Anda di halaman 1dari 18

KATA PENGANTAR

Puji syukur kepada Allah SWT yang telah memberikan rahmat, taufk
dan hidayah-Nya, sehingga penyusun dapat menyelesaikan MAKALA
dengan judul !"#LA$#AS#S%& Makalah ini dimaksudkan untuk memenuhi
tugas semester&
Tak terlupa penyusun mengu'apkan terima kasih kepada (
)& Pihak perpustakaan,sebagai pihak yang telah menyediakan bahan
literature sehingga membantu penyusun dalam menyelesaikan makalah&
*& Serta teman + teman yang turut membantu dalam penyusunan makalah
ini&
Penulis berharap isi makalah ini dapat berman,aat bagi pemba'a,
namun penulis juga menyadari akan kekurangan makalah ini, sehingga
jauh dari kata sempurna& Penulis mengharapkan kritik dan saran supaya
pada tugas makalah berikutnya dapat lebih baik lagi&
Sem-ga makalah ini dapat berman,aat bagi yang memba'anya&
Padang,.uli )*

Penulis
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
"ilariasis merupakan salah satu penyakit yang termasuk endemis di
#nd-nesia& Seiring dengan terjadinya perubahan p-la enyebaran penyakit
di negara-negara sedang berkembang, penyakit menular masih berperan
sebagai penyebab utama kesakitan dan kematian& Salah satu penyakit
menular adalah penyakit kaki gajah (Filariasis). Penyakit ini merupakan
penyakit menular menahun yang disebabkan -leh 'a'ing flaria& /i dalam
tubuh manusia 'a'ing flaria hidup di saluran dan kelenjar getah
bening(limfe), dapat menyebabkan gejala klinis akut dan gejala kr-nis&
Penyakit ini ditularkan melalui gigitan nyamuk& Akibat yang ditimbulkan
pada stadium lanjut 0kronis) dapat menimbulkan 'a'at menetap seumur
hidupnya berupa pembesaran kaki 0seperti kaki gajah1 dan pembesaran
bagian bagian tubuh yang lain seperti lengan, kant-ng buah 2akar,
payudara dan alat kelamin 3anita
Pada tahun )445 World Health Organization 0W61 telah
menyatakan bah3a penyakit kaki gajah dapat di eleminasi dan dilanjutkan
pada tahun )447 World Health Assembly membuat res-lusi tentang
eliminasi penyakit kaki gajah dan pada tahun *888 W6 telah
menetapkan k-mitmen gl-bal untuk mengeliminasi penyakit kaki gajah
(The Global Goal of limination of !ym"hati# Filariasis as a $%bli# Health
$roblem by the year &'&'().
/i #nd-nesia penyakit kaki gajah pertama kali ditemukan di .akarta
pada tahun )994& :erdasarkan ra"id ma""ing kasus klinis kronis )lariasis
tahun *888 3ilayah #nd-nesia yang menempati ranking tertinggi kejadian
flariasis adalah /aerah #stime3a A'eh dan Pr-pinsi Nusa Tenggara Timur
dengan jumlah kasus masing-masing )489 dan )78; kasus kr-nis&
Menurut :ar-dji dkk 0)448 +)44<1 Wilayah Kabupaten "l-res Timur
merupakan daerah endemis penyakit kaki gajah yangdisebabkan -leh
'a'ing W%#hereria ban#rofti dan *r%gia timori& Selanjutnya -leh Part-n-
dkk 0)47*1 penyakit kaki gajah ditemukan di Sula3esi& /i Kalimantan -leh
S-ed-m- dkk 0)4981 Menyusul di Sumatra -leh Su2uki dkk 0)49)1
Sedangkan penyebab penyakit kaki gajah yang ditemukan di Sula3esi,
Kalimantan dan Sumatra tersebut adalah dari s"esies *r%gia malayi&
Selain ke tiga 3ilayah kepulauan tersebutdiatas sebagaimana yang
termuat didalam m-dul eleminasi penyakit kaki gajah yang di terbitkan
-leh /epkes& $# melalui /itjen PPM = PL/irekt-rat P*:* Subdit Filariasis
dan +#histosomiasis 0*88*1 endemisitas kejadian )lariasis juga terdapat
dibeberapa pr-pinsi lainya di #nd-nesia, diantaranya Kabupaten :ekasi
Pr-pinsi .a3a :arat, Kabupaten Pekal-ngan Pr-pinsi .a3a Tengah,
Kabupaten Lebak Tangerang Pr-pinsi :anten, :atam Pr-pinsi $iau,
Lampung Timur Pr-pinsi Lampung, Mamuju Pr-pinsi Sula3esi Selatan,
/-nggala Pr-pinsi Sula3esi Tengah, Kab& P-ntianak Pr-pinsi Kalimantan
:arat, Kabupaten Kapuas Pr-pinsi Kalimantan Tengah, dan K-ta :aru
Pr-pinsi Kalimantan Selatan& Menurut arijani AM& 0)49)1 ditemukan
*r%gia malayi di Kalimantan Selatan bersi,at ,oonosis karena dari
penangkapan berbagai binatang, ku'ing, m-nyet daun mengandung
*r%gia malayi stadium de3asa dan >ekt-rnyadapat menggigit baik
manusia maupun he3an
B. TUJUAN
)& T?.?AN ?M?M
Mengetahui penyakit tentang penyakit Filariasis
*& T?.?AN K?S?S
Setelah membahas makalah ini diharapkan dapat memahami
tentang (
a& Penyakit Filariasis dan akibatnya
b& $esp-n immun-l-gi dari penderita Filariasis
'& Pen'egahan penyakit Filariasis
d& Peng-batan penyakit Filariasis
e& Angka kejadiaan Filaria di #nd-nesia
BAB II
PEMBAHASAN
A. PENGERTIAN
Filariasis adalah penyakit 2--n-sis menular yang banyak ditemukan
di 3ilayah tr-pika seluruh dunia& Penyebabnya adalah in,eksi -leh
sekel-mp-k 'a'ing nemat-da parasit yang tergabung dalam super,amilia
Filarioidea& @ejala yang umum terlihat adalah terjadinya elefantiasis,
berupa membesarnya tungkai ba3ah 0kaki1 dan kantung 2akar 0skr-tum1,
sehingga penyakit ini se'ara a3am dikenal sebagai penyakit kaki gajah
0elephantiasis1& Filariasis limfatik di #nd-nesia disebabkan -leh W.
