Anda di halaman 1dari 30

i

LAPORAN KOMUDA BLOK 19


SURVEI PERILAKU HIDUP BERSIH DAN SEHAT (PHBS) DAN
PENGETAHUAN KESEHATAN GIGI DAN MULUT



Disusun oleh :
Nama : Aswan Subakja PH
NIM : 20090340045
Kelompok : 4
Dosen Pembimbing : drg. Nyka Dwi Febria
\
PROGRAM STUDI KEDOKTERAN GIGI
FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA
2012
ii



Halaman Pengesahan Laporan Komuda Blok 19

SURVEI PERILAKU HIDUP BERSIH DAN SEHAT (PHBS) DAN
PENGETAHUAN KESEHATAN GIGI DAN MULUT

Di susun oleh :
Nama : Aswan Subakja PH
NIM : 20090340045

Yogyakarta,05 Oktober 2012
Di setujui oleh :
Dosen Pembimbing :


(drg. Nyka Dwi Febria)
Mengetahui
Koordinator KOMUDA Blok 19 Penanggung Jawab Blok 19



(drg. Laelia Anggraini, Sp. KGA) (drg. Sri Utami)
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ............................................................................................. i
HALAMAN PENGESAHAN ............................................................................... ii
DAFTAR ISI ........................................................................................................ iii
DAFTAR TABEL ....iv
BAB I
I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah ................................................................................. 1
B. Sasaran Survei..3
C. Tujuan Survei ................................................................................................. 3
II. METODE SURVEI
A. Lokasi dan Populasi ....................................................................................... 5
. B. Pengambilan Sampel ...................................................................................... 5
. C. Pengumpulan Data .......................................................................................... 6
. D. Pelaksanaan Survei ......................................................................................... 6
III. HASIL DAN PEMBAHASAN
. A. Survei Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) .......................................... 6
. B. Survei Pengetahuan Kesehatan Gigi dan Mulut ............................................. 9
IV. KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan .................................................................................................. 11
B. Saran ............................................................................................................. 12
iv



BAB II. RENCANA PEMECAHAN MASALAH
I. PENDAHULUAN .......................................................................................... 13
II. MENENTUAN PRIORITAS MASALAH .................................................. 14
III. PENETAPAN PRIORITAS JALAN KELUAR
A. Penyusunan Alternatif Jalan Keluar ............................................................. 17
B. Pemilihan Prioritas Jalan Keluar ................................................................. 18
IV. RENCANA PEMECAHAN MASALAH
A. Asumsi Perencanaan ................................................................................... 21
B. Strategi Pendekatan ..................................................................................... 21
C. Kelompok Sasaran ....................................................................................... 21
D. Tempat ......................................................................................................... 21
E. Waktu ........................................................................................................... 21
F. Biaya ............................................................................................................. 21
G. Organisasi dan Tenaga Pelaksana ................................................................ 22
H. Metode Penelitian 22
BAB III. KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan ................................................................................................. 23
. B. Saran ........................................................................................................... 24
Daftar Pustaka . ...........................................................................................
Lampiran
1

BAB 1

I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah
Derajat kesehatan merupakan salah satu unsur penting dalam upaya
peningkatan Indeks Pembangunan Manusia (IPM). Sementara itu, derajat
kesehatan tidak hanya ditentukan oleh pelayanan kesehatan tetapi yang lebih
dominan dari hal tersebut adalah kondisi lingkungan dan perilaku masyarakat
(Permenkes, 2011). Kondisi sehat dapat dicapai dengan mengubah perilaku dari
yang tidak sehat menjadi perilaku yang sehat dan menciptakan lingkungan sehat.
Oleh karena itu, kesehatan perlu kita jaga, pelihara dan tingkatkan serta
diperjuangkan oleh semua pihak. Menurut Keputusan Menteri Kesehatan RI No.
1193/MENKES/SK/X/2004, ditetapkan Visi Nasional dari promosi kesehatan
untuk mendukung upaya peningkatan perilaku sehat yaitu perilaki hidup bersih
dan sehat 2010).
Perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS) merupakan sekumpulan perilaku
yang diaplikasikan atas dasar kesadaran yang merupakan hasil dari pembelajaran,
yang menjadikan seseorang atau keluarga dapat menolong diri sendiri dibidang
kesehatan dan berperan aktif dalam mewujudkan kesehatan masyarakat. Program
PHBS ini telah dilakukan oleh Kementerian Kesehatan (dulu bernama
Departemen Kesehatan) sejak tahun 1996 (Permenkes, 2011). Sehingga PHBS
merupakan salah satu pilar utama dalam mewujudkan Indonesia Sehat dan
merupakan salah satu strategi untuk mengurangi beban negara dan masyarakat
terhadap pembiayaan kesehatan. Menurut Riset Kesehatan Dasar (RISKEDAS)
tahun 2007 mengungkapkan bahwa rumah tangga di Indonesia yang
mempraktikan PHBS baru mencapai 38,7 %. Oleh sebab itu, Rencana Strategi
(Restra) Kementerian Kesehatan tahun 2010 2014 mencantumkan target 70
2


