ; "$ C/5
g. S1P7 ; 2 C/5
F. IK-TISA, PENE5UAN BE,5AKNA
0ari riwayat penyakit sekarang didapatkan, pasien perempuan usia 3'
tahun, dengan keluhan utama gaduh gelisah. Pasien terlihat gaduh gelisah
"E
kurang lebih tiga hari SMHS, pasien juga berteriak(teriak, dan mondar(
mandir, sebelumnya pasien mengeluhkan tidak bisa tidur.
Pasien sudah "' kali dirawat di HSG0 Surakarta dengan keluhan
serupa. Saat pasien di rumah, pasien tidak mau minum obat karena bosan,
dan hanya kontrol saat kumat.
Pasien ber,erita bahwa dirinya sering ketakutan karena melihat ular
besar menampakkan diri di dalam rumahnya. Saat pasien melihat ular
tersebut, pasien mengaku akan marah(marah dengan berteriak supaya ular
tersebut pergi. Pasien juga mendengar suara burung hantu di rumahnya.
Pasien merasa rumahnya angker dan sering melihat dedemit. Pasien juga
mengatakan dirinya dirasuki oleh roh nenek moyangnya yang memiliki ilmu
kebatinan, yang mengatakan bahwa pasien adalah seorang putri. Selama di
HSG0 Surakarta, pasien juga sering melihat dedemit dan tukang panggang
daging.
Pasien tinggal bersama suami, ' anak dan " anak menantu. Pasien
mengaku sering merasa kesepian ketika seluruh anggota keluarga sedang
berada di luar rumah. Pasien mengatakan suaminya baik dan perhatian,
namun pasien tidak dekat dengan putri pertamanya karena sering memarahi
ibunya. Kedua orang tua pasien sudah meninggal dunia. /bu pasien
meninggal pada tahun "22E, sedangkan ayah pasien meninggal pada tahun
'$"". Pasien merasa kehilangan ayah dan ibunya. Pasien menikah pada tahun
"22$. Pasien mengaku menikah dengan suaminya karena dijodohkan. Satu
tahun sebelum menikah, pasien ber,erita dirinya diperkosa oleh teman kakak
laki(lakinya.
0ari status mental didapatkan aktiitas psikomotor yang tenang saat
pemeriksaan, kesadaran kualitatif yang berubah, alam perasaan dimana mood
labil, dan afek tumpul, dengan kesesuaian dengan isi fikirnya. 7erdapat
halusinasi isual dan auditorik. Pada proses fikir didapatkan bentuk non
realistik, arus fikir asosiasi longgar, dan isi fikir berupa delusion of control,
delusion of passivity, thought echo, thought insertion. 0aya konsentrasi dan
perhatian tidak mudah dialihkan. Penilaian realita buruk, tilikan derajat //,
"*
untuk status interna, neurologi, dan pemeriksaan penunjang tidak didapatkan
kelainan.
. DIAN?SIS 5U6TIAKSIA6
A@is I 2 -'$.$ Skizofrenia Paranoid
A@is II 2 Firi kepribadian skizoid
A@is III 2 7idak ada diagnosis
A@is IA 2 Masalah dengan primary support group 4keluarga6
A@is A 2 1!- 9$(#"
-. DAFTA, 5ASA6A-
/. ?rgano!iologik 2 7idak !da
3. Psikologik 2
a. 1angguan perilaku
b. 1angguan alam perasaan 4mood dan afek6
,. 1angguan persepsi 4halusinasi6
d. 1angguan proses pikir 4bentuk pikir, arus pikir, isi fikir6
e. 1angguan penilaian realita
I. ,ENCANA PEN?BATAN 6ENKAP
/. 5edikamentosa
a. Fhlorpromazin ' A "$$ mg
b. .aloperidol ) A # mg
,. 7riheAyphenidile ) A ' mg
3. Non 5edikamentosa
7erhadap pasien jika kondisi sudah membaik.
Pengenalan terhadap penyakitnya, manfaat pengobatan, ,ara
pengobatan dan efek samping pengobatan
Memotiasi pasien agar minum obat se,ara teratur dan rajin kontrol.
Membantu pasien untuk menerima kenyataan dan menghadapinya.
Membantu pasien untuk dapat kembali melakukan aktiitas sehari(
hari se,ara bertahap.
Menggali kemampuan pasien agar bisa dikembangkan.
Kepada keluarga ;
Memberikan pengertian kepada keluarga pasien tentang gangguan
yang dialami pasien.
Menyarankan kepada keluarga pasien agar memberikan
suasana/lingkungan yang kondusif bagi penyembuhan dan
pemeliharaan pasien.
"2
Menyarankan kepada keluarga agar lebih telaten dalam pengobatan
pasien, dan membawa pasien untuk kontrol se,ara teratur.