ban#rofti, *. malayi dan *. timori, menyerang kelenjar dan pembuluh
getah bening& Penularan terjadi melalui >ekt-r nyamuk -%le. s"".,
Ano"heles s""., Aedes s"". dan /ansonia s"".
Filariasis adalah masalah gl-bal, masalah kesehatan masyarakat
yang terjadi di #ndia, Aina dan #nd-nesia& Ketiga negara selama kurang
lebih dua-pertiga dari t-tal jumlah penduduk dunia diperkirakan terin,eksi&
/i daerah endemik, )8B mungkin menderita )lariasis& /i #ndia, )lariasis
limfatik disebabkan -leh W%#hereria ban#rofti, >ekt-r yang adalah
nyamuk -%le. 0%in0%efas#iat%s (-. fatigans).

B. PENGELOMPOKAN
Filariasis biasanya dikel-mp-kkan menjadi tiga ma'am,
berdasarkan bagian tubuh atau jaringan yang menjadi tempat
bersarangnya( )lariasis limfatik, )lariasis s%bk%tan 0ba3ah jaringan kulit1,
dan )lariasis rongga serosa 0ser-us 'a>ity1& Filariasis limfatik disebabkan
W%#hereria ban#rofti, *r%gia malayi, dan *r%gia timori
C)D
& @ejala
ele,antiasis 0penebalan kulit dan jaringan-jaringan di ba3ahnya1
sebenarnya hanya disebabkan -leh flariasis lim,atik ini& *. timori diketahui
jarang menyerang bagian kelamin, tetapi W. ban#rofti dapat menyerang
tungkai dada, serta alat kelamin& "ilariasis subkutan disebabkan -leh !oa
loa 0'a'ing mata A,rika1, /ansonella stre"to#er#a, On#ho#er#a 1ol1%l%s,
dan 2ra#%n#%l%s medinensis 0'a'ing guinea1& Mereka menghuni lapisan
lemak yang ada di ba3ah lapisan kulit& .enis )lariasis yang terakhir
disebabkan -leh /ansonella "erstans dan /ansonella ozzardi, yang
menghuni r-ngga perut& Semua parasit ini disebarkan melalui nyamuk
atau lalat pengisap darah, atau, untuk 2ra#%n#%l%s, -leh k-pep-da
0Arusta'ea1&
/ean dan K-sta, meneliti pada tahun )45* menunjukkan, )8,9B pasien
ditemukan embri- 'a'ing dari pemeriksaan darah pada <&888 -rang
tersebar di beberapa
lingkungan di k-ta& Para penulis yang sama juga menemukan bah3a -%le.
fatigans merupakan tempat utama Filariasis, dan hampir semua nyamuk
di
rumah di beberapa lingkungan di mana mengandung parasit
mi'r-flaremia, dan kemudian memeriksa )8)5 spesimen, )),;B terdapat
W. *an#rofti.
Daur hidup Wuchereria bancrofti.
C. GEJALA KLINIS
@ejala klinis )lariasis disebabkan -leh 'a'ing de3asa pada sistem lim,atik
dan -leh reaksi hiperresp-nsi, berupa o##%lt )lariasis.