rumah tangga sudah mempraktikan PHBS pada tahun 2014. Hal ini jelas menuntut
peningkatan kinerja yang luar biasa dalam pembinaan PHBS.
Di dalam PHBS terdapat 5 tatanan yang termuat didalamnya, yaitu tatanan
rumah tangga, sekolah, tempat kerja, sarana kesehatan dan tempat-tempat umum.
Dari tiap-tiap tatanan tersebut memiliki pengaruh yang saling berhubungan,
sehingga, di tiap tatanan diperlukan pengelolahan menajemen program PHBS
melalui tahap pengkajian, perencanaan, penggerakan pelaksanaan atau pembinaan
sampai dengan pemantauan dan penilaian (Permenkes 2011). Pemberdayaan
masyarakat harus dimulai dari rumah tangga atau keluarga, karena rumah tangga
yang sehat merupakan asset atau modal pembangunan di masa depan yang perlu
dijaga, ditingkatkan dan dilindungi kesehatannya. Menurut Depkes tahun 2009,
Beberapa anggota rumah tangga mempunyai masa rawan terkena penyakit
menular dan penyakit tidak menular, oleh karena itu untuk mencegah penyakit
tersebut, anggota rumah tangga perlu diberdayakan untuk melaksanakan PHBS.
PHBS di Rumah Tangga dilakukan untuk mencapai Rumah Tangga ber
PHBS yang melakukan 10 PHBS yaitu :
1. Persalinan ditolong oleh tenaga kesehatan
2. Memberi ASI
3. Menimbang balita setiap bulan
4. Menggunakan air bersih
5. Mencuci tangan dengan air bersih dan sabun
6. Menggunakan jamban sehat
7. Memberantas jentik di rumah sekali seminggu
8. Makan buah dan sayur setiap hari
9. Melakukan aktivitas fisik setiap hari
3

10. Tidak merokok di dalam rumah
B. Sasaran Survei
Sasaran PHBS di rumah tangga adalah seluruh anggota keluarga secara
keseluruhan khususnya di daerah kelurahan suryatmajan dusun cokrodirjan.
dan terbagi dalam 3 hal pokok yaitu (Permenkes, 2011) :
1. Sasaran primer
Sasaran primer adalah sasaran utama dalam suatu rumah tangga yang akan
dirubah perilakunya atau anggota keluarga yang bermasalah.
2. Sasaran sekunder
Sasaran sekunder adalah sasaran yang dapat mempengaruhi individu
dalam keluarga yang bermasalah misalnya : kepala keluarga, ibu, orang
tua, dan tokoh keluarga,
3. Sasaran tersier
Sasaran tersier adalah sasaran yang diharapkan dapat menjadi unsur
pembantu dalam menunjang atau mendukung pendanaan, kebijakan, dan
kegiatan untuk tercapainya pelaksanaan PHBS misalnya : kepala desa,
lurah, camat, kepala puskesmas, tokoh masyarakat, dan lain-lain.

C. Tujuan Survei
Menurut Peraturan Menteri Kesehatan tahun 2011, di dapat tujuan
sebagai berikut :
1. Tujuan Umum :
Meningkatkan PHBS di tatanan rumah tangga, tatanan
institusi pendidikan, tatanan tempat kerja, tatanan tempat umum dan
tatanan fasilitas. Yang dimana akan menjadi acuan bagi lintas
program dan lintas sektor dalam rangka pengembangan program
PHBS percontohan untuk meningkatkan cakupan rumah tangga
4



berperilaku hidup bersih dan sehat secara bertahap dan
berkesinambungan menuju Kabupaten/Kota Sehat.