J. P,?N?SIS
( Lua ad itam ; bonam
( Lua ad sanam ; dubia ad bonam
( Lua ad fungsionam ; dubia ad bonam
K. Penulisan resep;
H/ Fhlorpromazine tab mg "$$ Do. K/I
S ' dd tab /
H/ .aloperidol tab mg # Do. KK/
S ) dd tab /
H/ 7riheAyphenidile mg ' Do. KK/
S ) dd tab /
Pro; Dy. Daomi 4)*th6
6. Keterangan &bat
a. Florpromazin 4FPM6
"6 -armakodinamik
a6 SSP
FPM menimbulkan efek sedasi yang disertai sikap a,uh tak
a,uh terhadap rangsang dari lingkungan. Pada pemakaian lama
dapat timbul toleransi terhadap efek sedasi. 7imbulnya sedasi
tergantung dari status emosional penderita sebelum minum obat.
4Sulistia, '$$#6
b6 &tot rangka
FPM dapat menimbulkan relaksasi otot skelet yang berada
dalam keadaan spastik. 4Sulistia, '$$#6
,6 Efek endokrin
FPM menghambat oulasi dan menstruasi, serta sekresi
!F7.. Efek terhadap sistem endokrin ini terjadi berdasarkan
efeknya terhadap hipotalamus. 4Sulistia, '$$#6
d6 Kardioaskular
'$
FPM dapat menimbulkan hipotensi berdasarkan beberapa
hal. 4Sulistia, '$$#6
'6 Efek samping
%atas keamanan FPM ,ukup lebar, sehingga obat ini ,ukup
aman. Efek samping umumnya merupakan efek perluasan
farmakodinamiknya. Mungkin dapat terjadi reaski idiosinkrasi.
4Sulistia, '$$#6
)6 Sediaan
FPM tersedia dalam bentuk tablet '#/"$$ mg dan larutan
suntik '# mg/ml. 5arutan FPM dapat berubah warna menjadi merah
jambu pada pengaruh ,ahaya. 4Sulistia, '$$#6.
b. .aloperidol
"6 -armakodinamik
Pada orang normal, efek haloperidol mirip fenotiazin
piperazin. .aloperidol memperlihatkan antipsikotik yang kuat dan
efektif untuk fase mania penyakit manik depresif dan skizofrenia.
4Sulistia, '$$#6
'6 -armakokinetik
.aloperidol ,epat diserap dari saluran ,erna. Kadar pun,ak
dalam plasma ter,apai dalam waktu '(9 jam. Ekskresi lambat
melalui ginjal. 4Sulistia, '$$#6
)6 Efek samping
Menimbulkan reaksi ekstrapiramidal dengan insidens yang
tinggi, terutama pada penderita usia muda. .aloperidol sebaiknya
tidak dinrikan pada wanita hamil sampai terlihat bukti bahwa obat
ini tidak menimbulkan efek teratogenik. 4Sulistia, '$$#6
36 Sediaan
7ablet # mg
,. 7riheAyphenidile
'"
"6 -armakodinamik
&bat ini terutama berefek sentral. Khususnya bermanfaat
terhadap Parkinsonisme akibat obat. Misalnya oleh neuroleptik,
termasuk juga antiemetik turunan fenotiazin, yang menimbulkan
gangguan ekstrapiramidal akibat blokade reseptor 0! di otak.
7riheksifenidil juga memperbaiki gejala beser ludah 4sialorrhea6 dan
suasana perasaan 4mood6. 4Sulistia, '$$#6
'6 -armakokinetik
7idak banyak diketahui tentang farmakokinetik obat ini. Kadar
pun,ak triheksifenidil ter,apai setelah "(' jam. Masa paruh eliminasi
terminal antara "$ dan "' jam. 4Sulistia, '$$#6
)6 Efek samping
a6 Sentral
!taksia, disartria, hipertermia, amnesia, delusi, halusinasi,
somnolen, dan koma. 4Sulistia, '$$#6
b6 Perifer
Sama dengan atropin. 4Sulistia, '$$#6
36 Sediaan
7ersedia triheksifenidil tablet ' dan # mg.
DAFTA, PUSTAKA
''
NNN, '$$2, MIMS Indonesia Petunjuk Konsultasi. Gakarta. /nfo master
/S-/. '$$E. Informasi Spesialite !at Indonesia. Gakarta; P7. /krar Mandiriabadi
Kaplan, Fhaddo,k. '$$E. Sinopsis Psikiatri . Gakarta.
Maramis, @.-. '$$*. "atatan Ilmu Kedokteran #i$a . Surabaya. !irlangga
Cniersity Press.
Muslim, Husdi.'$$2. Diagnosis %angguan #i$a, Gakarta; P7. 0ian Hakyat
Muslim, Husdi.'$$2. Penggunaan Klinis !at Psikotropik . Gakarta; P7 0ian
Hakyat.
Sulistia 1. 1aniswara, '$$#, &armakologi dan Terapi, Gakarta; %agian
-armakologi -KC/
')

Anda mungkin juga menyukai