/alam perjalanan penyakit )lariasis bermula dengan aden-lim,angitis
akuta berulang dan berakhir dengan terjadinya -bstruksi menahun dari
sistem lim,atik& Perjalanan penyakit tidak jelas dari satu stadium ke
stadium berikutnya tetapi bila diurut dari masa inkubasi maka dapat
dibagi menjadi (
3. /asa "re"aten
Masa prepaten, masa antara masuknya lar>a in,ekti, sampai
terjadinya mikr-flaremia berkisar antara E7 bulan& anya sebagian saja
dari penduduk di daerah endemik yang menjadi mikr-flaremik, dan dari
kel-mp-k mikr-flaremik inipun tidak semua kemudian menunjukkan
gejala klinis& Terlihat bah3a kel-mp-k ini termasuk kel-mp-k yang
asimt-matik amikr-f laremik dan asimt-matik mikr-flaremik&
&. /asa ink%basi
Masa inkubasi, masa antara masuknya lar>a in,ekti, sampai
terjadinya gejala klinis berkisar antara 9); bulan&
4. Ge5ala klinik ak%t
@ejala klinik akut merupakan lim,adenitis dan lim,angitis disertai
panas dan malaise& Kelenjar yang terkena biasanya unilateral& Penderita
dengan gejala klinis akut dapat amikr-f laremik maupun mikr-flaremik&
Filariasis ban#rofti pembuluh lim,e alatkelamin laki-laki sering
terkena disusul ,unikulitis, epididimitis dan -r'hids& Aden-lim,angitis
inguinal atau aksila, sering bersama dengan lim,angitis retr-grad yang
umumnya sembuh sendiri dalam E)< hari dan serangan terjadi beberapa
kali dalam setahun&
Filariasis br%gia Lim,adenitis paling sering mengenai kelenjar
inguinal, sering terjadi setelah bekerja keras& Kadang-kadang disertai
lim,angitis retr-grad& Pembuluh lim,e menjadi keras dan nyeri dan sering
terjadi lim,edema pada pergelangan kaki dan kaki& Penderita tidak mampu
bekerja selama beberapa hari& Serangan dapat terjadi )* FGtahun sampai
beberapa kali perbulan& Kelenjar lim,e yang terkena dapat menjadi abses,
meme'ah, membentuk ulkus dan meninggalkan parut yang khas, setelah
E minggu E bulan&
6. Ge5ala menah%n
@ejala menahun terjadi )8)< tahun setelah serangan akut pertama&
Mikr-flaria jarang ditemukan pada stadium ini, sedangkan
aden-lim,angitis masih dapat terjadi& @ejala menahun ini menyebabkan
terjadinya 'a'at yang mengganggu akti>itas penderita serta membebani
keluarganya&
Filariasis ban#rofti hidr-kel paling banyak ditemukan& /i dalam
'airan hidr-kel ditemukan mikr-flaria& Lim,edema dan ele,antiasis terjadi
di seluruh tungkai atas, tungkai ba3ah, skr-tum, >ul>a atau buah dada,
dan ukuran pembesaran di tungkai dapat E kali dari ukuran asalnya&
-hyl%ria terjadi tanpa keluhan, tetapi pada beberapa penderita
menyebabkan penurunan berat badan dan kelelahan&
Filariasis br%gia ele,antiasis terjadi di tungkai ba3ah di ba3ah lutut dan
lengan ba3ah, sedang ukuran pembesaran ektremitas tidak lebih dari *
kali ukuran asalnya&

D. RESPON IMUN PADA FILARIASIS
Pada )lariasis sistim imun yang berperan adalah sistim seluler dan
hum-ral, kedua sistim ini berjalan dan saling berk--rdinasi karena
pengaruh sit-kin& $esp-n imun flariasis yang hum-ral maupun seluler
terhadap mikr-flaria terlihat lebih baik pada kel-mp-k amikr-flaremik
dibandingkan kel-mp-k mikr-flaremik
7+$O8 +!9!7
$esp-n imun seluler )lariasis telah banyak dipelajari& Peran sel
lim,-sit pada resp-n seluler sangat penting& ilangnya mikr-flaria di
peredaran darah dan di -rgan--rgan tempat parasit tinggal disebabkan
-leh peristi3a A/AA (Antibody 2e"endent -ell -ytoto.i#ity). Se'ara in
1itro telah dibuktikan bah3a bila terdapat antib-di spesifk yang
menempel di permukaan badan mikr-flaria, sel-sel lim,-sit terangsang
untuk menempel di permukaan badan mikr-flaria, disusul matinya
mikr-flaria&
Pr-ses ini diperkirakan merupakan mekanisme pertahanan pada )lariasis&
Kegagalan resp-n seluler dapat terjadi pada penyakit yang telah berjalan
lama 0menahun1H parasit berhasil hidup dan mempertahankan diri di
dalam tubuh h-spes& /alam usaha beradaptasi diri, parasit mengeluarkan
antigen yang dapat mempengaruhi resp-n imun, dan rati- jumlah sel
lim,-sit supres-r 0A/9I1 dan sel lim,-sit helper 0A/5I1 berubah& Sel
A/5I yang jumlahnya rendah mengakibatkan pr-duksi antib-di spesifk
rendah&

7+$O8 :/98OG!O*9!:8