2. Tujuan Khusus
a. Tersedianya pedoman pelaksanaan program PHBS
Kabupaten/Kota sebagai percontohan untuk meningkatkan
cakupan rumah tangga berperilaku hidup bersih dan sehat.
b. Meningkatkan peran serta organisasi masyarakat atau kelompok
potensial.
c. Meningkatkan akses informasi dan edukasi kepada masyarakat di
tiap tatanan.
d. Terlaksananya pengembangan Kabupaten/Kota percontohan
program PHBS.
e. Memperkuat gerakan dan peran serta masyarakat melalui PHBS
di tiap tatanan.
f. Meningkatnya cakupan rumah tangga berperilaku hidup bersih
dan sehat.
g. Meningkatnya Desa/Kelurahan dan Kabupaten/Kota Sehat.
Adapun tujuan dari sasaran survei Perilaku Hidup Bersih dan Sehat
(PHBS), yaitu:
1. Mahasiswa
a. Mengetahui cara melakukan survei Perilaku Hidup Bersih dan
Sehat (PHBS) dalam tatanan rumah tangga.
b. Melakukan evaluasi Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS)
pada tatanan rumah tangga di wilayah Dusun Gemblakan Bawah,
Kelurahan Suryatmajan, Kecamatan Danurejan, Yogyakarta.
c. Merencanakan suatu pemecahan masalah untuk mengatasi
masalah yang ada di wilayah Dusun Gemblakan Bawah,
Kelurahan Suryatmajan, Kecamatan Danurejan, Yogyakarta.

5

2. Individu dan Keluarga
a. Memperoleh informasi kesehatan melalui berbagai saluran, baik
langsung maupun media massa.
b. Mempunyai pengetahuan, kemauan dan kemampuan untuk
memelihara, meningkatkan dan melindungi kesehatannya.
c. Memperaktikkan perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS),
menuju keluarga atau rumah tangga sehat.
d. Mengupayakan paling sedikit salah seorang menjadi kader
kesehatan bagi keluarga.
e. Berperan aktif dalam upaya/kegiatan kesehatan.
3. Tatanan sarana kesehatan, institusi pendidikan, tempat kerja dan
tempat umum.
a. Masing-masing tatanan mengembangkan kader-kader kesehatan
b. Mewujudkan tatanan yang sehat menuju terwujudnya kawasan
sehat.

II. Metode Survei
A. Lokasi dan Populasi
Lokasi : Kabupaten Yogyakarta, Kecamatan Danurejan, Kelurahan
Suryatmajan, Dusun Gembloan bawah, RW 7.
Populasi : Masyarakat yang berada di Dusun Gembloan bawah.

B. Pengambilan Sampel
Sampel dalam survei PHBS dan pengetahuan kesehatan gigi dan
mulut ini dilakuakan secara random sampling, dipilih secara acak 3 keluarga
dalam suatu kelurahan di kota Yogyakarta, pada survey kali ini pada dusun
Gembloan bawah RW 7. Sedangkan untuk DMFT yaitu dengan mengambil
perwakilan 1 anggota keluarga secara random dari 3 kepala keluarga
tersebut.

6



C. Pengumpulan Data
Pengumpulan data survei PHBS ini dilakukan dengan cara
wawancara langsung pada kepala keluarga atau salah satu perwakilan
keluarga dan dengan menggunakan kuisioner yang di isi oleh salah satu
perwakilan di tiap keluarganya.

D. Pelaksanan Survei
Survei PHBS ini dilakukan pada :
Hari, Tanggal : Kamis, 4 Oktober 2012
Waktu : 08.00 11.00 WIB

III. HASIL DAN PEMBAHASAN.
1. HASIL
A. Survei Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS)
Tabel 1. Distribusi sampel berdasarkan umur dan jenis kelamin
Umur
Laki-laki
Perempuan
Jumlah % Jumlah
%
0-5 tahun - - 1
14,28 %
6-15 tahun - - -
-
16-45 tahun 2 28,57 % 1
14,28 %
46-60 tahun 1 14,28 % 2
28,57 %
>60 tahun - - -
-

Keterangan : Proporsi jumlah perempuan lebih besar dibandingkan dengan
laki-laki.
7

Tabel 2. Data sosial ekonomi sampel.
No Mata pencaharian Jumlah
%
1 Karyawan Swasta 2
28,57%
2 Wiraswasta 1
14,28%
3 Tunakarya / Tidak Bekerja 4
57,14
4 PNS 0
0

Keterangan : Proporsi paling besar untuk data sosial ekonomi adalah
Tunakarya atau tidak bekerja, yaitu 57,14%. Hal ini desebabkan karena di
dominasi oleh Ibu rumah tangga.
Tabel 3. Data sosial budaya sampel.
No Tingkat pendidikan Jumlah
%
1 SD 1
14,28%
2 SMP 2
28,57%
3 SMA / SMK 3
42,85%
4 Tidak Sekolah 1
14,28%

Keterangan : Proporsi anggota keluarga yang memiliki pendidikan terakhir
yang paling banyak adalah SMA.

8



Tabel 4. Rekapitulasi PHBS Tatanan Rumah Tangga Dengan Pokok
Permasalahan
No Pokok permasalahan Keluarga
1 Kesehatan umum YA % Tidak %
Tidak merokok 2 66,67% 1 33,33%
Sarapan pagi 2 66,67% 1 33,33%
Dana Sehat 0 - 3 100%
Cuci tangan 3 100% 0 -
Sikat gigi sebelum tidur 0 - 3 100%
2 Kesehatan Lingkungan
Penduduk menggunakan jamban 3 100% 0 -

Penduduk menggunakan sarana
air bersih
3 100% 0 -

Terdapat tempat pembuangan
sampah
3 100% 0 -

Terdapat SPAL ( Sistem
Pembuangan Air Limbah)
1 33,33% 2 66,67%
Kepadatan penduduk 0 - 3 100%

9

B. Survei pengetahuan kasehatan gigi dan mulut
Tabel 5. Frekuensi menyikat gigi responden per hari

No
Frekuensi
Menyikat
gigi
Kelompok umur (tahun)
6-15
(n=)
16-45 (n=1) 46-60 (n=2)
>60
(n=)
% % % %
1
Tidak
pernah
- - - - - - - -
2 Satu kali - - - - - - - -
3 Dua kali - - 1 33,33% 2 66,67% - -
4 Tiga kali - - - - - - - -

Keterangan : Prosentase menyikat gigi responden paling banyak adalah 2
kali, dan kelompok umur 46-60 tahun yaiu sebesar 100% dan 66,67%
Tabel 6. Pemanfaatan fasilitas kesehatan gigi dan mulut.

No

Jenis masalah
Kondisi
Ya tidak Tidak tahu
% % %
1
Pernah mendapatkan
perawatan gigi
2 66,67% 1 33,33% - -
2
Merasakan kelainan
pada gigi dan mulut
- - 3 100% - -
10



3
Melakukan perawatan
gigi di puskesmas
- - 3 100% - -

Keterangan : proporsi dari tabel diatas bahwa terdapat 2 responden pernah
mendapatkan perawatan gigi, dan untuk sekarang tidak ada yang
mengalami kelainan. Sedangkan utuk melakukan perawatan gigi di
puskesmas tidak ada, karena responden melakukan perawatan pada klinik.
Tabel 7. Tingkat pengetahuan responden tentang kesehatan gigi dan
mulut.
Umur
Tingkat
pengetahuan
6-15 n(0) 16-45(1) 46-60(2)
>60
% % %
%
Rendah (0-4) - - - - 1 33,33% -
-
Sedang (5-8) - - 1 33,33% 1 33,33% -
-
Tinggi (>9) - - - - - - -
-

Keterangan : proporsi untuk tingkat pengetahuan, paling bnyak adalah
pada level sedang, dengan skala umur 16-45 tahun dan 46-60 tahun.
11

Tabel 8. Tingkat kepercayaan responden tentang kesgilut.