Penelitian resp-n hum-ral pada )lariasis, menunjukkan bah3a
se'ara kuantitati, penduduk daerah endemis yang amikr-flaremik pada
umumnya mempunyai kandungan #g@ anti flaria yang lebih tinggi
dibandingkan dengan penduduk yang mikr-flaremik& Se'ara kualitati,
gambaran yang ditunjukkan lebih k-mpleksH yaitu pada penderita )lariasis
ban#rofti yang mikr-flaremik, #g@ anti flaria yang ada mengenal
k-mp-nen pr-tein 'a'ing de3asa terutama pada berat m-lekul J 98 KdH
pada penderita ele,antiasis terutama pada berat m-lekul )98 Kd - *8 Kd
pada penderita tro"i#al eosino"hilia 0TPK1 k-mp-nen pr-tein yang dikenal
berat m-lekul *88 Kd - *< Kd& Pada penderita )lariasis malayi #g@ anti
flaria dari penduduk yang amikr-flaremik dengan gej ala klinis mengenal
k-mp-nen pr-tein mikr-flaria malayi pada berat m-lekul )*< Kd se'ara
men'-l-k, sedangkan penduduk amikr-flaremik tanpa gejala klinis #g@
yang ada mengenal k-mp-nen 7< Kd dan *< Kd&
Kmpat ma'am subkelas #g@ mempunyai struktur bentuk, ,ungsi dan
derajat partisipasi pada resp-n imun yang masing-masing sangat berbedaH
hal ini memberi indikasi bah3a perbedaan tipe resp-n imun yang terjadi
pada perjalanan penyakit )lariasis ditentukan -leh masing-masing
subkelas #g@ yang berperan& Se'ara kuantitati, kadar #g@ ) pada penderita
ele"hantiasis lebih tinggi dibandingkan pada penderita yang
mikr-flaremik& Se'ara kualitati, p-la pengenalan yang ditunjukkan sangat
berbeda& K-mp-nen pr-tein 'a'ing de3asa *. malayi yang dikenal -leh
#g@l dan #g@E dari penderita ele"hantiasis adalah berat m-lekul L ;9 Kd,
sedangkan pada penderita yang mikr-flaremik k-mp-nen pr-tein yang
dikenal J ;9 Kd&
#g@E mempunyai kemampuan mengikat k-mplemen paling besar di antara
subkelas yang lain& :ila terjadi ikatan #g@E dengan antigen baik spesifk
atau n-nspesifk dapat menyebabkan terakti>asinya sistim k-mplemen
dengan serangkaian reaksi, hal ini dapat menyebabkan rusaknya antigen
tersebut& asil ini menimbulkan dugaan bah3a peran #g@E pada )lariasis
adalah sebagai imun-pr-tekt-r& Tentunya hal ini perlu didukung -leh
penelitian lebih lanjut&
Peran #g@* pada )lariasis masih sangat diragukan, mengingat
kemampuan #g@* untuk mengikat k-mplemen sangat rendah, di samping
ternyata #g@* juga mempunyai kemampuan kuat mengikat p-lisakharida&
$esp-n #g@5 banyak dikaitkan dengan resp-n #gK& :ila kadar #g@5 tinggi
dalam darah, hal ini dapat sebagai indikat-r keadaan in,eksi yang akti,
dan ditemukannya mikr-flaria di dalam darah& :iasanya keadaan ini
disertai dengan rendahnya kemampuan resp-n seluler& P-la pengenalan
#g@5 terhadap k-mp-nen pr-tein 'a'ing )laria banyak dikaitkan dengan
#gK& K-mp-nen pr-tein 'a'ing )laria de3asa maupun mikr-flaria yang
dikenal -leh #g@5 juga dikenal -leh #gK&
Seperti diketahui, di permukaan sel bas-phil dan sel mast terdapat
resept-r untuk #gK& :ila ikatan #gK dan sel bas-phil atau sel mast banyak
beredar dalam darah, kemudian bertemu dengan antigen spesifkmaka
akan terjadi r-bekan permukaan sel-sel tersebut dan terjadi pembebasan
histamin& :ila #g@5 hadir dalam jumlah banyak di dalam darah akan terjadi
dua kemungkinanH pertama k-mpetisi antara #gK dan #g@5 dalam
mengikat antigenH bila terjadi ikatan antigen-#g@5 maka ikatan antigen-
#gK-sel bas-phil tidak terjadi sehingga tidak ada pembebasan histamin dan
reaksi alergi, kemungkinan ke dua bila #g@5 setelah mengikat antigen
kemudian menempel pada resept-r di permukaan sel bas-phil atau sel
mast sehingga #gK tidak dapat menempel pada permukan sel sehingga
pembebasan histamin tidak terjadi&
Pada flariasis k-nsentrasi #gK umumnya tinggi& K-nsentrasi tertinggi
terdapat pada penderita TPK 09;E8 MgGml1, penderita ele"hantiasis dan
kel-mp-k tanpa gejala klinis baik yang mikr-flaremik maupun
amikr-flaremik mempunyai kandungan #gK dua kali n-rmal& Meskipun
semua bentuk klinis )lariasis mempunyai kadar #gK tinggi, gejala alergi
hanya terjadi padaTPK sajaH hal ini karena adanya ,akt-r bl-king -leh
#g@5&
$7A8 +:TO;:8
"ungsi sit-kin pada )lariasis masih belum banyak diketahui& Pada
dasarnya sit-kin adalah suatu pr-tein yang dipr-duksi -leh sel lim,-sit T