No

Jenis masalah
Kondisi
Ya tidak Tidak tahu
% % %
1
Percaya gigi bisa
dipertahankan sampai
tua
2 66,67% 1 33,33% - -
2
Percaya pencabutan
gigi menyebabkan
kebutaan
2 66,67% 1 33,33% - -

Keterangan: Responden yang percaya bahwa gigi dapat dipertahankan
sampai tua adalah 2 orang dan untuk percaya pencabutan gigi dapat
menyebabkan kebutaan adalah 2 orang.
2. Pembahasan
Berdasarkan dari hasil survei PHBS diatas disebutkan bahwa
perilaku hidup bersih pada tatanan rumah tangga sudah mencakup 8 dari
10 indikator PHBS (Perilaku Hidup Bersih dan Sehat) yang ditujukan
pada tatanan rumah tangga. Dari seluruh anggota keluarga yang berjumlah
7 anggota keluarga (keluarga Ibu Dariem sebanyak 3 anggota keluarga,
keluarga Bapak Muhsiran sebanyak 2 anggota keluarga dan keluarga
Bapak Budi riyanto sebanyak 3 anggota keluarga.
Berdasarkan dari hasil survei PHBS dalam tatanan rumah tangga
berdasarkan tabel 3 dan tabel 7 yang sangat berakitan tentang tingkat
pendidikan dan tingkat pengetahuan disebutkan bahwa Kepala Keluarga
yang memiliki pendidikan terakhir SMA sebanyak 42,85% lebih tinggi
tingkat pengetahuannya dibandingkan dengan Kepala Keluarga yang
12



memiliki pendidikan terakhir lainnya. Hal tersebut dikarenakan tingkat
pendidikan setiap keluarga dapat mempengaruhi seseorang dalam
mencerna informasi dan memperoleh pengetahuan dalam menerapkan
hidup sehat. Tingkat pengetahuan tentang kesehaan gigi dan mulut dapat
dikategorikan sedang sebanyak 66,66% dan kategori rendah sebanyak
33,33%. Menurut proporsi tentang tingkat pengetahuan kesehatan gigi dan
mulut telah terlihat bahwa keluarga yang telah dipilih sebagai responden
mengerti tentang resiko terjadinya penyakit, penyebabnya timbulnya
penyakit, apa yang terjadi jika penyakit tersebut tidak disembuhkan, serta
pencegahan yang dilakukan sebelum penyakit gigi dan mulut yaitu dengan
cara menyikat gigi sebanyak 2 kali sehari. Pengetahuan tentang kondisi
gigi, seperti halnya mempercayai bahwa gigi dapat dipertahankan hingga
tua sebanyak 66,66% dan pencabutan gigi tidak dapat menyebabkan
kebutaan 66,66%.
Berdasarkan hasil survei PHBS dalam tatanan rumah tangga dan
berdasarkan tabel 2 tentang sosial ekonomi disebutkan bahwa Wiraswasta
sebanyak 14,28%, Karyawan Swasta sebanyak 28,57%, dan Tunakarya
sebanyak 57,14%. Kepala Keluarga yang memiliki mata pencaharian
Karyawan Swasta lebih kooperatif karena dapat terlihat dari hasil
wawancara bahwa pada saat menanggapi pertanyaan dan informasi sangat
mengerti akan kesadaran perilaku hidup bersih dan sehat. Sosial ekonomi
sangat berpengaruh terhadap perubahan sikap menuju hidup bersih dan
sehat, karena pendapatan yang digunakan untuk kebutuhan sehari-hari
sangat berpengaruh dalam keadaan sehat seseorang. Keadaan gizi
seseorang dan sanitasi lingkungan yang bersih sangat berpengaruh
terhadap kondisi sehat seseorang.
Menurut hasil survei PHBS tentang kesehatan umum dan
kesehatan lingkungan disebutkan bahwa ada 8 indikator yang dilakukan
hampir 100%. Pada kesehatan umum, survei penduduk yang proporsi
jumlah penduduk yang tidak sikat gigi sebelum tidur dan mengikuti dana
sehat yaitu 3 KK , hal ini lebih besar jumlahnya dibandingkan indicator
13

yang lain. Untuk kesehatan lingkungan semua indicator telah dilakukan oleh
ke tiga keluarga tersebut.
.
IV. Kesimpulan dan Saran
1. Kesimpulan
Menurut hasil survei PHBS sangat dipengaruhi oleh tingkat
pendidikan, sosial ekonomi, dan sosial budaya. Dari 10 indikator PHBS
rumah tangga. ada 6 indikator yang dilakukan, 100% menunjukkan bahwa
perilaku hidup bersih telah dilakukan oleh anggota keluarga tersebut.
Menurut survei tingkat pengetahuan kesehatan gigi dan mulut terhadap
responden terdapat 66,67 % yang memiliki kategori tingkat pengetahuan
sedang dan 33,33 % memiliki kategori tingkat pengetahuan rendah. Oleh
karena itu, semakin tinggi tingkat pengetahuan, semakin mudah
mendapatkan informasi untuk melakukan perilaku hidup bersih dan sehat
karena dalam mencerna dan memahami informasi akan kesadaran perilaku
hidup bersih sangatlah penting.