dan memegang peran penting pada pengaturan resp-n imun penyakit&
Penelitian tentang resp-n imun pada in,eksi parasit menunjukkan bah3a
sel A/I5 dan A/I9 adalah sel lim,-sit yang berperan sebagai mediat-r
sistim pr-teksi dan imun-pat-l-gik& :erdasarkan sit-kin yang dihasilkan
dalam kaitannya dengan resp-n imun, sel A/I5 dibagi menjadi dua
kel-mp-k sel ( Thl dan Th*& Sit-kin penting yang dipr-duksi -leh sel Thl
adalah #L-* 0#nterleukin-*1 dan #"N gama 0#nter,er-n gama1& #L-*
terutamaberperan dalam pr-ses di,erensiasi sel lim,-sit sit-t-ksik 0ATL1,
dan sel :& #"N gama berperan terutama untuk mekanisme pertahanan,
yaitu( pr-ses akti>asi makr-,ag, meningkatkan pr-ses killing intraseluler,
meningkatkan pr-ses A/AA (Antibody2e"endent -ell -ytoto.i#ity),
menstimulasi pr-li,erasi sel :, meningkatkan pr-duksi #g@* -leh sel : dan
menetralkan e,ek #L-5 pada sel :&
Sit-kin yang dipr-duksi -leh sel Th* adalah( #L-5, #L-< dan #L-;H #L-5
terutama berperan sebagai ,akt-r perkembangan dan akti>asi sel :,
perkembangan sel mast, meningkatkan pr-duksi #gK dan MA kelas ## dari
sel :& #L-< berperan pada perkembangan sel : untuk berpr-li,erasi,
meningkatkan pr-duksi #gA& Peran #L-; adalah menstimulasi pr-li,erasi sel-
sel plasmasit-ma dan hibrid-ma, tim-sit dan sel-sel hemip-etik
pr-genit-r, stimulasi sel : untuk mempr-duksi antib-di&
/ikemukakan 5 ma'am kemungkinan mekanisme resp-n imunH
Mekanisme pertama dalam resp-n imun hanya melibatkan sel Th
l saja, karena sel Th* tidak berperan dalam sekresi sit-kin maka terjadi
sekresi #"N gama, #L-* dan LT yang berlebih, akibatnya terjadi inakti>asi
sel :, tidak ada sekresi antib-di, akti>asi makr-,ag, resp-n /T kuat dan
supresi sel Th*, keadaan ini mengakibatkan parasit-parasit intrasel dapat
terbunuh dengan e,ekti,.
Mekanisme kedua, bila terjadi resp-n sel Th) yang kuat tetapi
disertai dengan sedikit resp-n sel Th*, pengaruh #"Ngama, #L-* dan LT
berkurang karena adanya pengaruh #L-5, #L-< dan #L-; yang dipr-duksi -leh
sel Th*& Terjadi akti>asi sel : dan pr-duksi antib-di, resp-n /T tidak
sekuat pada mekanisme pertama&
Mekanisme ketiga, yaitu bila terjadi resp-n sel Th* yang kuat,
tetapi sedikit resp-n sel Th)& Terjadi sekresi #L-5, #L-< mungkin masih
terjadi, mungkin juga tidak banyak dilakukan, tetapi umumnya belum
didapatkan ja3aban yang memuaskan& Penelitian yang dilakukan -leh
"reedman dan ka3an-ka3an menunjukkan bukti bah3a pada flariasis
k-mp-nen utama yang terlibat dalam resp-n imun adalah sel-sel
end-thelium yang terdapat pada dinding pembuluh >askuler maupun
lim,atik, di ba3ah pengaruh sit-kin& /alam penelitiannya ditunjukkan #"N
gama yang tinggi, flariasis menunjukkan bah3a penderita tanpa flaremik
mmpunyai kadar #"N gama *E9 pg, hal ini menunjukkan bah3a bila
terdapat kandungan ini akan menstimulasi sel-sel end-thel untuk
mengkspresikan MA kelas # pada permukaan selnya& al ini akan
mengakibatkan bertambahnya kepekaan anti flaria ATL 0sel im,-sit
sit-t-ksik1, terutama di l-kasi radang di mana didapatan juga agen
parasitnya& :ertambahnya akti>itas ATL spesifk akan meningkatkan pula
mekanisme A/AA, yang akan menyebabkan akti>itas killing dari lim,-sit
lebih e,ekti,&
Mekanisme keempat, bila resp-n imun hanya melibatkan sel Th*
saja, pada mekanisme ini terjadi sekresi dan #L-; yang 'ukup, dapat
menyebabkan sekresi antib-di lebih baik dibandingkan dengan yang
terjadi pada mekanisme ) dan *& Pr-duksi #g@*a, #g@ ) karena pengaruh
#L-5, #gK tidak men'-l-k karena masih ada pengaruh #"N gama& Penelitian
resp-n sit-kin pada flariasis, antib-di dalam k-nsentrasi yang tinggi, tidak
terjadi akti>asi /T& Karena terdapat #L-5 dalam jumlah banyak maka
terjadi sekresi #gK dalam jumlah banyak, makr-,ag juga terakti>asi tetapi
tidak sama dengan keadaan bila resp-n imun karena pengaruh sel Thl,
adanya #L-< menyebabkan akti>asi ,ungsi e-sin-phil, dengan demikian
gambaran klinis yang timbul adalah gejala alergi&
E. DIAGNOSIS
3. 2iagnosis ;linik
/itegakkan melalui anamnesis dan pemeriksaan klinik& /iagn-sis
klinik penting dalam menentukan angka kesakitan akut dan menahun
(A#%te and -hroni# 2isease 7ate).
Pada keadaan amikr-flaremik, gejala klinis yang mendukung dalam
diagn-sis )lariasis adalah gejala dan pengalaman lim,adenitis retr-grad,
lim,adenitis berulang dan gejala menahun&
&. 2iagnosis $arasitologik
/itemukan mikr-flaria pada pemeriksaan darah jari pada malam
hari& Pemeriksaan dapat dilakukan slang hari, E8 menit setelah diberi
dietilkarbamasin )88 mg& /ari mikr-flaria se'ara m-r,-l-gis dapat
ditentukan spe'ies 'a'ing flaria&
Pada keadaan amikr-flaremia seperti pada keadaan prepaten, inkubasi,
amikr-flaremia dengan gejala menahun, o##%lt )lariasis, maka deteksi
antib-di danGatau antigen dengan 'ara immun-diagn-sis diharapkan
dapat menunjang diagn-sis&
Adanya antib-di tidak menunjukkan k-relasi p-siti, dengan mikr-flaremi,
tidak membedakan in,eksi dini dan in,eksi lama& /eteksi antigen
merupakan deteksi metab-lit, ekskresi dan sekresi parasit tersebut,
sehingga lebih mendekati diagn-sis parasit-l-gik, antib-di m-n-ki-nal
terhadap 6&gibsoni menunjukkan k-relasi yang 'ukup baik dengan
mikr-flaremia W& ban#rofti di Papua Ne3 @uinea&
4. 2iagnosis "idemiologik
Kndemisitas flariasis suatu daerah ditentukan dengan menentukan
mi#ro)larial rate (mf rate), A#%te 2isease 7ate (A27) dan -hroni# 2isease
7ate (-27) dengan memeriksa sedikitnya )8B dari jumlah penduduk&
Pendekatan praktis untuk menentukan daerah endemis )lariasis dapat
melalui penemuan penderita elefantiasis.
/engan ditemukannya satu penderita elefantiasis di antara )888
penduduk, dapat diperkirakan ada )8 penderita klinis akut dan )88 yang
mikr-flaremik&
F. PENGOBATAN
/ietilkarbamasin adalah satu-satunya -bat )lariasis yang ampuh
baik untuk )lariasis ban#rofti maupun malayi, bersi,at makr-flarisidal dan
mikr-flarisidal& 6bat ini ampuh, aman dan murah, tidak ada resistensi
-bat, tetapi memberikan reaksi samping sistemik dan l-kal yang bersi,at
sementara dan mudah diatasi dengan -bat simt-matik& /ietilkarbamasin
tidak dapatdipakai untuk khem-pr-flaksis&
Peng-batan diberikan -ral sesudah makan malam, diserap 'epat
men'apai k-nsentrasi pun'ak dalam darah dalam E jam, dan diekskresi
melalui air kemih& /ietilkarbamasin tidak diberikanpada anak berumur
kurang dari * tabula, ibu hamilGmenyusui, dan penderita sakit berat atau
dalam keadaan lemah&
Pada )lariasis ban#rofti, /ietilkarbamasin diberikan selama )* hari
sebanyak ; mgGkg berat badan, sedangkan untuk )lariasis malayi
diberikan < mgGkg berat badan selama )8 hari& Pada o##%lt )lariasis
dipakai d-sis < mgGkg :: selama *E minggu&
Peng-batan sangat baik hasilnya pada penderita dengan
mikr-flaremia, gejala akut, lim,edema, #hyl%ria dan elephantiasis dini&
Sering diperlukan peng-batan lebih dari ) kali untuk mendapatkan
penyembuhan sempurna& le"hantiasis dan hydr-'ele memerlukan
penanganan ahli bedah&
$eaksi samping /ietilkarbamasin sistemik berupa demam, sakit kepala,
sakit pada -t-t dan persendian, mual, muntah,menggigil, urtikaria, gejala
asma br-nkial sedangkan gejala l-kal berupa lim,adenitis, lim,angitis,
abses, ulkus, ,unikulitis, epididimitis, -r'hitis dan lim,edema& $eaksi
samping sistemik terjadi beberapa jam setelah d-sis pertama, hilang
sp-ntan setelah *< hari dan lebih sering terjadi pada penderita
mikr-flaremik&
G. PEMBERANTASAN FILARIASIS
Pemberantasan )lariasis ditujukan pada pemutusan rantai
penularan dengan 'ara peng-batan untuk menurunkan m-rbiditas dan
mengurangi transmissi&