2. Saran
a. Bagi Masyarakat
1. Masyarakat meningkatkan pengetahuan tentang perilaku hidup
bersih dan sehat (PHBS) pada lingkungan sekitar agar tercapai 10
indikator dari PHBS tersebut.
2. Masyarakat diharapkan menjaga kesehatan gigi dan mulut serta
meningkatkan pengetahuan tentang kesehatan gigi dan mulut.
b. Bagi Puskesmas
Meningkatkan promosi kesehatan dalam bidang PHBS serta
kesehatan gigi dan mulut sehingga masyarakat lebih paham pentingnya
kesehatan dan menciptakan hidup bersih.
14



BAB II

I. Pendahuluan
Menurut Azrul Azwar 1996, dalam menentukan prioritas masalah
ditentukan oleh beberapa kriteria yang digunakan, criteria yang dimaksud
yaitu :
1. I (Importancy) adalah pentingnya suatu masalah, terdiri dari beberapa
komponen yaitu :
a. P (Pravelence) adalah besarnya masalah
b. S (Severity) adalah akibat yang ditimbulkan
c. RI (Rate of increase) adalah kenaikan besarnya masalah
d. DU (Degree of unmeet need) adalah derajat keinginan masalah yang
tidak terpenuhi
e. SB (Social benefit) adalah keuntungan social karena terselesaikannya
masalah.
f. PB (Public concern) adalah rasa prihatin masyarakat terhadap
masalah
g. PC (Public climate) adalah suasana politik
2. T (Technical feasibility) adalah kelayakan teknologi yang tersedia
3. R (Resources availability) adalah sumber daya yang tersedia.

15

II. Menentukan Prioritas Masalah

Tabel 9. Matriks permasalahan kesehatan Umum Dengan
Parameter


N
o

Daftar
masalah
I
T

R

IXTXR
P S RI DU SB PB PC
1 Merokok 1 3 3 2 3 2 2 2 2
864
2
Tidak sarapan
pagi
1 2 2 2 2 2 1 2 2
128
3
Tidak memiliki
Dana Sehat
3 2 2 1 2 2 2 2 1
192
4
Tidak sikat gigi
sebelum tidur
2 3 3 3 3 2 1 2 2
1296
5
Tidak mencuci
tangan
1 3 3 2 3 2 1 2 2
432

Keterangan:
I. Nilai 1 : untuk kriteria masalah yang kurang penting
II. Nilai 2 : untuk kriteria masalah yang agak penting
III. Nilai 3 : untuk kriteria masalah yang penting
IV. Nilai 4 : untuk kriteria masalah yang sangat penting
V. Nilai 5 : untuk kriteria masalah yang sangat penting sekali
16



Tabel 10. Matriks Permasalahan Kesehatan Lingkungan dengan
Parameter


No

Daftar
masalah
I T R
IXTXR
P S RI DU SB PB PC
1
Penduduk
tidak
menggunakan
jamban
1 3 3 1 2 1 1 2 2
72
2
Penduduk
tidak
menggunakan
sarana air
bersih
1 3 2 1 2 1 2 2 2
96
3
Tidak terdapat
tempat
pembuangan
sampah
1 3 2 1 2 1 1 2 2
48
4
Tidak terdapat
SPAL (Sistem
Pembuangan
Air Limbah)
1 3 2 2 2 2 2 2 2
384
5
Kepadatan
penduduk
1 2 3 2 1 1 1 1 1
12

17

Keterangan:
I. Nilai 1 : untuk kriteria masalah yang kurang penting
II. Nilai 2 : untuk kriteria masalah yang agak penting
III. Nilai 3 : untuk kriteria masalah yang penting
IV. Nilai 4 : untuk kriteria masalah yang sangat penting
V. Nilai 5 : untuk kriteria masalah yang sangat penting sekali

Dari data diatas dapat disimpulkan bahwa prioritas masalah yang ada
adalah :
1. Kesehatan Umum berupa masalah sikat gigi sebelum tidur.
2. Kesehatan Lingkungan berupa tidak adanya sistem pembuangan limbah
(SPAL)