Pemberantasan )lariasis di #nd-nesia dilaksanakan -leh Puskesmas
dengan tujuan (
)& Menurunkan A#%te 2isease 7ate (A27) menjadi 8B
*& Menurunkan nf rate menjadi J <B
E& Mempertahankan -hroni# 2isease 7ate (-27)
5& Kegiatan pemberantasan nyamuk terdiri atas (
a. $emberantasan nyam%k de<asa
An-pheles ( resid%al indoor s"raying
Aedes ( aerial s"raying
b. $emberantasan 5entik nyam%k
An-pheles ( Abate )B
AuleN ( minyak tanah
Mans-nia ( melenyapkan tanaman air tempatperindukan, mengeringkan
ra3a dan saluran air
#. /en#egah gigitan nyam%k
Menggunakan ka3at nyamukGkelambuMenggunakan re"ellent
Kegiatan pemberantasan nyamuk de3asa dan jentik tidak masuk dalam
pr-gram pemberantasan )lariasis diPuskesmas yang dikeluarkan -leh
P*MPLP pada tahun )44*&
Penyuluhan tentang penyakit )lariasis dan penanggulangannya perlu
dilaksanakan sehingga terbentuk sikap dan perilaku yang baik untuk
menunjang penanggulangan )lariasis&
Sasaran penyuluhan adalah penderita )lariasis beserta keluarga dan
seluruh penduduk daerah endemis dengan harapan bah3a penderita
dengan gejala klinik )lariasis segera memeriksakan diri ke Puskesmas,
bersedia diperiksa darah jari dan minum -bat /KA se'ara lengkap dan
teratur serta menghindarkan diri dari gigitan nyamuk&
K>aluasi hasil pemberantasan dilakukan setelah < tahun, dengan
melakukan pemeriksaan >ekt-r dan pemeriksaan darah tepi untuk deteksi
mikr-flaria&
H. EPIDEMIOLOGI FILARIA DI INDONESIA
"ilariasis erupakan penyakit yang disebabkan -leh parasit )laria
yang menyerang kelenjar dan pembuluh getah bening /i #nd-nesia
flariasis lim,atik disebabkan -leh W%#hereria ban#rofti 0flariasis ban'r-,ti1
serta *r%gia malayi dan *r%giatimori 0flariasis brugia1 dan dikenal umum
sebagai penyakit kaki gajah atau demam kaki gajah& /iagn-sis pasti
ditegakkan dengan ditemukan mikr-flaria dalam peredaran darah&
W. ban#rofti dan *. timori hanya ditemukan pada manusia&
:erdasarkan si,at bi-l-gik :& malayi di #nd-nesia didapatkan dua bentuk
yaitu bentuk zoo"hili# dan anthro"o"hili#. Peri-disitas mikr-flaria di
peredaran darah pada jenis in,eksi yang hanya ditemukan pada manusia
bersi,at n-ktumal, sedangkan yang ditemukan pada manusia dan he3an
0kera dan ku'ing1 dapat aperi-dik, sub-peri-dik atau peri-dik&
"ilariasis ditularkan melalui >ekt-r nyamuk -%le. 0%in0%e=fas#iat%s di
daerah perk-taan dan -leh Ano"heles s""., Aedes s"". dan /ansonia s"".
di daerah pedesaan& /i dalam nyamuk, mikr-flaria yang terisap bersama
darah berkembang menjadi lar>a in,ekti,& Lar>a in,ekti, masuk se'ara akti,
ke dalam tubuh h-spes 3aktu nyamuk menggigit h-spes dan berkembang
menjadi de3asa yang melepaskan mikr-flaria ke dalam peredaran darah&
Filariasis ditemukan di berbagai daerah dataran rendah yang bera3a
dengan hutan-hutan belukar yang umumnya didapat di pedesaan di luar
.a3a:ali& Filariasis br%gia hanya ditemukan di pedesaan sedangkan
flariasis ban'r-,ti didapatkan juga di perk-taan& Pre>alensi )lariasis
ber>ariasi antara *B sampai 78B pada tahun )497&
Penyakit kaki gajah di #nd-nesia disebabkan -leh tiga spesies 'a'ing
flaria yaitu W%#hereria ban#rofti, *r%gia malayi, *r%giatimori, sedangkan
>ekt-r penyakitnya adalah nyamuk& Nyamuk yang menjadi >ekt-r )laria di
#nd-nesia hingga saat ini telah diketahui terdapat *E spesies nyamuk dari
genus /ansonia, Ano"heles, -%le., Aedes dan Armigeres& Menurut
S-edart- 0)4941 sejumlah nyamuk yang termasuk dalam genus -%le.
dikenal sebagai >ekt-r penyakit menular& -%le. gungue,as'iatus atau
-%le. fatigans menyukai air tanah dan ra3a-ra3a sebagai tempat
berkembang biaknya, >ekt-r ini dapat menularkan demam kaki gajah
pada manusia& :eberapa jenis #%le. lainnya berkembang biaknya
berbeda-beda jenisnya baik berupa air hujan dan air lainnya yang
mempunyai kadar bahan -rganik yang tinggi& ?mumnya menyukai segala
jenis genangan air terutama yang terkena sinar matahari& Menurut
ud-y- 0)49E1 Ano"heles barbirotris tempat perkembangannya adalah di
air ta3ar yang tergenang di tempat terbuka baik alamiah 0ra3a-ra3a1
maupun buatan atau k-lam, di air mengalir yang perlahan-lahan
ditumbuhi tanaman air& /i beberapa daerah, terutama di pedesaan
penyakit ini masih endemis& Sumber penularnya adalah penderita
penyakit kaki gajah baik yang sudah menimbulkan gejala-gejala ataupun
tidak, karena didalam darah terdapat mikr-flaria yang dapat ditularkan
-leh nyamuk&
Menurut Menkes 0*8841 menyebutkan, saat ini di #nd-nesia ter'atat
)) ribu -rang menderita penyakit kaki gajah yang tampak, dimana telah
terjadi pembesaran di kaki dan kelenjar getah bening lainnya& Pendudu
yang terin,eksi tentunya jauh lebih banyak, mereka akan diketahui setelah
dilakukan tes darah&
Tetapi hal ini juga sulit dilakukan karena mi'r- flaria hanya dapat
terdeteksi pada malam hari, sehingga penemuan kasus Filariasis menjadi
sulit& /ijelaskannya, )lariasis ditularkan melalui nyamuk, karena si,atnya
yang demikian maka hal yang harus dilakukan yakni, jika ada sese-rang di
suatu daerah terkena kaki gajah maka harus dilakukan peng-batan bagi
seluruh penduduk dengan pemberian -bat 0peng-batan masal1 satu kali
selama satu tahun berturut turut hingga lima tahun&
/i #nd-nesia sebenarnya sudah memiliki pr-gram peng-batan
masal hasil rek-mendasi W6 ini sejak tahun )478-an dan sudah ada
maping yang menunjukkan bah3a )lariasis terjadi di E9; kabGk-ta bukan
hanya di kant-ng-kant-ng tetapi sudah merata, sejak tahun *88* juga
sudah dilakukan peng-batan masal, ada sekitar E* juta -rang yang sudah
meminum -bat& ?ntuk itu menurutnya, )lariasis harus diatasi se'ara
serius karena selain menyebabkan -rang menjadi tidak pr-dukti,,
meskipun dapat sembuh namun akan terjadi ke'a'atan&
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
)& Filariasis di #nd-nesia masih merupakan pr-blem kesehatan
Masyarakat yang memberikan dampak ek-n-mi s-sial yang
negati, berupa pr-dukti>itas kerja yang menurun dan beban
ek-n-mi s-sial bagi yang menderita elephantiasis&
*& Pemberantasan )lariasis perlu dilaksanakan dengan tujuan
menghentikan transmisi, diperlukan pr-gram yang
berkesinambungan dan memakan 3aktu lama, mengingat masa
hidup dari 'a'ing de3asa yang 'ukup lama&
E& Meskipun )lariasis menunjukkan spektrum mani,estasiklinik
yang luas, peng-batan dengan dietilkarbamasin diberikan dalam
regimen yang sama&
5& Tingkat kesembuhan tinggi bila penemuan dalam ,ase a3al dan
belum ada gejala menahun&
<& /eteksi daerah endemis dilakukan melalui penemuan penderita
elephantiasis dan pemberantasan dilaksanakan -leh Puskesmas
melalui peng-batan dan penyuluhan&
B. SARAN
)& Menjaga kebersihan diri dan lingkungan merupakan syarat
utama untuk menghindari in,eksi )lariasis.
*& Pemberantasan nyamuk de3asa dan lar>a perlu dilakukan sesuai
aturan dan indikasi&
E& Meningkatkan sur>eilans epidemi-l-gi di tingkat Puskesmas
untuk penemuan dini kasus Filariasis, sehingga dapat
meningkatkan kesembuhan& K>aluasi pemberantasan
dilaksanakan setelah < tahun&
DAFTAR PUSTATAKA
:A$$, A& $. )4;4& )478& :n> $ro#eedings of the 4?th Ann%al A-n,eren'e of
the -alifornia /os0%ito -ontrol Asso#iation :n#&,
:asundari Sri ?tami, )448, $%sat $enelitian $enyakit /en%lar, *adan
$enelitian dan $engembangan ;esehatan 2e"artemen ;esehatan 7:,
@akarta
Aartel .L, et al. )44*& W%#hereria ban#rofti infe#tion in h%man and
mos0%ito "o"%lations of a $olynesian 1illage ten years after
interr%"tion of mass #hemo"ro"hyla.i. <ith diethyl#arbamazine&
Trans $ S-' Tr-p Med yg&
Ahandra @ et al, )44;& Age #om"osition of )larial 1e#tor AuleN
OuinOue,as'iatus (2i"tera> -%li#idae) in Aal'utta& :ull Knt $es&
/epkes $#,/itjen PPM = PL- /irekt-rat P*:* Subdit "ilariasis =
S'hist-s-miasis, *88*, $edoman $engobatan /assal $enyakit ;aki
Ga5ah (Filariasis), .akarta&
/epartemen Kesehatan $#. )499& $et%n5%k $elaksanaan $emberantasan
$enyakit ;aki Ga5ah di $%skesmas,
/epartemen Kesehatan $#. )44* $et%n5%k $elaksanaan $emberantasan
$enyakit ;aki Ga5ah di $%skesmas,&
/as SA, :huyan M, Ahakrab-rty :A. )499& Field trials on the relati1e
eA#a#y of three re"ellents against mos0%itoes& #ndian . Med $es
/e Meill-n : et al, )4;7, 1al%ation of W%#hereria ban#rofti infe#tion in
-%le. "i"iens fatigans in $ang--n, :urma& :ull W-rld ealth 6rgan&

Anda mungkin juga menyukai