18



III. PENETAPAN PRIORITAS JALAN KELUAR
A. Penentuan Alternatif Jalan Keluar
Tabel 11. Alternatif Jalan Keluar Kesehatan Umum
Masalah Penyebab Timbulnya Masalah Aternatif Jalan Keluar
Sikat gigi
sebelum
tidur

1. Kurangnya pengetahuan
kesehatan gigi dan mulut
(khususnya dalam menyikat
gigi)


2. Kurangnya kesadaran atas
kesehatan gigi


3. Persepsi yang salah, tentang
menyikat gigi
1. Penyuluhan dan
edukasi tentang
kesehatan gigi dan
mulut (khususnya
tentang menyikat gigi)

2. Mencoba melakukan
pendekatan di
lingkungan sekitar

3. Memberikan edukasi
yang benar tentang
persepsi atau pola pikir
yang salah terhadap
menyikat gigi

Tabel 12. Alternative Jalan Keluar Kesehatan Lingkungan
Masalah Penyebab Timbulnya Masalah
Alternative Jalan Keluar
Tidak terdapat
SPAL (Sistem
Pembuangan
Air Limbah)
1. Kurangnya informasi tentang
SPAL


2. Kurangnya partisipasi
masyarakat dalam pembuatan
SPAL


1. Penyuluhan informasi
tentang SPAL

2. Bergotong royong dalam
pembuatan SPAL
terpadu



19

3. Kurangnya lahan untuk
pembuatan SPAL
3. Penyedotan air limbah
secara
berkesinambungan

B. Pemilihan Prioritas Jalan Keluar
Tabel 13. Prioritas alternative jalan keluar kesehatan umum

No

Daftar Alternative Jalan
keluar
Efektivitas efisiensi Jumlah
M x I x V
C
M I V C
1 Penyuluhan dan edukasi
tentang kesehatan gigi dan
mulut (khususnya menyikat
gigi)

5 4 4 2
40
2 Melakukan pendekatan pada
orang tua dan anak dan
lingkungan sekitar
4 3 3 3
12
3 Memberikan edukasi yang
benar tentang persepsi atau
pola pikir yang salah terhadap
menyikat gigi
4 3 3 2
18

Keterangan :
Magnitute (M) : besarnya masalah yang dapat diatasi.
Importancy (I) : pentingnya jalan keluar.
Venerability (V) : seberapa cepat masalah dapat diselesaikan.
Cost (C) : biaya yang dikeluarkan untuk menyelesaikan masalah.

20



Nilai 1 : untuk kriteria masalah yang paling tidak efektif / paling tidak
efisien
Nilai 2 : untuk kriteria masalah yang tidak efektif / tidak efisien
Nilai 3 : untuk kriteria masalah yang cukup efektif / cukup efisien
Nilai 4 : untuk kriteria masalah yang efektif / efisien
Nilai 5 : untuk kriteria masalah yang paling efektif / efisien

Tabel 14. Prioritas alternative jalan keluar kesehatan lingkungan

No

Dafter alternative jalan keluar
Efektivitas Efisiensi Jumlah
M x I x V
C
M I V C
1 Penyuluhan informasi tentang
SPAL
5 4 4 2
40
2 Bergotong royong dalam
pembuatan SPAL terpadu
4 3 3 3
12
3 Penyedotan air limbah secara
berkesinambungan
4 4 2 4
8

Keterangan :
Magnitute (M) : besarnya masalah yang dapat diatasi.
Importancy (I) : pentingnya jalan keluar.
Venerability (V) : seberapa cepat masalah dapat diselesaikan.
Cost (C) : biaya yang dikeluarkan untuk menyelesaikan masalah.

21

Nilai 1 : untuk kriteria masalah yang paling tidak efektif / paling tidak
efisien
Nilai 2 : untuk kriteria masalah yang tidak efektif / tidak efisien
Nilai 3 : untuk kriteria masalah yang cukup efektif / cukup efisien
Nilai 4 : untuk kriteria masalah yang efektif / efisien
Nilai 5 : untuk kriteria masalah yang paling efektif / efisien

22



I. RENCANA PEMECAHAN MASALAH
A. Asumsi perencanaan
1. Positif : warga dusun gemblakan bawah kooperatif , biaya
pelaksanaan prioritas jalan keluar yang dibutuhkan mencukupi dan
tidak melebihi kapasitas.
2. Negatif : kurangnya SDM dalam melakukan penyuluhan, sarana dan
prasarana kurang memadai serta padatnya penduduk.
B. Strategi Pendekatan
1. Pendekatan secara langsung dengan melakukan penyuluhan kepada
masyarakat.
2. Melakukan pendekatan secara tidak langsung kepada para kepala
keluarga agar dapat mempengaruhi anggota keluarga lainnya.
3. Dilakukan evaluasi secara rutin setelah dilakukan penyuluhan agar
mengetahui keefektifan dari hasil penyuluhan.
C. Kelompok sasaran : individu dan komunitas di dusun gemblakan bawah.
D. Tempat : mengumpulkan seluruh warga yang berada di lingkungan
sekitar untuk berkumpul ke kantor kelurahan agar mendapat penyuluhan
secara efektif.
E. Waktu : dilaksanakan pada hari minggu atau pada saat semua warga
berada di lingkungan sekitar.
F. Biaya : Rp 400.000 X 1 kali dalam sebulan X 6 bulan = Rp 2.400.000
23

G. Organisasi dan Tenaga Pelaksana : puskesmas dan tenaga pemberi
pelayanan kesehatan bekerjasama dengan kecamatan danurejan dibantu
relawan untuk memberikan penyuluhan.
H. Metode penelitian dan kriteria keberhasilan : metode penelitian yang
dilakukan adalah survey secara randomisasi pada 3 kepala keluarga dan
observasi. Kriteria keberhasilannya adalah jika terjadi peningkatan
angka presentasi jumlah warga yang menggosok gigi sebelum tidur dan
SPAL secara baik.

24



BAB III
KESIMPULAN DAN SARAN
A. KESIMPULAN
1. Hidup sehat dimulai dari diri sendiri sehingga akan menyebar ke
keluarga dan lingkungan sekitar menjadikan kehidupan yang lebih
sehat dan tercapainya perubahan perilaku kesehatan.
2. Dari surevei PHBS dapat diketahui masalah yang banyak terjadi
dimasyarakat sehingga dapat dicari jalan keluar untuk mengatasi
masalah tersebut.
3. Permasalahan utama pada kesehatan umum adalah menggosok gigi
sebelum tidur dan prioritas jalan keluarnya adalah dengan penyuluhan
dan edukasi tentang kesehatan gigi dan mulut (khususnya tentang
menyikat gigi).
4. Permasalahan utama pada kesehatan lingkungan terletak pada sistem
pembuangan air limbah (SPAL) dengan prioritas jalan keluarnya
berupa pemberian penyuluhan informasi tentang sistem pembuangan
air limbah (SPAL), bersama-sama mengajak warga untuk bergotong
royong membuat SPAL terpadu, melakukan penyedotan air limbah
secara berkesinambungan.
5. Kepedulian warga terhadap kesehatan gigi dan mulut masih kurang
sehingga perlu melakukan edukasi kepada warga untuk meningkatkan
pengetahuan tentang kesehatan gigi dan mulut.
25

B. SARAN
1. Penyuluhan terhadap pentingnya perilaku hidup bersih dan sehat
(PHBS) perlu ditingkatkan.
2. Pemerintah lebih berperan aktif dalam memantau jalannya program
promosi kesehatan.
3. Pemerintah lebih berperan aktif dalam mensosialisasikan pentingnya
asuransi kesehatan.
4. Seluruh warga diharapkan ikut berpartisipasi aktif dalam upaya
mewujudkan perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS).

26



Daftar Pustaka

Departemen Kesehatan Republik Indonesia, 2009. Visi Nasional Promosi
Kesehatan. Jakarta
Prof. DR. Azrul Azwar M.P.H, 2010, Pengantar Administrasi Kesehatan,
BINARUPA AKSARA, Tangerang
Sadaya, P.2010 10 Indikator PHBS Tatanan Rumah Tangga. Diakses tanggal 5
Oktober 2012, dari :
http://www.puskel.com/10-indikator-phbs-tatanan-rumah -tangga/
Peraturan Menteri Kesehatan, 2011. Pedoman Perilaku Hidup Bersih dan Sehat.
Jakarta

Anda mungkin juga menyukai